Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


MATA KULIAH PANCASILA

Disusun oleh: kelompok 3


Renaldo Saputra (20531133)
Seftya Lidyawati (20531144)
Suci Wulandari (20531154)
Sukma Ayu S.W (20531156)
Sulis Vera Dilla (20531158)

Dosen Pengampu: Bpk Edison,M.Tpd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2020
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah,kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul “Pancasila
Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bpk
Edison M.Tpd selaku dosen pengajar yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan
penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai Dasar
Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga akan
membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NKRI Tahun
1945. tetapi jugaa pengembangan teori-teori terkait.

Kami jugo mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan kerendahan hati, kelompok kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, dan kami terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Wassalammualaikum Wr.Wb

Rejang Lebong 5,November 2020

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISIAM...................................................................................................... 2

BAB I......’................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN.................................................................................................... 3

A.Latar Belakang............................................................................................... 3

B.Rumusan Masalah.......................................................................................... 3

C.Tujuan............................................................................................................ 3

BAB II...................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

A.Makna Pancasila Dasar Negara...................................................................... 4

B.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945.............. 5

C.Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945............. 6-12

D.Implementasi Pancasila dalam Kebijakan Negara........................................ 13-14

BAB III.................................................................................................................... 15

PENUTUP............................................................................................................... 15

A.Kesimpulan.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa, tanggal 1 Juni


diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia
sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah
perbedaan antara masyarakat Indonesiadengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat
pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern
berdasarkan nilai luhur tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan
suatu hukum yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang dimaksud
yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.Dengan ditulisnya makalah
ini harapan sayadapat sedikit membantu memberikan gambaran bahwa
mempelajarpancasila adalah untuk mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari
pancasila yang benar, yakni yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis,
konstitusional, maupun secara objektif –ilmiah. Secara yuridis –konstitusional artinya
karena pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu setiap orang boleh
memberikan pengertian atau tafsiran menurut pendapat sendiri. Secara objektif –ilmiah
artinya karena pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philoshofical way of
thingking atau philoshophical systems ehingga uraian harus logis dan diterima oleh akal
sehat.

B.Rumusan Masalah

1.Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945?

2.Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun 1945?

C. Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:

1.Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun


19452.Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun 1945

3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Makna Pancasila Dasar Negara

Pancasila telah menjadi dasar negara dan ideologi Indonesia yang berperan sebagai
pedoman hidup bangsa. Pancasila sebagai dasar negara adalah perwujudan cita-cita leluhur
dan tujuan utama bangsa Indonesia Pancasila sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta yang
berasal dari kata Panca dan Sila. Kata Panca memiliki arti lima, sedangkan Sila berarti dasar
atau tingkah laku yang baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa Pancasila
memiliki arti lima dasar yang dapat dilihat dari segi etimologi. Melihat Fungsi dan Makna
Pancasila sebagai Dasar Negara

(1) Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Posisi Pancasila sebagai dasar negara mengandung sejumlah makna seperti ideologi
nasional dan cita-cita bangsa. Tidak hanya itu, Pancasila sebagai dasar negara juga memiliki
fungsi yang mengatur penyelenggaraan aparatur negara sesuai dengan bunyi dan isi
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi landasan, pondasi, dan titik utama bangsa
Indonesia dalam mengatur kehidupan bernegara. Hal itu dicantumkan dalam tiap-tiap butir
Pancasila yang telah disusun berdasarkan musyawarah dan sesuai dengan karakter bangsa.

Pancasila sebagai dasar negara juga dapat dilihat sebagai fundamental hukum bangsa.
Sebab, pokok-pokok kaidah negara sudah tercantum dalam kandungan Pancasila, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

4
B.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945Pancasila adalah


sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga mempunyai kedudukan kuat, tetap dan
tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara fundamental secara
hukum tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR dan DPR. (Landasan Hukumnya
Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan TAP MPR
No. IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara
proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang memuat Pancasila) juga bersifat tetap
(tidak dapat diubah), melekat kuat pada kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia.Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hokum Republik
Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang telah pasti demi
kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan substitusi esensial
Pembukaan UUD 1945.Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam
kepribadian bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
kenegaraan.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah bahwa pokok-pokok


pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila. Pokok-pokok pikiran tersebut antara
lain negara persatuan, negara hendak mewujudkan keadilan seluruh rakyat Indonesia,
Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan danpermusyawaratan
dan negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia
tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi
sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak
tertulis di Indonesia.

Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di


antara sesamawarga bangsa. Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai
kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang
merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan.
Karena itu pancasila di jadikan ideologi negara.

Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan
RI 17 Agustus 1945.Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara
pancasila, merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus
kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang Indonesia.Ketuhanan yang merupakan
perintah secara pokok itu perlu diberi penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam
penjelasan otentik UU Indonesiaa. Jadi pancasila adalah jiwa, inisumber dan landasan UUD
1945. Secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaanUUD 1945 adalah garis besar cita-yang terkandung dalam pancasila.

