Anda di halaman 1dari 16

Makalah

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP


BANGSA
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
DOSEN:
Endang Sri Suyati, SH., M.Pd

OLEH
KELOMPOK 4:
1. GUNTUR (22.51.025427)
2. IBNU GHORRY FAUZAN (22.51.025856)
3. DECHHAN HALIEM (22.51.025425)

FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ini
dapat diselesaikan dengan baik tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami mohon maaf jika di dalam makalh ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pancasila sebagai Dasar
Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumus Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
2.1 Landasan Yuridis, Historia Pancasila sebagi Dasar Negara
2
2.2 Landasan Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara 2
2.3 Landasan Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara 3
2.4 Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara 4
2.5 Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara 5
2.6 Pancasila sebagai Dasar Negara 6
2.7 Pancasila sebagai Pandangan Hidup 6
2.8 Arti penting Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
7
2.9 NIlai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
8

BAB II PENUTUP..............................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 menyepakati
dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Istilah Pancasila itu sendiri menurut Darji
Darmodihardjo, S.H. (1995: 3) sudah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke XIV.
Yaitu terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Tantular. Istilah Pancasila dalam bahasa Sansakerta, asal kata Panca (lima) dan Sila
(sendi, asas), berarti batu sendi yang lima, juga berarti pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila krama).
Lebih lanjut dalam buku tersebut, Pancasila memiliki dua pengertian yaitu berbatu sendi
yang lima dan pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu dilarang melakukan kekerasan,
dilarang mencuri, dilarang berjiwa dengki, dilarang berbohong, dan dilarang mabuk atau
minuman keras.
Istilah Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan pertama kali oleh Ir. Soekarno
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tanggal 1 Juni 1945. Menurut Ir. Soekarno, Pancasila dijadikan dasar berdirinya negara
Indonesia. Pancasila merupakan dasar atau fondasi berdirinya negara. Sebuah negara tidak
mungkin berdiri tanpa adanya dasar negara. Pancasila sejak 18 Agustus 1945 ditetapkan
sebagai dasar negara sebagaimana tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia 1945.
1.2 Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ini
adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar negara?
2) Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
3) Apa arti penting Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup?
4) Apa saja nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pancasila sebagai Dasar Negara dan
Pandangan Hidup Bangsa ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai dasar negara.
2) Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
3) Untuk mengetahui arti penting Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
4) Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan yuridis, Historis pancasila sebagai dasar negara
2.1.1 Landasan yuridis pancasila sebagai dasar negara
Kedudukan pokok pancasila bagi negara kesatuan republic Indonesia adalah
sebagai dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketentuan pembukaan
UUD 1945 yang menyatakan bahwa “ maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang – undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab,persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyarawatan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia” .
Peneguhan pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada
pembukaan UUD 1945, juga dimuat dalam ketetapan MPR Nomor
XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978
tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila ( Ekaprasetya
Pancakarsa) dan ketetapan tentang penegasan Pancasila sebagai dasar negara.
Meskipun status ketetapan MPR tersebut saat ini sudah masuk dalam kategori
ketetapan MPR yang tidak diperlukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena
bersifat einmalig (final), telah dicabut maupun telah selesai dilaksanakan
( Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sama Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, 2013:
90).
Penempatan pancasila sebagai sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara, yaitu sesuai dengan pembukaan UUD 1945, bahwa pancasila ditempatkan
seabagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan
negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang – undangan tidak noleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2.1.2 Landasan Historis Pancasila sebagai Dasar Negara
Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia
merdeka, Radjiman meminta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara.
Sebelumnya, Muhammad Yamin dan Soepomo mengungkapkan pandangan nya
mengenai dasar negara. Kemudian dalam pidato 1 juni 1945, Soekarno menyebut
dasar negara dengan menggunakan bahasa belanda, Philosophische grondslag bagi
Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah fundamen, filasafat, pikiran
yang sedalam-dalamnya, Jiwa, hasrat yang sedalamdalamnya untuk diatasnya
didirikan gedung Indonesia merdeka.
Soekarno juga menyebut dasar negara dengan istilah Weltanschauung atau
Pandangan dunia. Dapat diumpamakan, Pancasila merupakan dasar atau landasan
tempat gedung republik Indonesia itu didirikan ( Soepardo dalam Direktorat
Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan: 2016).
2.2 Landasan Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara
Secara ringkas, Latif ( Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009 –
2014, 2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan
menurut alam pancasila sebagai berikut.
 Nilai-nilai ketuhanan ( religiusitas ) sebagai sumber etika dan spiritualitas ( yang
bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama, sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran public yang berkaitan penguatan etika sosial. Sebagai negara
yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai macam agama dan keyakinan, negara
Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama, melindungi terhadap
semua agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan politik nya yang
dipandu oleh agama.
 Nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, alam, dan
sifat-sifat sosial ( bersifat horizontal ) dianggap penting sebagai fundamental
etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
 Nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih
jauh.
 Nilai ketuhanan, kemanusiaan, serta cita-cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya
harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarah mufakat, keputusan tidak didikte oleh
golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elite politik dan pengusaha, tetapi
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas
deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
2.3 Landasan Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara
Disisi lain, bagi setiap warga negara yang berkiprah dalam infrastruktur politik (sektor
masyrakat), seperti organisasi kemasyrakatan, partai politik, dan media massa, maka
pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap aktivitas sosial politiknya. Dengan
demikian, sektor masyrakat akan berfungsi memberikan masukan yang baik kepada sektor
pemerintah dalam sistem politiknya. Pada giliranya, sektor pemerintah akan menghasilkan
output politik berupa kebijakan yang memihak kepentingan rakyat dan diimplementasikan
secara bertanggung jawab dibawah kontrol infrastruktur politik. Dengan demikian,
diharapkan akan terwujud clean government dan good governance demi terwujudnya
masyrakat yang adil dalam kemakmuran dan masyrakat yang makmur dalam keadilan
(Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan: 2016)
2.3.1 Pancasila sebagai ideology
Ideologi sendiri dapat di artika sebagai gagasan atau konsep tujuan suatu
Negara.
Pada Undang Undang dasar dalam pembukaan dinyatakan bahwa pancasila di
nyatakan sebagai dasar Negara tapi dari penjelasan itu juga penjelasan yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan bahwa dasar Negara yang di maksud
dalam ketapan yang ada di dalamnya mengandung makna idiologi nasional sebagai
cita cita dan tujuan Negara Indonesia.
Pancasila sebagai idiologi nasional mempunyai wewenang dan fungsi utama
yaitu sebagai cita cita atau tujuan yang harus di capai secara bersama saama,yang
kedua sebagai pemersatu masyarakat sehingga dapat di jadikan solusi dalm
konflik,dalam pernyataan funsi idiologi tujuan suatu mayarakat adalah untuk
mencapai tujuan dari idiologi itu sendiri.

