Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :


PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu:
Mahsun Ismail, S.H., M.H.

Oleh:
Kelompok 2
Robiatul Adawiyah 2022310111
Moh. Bairi 2022310160
Wildan Eka Syaputra 2022310128
Nadia Putri 2022310002
Rifki Zairozi 2022310145
Wahyudi 2022310041
Achmad Fauzi Rahmadani 2022310195

KELAS KARYAWAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS MADURA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Mahsun Ismail, S.H.,
M.H sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pamekasan, 31 Desember 2022

Kelompok 2

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II......................................................................................................................2

2.1 Pancasila sebagai dasar negara,,,………….…………………………….2

2.3 Fungsi Pancasila sebagai dasar negar……………………….………….4

2.4 Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara….....8

2.5 Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara …………….…...……13

BAB III..................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..............................................................................................15

3.2 Saran........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima butir tersebut tercantum dalam
alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945. Sebagaimana yang telah diketahui oleh
hampir semua warga Negara Indonesia bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah
sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya
yang tak kalah penting dan bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Konsekuensi logis dari Pancasila yaitu mengimplementasikan dalam
setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perumusan
Pancasila juga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa yang selalu
berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti yang telah
diketahui bahwa pancasila itu juga merupakan dasar negara Indonesia, yang
berarti dasar dari hukum tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia.
Kehidupan berbangsa dan bernegara ini tergantung kepada seberapa besar
penghargaan warga Negara terhadap Pancasila. Sebagai dasar negara Pancasila
dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara
Indonesia. Dalam filsafat Pancasila mengandung berbagai makna dalam setiap
aspek kehidupan berbangsa serta di setiap sila-sila pada Pancasila mempunyai
Hakikat yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
mengimplementasikan di berbagai bidang seperti halnya di bidang Politik,
Ekonomi, Sosial, dan Keamanan yang merupakan tindakan atau pelaksana sebagai
dasar negara republik indonesia.

.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar negara ?
1
2. Fungsi dari Pancasila sebagai dassar negara ?
3. Bagaimana Pancasila sebagai nilai dasar negara ?
4. Bagaimanakah Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara?

.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pancasila sebagai dasar negara
2. Untuk memahami tentang fungsi Pancasila sebagai dasar negara
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa
dan negara
4. Untuk mengetahui Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai dasar negara


1
Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan pedoman
bangsa Indonesia. Pancasila juga bisa disebut sebagai identitas bangsa Indonesia
yang memiliki lambang burung garuda. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu
dihayati dan dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia. Nama Pancasila
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘panca’ yang berarti
lima dan ‘sila’ yang berarti prinsip atau asas. Pengertian Pancasila sebagai dasar
negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana
tentang dalam memorandum DPR GR 9 Juni 1966 yang melandaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan didapatkan oleh
PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
negara Republik Indonesia harus berlandasan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau kekuatan yang menjiwai kegiatan
dalam membentuk negara. Konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal
1
Maulana A,L. Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI. Yogyakarta: Samudra Biru
1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara
Falsafah negara atau filosophische grondslag bagi negara Indonesia mereka.
Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Hasil-hasil
sidang selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan menghasilkan
rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945,
yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama “Jakarta
Charter” atau Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV,
Piagam Jakarta selanjutnya disahkan oleh PPKI menjadi Pembukaan UUD,
dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila
disahkan menjadi dasar negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia dilegalkan oleh Intruksi Presiden No. 12/1968. Pancasila dijadikan
sebagai norma dasar atau kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut tercantum
dalam alinea keempat UUD RI tahun 1945. Pancasila sebagai dasar negara
memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala
norma-norma hukum dan negara.
Sebagai dasar Negara bangsa Indonesia, Pancasila telah terbukti sebagai
2 3

