Anda di halaman 1dari 183

PENGEMBANGAN E-MODUL PADA MATERI IKATAN KIMIA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


SISWA KELAS X SMAN 5 KOTA JAMBI

SKRIPSI

OLEH
TIURMA REFINA LESTARI SILABAN
RSA1C117011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
2021
PENGEMBANGAN E-MODUL PADA MATERI IKATAN KIMIA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SISWA KELAS X SMAN 5 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH
TIURMA REFINA LESTARI SILABAN
RSA1C117011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan Kimia


Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5
KOTA JAMBI” yang disusun oleh Tiurma Refina Lestari Silaban, NIM
RSA1C117011 telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diujikan
dalam ujian skripsi.

Jambi, Agustus 2021


Pembimbing I

Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP. 197404121999031004

Jambi, Agustus 2021


Pembimbing II

Afrida, S.Si., M.Si


NIP.197304191999032001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan Kimia

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5

Kota Jambi” yang disusun oleh Tiurma Refina Lestari Silaban, NIM

RSA1C117011 telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Sarjana

Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi pada tanggal 10 September 2021.

Tim Penguji
Ketua : Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D
Sekretaris : Afrida, S.Si., M.Si
Anggota : 1. Prof. Dr. Rer. Nat. H. Rayandra Asyhar, M.Si
2. Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
3. Drs. Fuldiaratman, M.Pd

Ketua Tim Penguji Sekretaris Tim Penguji

Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D Afrida, S.Si., M.Si


NIP.197404121999031004 NIP.197304191999032001

Ketua Program Studi


Pendidikan Kimia PMIPA FKIP
Universitas Jambi

Aulia Sanova, S.T., M.Pd


NIP.198208032008012015

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tiurma Refina Lestari Silaban

NIM : RSA1C117011

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri

dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan

jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan ditarik

ijazah.

Dengan pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jambi, September 2021


Yang membuat pernyataan

Tiurma Refina Lestari Silaban


NIM : RSA1C117011

iv
MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia, yang memberikan kekuatan


kepadaku”

“Saluhutna do tarpatupa ahu marhitehite Ibana, na margogoihon Ahu”

(Filipi 4:13)

Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta dan tersayang
yang dengan perjuangan kerasnya telah mengantarkan aku untuk meraih ilmu.
Semoga aku dapat menjadi orang yang sukses, berguna bagi Nusa dan Bangsa dan
semoga ini bisa membahagiakan kalian. Terima kasih orangtuaku tersayang.
Kalian adalah motivasi dalam hidupku untuk meraih kesuksesan hidup ini.

v
ABSTRAK

Silaban, Tiurma Refina Lestari, 2021. Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan
Kimia Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5
KOTA JAMBI. Skripsi. Program Studi Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing (I) Nazarudin, S.Si., M.Si.,
Ph.D. (II) Afrida, M.Si.

Kata Kunci: e-Modul, Flip PDF Professional, Ikatan Kimia, Berpikir Kritis.

Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang memiliki karakteristik materi
yang bersifat abstrak yang didalmnya terdapat konsep, prinsip, hokum, dan teori kimia
serta keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu materi kimia yang cukup
sulit dipahami oleh para siswa adalah materi ikatan kimia. Materi ikatan kimia merupakan
salah satu materi dasar dalam ilmu kimia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak.
Konsep yang abstrak umumnya sulit untuk dipahami siswa, sehingga keterampilan
berpikir kritis siswa juga harus dilatih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pengembangan
modul elektronik pada materi ikatan kimia untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui kelayakan e-modul pada materi ikatan kimia
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model
pengembangan Lee & Owens. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar
pedoman wawancara dan angket. Produk hasil dari pengembangan divalidasi oleh ahli
media dan ahli materi serta dinilai oleh guru yang selanjutnya diujicobakan dalam
kelompok kecil. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif
(komentar dan saran) dan analisis data kuantitatif (skor jawaban dan persentase).
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah modul elektronik pada materi ikatan kimia
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota Jambi yang
telah divalidasi oleh tim ahli yaitu ahli materi memperoleh penilaian 69 dengan rata-rata
4,3 berada dalam interval >67,2–80 masuk kategori “Sangat Layak” dan penilaian ahli
media dengan total skor 67 dengan rata-rata 4,46 berada dalam interval >63-75 masuk
kedalam kategori “sangat layak”. Selanjutnya berdasarkan dari tanggapan dan penialian
guru yang berisikan bahwa modul elektronik yang dikembangkan telah sesuai dan layak
untuk diujicobakan kepada siswa dengan skor penilaian 72 dengan rata-rata 4,5 berada
dalam interval >67,2–80 masuk kedalam kategori “sangat layak”. Serta mendapatkan
respon yang sangat baik dari siswa dengan persentase 93,06% dengan kateogri “Sangat
Layak”.
Berdasarkan proses pengembangan dan hasil penelitian, disimpulkan bahwa e-
modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ini
layak diujicobakan secara teoritis dan praktis sebagai salah satu bahan ajar pada materi
ikatan kimia

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan Kimia
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5
Kota Jambi”.Skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana program studi Pendidikan Kimia di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua,
Ayahanda Rafles G Silaban dan Ibunda Nur Betty Simatupang yang selalu
mendoakan, berjuang, memberikan motivasi, kebahagiaan, semangat serta segala
kebaikannya untuk mengantarkan penulis menikmati dan menyelesaikan
pendidikan hingga perguruan tinggi. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi
ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara moril maupun
materil. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Nazarudin S.Si., M.Si., Ph.D sebagai pembimbing skripsi I dan Ibu
Afrida, S.Si., M.Si sebagai pembimbing skripsi II yang telah berkenan
meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar dalam
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Fuldiaratman, M.Pd. sebagai pembimbing akademik penulis
yang selama ini memberikan arahan, masukan serta selalu dimudahkan
selama perkuliahan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
5. Ibu Aulia Sanova, S.T., M.Pd.selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia Universitas Jambi.

vii
viii

6. Bapak prof. Dr. Rer. Nat. H Rayandra asyhar, M.Si sebagai dewan penguji
pada sidang yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan memberikan
saran bagi penulis
7. Ibu dr. Dra. Wilda syahri, M.Pd selaku dewan penguji serta ahli media dan
materi yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama
pembuatan media dalam penelitian ini
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama kuliah.
9. Dra Hj. Evariana M.Pd selaku Kepala SMAN 5 Kota Jambi dan Ibu
Ramlah, S.Pd selaku guru kimia SMAN 5 Kota Jambi yang telah
memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut
10. Ketiga adik kandung (Marthen, Cindy, Dan Vicky), Mona, Ratu Sejagad
(Priska, Oktavia, Ayu, Ayudiah dan Lusiana), OTW (Oktora Dan Wulan)
yang memberikan semangat, motivasi, doa, dukungan serta bantuan untuk
kelancaran menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga semua kebaikan
yang telah diberikan menjadi berkat bagi penulis. Terima kasih atas cinta
dan kasih sayang, serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa program studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi angkatan 2017 dan teman-teman
lain khususnya U-NITY 2017, yang telah banyak memberikan bantuan,
dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Demikianlah, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Jambi, September 2021

Tiurma Refina Lestari Silaban


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................iv
MOTTO ................................................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................5
1.4 Tujuan Pengembangan .....................................................................6
1.5 Spesifikasi Produk ............................................................................6
1.6 Manfaat Pengembangan ...................................................................6
1.7 Defenisi Istilah..................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian yang Relevan ...................................................................9
2.2 Teori Belajar ...................................................................................11
2.3 Media Pembelajaran .......................................................................14
2.4 Bahan Ajar ......................................................................................19
2.5 Modul Elektronik (e-Modul) ..........................................................22
2.6 Model Pengembangan ....................................................................30
2.7 Software Flip PDF Professional ....................................................35
2.8 Berpikir Kritis .................................................................................40
2.9 Materi Ikatan Kimia .......................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Pengembangan ..................................................................50

ix
x

3.2 Prosedur Pengembangan ................................................................51


3.3 Uji Coba Produk .............................................................................58
3.4 Jenis Data........................................................................................59
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................60
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengembangan ......................................................................69
4.2 Pembahasan ....................................................................................95

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................103
5.2 Saran. ............................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105


LAMPIRAN ........................................................................................................ 108
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2. 1 Perbedaan Struktur antara LKPD, Modul, dan Buku ..................................... 27
2. 2 Rangkuman Aktifitas Model ADDIE............................................................. 35
2. 3 Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia ......................................................... 43
2. 4 Lambang Lewis Unsur-Unsur Periode 2 dan 3 .............................................. 44
2. 5 Momen Dipol Senyawa Hidrogen Halida ...................................................... 48
2. 6 Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen ................................... 48
3. 1 Analisis Struktur Materi ………....…………………………………………..54
3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru ........................................................... 60
3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kebutuhan......................................................... 61
3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Materi ................................................. 61
3. 5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Media.................................................. 62
3. 6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penilaian Guru .................................................. 63
3. 7 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa .................................................... 63
3. 8 Kategori Tingkat Validasi Ahli Materi .......................................................... 65
3. 9 Kategori Tingkat Validasi Ahli Media........................................................... 67
3. 10 Kategori Tingkat Penilaian Guru ................................................................. 67
3. 11 Klasifikasi Berdasarkan Rerata Skor Responden Peserta Didik .................. 68
4. 1 Identifikasi Materi ………..……………………………………………........73
4. 2 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 76
4. 3 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama .................................................... 84
4. 4 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua ....................................................... 86
4. 5 Hasil Validasi Pertama Media ........................................................................ 87
4. 6 Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua ....................................................... 89
4. 7 Data Hasil Instrumen Penilaian Guru ............................................................ 91
4. 8 Data Respon Peserta Didik Terhadap E-Modul Ikatan Kimia ....................... 93

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2. 1 Model Desain Pengembangan Lee & Owens................................................. 31
2. 2 Tampilan Awal Flip PDF Professional ......................................................... 36
2. 3 Menu Import .................................................................................................. 36
2. 4 Tampilan Setelah File Diimport ..................................................................... 37
2. 5 Menu Editing.................................................................................................. 37
2. 6 Menu Add Action............................................................................................ 37
2. 7 Toolbar Image ................................................................................................ 38
2. 8 Toolbar Text ................................................................................................... 38
2. 9 Toolbar Botton ............................................................................................... 39
2. 10 Toolbar Publish ............................................................................................ 39
2. 11 Tampilan Penyimpanan ................................................................................ 40
2. 12 Pembentukan Ikatan Ion pada Senyawa NaCl ............................................. 45
2. 13 Pembentukan Cl ........................................................................................... 45
2. 14 Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada Molekul O2 ................... 46
2. 15 Ikatan Kovalen Rangkap Dua ...................................................................... 46
2. 16 Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2 ................................. 46
2. 17 Pembentukan Ikatan Kovalen N2 ................................................................. 47
2. 18 Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi Ion Hidronium ........................... 47
3. 1 Model Desain Pengembangan Lee & Owens ................................................ 50
3. 2 Desain flowchart e-Modul ............................................................................. 55
3. 3 Tahapan Validasi Produk ............................................................................... 56
3. 4 Prosedur Kerja Pengembangan Produk E-Modul .......................................... 57
4. 1 Flowchart E-Modul Ikatan Kimia .................................................................. 78
4. 2 Contoh Storyboard ......................................................................................... 79
4. 3 Cover e-Modul Ikatan Kimia ........................................................................ 80
4. 4 Halaman Kompetensi ..................................................................................... 80
4. 5 Halaman Petunjuk Penggunaan...................................................................... 81
4. 6 Halaman Materi Pembelajaran ....................................................................... 81
4. 7 Halaman Evaluasi........................................................................................... 82
4. 8 Halaman Profil ............................................................................................... 82

xii
xiii

4. 9 Kejelasan Materi (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi ................................. 85