3
Pancasila sebagai idiologi mempunyai tujuan yang sama dan harus bekerja
sama dengan pancasila sebagai dasar Negara karena kedua duanya sama
mempunyai tujuan dan maksud dalam mepersatukan Negara dan menegakkan
suatu Negara.dan keduanya ini di jadikan seuatu dasar dalam suatu Negara yang
harus d tegakkan oleh masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai idiologi nasional yang berarti pancasila sebagai cita-cita
negara dan saran ayang mempersatukan masyarakat yang perlu perwujudan yang
kongkrit dan operasional aplikatif demi mengembangkan masyarakat Indonesia.
Jadi, kesimpulanya bahwasanya pancasila sebagai idiologi yaitu mempunyai
tujuan atau cita cita bagi masyarakat Indonesia dan sebagai solusi dari sgala
konflik yang ada di Indonesia.
2.3.2 Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Indonesia memiliki dasar negara yang sangat kuat sebagai filosofi bangsa,
dimana Indonesia memiliki pancasila sebagai dasar negara. Pengertian pancasila
sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan
sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR 9 juni 1966 yang
menandaskan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah di murnikan
dan di padatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara
Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS dengan
ketetapan No.XX/MPRS/1966. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan ketetapan
MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber dari tertip hukum di Indonesia.
2.4 Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai pancasila menjadi
pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Konsekuensi dari rumusan demikian
berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan Indonesia termasuk peraturan
perundangundangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai pancasila. Penyelenggaraan
bernegara mengacu dan memiliki tolak ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ( Winaro:
2009).
Lebih lanjut, Mahfud M.D. menyatakan bahwa dari Pancasila dasar negara itulah lahir
sekurang-kurangnya 4 kaidah penuntun dalam pembuatan politik hukum atau kebijakan
negara lainya, yaitu sebagai berikut :
 Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau keutuhan
bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
 Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya membangun
demokrasi ( Kedaulatan rakyat ) dan nomokrasi ( negara hukum ) sekaligus.
 Kebijakan umum Indonesia bukanlah penganut Liberalisme, melainkan secara
ideologis menganut Prismatika anatara individualisme dan kolektivisme dengan
titik berat pada kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
 Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip toleransi
beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama sehingga tidak boleh
membuat kebijakan atau politik hukum yang berdasar atau didominasi oleh satu
agama tertentu atas nama apapun. Perumusan pancasila yang menyimpang dari
pembukaan secara jelas merupakan perubahan seacara tidak sah atas pembukaan

