Anda di halaman 1dari 119

SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POGIL TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SENYAWA
HIDROKARBON
(Penelitian Eksperimen di SMA Negeri 1 Pinogaluman Kelas XI MIA)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Kimia (S.Pd)

DISUSUN OLEH:
Elfin Lope
NIM.17506002

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TONDANO
2021

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Elfin Lope

Nim : 17 506 002

Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang bejudul “Pengaruh Model


Pembelajaran POGIL Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon Di SMA Negeri 1 Pinogaluman” merupakan hasil karya sendiri dan
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tondano, 28 Desember 2021


Yang membuat pernyataan

Elfin Lope
Nim. 17 506 002

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Sebab Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan

telinga-NYA kepada permohonan mereka yang minta tolong,

tetapi wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat

jahat” (1 Petrus 3:12)

“Karena itu rendahkanlah drimu di bawah tangan TUHAN

yang kuat, supaya kamu ditinggikannya pada waktunya.

Serahkanlah segala kekatiranmu kepada-NYA, sebab Ia yang

memelihara kamu”

(1 Petrus 5:6-7)

Persembahaan:

Dengan segala puji syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru’selamat dan sahabatku yang

setia.

 Orang Tua Tercinta

 Kakak dan Keluarga

 Dosen-dosen Jurusan Kimia

 Sahabat

 Teman-Teman

 Almamaterku FMIPA UNIMA

ii
ABSTRAK
Elfin Lope. 17 506 002. “Pengaruh Model Pembelajaran POGIL Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Senyawa Hidrokarbon Di SMA Negeri 1
Pinogaluman”. Penelitian eksperimen pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1
Pinogaluman. Skripsi 2021. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado. Pembimbing I Dr. I. D. K. Anom
M.Si dan Pembimbing II Dra. Desire A. S. Rumondor, M.Si
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Model
Pembelajaran POGIL terhadap Hasil belajar siswa pada materi senyawa
hidrokarbon di SMA Negeri 1 Pinogaluman. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif untuk melihat pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap
hasil belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon di SMA Negeri 1
Pinogaluman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
menggunakan desain penelitian Non equivalent control group design. Populasi
dalam penelitian adalah seluruh kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Pinogaluman dan
sampel terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen
dengan model pembelajaran POGIL dengan masing-masing kelas berjumlah 20
orang siswa. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan pretest sebelum
proses pembelajaran dilaksanakan, dan posttest setelah proses pembelajaran untuk
melihat hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,12 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
= 2,024, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa dari kelas yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran POGIL dengan kelas yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap hasil
belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon.

Kata Kunci: POGIL, Senyawa hidrokarbon, Hasil Belajar Siswa.

iii
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas berkat dan tuntunan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang dibuat oleh penulis bermaksud untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran POGIL Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Senyawa Hidrokarbon Di SMA Negeri 1 Pinogaluman”.
Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang tulus dari lubuk hati yang paling
dalam kepada berbagai pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini.
Diantaranya;
1. Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Manado
dan jajarannya.
2. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado Dr. Anetha L. F. Tilaar, M.Si selaku Dekan FMIPA
UNIMA; Dr. Wilson A. R. Rombang, M.Si. Selaku Pembantu Dekan I; Drs.
Freetje Waworuntu, M.Si. Selaku Pembantu Dekan II; Dr. Masje Wurara, M.
Si, Selaku Pembantu Dekan III;
3. Dra. Jeanne M. Tuerah, M.Si sebagai Ketua Jurusan Kimia FMIPA UNIMA
4. Soenandar Tengker, M.Sc sebagai Sekretaris Jurusan Kimia FMIPA
UNIMA.
5. Dr. I. D. K. Anom, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah banyak membantu
peneliti selama proses penelitian dan telah banyak memberikan saran selama
penyusunan skripsi ini
6. Dra. Desire A.S. Rumondor, M.Si sebagai Pembimbing II yang telah membantu
penulis pada saat penelitian dan memberikan masukan untuk penulisan skripsi.
7. Dr. Johny Z. Lombok, M.Si selaku Pembahas yang telah memberikan berbagai
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini
8. Seluruh dosen Jurusan Kimia yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.

iv
9. Papa Nikson Lope dan Mama Stevi Modali yang telah mencurahkan kasih
sayang, membesarkan, memotivasi serta selalu mendoakan saya. Dan kakak
tercinta Deice Lope, Oma tercinta Dorci Lahu yang selalu memberikan dorongan
serta dukungan untuk menyelesaikan studi ini. Seluruh keluarga besar Lope-
Modali yang sudah membantu.
10. Seluruh sanak saudara yang terus mendukung dan mendoakan penulis,
11. Sahabat-sahabatku Fransiskus Santosa Russel, Ravelita Bullu, Meylin
Manabung, Yosina Souhuwat, Melda Niron dan Putri Karenting, yang telah
memberikan semangat dan dukungan selama penulis menyelesaikan studi.
12. Seluruh kawan-kawan Jurusan Kimia angkatan 2017 terlebih khusus kelas B
Pendidikan Kimia yang memberikan pengalaman dan kenangan yang berharga
kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi yang
dibuat ini, oleh karena itu, penulis sangat terbuka akan saran dan masukan yang
membangun dari pembaca dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi perkembangan
kualitas pendidikan.

Tondano, 28 Desember 2021

Elfin Lope
NIM. 17 506 002

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................ 4

1.4 Perumusan Masalah .................................................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

vi
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran POGIL .................................................................... 5

2.1.1 Pengertian POGIL ............................................................................. 5

2.1.2 Tahap-Tahap POGIL ......................................................................... 5

2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan POGIL ................................................ 6

2.2 Hasil Belajar ............................................................................................. 8

2.3 Senyawa Hidrokarbon .............................................................................. 8

2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 18

2.5 Hipotesis ................................................................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 21

3.3 Populasi dan Sampel............................................................................... 21

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 21

3.5 Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 21

3.5.1 Tahapan Persiapan ................................................................................ 22

3.5.2 Tahapan Pelaksanaan ............................................................................ 22

3.5.3 Tahapan Analisis................................................................................... 22

3.6 Teknik Analisis Instrumen ..................................................................... 22

3.6.1 Uji Validitas Tes ................................................................................... 22

vii
3.6.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 23

3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 24

3.7.1 Uji Normalitas....................................................................................... 24

3.7.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 25

3.7.3 Uji Hipotesis ......................................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian....................................................................................... 28

4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian............................................................... 28

4.1.2 Analisis Data Hasil Penelitian .................................................................. 31

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 39

5.2 Saran ............................................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 42

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan POGIL ................................................................................ 6

Tabel 2.2 Deret Homolog Alkana ................................................................... 10

Tabel 2.3 Tata Nama Alkana .......................................................................... 12

Tabel 2.4 Deret Homolog Alkil ...................................................................... 13

Tabel 2.5 Deret Homolog Alkena .................................................................. 14

Tabel 2.6 Deret Homolog Alkuna .................................................................. 16

Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................. 20

Tabel 4.1 Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............. 30

Tabel 4.2 Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ....... 30

Tabel 4.3 Ringkasan Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................................... 32

Tabel 4.4 Ringkasan Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................................... 33

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Hipiotesis ................................................................ 34

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Menunjukkan Struktur dari empat Alkana pertama ......................10

Gambar 2.2 Struktur Butana ............................................................................12

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................18

Gambar 4.1. Diagram Data Hasil Pretest dan Posttest ......................................31

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi Kisi Soal .................................................................................42

Lampiran 2 Soal Dan Kunci Jawaban ...............................................................48

Lampiran 3 Uji Validitas ..................................................................................53

Lampiran 4 Uji Realibilitas ...............................................................................54

Lampiran 5 Rpp Kelas Eksperimen ..................................................................56

Lampiran 6 Rpp Kelas Kontrol .........................................................................69

Lampiran 7 Lks Pada Kelas Eksperimen .........................................................77

Lampiran 8 Silabus ...........................................................................................88

Lampiran 9 Nilai Pretest Posttest Kelas Eksperimen Dan Kontrol...................90

Lampiran 10 Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ................94

Lampiran 11 Uji Normalitas .............................................................................96

Lampiran 12 Uji Homogenitas ..........................................................................98

Lampiran 13 Uji Hipotesis ..............................................................................100

Lampiran 14 Tabel Kurva Normal Dari 0-Z ...................................................102

Lampiran 15 Tabel Distribusi F ......................................................................103

Lampiran 16 Tabel Distribusi T ......................................................................104

Lampiran 17 Tabel Lilifors .............................................................................105

Dokumentasi ...................................................................................................106

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini yaitu siswa harus berperan aktif dalam

proses pembelajaran. Siswa harus memiliki kemampuan untuk mencari, mengolah,

dan menggunakan pengetahuan secara aktif sehingga siswa dapat mengembangkan

pengetahuan dalam proses pembelajaran menurut ide-idenya sendiri. Aktivitas

pembelajaran memerlukan peran aktif siswa, siswa juga perlu dilatih dalam

membuat kesimpulan dari masalah yang telah dipecahkan.

Salah satu bidang pendidikan yang penting untuk dipelajari dan dipahami

adalah ilmu kimia. Kimia memuat rumus-rumus, hukum-hukum dan konsep yang

menghubungkan materi satu dengan yang lainnya, dalam pembelajaran siswa

dituntut untuk memahami, mengaitkan, dan mengaplikasikan konsep tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep kimia merupakan hal paling

penting dalam pembelajaran kimia Saragih (dalam Manampiring et al., 2019).

Pembelajaran kimia merupakan bahan pelajaran yang bersifat abstrak sehingga

sukar dipahami. Salah satunya adalah materi yang mempelajari banyaknya jumlah

(kuantitas) produk dan reaktan dalam reaksi kimia Chang (dalam Putri & Gazali,

2021). Dari hasil wawancara dengan guru kimia yaitu Ibu Sri Wahyuningsih, S. Pd

di SMA N 1 Pinogaluman pada tanggal 30 Maret 2021, bahwa nilai ujian semester

ganjil siswa pada mata pelajaran kimia masih sebagian siswa yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

1
Senyawa hidrokarbon merupakan salah satu pokok bahasan yang bersifat

konseptual dan memerlukan pemahaman. Oleh sebab itu, apabila siswa tidak

mampu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dikhawatirkan siswa

cenderung hanya menghafal tanpa memahami dan mengaplikasikan konsep yang

akhirnya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Yusuf et al., 2019).

Berdasarkan permasalahan tersebut, peran guru sebagai fasilitator sangatlah

penting karena untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam menanamkan

konsep yang menjadi tuntutan kurikulum. Selain itu, guru juga harus menciptakan

suasana kelas yang dapat mengaktifkan siswa. Salah satu cara guru untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran ialah menerapkan suatu model pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa untuk berpikir dan berpartisipasi secara aktif dalam proses

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa

secara aktif adalah Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).

Model Pembelajaran POGIL merupakan pembelajaran inkuiri terbimbing

yang berorientasi pada proses dan berpusat pada siswa dalam suatu pembelajaran

aktif yang menggunakan kelompok belajar, aktivitas guided inquiry untuk

mengembangkan pengetahuan, pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan

berfikir, memecahkan masalah, metakognisi, dan tanggung jawab individu Hanson

(dalam Yusuf et al., 2019).

Model pembelajaran POGIL dirancang dalam peningkatan keaktifan siswa

sehingga siswa menjadi pusat pembelajaran dan dapat mengembangkan proses

berpikir dalam menentukan hasil dari suatu permasalahan secara individual.

2
Model ini memiliki 5 tahapan, masing-masing tahapan memiliki kelebihan

bagi siswa yaitu kegiatan proses pembelajaran lebih tertata, teratur, dan terpimpin

serta tercapainya tujuan pembelajaran dan pemanfaatan waktu yang efektif

Douglas (dalam Erna et al., 2018).

Penggunaan model POGIL membuat peserta didik terlibat aktif dalam proses

pembelajaran di kelas Syafaati (dalam Putri & Gazali, 2021). Hasil belajar siswa

yang sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran kimia diharapkan dapat

meningkat. Penggunaan model POGIL dalam proses pembelajaran telah terbukti

mampu meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif. Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Akmalia et al., 2019) menyatakan bahwa hasil belajar siswa

dengan proses pembelajaran yang menggunakan model POGIL berpengaruh

positif.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran POGIL terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Senyawa Hidrokarbon di SMA Negeri 1 Pinogaluman”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Siswa masih kurang memahami materi kimia senyawa hidrokarbon.

2. Hasil belajar siswa masih rendah.

3. Siswa kurang aktif, dikarenakan proses pembelajaran yang kurang menarik.

3
1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang dibatasi dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Model

Pembelajaran POGIL terhadap hasil belajar siswa pada materi senyawa

hidrokarbon di SMA Negeri 1 Pinogaluman.

1.4 Perumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap hasil belajar

siswa pada materi senyawa hidrokarbon di SMA Negeri 1 Pinogaluman?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yaitu: Untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran

POGIL terhadap Hasil belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon di SMA

Negeri 1 Pinogaluman.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memaksimalkan penggunaan model

pembelajaran POGIL untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat penelitian ini bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam meningkatkan

hasil belajar dan dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi sesuai harapan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran POGIL

2.1.1 Pengertian POGIL

Model Pembelajaran POGIL merupakan salah satu versi pembelajaran

berparadigma konstruktivisme dan student-centered yang efektif melibatkan

kemampuan berpikir siswa dalam membentuk pengetahuan. POGIL berlandaskan

teori konstruktivisme sosial (social constructivism) dimana pengetahuan dibangun

oleh pebelajar sendiri melalui interaksi sosial kooperatif Eberlein (dalam Ardhana,

2020).

