Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
diampu oleh :

Prof. Dr. H. Mukhtar Lutfi, M.Pd.

Kelompok 1 :

1. Indriani Muslima Jufri (105401112620)


2. Fauziah Jalil (105401111920)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Bismlillahirrohmanirrohim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara Republik Indonesia” dengan
sebaik-baiknya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas kelompok yang di tugaskan
oleh Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar Lutfi, M.Pd. selaku dosen matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik secara materil
maupun moril.

Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang kurang pantas dalam
penulisan makalah ini.

Gowa, 06 November 2021

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………. . 2

Daftar Isi ………………………………………………………………………………… . 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang …………………………………………………………………… . 4


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 5
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………… . 5

Bab II Pembahasan

A. Pancasila ………………………………………………………………………….. 6
B. Ideologi ………………………………………………………………………….... 10
C. Dasar Negara …………………………………………………………………….... 11
D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara ……………………………………………….. 13
E. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia Republik Indonesia …………………. 15

Bab III Penutup

A. Simpulan ………………………………………………………………………….. 17
B. Saran ………………………………………………………………………………. 17

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………... 18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya
pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap dalam koridor
hukum. Hal ini tertuang pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa
demokrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat dalam
tertib perundang – undangan. Oleh karena itu, dalam Negara demokrasi seperti Indonesia
menghendaki atau menuntut pertanggung jawaban dari yang memerintah. Sehingga dalam
pelaksanaannya, pemerintah yang berjalan secara demokratis tidak boleh melanggar hak-hak
asasi perorangan atau kelompok atau melainkan harus melindungi hak asasi tersebut.

Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan yang barlaku di Indonesia. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif
memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.

Setiap warga Negara Indonesia mempunyai kebebasan untuk menyampaikan usulan dan
aspirasinya yang bertujuan untuk membangun dan memajukan bangsa dan negara.Hal ini dapat
ditemukan dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran 2 dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang”. Sebagaimana diamanatkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemerdekaan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan untuk
memperkuat semangat kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
demokratis. Hak untuk berserikat dan berkumpul ini kemudian diwujudkan dalam pembentukan
Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi dalam sistem politik Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Pancasila?
2. Apa yang di maksud ideologi?
3. Mengapa Pancasila di jadikan sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari Pancasila
2. Untuk mengetahui msksud dari ideologi
3. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila

1. Pengertian Pancasila

Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah
lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga
merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada
masa perjuangan kemerdekaan.

Dalam pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui. Sekalipun terjadi
perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari
lahirnya Pancasila.

Berikut adalah lima sila Pancasila yang tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945:

1) Ketuhanan yang Maha Esa

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Fungsi dan kedudukan Pancasila


Berikut ini beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik
Indonesia, yaitu:
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui
penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai
serta sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya bangsa Indonesia.
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia
yang dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal
perbuatan bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah
membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan
pandangan hidup.
d. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
Untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan negara Indonesia, yang
mengatur semua pelaksanaan sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila.
e. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik Indonesia
Sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan negara
Indonesia berdasarkan Pancasila, itu juga harus berlandaskan hukum. Semua tindakan
kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum.
f. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara
Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang
disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan dilestarikan.
g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
Karena dalam Pancasila, mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia adalah
menjadikan Pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.
3. Sejarah singkat perumusan dan lahirnnya Pancasila

Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan
pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita
bentuk ini?"
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu:

a. Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut:
1) Perikebangsaan
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat

Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.
Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.

b. Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Soekarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
Kemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial,
Ketuhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,
kekal dan abadi”

Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:

➢ merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang


diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
➢ Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang
kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:

➢ Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

➢ Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945

➢ Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27


Desember 1949

➢ Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15


Agustus 1950

➢ Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.

4. Hari Kesaktian Pancasila


Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September
(G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi
mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan
kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan
usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh
oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul
akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan
30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. UU

B. Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea berarti
ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi
berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat
buah pikir atau gagasan. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan
artinya dengan cita-cita. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de
Tracyseorang Perancis pada tahun 1796.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, yaitu:
➢ Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusionaldalam masyarakat Perancis.
➢ Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandanganhidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosialtertentu dalam bidang politik atau
sosial ekonomi.
➢ Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia danseluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
➢ Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara
fungsional danIdeologi secara struktural.

Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yangdianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini
digolongkan menjadi duatipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis.
Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu
dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau
aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang
pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung didalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan
secara sistematis dan terinci.
Ideologi juga disebut a system of ideas yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran tentang
kehidupan, lalu melengkapinya dengan berbagai sarana juga kebijakan serta strategi, dimana
tujuan yang ingin dicapai disesuaikan dengan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam filsafat yang
menjadi sumbernya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya
mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi
disebut juga sebagai identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi
yang sangat penting untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang
memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.

Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwaIdeologi negara


dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagisuatu sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

➢ Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dankenegaraan;


➢ Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikankepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengankesediaan berkorban.

C. Dasar Negara
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai
landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu
negara merupakan sesuatu yang amat penting. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut
tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara
tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan. Dasar Negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan
negara, norma bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah
laku dan setiap pengambilan keputusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintahan
harus selalu berpedoman pada Pancasila, dan tetap memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap bangsa yang
lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk kekerasan dari manusia satu terhadap manusia
lainnya, dikarenakan Pancasila sebagai sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang
meliputi suasanakejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa
bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan,
maksudnya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan
tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai,
sebagai dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam
pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-silaPancasila dengan
mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-
nilai hakikat kodrat manusia.

Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi kesejahteraan umat


manusia dengan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa dankeluhuran bangsa sebagai bagian dari
umat manusia di dunia. Pembangunan disegala bidang selalu mendasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Di bidang Politik misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik, dan
dalam prakteknya menghindarkan praktek-praktek politik tak bermoral dan tak bermartabat
sebagai bangsa yang memiliki cita-cita moral dan budi pekerti yangluhur. Segala tindakan
sewenang- wenang penguasa terhadap rakyat, penyalahgunaan kekuasaan dan pengambilan
kebijaksanaan yang diskriminatif dari penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya
merupakan praktek- praktek politik yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian juga
sikap-sikap saling menghujat, menghalalkan segala cara dengan mengadu dombarakyat,
memfitnah, menghasut dan memprovokasi rakyat untuk melakukan tindakan anarkhis demi
kepuasan diri merupakan tindakan dari bangsa yangrendah martabat kemanusiaannya yang tidak
mencerminkan jati diri bangsaIndonesia yang ber-Pancasila.
D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Dalam perumusan Pancasila sebagai ideologi negara merupakan proses yang panjang,
berbagai penafsiran filosofis serta ideologis dilakukan agar mencapai nilai-nilai yang kita kenal
hingga sekarang. Buku berjudul Pancasila oleh Prof. Drs. H. Achmad Fauzi DH.M.A akan
membantu Grameds memahami lebih dalam mengenai Pancasila sebagai ideologi nasional.
Mewujudkan Pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia, berarti sekaligus menciptakan
bangsa yang taat beragama, penuh kemanusiaan, demokratis, penuh persatuan, adil serta
sejahtera.

1. Kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara


Pancasila sendiri memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan bernegara
masyarakat Indonesia, yaitu:
➢ Sebagai jiwa bangsa Indonesia
➢ Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
➢ Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
➢ Sebagai dasar negara
➢ Sebagai sumber dari dari segala hokum
➢ Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan
➢ Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa

Kedudukan ini jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman bagi


masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara. Pancasila adalah
petunjuk dalam kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya arah yang tidak pasti dari
kapal tanpa kompas, demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak ada Pancasila.

2. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Peran Pancasila sebagai ideologi negara memberi bimbingan kepada masyarakat
Indonesia dalam menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai yang terkandung dalam
kelima asas Pancasila dijadikan patokan aturan oleh bangsa ini dalam berbuat di kehidupan
bermasyarakat serta bernegara.
Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila adalah sebagai
aturan tentang moral, oleh karena itu pelaksanaannya juga harus berdasarkan pada
keyakinan dan kesadaran penggunanya. Apabila aturan Pancasila sebagai ideologi negara
dilanggar, maka hukumannya adalah berupa sanksi moral dan sosial. Mereka yang
melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terkena sanksi
hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan tingkah lakunya yang
melanggar norma Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh
masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan
beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.

3. Makna Pancasila sebagai ideologi negara


Adapun makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:
➢ Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam mencapai cita-cita
yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan bernegara.
➢ Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa kesepakatan bersama, dan
menjadi sarana pemersatu bangsa.

Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau cita-cita terwujudnya
kehidupan bernegara tertuang dalam ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa depan,
yaitu:

➢ Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam
UUD 1945.
➢ Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020.
➢ Visi lima tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN.

E. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia karena sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia sendiri, demikian menurut Teguh Prasetyo dan Arie Purnomosidi dalam Membangun
Hukum Berdasarkan Pancasila, seperti dikutip dari buku Memahami Pancasila karya Fais
Yonas Bo'a dan Sri Handayani RW.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai pengertian sebagaimana dimaksud pada
Pembukaan UUD 1945 alinea 4. Dalam buku Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara
karya Ronto, Pancasila sebagai dasar negara juga memiliki sejumlah makna.
Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan bangsa
Indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.

1. Makna Pancasila sebagai dasar negara


Makna Pancasila sebagai dasar negara antara lain sebagai berikut:
➢ Sebagai dasar menata negara yang merdeka dan berdaulat
➢ Sebagai dasar mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan berwibawa.
Sehingga akan tercapai tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea 4.
➢ Sebagai dasar, arah, dan petunjuk aktivitas perikehidupan bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Fungsi dan Peran Pancasila sebagai Dasar Negara


Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi karangan
Sarinah dkk., Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur semua tatanan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Artinya, segala yang berkaitan dengan
penyelenggaraan ketatanegaraan RI harus berlandaskan pada Pancasila. Selain itu, artinya
juga seluruh peraturan yang berlaku di Indonesia harus berlandaskan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara juga berarti bahwa Pancasila adalah dasar dalam
mengatur pelaksanaan pemerintahan. Dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000, Pancasila
adalah 'sumber hukum dasar nasional'.
Adapun lima fungsi Pancasila sebagai dasar negara antara lain sebagai berikut:
a. Sumber segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia. Sehingga,
Pancasila adalah asas kerohanian tertib hukum di Indonesia.
b. Suasana kebatinan atau geistlichenhinterground dari undang-undang dasar.
c. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
d. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
maupun penyelenggara negara lain memegang teguh cita-cita rakyat yang luhur.
e. Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, serta pelaksana pemerintahan.
Melalui Ketetapan Nomor XVIIV MPR/1998, kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara RI telah dikembalikan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah
lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea berarti
ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi
berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat
buah pikir atau gagasan.
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai
landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan sesuatu yang amat penting karena tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak
memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara
tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas
Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi
manusia, dan bekerja sama.
Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan bangsa
Indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hddty. 2021. Pancasila. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila (diakses pada 6 November


2021)

M Ivan Ariful Fathoni. Makalah Pancasila Sebagai Ideologi.


https://id.scribd.com/doc/71637813/Makalah-Pancasila-Sebagai-Ideologi (diakses pada 6
November 2021)

Novia Aisya. Mengapa Pancasila Dijadikan Dasar Negara Indonesia? Ini Alasannya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5720940/mengapa-pancasila-dijadikan-dasar-negara-
indonesia-ini-alasannya (diakses pada 06 November 2021)

L. ariestino. 2017. Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara.


https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/ (diakses pada 06
November 2021)

Anda mungkin juga menyukai