4
undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945. Kedudukan pancasila
sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
 Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum
Indonesia.
 Meliputi suasana kebatinan ( Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
 Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
 Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara (termasuk penyelenggara
partai dan golongan fungsional) memengang teguh cita-cita moral rakyat para
leluhur.
 Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaran negara,
para pelaksana pemerintahan. Karena semangat tersebut penting bagi
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara karena masyarakat senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika
masyrakat ( Kaelan dalam Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan: 2016).
Untuk memahami Urgensi Pancasila sebagai dasar negara dapat menggunakan dua
pendekatan, yaitu institusional (Kelembagaan) dan human resourses (Personal/sumber daya
manusia). Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang
bersumber pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi unsur-unsur
sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya
kepentingan nasional (nasional interest), yang bermuara pada terwujudnya masyrakat adil dan
makmur. Sementara, human resourses terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang
memegang jabatan dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai
pancasila secara murni dan konsekuen didalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya
sehingga formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan
kepentingan rakyat.
2.5 Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara
2.5.1 Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada
dasar ontologism manusia. Hal ini didiasarkan pada kenyataan objektif bahwa
manusia adalah sebagai subjek negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
2.5.2 Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan
demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyrakat. Maka sistem ekonomi
Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
2.5.3 Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
Di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang
memprihatikan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antar
kelompok masyrakat satu dengan yang lainya yang muaranya adalah masalah
politik. Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri.

5
2.5.4 Implamentasi Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyrakat hukum. Demi
tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan
negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka
melindungi hak-hak warga nya.
2.6 Pancasila sebagai Dasar Negara
Latar belakang Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa. Sejarah
perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berlangsung selama berabad-abad.
BPUPKI menyusun Pancasila dan telah memahami bagaimana suasana dan semangat para
pendiri negara dalam menetapkan Pancasila dalam sidang PPKI.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pertanyaan dan pemikiran tentang
dasar negara apa yang akan dijadikan dasar Indonesia merdeka. Pertanyaan dan pemikiran
Soekarno tergambar dalam kutipan pidato Soekarno seperti berikut ini.
“Saja mengerti apakah jang paduka Tuan ketua kehendaki! Paduka Tuan ketua minta
dasar, minta philosophi grondslag, atau djikalau kita boleh menggunakan perkataan jang
muluk-muluk, Paduka tuan Ketua jang mulia meminta suatu ‘weltanschauung’ diatas mana
kita mendirikan Negara Indonesia itu. Apakah ‘weltanschauung’ kita, djikalau kita hendak
mendirikan Indonesia yang merdeka”.
Pertanyaan dan pemikiran para pendiri negara mengenai apakah dasar negara Indonesia
merdeka. Berhasil dijawab oleh para pendiri negara dalam sidang BPUPKI dan PPKI dengan
merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada Pembukaan, juga
dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR
Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Walaupun
status ketetapan MPR tersebut saat ini sudah masuk dalam katagori Ketetapan MPR yang
tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat einmalig (sekali),
telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar
filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2.7 Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Negara dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan, tempat bernaung para penghuninya
yaitu rakyat. Agar bangunan itu kuat dan kokoh, tentunya harus mempunyai dasar bangunan
yang kuat dan kokoh pula. Demikian juga dengan negara, agar negara tersebut kuat dan
kokoh harus mempunyai dasar negara yang kuat. Dasar negara merupakan cita-cita dan

6
tujuan yang hendak dicapai negara tersebut. Cita-cita dan tujuan didirikannya negara akan
dijadikan pedoman dan arah dalam gerak langkah penyelenggaraan pemerintahan negara.
Para pendiri negara Indonesia sudah mengatakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan
sebuah dasar bagi penyelenggaraan negara. Dasar Negara tersebut biasanya juga disebut
dengan “ideologi negara”.
Di lihat dari asal mula kata, Ideologi berasal kata “idea”, yang artinya ide, konsep atau
gagasan, cita-cita dan “logos” yang artinya pengetahuan. Secara harfiah ideologi berarti ilmu
tentang pemikiran, ide-ide, keyakinan atau gagasan. Dalam pandangan yang lebih luas
ideologi adalah cita-cita, keyakinan, dan kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh suatu
bangsa dijadikan pedoman hidup dan pandangan hidup dalam seluruh gerak aktivitas bangsa
tersebut.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah
mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama.
Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk
dalam kehidupan sehari–hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun perilaku
masyarakat Indonesia haruslah selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan “pandangan hidup”. Tanpa memiliki
pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan
yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang mendasari segala jawaban
terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup. Berdasarkan pengertian tersebut,
dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita–
citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik.
Pandangan hidup bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga
kelangsungan dan kelestarian bangsa.
2.8 Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alinea keempat menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki dasar
dan pedoman dalam berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara
mendasari pasal-pasal dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjadi cita-
cita hukum yang dituangkan dalam peraturan perundangundangan.
Seluruh sila dari Pancasila tersebut tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah.
Karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Dalam
pelaksanaannya sila kesatu Pancasila melandasi sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Sila
kedua dilandasi sila pertama melandasi sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga dilandasi
sila pertama dan kedua serta melandasi sila keempat dan kelima dan seterusnya.