POGIL merupakan model pembelajaran aktif yang menggunakan belajar

dalam tim, aktivitas guided inquiry untuk mengembangkan pengetahuan,

pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis,

memecahkan masalah, melaporkan, metakognisi, dan tanggung jawab individu.

Brown (dalam Ningsih & Bambang, 2012) menyatakan kegiatan POGIL terdiri dari

beberapa kelompok kecil terdiri 3-4 siswa yang bekerja sama. Agar siswa memiliki

keterampilan yang efektif maka setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-

masing. Setiap tim terdiri dari manager, spokesperson, recorder, dan strategy

analyst.

2.1.2 Tahap-Tahap POGIL

Tahap model POGIL ada lima yaitu orientasi, eksplorasi, pembentukan

konsep, aplikasi, dan penutup Hanson (dalam Sulalah, 2014).

5
Tabel 2.1 Tahapan POGIL

Tahapan POGIL

Tahap 1 Tahap orientasi merupakan tahap mempersiapkan siswa untuk belajar


Orientasi dengan memberikan motivasi untuk menumbuhkan minat dan rasa
ingin tahu siswa untuk penyelidikan terhadap masalah yang dihadapi
serta memberikan apersepsi yang behubungan dengan topik yang akan
dipelajari.
Tahap 2 Tahap eksplorasi dilakukan dengan memberikan siswa kesempatan
Eksplorasi untuk melakukan pengamatan, merancang dan melakukan percobaan,
mengumpulkan dan menganalisa data, mengusulkan, menanyakan
dan merumuskan.
Tahap 3 Tahap pembentukan konsep adalah konsep diciptakan dan dibentuk
Pembentukan sebagai hasil dari eksplorasi. Proses dalam tahap eksplorasi dirangkai
Konsep dengan menyediakan pertanyaan yang menuntun untuk berpikir kritis
dan analitis siswa.
Tahap 4 Tahap aplikasi adalah konsep diidentifikasi dan dipahami, selanjutnya
Aplikasi konsep tersebut akan diperkuat dan diperluas dengan mengaplikasikan
dalam latihan, masalah dan situasi penelitian.
Tahap 5 Tahap penutup adalah siswa membuat kesimpulan, mempresentasikan
Penutup temuan dan kesimpulan kepada guru dan siswa lainnya serta
menerima saran dan tanggapan dari pendengar.

2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan POGIL

1. Keunggulan

Menurut Hanson (dalam Amri, 2018) POGIL dibangun di atas dasar gagasan

bahwa sebagian peserta didik belajar dengan baik ketika mereka: (a) Aktif terlibat

dan berpikir di kelas dan laboratorium; (b) Menarik kesimpulan dengan

menganalisis data, model, atau contoh-contoh dan mendiskusikan ide-ide; (c)

Bekerja sama dalam tim di sekolah untuk memahami konsep dan untuk

memecahkan masalah; (d) Merefleksikan apa yang telah dipelajari dan

meningkatkan kinerja mereka; (e) Berinteraksi dengan instruktur sebagai fasilitator

6
pembelajaran. Kelebihan model pembelajaran POGIL diantaranya yaitu dapat

membantu peserta didik untuk lebih menemukan sendiri pengetahuannya dan

mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Selain itu model pembelajaran

POGIL juga mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan

proses, bertanya dan mengomunikasikan pengetahuan, serta dapat menjangkau

materi pelajaran dalam cakupan yang luas Zawadzki (dalam Malik et al., 2017).

2. Kelemahan

Kendala atau kekurangan yang dialami pada saat pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran POGIL ini adalah masalah waktu yang belum

bisa dialokasikan dengan baik, ketertiban siswa saat pembelajaran, sikap pasif

siswa, dan kemauan siswa untuk mencari referensi tambahan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Zawadzki (dalam Malik et al., 2017) yang menyatakan kelemahan model

POGIL diantaranya sangat sulit dilaksanakan bila sarana seperti buku paket tidak

disediakan di sekolah dan jika dilaksanakan di kelas yang sulit diarahkan untuk

pembelajaran maka pembelajaran tidak akan efektif. Guru dalam menggunakan

model pembelajaran POGIL harus dapat menciptakan situasi pembelajaran yang

membuat siswa merasa nyaman dan aktif terlibat di dalamnya. Siswa akan belajar

dengan segenap kemampuannya apabila menyukai apa yang dipelajari dan akan

aktif terlibat di dalamnya. Sebelum memulai pembelajaran lebih baik diberikan

dulu penjelasan kepada siswa mengenai langkah-langkah pada model pembelajaran

POGIL, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai yang diharapkan.

7
2.2 Hasil Belajar

Menurut Suprijono (dalam Widayanti, 2013), hasil belajar adalah polapola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan

keterampilan. Selanjutnya Supratiknya (dalam Widayanti, 2013), mengemukakan

bahwa hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-

kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses belajar-

mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Menurut Abdurrahman (dalam

Peranginangin & Barus, 2020) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Bloom (dalam Peranginangin &

Barus, 2020) ada tiga ranah hasil belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Hasil

belajar adalah keluaran (output) dari suatu pemprosesan masukan (input). Masukan

dari sistem berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluaranya adalah

perbuatan atau kinerja. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat keberhasilan

yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Simpulan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan

perilakuyang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari

proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Hutauruk, 2018).

2.3 Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun atas atom karbon dan

atom hidrogen. Senyawa hidrokarbon dapat dibedakan berdasarkan pengikatnya

terhadap atom hidrogen. Jika atom karbon berikatan tunggal dengan atom karbon

lainnya dan sisa elektron valensi nya digunakan untuk mengikat atom hidrogen,

8
maka senyawa hidrokarbon ini dikatakan jenuh dengan atom hidrogen sehingga

dinamakan hidrokarbon jenuh. Sementara jika antara atom karbon yang satu

dengan atom karbon lain dalam kondisi berikatan rangkap dan sedikit sisa elektron

valensinya digunakan untuk mengikat atom hidrogen, maka senyawa hidrokarbon

dikatakan tak jenuh (belum penuh) dengan atom hidrogen sehingga dinamakan

hidrokarbon tak jenuh. (Mulyanti, 2015)

1) Hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal)

- Alkana (rumus umum = CnH2n+2)

- Sikloalkana (rumus umum = CnH2n): alkana yang memunyai rantai

melingkar.

2) Hidrokarbon tak jenuh (ikatan rangkap)

- Alkena (rumus umum = (CnH2n): mempunyai sebuah ikatan rangkap

dua.

- Alkuna (rumus umum = CnH2n-2): mempunya sebuah ikatan rangkap

tiga.

- Alkadiena (rumus umum = CnH2n-2): mempnyai dua buah ikatan

rangkap dua.

1. Alkana

Alkana (alkane) mempunyai rumus umum CnH2n +2 dengan n = 1, 2 ,... Ciri

terpenting dari molekul hidrokarbon alkane adalah hanya terdapat ikatan kovalen

tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah

maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang

ada. Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n = 1) adalah CH₄, yang

9
merupakan hasil alami penguraian bakteri anareob dari tanaman-tanaman dalam air.

(Chang, 2003).

Metana Etana

Propna

Gambar 2.1 Menunjukkan Struktur dari empat Alkana pertama (n =


1 sampai n = 4).

Tabel 2.2 Deret Homolog Alkana

Deret Rumus
Rumus struktur
alkana Molekul
Metana CH4
Etana C2H6 CH3 – CH3

Propana C3H8 CH3 – CH2 – CH3

Butana C4H10 CH3 – CH2 – CH2 – CH3


Pentana C5H12 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Heksana C6H14 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Heptana C7H16 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Oktana C8H18 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Nonana C9H20 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Dekana C10H22 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

10
Pada tabel di atas jumlah atom C dan H bertambah secara teratur dengan

penambahan CH2 seperti berikut:

CH4 + CH2 = C2H6

C2H6 + CH2 = C3H8

C3H8 + CH2 = C4H10

Deretan senyawa yang mengalami penambahan jumlah atom secara teratur

seperti contoh disebut deret homolog alkana. Berdasarkan deret homolog alakan

tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut:

1. Jika atom C = 1 maka atom H = 4

2. Jika atom C = 2 maka atom H = 6

3. Jika atom C = 3 maka atom H = 8

Jika atom C = n maka atom H = 2n + 2

(Mulyanti, 2015)

 Tatama Nama Alkana

Tata nama menurut IUPAC terdiri dari tiga bagian yaitu awalan, induk, dan

akhiran. Awalan menunjukkan posisi gugus fungsi yang teikat pada induk (jika

ada). Induk menunjukkan banyaknya atom karbon dalam rantai terpanjang.

Sementara akhiran menunjukkan golongan rantai karbon tersebut.

1) Semua nama alkana mempunyai akhiran ‘ana’.

2) Jika rantai karbon lurus, maka

a. Nama alkana tergantung dari jumlah atom C dalam rantai karbon.

11
Tabel 2.3 Tata Nama Alkana

Jumlah atom C Nama alkana Rumus Molekul


1 Metana CH4
2 Etana C2H6
3 Propana C3H8
4 Butana C4H10
5 Pentana C5H12
6 Heksana C6H14
7 Heptana C7H16
8 Oktana C8H18
9 Nonana C9H20
10 Dekana C10H22

b. Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom C atau lebih, maka nama alkana

diberi awalan n- (normal) hntuk membedakan isomer dalam bentuk rantai

bercabang. Sebagai contoh butana mempunyai dua isomer (rumus molekul

sama, struktur berbeda) yaitu n-butana dan 2-metil propana (isobutana

bercabang) sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur butana (n-butana dan 2-metil propana)

12
3) Jika rantai karbon bercabang, maka

Jika satu atom H dari alkana dilepas maka akan membentuk gugus

alkil (R = CnH2n+1) dimana gugus alkil berfungsi membentuk rantai

bercabang dari alkane. Beberapa gugus alkil yang penting adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.4 Deret Homolog Alkil

Jumlah Rumus struktur Rumus Nama


karbon molekul
1 CH3 – CH3 Metil
2 CH3 – CH2 – C2H5 Etil
3 CH3 – CH2 – CH2 – C3H7 Propil
4 CH3 – (CH2)2 – CH2 – C4H9 Butil
5 CH3 – (CH2)3 – CH2 – C5H11 Pentil/amil
6 CH3 – (CH2)4 – CH2 – C6H13 Heksil
7 CH3 – (CH2)5 – CH2 – C7H15 Heptil
8 CH3 – (CH2)6 – CH2 – C8H17 Oktil
9 CH3 – (CH2)7 – CH2 – C9H19 Nonil
10 CH3 – (CH2)8 – CH2 – C10H21 Dekil

b. Alkena (CnH2n)

Alkena termasuk hidrokarbon tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap dua

C=C. Adanya ikatan rangkap dua menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak

penuh (jenuh) seperti pada alkana.

13
Tabel 2.5 Deret Homolog Alkena

Jumlah C Rumus struktur Rumus molekul Nama kimia

2 H2C = CH2 C2H4 Etena

3 H2C = CH – CH3 C3H6 Propena

4 H2C = CH – CH2 – CH3 C4H8 1-butena

5 H2C = CH – (CH2)3 – CH3 C5H10 1-pentena

6 H2C = CH – (CH2)4 – CH3 C6H12 1-heksena

7 H2C = CH – (CH2)5 – CH3 C7H14 1-heptena

8 H2C = CH – (CH2)6 – CH3 C8H16 1-oktena

9 H2C = CH – (CH2)7 – CH3 C9H18 1-nonena

10 H2C = CH – (CH2)8 – CH3 C10H20 1-dekena

Jumlah atom C dan H pada pertambahan secara teratur dengan penambahan CH2

sebagai berikut:

C2H4 + CH2 = C3H6

C3H6 + CH2 = C4H8

C4H8 + CH2 = C5H10

Deretan senyawa alkena yang mengalami penambahan jumlah atom secara

teratur seperti contoh disebut deret homolog alkena. Berdasarkan deret homolog

alkena, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Jika atom C = 2 maka atom H = 4

Jika atom C = 3 maka atom H = 6

Jika atom C = 4 maka atom H = 8

14
Jika atom C = n maka atom H = 2n

Jadi, rumus umum alkena adalah CnH2n. (Mulyanti, 2015)

 Tata Nama Alkena

Tata nama alkena menurut IUPAC mengikuti tata nama pada alkana dengan

beberapa poin penting berikut:

1) Rantai induk pada alkena adalah rantai adalah rantai karbon terpanjang yang

mengandung ikatan rangkap dua C=C. Nama rantai induk berasal dari nama

alkane dimana akhiran ‘-ana’ diganti ‘-ena’.

2) Penomoran pada rantai induk dimulai dari atom terdekat dengan gugus ikatan

C=C.

1-butena

3) Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke

ikatan C=C, diikuti tanda (-) kemudian nama dari rantai induk.

2-pentena

4) Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang

sesuai. Aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana.

2-metil-3-heksena

15
5) Jika terdapat lebih dari satu ikatan C=C, maka akhiran “-ena” diganti menjadi

“-diena”. (Mulyanti, 2015)

1,3-pentadiena

c. Alkuna (CnH2n-2)

Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap

tiga. Contoh senyawa alkuna yang terkenal adalah gas etuna atau asetilena yang

ketika dibakar menghasilkan energi yang sangat tinggi dan digunakan untuk

mengelas logam.

Tabel 2.6 Deret Homolog Alkuna

Rumus struktur Rumus molekul Nama kimia

HC CH C2H2 Etuna

HC C – CH3 C3H4 Propuna

HC C – CH2 – CH3 C4H6 1-butuna

HC C – (CH2)2 – CH3 C5H8 1-pentuna

HC C – (CH2)3 – CH3 C6H10 1-heksuna

HC C – (CH2)4 – CH3 C7H12 1-heptuna

HC C – (CH2)5 – CH3 C8H14 1-oktuna

HC C – (CH2)6 – CH3 C9H16 1-nonuna

HC C – (CH2)7 – CH3 C10H18 1-dekuna

16
Jumlah atom C dan H bertambah secara teratur dengan penambahan CH2

sebagai berikut:

C2H2 + CH2 = C3H4

C3H4 + CH2 = C4H6

C4H6 + CH2 = C5H8

Deretan senyawa alkuna yang mengalami penambahan jumlah atom seperti

contoh disebut deret homolog alkuna. Berdasarkan deret homolog alkuna,

diperoleh persamaan sebagai berikut.

Jika atom C = 2 maka atom H = 2

Jika atom C = 3 maka atom H = 4

Jika atom C = 4 maka atom H = 6

Jika atom C = n maka atom H = 2n-2

Jadi, rumus umum alkuna ialah CnH2n-2

 Tata Nama Alkuna

Tata nama alkuna menurut IUPAC persis sama dengan tata nama pada alkena,

dengan akhiran ‘-ena’ diganti dengan ‘-una’. (Mulyanti 2015)

Etuna 1-butuna

17
2.4 Kerangka Pemikiran

Masalah

1. Siswa masih kurang memahami


materi kimia senyawa hidrokarbon.
2. Hasil belajar siswa masih rendah
3. Siswa kurang aktif, dikarenakan
proses pembelajaran
yang kurang menarik.

Solusi Harapan

Pembelajaran menggunakan
Model pembelajaran model POGIL berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa
POGIL pada materi senyawa
hidrokarbon.

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

18
2.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran POGIL terhadap hasil belajar siswa pada materi senyawa

hidrokarbon.

H0: µ1 = µ2 (Tidak Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Blajar Sebelum

dan sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

Ha: µ1 ≠ µ2 (Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar sebelum dan

sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar sebelum dan

sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL. Artinya dapat dilihat

bahwa Terdapat pengaruh model pembelajaran POGIL) terhadap hasil belajar pada

materi senyawa hidrokarbon.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif untuk melihat pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap hasil

belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon dengan menggunakan analisis uji-

t. Penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subjek dalam

kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment) dan bukan

menggunakan subjek yang diambil secara acak. (Sugiyono, 2017)

Desain penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen dengan

menggunakan Desain Penelitian Non equivalent control group design (Sugiyono,

2017).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

O1 X O2
O3 Y O4

Keterangan:

O1 : Pretest untuk kelas eksperimen

O3 : Pretest untuk kelas kontrol

O2 : Posttest untuk kelas eksperimen

O4 : Posttest untuk kelas kontrol

X : Penggunaan model pembelajaran POGIL

Y : Penggunaan model konvensional

20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pinogaluman pada kelas XI MIA

1 dan XI MIA 2.

2. Waktu

Pelaksanaan penelitian pada semester ganjil 2021/2022.

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa yang ada di

SMA N 1 Pinogaluman di kelas XI MIA. Sedangkan yang menjadi sampel yaitu

siswa kelas XI MIA 1 yang berjumlah 20 orang sebagai kelas kontrol yang diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan siswa kelas

XI MIA 2 yang berjumlah 20 orang sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang

diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran POGIL.

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat variabel yaitu:

1. Variabel Independen (Variabel bebas) pada penelitian ini adalah model

pembelajaran POGIL.

2. Variabel Dependen (Variabel terikat), pada penelitian ini adalah hasil belajar

pada materi senyawa hidrokarbon. (Sugiyono,2017)

3.5 Teknik Pengambilan Data

Tahapan Pengambilan Data terdiri dari 3 tahap, yaitu:

21
3.5.1 Tahapan Persiapan

1. Menganalisis kompetensi materi yang akan diuji

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen

dan kelas kontrol

3. Menetapkan waktu dan tempat penelitian

4. Membuat instrumen penelitian, yakni soal pre-test dan post-test

3.5.2 Tahapan Pelaksanaan

1. Melaksanakan Uji Validitas dan uji reliabilitas soal pre-test dan post-test

2. Membagikan soal pre-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Pelaksanaan pembelajaran Luring (tatap muka) di Kelas eksperimen dan

kelas kontrol

4. Membagikan soal post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol

3.5.3 Tahapan Analisis

1. Analisis data uji normalitas

2. Analisis data uji homogenitas

3. Analisis data uji hipotesis (uji t)

3.6 Teknik Analisis Instrumen

Peneliti melakukan uji istrumen sebelum pengambilan data yang akan diteliti.

Kemudian instrumen akan diuji coba kepada siswa, data dianalis dengan

menggunakan uji validitas tes.

3.6.1 Uji Validitas Tes

Sebuah intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di

inginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

22
Validitas merupakan ketepatan, keabsahan suatu intrumen sehingga mampu

mengukur apa yang diukur.

𝑁 ∑ 𝑁𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan

rxy = koefisien korelasi

N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes

ƩX = jumlah skor tiap item soal

ƩY = jumlah skor total item soal

ƩXY = jumlah perkalian skor soal tiap item soal dan skor total

ƩX2= jumlah skor item soal dikuadratkan

ƩY2 = jumlah skor total soal dikuadratkan

Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan harga kritis r product moment

dengan taraf kesalahan 5%. Jika rxy > rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan

valid. Sebaliknya, Jika rxy < rtabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak

valid. (Sugiyono, 2018)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas hasil belajar menggunakan teknik belah dua dari

Spearman Brown (split half), dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2018).


2𝑟𝑏
ri = 1+ 𝑟𝑏

Keterangan:

ri : reliabilitas internal seluruh instrument

rb: korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

23
Pada uji reliabilitas ini, teknik belah dua yang digunakan peneliti,

adalah dengan membagi butir-butir instrument kedalam dua kelompok, yaitu

kelompok bernomor ganjil dan kelompok bernomor genap.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan beberapa tahap yang meliputi: Uji Normalitas, Uji

Homogenitas, dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis (uji t).

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kedua

kelas berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas akan dilakukan sebelum

diberikan materi pembelajaran. Uji normalitas pada penelitian ini peneliti

menggunakan pengujian normalitas data dengan uji liliefors yang diolah dengan

menggunakan cara manual dengan bantuan Ms Excel.

Langkah-langkah pengujian:

 Urutkan data dari kecil sampai yang besar.

 Hitunglah rata-rata nilai skor secara keseluruhan.

 Hitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi

∑ 𝑓𝑥2
tunggal, dengan rumus 𝑆𝐷 = √ 𝑁

𝑥−𝑥̅
 Hitung Zi dengan rumus Zi = 𝑆𝑑

 Tentukan nilai tabel Z (lihat tabel Z) berdasarkan nilai Zi, dengan

mengabaikan nilai negatifnya. Kemudian langkah selanjutnya adalah

melihat tabel pada kolom Z dengan mengambil satu angka dibelakang

24
koma dan melihat angka kedua setelah koma untuk menentukan kolom

mana yang harus dipilih.

 Tentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z

tuliskan dengan simbol F(Zi). Yaitu dengan cara nilai 0,5- nilai tabel Z

apabila nilai Zi negatif (-), dan 0,5+ nilai tabel Z apabila nilai Zi positif

(+).

 Hitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai Z untuk

setiap baris, dan sebut dengan S(Zi) kemudian dibagi dengan jumlah

𝑓𝑘
number of cases (N) sample. S(Zi) dapat dicari dengan: 𝑆(𝑍𝑖 ) =
𝑁

 Tentukan nilai L hitung = F(Zi)-S(Zi) dan bandingkan dengan nilai L

tabel (tabel nilai kritis untuk uji liliefors). Cara mencari F(Zi)-S(Zi)

dengan rumus = F(Zi)-S(Zi)

Kriteria Pengujian:

Jika Lhitung < L tabel maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diperoleh

homogen atau tidak. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen,

maka data layak untuk diuji parametrik. Adapun Alat uji yang digunakan dalam uji

homogenitas yaitu uji Fisher Sugiyono (dalam Muharrami et al, 2016).

Langkah-langkah pengujian:

1) Hipotesis Statistik yang hendak diuji pada kedua kelompok adalah:

𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 (Varians 1 sama dengan Varians 2 atau Homogen)

25
𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎22 (Varians 1 tidak sama dengan varians 2 atauTidak Homogen)

2) Taraf Nyata : 𝛼 = 0,05

3) Kriteria Pengujian:

Terima H0 jika 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1𝛼 (𝑛1 −1,𝑛2 −1)


2

Tolak H0 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝛼


2

4) Mencari Fhitung dari varians X dan Y, dengan rumus:

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12


𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 2 , bila 𝑆12 > 𝑆22
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2

5) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F.

3.7.3 Uji Hipotesis

Setelah normalitas dan homogenitas, maka untuk menguji data yang diperoleh

digunakan rumus uji-t.

Tahapan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. H0: µ1 = µ2 (Tidak Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Blajar

Sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

Ha: µ1 ≠ µ2 (Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar sebelum dan

sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

2. Tingkat kepercayaan 95 % atau α 5% = 0,05

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

3. Statistik Uji:

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
1 1
𝑆√𝑁 + 𝑁
1 2

26
Dengan varians sampel:

(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22


𝑆2 =
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)

4. Kriteria Pengujian:

Ho ditolak jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(Sugiyono, 2010)

Keterangan:

𝑋̅1 : Rata-rata selisih skor pretest dan posttes kelas eksperimen

𝑋̅2 : Rata-rata selisih skor pretest dan posttes kelas kontrol

𝑛1 : Jumlah siswa kelas eksperimen

𝑛2 : Jumlah siswa kelas kontrol

𝑆 2 : Varians gabungan

𝑆 21 : Varians dari kelas eksperimen

𝑆 2 2 : Varians dari kelas kontrol

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan menggunakan desain

penelitian Non equivalent control group design. Penelitian ini dilakukan di SMA

Negeri 1 Pinogalman kelas XI MIA sebagai populasinya, pemilihan sampel dengan

menggunakan seluruh subyek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi

perlakuan (treatment) dan bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak,

dengan Kelas XI MIA 2 (kelas kontrol) dengan jumlah siswa 20 orang dan kelas XI

MIA 1 (kelas eksperimen) dengan jumlah siswa 20 orang tahun ajaran 2021/2022.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran

POGIl terhadap hasil belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon dengan

menggunakan analisis uji-t.

4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Data hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 (kelas kontrol) dan kelas XI MIA

2 (kelas eksperimen) pada materi senyawa hidrokarbon diperoleh dengan

menggunakan pretest dan posttest, yang sebelumnya soal pretest dan posttest

tersebut dilakukan pengujian instrument penelitian terlebih dahulu. Pengujian soal

pretest dan posttest sebagai instrument penelitian ini dilakukan dengan melalui

pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sebelum menggunakan soal post-test, soal post-test terlebih dahulu dilakukan

pengujian validitas menggunakan kelas XII MIA yang sebelumya telah mengikuti

28
materi senyawa hidrokarbon dan dilakukan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel 2016. Jumlah soal yang akan diuji adalah 20 butir soal berbentuk

soal Pilihan ganda, dengan menggunakan taraf signifikan 5% atau 0,05 dengan

responden sebanyak 20 orang. Kriteria valid yang ditentukan adalah r hitung > rtabel,

dimana N=20, maka rtabel yang digunakan adalah 0,444 (Sugiyono, 2018). Hasil uji

validitas post-test yaitu, sebanyak 14 butir soal yang valid dan 6 butir soal yang

tdiak valid, artinya ada 14 butir soal yang akan digunakan untuk pretest dan posttest

dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 53.

2. Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas dari instrument penelitian, teknik yang

digunakan adalah dengan menggunakan teknik split half (belah dua) yang

menggunakan rumus Spearman Brown. Didapati hasil dari uji reliabilitas pada post-

test yaitu rhitung sebesar 0,848. Dengan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa

soal post-test tersebut reliabel karena rhitung = 0,848 > rtabel = 0,444 dapat dilihat pada

lampiran 4 halaman 54.

. Hasil analisis deskriptif dari data pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kontrol dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Nilai Statistik

No Statistik Selisih
Pretest Posttest
(Posttest- Pretest)

1 Skor Minimum 14 43 36
2 Skor Maksimum 50 86 50
3 Sum (∑) 608 1408 800
4 Mean (𝑥̅ ) 30.4 70.39 40.025
5 Varians(S2) 118.1955 55.300 18.3446

29
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa, rata-rata hasil pretest

pada kelas eksperimen adalah 30,4 dengan nilai terendah pretest 14 dan nilai

tertinggi pretest 50 sedangkan nilai posttest yang dicapai dengan nilai rata-rata

70,39 dan nilai terendah posttest 43 serta nilai tertinggi posttest 86. (Lihat

lampiran 10 hal 95)

Tabel 4.2 Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Nilai Statistik
No Statistik Selisih
Pretest Posttest
(Pretest- Posttest)
1 Skor Minimum 14 71 43
2 Skor Maksimum 50 93 57
3 Sum (∑) 678 1643 964
4 Mean (𝑥̅ ) 33.9 82.1 48.2
5 Varians(S2) 122.8719 40.2809 31.5607

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa, rata-rata hasil pretest pada

kelas eksperimen adalah 33,9 dengan nilai terendah pretest 14 dan nilai tertinggi

pretest 50 sedangkan nilai posttest yang dicapai dengan nilai rata-rata 82,1 dan nilai

terendah posttest 71 serta nilai tertinggi posttest 93. (Lihat lampiran 10 hal 94)

30
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
100 93
86
90
80 71
70
57
60 50 50 50
50 43 43
36
40
30
20 14 14
10
0
Pretest posstest Selisih Pretest Posttest Selisih
Minimum 14 43 36 14 71 43
Maksimum 50 86 50 50 93 57

Gambar 4.1. Diagram Data Hasil Pretest dan Posttest

4.1.2 Analisis Data Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Data yang

digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas adalah data pretest dari kedua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis terhadap data hasil pretest

dilakukan untuk mengetahui kenormalan dan keseragaman data sebagai syarat

untuk dilakukannya eksperimen terhadap dua kelas yang telah dipilih. Di bawah ini

merupakan pengujian persyaratan analisis yang dilakukan pada penelitian ini yang

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui

kenormalan dan keseragaman data yang diperoleh.

1. Uji Normalitas
Kriteria Pengujian:

Jika L0 (hitung) < L tabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

31
 Kelas eksperimen

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan uji liliefors yang diselesaikan

secara manual diperoleh bahwa nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi normal

yaitu dengan nilai 𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,138 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190.

(Lihat lampiran 11 hal 96)

 Kelas kontrol

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan uji liliefors yang diselesaikan

secara manual diperoleh bahwa nilai pretest kelas kontrol berdistribusi normal yaitu

dengan nilai 𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,121 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190.

(Lihat lampiran 11 hal 97).

Tabel 4.3 Ringkasan Data Hasil Uji Normalitas Pretest


Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Kelas Lhitung Ltabel Hasil Pengujian Kriteria


Lhitung< Ltabel
0,138
Eksperimen 0,190 Normal
0,121
Komtrol 0,190 Normal

2. Uji Homogenitas
1. Hipotesis Statistik yang hendak diuji pada kedua kelompok adalah:

𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 (Varians 1 sama dengan Varians 2 atau Homogen)

𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎22 (Varians 1 tidak sama dengan varians 2 atauTidak Homogen)

2. Kriteria Pengujian:

Terima H0 jika 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1𝛼 (𝑛1 −1,𝑛2 −1)


2

Tolak H0 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝛼


2

32
Tabel 4.4 Ringkasan Data Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Statistik Nilai Statistik Kriteria Pengujian

Jumlah Siswa 20 Terima H0 jika


Varians Pretest Eksperimen 122,8719 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Varians Pretest Kontrol 118,1955 Tolak H0 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Fhitung 1,0395
Ftabel 4,41
Kesimpulan: Fhitung =1,0395 < Ftabel = 4,41, Varians Homogen

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat hasil analisis pengujian kesamaan

dua ragam dengan statistik uji F pada data Pretest, dengan 𝑆12 = 122,8719 dan 𝑆22 =

118,1955 memberikan nilai Fhitung = 1,0395 sedangkan Ftabel = 4,41. Hal ini

menunjukan bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,0395 < 4,41 sehingga terima 𝐻0 ∶ 𝜎12 =

𝜎22 . Jadi, dapat dianggap bahwa varians dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah homogen atau sama. (Lihat lampiran 12, hal 98)

3. Pengujian Hipotesis

1. H0: µ1 = µ2 (Tidak Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Blajar

Sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

Ha: µ1 ≠ µ2 (Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar sebelum dan

sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

2. Kriteria Pengujian:

Ho ditolak jika thitung > ttabel

33
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Hipotesis

Statistik Nilai Statistik Kriteria Pengujian

Jumlah Siswa 20 Terima H0 jika


Rata-rata Pretest dan Posttest 48,214 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Kelas Eksperimen Terima Ha 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Selisih Pretest dan Posttest 31,5607
Kelas Eksperimen
Rata-rata Pretest dan Posttest 40,025
Kelas Eksperimen
Selisih Pretest dan Posttest 18,3446
Kelas Kontrol
thitung 5,12
ttabel 2,024
Kesimpulan: Terima Ha

Berdasarkan tabel 4.5 di atas statistik uji-t pada taraf nyata 5%, yaitu dengan

nilai 𝑥̅1 = 48,214, 𝑥̅2 = 40,025, 𝑠12 = 31,5607, 𝑠22 = 18,3446, 𝑛1 = 20, 𝑛1 = 20 dan S

= 4,994 sehingga nilai thitung=5,12 dan ttabel= 2,024, artinya thitung > ttabel .Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa, H0 yang menyatakan Tidak Terdapat Perbedaan yang

signifikan antara Hasil Blajar Sebelum dan sesudah menggunakan model

pembelajaran POGIL ditolak, dan Ha yang menyatakan Terdapat Perbedaan yang

signifikan antara Hasil Belajar sebelum dan sesudah menggunakan model

pembelajaran POGIL diterima. Hal ini berarti model pembelajaran POGIL

berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi Senyawa Hidrokarbon. Dimana

rata-rata hasil belajar siswa dikelas yang menggunakan model POGIL lebih besar

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. (Lihat

lampiran 13, hal 100).

34
4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

POGIL terhadap hasil belajar siswa pada materi senyawa hidrokarbon di SMA

Negeri 1 Pinogaluman, yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus tahun ajaran

2021/2022. Langkah pertama dimulai dengan dilakukannya uji validitas dan

reabilitas soal terlebih dahulu sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda kepada

siswa kelas XII MIA di SMA Negeri 1 Pinogaluman dengan menggunakan

hitungan koefisien korelasi pearson product moment, dan mendapatkan hasil dari

soal tersebut. Peneliti mendapatkan soal yang valid berjumlah 14, kemudian soal

tersebut diberikan sebagai soal pretest kepada siswa kelas XI MIA di SMA Negeri

1 Pinogaluman dimana siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan Kelas

XI MIA 1 sebagai kelas kontrol. Hasil pretest yang diperoleh, pada kelas

eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kelas kontrol.

Setelah melakukan pretest, langkah selanjutnya adalah dilakukan proses belajar

mengajar pada kedua kelas dengan materi senyawa hidrokarbon. Proses

pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas menggunakan model pembelajaran

yang berbeda, dimana pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan

model POGIL, dengan 5 tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi, tahap

pembentukan konsep, tahap aplikasi dan pentup, dimana tahap orientasi merupakan

tahap mempersiapkan siswa untuk belajar dengan memberikan motivasi untuk

menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa untuk penyelidikan terhadap

masalah yang dihadapi serta memberikan apersepsi yang behubungan dengan topik

yang akan dipelajari. Tahap eksplorasi dilakukan dengan memberikan siswa

35
kesempatan untuk melakukan pengamatan, merancang dan melakukan percobaan,

mengumpulkan dan menganalisa data, mengusulkan, menanyakan dan

merumuskan. Tahap pembentukan konsep adalah konsep diciptakan dan dibentuk

sebagai hasil dari eksplorasi. Proses dalam tahap eksplorasi dirangkai dengan

menyediakan pertanyaan yang menuntun untuk berpikir kritis dan analitis siswa.

Tahap aplikasi adalah konsep diidentifikasi dan dipahami, selanjutnya konsep

tersebut akan diperkuat dan diperluas dengan mengaplikasikan dalam latihan,

masalah dan situasi penelitian. Tahap penutup adalah siswa membuat kesimpulan,

mempresentasikan temuan dan kesimpulan kepada guru dan siswa lainnya serta

menerima saran dan tanggapan dari pendengar. Langkah-langkah pembelajaran

yaitu pembagian kelompok belajar yang beranggotakan 4 orang per kelompok,

setiap kelompok diberi materi dengan bantuan lembar kegiatan siswa (LKS). LKS

sendiri merupakan panduan yang digunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan

penyelidikan atau pemecahan masalah dalam bentuk ringkasan materi Imran (dalam

setyaning, 2017). Selanjutnya anggota tiap-tiap kelompok diberikan tugas yang

berbeda, yaitu ada sebagai manager bertugas memimpin anggota kelompok dalam

bekerja sama dan memantau keaktifan anggota kelompok dalam berdiskusi.,

spokerperson bertugas menyajikan hasil diskusi kelompok, recorder bertugas

membantu mencatat hasil pengamatan dan jawaban pertanyaan pada LKS, dan

strategy analyst bertugas mencari sumber informasi yang relevan (melalui bahan

ajar, buku kimia, dll) serta memeriksa dan menganalisis informasi yang didapatkan

dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan ke anggota kelompok. Dalam

proses pembelajaran menggunakan POGIL ini guru hanya sebagai fasilitator,

36
dimana jika ada materi yang tidak dimengerti oleh siswa maka dapat ditanyakan

kepada guru. Selanjutnya setiap anggota kelompok wajib mengerjakan soal latihan

yang ada dalam LKS. Setelah selesai diskusi setiap kelompok akan menyajikan

hasil diskusi, dan guru memberikan evaluasi, sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Sesudah materi yang diajarkan telah selesai, maka langkah berikutnya yang

dilakukan yaitu dengan memberikan tes akhir (post-test) kepada kedua kelas

tersebut. Hasil dari nilai posttest kedua kelas tersebut akan diukur menggunakan

analisis uji-t, yang bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh dari model yang

digunakan sehingga dapat membuat hasil belajar siswa meningkat atau tidak.

Sesudah memberikan tes akhir (post-test) dapat dilihat bahwa kelas eksperimen

yang proses belajar mengajarnya menggunakan model POGIL memiliki nilai rata-

rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yang proses belajar

mengajarnya menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini

mengindikasikan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model

POGIL lebih efektif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan proses

pembelajaran yang tanpa menggunakan model POGIL.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peneliti saat melakukan penelitian

baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol, salah satu faktor yaitu siswa

dalam kelas tersebut hanya sedikit sekali yang mengetahui tentang senyawa

hidrokarbon. Kurangnya pengetahuan dasar yang dimiliki siswa yang membuat

siswa sangat sulit untuk memahami materi, dan membuat peneliti sulit juga untuk

menjelaskan karena pemahan siswa masih kurang. Peneliti kemudian membuat

37
solusi dengan memberikan materi-materi tambahan sebagai bahan pembelajaran

dirumah dalam bentk pdf dan word, untuk meningkatkan minat dan pemahaman

siswa dalam pembelajaran kimia. Kenyataan yang didapatkan banyak sekali siswa

yang menyukai materi tersebut, hanya karena pemahaman dasar kurang, mereka

menjadi kesulitan tapi disaat diberikanya manteri pembelajaran berupa pdf dan

word yang berisikan materi siswa akhirnya tertarik dalam belajar kimia.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (dalam

Widodo, et al., 2015) yang mengatakan bahwa dalam model pembelajaran POGIL

sebagian besar siswa terlibat aktif dan berpikir di kelas dan laboratorium dalam

menarik kesimpulan melalui analisis data, model, atau contoh dan dengan

mendiskusikan ide-ide bekerja sama dalam tim untuk memahami konsep dan untuk

memecahkan masalah, merefleksikan pengalaman yang telah mereka pelajari

sehingga keterampilan proses sains siswa pun semakin berkembang. Menurut

Eberlein (dalam hanib, et al., 2017) pembelajaran dengan model Process Oriented

Guided Inquiry Learning (POGIL) dapat meningkatkan kinerja, aktivitas dan nilai

siswa. Siswa dan guru menemukan pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Sehingga model pembelajaran POGIL berpengaruh positif terhadap hasil belajar

siswa.

38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pinogaluman, serta pengujian

hipotesis yang telah dilakukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran POGIL dengan yang

menggunakan model konvensional, dengan harga thitung > ttabel pada α = 0,05 yaitu

thitung = 5,12 dan ttabel = 2,024, artinya terdapat pengaruh model pembelajaran

Process Oriented Guided Inquiry Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi

senyawa hidrokarbon di SMA Negeri 1 Pinogaluman.

5.2 Saran

Melihat hasil penelitian yang ada, disarankan bagi para guru, agar dapat

menggunakan model pembelajaran POGIL dalam proses belajar mengajar pada

materi-materi tertentu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada calon guru

untuk bisa melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh model

pembelajaran POGIL khususnya pada pembelajaran kimia demi kemajuan ilmu

pengetahuan serta peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

39
DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, N., Rizkia, N., Fajrina, W., & Simaremare, S. (2019). Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan. Talenta Conference Series: Science and Technology (ST),
2(1), 206–210. https://doi.org/10.32734/st.v2i1.343

Amri, S. (2018). Penerapan model process-oriented guided inquiry learning (pogil)


pada pembelajaran hukum newton di smp.

Ardhana, I. A. (2020). Pengaruh Process-Oriented Guided-Inquiry Learning (POGIL)


Terhadap Kemampuan Problem Solving Siswa. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis
Pendidikan Dan Keagamaan, 8(1), 337–352.
https://doi.org/10.36052/andragogi.v8i1.133

Erna, M., Rery, R. U., & Astuti, W. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik pada Materi Termokimia di SMA Pekanbaru Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 8(1), 17–27.
https://doi.org/10.21009/jrpk.081.02

Hutauruk P., Simbolon R., (2018). SEJ (School Education Journal) Vol. 8. No 2 Juni
2018. 8(2).

Malik, A., Oktaviani, V., Handayani, W., & Chusni, M. M. (2017). Penerapan Model
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Penelitian & Pengembangan
Pendidikan Fisika, 3(2), 127–136. https://doi.org/10.21009/1.03202

Manampiring, G. V., Santoso, I., & Kapahang, A. (2019). Penerapan Metode POGIL
Pada Materi Konsep Mol Di Kelas X IPA SMA Negeri 2 Langowan. Oxygenius
Journal Of Chemistry Education, 1(2), 72. https://doi.org/10.37033/ojce.v1i2.112

Muharrami, Y. A., Abdi W., Aziz D (2016). Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Permainan Ular Tangga Dengan Media Permainan
Monopoly Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 14 Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I,
Nomor 1, Hal 212-222, Agustus 2016

Ningsih, S. M., & Bambang, S. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Process


Oriented Guided Inquiry Learning (Pogil) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. UPEJ (Unnes Physics Education Journal), 1(2).
https://doi.org/10.15294/upej.v1i2.1364

40
Peranginangin A., Barus H., Gulo R., (2020). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Di
Ajar Dengan Model Model Konvensional Model (Vol. 3).

Putri, V. W., & Gazali, F. (2021). Studi Literatur Model Pembelajaran POGIL untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia. Journal of
Multidisciplinary Research and Development, 3(2), 1–6.

Setyaning, D. Y., (2017). Penerapan Model Pogil Untuk Melatihkan Keterampilan


Proses Sains Ditinjau Dari Hasil Belajar. Pensa: Jurnal Pendidikan Sains, 5(02),
108–112.

Sugiyono., (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono., (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono., (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulalah A. S., (2014). Implementasi Strategi POGIL untuk Mereduksi Miskonsepsi


Pada Materi Stoikiometri Kelas X di SMAN 1 Kandangan. Unesa Journal Of
Chemical Education, 3(3), 187–192.

Widayanti, L. (2013). Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viia Mts Negeri
Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012 / 2013. XVII(April), 32–35.
Widodo, W., Indraswari, R. A (2015). Penerapan Model Pembelajaran Process
Oriented Guided Inquiry Learning (Pogil) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Pada Materi Kalor Kelas Vii Smp N 22 Surabaya. J. Pendidik. IPA
e-Pensa. Vol 3 Issue 1

Yusuf, N. J., Herdini, H., & Rery, R. U. (2019). Penerapan Strategi Process Oriented
Guided Inquiry Learning (Pogil) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Riau, 4(2), 17. https://doi.org/10.33578/jpk-
unri.v4i2.7158

41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KISI-KISI SOAL TEST
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pinogaluman
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI MIA
Bentuk Soal Tes : Pilihan Ganda
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kompetensi Inti :
KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar:
3.1: Menganalisis Rumus, struktur dan tata nama sesuai aturan IUPAC senyawa hidrokarbon (alkana, alkena alkuna).
1. Rumus, struktur, dan tata nama Alkana
2. Alkena
3. Alkuna

42
SOAL PRETEST MATERI SENYAWA HIDROKARBON
Indikator Soal Jawaban
 Memahami rumus umum alkana, alkena 1. Rumus alkana, alkena dan alkuna berturut turut adalah…. C
dan alkuna berdasarkan analisis rumus A. CnH2n-2, CnH2n, Cn2n+2
struktur dan rumus molekul. B. CnH2n, CnH2n-2, Cn2n+2
C. Cn2n+2, CnH2n, CnH2n-2
D. CnH2n-2, Cn2n+2, CnH2n
E. Cn2n+2, CnH2n-2, CnH2n

2. Rumus umum dari C4H6 adalah…. A


A. CnH2n-2
B. CnH2n
C. CnH2n+2
D. Cn2n+2
E. CnHn

3. Rumus kimia C3H8 merupakan homolog dari…. E


A. alifatik
B. alkena
C. alkuna
D. alkadiena
E. alkana

4. Senyawa yang mempunyai rumus C6H14 adalah…. A


A. 2-metilpentana
B. 3-etilpentana
C. 2-metilheksana

43
D. 3-metilheksana
E. 3,4-dimetilheksana

 Menjelaskan rumus struktur dan rumus 5. Urutan yang paling tepat untuk alkana adalah…. B
molekul dengan rumus umum senyawa
hidrokarbon

6. Yang merupakan struktur dari 2-butena adalah…. C

7. Diantara senyawa berikut C


 (1.) C4H8
 (2.) C5H12
 (3.) C6H12
 (4.) C4H10
 (5.) C5H8
Yang merupakan homolog alkena adalah….
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5

44
8. Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon adalah…. D.
A. n-pentana
B. 2-metilbutana
C. Isopentana
D. 2-metilpentana
E. 2,2-dimetilpropana

 Menjelaskan cara memberi nama 9. Nama IUPAC dari senyawa berikut E


senyawa alkana, alkena dan alkuna adalah….
sesuai dengan aturan IUPAC A. metana
B. etana
C. propana
D. butana
E. pentana
10. Dari gambar dibawah, tata nama yang tepat untuk senyawa D
tersebut adalah…..

A. 2,2,3-trimetil heksana
B. 2,3,3-trimetil heptana
C. 2,2,3-trimetil pentana
D. 3,3,4-trimetil heptana
E. 3,4,4-trimetil heptana

45
11. Nama yang tepat dari senyawa ini adalah: A

A. 3-metilheksana n
B. 2-etilpentana
C. 4-metilheksana
D. Heptana
E. 2-propilbutana

12. Nama IUPAC dari C

Adalah…
A. 2,4-dietil-2,3-dimetilheksana
B. 2,3-dimetil-2,4-dietilheksana
C. 5-etil-3,3,4-trimetilheptana
D. 3,3,4-trimetil-5-etilheptana
E. 3,5-dietil-4,5-dimetilheksana

13. Nama yang memenuhi aturan tata nama alkana adalah…. C


A. 1,4-dimetilheptana

46
B. 4-etil-5-metilheptana
C. 3,4-dietilheksana
D. 3,3,6-trimetilheptana
E. 1,3-dimetilheksana

14. Di bawah ini nama hidrokarbon alkana yang tidak B


memenuhi aturan IUPAC adalah….
A. 2-metilpentana
B. 3-metil-3-etiloktana
C. 2,2-dimetilbutana
D. 3-etil-5-metilheptana
E. 2,3-dimetilheksana

47
LAMPIRAN 2
SOAL DAN KUNCI JAWABAN

1. Rumus alkana, alkena dan alkuna berturut turut adalah….


A. CnH2n-2, CnH2n, Cn2n+2
B. CnH2n, CnH2n-2, Cn2n+2
C. Cn2n+2, CnH2n, CnH2n-2
D. CnH2n-2, Cn2n+2, CnH2n
E. Cn2n+2, CnH2n-2, CnH2n
Jawaban: C
2. Rumus umum dari C4H6 adalah….
A. CnH2n-2
B. CnH2n
C. CnH2n+2
D. Cn2n+2
E. CnHn
Jawaban: A
Pembahasan:
C4H6 mengikuti rumus alkuna
3. Rumus kimia C3H8 merupakan homolog dari….
A. alifatik
B. alkena
C. alkuna
D. alkadiena
E. alkana
Jawaban: E
Pembahasan:
C3H8 mengikuti rumus CnH2n+2

4. Senyawa yang mempunyai rumus C6H14 adalah….


A. 2-metilpentana
B. 3-etilpentana
C. 2-metilheksana
D. 3-metilheksana
E. 3,4-dimetilheksana
Jawaban: A
Pembahasan:
Jumlah keseluruhan karbon harus enam
Analisis
 (a) metil dan pentana jumlah karbon 1 + 5= 6
 (b) etil dan pentana jumlah karbon 2 + 5 = 7
 (c) metil dan heksana jumalh karbon 1 +6 = 7
 (d) metil dan heksana jumlah karbon 1 + 6 = 7
 (e) dimetil danheksana jumlah karbon 1+1+6= 8
5. Urutan yang paling tepat untuk alkana adalah….

48
Jawaban: B
Pembahasan:
Alkana mempunyai rumus CnH2n+2
 mempunyai rumus CnH2n adalah alkena
 rumus CnH2n+2 adalah alkana
 yang mempunyai rumus CnH2n+4
 mempunyai rumus CnH2n-2 adalah alkuna
 gabungan alkana alkena dan alkena

6. Yang merupakan struktur dari 2-butena adalah….

Jawaban: C
Pembahasan:
2-butena berarti ada atom C sebanyak 4, terdapat ikatan rangkap dua (ena)
pada C ke 2
CH3CH=CHCH3
7. Diantara senyawa berikut
 (1.) C4H8
 (2.) C5H12
 (3.) C6H12
 (4.) C4H10
 (5.) C5H8
Yang merupakan homolog alkena adalah….
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
Jawaban: C
Pembahasan:
Alkena mempunyai rumus CnH2n
 nomor 1 adalah alkena
 (2) nomor 2 adalah alkana
 (3) nomor 3 adalah alkena
 (4) nomor 4 adalah alkana

49
 (5) nomor 5 adalah alkuna
8. Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon adalah….
A. n-pentana
B. 2-metilbutana
C. Isopentana
D. 2-metilpentana
E. 2,2-dimetilpropana
Jawaban: D
Pembahasan:
Pada alkana dengan 5 atom karbon dihitung dari induk ditambah cabang
cabang. Metil dihitung satu, etil dihitung 2, propil dihitung 3 dan
seterusnya.
a. Pentana atom karbon lima
b. 2-metilbutana, 1 + 4 = 5
c. Isopentana = 5
d. 2-metilpentana 1 + 5 = 6
e. 2,2-dimetilpropana 1+1+3 = 5

9. Nama IUPAC dari senyawa berikut


adalah….
A. metana
B. etana
C. propana
D. butana
E. pentana
Jawaban: E
Pembahasan:
Semua ikatan adalah ikatan jenuh (rangkap satu maka nama senyawa
dalam homoolog alkana (berakhiran ana),
Jumlah C sebanyak 5 dalam keadaan rantai lurus maka nama yang tepat
adalah pentana
10. Dari gambar dibawah, tata nama yang tepat untuk senyawa tersebut adalah…..

A. 2,2,3-trimetil heksana
B. 2,3,3-trimetil heptana
C. 2,2,3-trimetil pentana
D. 3,3,4-trimetil heptana
E. 3,4,4-trimetil heptana
Jawaban: D
11. Nama yang tepat dari senyawa ini adalah:

50
A. 3-metilheksana
B. 2-etilpentana
C. 4-metilheksana
D. Heptana
E. 2-propilbutana
Jawaban: A
Pembahasan:
Semua ikatan jenuh (rangkap 1) maka senywa tersebut masuk pada
homolog alkana

3-metil-heksana

12. Nama IUPAC dari

Adalah…
A. 2,4-dietil-2,3-dimetilheksana
B. 2,3-dimetil-2,4-dietilheksana
C. 5-etil-3,3,4-trimetilheptana
D. 3,3,4-trimetil-5-etilheptana
E. 3,5-dietil-4,5-dimetilheksana
Jawaban: C
Pembahasan:

5-etil,3,4,5-trimetilheptana
13. Nama yang memenuhi aturan tata nama alkana adalah….
A. 1,4-dimetilheptana
B. 4-etil-5-metilheptana

51
C. 3,4-dietilheksana
D. 3,3,6-trimetilheptana
E. 1,3-dimetilheksana
Jawaban: C

Pembahasan:
Nama yang tidak memenuhi aturan biasanyan nomor 1 masuk menjadi cabang,
alphabet tidak urut, nomor cabang terlalu dekat dengan kearah ujung misalkan
induk mempunyai karbon 5 tapi cabang dimulai dari 4,
 (a) tidak memenuhi aturan karena cabang pada C nomor 1
 (b) tidak memenuhi aturan seharusnya metil di nomor 3 sedangkan etil di 4
 (c) memenuhi aturan
 (d) seharusnya 2,5,5-trimetilheptana
 (e) tidak memenuhi aturan ada cabang di nomor 1
14. Di bawah ini nama hidrokarbon alkana yang tidak memenuhi aturan IUPAC
adalah….
A. 2-metilpentana
B. 3-metil-3-etiloktana
C. 2,2-dimetilbutana
D. 3-etil-5-metilheptana
E. 2,3-dimetilheksana
Jawaban: B

Pembahasan:

a. memenuhi aturan
b. seharusnya etil daripada metil (alphabet)
c. memeuhi
d. memenuhi
e. memenuhi

52
LAMPIRAN 3
UJI VALIDITAS SOAL PRETEST DAN POSTTEST

Butir Soal
No Nama Siswa Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 AM XII MIA 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5
2 AL XII MIA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
3 AB XII MIA 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
4 BH XII MIA 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12
5 DE XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
6 DM XII MIA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10
7 HT XII MIA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
8 J G XII MIA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
9 MA XII MIA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 17
10 NS XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
11 RL XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 18
12 RA XII MIA 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
13 RA XII MIA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 17
14 SW XII MIA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
15 SD XII MIA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17
16 SK XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
17 PK XII MIA 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13
18 FR XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
19 HK XII MIA 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Jumlah 14 15 14 13 13 16 15 13 16 15 16 16 15 18 14 15 16 18 16 15 303
rxy 0.5699 0.6521 0.5056 0.6296 0.5687 0.6147 0.548 0.5991 0.537 0.6521 0.0715 0.6535 0.1662 0.2501 0.5377 0.201 0.615 0.6936 0.227 0.166
r-tabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Kriteria V V V V V V V V V V TV V TV TV V TV V V TV TV

53
LAMPIRAN 4
UJI RELIABILITAS SOAL PRETEST DAN POSTTES

Butir Soal
Ganjil (X)Genap (Y) X² Y² XY
No Nama Siswa Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 AM XII MIA 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0
2 AL XII MIA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 6 36 36 36
3 AB XII MIA 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6 36 36 36
4 BH XII MIA 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 4 5 16 25 20
5 DE XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 49 49 49
6 DM XII MIA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 3 1 9 3
7 HT XII MIA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 7 36 49 42
8 JG XII MIA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 6 6 36 36 36
9 MA XII MIA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 7 36 49 42
10 NS XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 49 49 49
11 RL XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 7 6 49 36 42
12 RA XII MIA 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 2 4 4 16 8
13 RA XII MIA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 6 49 36 42
14 SW XII MIA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 6 7 36 49 42
15 SD XII MIA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 6 5 36 25 30
16 SK XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 49 49 49
17 PK XII MIA 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 5 3 25 9 15
18 FR XII MIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 49 49 49
19 HK XII MIA 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 6 5 36 25 30
∑ 14 15 14 13 13 16 15 13 16 15 16 14 16 18 104 104 632 632 620
rxy 0.57 0.652 0.506 0.63 0.569 0.615 0.548 0.599 0.537 0.652 0.654 0.534 0.6147 0.6939
r-tabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
Kriteria V V V V V V V V V V V V V V

54
N ∑ XY− (∑ X) (∑Y)
rb =
√{ 𝑁 ∑ X2 − ( ∑ X)2 } { N ∑ Y2 −( ∑ Y)2 }

rb
(20 x 620) − (104 x 104)
=
√{ (20 x 632) − (104)2 }{(20 𝑥 632) − (104)2
12400 − 10816
rb =
√{12640 − 10816 }{12640 − 10816}
15084
rb =
√{1824 }{1824}
1345 2𝑟𝑏
rb = rhitung =
1+ 𝑟𝑏
√3326976
1345
rb = (2)(0,737)
1824 =
1,737
rb = 0,737
= 0,848

Keputusan :

rhitung > rtabel = 0,848 > 0,444 ;

RELIABEL

55
LAMPIRAN 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
(POGIL)

Nama Sekolah : SMA N 1 Pinogaluman


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Topik Materi : Senyawa Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti:
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas pemasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

56
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menganalisis struktur dan  Memahami rumus umum alkana,
sifat senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna berdasarkan analisis
berdasarkan kekhasan atom rumus struktur dan rumus molekul.
karbon dan golongan  Menghubungkan rumus struktur dan
senyawanya rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
 Memahami cara memberi nama
senyawa alkana, alkena dan alkuna
sesuai dengan aturan IUPAC

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami rumus umum alkana, alkena dan alkuna berdasarkan analisis
rumus struktur dan rumus molekul.
 Menghubungkan rumus struktur dan rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
 Memahami cara memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna sesuai
dengan aturan IUPAC

D.Materi Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon
 Struktur dan tata nama alkana, alkena dan alkuna

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
Metode :Tanya jawab dan diskusi kelompok

F. Media Pembelajaran
Media:
 Lembar Kegiatan kerja (siswa)
 Lembar penilaian
Alat/Bahan:
 Penggaris, spidol, papan tulis
G. Sumber Belajar

57
 Buku Kimia Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,

H. Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Tahap 1 Orientasi 5
Awal 1.Guru membuka pembelajaran dengan Menit
salam kepada siswa.
2. Guru menciptakan suasana kelas yang
religius dengan menunjuk ketua kelas untuk
memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian lingkungan.
3. Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada peserta didik.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Pembagian Kelompok Diskusi
Kegiatan 1. Peserta didik diminta duduk di dalam
Inti kelompok yang terdiri 4 orang dengan
masing-masing memiliki tugas yang berbeda
(manager, spokesperson, recorder, dan
strategy analyst). Pada pertemuan berikutnya
ke empat tugas dilakukan rolling supaya
masing-masing individu didalam kelompok
mendapat tugas yang berbeda untuk setiap
pertemuan.
Tahap 2 : Eksplorasi

58
Mengamati
2. Siswa dibimbing untuk mengembangkan
pemahaman tentang konsep dengan berusaha
memahami buku paket kimia mengenai 35 Menit
pokok bahasan Alkana (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
3. Siswa yang dipimpin oleh manager
bekerja sama membangun pengetahuan dasar
tentang konsep dan memastikan anggota
kelompok berpatisipasi dalam memahami
pokok bahasan Alkana (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
Menanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum
dipahami. Jika siswa tidak bertanya, maka
guru mengarahkan siswa untuk bertanya.
Mengumpulkan data
5. Guru membagikan LKS.
6. Guru membimbing siswa untuk
mengembangkan pemahamannya melalui
menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS.
7. Siswa yang berperan sebagai strategy
analyst dalam mengerjakan LKS mencari
sumber informasi yang relevan (melalui
bahan ajar, buku kimia, dll) serta memeriksa
dan menganalisis informasi yang didapatkan
dengan penuh rasa tanggung jawab dan
melaporkan ke anggota kelompok.

59
8. Siswa yang dipimpin oleh manager
memastikan anggota kelompok berpatisipasi
dalam menjawab LKS pada pokok bahasan
Alkana (Rumus umum, struktur dan tata
nama).
Mengasosiasi
Tahap 3 : Pembentukan Konsep
9. Siswa dengan teliti menjawab soal bagian
penemuan atau pembentukan konsep pada
LKS dengan penuh rasa tanggung jawab.
10. Guru memberikan bimbingan kepada
setiap kelompok dalam menjawab latihan
yang diberikan.
Tahap 4 : Aplikasi
11. Siswa menerapkan konsep yang
diperoleh untuk mengerjakan soal yang
diberikan pada bagian tahap aplikasi konsep.
12. Guru membimbing siswa dalam
penerapan konsep dan latihan soal.
13. Siswa yang berperan sebagai recorder
membantu mencatat hasil pengamatan dan
jawaban pertanyaan pada LKS
Mengkomunikasikan
Tahap 5: Penutup
14. Guru menunjuk salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Siswa yang akan menyajikan hasil
diskusi kelompok Siswa yang berperan
sebagai spokesperson.
15. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya, memberikan

60
pendapat atau sanggahan mengenai apa yang
ditampilkan.
16. Guru memberikan penguatan serta
meluruskan konsep yang belum sesuai
dengan tujuan.
17. Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS yang telah dikerjakan.
Kegiatan 1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan 5 Menit
Penutup pembelajaran secara logis sekaligus memberi
penguatan terhadap kesimpulan siswa.
2. Peserta didik mengerjakan evaluasi yang
diberikan guru secara individu.
3. Siswa diberikan tanggung jawab untuk
mempelajari materi selanjutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan
salam.

PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Tahap 1: Orientasi 5
Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan Menit
salam kepada siswa.
2. Guru menciptakan suasana kelas yang
religius dengan menunjuk ketua kelas untuk
memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian lingkungan.
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik.

61
Kegiatan 1. Peserta didik diminta duduk di dalam
Inti kelompok masing-masing, denan tugas yang
berbeda dari pertemuan pertama.
Tahap 2 : Eksplorasi
Mengamati
2. Siswa dibimbing untuk mengembangkan
pemahaman tentang konsep dengan berusaha
memahami buku paket kimia mengenai
pokok bahasan Alkena (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
3. Siswa yang dipimpin oleh manager
bekerja sama membangun pengetahuan dasar
tentang konsep dan memastikan anggota
kelompok berpatisipasi dalam memahami 35 Menit
pokok bahasan Alkena (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
Menanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum
dipahami. Jika siswa tidak bertanya, maka
guru mengarahkan siswa untuk bertanya.
Mengumpulkan data
5. Guru membagikan LKS.
6. Guru membimbing siswa untuk
mengembangkan pemahamannya melalui
menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS.
7. Siswa yang berperan sebagai strategy
analyst dalam mengerjakan LKS mencari
sumber informasi yang relevan (melalui
bahan ajar, buku kimia, dll) serta memeriksa

62
dan menganalisis informasi yang didapatkan
dengan penuh rasa tanggung jawab dan
melaporkan ke anggota kelompok.
8. Siswa yang dipimpin oleh manager
memastikan anggota kelompok berpatisipasi
dalam menjawab LKS pada pokok bahasan
Alkena (Rumus umum, struktur dan tata
nama).
Mengasosiasi
Tahap 3 : Pembentukan Konsep
9. Siswa dengan teliti menjawab soal bagian
penemuan atau pembentukan konsep pada
LKS dengan penuh rasa tanggung jawab.
10. Guru memberikan bimbingan kepada
setiap kelompok dalam menjawab latihan
yang diberikan.
Tahap 4 : Aplikasi
11. Siswa menerapkan konsep yang
diperoleh untuk mengerjakan soal yang
diberikan pada bagian tahap aplikasi konsep.
12. Guru membimbing siswa dalam
penerapan konsep dan latihan soal.
13. Siswa yang berperan sebagai recorder
membantu mencatat hasil pengamatan dan
jawaban pertanyaan pada LKS
Mengkomunikasikan
Tahap 5: Penutup
14. Guru menunjuk salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Siswa yang akan menyajikan hasil

63
diskusi kelompok Siswa yang berperan
sebagai spokesperson.
15. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya, memberikan
pendapat atau sanggahan mengenai apa yang
ditampilkan.
16. Guru memberikan penguatan serta
meluruskan konsep yang belum sesuai
dengan tujuan.
17. Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS yang telah dikerjakan.
Kegiatan 1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan 5 Menit
Penutup pembelajaran secara logis sekaligus memberi
penguatan terhadap kesimpulan siswa.
2. Peserta didik mengerjakan evaluasi yang
diberikan guru secara individu.
3. Siswa diberikan tanggung jawab untuk
mempelajari materi selanjutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan
salam.

PERTEMUAN KETIGA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Tahap 1: Orientasi 5
Awal 1. Guru membuka pembelajaran dengan Menit
salam kepada siswa.
2. Guru menciptakan suasana kelas yang
religius dengan menunjuk ketua kelas untuk

64
memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian lingkungan.
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik.
Kegiatan 1. Peserta didik diminta duduk di dalam
Inti kelompok masing-masing, denan tugas yang
berbeda dari pertemuan pertama.

Tahap 2 : Eksplorasi
Mengamati
2. Siswa dibimbing untuk mengembangkan
pemahaman tentang konsep dengan berusaha
memahami buku paket kimia mengenai
pokok bahasan Alkuna (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
3. Siswa yang dipimpin oleh manager
bekerja sama membangun pengetahuan dasar
tentang konsep dan memastikan anggota 35 Menit
kelompok berpatisipasi dalam memahami
pokok bahasan Alkuna (Rumus umum,
struktur dan tata nama).
Menanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum
dipahami. Jika siswa tidak bertanya, maka
guru mengarahkan siswa untuk bertanya.
Mengumpulkan data
5. Guru membagikan LKS.
6. Guru membimbing siswa untuk
mengembangkan pemahamannya melalui

65
menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LKS.
7. Siswa yang berperan sebagai strategy
analyst dalam mengerjakan LKS mencari
sumber informasi yang relevan (melalui
bahan ajar, buku kimia, dll) serta memeriksa
dan menganalisis informasi yang didapatkan
dengan penuh rasa tanggung jawab dan
melaporkan ke anggota kelompok.
8. Siswa yang dipimpin oleh manager
memastikan anggota kelompok berpatisipasi
dalam menjawab LKS pada pokok bahasan
Alkuna (Rumus umum, struktur dan tata
nama).
Mengasosiasi
Tahap 3 : Pembentukan Konsep
9. Siswa dengan teliti menjawab soal bagian
penemuan atau pembentukan konsep pada
LKS dengan penuh rasa tanggung jawab.
10. Guru memberikan bimbingan kepada
setiap kelompok dalam menjawab latihan
yang diberikan.
Tahap 4 : Aplikasi
11. Siswa menerapkan konsep yang
diperoleh untuk mengerjakan soal yang
diberikan pada bagian tahap aplikasi konsep.
12. Guru membimbing siswa dalam
penerapan konsep dan latihan soal.
13. Siswa yang berperan sebagai recorder
membantu mencatat hasil pengamatan dan
jawaban pertanyaan pada LKS

66
Mengkomunikasikan
Tahap 5: Penutup
14. Guru menunjuk salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Siswa yang akan menyajikan hasil
diskusi kelompok Siswa yang berperan
sebagai spokesperson.
15. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya, memberikan
pendapat atau sanggahan mengenai apa yang
ditampilkan.
16. Guru memberikan penguatan serta
meluruskan konsep yang belum sesuai
dengan tujuan.
17. Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS yang telah dikerjakan.
Kegiatan 1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan 5 Menit
Penutup pembelajaran secara logis sekaligus memberi
penguatan terhadap kesimpulan siswa.
2. Peserta didik mengerjakan evaluasi yang
diberikan guru secara individu.
3. Siswa diberikan tanggung jawab untuk
mempelajari materi selanjutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan
salam.

67
I. Jenis dan Bentuk Penilaian

1.Sikap dan Keterampilan

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa
melakukan kegiatan diskusi.

2. Pengetahuan

Penilaian dilakukan dengan metode tes pada saat posttest. Tes yang digunakan
berupa pilihan ganda.

Pinogaluman, 12 Juli 2021

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah

Sri Wahyuningsih, S.Pd Selfi Kohongia S.Pd


NIP.19820630 201102 2 001 NIP. 19810613 2000803 2 004

68
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA N 1 Pinogaluman


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI /Ganjil
Materi Pokok : Senyawa Hdrokarbon
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1: Menganalisis Rumus, struktur dan tata nama sesuai aturan IUPAC senyawa
hidrokarbon (alkana, alkena alkuna).
C. Indikator
 Memahami rumus umum alkana, alkena dan alkuna berdasarkan analisis rumus
struktur dan rumus molekul.
 Menghubungkan rumus struktur dan rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
 Memahami cara memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna sesuai
dengan aturan IUPAC
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami rumus umum alkana, alkena dan alkuna berdasarkan analisis
rumus struktur dan rumus molekul.

