Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“ UTS PANCASILA ”

Disusun Oleh :

Putri Rizkila Ismail 223020545

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas
tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Tondano, 11 Oktober 2022

Putri Rizkila Ismail


Nim. 223020545

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat............................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Pengertian Sejarah Pancasila............................................................................................4
2.2 Pancasila Sebagai dasar Negara........................................................................................5
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Negara.....................................................................................7
2.3.1 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara.................................................................7
2.3.2 Fungsi Pancasila........................................................................................................... 8
2.4 Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya, Dan..........................11
Ekonomi.............................................................................................................................. 11
2.4.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya.........................................................11
2.4.2 Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Ekonomi................................................................13
2.5 Pancasila sebagai sistem filsafat....................................................................................16
2.5.1 Pengertian.................................................................................................................. 16
2.5.2 Sumber Pancasila sebagai Sistem Filsafat......................................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 23
3.2 Saran.............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman


dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia
termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa
Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara
Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa
memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-
nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan
dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman
penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan
agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan
dan bersatu di dalam persatuan yang

1
kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya.
Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya dengan
yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Pancasila?


2. Apakah maksud Pancasila sebagai dasar Negara?
3. Apakah maksud Pancasila sebagai Ideologi Negara?
4. Bagaimana perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial, budaya, dan
ekonomi?
5. Apakah maksud Pancasila sebagai sistem filsafat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Sejarah Pancasila


2. Mengetahui Pancasila sebagai dasar Negara
3. Mengetahui Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Mengetahui perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya, dan ekonomi
5. Mengetahui Pancasila sebagai sistem filsafat

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami sejarah
pancasila,. pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pancasila sebagai
sistem filsafat serta mengetahui perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial
budaya, dan ekonomi.

3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian Sejarah Pancasila

Rabu (01/06), kita baru melaksanakan upacara Hari Lahir Pancasila.


Berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni merupakan salah satu
hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Pasalnya, di tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir
Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara
Republik Indonesia.  Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29
Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar
Indonesia merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk
“Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep
awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni
1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa
judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI
Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang
kemudian dibukukan oleh BPUPKI. 
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar
negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan
sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar
untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua
“Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat
“Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”. 
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang
Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai

4
membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir.
Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim,
Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad
Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat
disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui
bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945
sebagai dasar negara Indonesia yang sah. 
Itulah sekilas sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu untuk kita ingat. Tapi
tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk
mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam
merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus
dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai
landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2 Pancasila Sebagai dasar Negara

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau
lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan
yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan
Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa
Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia,
persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara.5 Pancasila
sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik
Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk
Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang
isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau
filosophische gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata

5
dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara berarti Undang-undang Dasar atau
UUD 1945 dan semua turunan peraturannya tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila. Secara tegas, Pancasila merupakan norma hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau dilanggar.  Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang
mempunyai kedudukan sebagai berikut:
1.Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber tertib hukum Indonesia yang
dijelaskan lebih lanjut kedalam empat pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.
2.Meliputi suasana dari Undang-Undang dasar 1945, yaitu hal-hal yang menjiwai
pada waktu proses penyusunan Undang-Undang Dasar 1945. Artinya nilai-nilai
keutuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan tercermin dalam pasal-
pasal. 3.Mewujudkan cita-cita hukum dari hukum dasar negara (baik hukum tertulis
maupun hukum tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar yang berisikan
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat yang
berbunyi “…Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar
kemanusiaan dan adil dan beradab..”.
5. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara negara dan para pelaksana pemerintah. Hal ini dapat dipahami karena
penting bagi penyelenggara atau pelaksana negara.
Maka dari itu, masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan
semangat yang bersumber dari asas kerohanian negara sebagai pandangan hidup
bangsa, dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan atas
kerohanian negara.