5
C.Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945

Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pancasila yang disusun
dalam pasal-pasal.Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebutr dijelaskan dalam
penjelasan otentik Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang
dasar adalah hukum dasar yang tertulis. Hal ini mengandung pengertian bahwa sebagai
hukum,maka undang-undang dasar adalah mengikat perintah,mengikat tembaga negara
dan lembaga masyarakat dan juga mengikat semua negara indonesia dimana saja dan
setiap penduduk warga Indonesia dan sebagai hukum,maka undang-undang dasar berisi
norma-norma,atura-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakandan
ditaati.UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar yang merupakan
sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang,peraturan pemerintah atau
keputusan pemerintah,bahkan setiap kebijak sanaan pemerintah haruslah berlandaskan
atau bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung
jawaban pada ketentuan UUD 1945.

Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD alam kerangka tata urutan atau tata tingkatan
norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang menempati
kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-undang dasar juga berfungsi sebagai
alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang redah yang berlaku sesuai atau tidak
dengan ketentuan undang-undang dasar.Selain dari apayang diuraikan dimuka dan sesuai
pula dengan penjelasan undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945
mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang
dasar1945 itu sendiri ialah bahwa;pembukaan undang-undang dasar 1945mengandung
pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945dalam pasal-
pasalnya.Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan
dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuatdasar falsafah

negara pancasiladan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.

UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok
pikiran terkandung dalam UUD1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan
Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu
sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada
dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945.

Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping
Undang-Undang dasar, masih ada hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupkan
sumber hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan ‘aturan-auran dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negara, meskipun tidak tertulis’.
Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai pelengkap

6
atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegaraan, karena aturan tersebut tidak
terdapat dalam Undang-Undang dasar.UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah
dengan Empat pasal Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945
termasuk singkat dan bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan
UUD 1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar hanya
memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah
pusatdan lain-lain penyelengaraan negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara.
Undang-Undang dasar yang disingkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti
Indonesia ini yang masih harus terus berkembang secaradinamis, sehingga dengan aturan-
aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman,
sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada
Undang-Undang yang lebih mudah caranya membuat, menubah dan mencabut. Oleh karena
itu, makin supel (elastic)Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam
pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin
pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.Dalam pengertian yang bersifat yuridis
kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea
Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan,

“.....maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-


Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdaar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosialbagi selutuh rakyat Indonesia”.

Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya
adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia,
sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No.
IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang
dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan
Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila.

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan secara
formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnyaPancasila secara formal
di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

7
1)Hubungan Secara Formal :

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka
Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat
dalam Pancasila.Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat
disimpulkan sebagai berikut:

a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok
kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hokum
c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga
berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang
intinya adlah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan
sebagai sumbernya.
d. Bahwa Pancasila dengan demikiandapat disimpulkan mempunyai
hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesi

2). Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang bersifat
formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai
berikut:Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD
1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-
tama adalah dasar filsafat Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah
pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat
negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam jakarta yang di susun oleh panitia 9,
sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada
Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini
berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila.

Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber
materi, sumber bentuk dan sifat.Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan

8
kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,
maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok
kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila Pembukaan yang
berintikan Pancasila merupakan sumber bagi batang tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal ini
disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal atau
batangtubuh UUD NRI Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai
Mukadimah,Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau eksistensi
sendiri. Akibat hukum dari Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila
sebagai norma dasar hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum
dan melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses perumusan Pancasila dan
Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang di bahas oleh BPUPKI
yang pertama-tama adalah dasar filsafat pancasila, baru kemudian pembukaan. Setelah
siding pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara Pancasila dan
berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan yang
merupakan wujud pertama Pembukaan UUD NRI tahun 1945.Dalam tertib hukum
Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis.

Undang-Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada
dasar pokokbagi UUD, yaitu Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental yang didalamnya temuat Pancasila. Walaupun UUD itu merupakan hukum
dasar Negara Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun kedududkannnya
bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok Menurut teori dan
keadaan,sebagaimanaditunjukkan oleh Bakry (2010: 222), Pokok Kaidah Negar yang
Fundamental dapat tertulis dan juga tidak tertulis. Pokok Kaidah yang tertulis mengandung
kelemahan, yaitu sebagai hukum positif, dengan kekuasaan yang ada dapat diubah
walaupun sebenarnya tidak sah. Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang tertulis juga

memiliki kekuatan, yaitu memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum positif
mempunyai sifat imperative yang dapat dipaksakan.

Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan tetap berupa
pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 tidak dapat
diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang terjadi hanya satu kali tidak
dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat juga tdak digunakan sebagai Pokok
Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan
ketatanegaraa yang pernah terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.Sementara itu,
Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu karena tidak tertulis maka
formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas semingga mudah tidak diketahui atau tidak
diiingat.

Walaupun demikian, Pokok Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat
diubah atau dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat
dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010: 223).

9
Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum etis.
Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negara, yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945Pembukaan UUD
NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan,
cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut
mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dar pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok
pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh
melalui pasal-pasal UUD NRI tahun 1945.Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945
yang memuat Pancasila dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis.
Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran
Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telahmenjadi hukum
positif.

Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung 4


pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok
pikiran tersebut adalah sebagai berikut A. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”,
yaitu “negara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosialbagi
seluruh rakyat Indonesia”.

B. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak


mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”

C. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang


berkedaulatan rakyat, berdasaratas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”

D. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterima
dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa
Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham
golongan dan segala paham perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini
maka persatuan merupakan dasar negara yang utama. Oleh karena itu,
penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan
negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.Pokok pikiran kedua merupakan

10
causa finalisdalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau
suatu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan
dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita
dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem
negara yang menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus


mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga
mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran
kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi

hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran
keempat Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan asasmoral bangsa dan negara
(Bakry, 2010; 210).MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945
sebanyak empat kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000,
9 November 2001, dan 10 Agustus 2001.

Menurut Rindjin (2012: 245-246),keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang
telah mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;

1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan negara

2.Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi
warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial

3. Pasal-pasal yang berisi materi lainberupa aturan mengenai bendera negara, bahasa
negara, lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan UUD, aturan peralihan, dan aturan
tambahan.Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang Tubuh
UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran Pancasila
kedalam batang tubuh melalauipasal-pasal UUD NRI Tahun 1945.1)

Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negaraa.Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia
adalah negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan
supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dankebenaran dan tidak ada kekuasaan
yang tidak dipertanggungjawabkan

11
b.Pasal 3ayat

(1) MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUDayat

(2) MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presidenayat

(3) MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presidendalam masa
jabatannya menurut UUD

2) Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara,


agama,pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

a.Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.

b.Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upayapembelaan negara.

c.Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk


memelukagamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannyaitu.

d.Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.

e.Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asaskekeluargaan.

f.Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.

3)Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu
kebangsaan

.a.Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang MerahPutih

b.Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

c.Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika

d.Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

12
D.Implementasi Pancasila dalam Kebijakan Negara

Dasar kehidupan bersama di Indonesia adalah Pancasila.Kita selalu melandaskan


Pancasila dalam melandaskan segala apapun. Pancasila pertama kali disebut dalam sidang
pertama BPUPKI yang berlangsung pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni. Tepatnya pada
tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno memperkenalkan 5 sila yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka, lahirlah Pancasila.

Meskipun saat Orde Baru sempat disalahgunakan, tetapi pada jaman sekarang Pancasila
digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa Pancasila itu sangat penting. Mereka
mengimplementasikan Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap
masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya masing-masing.
Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya dengan tenang tanpa gangguan intoleransi.
Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak menistakan agama lain dan harus menjunjung
tinggi kerukunan umat beragama antara satu dengan yang lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara
Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu, juga
kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum, dan semua hal yang telah diatur
di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara Indonesia tersebut.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia
tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan negara
kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatism, dan hal-hal yang
serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara
kita. Kita harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun masalah
yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat ini. Contohnya
banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK. Hal ini semakin parah karena
masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap dalam menghormati pendapat orang lain.
Demokrasi dan rasa legowo di hati para pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama.
Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghormati segala keputusan yang telah
dirundingkan bersama. Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun
hasilnya.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini, dapat
dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia mendapat kesejahteraan
dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang
layak, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, perlindungan keamanan dan hokum yang
seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.Meskipun

13
banyak orang maupun pihak yang ingin memecah belah negara kita dengan menganggu nilai-
nilai Pancasila, kita tidak boleh goyah. Kita harus berpegang teguh pada Pancasila yang
menyatukan Indonesia yang sangat luas ini. Nilai-nilai Pancasila merupakan hasil kerja keras
para leluhur kita yang ingin Indonesia dapat hidup dengan damai dan tenteram. Kita sebagai
anak muda, harus bisa selalu menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila agar tidak pudar karena
budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Apalagi sekarang ancaman bisa datang dari
mana saja. Bisa saja dari internet, paham tidak benar, dan lain-lain.

Implementasi Pancasila sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila kita tidak
menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama, maka dapat
menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun oleh orang lain.
Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa untuk selalu melandaskan Pancasila dan tetap menjaga
keutuhan nilai dari Pancasila sendiri. Jika bukan kita yang menjaga dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila, siapa lagi?

14
BAB III
PENUTUPAN
A.Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI


Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan
secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara
formal di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam batang
tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD
NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh
UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita
hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.

15
DAFTAR PUSTAKA
Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945”. Online.
(http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-dalm-batang-tubuh-uud-
nri.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Anak Ciremai. 2016. “Makalah PPKNtentang Hubungan Pancasila”. Online.


(http://www.anakciremai.com/2016/03/makalah-ppkn-tentang-hubungan-
pancasila.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Ria Vinola. 2014. “Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945”. Online.


(http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-pembukaan-uud-
1945_79.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara Pancasila
Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online. (http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-
dan-jelaskan-hubungan-antara-pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/) Diakses 22
September 2018

https://tirto.id/sejarah-hari-lahir-pancasila-peran-bpupki-dan-ppki-cpMp

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/03/070000769/arti-penting-pancasila-sebagai-
dasar-negara-dan-pandangan-hidup?page=all

https://www.kompasiana.com/miratunnisa9767/5d4d5886097f360c44671793/pancasila-
sebagai-dasar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara?page=all

http://s2mkp.fisip.unair.ac.id/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara/

16

Anda mungkin juga menyukai