4. 10 Penulisan Standar Kompetensi (a) Sebelum Revisi (B) Sesudah Revisi .... 85
4. 11 Kesesuaian Halaman (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi ..................... 89
4. 12 Kesesuaian Petunjuk Penggunaan (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi .. 89
4. 13 Proses Implementasi Produk ........................................................................ 93
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Lembar Wawancara Guru ............................................................................... 108


2 Instrumen Kebutuhan Kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi ........................... 111
3 Hasil Analisis Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa......................................... 123
4 Validasi Ahli Materi Tahap I ........................................................................... 132
5 Validasi Ahli Materi Tahap II .......................................................................... 135
6 Validasi Ahli Media Tahap I ............................................................................ 138
7 Validasi Ahli Media Tahap II .......................................................................... 141
8 Instrumen Penilaian Guru ................................................................................ 144
9 Instrumen Respon Siswa .................................................................................. 147
10 Storyboard ...................................................................................................... 150
11 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................................... 157
12 Silabus ............................................................................................................ 158
13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................................. 163

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting dan juga

sebagai salah satu penentu dari kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara,

baik itu negara maju, maupun negara yang berkembang. Di era globalisasi yang

semakin berkembang, pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan yang sangat

penting dan juga tidak dapat terlepas dari jenis apapun pelajarannya bagi setiap

perorangan atau individu. Akibat dari adanya kemajuan teknologi, maka manusia

berusaha untuk mengembangkan dirinya untuk mengikuti perkembangan zaman

yang meningkat pesat termasuk juga dalam pendidikan.

Kurikulum 2013 menekankan bahwa pada proses pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik (student centered), sehingga peserta didik dituntut

untuk lebih aktif, kreatif, dan innovatif dalam proses pembelajaran. Seiring

dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung

dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media yang berbasis

teknologi membuat siswa beradaptasi dengan arus perkembangan dibidang

informasi dan teknologi. Siswa yang sudah terbiasa dengan menggunakan media

berbasis IT secara tidak langsung Juga mengembangkan kemampuannya pada

bidang tersebut dan dapat mengembangkan SDM yang dimiliki.

Proses pembelajaran juga merupakan suatu cara pendidik untuk

membimbing serta mengajari atau pun mengarahkan peserta didik dengan

menggunakan sumber bahan belajar untuk meraih harapan tercapainya tujuan

pembelajaran. Belajar juga adalah aktivitas psikis atau mental yang dapat

1
2

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang dapat bersifat relatif

konstan yang menghasilkan perubahan demi mencapai tujuan pembelajaran

dengan menggunakan dukungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yaitu pada materi kimia.

Menurut Dwiningsih, dkk (2018), ilmu kimia sebagai ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan sifat, struktur, perubahan materi, dan prinsip yang

menggambarkan materi dan konsep serta teori. Oleh karena itu, pengajaran ilmu

kimia dimulai dari konsep yang sederhana. Pemahaman konsep yang benar

merupakan landasan dalam memahami fakta, hukum, prinsip, dan teori dalam

ilmu kimia. Tujuan pembelajaran ilmu kimia di SMA adalah agar siswa

memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya

baik dalam kehidupan sehari-hari maupun teknologi.

Salah satu materi kimia yang cukup sulit dipahami oleh para siswa adalah

materi ikatan kimia. Materi ikatan kimia merupakan salah satu materi dasar dalam

ilmu kimia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep abstrak

umumnya sulit dipahami siswa. Kecenderungan yang terjadi ketika siswa

mempelajari konsep-konsep yang abstrak, siswa cenderung hanya menghafal

teori-teori yang ada tanpa memahaminya, yang pada akhirnya akan menimbulkan

miskonsepsi.

Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas X

MIPA di SMAN 5 Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa dalam proses belajar

mengajar kemampuan berpikir siswa yang rendah sehingga banyak siswa yang

belum bisa untuk dilatih berpikir kritisnya dengan menggunakan materi/soal yang

berbentuk HOTS (Higher Order Thinking Skill), respon siswa sangat lambat
3

dalam mengerjakan soal yang diberikan. Berdasarkan angket kebutuhan siswa

juga mengalami kesulitan belajar ikatan kimia, dikarenakan buku yang kurang

lengkap, kurangnya contoh soal yang diberikan, materinya yang kurang menarik

dan sulit membayangkan proses terjadinya ikatan kimia. Sumber belajar yang

digunakan yaitu berupa materi yang dibuat dalam bentuk PDF, link video yang di

share melalui Edulogy dan buku paket yang tidak dimiliki oleh semua siswa.

Beliau juga menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar masih jarang

menggunakan modul sebagai sumber belajar.

Salah satu cara untuk melatih berpikir kritis adalah dengan menggunakan

modul. Modul tersebut harus mempunyai indikator berpikir kritis. Modul

merupakan salah satu sumber bahan ajar berbasis cetak/elektronik. Modul dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, siswa yang semula kurang aktif menjadi lebih

aktif dalam belajar. Siswa berupaya untuk mengetahui dan mengisi modulnya

masing-masing. Modul pembelajaran sudah sistematis dan dapat menggantikan

catatan siswa. Modul yang berbasis berpikir kritis memberikan kesempatan

kepada siswa secara mandiri untuk tetap bisa membangun pemahamannya sendiri

mengenai suatu konsep dengan melakukan aktivitas yang tersedia dalam modul

tersebut.

Pada prinsipnya, perbedaan antara modul cetak dengan modul yang

elektronik (e-modul) yang hanya terdapat pada format penyajian dari modul

tersebut dalam bentuk fisiknya saja, sedangkan komponen penyusun dari modul

tersebut tidaklah berbeda. Modul yang pada mulanya merupakan media

pembelajaran yang berbentuk bahan cetak, kemudian ditransformasikan


4

penyajiannya dalam bentuk elektronik sehingga dapat melahirkan istilah baru

untuk modul tersebut yaitu modul elektronik yang biasa disebut dengan e-modul.

e-modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis memuat

materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar

atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self

instructional), dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri

sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Menurut Asyhar

(2012), Modul memiliki sifat self contained, artinya dikemas dalam satu kesatuan

yang utuh untuk mencapai kompetensi tertentu. Modul juga memiliki sifat

membantu dan mendorong pembacanya untuk mampu membelajarkan diri sendiri

(self instructional) dan tidak bergantung pada media lain (self alone) dalam

penggunaannya, dalam hal ini siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri

tanpa kehadiran guru secara langsung, modul yang dikembangkan harus mampu

meningkatkan motivasi siswa dan efektif dalam mencapai kompetensi yang

diharapkan sesuai dengan kompleksitasnya.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik yang diisi oleh 32 orang

peserta didik di SMAN 5 Kota Jambi, diperoleh bahwa kelengkapan fasilitas ICT

disekolah seperti komputer dan laptop sangat memadai. Akan tetapi penggunaan

fasilitas tersebut belum maximal. Selain itu juga seluruh siswa memiliki

smartphone yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Siswa juga

menyatakan sangat setuju jika proses pembelajaran menggunakan media

pembelajaran yang dapat membantu kegitan belajar mengajar.


5

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan Kimia Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5 KOTA

JAMBI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

diteliti, dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur mengembangkan e-modul pada materi ikatan kimia

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5

Kota Jambi?

2. Bagaimana kelayakan e-modul pada materi ikatan kimia untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota

Jambi?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah, maka perlu disampaikan ruang lingkup dari

penelitian ini adalah:

1. Pengembangan bahan ajar Modul Elektronik ini dilakukan menggunakan

model pengembangan Lee & Owens.

2. Materi yang dikembangkan yaitu materi ikatan ion, ikatan kovalen dan

ikatan koordinasi

3. Pada fase pelaksanaan pegembangan, Uji coba yang dilakukan hanya

sebatas uji kelompok kecil.


6

1.4 Tujuan Pengembangan

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

pengembangan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan e-modul pada materi ikatan

kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

2. Untuk mengetahui kelayakan e-modul pada materi ikatan kimia untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

1.5 Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi produk e-modul untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi ikatan kimia adalah:

1. Bahan ajar E-modul pada materi ikatan kimia yang dikembangkan memuat

materi dengan tampilan berupa teks, gambar, video, dan audio

2. Pembuatan e-modul pada materi ikatan kimia ini dibuat dengan

menggunakan Microsoft Power Point dan visualisasi menggunakan Flip

PDF Professional

3. E-modul ini dapat diakses dengan menggunakan laptop/komputer dan

smartphone

1.6 Manfaat Pengembangan

Diharapkan setelah melakukan penelitian terhadap pengembangan yakni

berupa e-modul pada materi Ikatan Kimia, dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Membantu siswa untuk lebih cepat memahami materi Ikatan Kimia


7

b. Membuat siswa menjadi lebih mengetahui dan memahami Ikatan Kimia

secara tepat dan akurat melalui materi dan soal yang termuat dalam e-

modul.

2. Bagi Guru

Bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang memudahkan guru untuk

menjelaskan tentang Ikatan Kimia sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar

sehingga menigkatkan pemahaman konsep-konsep kimia yang sulit.

3. Bagi peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan

kelas untuk penyampaian materi dengan mengguanakan e-modulserta

dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran selanjutnya ketika telah

menjadi guru sebenarnya.

b. Meningkatkan kreativitas peneliti dalam mengembangkan media

pengembangan berbasis elektronik

c. Untuk dapat melatih diri dalam mencari solusi dalam mengatasi dan

mengelola pembelajaran di kelas.

4. Bagi Sekolah

a. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang baik pada SMA

5 Kota Jambi sesuai dengan tuntutan perbaikan sistem pembelajaran

terbaru

b. Dapat dijadikan acuan sebagai media pembelajaran untuk pelajaran

yang lain
8

1.7 Defenisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka perlu diberikan definisi

istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan. Pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan untuk

proses pembelajaran

2. E-modul adalah sebuah bentuk penyajian bahan ajar mandiri yang disusun

secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan kedalam bentuk format

elektronik.

3. Flip PDF Professional merupakan program yang telah digunakan untuk

menampilkan data dalam bentuk e-book dan majalah 3D dan presentasi

yang telah mampu mengedit, mengolah, teks, maupun objek dengan efek

tiga dimensi, menggabungkan video, gambar dan audio.

4. Keterampilan berpikir kritis artinya terjadinya peningkatan siswa dalam

hal memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas, menyelesaikan masalah.

5. Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam

interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang

menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam dunia pendidikan pada umumnya sudah banyak kita temukan

penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran yang dapat mendukung

kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi

lebih baik. Dibawah ini beberapa contoh penelitian pengembangan yang dianggap

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Menurut Suarsana & Mahayukti (2013), penelitiannya menunjukkan hasil

dari penelitian yang telah dilakukan yaitu berupa bahan ajar modul yang disusun

bersifat baik dan masih perlu dilakukan penyempurnaan kembali. Melalui

penggunaan e-modul yang berorientasi pada masalah ini, mahasiswa memperoleh

persentase kelayakan isi 84,6%, desain pembelajaran 80,8%, tampilan visual

68,4%, dan pemanfaatan software 72,7% dengan skor rata-rata keseluruhan

validasi modul adalah 75,5. Berdasarkan kriteria kelayakan modul, maka

kelayakan analisis presentase terletak pada rentang 70 < nilai < 90 dengan

kategori baik.

Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Perdana, dkk (2017), dalam

penelitiannya Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Keterampilan Proses

Sains Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa. Hasil

yang didapatkan dalam penelitian ini dinilai efektif meningkatkan motivasi belajar

siswa. Hal tersebut dapat dilihat Berdasarkan uji kelayakan modul memiliki

kategori layak digunakan, yang didukung dengan hasil perhitungan menunjukkan

ratarata 3,80 lebih besar dari nilai minimum kelayakan 3,78. Hasil validasi oleh

9
10

ahli materi pada komponen kelayakan isi dan kelayakan bahasa memiliki kategori

sangat baik dengan nilai rata-rata 3,85. Hasil validasi oleh ahli media pada

komponen kelayakan penyajian dan kegrafikan menunjukkan kategori sangat baik

dengan nilai rata-rata 3,84.

Ada beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang e-modul,

salah satunya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Adie (2017), hasil dari

pengembangan dan penelitian modul yang telah ia lakukan sangat efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian yang ia dapatkan mencapai nilai 94,68 dan masuk kedalam kategori

layak. Menurut Irwansyah (2017), hasil pengembangan e-modul yang telah ia

lakukan yaitu ilmu kimia tidak selalu pembelajaran yang hanya bersifat abstrak,

namun juga kimia dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan

kemampuan berfikir kreatif dan kritis siswa. Untuk mengetahui kemampuan siswa

maka ia melakukan penelitian dengan menggunakan multimedia yaitu dengan e-

modul, dari penelitian yang telah ia dapatkan valid dan layak untuk digunakann

dan mencapai nilai 85,77%.

Menurut Yulia (2019), ia juga telah melakukan penelitian tentang

pengembangan e-modul dan berpendapat bahwa pembelajaran kimia tidak hanya

suatu hal yang dapat ditentukan dengan pembelajaran yang konseptual namun

juga ada yang bersifat kontekstual, maka ia melakukan penelitian dengan

menggunakan pengaruh pembelajaran menggunakan modul dengan menggunakan

basis Contextual Teaching Learning untuk meningkatkan konseptual siswa dan

penelitian ini mendapatkan respon yang sangat baik.


11

Dari penelitian diatas dapat dibuktikan bahwa pengembangan dari modul

yang layak untuk digunakan dan masih ada juga beberapa yang masih

membutuhkan penyempurnaan, yang mana pengembangan modul memiliki relasi

yang kuat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Modul dapat

digunakan guru sebagai bahan ajar dikelas karena dapat memecahkan masalah

secara individu setiap siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa.

2.2 Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang melandasi pembelajaran dengan

menggunakan multimedia, yaitu Konstruktivisme dan Kognitivisme.

a. Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitivisme yaitu kognisi yang mementingkan kegiatan untuk

mengetahui sesuatu yang mencakup perolehan, pengorganisasian, dan pemakaian

pengetahuan. Artinya, kognisi fokus pada memori, atensi, persepsi, bahasa, rasio,

pemecahan masalah dan kreativitas serta peran struktur mental, atau

pengorganisasiannya dalam proses mengetahui sesuatu. Tekanan utama

pendekatan psikologi kognitif terletak pada bagaimana informasi diproses dan

disimpan., ini tentu berbeda dengan pendekatan psikologi behavioristik yang

fokus pada tingkah laku dalam konteks lingkungan dan konsekuensinya (Ekawati,

2019).

Teori belajar kognitif ini memiliki sudut pandang bahwa peserta didik dapat

memperoleh informasi dan juga pelajaran melalui upaya yang telah dilakukan

melalui mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara


12

pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada, yang menekankan

bagaimana sebuah informasi diperoleh (Ertikanto, 2016).

Dari penjelasan diatas, maka peserta didik hendaknya memiliki kesempatan

untuk dapat melakukan eksperimen yang menuntut siswa untuk dapat berinteraksi

dengan teman sebayanya satu sama lain yang dibantu oleh pertanyaan yang

diberikan guru. Menurut Sani (2015) penggunaan media dapat digunakan untuk

mengaktifkan indra siswa agar dapat memperoleh pemahaman pada siswa. Pada

teori ini menekankan adanya peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir

untuk menyelesaikan soal yang dihadapi, kemampuan menerima pengetahuan dan

keterampilan yang diterima oleh peserta didik, serta peserta didik selalu bersifat

aktif dan menemukan cara belajar yang baik dan sesuai dengan dirinya.

Dalam menyusun materi pembelajaran menurut pandangan kognitif ini

pengajar harus mampu memahami berbagai karakteristik dari peserta didik yaitu

berupa pemahaman mampu atau tidaknya si peserta didik menerima materi yang

diajarkan. Aliran kognitivisme dalam pembelajaran diterapkan berorientasi pada

tingkat perkembangan berpikir peserta didik. Tingkat perkembangan berpikir

peserta didik itu sendiri dipengaruhi oleh kematangan yang terjadi dalam diri nya,

interaksi terhadap lingkungannya, dan belajar dari orang lain termasuk dari

masyarakat lingkungan sekitar.

Menurut Syahdiani, dkk (2015) implikasi teori kognitif dalam multimedia,

yaitu:

1. Mampu mengarahkan perhatian (attending), pengharapan (ekspetasi), dan

retrival dengan tampilan animasi yang variatif


13

2. Mampu menyajikan materi pembelajaran dengan bentuk gambar atau sandi

(icon), maupun dalam bentuk teks dalam tampilan yang variatif sehingga

pemahaman peserta didik pada suatu konsep dapat lebih mendalam dan

disimpan dalam memori dalam waktu yang relatif lama

3. Mampu memberikan isyarat tambahan dalam rangka mengingat kembali

kapabilitas yang diperoleh melalui latihan soal yang dapat dioperasikan

secara interaktif.

b. Teori Konstruktivisme

Menurut Ertikanto (2016), teori konstruktivisme merupakan proses

pembelajaran yang bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat

diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup

yang berbudaya modern. Dengan teori ini, siswa dapat berpikir untuk

menyelesaikan suatu masalah dengan melibatkan siswa secara langsung dalam

membina pengetahuan yang baru dan mengaplikasikannya dalam menyelesaikan

masalah, maka siswa akan bersifat aktif dan akan mengingat lebih lama konsep

yang telah didapat.

Teori konstruktivistik disini memandang bahwa peserta didik sudah

memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman,

dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri

pengalaman mereka. Teori belajar ini beranjak dari psikologi pengembangan

intelektual piaget yang memandang belajar sebagai suatu proses pengaturan

sendiri ysng dilakukan seseorang dalam mengatasi masalah. Piaget para

konstruktivis mengemukakan bahwa dalam mengajar seharusnya diperhatikan

pengatahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya. Dalam proses pembelajaran,


14

siswa membangun diri sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan dalam

proses belajar mengajar (Sundawan,2016).

Menurut Puspasari (2014), karakteristik proses pembelajaran

konstruktivisme mempunyai implikasi terhadap pengembangan multimedia, yaitu:

1. Proses pembelajaran harus menjadi sebuah proses yang aktif dan difokuskan

pada peserta didik, dan memerlukan suatu media pembelajaran yang

memadai

2. Penekanan pembelajaran lebih pada pembentukan pengetahuan melalui

pengalaman belajar peserta didik

3. Proses pembelajaran harus dapat membangkitkan belajar peserta didik baik

secara individual maupun belajar secara kooperatif untuk menemukan suatu

pengetahuan.

2.3 Media Pembelajaran

Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran.

Secara etimologis, media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari

kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Menurut Asyhar

(2012) dalam pembelajaran media memiliki peran yang sangat penting yaitu

sebagai suatu sarana atau perangkat yang memiliki fungsi sebagai perantara atau

saluran dalam proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.

Pembelajaran adalah salah satu kata yang merupakan terjemahan dari istilah

bahasa Inggris, yaitu “instruction”. Instruction dapat diartikan sebagai proses

interaktif yang terjadi antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis.

Sehingga pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

memberikan pengetahuan dan informasi dalam proses interaksi yang terjadi antara
15

pendidik dan peserta didik.

Proses belajar mengajar secara fundamental merupakan proses komunikasi,

sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran

(Falahudin, 2014). Pendapat lain Munadi (2013) menyatakan bahwa media

pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efisien dan efektif. Sejalan dengan Sudatha (2015) menyatakan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar guna

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: gambar, bagan, model film,

video, komputer, dan sebagainya.

Menurut Arsyad (2013) dalam melakukan desain multimedia, prinsip desain

tertentu terkait pembelajaran berupa kesederhanaan, keterpaduan, penekanan,

keseimbangan, bentuk dan warna.

a. Kesederhanaan

Kesederhanaan mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam

suatu visual, jumlah elemen lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap

dan memahami pesan yang disajikan. Kata-kata harus memakai huruf yang

sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam.

b. Keterpaduan

Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen visual

yang ketika diamati akan berfungsi bersama-sama sebagai suatu keseluruhan


16

sehingga visual merupakan bentuk yang menyeluruh membantu pemahaman

pesan dan informasi yang dikandungnya.

c. Penekanan

Meskipun penyajian visual dirancang sederhana mungkin, seringkali konsep

yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan

menjadi pusat perhatian peserta didik.

d. Keseimbangan

Bentuk atau pola yang dipilih setidaknya menempati ruang penayangan

yang memberikan persepsi keseimbangan.

e. Bentuk

Bentuk yang menarik peserta didik akan membangkitkan minat dan

perhatian siswa. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam

penyajian pesan, informasi, atau isi pelajaran perlu diperhatikan.

f. Warna

Warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan

dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk

memberikan kesan pemisahan atau penekanan, untuk membangun keterpaduan,

mempertinggi realisme objek atau situasi yang digambarkan dan menciptakan

respon emosional tertentu.

2.3.1 Ciri dan fungsi media pembelajaran

Menurut Arsyad (2014) ciri-ciri media pembelajaran yaitu:

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan kemampuan media

merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek.
17

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), kejadian yang memakan waktu

berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit

dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

3. Ciri Distributif (Distributive Property), memungkinkan berbagai objek

ditrasportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara

bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa

dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu

Sebenarnya, media pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu

pembelajaran, melainkan juga merupakan strategi dalam pembelajaran. Menurut

Arsyad (2014) sebagai strategi, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi,

sebagaimana diuraikan di bawah ini:

1. Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual

yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada

awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata

pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh

mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar

dengan video pembelajaran. Gambar, animasi, suara, yang tergabung

dalam video pembelajaran dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa penggunaan media dapat memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan


18

yang terkandung dalam media.

4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalamteks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan

lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks

atau disajikan secara verbal.

2.3.2 Jenis-jenis media pembelajaran

Menurut Satrianawati (2018), Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu

dan teknologi khususnya dalam dunia pendidikan, maka media pembelajaran

tampil dalam berbagai jenis yang memiliki karakteristik yang berbeda.Meskipun

beragam jenis dan format media pembelajaran yang sudah dikembangkan, namun

pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis,

yaitu:

1. Media visual, yaitu media yang digunakan mengandalkan indera

penglihatan semata-mata dari peserta didik. Beberapa media visual antara

lain: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster,

(b) model dan prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam

sekitar dan sebagainya.

2. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran

dengan melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contohnya tape

recorder, radio dan CD player.

3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan


19

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus

dalam satu proses atau kegiatan. Contohnya film, video dan lainnya.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan

peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran

melalui media teks, visual diam, dan visual gerak. Multimedia memberikan

pengalaman secara langsung atau terlibat.

2.4 Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis.

Pendapat lainnya di kemukakan oleh Prastowo dalam Zuriah (2016) Bahan

ajar adalah merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang

disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran, misalnya buku pelajaran,

modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif

dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bahan

ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara terstruktur

untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar sehingga mencapai tujuan

pembelajaran

2.4.1 Tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar

Menurut Prastowo (2013), tujuan pembuatan bahan ajar itu sendiri, setidak-
20

tidaknya ada tiga macam, yaitu:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan

karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

2. Membantu siswa dalam memperoleh alternative bahan ajar di samping buku-

buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Prastowo (2013), manfaat pembuatan bahan ajar dibedakan

menjadidua macam yaitu:

1. Manfaat bagi Pendidik

a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai

kebutuhan siswa.

b. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk

diperoleh.

c. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi.

d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

menulisbahan ajar.

e. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran

yangefektif antara guru dan siswa.

f. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan

kegiatanpembelajaran.
21

g. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka

kredituntuk keperluan kenaikan pangkat.

h. Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

mandiri dengan bimbingan pendidik.

c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasainya

2.4.2 Fungsi bahan ajar

Menurut Prastowo (2013) fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi siswa.

1. Fungsi bagi Pendidik

a. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.

b. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

fasilitator.

c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

d. Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya

dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang

semestinya diajarkan kepada siswa.

e. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

2. Fungsi bagi Siswa

a. Dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman siswa yang lain.

b. Dapat belajar kapan saja dan dimana saja.


22

c. Dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

d. Belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

e. Membantu potensi siswa untuk menjadi mandiri.

f. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya

dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

2.4.3 Tahapan penyusunan bahan ajar

Menurut Anwar dalam Windyariani (2016) tahapan penyusunan bahan

ajardilakukan melalui proses:

1. Seleksi, Pengumpulan bahan ajar dari berbagai sumber dan menyesuaikan

dengan kurikulum yang saat ini sedang digunakan yaitu kurikulum 2013.

2. Strukturisasi, yakni pemetaan konsep-konsep bahan ajar yang disusun secara

terstruktur dan sistematis dalam satu pokok bahasan.

3. Karakterisasi, bahan ajar dianalisis setiap konsep, ditentukan mana yang lebih

sederhana, dekat dengan kehidupan siswa, konkret, kemudian perlahan-lahan

tingkat kesulitannya ditingkatkan

4. Reduksi, dengan cara pengabaian (mengabaikan hal yang dianggap rumit

dengan pemikiran yang lebih mudah dipahami), penggunaan penjelasan

berupa gambar, simbol, sketsa dan percobaan, serta penggunaan analogi

yakni mengubah hal yang bersifat abstrak menjadi relatif lebih konkret

2.5 Modul Elektronik (e-Modul)

Modul adalah suatu bahan ajar pembelajaran yang isinya relatif singkat dan

juga spesifik yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul biasanya

memiliki suatu rangkaian kegiatan yang terkoordinir dengan baik yang berkaitan
23

dengan materi, media, dan evaluasi. Modul juga merupakan salah satu bahan ajar

yang memiliki salah satu karakteristik yaitu prinsip belajar mandiri. Belajar

mandiri juga merupakan cara belajar aktif dan berpartisipasi untuk

mengembangkan diri masing-masing individu dan juga tidak terikat dengan

adanya guru, ataupun pertemuan di sekolah (Lasmiyati, 2014).

Daryanto (2014) menjelaskan bahwa walau ada bermacam–macam modul,

namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket

kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit

yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun

untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus

dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan

perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.

E-modul merupakan kata dasar dari e- dan modul. e-berarti elektronik yang

pada kaitan ini mengacu pada e-learning. E-learning ini adalah penggunaan

informasi dan teknologi komputer untuk membuat pengalaman belajar

(Solihudin,2018). Modul adalah bahan belajar yang dicancang secara sistematis

berdasarkan kuriulum yang dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran yang

memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. E-modul

adalah sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang ditampilkan menggunakan piranti elektronik (bagian

dari e-learning). E-modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan

kecepatan masing-masing individu secara efektif dan efisien.

E-modul merupakan salah satu media mandiri yang diperuntukan bagi


24

peserta didik. E-modul dapat menjelaskan materi IPA yang abstrak, sehingga

materi IPA yang abstrak tersebut mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga e-

modul pembelajaran akan sangat menarik dan tentunya dapat meningkatkan minat

dan motivasi peserta didik dalam belajar.

Pengembangan modul elektronik dipandang layak dan penting dilakukan

karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 1. Media pembelajaran yang

sangat efektif serta dapat memudahkan belajar serta meningkatkan kualitas

pembelajaran, 2. Dapat meningkatkan motivasi belajar, 3. Dapat digunakan

sebagai penyampaian langsung dan segera secara efektif kepada pembelajar, 4.

Sangat mendukung pembelajaran individual, 5. Melatih pebelajar untuk terampil

memilih bagian-bagian isi pembelajaran yang dikehendaki, 6. Memungkinkan

pembelajar untuk lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer menjadi semakin

penting di masyarakat modern, dan 7. Menjadi lebih menarik karena dilengkapi

dengan fasilitas warna, lagu, gambar, grafik dan animasi sehingga mampu

menyajikan pembelajaran secara menarik.

Menurut Daryanto (2014) menjelaskan modul merupakan paket belajar

mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan serta

dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun komponen-komponen yang terdapat modul, yaitu:

1. Lembar kegiatan siswa, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh

siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah

sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembar kegiatan,

tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya

mengadakan percobaan,membaca kamus, dan sebagainya.


25

2. Lembar kerja, menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab

atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.

3. Kunci lembar kerja, agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri

hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya

maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.

4. Lembar soal. Tiap modul disertai lembar soal, yakni alat evaluasi yang

digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan

yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran soal berisi soal-soal

untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan

dalam modul tersebut.

5. Kunci lembaran soal. Kunci lembaran soal sebagai alat koreksi sendiri

terhadap penilaian yang dilaksanakan.

2.5.1 Kriteria Modul

Menurut Asyhar (2012), kriteria modul terdiri atas sebagai berikut:

1. Self Instruction

Merupakan karakteristik dalam modul, dengan karakter tersebut

memungkinkan seseorang belajar mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.

Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat mengambarkan

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar,

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan

yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas,

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran,
26

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

untuk mengukur penguasaan peserta didik,

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas

atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik,

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komutatif,

g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran,

h. Terdapat instrument penilaian, yang memungkinkan peserta didik

melakukan penilaian sendiri (self assessment),

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta

didik mengetahui tingkat penguasaan materi,

j. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendukung.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang

dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah

memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara

tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus

dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar

kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan hati-hati dan memperhatikan

keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta

didik.

3. Berdiri sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendirimerupakan karakteristik modul yang tidak

tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan secara
27

bersama-sama dengan bahan ajar/media lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi tinggi terhadap perkembangan

ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Bersahabat/akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau

bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi

yang tampil bersifat membantu atau bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai keinginan.

2.5.2 Unsur-unsur modul sebagai bahan ajar

Menurut Prastowo (2013) Sebuah modul paling tidak berisi tujuh

komponen yang mana, jika terdapat ketujuh komponen tersebut barulah sebuah

bahan ajar dapat dikatakan sebuah modul. Berikut perbandingan unsur-unsur

penyusun antara LKPD, Modul, dan Buku.

Tabel 2. 1 Perbedaan Struktur antara LKPD, Modul, dan Buku


No Struktur LKPD Struktur Modul Struktur Buku
1. Judul Judul Judul
2. Petunjuk belajar Petunjuk belajar -
3. Kompetensi dasar atau Kompetensi dasar atau materi Kompetensi dasar atau
materi pokok pokok materi pokok
4. Informasi pendukung Informasi pendukung Informasi pendukung

5. - Latihan Latihan
6. Tugas atau langkah kerja Petunjuk kerja atau Lembar -
kerja
7. Evaluasi Evaluasi Evaluasi

Secara lebih spesifik, menurut Vembriarto dalam Prastowo (2013) modul

yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur yaitu:

a. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik


28

b. Petunjuk untuk guru

c. Lembaran kegiatan siswa

d. Lembaran kerja bagi siswa

e. Kunci lembar kerja

f. Lembaran evaluasi

g. Kunci lembaran evaluasi

2.5.3 Langkah-langkah penyusunan modul

Menurut Asyhar (2012) untuk menghasilkan suatu modul yang baik dalam

arti sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka pembuatan modul

harus dilakukan secara sistematis. Langkah-langkah kegiatan dalam proses

penyusunan modul sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Modul

Dalam analisis kebutuhan dilakukan telaah terhadap kompetensi yang

diharapkan dicapai peserta didik, dalam analisis kebutuhan dapat di lakukan

langkah-langkah berikut:

a. Menetapkan kompetensi yang telah dirumuskan pada pelaksanaan

pembelajaran (RPP) atau silabus.

b. Mengidenfikasi dan menentukan ruang lingkup unit kompetensi atau

bagian dari kompetensi utama.

c. Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap

dipersyaratkan.

d. Menentukan judul modul yang akan disusun.

2. Penyusun Naskah/Draft Modul

Tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan, penyusunan dan


29

pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media, judul bab,

sub bab, materi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang perlu dikuasi oleh pembaca, dan daftar pustaka. Menurut Asyhar

(2012) sebelum proses uji coba lapangan dilakukan, sebaiknya terlebih dahulu

draft modul diserahkan kepada tim ahli untuk diminta saran dan komentarnya

tentang konten materi, padagogik dan bahasa modul.

3. Uji Coba

Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai saran dan masukan

tim ahli maka modul dianggap layak di uji coba lapangan. Uji coba pertama

dilakukan kepada peserta didik dalam kelompok terbatas, misalnya 5-10 siswa

dan uji coba yang kedua dilaksanakan pada kelompok siswa yang lebih besar (satu

kelas).

4. Validasi

Menurut Asyhar (2012) validasi adalah proses permintaan persetujuan atau

pengesahan terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan. Hal ini perlu

melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait modul.

Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi modul, penggunaan bahasa,

penggunaan metode instruksional serta kemenarikan tampilan modul.

5. Revisi dan Produksi

Masukan-masukan yang diperoleh dari pengamat dan pendapat para peserta

didik merupakan hal yang sangat bernilai bagi pengembang modul karna dengan

masukan-masukan tersebut dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap modul yang

dibuat.
30

2.6 Model Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah serangkaian metode riset yang digunakan

untuk menghasilkan suatu produk tertentu seperti prototipe, desain, materi

pembelajaran, media, strategi, alat evaluasi pendidikan dalam pembelajaran.

Penelitian pengembangan menurut Arsyar (2012) didefinisikan sebagaimana

kegiatan program yang dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti.

Semua ini dirancang dengan memperhatikan tujuan yang akan tercapai (tujuan

intruksional khusus harus dianalisis), materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan, alat pengukur keberhasilan, mengadakan tes dan revisi.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

development). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan produk. Produk

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah e-modul. Model pengembangan

yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE menurut Lee & Owens.

Model pengembangan ADDIE yang dikemukakan Lee & Owens merupakan

model pengembangan untuk mengembangkan multimedia. Menurut Pribadi

(2009) rancangan pengembangan media pembelajaran model ADDIE (Analysis-

Design-Develop-Implement-Evaluate) yang salah satu fungsinya yaitu menjadi

pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang

efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahap

pengembangan, namun model ini dirancang khusus untuk pembelajaran berbasis

multimedia. Hal ini sangat sesuai dengan produk yang akan dikembangkan.

Menurut Lee & Owens (2004), tahap-tahap pengembangan dengan model ADDIE

yaitu Analyze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan),


31

Implementation (implmentasi), dan Evaluation (evaluasi).

Adapun skema tahapan Lee & Owens (2004) dapat dilihat pada gambar

berikut:
Analisis

Desain Jadwal

Nama Proyek
Evaluasi

Spesifikasi Media

Implementasi
Struktur Pelajaran

Kontrol Konfigurasi
Pengembangan Dan Siklus Tinjauan

Gambar 2. 1 Model DesainPengembangan Lee & Owens


(Sumber: Lee &Owens, 2004)

1. Tahap Analisis (Analyze)

Tahap analisis ini merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk

mengetahui dan menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran serta

mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang akan

dikembangkan. Tahapan ini mencakup beberapa analisis, yaitu analisis kebutuhan,

karaekteristik peserta didik konsep materi, tujuan pembelajaran, dan teknologi

pendidikan.

a. Analisis Kebutuhan

Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan. Dalam pembelajaran


32

yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,

keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,

keterampilan dan sikap yang mereka miliki sekarang. Analisis kebutuhan

merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sumber

belajar peserta didik dan masalah-masalah yang sering terjadi selama proses

pembelajaran. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket

kebutuhan kepada peserta didik serta melakukan wawancara kepada salah satu

guru mata pelajaran kimia disekolah tersebut.

b. Analisis Karakteristik Siswa

Menurut Asyhar (2012), kompetensi yang dimiliki peserta didik dapat

diketahui melalui proses analisis karakter peserta didik, yaitu karakteristik khusus

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal pesarta didik), dan karaktersitik

umum (kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budaya apa, kebiasaan, dan

sebagainya). Dari analisis tersebut dan beberapa kebutuhannya inilah yang

digunakan sebagai dasar dalam pengembangan modul pembelajaran yang akan di

buat. Analisis kebutuhan ini dapat dilakukan dengan cara menyebarkan angket

kebutuhan kepada pesera didik.

c. Menganalisis Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran

dapat mencapai sasaran.Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar, artinya materi yang ditentukan untuk kegiatan

pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta Indikator.


33

d. Analisis Tujuan Pembelajaran

Menurut Asyhar (2012) dalam pembelajaran, tujuan merupakan faktor yang

sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan

perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. Dalam menganalisis tujuan

pengembangan harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Sehingga

diperlukan pembiasaan pengaturan kognisi siswa agar pembelajaran yang

dilakukan lebih efektif dan dapat meningkatkan tinggkat kognitf dan hasil belajar

siswa. Dari kompetensi dasar tersebut akan dirumuskan indikator pencapaian yang

akan dicapai sehingga tujuan pembelajaan akan tercapai secara maksimal.

e. Analisis Teknologi Pendidikan

Analisis teknologi bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan teknologi

yang dimiliki seperti laptop, e-mail, chat room technology, dan list server

technology dengan cara melakukan analisis untuk mendukung kinerja, melakukan

tes dan penilaian, mendistribusi dan pengiriman produk modul serta melakukan

analisis tentang keahlian dan dokumen yang dimiliki.

2. Desain (Design)

Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan. Perancangan dimulai

dengan menetapkan tujuan belajar, merancang materi pembelajaran dan alat

evaluasi belajar. Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem

pembelajaran yang dikembangkan oleh Lee and Owens (2004).

Adapun tahap yang harus dilakukan dalam tahap desain ini menurut Rusdi

(2018), yaitu:

a. Menentukan tim pengembang

b. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan


34

c. Menyusun jadwal pengembangan

d. Memilih dan menentukan cakupan, struktur, dan urutan materi atau pesan

pembelajaran

e. Pembuatan storyboard

f. Menentukan spesifikasi produk

g. Membuat prototipe produk/bentuk awal produk.

3. Pengembangan (Development)

Pengembangan adalah proses mewujudkan rancangan atau desain tadi

menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa

e-modul. Dalam mendukung penyusunan media pembelajaran yang

dikembangkan, maka segala komponen yang telah di desain tadi dikembangkan

melalui perbaikan-perbaikan sehingga siap untuk diupload kedalam aplikasi tersebut.

Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar yang akan mendukung proses

pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

4. Implementasi (Implementation)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran

yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan

diinstal atau dirancang sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar

bisa diimplementasikan. Tujuan utama dari langkah ini adalah membimbing

peserta didik untuk mencapai tujuan atau kompetensi, menjamin terjadinya

pemecahan masalah atau solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang

dihadapi oleh peseta didik, memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran,

peseta didik perlu memilki kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang diperlukan.
35

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang

sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya

tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi

pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya

untuk kebutuhan revisi. Untuk lebih jelasnya rangkuman aktifitas ADDIE akan

ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2. 2 Rangkuman Aktifitas Model ADDIE


Tahap Pengembangan Aktifitas
Analysis (Analisis) Pra perencanaan: pemikiran tentang produk (model, metode, media,
bahan ajar) baru yang akan dikembangkan, Mengidentifikasi produk
yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar,
Mengidentifikasi materi pembelajaran, Mengidentifikasi lingkungan
belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran
Design (Perancangan) Merancang konsep produk baru diatas kertas Merancang
perangkat pengembangan produk ditulis untuk masing–Masing unit
pembelajaran Petunjuk penerapan desainatau pembuatan produk ditulis
secara rinci
Development Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang
(Pengembangan) diperlukan dalam pengembangan berbasis pada hasil rancangan produk,
pada tahap ini mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat) yang sesuai
denganstruktur model, membuat instrumen untuk mengukur kinerja
produk
Implementation (Implementasi) Memulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran atau
lingkungan yang nyata Melihat kembali tujuan–tujuan pengembangan
produk, interaksi antar peserta didik sertamenanyakan umpan balik
awal proses evaluasi
Evaluation (Evaluasi) Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis.
Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk. Mengukur apa
yang telah mampu dicapai oleh sasaran. Mencari informasi apa saja
yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.
Sumber : Mulyatiningsih (2013)

2.7 Software Flip PDF Professional

Flip pdf professional adalah media interaktif yang dapat dengan mudah

menambahkan berbagai jenis tipe media animatif ke dalam flipbook. Hanya

dengan drag, drop atau klik, kita dapat menyisipkan video youtube, hyperlink, teks

animatif, gambar, audio dan flash ke dalam flipbook. Setiap orang dapat

menghasilkan buku-buku flip yang luar biasa dengan mudah (Bagas, 2015).
36

Modul elektronik dapat didesain dengan menggunakan perangkat lunak flip pdf

professional. Fitur yang disediakan sangat beragam, seperti perpaduan teks,

gambar, audio, video menjadikan pembuatan modul elektronik akan lebih

interaktif dan memberikan hasil yang menarik.

1. Tampilan Awal Flip PDF Professional

Gambar 2. 2 Tampilan Awal Flip PDF Professional

2. Menu Import Didalam Aplikasi Flip Pdf Professional

Gambar 2. 3 Menu Import


37

3. Tampilan Setelah File Di Import

Gambar 2. 4 Tampilan Setelah File Diimport

4. Menu Editing

Gambar 2. 5 Menu Editing

5. Menu Add Action

Gambar 2. 6 Menu Add Action


38

Dalam menu ini adalah ketika kita memilih toolbar link, maka kita akan

diarahkan kedalam menu dengan pilihan add action, didalam add action ini kita

bisa memilih tampilan link seperti apa yang kita gunakan.

6. Toolbar Image

Gambar 2. 7 Toolbar Image

Ketika memilih toolbar image, maka akan muncul tampilan seperti gambar

diatas, dan dengan memilih select file maka akan muncul tampilan select an

image.

7. Toolbar Text

Gambar 2. 8 Toolbar Text


39

Ketika memilih toolbar text, maka akan muncul tampilan seperti gambar

diatas, dan ketika ingin memasukkan teks, maka akan muncul pilihan jenis teks

yang akan digunakan.

8. Toolbar Botton

Gambar 2. 9 Toolbar Botton

Toolbar button akan muncul ketika memilih menu more, dan akan muncul

beberapa pilihan, kemudian pilih menu button, menu ini berfungsi ketika ingin

membuat lembar tugas seperti kuis.

9. Toolbar Publish

Gambar 2. 10 Toolbar Publish


40

10. Tampilan penyimpanan

Gambar 2. 11 Tampilan Penyimpanan

Setelah proses editing selesai, langkah selanjutnya adalah menyimpan

lembar kerja yang sudah selesai, dengan memilih toolbar publish maka akan

muncul tampilan seperti gambar diatas, kemudian disimpan file yang sudah

diselesaikan kemudian dengan memilih convert maka file akan tersimpan.

2.8 Berpikir Kritis

Berpikir kritis atau critical thinking merupakan sebuah proses yang

bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang

dipercayai dengan apa yang dikerjakan. Berpikir kritis merupakan salah satu

tahapan berpikir tingkat tinggi, proses berpikir dikategorikan kedalam 4 kelompok

kompleks, yang meliputi pemecahan masalah dan (problem solving), pengambilan

keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif

(creative thinking). Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam

kehidupan masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang

memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tentu

diperlukan data data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat

suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik.
41

Karena begitu pentingnya, berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai tujuan

utama dari pembelajaran (Amri & Iif,2010).

Menurut Ennis dalam Fatmawati (2014), berpikir kritis yaitu proses berpikir

yang beralasan dan reflektif yang dapat menekankan pada pembuatan keputusan

tentang apa yang dilakukan. Ada beberapa indikator berpikir kritis, yaitu:

1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan

2. Mampu mengungkapkan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

suatu masalah,

3. Mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat

4. Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda,

5. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai

suatu keputusan

Dalam e-modul yang akan dibuat berkaitan dengan berpikir kritis yang

berarti siswa dapat menghasilkan sebuah kritik dari pemasalahan yang memiliki

alasan yang pasti berdasarkan apa yang telah siswa pelajari. Menurut

Abdurrahman (2015), berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses berpikir yang

reflektif dan yang berfokus pada apa yang sudah dipelajari. Tujuan dalam

pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengungkapkan gagasan,

merefleksi, dan membuat keputusan yang jelas. Berpikir kritis juga merupakan

kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi (higher order hinking skill atau HOTS)

sebagai problem solving skill yaitu permasalahan yang dibuat tidak dapat

diselesaikan hanya dengan mengingat namun juga siswa dituntut untuk dapat

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang dialami. Permasalahan yang


42

telah mereka temukan sendiri menciptakan suatu hal yang baru sehingga

menciptakan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

2.9 Materi Ikatan Kimia

Menurut Purba & Sarwiyati (2016) ikatan kimia adalah gaya atau interaksi

antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul

unsur atau molekul senyawa. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan

energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul

merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk

karena unsur-unsur ingin memiliki struktur atom yang stabil. Teori tentang

kestabilan atom dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Albert Kossel

yang mengaitkan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektronnya. Konsep

kestabilan atom menurut Lewis, yaitu:

a. Atom yang sukar bereaksi disebabkan karena atom tersebut berada dalam

keadaanstabil.

b. Kestabilan atom ditentukan oleh struktur elektron valensi:

1. Atom yang stabil mempunyai elektron valensi penuh berisi 8elektron.

Unsur gas mulia (VIIIA) adalah atom yang stabil, sebab elektron valensi

terisi penuh 8 elektron, kecuali He hanya terisi 2 elektron. Konfigurasi

elektron gas mulia dikenal sebagai konfigurasi oktet.

2. Atom yang tidak stabil mempunyai elektron valensi belum terisi penuh

8 elektron.

c. Atom yang belum mempunyai struktur susunan elektron stabil akan

berusaha mencapai kestabilan dengan cara sebagai berikut:

1. Melepaskan elektron valensi sehingga kulit sebelah dalam penuh


43

dengan 8 elektron dan menjadi kulit terluar yang memenuhi

konfigurasi oktet.

Mg (2, 8, 2) → Mg2+ (2, 8) + 2e-

2. Menangkap elektron dari luar supaya kulit terluar penuh dengan 8

elektron.

Cl (2, 8, 7) + e- → Cl- (2, 8, 8)

Tabel 2. 3 Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia


Nomor Kulit
Periode Unsur
Atom K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

2.9.1 Struktur lewis

Struktur Lewis atau lambang Lewis adalah lambang atom yang

dikelilingi oleh jumlah elektron valensinya. Elektron valensi digambarkan

dengan (∙) atau tanda silang (x). Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan

untuk menggambarkan elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam

pembentukan ikatan kimia.

Lambang Lewis gas mulia (kecuali helium) menunjukkan 8 elektron

valensi yang terbagi dalam 4 pasangan, sedangkan lambang Lewis unsur dari

golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (elektron yang belum

berpasangan).

Contoh lambang Lewis untuk unsur-unsur periode 2 dan periode 3 tertera pada

tabel 2.4 berikut.


44

Tabel 2. 4 Lambang Lewis Unsur-Unsur Periode 2 dan 3


IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

Periode 2

Periode 3

2.9.2 Ikatan ion

Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda

muatan. Ikatan ion juga disebut ikatan elektrovalen. Ikatan ion terbentuk akibat

adanya serah-terima elektron di antara atom-atom yang berikatan sehingga

konfigurasi elektron dari atom-atom itu menyerupai konfigurasi elektron gas

mulia. Adanya serah-terima elektron menghasilkan atom-atom bermuatan listrik

yang berlawanan sehingga terjadi gaya tarik menarik elektrostatik (Purba &

Sarwiyati, 2016).

Atom-atom yang menyerahkan elektron valensinya disebut kation.

Adapun atom-atom yang menerima elektron disebut anion. Senyawa yang

memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk

antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Contoh: NaCl, MgO, MgCl2,

CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.

Berikut ini adalah contoh pembentukan ikatan ion pada senyawa NaCl:

11Na : 2, 8, 1 → melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2, 8

17Cl : 2, 8, 7 → menerima 1 elektron, membentuk Cl– : 2, 8, 8

Na → Na+ + e–

Cl + e– →Cl– +

Na + Cl → Na+ + Cl–

Na+ + Cl– membentuk ikatan ion NaCl (natrium klorida)


45

Gambar 2. 12 Pembentukan Ikatan Ion pada Senyawa NaCl

2.9.3 Ikatan kovalen

Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh

atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom

unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda

jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Berdasarkan banyaknya pasangan

elektron yang membentuk ikatan (PEI), ada tiga jenis ikatan kovalen, yaitu:

1. Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

Contoh pembentukan ikatan kovalen pada molekul klor (Cl2):

Konfigurasi Cl: 2, 8,

7 Susunan

elektron Cl:

Pasangan elektron yang digunakan


bersama
Gambar 2. 13 Pembentukan Cl

Struktur Lewis molekul Cl2 dituliskan sebagai berikut:

menjadi

Ikatan kovalen
46

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

Contoh pembentukan ikatan kovalen pada molekul (O2):

Konfigurasi elektron: 2, 6 Susunan elektron O:

Pembentukan O2:

Gambar 2. 14 Pembentukan Ikatan Kovalen


2 pasangRangkap
elektronDua
yangpada Molekulbersama
digunakan O2

Ikatan yang terjadi pada O2dapat dituliskan dengan struktur Lewis dan

ikatan kovalen seperti berikut.

Penulisan dengan struktur Lewis: Penulisan dengan ikatan kovalen:

atau O=O

Gambar 2. 15 Ikatan Kovalen Rangkap Dua

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Contoh pembentukan ikatan kovalen pada molekul nitrogen (N2): Konfigurasi

elektron: 2, 5 Susunan elektron N dan Pembentukan N2:

3 pasang elektron yang digunakan bersama

Gambar 2. 16 Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2

Ikatan yang terjadi pada N2 dapat dituliskan dengan struktur Lewis dan
47

ikatan kovalen seperti berikut.

Struktur Lewis molekul N2: Penulisan dengan ikatan kovalen:

atau

ikatan kovalen rangkap tiga


Gambar 2. 17 Pembentukan Ikatan Kovalen N2

2.9.4 Ikatan kovalen koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena

pasangan elektron yang dipakai bersama hanya berasal dari salah satu atom yang

berikatan. Ion hidronium (H3O+) dibentuk dari molekul air yang mengikat ion

hidrogen melalui reaksi: H2O + H+ → H3O+. Struktur Lewisnya ditulis sebagai

berikut:

GambarIkatan
2. 18 kovalen koordinat
Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi Ion Hidronium

2.9.5 Polarisasi ikatan kovalen

Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua

atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya

tarik elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari

keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.

Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris
48

terhadap kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif (elektron)

tersebar homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar. Adapun

pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena

Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan

adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.

Ikatan seperti ini dikenal dengan ikatan kovalen polar.

Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara

muatan (Q) dengan jarak (r).

μ=Qxr

Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30

coulomb. Beberapa nilai momen dipol senyawa hidrogen halida dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2. 5 Momen Dipol Senyawa Hidrogen Halida


Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan Momen Dipol
HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38

2.9.6 Perbandingan sifat senyawa ion dan kovalen

Oleh karena ikatan ion dan ikatan kovalen berbeda dalam proses

pembentukannya, maka senyawa yang dibentuknya juga memiliki sifat-sifat yang

berbeda. Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen dapat dilihat

pada tabel 2.6 berikut:

Tabel 2. 6 Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen


No Sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih dan titik leleh Tinggi Rendah
Sebagai konduktor dalam
Bukan konduktor dalam
2 Konduktivitas listrik bentuk lelehan atau larutan
setiap keadaan
dalam air
49

Senyawa kovalen polar


3 Kelarutan dalam air Umumnya larut
umumnya larut
Kelarutan dalam pelarut Senyawa kovalen polar
4 Tidak larut
polar umumnya larut
Kelarutan dalam pelarut Senyawa kovalen nonpolar
5 Tidak larut
nonpolar umumnya larut
(Sutresna dkk, 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengembangan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (research

and development), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk berupa bahan ajar dalam bentuk modul elektronik (e-modul) pada materi

ikatan kimia dengan tujuan menguji keefektifan produk tersebut.

Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan

ADDIE menurut Lee & Owens. Model pengembangan ADDIE yang

dikemukakan Lee & Owens merupakan model pengembangan untuk

mengembangkan multimedia. Model ini memiliki lima tahapan, yaitu: 1) tahap

pendahuluan (analysis), 2) tahap perancangan (Design), 3) tahap pengembangan

(development), 4) tahap pengujian model melalui tahap implementasi

(implementation) dan 5) tahap evaluasi (evaluation)


Analisis

Desain Jadwal

Evaluasi Nama Proyek

Spesifikasi Media

Implementasi
Struktur Pelajaran

Pengembangan Kontrol Konfigurasi


Dan Siklus Tinjauan

Gambar 3. 1 Model Desain Pengembangan Lee & Owens


(Sumber: Lee & Owens,2004)

50
51

3.2 Prosedur Pengembangan

Pengembangan e-modul yang bertujuan untuk meningkatkan berpikir kritis

siswa pada maeri ikatan kimia diperlukan suatu rancangan yang baik. Hal ini

harus diperhatikan baik menyangkut materi, tampilan, dan aspek bahasa serta

tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan produknya. Adapun langkah

prosedur pengembangan yang akan dilakukan sebagai berikut:

3.2.1 Analisis (Analysis)

Untuk mengetahui dan menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran

serta mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan produk e-modul pada

materi ikatan kimia yang akan dikembangkan dilakukan analisis. Peneliti

melakukan beberapa tahapan analisis yang dapat menjadi salah satu faktor

permasalahan dalam pembelajaran kimia di SMAN 5 Kota Jambi. Pada tahap ini

analisis ini dilakukan analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, analisis

materi, analisis tujuan pembelajaran dan analisis teknologi pendidikan, yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Analisis kebutuhan

Pada tahap ini dianalisis masalah-masalah yang ditemukan selama proses

pembelajaran kimia berlangsung dan potensi/kemampuan yang dibutuhkan oleh

siswa. Analisis dilakukan dengan cara mewawancarai salah satu guru mata

pelajaran kimia dan penyebaran angket kepada kelas X MIPA.

b. Analisis karakteristik siswa

Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk memperoleh informasi meliputi

tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa sebagai syarat untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Karakteristik tersebut meliputi ciri siswa, kemampuan,


52

pengalaman, dan gaya belajar siswa. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai

acuan dalam pembuatan e-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa yang akan dikembangkan.

c. Analisis tujuan

Analisis tujuan dimaksudkan untuk menetapkan hal mendasar yang

dibutuhkan dalam pengembangan sebuah bahan ajar. Dalam pengembangan e-

modul pada materi ikatan kimia yang akan dikembangkan ini harus sesuai dengan

silabus dan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa. Berdasarkan kompetensi

dasar tersebut akan dirumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan

pembelajaran yanga akan dicapai siswa agar hasil pembelajaran yang diinginkan

tercapai secara maksimal.

d. Analisis materi

Pada tahap analisis materi pembelajaran kimia yang dianggap sulit bagi

siswa kelas X MIPA. Kemudian materi dirancangkan menurut silabus yang

digunakan di sekolah. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa kurikulum

yang digunakan disekolah adalah kurikulum 2013 dan materi yang dianggap sulit

bagi siswa yaitu materi ikatan kimia, karena siswa sulit untuk menentukan jenis

ikatan pada senyawa kimia. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X MIPA.

e. Analisis teknologi pendidikan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah tempat yang akan dijadikan

objek penelitian dapat mendukung terlaksananya penelitian atau tidak. Tahap ini

dianalisis dengan teknologi-teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan seperti

penyediaan komputer/laptop dan handphone android. Kemudian pada analisis ini


53

juga akan diketahui bagaimana dukungan sekolah melalui kemudahan siswa

dalam memperoleh informasi melalui perangkat laptop/smartphone. Pengambilan

data dilakukan dengan observasi secara langsung di sekolah.