7
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila pertama dan utama yang menerangi
keempat sila lainnya. Paham Ketuhanan itu diwujudkan dalam paham kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan berbangsa dan bernegara yang diharapkan
adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur
seperti dinyatakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2.9 Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa
2.9.1 Ciri atau Karakteristik yang Terkandung dalam Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia mempunyai
ciri khas atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ideologi lain yang ada di
dunia. Ciri atau karakteristik yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila yaitu sebagai
berikut.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung pengakuan atas keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam
semesta beserta isinya. Oleh karenanya sebagai manusia yang beriman yaitu
meyakini adanya Tuhan yang diwujudkan dalam ketaatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
b. Kemanusaiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung rumusan sifat keseluruhan budi manusia Indonesia yang
mengakui kedudukan manusia yang sederajat dan sama, mempunyai hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara yang dijamin oleh negara.
c. Persatuan Indonesia
Merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang mengatasi
paham perseorangan, golongan, suku bangsa, dan mendahulukan persatuan
dan kesatuan bangsa sehingga tidak terpecah-belah oleh sebab apa pun.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Merupakan sendi utama demokrasi di Indonesia berdasar atas asas
musyawarah dan asas kekeluargaan.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Merupakan salah satu tujuan negara yang hendak mewujudkan tata
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Seluruh sila dari Pancasila tersebut tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah.
Karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Sila-sila
dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga tidak dapat dipisah-
pisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi-bagi atau diperas. Sejarah perjalanan
bangsa Indonesia sejak diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang ini

8
telah membuktikan keberadaan Pancasila yang mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan dinamika bangsa Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara merupakan kesepakatan yang sudah final karena mampu mempersatukan
perbedaan-perbedaan pandangan. Pancasila diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia.
Mempertahankan Pancasila berarti mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jika ada yang ingin mengganti Pancasila berarti mengancam keberadaan
Negara Indonesia. Jika dasar negara diganti, runtuhlah bangunan Negara Indonesia. Oleh
karena itu, mempertahankan Pancasila merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan rakyat Indonesia.
2.9.2 Melaksanakan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Upaya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara telah disarikan dalam butir-butir pengamalan Pancasila. Isi butir pengamalan
Pancasila yaitu
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit ,dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.

9
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.
c. Sila Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

10
 Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebuah negara tidak mungkin berdiri kalau tanpa adanya dasar negara. Pancasila sejak 18
Agustus 1945 ditetapkan sebagai dasar negara sebagaimana tertuang dalam alinea keempat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila sebagai dasar negara,
pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan
perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun perilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai-
nilai luhur Pancasila.
Sila-sila dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga tidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi-bagi atau diperas. Tiap-tiap sila
mengandung unsur-unsur dan dikualifikasi empat sila lainnya. Misalnya Persatuan Indonesia
adalah persatuan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sangat penting dalam
berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, hal ini dikarenakan Pancasila
merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.
3.2. Saran
Mempertahankan Pancasila dapat dilakukan dengan melaksanakan nilainilai Pancasila
oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.

12
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Darji. (1995). Santiaji Pancasila. Jakarta: Kurnia Esa.
Notonagoro. (1984). Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: PT Bina Aksara.
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. (2012). Empat Pillar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
Pranarka. (1985). Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Center
For Strategic and International Studies.
Prosiding Simposium Peringatan Hari Lahir Pancasila. (2006). Restorasi Pancasila
Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Jakarta: Kampus FISIP UI, Depok,
Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Soemantri, Sri. (1969). Demokrasi Pancasila dan Implementasinya Menurut UUD 1945.
Bandung: Alumni.
Direktorat Jendral Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan
Perguruan Tinggi 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila.
Jakarata: Departemen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia.
Mahfud, M D. 2009. “ Pancasila Hasil Karya Dan Milik Bersama” , Makalah Pada kongres
Pancasila di UGM tanggal 30 Mei 2009.
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sama Sosialisasi MPR Periode 2009-2014.(2013).
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretarit Jendral MPR RI.
Winarno. 2009. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai