Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
diampu oleh :
Kelompok 1 :
2021
KATA PENGANTAR
Bismlillahirrohmanirrohim
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara Republik Indonesia” dengan
sebaik-baiknya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas kelompok yang di tugaskan
oleh Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar Lutfi, M.Pd. selaku dosen matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik secara materil
maupun moril.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang kurang pantas dalam
penulisan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Pancasila ………………………………………………………………………….. 6
B. Ideologi ………………………………………………………………………….... 10
C. Dasar Negara …………………………………………………………………….... 11
D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara ……………………………………………….. 13
E. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia Republik Indonesia …………………. 15
A. Simpulan ………………………………………………………………………….. 17
B. Saran ………………………………………………………………………………. 17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya
pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap dalam koridor
hukum. Hal ini tertuang pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa
demokrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat dalam
tertib perundang – undangan. Oleh karena itu, dalam Negara demokrasi seperti Indonesia
menghendaki atau menuntut pertanggung jawaban dari yang memerintah. Sehingga dalam
pelaksanaannya, pemerintah yang berjalan secara demokratis tidak boleh melanggar hak-hak
asasi perorangan atau kelompok atau melainkan harus melindungi hak asasi tersebut.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan yang barlaku di Indonesia. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif
memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai kebebasan untuk menyampaikan usulan dan
aspirasinya yang bertujuan untuk membangun dan memajukan bangsa dan negara.Hal ini dapat
ditemukan dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran 2 dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang”. Sebagaimana diamanatkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemerdekaan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan untuk
memperkuat semangat kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
demokratis. Hak untuk berserikat dan berkumpul ini kemudian diwujudkan dalam pembentukan
Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi dalam sistem politik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Pancasila?
2. Apa yang di maksud ideologi?
3. Mengapa Pancasila di jadikan sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari Pancasila
2. Untuk mengetahui msksud dari ideologi
3. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah
lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga
merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada
masa perjuangan kemerdekaan.
Dalam pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui. Sekalipun terjadi
perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Berikut adalah lima sila Pancasila yang tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945:
3) Persatuan Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan
pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita
bentuk ini?"
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu:
a. Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut:
1) Perikebangsaan
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.
Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.
b. Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Soekarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
Kemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial,
Ketuhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia,
kekal dan abadi”
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:
➢ Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.
B. Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea berarti
ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi
berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat
buah pikir atau gagasan. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan
artinya dengan cita-cita. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de
Tracyseorang Perancis pada tahun 1796.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, yaitu:
➢ Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusionaldalam masyarakat Perancis.
➢ Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandanganhidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosialtertentu dalam bidang politik atau
sosial ekonomi.
➢ Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia danseluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
➢ Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara
fungsional danIdeologi secara struktural.
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yangdianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini
digolongkan menjadi duatipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis.
Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu
dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau
aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang
pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung didalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan
secara sistematis dan terinci.
Ideologi juga disebut a system of ideas yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran tentang
kehidupan, lalu melengkapinya dengan berbagai sarana juga kebijakan serta strategi, dimana
tujuan yang ingin dicapai disesuaikan dengan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam filsafat yang
menjadi sumbernya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya
mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi
disebut juga sebagai identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi
yang sangat penting untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang
memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.
C. Dasar Negara
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai
landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu
negara merupakan sesuatu yang amat penting. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut
tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara
tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan. Dasar Negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan
negara, norma bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah
laku dan setiap pengambilan keputusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintahan
harus selalu berpedoman pada Pancasila, dan tetap memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap bangsa yang
lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk kekerasan dari manusia satu terhadap manusia
lainnya, dikarenakan Pancasila sebagai sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang
meliputi suasanakejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa
bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan,
maksudnya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan
tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai,
sebagai dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam
pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-silaPancasila dengan
mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-
nilai hakikat kodrat manusia.
Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau cita-cita terwujudnya
kehidupan bernegara tertuang dalam ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa depan,
yaitu:
➢ Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam
UUD 1945.
➢ Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020.
➢ Visi lima tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN.
PENUTUP
A. Simpulan
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah
lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea berarti
ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi
berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat
buah pikir atau gagasan.
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai
landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan sesuatu yang amat penting karena tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak
memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara
tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas
Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi
manusia, dan bekerja sama.
Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan bangsa
Indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Novia Aisya. Mengapa Pancasila Dijadikan Dasar Negara Indonesia? Ini Alasannya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5720940/mengapa-pancasila-dijadikan-dasar-negara-
indonesia-ini-alasannya (diakses pada 06 November 2021)