69
 Menghubungkan rumus struktur dan rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
 Memahami cara memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna sesuai
dengan aturan IUPAC

E. Materi Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon
 Struktur dan tata nama alkana, alkena dan alkuna
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Konvensional
Metode: Ceramah & Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran:
PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Awal a. Mengecek kehadiran Siswa 10 menit
b. Mempersiapkan siswa menerima materi
pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan dilakukan
d. Memotivasi : Menyampaikan manfaat
mempelajari materi pembelajaran hari ini untuk
kehidupan yang akan datang dan hubungannya
dengan bidang ilmu yang lain
e. Apersepsi : Menghubugkan materi yang akan di
pelajari dengan materi sebelumnya yang sudah di
pelajari siswa

70
Inti Mengamati(Observing) 30 menit
Mengamati tabel rumus struktur, tata nama
senyawa alkana
Menanya(Questioning)
Bagaimana cara memberi nama senyawa
hidrokarbon (alkana)?
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
- Siswa membahas rumus umum alkana
berdasarkan analisis rumus struktur dan
rumus molekul.
- Siswa menghubungkan rumus struktur dan
rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
- Siswa membahas cara memberi nama
senyawa alkana sesuai dengan aturan
IUPAC

-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk 5 menit


Penutup bertanya.
- Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
- Memberi penekanan/penguatan pada konsep -
konsep yang esensial
- Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran hari ini dan mengapresiasi yang
positip.
- Meyampaikan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan yang akan datang

71
PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Awal a. Mengecek kehadiran Siswa 10 menit
b. Mempersiapkan siswa menerima materi
pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan dilakukan
d. Memotivasi : Menyampaikan manfaat
mempelajari materi pembelajaran hari ini untuk
kehidupan yang akan datang dan hubungannya
dengan bidang ilmu yang lain
e. Apersepsi : Menghubugkan materi yang akan di
pelajari dengan materi sebelumnya yang sudah di
pelajari siswa

72
Inti Mengamati(Observing) 30 menit
Mengamati tabel rumus struktur, tata nama
senyawa alkena
Menanya(Questioning)
Bagaimana cara memberi nama senyawa
hidrokarbon (alkena)?
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
- Siswa membahas rumus umum alkena
berdasarkan analisis rumus struktur dan
rumus molekul.
- Siswa menghubungkan rumus struktur dan
rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
- Siswa membahas cara memberi nama
senyawa alkena sesuai dengan aturan
IUPAC

-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk 5 menit


Penutup bertanya.
- Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
- Memberi penekanan/penguatan pada konsep -
konsep yang esensial
- Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran hari ini dan mengapresiasi yang
positip.
- Meyampaikan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan yang akan datang

73
PERTEMUAN KETIGA
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Awal a. Mengecek kehadiran Siswa 10 menit
b. Mempersiapkan siswa menerima materi
pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan dilakukan
d. Memotivasi : Menyampaikan manfaat
mempelajari materi pembelajaran hari ini untuk
kehidupan yang akan datang dan hubungannya
dengan bidang ilmu yang lain
e. Apersepsi : Menghubugkan materi yang akan di
pelajari dengan materi sebelumnya yang sudah di
pelajari siswa

74
Inti Mengamati(Observing) 30 menit
Mengamati tabel rumus struktur, tata nama
senyawa alkuna
Menanya(Questioning)
Bagaimana cara memberi nama senyawa
hidrokarbon (alkuna)?
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
- Siswa membahas rumus umum alkuna
berdasarkan analisis rumus struktur dan
rumus molekul.
- Siswa menghubungkan rumus struktur dan
rumus molekul dengan rumus umum
senyawa hidrokarbon
- Siswa membahas cara memberi nama
senyawa alkunasesuai dengan aturan
IUPAC

-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk 5 menit


Penutup bertanya.
- Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
- Memberi penekanan/penguatan pada konsep -
konsep yang esensial
- Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran hari ini dan mengapresiasi yang
positip.
- Menutup pembelajaran dengan salam

75
H. Jenis dan Bentuk Penilaian

1.Sikap dan Keterampilan

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa
melakukan kegiatan diskusi.

2. Pengetahuan

Penilaian dilakukan dengan metode tes pada saat posttest. Tes yang digunakan
berupa pilihan ganda.

Pinogaluman, 12 Juli 2021

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah

Sri Wahyuningsih, S.Pd Selfi Kohongia S.Pd


NIP.19820630 201102 2 001 NIP. 19810613 2000803 2 004

76
LAMPIRAN 7
RINGKASAN MATERI SEKALIGUS LEMBAR KEGIATAN SISWA
(LKS) SENYAWA HIDROKARBON
(ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA)

Kompetensi Dasar
3.1: Menganalisis Rumus, struktur dan tata nama sesuai aturan IUPAC senyawa
hidrokarbon (alkana, alkena alkuna).
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyadari adanya keberagaman senyawa kimia dengan tata
nama sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok
3. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab
4. Melalui diskusi kelompok tentang aturan penulisan rumus molekul dan rumus
struktur senyawa alkana, alkena, dan alkuna, siswa dapat menuliskan rumus
molekul dan rumus struktur senyawa alkana, alkena, dan alkuna dengan
benar.
5. Melalui diskusi kelompok tentang tata nama senyawa alkana, alkena, dan
alkuna, siswa dapat memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna
menurut IUPAC dengan benar.
Indikator:
1. Menuliskan rumus umum alkana, alkena, dan alkuna.
2. Menuliskan deret homolog alkana, alkena, dan alkuna.
3. Menuliskan rumus struktur alkana, alkena, dan alkuna
4. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna menurut aturan IUPAC.

77
RINGKASAN MATERI (LEMBAR KEGIATAN SISWA)
A. ALKANA

Rumus Umum Alkana: CnH2n+2


Alkana merupakan hidrokarbon alifatis (rantai terbuka) jenuh yang memiliki
ikatan tunggal. Suku terendah alkana adalah metana yang mempunyai 1 atom
C.
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar
sukuberikutnya mempunyai selisih CH2.
Tabel 1. Deret Homolog Alkana
Deret Rumus
Rumus struktur
alkana Molekul
Metana CH4
Etana C2H6 CH3 – CH3

Propana C3H8 CH3 – CH2 – CH3

Butana C4H10 CH3 – CH2 – CH2 – CH3


Pentana C5H12 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Heksana C6H14 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Heptana C7H16 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Oktana C8H18 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Nonana C9H20 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Dekana C10H22 CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

Tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) digolongkan menjadi
2 yaitu
1. Tata nama menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) yang sering disebut nama sistematik atau nama IUPAC,
2. Tata nama Trivial atau nama biasa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
awalan normal (atau disingkat n) pada alkana rantai lurus dan awalan iso

78
untuk cabang CH3 yang terletak pada atom C nomor 2.
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang sebagai berikut.
1. Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang (cabang- cabang).
b. Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk/rantai utama.
2. Rantai lurus tanpa cabang diawali dengan n artinya normal.

n-heksana n-heksana
3. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau
lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang
terbanyak. Induk diberi nama alkana, tergantung pada panjang rantai.

3-etil-2,5-dimetilheksana bukan 4-isopropil, 2-metilheksana


4. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran- ana menjadi-il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1 .
Contoh: .

dan seterusnya

79
Ada cabang lainnya
untuk nama trivial.

Contoh:

Isopropil isobutil sekunderbutil tersierbutil


5. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu
dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujungrantai induk sedemikian
hingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.

2-metilpentana atau isoheksana (trivial) bukan 4-metilpentana


6. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan dengan
awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama cabang.

2,3,6-trimetilheptana bukan 2,5,6-trimetilheptana


7. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari
nama cabang itu. Misalnya:
Etil ditulis terlebih dahulu
daripada metil. Isopropil

ditulis terlebih dahulu

80
daripada metil.

3-etil-5-metilheptana bukan 5-metil-3-etilheptana


Perhatian: Cabang etil lebih utama dari metil sehingga etil diberi nomor lebih
kecil. Berdasarkan aturan tersebut, penamaan alkana dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang
terbanyak.
2. Memberi nomor mulai dari salah satu ujung, sehingga cabang mendapat
nomor terkecil.

1. Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang disusun menurut


abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang
dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan
dengan tanda koma (,), sedangkan antara angka dengan huruf dipisahkan
tanda jeda (–).

Latihan Soal:
Jawablah Soal di bawah ini dengan benar dan tepat!

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa hidrokarbon dengan struktur


berikut.
CH3
|
CH3 - CH2 - CH - C - CH3
| |
CH3 - CH2 CH3

2. Tulislah rumus struktur dari senyawa dengan nama IUPAC sebagai


berikut

a. 2,3,3,5-tetrametil heksana

b. 3-etil-2-metil-pentana

81
B. ALKENA
Rumus Umum Alkena: CnH2n
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap dua (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut
alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan
seterusnya.
Deret Homolog Alkena
Deret homolog alkena adalah suatu golongan/kelompok senyawa alkena
dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar
sukuberikutnya mempunyai selisih CH2.Contoh : C2H4 = etena, C3H6 = propena,
C4H8 = butena, dan seterusnya. Jadi, suku terendah dari alkena adalah etena yang
memilki 2 atom C.

Tabel 2. Deret Homolog Alkena


Jumlah Rumus
Rumus struktur Nama kimia
C molekul
2 H2C = CH2 C2H4 Etena
3 H2C = CH – CH3 C3H6 Propena
4 H2C = CH – CH2 – CH3 C4H8 1-butena
5 H2C = CH – (CH2)3 – CH3 C5H10 1-pentena
6 H2C = CH – (CH2)4 – CH3 C6H12 1-heksena
7 H2C = CH – (CH2)5 – CH3 C7H14 1-heptena
8 H2C = CH – (CH2)6 – CH3 C8H16 1-oktena
9 H2C = CH – (CH2)7 – CH3 C9H18 1-nonena
10 H2C = CH – (CH2)8 – CH3 C10H20 1-dekena

Tata Nama Alkena


Adapun tata nama alkana adalah sebagai berikut:
1. Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan
mengganti akhiran
–ana menjadi –ena.

82
2. Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.

1-pentena
b. Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu
ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil
(bukan berdasarkan posisi cabang)

4-metil-1-pentena bukan 2-metil-4-pentena


c. Jika terdapat 2 ikatan rangkap maka
akhiran diganti diena disertai 2 angka yang menunjukkan
letak ikatan rangkap.

2-metil-1,3-butadiena
Perhatian: Selain ikatan rangkap, cabang juga menentukan penomoran
sehingga nomor terkecil adalah ikatan rangkap yang dekat cabang.

d. Penamaan dengan urutan:


1) nomor atom C yang mengikat cabang
2) nama cabang
3) nomor atom C ikatan rangkap
4) nama rantai induk (alkena)

83
Latihan Soal:
Jawablah Soal di bawah ini dengan benar dan tepat!

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa hidrokarbon


dengan struktur berikut.
CH3 - CH - CH3
|
CH3 - CH - CH - C = CH - CH3
| |
CH3. CH3

2. Tulislah rumus struktur dari senyawa dengan nama IUPAC sebagai


berikut

a. 3-isopropil-2-pentena

b. 2,4-dimetil-1,3-heksadiena

84
C. ALKUNA
Rumus Umum Alkuna: CnH2n-2
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung
ikatan rangkap tiga.
Deret Homolog Alkuna
Deret homolog alkuna adalah suatu golongan/kelompok senyawa alkuna
dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku
berikutnya mempunyai selisih CH2.Contoh : C2H2 = etuna/gas karbid/gas
asetilena C3H4 = propuna, C4H6 = butuna, dan seterusnya. Jadi, suku terendah
dari alkuna adalah etuna yang memiliki 2 atom C.

Tabel 3. Deret Homolog Alkuna

Tata Nama Alkuna


1. Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkena, hanya akhiran“ena” diganti
dengan “una”.

2-pentuna, bukan 3-pentuna

85
2. Alkuna rantai bercabang urutan penamaan adalah:
a. Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga.

4-metil-1-pentuna bukan 2-metil-4-


pentuna
b. Penamaan, dengan urutan:
1) nomor C yang mengikat cabang
2) nama cabang
3) nomor C yang berikatan rangkap tiga
4) nama rantai induk (alkuna)

Latihan Soal:
Jawablah Soal di bawah ini dengan benar dan tepat!

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa hidrokarbon dengan struktur berikut.


CH3 - CH2 - CH - C ≡CH3
|
CH3

2. Tuliskan rumus struktur dari alkuna berikut.


a. 4-metil-2-nonuna

b. 2,2-dimetil-4-oktuna

c. 5-dekuna

d. 2,3,6-trimetil-4-dekuna

e. 3-etil-4-metil-heptuna

86
LEMBAR KEGIATAN/DISKUSI SISWA

Materi : Senyawa Hidrokarbon


Kelas : XI MIA 2

Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui diskusi kelompok tentang aturan penulisan rumus molekul dan rumus
struktur senyawa alkana, alkena, dan alkuna, siswa dapat menuliskan rumus
molekul dan rumus struktur senyawa alkana, alkena, dan alkuna dengan
benar.
2. Melalui diskusi kelompok tentang tata nama senyawa alkana, alkena, dan
alkuna, siswa dapat memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna
menurut IUPAC dengan benar.
Nama anggota Kelompok:
1.
2
3
4
Petunjuk : Diskusikan pertanyaan berikut ini dengan anggota kelompok dan
jawablah pertanyaan berikut dengan tepat.
Pertanyaan :
1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa hidrokarbon dengan struktur
berikut.
CH3
|
CH3 - CH2 - CH - C - CH3
| |
CH3 - CH2 CH3
2. Tulislah rumus struktur dari senyawa dengan nama IUPAC sebagai
berikut
a. 2,3,3,5-tetrametil heksana
b. 3-etil-2-metil-pentana

87
LAMPIRAN 8
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA
(Peminatan Bidang MIPA)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari adanya  Senyawa Mengamati(Observing)
keteraturan dari sifat hidrokarbon  Mengkaji dari berbagai
hidrokarbon sebagai (Identifikasi sumber tentang senyawa
wujud atom C,H dan hidrokarbon
kebesaranTuhan YME O)  Mengamati demonstrasi
dan pengetahuan  Struktur Alkana, pembakaran senyawa
tentang adanya alkena dan alkuna

88
keteraturan tersebut karbon (contoh
sebagai hasil pemanasan gula).
pemikiran kreatif
manusia yang Menanya(Questioning)
kebenarannya bersifat  Mengajukan pertanyaan
tentatif. mengapa senyawa
hidrokarbon banyak
sekali terdapat di alam?
 Bagaimana cara
mengelompokkan
senyawa hidrokarbon?
 Bagaimana cara
memberi nama senyawa
hidrokarbon?

Pinogaluman, 12 Juli 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah

Selfi Kohongia S.Pd


NIP. 19810613 2000803 2 004

89
LAMPIRAN 9
NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL

1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen

No Nama Nilai Pre-test

1 AS 14.28 14
2 JM 14.28 14
3 SL 21.42 21
4 NP 21.42 21
5 CB 28.57 29
6 DH 28.57 29
7 RS 28.57 29
8 MA 28.57 29
9 MM 28.57 29
10 JT 35.71 36
11 CS 35.71 36
12 KA 35.71 36
13 NH 35.71 36
14 KA 42.85 43
15 SM 42.85 43
16 CS 42.85 43
17 ST 42.85 43
18 RM 50 50
19 SM 50 50
20 AS 50 50

jumlah Soal benar


Nilai = jumlah soal keseluruhan x 100 =

90
2. Nilai Posttest Kelas Eksperimen

No Nama Nilai Posttest

1 AS 71.42 71
2 JM 71.42 71
3 SL 71.42 71
4 NP 78.57 79
5 CB 78.57 79
6 DH 78.57 79
7 RS 78.57 79
8 MA 78.57 79
9 MM 78.57 79
10 JT 85.71 86
11 CS 85.71 86
12 KA 85.71 86
13 NH 85.71 86
14 KA 85.71 86
15 SM 85.71 86
16 CS 85.71 86
17 ST 85.71 86
18 RM 85.71 86
19 SM 92.85 93
20 AS 92.85 93

jumlah Soal benar


Nilai = jumlah soal keseluruhan x 100 =

91
3. Nilai Pretest Kelas Kontrol

No Nama Nilai Pre-test

1 AT 14.28 14
2 AN 14.28 14
3 AD 14.28 14
4 AK 21.42 21
5 AP 21.42 21
6 DD 21.42 21
7 FU 28.57 29
8 FB 28.57 29
9 JM 28.57 29
10 RB 28.57 29
11 RO 35.71 36
12 RN 35.71 36
13 SI 35.71 36
14 SR 35.71 36
15 ST 42.85 43
16 IP 42.85 43
17 NM 42.85 43
18 GT 42.85 43
19 KP 50 50
20 KK 50 50

jumlah Soal benar


Nilai = x 100 =
jumlah soal keseluruhan

92
4. Nilai Posttest Kelas Kontrol

No Nama Nilai Posttestt

1 AT 57.14 57
2 A N 57.14 57
3 AD 64.28 64
4 AK 64.28 64
5 AP 64.28 64
6 DD 64.28 64
7 FU 64.28 64
8 FB 71.52 72
9 JM 71.52 72
10 RB 71.52 72
11 RO 71.52 72
12 RN 71.52 72
13 SI 71.57 72
14 SR 71.57 72
15 ST 71.57 72
16 IP 78.57 79
17 NM 78.57 79
18 GT 78.57 79
19 KP 78.57 79
20 KK 85.71 86

jumlah Soal benar


Nilai = jumlah soal keseluruhan x 100 =

93
LAMPIRAN 10
HASIL PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KELAS KONTROL

1. Kelas Eksperimen

No Nama Siswa Pretest Posttest Selisih


1 AN 14 71 57
2 AS 14 71 57
3 CS 21 71 50
4 CA 21 79 57
5 CB 29 79 50
6 DH 29 79 50
7 JT 29 79 50
8 MA 29 79 50
9 MM 29 79 50
10 NH 36 86 50
11 ST 36 86 50
12 SL 36 86 50
13 RS 36 86 50
14 KA 43 86 43
15 JM 43 86 43
16 AR 43 86 43
17 AS 43 86 43
18 NP 50 86 36
19 RM 50 93 43
20 SM 50 93 43
Jumlah 678.49 1642.77 964.28
N 20 20 20
Rata-rata 33.92 82.1385 48.214
Nilai Minimum 14 71 43
Nilai Maksimum 50 93 57
Varians 122.872 40.281 31.5607

94
2. Kelas Kontrol

No Nama Siswa Pretest Posttest Selisih


1 AT 14 57 43
2 AN 14 57 43
3 AD 14 64 50
4 AK 21 64 43
5 AP 21 64 43
6 DD 21 64 43
7 FU 21 64 43
8 FB 29 72 43
9 JM 29 72 43
10 RB 29 72 43
11 RO 29 72 43
12 RN 36 72 36
13 SI 36 72 36
14 SR 36 72 36
15 ST 36 72 36
16 IP 43 79 36
17 NM 43 79 36
18 GT 43 79 36
19 KP 43 79 36
20 KK 50 86 36
Jumlah 608 1408 800.49
N 20 20 20
Rata-rata 30.37 70.399 40.025
Nilai Minimum 14 43 21
Nilai Maksimum 50 86 29
Varians 118.195 55.300 18.3446

95
LAMPIRAN 11
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN

No Nama Nilai Pre-test Zi Tabel Zi F(Zi) Fk S(Zi) F(Zi)-S(Zi)


1 AS 14 -1.818247 0.4649 0.0351 1 0.05 -0.0149 0.0149
2 JM 14 -1.818247 0.4649 0.0351 2 0.1 -0.0649 0.0649
3 SL 21 -1.157386 0.3749 0.1251 3 0.15 -0.0249 0.0249
4 NP 21 -1.157386 0.3749 0.1251 4 0.2 -0.0749 0.0749
5 CB 29 -0.495599 0.1879 0.3121 5 0.25 0.0621 0.0621
6 DH 29 -0.495599 0.1879 0.3121 6 0.3 0.0121 0.0121
7 RS 29 -0.495599 0.1879 0.3121 7 0.35 -0.0379 0.0379
8 MA 29 -0.495599 0.1879 0.3121 8 0.4 -0.0879 0.0879
9 MM 29 -0.495599 0.1879 0.3121 9 0.45 -0.1379 0.1379
10 JT 36 0.1652615 0.0636 0.5636 10 0.5 0.0636 0.0636
11 CS 36 0.1652615 0.0636 0.5636 11 0.55 0.0136 0.0136
12 KA 36 0.1652615 0.0636 0.5636 12 0.6 -0.0364 0.0364
13 NH 36 0.1652615 0.0636 0.5636 13 0.65 -0.0864 0.0864
14 KD 43 0.8261225 0.3106 0.8106 14 0.7 0.1106 0.1106
15 SM 43 0.8261225 0.3106 0.8106 15 0.75 0.0606 0.0606
16 CA 43 0.8261225 0.3106 0.8106 16 0.8 0.0106 0.0106
17 ST 43 0.8261225 0.3106 0.8106 17 0.85 -0.0394 0.0394
18 RM 50 1.487909 0.4306 0.9306 18 0.9 0.0306 0.0306
19 RM 50 1.487909 0.4306 0.9306 19 0.95 -0.0194 0.0194
20 AS 50 1.487909 0.4306 0.9306 20 1 -0.0694 0.0694

Jumlah 678
Mean 33.92 Keputusan : 𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,1379 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190
SD 10.8040883

96
LAMPIRAN 11
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST KELAS KONTROL
No Nama Nilai Pre-test Zi Tabel Zi F(Zi) Fk S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 AT 14 -1.56601019 0.4406 0.0594 1 0.05 0.0094 0.0094
2 A N 14 -1.56601019 0.4406 0.0594 2 0.1 -0.0406 0.0406
3 AD 14 -1.56601019 0.4406 0.0594 3 0.15 -0.0906 0.0906
4 AK 21 -0.92711454 0.3212 0.1788 4 0.2 -0.0212 0.0212
5 AP 21 -0.92711454 0.3212 0.1788 5 0.25 -0.0712 0.0712
6 DD 21 -0.92711454 0.3212 0.1788 6 0.3 -0.1212 0.1212
7 FU 29 -0.28732408 0.1103 0.3897 7 0.35 0.0397 0.0397
8 FB 29 -0.28732408 0.1103 0.3897 8 0.4 -0.0103 0.0103
9 JM 29 -0.28732408 0.1103 0.3897 9 0.45 -0.0603 0.0603
10 RB 29 -0.28732408 0.1103 0.3897 10 0.5 -0.1103 0.1103
11 RP 36 0.351571569 0.1368 0.6368 11 0.55 0.0868 0.0868
12 RP 36 0.351571569 0.1368 0.6368 12 0.6 0.0368 0.0368
13 SI 36 0.351571569 0.1368 0.6368 13 0.65 -0.0132 0.0132
14 SR 36 0.351571569 0.1368 0.6368 14 0.7 -0.0632 0.0632
15 ST 43 0.990467216 0.3389 0.8389 15 0.75 0.0889 0.0889
16 IP 43 0.990467216 0.3389 0.8389 16 0.8 0.0389 0.0389
17 NM 43 0.990467216 0.3389 0.8389 17 0.85 -0.0111 0.0111
18 GT 43 0.990467216 0.3389 0.8389 18 0.9 -0.0611 0.0611
19 KP 50 1.630257676 0.4484 0.9484 19 0.95 -0.0016 0.0016
20 KK 50 1.630257676 0.4484 0.9484 20 1 -0.0516 0.0516

Jumlah 636
Mean 31.78
SD 11.1755339

Keputusan 𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,1212 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190

97
LAMPIRAN 12
UJI HOMOGENITAS UNTUK DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Langkah-langkah pengujian:

1. Hipotesis Statistik yang hendak diuji pada kedua kelompok adalah:

𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 (Varians 1 sama dengan Varians 2 atau Homogen)

𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎22 (Varians 1 tidak sama dengan varians 2 atau Tidak

Homogen)

2. Kriteria Pengujian:

Terima H0 jika 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Tolak H0 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

3. Taraf Nyata : 𝛼 = 0,05

4. Perhitungan (Lihat lampiran 10 hal 94-95)

Varians Kelas Eksperimen : 122,872


Varians Kelas Kontrol : 118,195

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆12 122,872


𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 2= = 1,0395
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆2 118,195

Dengan cara menentukan 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

dk1 = k – 1 = 2 - 1 =1

dk2 = n – k = 20 – 2 = 18

maka 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,41

98
5. Keputusan:

𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,0395 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,41

Maka terima 𝐻0 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 .

Jadi, varians kedua kelas tersebut homogen.

99
LAMPIRAN 13
UJI HIPOTESIS

Langkah-langkah pengujian hipotesis

1. H0: µ1 = µ2 (Tidak Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Blajar

Sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

Ha: µ1 ≠ µ2 (Terdapat Perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar

sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran POGIL)

2. Kriteria Pengujian:

Ho ditolak jika thitung > ttabel

3. Taraf nyata (𝛼) = 0,05

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
1 1
𝑆√𝑁 + 𝑁
1 2

Dengan:

(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22


𝑆2 =
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)

4. Perhitungan (Lihat lampiran 10 hal 94-95)

𝑥̅1 = 48,214 𝑠12 = 31,5607 𝑛1 = 20

𝑥̅2 = 40,025 𝑠22 = 18,3446 𝑛2 = 20

2
(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22
𝑆 =
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)

(20 − 1)31,5607 + (20 − 1)18,3446


𝑆2 =
(20 + 20 − 2)

100
(19)31,5607 + (19)18,3446
𝑆2 =
38

599,6533 + 348,536
𝑆2 =
38
947,9973
𝑆2 = = 24,9472
38

𝑠 = √24,9472 = 4,994

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
1 1
𝑆√𝑁 + 𝑁
1 2

48,214 − 40,025
𝑡=
1 1
4,994√20 + 20

8,189
𝑡=
4,994√0,1

8,189
𝑡=
4,994 × 0,32
8,189
𝑡 = 1,598 = 5,12

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,12

Dengan db = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 = 20 + 20 − 2 = 38 dan 𝛼 = 0,05 diperoleh

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,024

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,12 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,024

5. Keputusan:

Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak, sehingga 𝐻𝑎 diterima.

101
LAMPIRAN 14
TABEL KURVA NORMAL DARI 0-Z

(Sugiyono, 2015)

LAMPIRAN 13
TABEL DISTRIBUSI F

102
LAMPIRAN 15
TABEL DISTRIBUSI F

103
LAMPIRAN 16
TABEL DISTRIBUSI T
α
df 0.10 0.05 0.02 0.01
1 6.314 12.706 31.821 63.657
2 2.920 4.303 6.965 9.925
3 2.353 3.182 4.541 5.841
4 2.132 2.776 3.747 4.604
5 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.943 2.447 3.143 3.707
7 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.753 2.131 2.602 2.947
16 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.725 2.086 2.528 2.845
21 1.721 2.080 2.518 2.831
22 1.717 2.074 2.508 2.819
23 1.714 2.069 2.500 2.807
24 1.711 2.064 2.492 2.797
25 1.708 2.060 2.485 2.787
26 1.706 2.056 2.479 2.779
27 1.703 2.052 2.473 2.771
28 1.701 2.048 2.467 2.763
29 1.699 2.045 2.462 2.756
30 1.697 2.042 2.457 2.750
31 1.696 2.040 2.453 2.744
32 1.694 2.037 2.449 2.738
33 1.692 2.035 2.445 2.733
34 1.691 2.032 2.441 2.728
35 1.690 2.030 2.438 2.724
36 1.688 2.028 2.434 2.719
37 1.687 2.026 2.431 2.715
38 1.686 2.024 2.429 2.712
39 1.685 2.023 2.426 2.708
40 1.684 2.021 2.423 2.704

104
LAMPIRAN 17
TABEL NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS

105
LAMPIRAN 18
DOKUMENTASI

1. Kelas Eksperimen

Gambar 1. Pretest

Gambar 2. Kegiatan Belajar

Gambar 3. Posttest

106
2. Kelas Kontrol

Gambar 1. Pretest

Gambar 2. Kegiatan Belajar

Gambar 3. Posttest

107

Anda mungkin juga menyukai