6
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Negara

2.3.1 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2
kata, yaitu idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos
yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi berarti ilmu yang meliputi
kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi sendiri juga
dikemukakan oleh para ahli, seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan bahwa
ideologi adalah a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran
mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan
strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.
Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu
pemikiran yang berisi nilai nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai.
Ideologi sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana
fungsi dari ideologi sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan
memperdalam identitas rakyatnya (Prof. W. Howard Wriggins). Dari pernyataan
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ideologi adalah identitas dari suatu bangsa.
Sama seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang sebagai tanda pengenal,
ideologi dapat dikatakan sebagai tanda pengenal dari suatu bangsa.Selain menjadi
identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi kognitif dan orientasi
dasar. Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi suatu
landasan bagi suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi
dasar berarti ideologi tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan
juga memberikan tujuan bagi rakyatnya.
Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi
penting ini dikarenakan ideologi peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa

7
untuk mencapai tujuannya masing-masing. Selain itu, peran lain yang dimiliki oleh
ideologi adalah sebagai alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam
masyarakat agar setiap masyarakat dapat hidup dalam ketentraman dan juga
memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Peranan lain dari ideologi adalah sebagai alat
pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu saja memiliki keberagaman baik
dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya.
Ideologi memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada
dalam masyarakat supaya dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara
yang baik.Dari paparan tersebut, maka dapat terlihat betapa pentingnya ideologi
bagi setiap bangsa.
Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh
bangsa Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar
atas pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi
sangat penting bagi bangsa Indonesia karena Pancasila memiliki beberapa
kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Kedudukan itu
seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila
menjadi dasar negara,Pancasila sebagai sumber dari segala hukum yang ada di
Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ketika mendirikan
negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang menjadikan
Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat
diartikan bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia
dalam melaksanakan segala aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan
bernegera.
2.3.2 Fungsi Pancasila

Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam


kehidupan bernegara Indonesia. Sama seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu

8
akan kemana arah arus membawanya, Republik ini juga akan sama seperti itu
apabila tidak adanya penunjuk arah,yaitu Pancasila.Pancasila juga mengandung
nilai-nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila merupakan suatu perjanjian yang
dibuat oleh para pendiri bangsa ini ketika mendirikan Republik Indonesia ini. Hal-
hal inilah yang membuat Pancasila memiliki fungsi dan juga kedudukan yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap
komponen bangsa Indonesia.Pelestarian nilai nilai Pancasila dapat dilakukan
dengan meimplementasikan nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam
kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila sendiri tercermin dalam setiap sila
yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.Nilai
ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama di
Indonesia.
Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap
rakyat haruslah menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi
nilai ketuhanan. Nilai kemanusiaan dapat dipraktekan dengan tindakan tidak
melakukan diskriminasi terhadap suku lain yang terdapat di Indonesia.Nilai
persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan sikap cinta terhadap tanah air
Indonesia.
Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan menghargai pendapat orang
lain ketika mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat dipraktikan dengan
menjaga hak dan kewajiban dari setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian
kecil dari praktik nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan masih ada
banyak hal yang dapat dilakukan dalam usaha melestarikan nilai nilai Pancasila di
Ibu Pertiwi ini.
Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan
ideologi yang mencerminkan kepribadian bangsa ini.

9
Seperti dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), berikut
maksud dari fungsi Pancasila di Indonesia sebagai pandangan hidup:
1) Ketuhanan yang Maha Esa
Dalam sila ini, ada nilai untuk mempercayai dan bertakwa pada Tuhan sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing. Fungsi ini juga memberi
makna agar setiap warga harus saling menghormati antar umat beragama agar rukun
dan damai.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memberi makna agar warga negara bisa memahami bahwa setiap manusia
memiliki derajat yang sama, sehingga harus saling bersimpati satu sama lain. Hal itu
bisa dicapai dengan saling menjaga dan menghargai, utamanya untuk masalah negara.
3) Persatuan Indonesia
Indoensia sebagai negara yang memiliki ragam suku, dan budaya harus
mementingkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara daripada kepentingan
masing-masing.
Hal ini sesuai dengan sila ketiga. Setiap warga negara juga harus rela berkorban demi
negara, mencintai bangsa dan bangga pada Tanah Air.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Poin penting pada sila keempat Pancasila yang berfungsi sebagai pandangan hidup
bangsa adalah menegaskan akan pentingnya bermusyawarah meski akan ada
perbedaan pendapat dan cara pandang masing-masing individu.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila di Indonesia berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa yang memiliki
makna dari sila kelima tentang pengembangan perbuatan luhur seperti sikap
kekeluargaan dan gotong royong. Setiap warga juga harus adil dan menghormati hak-
hak orang lain sesama bangsa Indonesia. 

10
2.4 Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya, Dan
Ekonomi

Sebagai warga negara Indonesia kita harus menerapkan nilai-nilai


pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai pancasila bisa kita terapkan dalam berbagai bidang, misalnya bidang
politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya, hingga bidang pertahanan dan keamanan.
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan bisa kita wujudkan di bidang-bidang tersebut.
2.4.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya

Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang sosial budaya berhubungan


dengan berkembangnya sistem nilai sosial dan budaya di masyarakat.Hal ini
membuat kita harus sadar dan terus mengarahkan agar nilai sosial dan budaya
yang ada tetap sesuai dengan pancasila.
Contoh nilai sosial yang sesuai dengan pancasila, seperti musyawarah dan
gotong royong. Kedua nilai ini harus dipertahankan di tengah perkembangan nilai
sosial di masyarakat. Tak hanya dipertahankan, nilai sosial itu juga harus diajarkan
dan diwariskan pada generasi muda agar tidak hilang. Selain itu, budaya yang ada
di setiap daerah juga harus diwariskan. Tak hanya untuk melestarikan budaya, hal
ini juga berguna untuk mencegah perkembangan budaya yang bertentangan
dengan nilai pancasila.Selanjutnya, kita juga harus bisa menghargai budaya, ras,
dan kepercayaan orang lain dan tidak membeda-bedakannya.

Masyarakat akan terus berkembang dan mengalami perubahan sosial budaya


terutama demi kepentingan kemajuan bersama. Namun, perubahan tetap harus
berlandaskan nilai Pancasila. Berikut ini contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila
dalam bidang sosial budaya, yaitu:
1. Gotong royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya yaitu selalu menerapkan sikap gotong

11
royong untuk menumbuhkan kerukunan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong
dalam kehidupan masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada
persatuan Indonesia yang semakin menguat.
2. Pengambilan keputusan secara musyawarah
Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
secara bersama. Praktik musyawarah sering kita lakukan ketika pemilu yang
diselenggarakan pemerintah dengan berlandaskan sifat luber jurdil atau langsung,
umum, bebas, rahasia dan jujur, adil.
3. Toleransi antar suku, ras, dan agama
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana menimbulkan keberagaman
suku, ras, hingga agama. Untuk mencegah konflik antar perbedaan tersebut, nilai
pancasila yang harus diterapkan yaitu sikap toleransi. Masyarakat diimbau untuk
saling memberi kebebasan dan tidak memandang sebelah mata suku maupun
agama lain.
4. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis
Dalam bermasyarakat sikap rukun, adil dan menciptakan keharmonisan sangat
dibutuhkan agar tercipta lingkungan yang nyaman dan tenteram. Keluarga
merupakan lingkup terkecil masyarakat yang menjadi agen sosialisasi bagi
individu dalam berinteraksi dengan dunia luar. Maka praktik sikap tersebut harus
dimulai dari keluarga agar tujuan tercapai.

5. Pelestarian budaya lokal


Keberagaman budaya Indonesia memiliki nilai dan harga yang tak ternilai. Setiap
kebudayaan perlu dilestarikan dengan mengimplementasikan dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Contohnya dengan mempelajari dan menggunakan bahasa
daerah masing-masing, melakukan adat tradisi, dan lainnya.
6. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain
Biasanya nilai ini digunakan ketika sedang bermusyawarah dimana setiap orang

12
saling memiliki perbedaan pendapat dan pandangan. Berbeda pendapat bukan hal
yang buruk, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat. Sikap menghargai ini
penting agar musyawarah berjalan kondusif dan menghasilkan keputusan yang adil
dan bermanfaat bagi seluruh anggota.
7. Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia
Sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, masyarakat perlu memahami sikap
adil dan jauh dari tindakan kekerasan dan diskriminasi. Setiap orang memiliki hak
dan kewajiban untuk menerapkan sikap ini agar tercipta lingkungan yang aman.
Selain itu, tak dapat dimungkiri nilai-nilai sosial dari luar dapat masuk ke
tengah masyarakat. Contohnya seperti semangat bekerja keras, kedisiplinan, sikap
ilmiah, merupakan beberapa nilai sosial dari luar yang dapat diterima sesuai nilai-
nilai Pancasila. Sementara sikap feodal, sikap eksklusif, dan budaya asing lain
yang bertentangan dengan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial
budaya perlu dicegah. Beberapa contoh budaya asing yang dapat diterapkan
misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memperkaya dan bermanfaat
bagi kemajuan bangsa.
2.4.2 Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Ekonomi

Sistem perekonomian di Indonesia harus dikembangkan dengan sistem


ekonomi yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Landasan penerapan sistem
ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila ditegaskan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun1945 Pasal 33, yang menyatakan beberapa hal berikut:
1. Perekonomian dilakukan atas dasar kesepakatan bersama serta dilandasi dengan
adanya rasa kekeluargaan antar anggota.
2. Perekonomian pada usaha-usaha produksi yang bersifat penting atau urgensi
bagi Negara, perekonomian tersebut mempunyai nilai-nilai yang terdapat
didalamnya.
Dan dipergunakan untuk kepentingan bersama, tidak bersifat  individual dan juga
hasil-hasilnya dapat dikuasai oleh Negara dengan tujuan untuk memenuhi

13
kebutuhan masyarakat. 
3. Alam semesta berupa bumi, air, hutan, dan kekayaan alam yang mempunyai
nilai di dalamnya maka hasil dari alam semesta di berikan kepada Negara.
Semata-mata bukan hanya untuk kepentingan individual melainkan dipergunakan
untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat itu sendiri.
4. Adanya pelaksanaan perekonomian nasional yang diselenggarakan atas dasar
demokrasi ekonomi, dimana didalamnya terdapat beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip Kebersamaan
Prinsip ini menganut dengan adanya rasa kebersamaan, suatu usaha dilakukan
secara bersama-sama.
b. Efisiensi Keadilan
Terdapat keadilan yang merata dengan tujuan tidak ada tumpang tindih antara
satu sama lain.
c. Berkelanjutan
Usaha yang berbasiskan pada perekonomian diharapkan mempunyai dampak
untuk ke depannya, serta memikirkan untuk masa yang akan datang. 
d. Berwawasan Terhadap Lingkungan
Suatu usaha yang akan dilaksanakan itu harus mempunyai pengetahuan atau
wawasan terhadap lingkungan seperti apakah usaha tersebut mersak
lingkungan disekitar?
e. Prinsip Kemandirian
Dilakukan secara sendiri ataupun mandiri, tidak menggantungkan kepada
orang lain. 
f. Menjaga Keseimbangan Kemajuan
Sistem ekonomi yang dijalankan harus mengikuti perkembangan zaman agar
nantinya tidak tertinggal dan tetap bisa bertahan.
g. Kesatuan Ekonomi Nasional
Saat ini masyarakat sudah mengenal bank, supermarket, mal, bursa saham,
perusahaan, dan sebagainya.Semua lembaga perekonomian tadi, bisa kita terima

14
selama masih sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari perwujudan nilai nilai Pancasila dalam
bidang ekonomi.
Setelah kita melihat perwujudan nilai-nilai pancasila dalam ekonomi yang termuat
pada pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Maka selanjutnya ialah contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam kegiatan
ekenomi sehari-hari, anatra lain:
1. Membiasakan diri dengan melakukan transaksi Pembelian dan penggunaan
produk dalam Negeri
Di era globalisasi ini, dunia semakin canggih semua hal bisa diperjual belikan
dengan mudah terutama barang-barang yang kita inginkan dari luar negeri. 
Sikap kita yang suka membeli barang dari luar negeri memberikan efek pada usaha-
usaha mikro yang terdapat dalam negeri. 
Maka dari itu kita mengusahakan untuk membeli dan mencintai produk sendiri atau
dalam negeri. Secara tidak langsung kita berkontribusi dalam kegiatan
perekonomian. 
2. Penanaman kesadaran berkonstitusi pada sistem pancasila
Dimulai dari diri sendiri, ditanamkan kesadaran akan nilai-nilai dari pancasila.
3. Sistem ekonomi lebih dikuatkan pada produksi domestik terutama pada usaha
dalam negeri dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian rakyat itu sendiri.
4. Indonesia dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian petani, maka Hasil

pertanian harus menjadi prioritas utama dan dapat memberikan nilai yang tinggi

bagi petani itu sendiri.

5. Mengurangi adanya kegiatan impor bahan baku dari luar negeri

6. Sistem ekonomi dilandaskan pada kesejahteraan rakyat. 

Yang dimaksud ialah segala sesuatu yang dibutuhkan atau diperlukan oleh semua

15
masyarakat kalangan manapun dapat dijangkau daya belinya oleh masyarakat.

7. Menjalin kerja sama dan Mempererat kerja sama diantara Negara-negara

berkembang dengan tujuan bersama-sama.

Dan saling membantu dalam menghadapi kepentingan Negara-negara maju

terutama pada saat pernag berlangsung. 

8. Sistem ekonomi di Indonesia seharusnya tidak bergantung pada badan badan

multilateral seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.

9. Kekayaan alam di indoensia adalah kepemilikan bersama-sama bukan hanya

untukindividual, tetapi secara bersama-sama. Hasil dari kekayaan alam tersebut

harus digunakan secara merata. 

10. Perekonomian di indonesia harus dilakukan dengan cara seimbang dan serasi ke

seluruh daerah tanpa terkecuali.

2.5 Pancasila sebagai sistem filsafat

2.5.1 Pengertian

Titus, Smith dan Nolan memberikan definisi filsafat berdasarkan watak dan
fungsinya. Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat dijunjung tinggi (arti formal). Ketiga, filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan (arti komprehensif). Keempat, filsafat adalah
analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep (arti analisis
linguistik). Kelima, filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung
mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat (arti
aktual-fundamental).

16
Beberapa alasan Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam
sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan
nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Adapun pidatonya
sebagai berikut: “Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua
kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau
jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang
mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia
itu”.
Kedua, menurut Noor Bakry, Pancasila adalah hasil permenungan mendalam
para tokoh kenegaraan Indonesia, melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam
sidang BPUPKI hingga pengesahan PPKI. Hasil permenungan itu sesuai dengan
ciri-ciri pemikiran filsafat, yakni koheren,  logis, inklusif, mendasar, dan spekulatif.
Ketiga, menurut Sastrapratedja, Pancasila menjadi ideologi negara. Pancasila
adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang
berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan,
perekonomian nasional, hidup berbangsa, hubungan warga negara dengan negara,
dan hubungan antarsesama warga negara, serta usaha-usaha untuk menciptakan
kesejateraan bersama.
Driyarkara membedakan antara filsafat dan Weltanschauung. Filsafat lebih
bersifat teoritis dan abstrak, yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan
sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran. Weltanschauung lebih mengacu
pada pandangan hidup yang bersifat praktis. Driyarkara menegaskan bahwa
weltanschauung belum tentu didahului oleh filsafat karena pada masyarakat primitif
terdapat pandangan hidup (Weltanschauung) yang tidak didahului rumusan filsafat.
Filsafat berada dalam lingkup ilmu, sedangkan weltanshauung berada di dalam
lingkungan hidup manusia, bahkan banyak pula bagian dari filsafat (seperti: sejarah
filsafat, teori-teori tentang alam) yang tidak langsung terkait dengan sikap hidup.

17
Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh
peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila sebagai Weltanschauung,
artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di
dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag).
2.5.2 Sumber Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Sumber Historis
Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam
sejarah masyarakat Indonesia sebagai berikut.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Buddha, 7
abad pengaruh Islam, dan 4 abad pengaruh Kristen. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam agama-
agama yang hidup di Indonesia. Pada semua sistem religi-politik tradisional di muka
bumi, termasuk di Indonesia, agama memiliki peranan sentral dalam pendefinisian
institusi-institusi social.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara
maritim. Soekarno menyebutnya dengan istilah Internasionalisme atau
Perikemanusiaan. Sila kedua ini dibuktikan melalui proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Kemerdekan Indonesia menghadirkan suatu bangsa yang memiliki
wawasan global dengan kearifan lokal, memiliki komitmen pada penertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-
hak asasi manusia dalam suasana kekeluargaan kebangsan Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia. Bangsa Indoneisa adalah bangsa yang majemuk sosial,
kultural, dan territorial. Bangsa Indonesia dapat menyatu dalam suatu komunitas
politik kebangsaan Indonesia. Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi
warisan peradaban Nusantara dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar di muka bumi.

18
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan. Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan pra-Indonesia adalah
kerajaan feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat. Meskipun demikian, nilai-nilai
demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dalam budaya Nusantara, dan
dipraktikkan setidaknya dalam unit politik kecil, seperti desa di Jawa, nagari di
Sumatera Barat, banjar di Bali, dan lain sebagainya. Tan Malaka mengatakan bahwa
paham kedaulatan rakyat sebenarnya telah tumbuh di alam kebudayaan
Minangkabau, kekuasaan raja dibatasi oleh ketundukannya pada keadilan dan
kepatutan. Kemudian, Hatta menambahkan ada dua anasir tradisi demokrasi di
Nusantara, yaitu; hak untuk mengadakan protes terhadap peraturan raja yang tidak
adil dan hak untuk menyingkir dari kekuasaan raja yang tidak disenangi.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Masyarakat adil dan makmur
adalah impian kebahagian yang telah berkobar ratusan tahun lamanya dalam dada
keyakinan bangsa Indonesia. Impian kebahagian itu terpahat dalam ungkapan
“Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja”. Demi impian masyarakat yang
adil dan makmur itu, para pejuang bangsa telah mengorbankan dirinya untuk
mewujudkan cita-cita tersebut. Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya
adalah bangsa yang hidup dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian
dirampas oleh kolonialisme.
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dibagi dalam dua
kelompok. Kelompok pertama, Kelompok pertama masyarakat awam yang
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat yang terdapat dalam agama, adat istiadat,
dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia. Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-
akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang
bersifat akademis.
Menurut Notonagoro, Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan utuh
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu
kesatuan utuh yang saling terkait dan saling berhubungan secara koheren. Notonagoro

19
menggambarkan kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila itu dalam bentuk kesatuan
dan hubungan hierarkis piramidal dan kesatuan hubungan yang saling mengisi atau
saling mengkualifikasi.
3. Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai
sistem filsafat pada siding BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara
tahun 1958 dan1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.
Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai
sistem filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie
1 Juni 2011. Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas
kesepakatan penggunaan simbol dalam kehidupan bernegara. Garuda Pancasila
merupakan salah satu simbol dalam kehidupan bernegara. Dalam pasal 35 Undang-
Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai berikut. ”Bendera Negara Indonesia ialah sang
merah putih”. Pasal 36, ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pasal 36A,
”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.
Pasal 36B, ”Lagu kebangsaan Indonesia ialah Indonesia Raya”. Bendera merah putih,
Bahasa Indonesia, Garuda Pancasila, dan lagu Indonesia Raya, semuanya merupakan
simbol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Berikut arti lambang Garuda Pancasila:
a. Garuda Pancasila sendiri adalah Burung Garuda yang sudah dikenal melalui
mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang
menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang
Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan
negara yang kuat.
b. Warna keemasan pada Burung Garuda melambangkan keagungan dan
kejayaan.
c. Garuda memiliki paruh, sayap, cakar, dan ekor yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan.

20
d. Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari jadi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, di antaranya:
· 17 helai bulu pada masing-masing sayap.
· 8 helai bulu pada ekor.
· 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor.
· 45 helai bulu di leher.
e. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan
peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
f. Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang
dari timur ke barat.
g. Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaaan negara
Indonesia "Merah-Putih", sedangkan pada bagian tengah berwarna dasar
hitam. Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Negara
Pancasila.
Pengaturan pada lambang perisai adalah sebagai berikut:
· Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa; dilambangkan dengan cahaya di bagian
tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
· Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan tali rantai
bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah.
· Sila ketiga: Persatuaan Indonesia; di lambangkan dengan pohon beringin di bagian
kiri atas perisai berlatar putih.
· Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan
atas perisai berlatar merah.
· Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; Dilambangkan dengan
kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.

21
Rancangan awal burung garuda dibuat oleh Sultan Hamid II. Sultan Hamid II lahir
dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak Sultan
Syarif Muhammad Alkadrie (lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli1913 –
meninggal di Jakarta, 30 Maret1978 pada umur 64 tahun).

BAB III

22
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat,
dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai
dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan
bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-
sila yang lain. Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan
gerakangerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu
berkaitan dengan tata negara. Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan
bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya.
Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang
menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan
bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari kalimat diatas telah
diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima
sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://osf.io/j84wt/download/?format=pdf

https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6040195/7-contoh-perwujudan-nilai-nilai-pancasila-
dalam-bidang-sosial-budaya

https://bobo.grid.id/read/083031959/perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam-bidang-sosial-
budaya?page=all

https://www.sosiologi.info/2022/03/10-contoh-perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam-bidang-
ekonomi-di-lingkungan-masyarakat.html

https://www.suara.com/news/2022/08/11/164810/ini-kedudukan-dan-fungsi-pancasila-
sebagai-dasar-negara-apa-saja

https://www.inews.id/news/nasional/kedudukan-pancasila-sebagai-dasar-negara-ini-arti-dan-
fungsinya/2

24

Anda mungkin juga menyukai