3.2.2 Desain (Design)

Pada tahap ini setelah dilakukan analisis, maka dilakukan desain produk.

Tahap mendesain dalam pengembangan media pembelajaran ini meliputi

pembuatan produk yang kemudian dijadikan sebuah bahan ajar e-modul pada

materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Perencanaan pengembangan desain produk yang akan peneliti lakukan, yaitu:

1. Pembentukan team

Pembentukan team pada pembuatan suatu media atau multimedia

pembelajaran didasarkan atas adanya peranan masing-masing komponen team

untuk melakukan proses pengembangan produk guna mencapai hasil yang

maksimal. Komponen pembentuk team yang ada pada pengembangan ini yaitu:

a. Pengembang (Peneliti Dan Dosen Pembimbing)

b. Validator Ahli (ahli media dan ahli materi)

c. Validator Praktisi (Guru Kimia kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi)

d. Responden/pengguna (siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi)

2. Jadwal penelitian

Penelitian desain dan pengembangan merupakan proses menciptakan

produk dengan tujuan kualitas yang baik, karena itu pengembang dengan timnya

perlu menyusun jadwal secara terinci, tahap demi tahap agar pencapaian kemajuan

dapat terukur secara baik.


54

3. Struktur materi

Mengacu pada permendikbud No. 69 tahun 2013, struktur materi disajikan

dengan mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ada pada kurikulum yang sedang berlaku. Tujuan

pembelajaran didapat dari penjabaran kompetensi inti, kompetensi dasar, dan

indikator pembelajaran. Berikut ini dipaparkan kompetensi dasar dari materi

ikatan kimia:

Tabel 3. 1 Analisis Struktur Materi


KI 3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
1 KI
memecahkan masalah.
KI 4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
KD 3.5 : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar
2 KD
partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat
fisik materi
3.3.1 menjelaskan kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan
3.3.2 menerapkan struktur lewis dalam ikatan kimia
3.3.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion dan sifat senyawa ionik
3.3.4 Menjelaskan struktur lewis pada pembentukan ikatan kovalen
3 Indikator
3.3.5 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua
dan rangkap tiga
3.3.6 Menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen koordinasi pada
beberapa senyawa menggunakan struktur lewis
• Menjelaskan kecenderungan unsur mencapai kestabilan
• Menerapkan struktur lewis dalam ikatan kimia
• Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
Tujuan • Menjelaskan struktur lewis pada pembentukan ikatan kovalen
4
Pembelajaran • Membandingkan proses pembentukan ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua dan rangkap tiga
• Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi dengan
menggunakan struktur lewis

4. Pembuatan flowchart

Flowchart merupakan suatu penggambaran alur atau bagian-bagian yang

akan ditampilkan dalam produk yang akan dikembangkan. Desain perancangan e-


55

modul tergambar dalam flowchart dibawah ini. Pembuatan flowchart dalam

pengembangan e-modul ini bertujuan sebagai pedoman bagi penulis untuk

menjadi acuan atas bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam produk.

SAMPUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PETA KONSEP


(TEKS, GAMBAR) (TEKS) (TEKS, GAMBAR) (TEKS, GAMBAR)

MATERI
(TEKS, GAMBAR, VIDEO)

IKATAN ION DAFTAR KOVALEN IKATAN KOVALEN


(TEKS, GAMBAR, (TEKS, GAMBAR, KOORDINASI
VIDEO) VIDEO) (TEKS, GAMBAR, VIDEO)

LATIHAN SOAL RANGKUMAN CONTOH SOAL


(TEKS) (TEKS) (TEKS)

UJI KOMPETENSI KUNCI JAWABAN


PENUTUP
(TEKS, GAMBAR) (TEKS, GAMBAR)

Gambar 3. 2 Desain flowchart e-Modul

6. Pembuatan storyboard

Desain media dilakukan dengan pembuatan storyboard yang pada dasarnya

merupakan proses lanjutan dari pembuatan flowchart. Pembuatan Storyboard

berfungsi sebagai dasar atau patokan untuk membuat e-Modul pembelajaran

ikatan kimia. Pada storyboard akan terlihat rancangan tampilan bahan ajar yang

akan dikembangkan.

7. Evaluasi

Evaluasi pada tahap desain ini bertujuan untuk menyempurnakan desain

yang sudah ada menjadi lebih berkualitas dan lebih menarik lagi. Evaluasi ini

dilakukan dengan cara berdiskusi dengan dosen pembimbing dan teman sejawat.
56

3.2.3 Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan bertujuan untuk merealisasikan rancangan produk

atau pembuatan produk yang sebelumnya telah dirancang pada tahap desain. Pada

tahap ini peneliti menggunakan sebuah software Flip PDF Professional dalam

mengembangkan e-modul pada materi ikatan kimia. Produk yang akan dihasilkan

berupa e-modul yang berisi cover, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi

ikatan kimia, video, Info kimia, latihan soal, dan soal evaluasi.

Langkah penting dalam tahap pengembangan ini yaitu validasi yang

dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan tujuan untuk menilai kelayakan

produk sebelum diujicobakan kepada peserta didik. Saran yang diterima dari

validator digunakan sebagai revisi untuk menghasilkan e-modul yang layak

digunakan sebagai bahan ajar. Selanjutnya e-modul yang telah mengalami revisi

dinilai oleh guru dan akan diuji cobakan kepada siswa. Penilaian dari guru ini

bertujuan untuk mengetahui apakah e-modul yang dikembangkan dapat digunakan

sebagai salah satu bahan ajar atau tidak. Adapun tahap validasi yang dilakukan

sebagai berikut: Produk Awal

Ahli Media dan Ahli Materi

Produk Kedua
Direvisi berdasarkan saran
Ahli Media dan Ahli Materi

Produk Valid
Diujicobakan pada kelompok kecil

Penilaian Guru

Respon Siswa

Produk Akhir

Gambar 3. 3 Tahapan Validasi Produk


57

3.2.4 Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini produk diujicobakan guna mengetahui kualitas produk. Pada

tahap ini, produk yang sudah direvisi dan dinyatakan layak oleh tim ahli dapat

diujicobakan. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada kelompok kecil. Kelompok

kecil yang akan digunakan yaitu 10 siswa kelas X MIPA 4. Pemilihan sampel ini

dilakukan dengan memilih siswa yang terdiri dari siswa dengan tingkat kognitif

tinggi, siswa dengan tingkat kognitif sedang dan siswa dengan tingkat kognitif

rendah.
1. Analisis kebutuhan A
2. Analisis karakteristik siswa N
Menganalisis 3. Analisis materi A
4. Analisis tujuan L
5. Analisis teknologi pendidikan I
S
I
Desain produk Merancang produk dan S
mengumpulkan bahan D
E
S
Draft 1 A
I
N
Validasi 1 P
E
N
G
E
Revisi 1 M
B
A
Draft 2 Validasi 2 Revisi 2 N
G
A
Validasi (n) N
Revisi (n) Draft (n)
I
M
Penilaian guru Respon peserta didik P
L
E
M
E
N
T
PRODUK A
S
I

Gambar 3. 4 Prosedur Kerja Pengembangan Produk E-Modul


58

3.2.5 Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi dilakukan oleh ahli media dan ahli materi untuk

mengevaluasi tampilan desain dan isi. Agar peneliti mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang telah dicapai dari produk desain yang telah peneliti

kembangkan. Kemudian produk akan direvisi sesuai dengan saran dan masukan

dari ahli media dan ahli materi sampai produk dinyatakan layak untuk diuji

cobakan. Setelah melakukan uji coba produk maka akan diperoleh respon dari

siswa sasaran, yang mana akan dijadikan bahan evaluasi bagi peneliti. Sehingga

akan didapatkan hasil produk desain yang lebih baik. Evaluasi ini merupakan

evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan tahap penilaian dengan tujuan untuk

mengetahui apakah produk yang dihasilkan layak digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan mempertimbangkan kesesuaian antara produk e-Modul

dengan pengguna dalam menyelesaikan permasalahan pada materi kimia sistem

koloid serta untuk mengetahui sejauh mana produk yang dihasilkan dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan

3.3.1 Desain uji coba

Pada tahap ini produk yang akan diuji cobakan sebelumnya telah

mendapatkan validasi dari tim ahli, yaitu ahli media, ahli materi dan guru sebagai

ahli praktisi. Selanjutnya setelah produk dinyatakan layak oleh tim ahli maka

produk diuji cobakan pada siswa sasaran. Produk ini diuji cobakan pada tahap

kelompok kecil. Dimana masing-masing siswa akan mencoba mengakses produk


59

desain melaui smartphone/Android masing-masing yang di dalamnya berisi

tampilan teks, gambar, suara, video animasi.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dilakukan pada kelompok kecil yang terdiri 10 orang

siswa kelas X MIPA 4 SMAN 5 Kota Jambi. Dalam tahap ini produk

diujicobakan dengan menampilkan e-modul pembelajaran kimia kepada siswa dan

hasil dari tanggapannya. Uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

data tentang kualitas media pembelajaran, dan untuk melihat kemampuan peserta

didik dalam memecahkan suatu masalah pada materi tersebut. Data-data tersebut

digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media pembelajaran materi

ikatan kimia yang merupakan produk dalam penelitian ini. Dalam hal ini

tujuannya adalah untuk melihat pemahaman siswa terhadap konsep materi dan

kepraktisan media pembelajaran yang telah dikembangkan.

3.4 Jenis Data

Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data penelitian yang diambil

yaitu data kualitatif dan kuantitatif, yaitu:

1. Data kualitatif yang berisikan deskripsi, pada penelitian ini data kualitatif

yang terdiri dari hasil wawancara terhadap guru kimia dan data tentang

proses pengembangan media pembelajaran berupa kritik, saran, dari ahli

materi, ahli media, praktisi pembelajaran kimia, dan siswa.

2. Data kuantitatif yang dapat diperoleh dari penilaian kelayakan tentang

media pembelajaran yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, praktisi

pembelajaran kimia, dan data pendapat/respon siswa mengenai produk yang

telah dikembangkan.
60

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan yang digunakan dalam penelitian pengembangan

ini adalah instrumen pengumpulan data non tes berupa angket dan lembar

wawancara. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015).