salah satu media pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara di Indonesia. Melalui kelima sila yang terkandung didalam Pancasila,
menjadikan pondasi kehidupan bernegara di Indonesia menjadi kokoh terhadap
ancaman yang dating baik dari luar maupun dari dalam. Norma yang ada dalam
masyarakat atau negara selalu merupakan suatu susunan yang bertingkat, speerti
suatu piramida. Menurut Adolf Merkel dan Hans Kelsen, setiap kaidah hukum
merupakan suatu susunan daripada kaedah-kaedah (stufenbau des Recht). Dalam
“stufentheorie”- nya Hans Kelsen mengemukakan bahwa dipuncak “stufenbau”
terdapat kaedah dasar dari suatu tata hukum nasional yang merupakan suatu
kaedah fundamental. Kaedah dasar tersebut disebut “groundnorm” yang
merupakan asas-asas hukum yang bersifat abstrak, bersifat umum dan hipotetis.

2
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Sekjend MPR RI, Jakarta, 2012, hlm. 87-88.
3
4
Menurut Hans Nawiasky, dalam suatu negara yang merupakan kesatuan
tatanan hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang kedudukannya lebih tinggi
dari undang-undang dasar. Berdasarkan kaidah yang lebih tinggi inilah undang-
undang dasar dibentuk. Kaidah tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam
negara itu disebut dengan staatsfundamentalnorm, yang untuk bangsa Indonesia
berupa Pancasila. Hakikat suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat bagi
berlakunya suatu undang-undang dasar karena lahir terlebih dahulu dan
merupakan akar langsung pada kehendak sejarah suatu bangsa serta keputusan
bersama yang diambil oleh bangsa.
5
Konsekuensi logis dari diletakkannya Pancasila sebagai ground norm-nya
bangsa Indonesia tentunya harus dapat diimplementasikan dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dijadikan
“way of life” dalam diri setiap masyarakat Indonesia. Setiap aspek kehidupan baik
ekonomi, sosial, budaya, maupun hukum harus senantiasa berlandaskan kepada
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila yang ada di dalam Pancasila.
Hakikat dari pembangunan di Indonesia sesungguhnya merupakan
pengejawantahan dari semangat tujuan negara Indonesia sebagai mana termuat di
dalam pembukaan UUD 1945. Sedangkan keberlanjutan pembangunan itu sendiri
hakikatnya adalah pengamalan terhadap sila-sila didalam Pancasila. Semua
peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus bersumberkan kepada
Pancasila.

2.2 Fungsi dari Pancasila sebagai dassar negara


Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi
warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya
memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa
dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai

4
Rosjidi Ranggawidjaja, Pengantar Ilmu Perundang-Undangan Indonesia,
Mandar Maju, Bandung, 1998, hlm. 26.
5
Riyanto Astim, Teori Konstitusi, Yapemdo, Bandung, 2006.
nilai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan
melalui pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan
hidup.Pancasila dasar Negara memiliki arti dimana segala sesuatu
berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan
pancasila. Semua peraturan-peraturan yang ada di Indonesia semua harus
berasal dari pancasiia. Pancasila merupakan suatu ideologi yang dinamis dan
terbuka berarti niliai-niliai yang terdapat di dalamnya perlu diiakukan
pengembangan sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia, secara
operasional pancasila bersifat aktual, adaptif, dan maknanya dapat
diperbaharui. Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup dan juga dasar
Negara Indonesia yang diamana nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila-sila pancasila merupakan arahan dalam kehidupan berbangsa.
6
Pancasila mempunyai fungsi sebagai sumber tertib hukum, sebagai
sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai dasar falsafah negara.
(Andora, 2016:109). Dalam alenia ke IV UUD 1945 telah disebutkan secara utuh
sila-sila dalam Pancasila yang menjadi cita-cita dan tujuan nasional bangsa
Indonesia. Rahmat Hidayat (2014:32-57) menjelaskan fungsi dan kedudukan
Pancasila sebagai berikut :
a) Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Ada dua macam kedudukan dan fungsi pokok Pancasila yaitu
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai
dasar negara jelas, seluruh peraturan negara tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Sementara pandangan hidup bangsa berasal dari
rangkaian kesatuan nilai luhur ditambah dengan wawasan menyeluruh
terhadap kehidupan manusia yang dapat dijadikan kerangka acuan yang
baik untuk menata kehidupan dalam melakukan interaksi sosial bagi
masyarakat serta lingkungannya.

6
Si Pujiati & Ilyya Muhsin (2020). Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Memperkuat
Negara Hukum Indonesia Perspektif Sosiologis. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(2), pp. 13-22. DOI: 10.24269/jpk.v5.n2.2020 .pp17-18
b) Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai dasar berfilsafat dan berpolitik
Bangsa
Pancasila merupakan suatu hasil konsensus baik secara filsafati
maupun politik. Konsensus secara filsafati (philosophical consesnsus)
merupakan suatu konsensus mengenai dasar negara yang membahas
sekaligus menyepakati dasar filsafat suatu negara, sedangkan konsensus
politik (polotical consensus) merupakan suatu konsensus mengenai cara
pandang politik suatu bangsa harus berdasar dan berbatasan dengan nilai-
nilai Pancasila.
c) Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Asas Kerohanian dan Dasar
Filsafat Beregara
Dalam tatanan hukum Indonesia Pancasila juga menjadi sumber
tertib hukum yang tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Pembukaan
UUD 1945 (preambul) yang dijelmakan ke dalam pokokpokok pikiran
yang menyelimuti suasana kebatinan UUD 1945. Asas kerokhanian
Pancasila juga menjelma ke dalam aspek penyelenggaraan negara, maka
dari itu kedudukan Pancasila adalah sebagai asas kerohanian dan dasar
filsafat negara Indonesia. Pancasila juga sebagai state fundamental norm
berkedudukan sebagai norma dasar dalam bernegara, di dalam norma
dasar terdapat nilainilai dasar yang dijadikan sebagai sumber berfikir atau
sumber berfilsafat.
d) Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, bangsa yang
beragam suku, ras, adat serta budayanya. Kehadiran Pancasila salah
satunya adalah sebagai asas pemersatu untuk hidup bersama dalam suatu
bangsa. Dilihat dari kenyataannya Pancasila bersifat objektif sebagai dasar
sebagai persatuan dan kesatuan yang telah ditentukan bersama oleh para
proklamator Indonesia sebagai dasar filsafat negara setelah melalui sejarah
yang panjang.
e) Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Jati diri Bangsa Indonesia
Ciri khas jati diri bangsa Indonesia telah diilhami oleh ide-ide
besar dunia, hal ini dibuktikan oleh sejarah proses kemerdekaan. Para
pahlawan proklamator Indonesia yang tergabung dalam BPUPKI dan
PPKI, berusaha mengemukakan nilainilai yang dimiliki bangsa ini.
Mereka meyakini dan menghayati kebenaran suatu klausa yang kemudian
kita kenal sebagai “Pancasila”. Mereka telah merumuskan dan
menuangkannya ke dalam alenia IV Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
preambul tersebut terdapat hubungan yang alamiah antara klausa
materialisnya dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
f) Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Budaya Bangsa Indonesia
Unsur kebudayaan memang telah melekat dalam Pancasila jauh
sebelum secara resmi dirumuskan menjadi dasar filsafat negara.
Nilainilainya meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Semua nilai tersebut telah mencerminkan budaya
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia bahkan sebelum negara Indonesia
menjadi negara yang berdaulat. Dapat disimpulkan bahwa Pancasila sudah
membudaya dalam Bangsa Indonesia jauh sebelum kata Pancasila
diresmikan oleh para pahlawan kemerdekaan. Notonagoro menariknya
menjadi 3 asas Pancasila yang terwujud dalam tiga asas yang disebut “Tri
Prakar” yaitu Pancasila sebagai “asas kebudayaan, asas religius, serta asas
kenegaraan”. Tiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam diri Pancasila
karena fungsi dan kedudukannya saling menyempurnakan. Budaya sebagai
cerminan tata kehidupan sosialnya, rohani sebagai tata keyakinan dalam
beragama, sementara negara merupakan wadah yang dapat menaungi,
melindungi segala aspek cita-cita luhur bangsa. Tiga asas tersebut
merupakan unsur utama pembentuk Pancasila (Notonogoro, 1980:16-17).
7
Jadi fungsi pengaktualisasian Pancasila sangat berkaitan dengan
sumber nilai Pancasila. Karena harmonisasi hukum sangat diperlukan
demi terwujudnya negara hukum yang mensejahterakan rakyatnya serta

7
Mulyono. (2016). Dinamika Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26.
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembangunan hukum di Indonesia
harus tetap menjadikan Pancasila sebagai paradigma, dan hal ini terlepas
dari era pemerintahan yang sedang berkuasa. Pancasila harus menjadi
sumber tertib hukum secara lahir maupun batin. Di era sekarang ini isi
muatan materi dan produk hukum dapat diubah sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang ada di dalamnya. Dinamika perubahan
masyarakat menuntut hukum turut berkembang mengikuti pola kehidupan
masyarakat, namun tetap menyediakan batasan dalam bertindak sesuai
koridor hukum. Pancasila harus tetap menjadi patokan berpikir dan sumber
nilai dari produk hukum Indonesia (Amarini, 2017:83).

2.3 Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara
Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi Negara Indonesia.
Kehidupan NKRI ini tergantung kepada seberapa besar penghargaan warga
Negara terhadap Pancasila, baik dari segi pengkajian dan pegamalan Pancasila itu
sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Norma hukum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada
negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan
tak berubah bagi negara yang dibentuk. Dengan perkataan lain, dengan jalan
hukum tidak dapat diubah. Fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah
yang fundamental. Hal ini penting sekali karena UUD harus bersumber dan
berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental itu.
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
8
RepublikIndonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga
bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus
bersumberkan kepada Pancasila.
a) Dasar Filosofis

8
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2015 ) hlm. 25-26
Pancasila sebagi dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup
bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang
bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagi suatu dasar filsafat maka sila-
sila Pancasila merupakan kesatuan yang kuat. Dalam pengertian inilah
sila-sila pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Karena merupakan
sistem filsafat maka kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki makna
sendiri, melainkan memiliki esensi makna yang utuh.
Dasar pemikiran filosofif dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
filsafat negara adalah bahwa Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Republik Indonesia, mengandung mengandung makna dalam setiap aspek
kehidupan berbangsa, Kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat
kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara merupakan suatu
persekutuan hidup manusia atau masyarakat umum. Adapun negara yang
didirikan oleh manusia berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai
warga dari negara menjadi persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa ( hakikat sila pertama).
Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk
mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya atau makhluk yang beradab ( hakikat sila kedua ). Untuk
terwujudnya suatu negara sebagai organisasi hidup manusia maka harus
membentuk persatuan ikatan hidup bersama sebagai suatu bangsa ( hakikat
sila ketiga ). Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan
rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara
tertentu, sehingga dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasar pada
nilai bahwa rakyat merupakan asal-mula kekuasaan negara. Suatu
keharusan bahwa negara harus bersifat demokratis hak serta kekuasaan
rakyat harus dijamin baik sebagai individu maupun secara bersama
( hakikat sila keempat ). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan
bersama dari seluruh warga negaranya maka dalam hidup kenegaraan
harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warganya, sehingga
untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan
prisnsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama ( hakikat sila
kelima ). 9
Dalam hubungan dengan pengertian nilai di atas, Pancasila
tergolong nilai keharonian, tetapi nilai keharonian yang mengakui adanya
nilai material dan nilai vital karena pada hakikatnya menurut Pancasila
bahwa negara adalah perpaduan jasmani dan rohani.
g) Nilai nilai Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
10
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: “… maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Melihat
dari rumusan tersebut yang dimaksud … dengan berdasar kepada …
adalah dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Keseragaman sistematiknya melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun
1968, telah tersusun secara hierarchi-piramidal. Setiap sila (dasar atau
azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama
lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu
sila dan pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Dengan
demikian Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat
dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila

9
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2015 ) hlm. 25-26

Laboratorium Pancasila, 1981, Pancasila Dalam Kedudukan Dan Fungsinya


10

Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Surabaya,


Penerbit: Usaha Nasional.
dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan
Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar falsafah Negara.
11
Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu
kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak
dapat di-antitesis-kan satu sama lain. Prof. Notonagoro, mengemukakan
bahwa “sifat hierarchipiramidal Pancasila dengan menepatkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basis bentuk piramidal Pancasila.”
Dengan demikian keempat sila yang lain sejatinya dijiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan bahwa
“Tiap-tiap orang beragama atau percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang
empat lagi hanyalah akibat saja dari sila pertama.” Senada dengan itu,
Mahfud MD, menandaskan bahwa “Indonesia bukan negara agama yang
mendasarkan pada satu agama tertentu, sebab Indonesia juga bukan negara
sekuler yang tak peduli atau hampa spirit keagamaannya. Hukum negara
tidak dapat mewajibkan berlakunya hukum agama. Tetapi negara harus
memfasilitasi, melindungi dan menjamin keamanan jika warganya akan
melaksanakan ajaran agama karena keyakinan dan kesadarannya sendiri.”
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,
tetapi bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Keterbukaan ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun
mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru
dan aktual. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang
mendasar yang bersifat tetap dan tidak berubah, dan tidak langsung
bersifat operasional, oleh karena itu setiap kali harus dieksplisitkan.
Mahfud MD, 2012, Makna dan Implikasi Pancasila sebagai Cita Hukum Dalam
11

Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, Jakarta, Penyelenggara: Institut


Leimena & Center for Indonesian Constitutional Jurisprudence & Hanns Seidel
Foundation.
Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya pandangan hidup
berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi yang rasional
terungkap makna operasionalnya. Dengan demikian penjabaran ideologi
dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional.
12
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia, kenyataannya
definisi dalam filsafat pancasila telah diubah dan diinterpretasikan berbeda
oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945,
Pancasila sendiri terinspirasi oleh konsep humanisme, rasionalisme,
universalisme, sosio-demokrasi, sosialisme, demokrasi parlementer, dan
nasionalisme. Menurut Soekarno sendiri Pancasila merupakan filsafat asli
Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi
budaya India (hindu), Barat (kristen), Arab (Islam). Di masa Soeharto
semua elemen barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya
Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila Truly Indonesia”. Filsafat
pancasila secara umum adalah hasil pemikiran yang sedalam dalamnya
dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu kenyataan dan nilai-nilai yang paling benar, paling adil, paling
bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Tentang fungsi filsafat pancasila bagi kita adalah Pancasila
merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi
kejiwaan dan watak yang sudah berurat berakar di dalam kebudayaan
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan
yang sangat panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan
menahan segala macam penderitaan, sebab itu bangsa Indonesia lahir
dengan kepribadiannya sendiri yang bersamaan lahirnya bangsa dan
negara itu sendiri, oleh karena itu Pancasila bukan lahir secara mendadak
pada tahun 1945, melainkan sudah berjuang dengan melihat pengalaman
bangsa bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia,
yang tetap berakar pada kepribadian dan gagasan bangsa Indonesia sendiri.
Pancasila sendiri selalu menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis

12
Implementasi pancasila sebagai dasar filsafat, media.neliti, ID-95804
nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa Indonesia, merupakan
bukti sejarah sebagai dasar kerohanian negara, dikehendaki oleh bangsa
Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam di kalbunya rakyat. Oleh
karena itu Pancasila merupakan dasar yang mampu mempersatukan
seluruh rakyat Indonesia.

2.4 Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara


13
Secara etimologis pengertian implementasi menurut kamus Webster yang
dikutip oleh Soclihin Abdul Wahab (2004:64) adalah menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu dan menimbulkan dampak dan akibat terhadap sesuatu.
Istilah implementasi sering disebut juga dengan pelaksanaan atau tindakan, atau
mekanisme dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Sebab dalam implementasi terdapat tindakan atau pelaksanaan mengenai suatu hal
atau objek.
14
Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang sebagai berikut :
a) Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus
mengilhami dasar ontologis manusia. Sebab secara kenyataan objektif
bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan
politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat
manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi
dewasa ini mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang dalam
sila-sila Pancasila dan esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
b) Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang
menang, sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada
persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal
13
Maulana A,L. Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI. Yogyakarta: Samudra Biru.
14
satujam.com, pancasila-dan-lambangnya, 2-14
ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi
kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada tujuan
demi kesejahteraan rakyat secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem
ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
c) Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya
hendaknya disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai
budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa
Indonesia melakukan reformasi di segala bidang kehidupan. Sebagai anti-
klimaks proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya
dalam masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai
wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan
memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah
masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya
di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat
kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya.
d) Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat
hukum. Demi tegaknya hak hak warga negara maka diperlukan peraturan
perundang undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga
negara maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat
nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara
harus dikembalikan pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya
harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-
dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan
dan keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah
Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka dapat
terwujud adanya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama
sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
Pancasila perlu diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
agar terciptanya keseimbangan, keadilan, dan keselarasan dalam negara tersebut.
Di setiap Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan
gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan
dengan tata negara. Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara
yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena
banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang
menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan
bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari kalimat diatas telah
diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara dan dengan
mengetahui makna kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.
3.2 Saran
Pancasila harus senantiasa menjadi kekuatan yang menjiwai kegiatan
dalam membentuk negara. Oleh karena itu, dituliskannya makalah ini dapat
membantu pembaca dalam memahami pentingnya pancasila sebagai dasar negara
dan ikut mengimplementasikannya dalam kehidupan tentunya banyak kekurangan
dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi
yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana A,L. Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI. Yogyakarta: Samudra Biru
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Sekjend MPR RI, Jakarta, 2012, hlm. 87-88.
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bumi Aksara,
Edisi 1, Hal.25, Bab 2
Rosjidi Ranggawidjaja, Pengantar Ilmu Perundang-Undangan Indonesia,
Mandar Maju, Bandung, 1998, hlm. 26.
Riyanto Astim, Teori Konstitusi, Yapemdo, Bandung, 2006.
Si Pujiati & Ilyya Muhsin (2020). Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Memperkuat
Negara Hukum Indonesia Perspektif Sosiologis. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(2), pp. 13-22. DOI: 10.24269/jpk.v5.n2.2020 .pp17-
18
Mulyono. (2016). Dinamika Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26
Laboratorium Pancasila, 1981, Pancasila Dalam Kedudukan Dan Fungsinya
Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia,
Surabaya, Penerbit: Usaha Nasional.
Mahfud MD, 2012, Makna dan Implikasi Pancasila sebagai Cita Hukum Dalam
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, Jakarta, Penyelenggara:
Institut Leimena & Center for Indonesian Constitutional Jurisprudence &
Hanns Seidel Foundation.
https://media.neliti.com/media/publications/195804-ID-implementasi-pancasila-
sebagai-dasar-filsafat
Maulana A,L. Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI. Yogyakarta: Samudra Biru.
Satujam.com, pancasila-dan-lambangnya, 2-14

Anda mungkin juga menyukai