Angket yang digunakan berupa angket respon siswa, angket penilaian oleh guru

dan angket yang diisi oleh ahli media serta ahli materi, sedangkan lembar

wawancara hanya diberikan kepada guru. Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini, adalah:

a. Lembar wawancara

Wawancara ini ditujukan kepada guru mata pelajaran kimia di SMAN 5

Kota Jambi. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui data tentang kurikulum,

keadaan pembelajaran, kebutuhan terhadap bahan ajar yang digunakan. Adapun

kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat dalam tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru


No Indikator No Item
1 Kurikulum yang digunakan 1
2 Pengalaman guru mengenai penerapan pembelajaran HOTS 2,3
3 Minat belajar siswa terhadap pembelajaran kimia 4,5
4 Bahan ajar apa saja yang pernah digunakan 6,7
5 Kendala yang muncul ketika menggunakan bahan ajar dan cara mengatasinya 8,9
6 Kriteria sumber belajar yang baik 10
7 Penggunaan modul 11,12,13
8 Pengembangan e-modul 14,15
61

b. Instrumen kebutuhan (survey awal)

Instrumen kebutuhan disajikan dalam bentuk angket yang berisi aspek-

aspek tentang kebutuhan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

akan disampaikan dan tepat untuk siswa, sehingga dapat benar-benar membantu

mencapai tujuan pembelajaran. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai kebutuhan siswa akan media pembelajaran. Angket ini disebarkan

kepada siswa kelas X MIPA. Kisi-kisi angket kebutuhan dapat dilihat pada tabel

3.3 sebagai berikut

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kebutuhan


No Aspek Jumlah
1 Kebutuhan komputer dan perangkat ponsel, bahan ajar, dan media 10
pembelajaran
2 Kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan dalam belajar untuk 5
peningkatan hasil belajar
3 Kebutuhan yang disesuaikan dengan karakteristik dan materi 5
4 Kebutuhan terhadap media yang akan dikembangkan 3
Total 23

c. Instrumen validasi materi

Instrumen ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk menilai isi

materi dalam produk. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat dilihat pada

Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Materi


No Aspek Indikator No. Butir Soal
1 Kesesuaian pokok bahasan dengan tujuan pembelajaran 1
2 Daya tarik penyajian materi 2
Kesesuaian Pokok bahasan sebagai alternatif belajar sudah
3 Format 3
memadai
4 Kesesuaian KI dengan KD 4
5 Materi yang digunakan sesuai dengan K13 5
6 Keteraturan penyusunan materi 6
Soal sesuai dengan indikator keberhasilan
7 7

8 Isi Kejelasan dan kemudahan memahami media 8


9 Kemudahan memhami Gambar dan video pada media 9
10 Cakupan materi pada soal 10, 11
62

11 Tingkat kedalaman penjabaran materi 12


Cakupan materi pada soal mewakili setiap indikator
12 13
pencapaian pada kompetensi dasar
13 Notasi dan symbol kimia yang disajikan benar dan akurat 14
Kesesuaian bahasa yang digunakan
14 Bahasa 15
Ketepatan Penggunaan gaya bahasa
15
16

d. Instrumen validasi media

Instrumen validasi media ini menggunakan angket Likert yang digunakan

untuk menilai desain tampilan produk dari multimedia pembelajaran kimia. Ada

angket terdapat saran perbaikan dan komentar guna perbaikan produk. Berikut ini

kisi-kisi validasi media, yaitu:

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Media


No Aspek Indikator No. Butir Soal
Kesesuaian animasi yang digunakan 1
1 Kesederhanaan Ketepatan pemilihan kalimat 2
Kesederhanaan gambar dalam media 3
Kesesuaian urutan halaman 4
2 Keterpaduan
Kesesuaian petunjuk dalam menggunakan media 5
Gambar, teks dan video pada setiap halaman
6
3 Penekanan sudah memiliki penekanan
Kesinambungan transisi antar halaman (page) 7
Kesesuaian ukuran dan bentuk huruf dan judul
8
setiap halaman sesuai
Kesesuaian Video dan animasi yang harus di
4 Keseimbangan 9
sampaikan
Tata letak gambar, video dan tulisan tiap halaman
10
seimbang
Kemenarikan gambar dan animasi yang
11
digunakan
5 Bentuk
Kombinasi tulisan dan background seimbang dan
12
menarik
Degradasi warna yang digunakan 13
Kesesuaian warna tulisan dengan latar belakang 14
6 Warna
Video, animasi dan teks yang diterapkan
15
memuiliki penekanan

e. Instrumen respon guru

Intrumen respon guru diberikan dengan tujuan untuk menilai produk yang

sedang dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan untuk menilai sejauh mana

keefektifan e-modul untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam


63

kegiatan pembelajaran. Berikut ini kisi-kisi angket respon guru dapat dilihat pada

Tabel 3.6, yaitu:

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penilaian Guru


No Aspek Indikator No. Butir Soal
Kesesuaian kombinasi tulisan, gambar, dan warna
1 1
background
2 Keseimbangan ukuran tulisan dan jenis huruf 2
3 Tampilan Kesesuaian gambar dan video yang ditampilkan 3
4 Kesesuian petunjuk penggunaan e-modul 4
5 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 5
6 Materi yang digunakan sesuai dengan K13 6
7 Kejelasan materi yang disajikan 7
8 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 8
Isi Rubrik modul sesuai dengan materi
9 9
10 Kesesuaian soal dengan materi 10
11 Soal-soal mengarah ke kemampuan berpikir kritis 11,12
12 Daya tarik 13
13 Digunakan untuk belajar mandiri 14
14 Kemudahan siswa memahami materi dalam e-modul 15
Kemanfaatan
e-modul dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
15 16
siswa

f. Instrumen respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

media pembelajaran e-modul pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

Angket ini di isi pada akhir kegiatan uji coba. Kisi-kisi instrument untuk respon

siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa


No Aspek penilaian Indikator Jumlah
Kesesuaian kombinasi warna 9
Kesesuaian isi dalam tampilan media 11,14
1.
Tampilan
Ukuran teks dan jenis huruf dapat dibaca 10
Media mempermudah pemahaman konsep 3
2. Media Kemudahan memahami video dan animasi 7
materi

Materi mudah dipahami 4


3. Isi materi
Gambar sesuai dengan materi 12
64

Perintah pengoperasian 6
4. Bahasa
Kalimat yang digunakan mudah dipahami 5
Memotivasi pengguna untuk belajar kimia 2,13
Kejelasan topik 1
5.
Digunakan untuk belajar mandiri 8
Kemanfaatan
Daya tarik 15

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data

yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif

berupa lembar validasi dari ahli yang berisi tanggapan, saran dan masukan.

Dimana tanggapan, saran, dan masukan dari ahli tersebut dipertimbangkan dan

dianalisis untuk perbaikan produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil

perhitungan angket kebutuhan dan karakteristik siswa, angket validasi media,

angket penilaian guru, dan respon siswa yang akan dianalisis.

1. Instrumen kebutuhan

Instrumen kebutuhan digunakan untuk mengumpulkan data analisis

kebutuhan dan karakteristik siswa yang meliputi penggunaan teknologi di sekolah

hingga kendala yang dihadapi ketika pembelajaran kimia. Angket kebutuhan ini

diisi oleh siswa kelas X di SMAN 5 Kota Jambi. Analisis data untuk angket

kebutuhan dilakkan dengan menggunakan rating scale menggunakan rumus

sebagai berikut:

jumlah skor yang diperoleh


%𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100%
skor total

2. Instrumen Validasi Ahli Materi

Data yang diperoleh dari hasil validasi materi kemudian dianalisis. Data

yang diperoleh berupa tanggapan, saran, atau masukan yang diperoleh dari ahli

materi yang digunakan untuk perbaikan produk yang dikembangkan. Untuk data

kuantitatif penentuan klasifikasi validasi oleh ahli materi juga didasarkan pada
65

reerata skor jawaban. Pada skala likert untuk menentukan jarak interval antara

jenjang sikap mulai dari sangat tidak baik (STB) sampai pada tingkat (SB)

digunakan rumus:

nilai tertinggi − nilai terendah


Jarak kelas interval (i) =
kelas interval

Setelah data diperoleh, selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut.

Yangmana diberikan pertanyaan kepada ahli materi sebanyak 16 item pertanyaan,

sehingga secara teoritik akan diperoleh skor minimal 16 dan maksimal 80 dimana

interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut:

Nilai minimal = 1 x 16 butir pertanyaan = 16

Nilai maksimal = 5 x 16 butir pertanyaan = 80

Kelas interval =5

nilai tertinggi−nilai terendah


Jarak kelas interval (i) = kelas interval

80−16
= 5

=12,8

Untuk melihat hasil validasi rerata skor dengan acuan klasifikasi

berdasarkan jumlah penilaian yang didapat, dapat dilihat ditabel 3.8:

Tabel 3. 8 Kategori Tingkat Validasi Ahli Materi


No Jumlah skor jawaban Klasifikasi validasi
1 >67,2 – 80 Sangat Baik/Sangat Layak
2 >54,4 – 67,2 Baik/Layak
3 >41,6 – 54,4 Kurang Baik/Kurang Layak
4 >28,8 – 41,6 Tidak Baik/Tidak Layak
5 16 – 28,8 Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Layak

3. Instrumen validasi ahli media

Data yang diperoleh akan dianalisis dan dioleh secara deskriptif menjadi

data interval menggunakan skala likert. Menurut Widoyoko (2012) bahwa skala
66

lima memiliki variabilitas lebih tinggi, baik atau lebih lengkap dibandingkan skala

empat.

Adapun kriteria skala lima yang digunakan, yaitu:

Sangat baik (SB) =5

Baik (B) =4

Kurang baik (KB) =3

Tidak baik (TB) =2

Sangat tidak baik (STB) = 1

Pada skala likert untuk menentukan jarak interval jenjang sikap mulai dari

sangat tidak Baik (STB) sampai sangat baik (SB) digunakan rumus: Jarak kelas

interval (i) nilai tertinggi-nilai terendah kelas interval

nilai tertinggi − nilai terendah


Jarak kelas interval (i) =
kelas interval

Sehingga untuk memperoleh rerata skor jawaban dicari tertinggi, skor

terendah dengan menunjukkan jarak interval. Dimana jumlah pertanyaan yang

diberikan kepada ahli media sebanyak 15 item pertanyaan, sehingga secara

teoritik diperoleh skor minimal 15 dan maksimal 75 dimana interpretasi skor

tersebut adalah sebagai berikut:

Nilai minimal = 1 x 15 butir pertanyaan = 15

Nilai maksimal = 5 x 15 butir pertanyaan = 75

Kelas interval =5

nilai tertinggi−nilai terendah


Jarak kelas interval = kelas interval

75−15
= 5

= 12
67

Untuk melihat hasil validasi yang didasarkan pada rerata skor dengan acuan

klasifikasi berdasarkan jumlah penilaian yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3. 9 Kategori Tingkat Validasi Ahli Media


No Skala Jumlah skor jawaban Klasifikasi validasi
1 5 >63-75 Sangat Baik/Sangat Layak
2 4 >51-63 Baik/Layak
3 3 >39-51 Kurang Baik/Kurang Layak
4 2 >27-39 Tidak Baik/Tidak Layak
5 1 15-27 Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Layak
(Sumber: modifikasi dari Widoyoko,2012)
4. Instrumen Penilaian Guru

Setelah produk divalidasi, selanjutnya dinilai oleh guru kemudian hasil

penilaian dianalisis. Penentuan klasifikasi penilaian oleh guru juga didasarkan

pada skor jawaban.

Untuk klasifikasi penilaian guru:

Nilai minimal = 1 x 16 butir pertanyaan = 16

Nilai maksimal = 5 x 16 butir pertanyaan = 80

Kelas interval =5

nilai tertinggi−nilai terendah


Jarak kelas interval = kelas interval

80−16
= 5

= 12,8

Untuk melihat hasil validasi yang didasarkan pada rerata skor dengan acuan

klasifikasi berdasarkan jumlah penilaian yang dapat dilihat pada tabel 3.10

berikut:

Tabel 3. 10 Kategori Tingkat Penilaian Guru


No Jumlah skor jawaban Klasifikasi validasi
1 >67,2 – 80 Sangat Baik/Sangat Layak
2 >54,4 – 67,2 Baik/Layak
3 >41,6 – 54,4 Kurang Baik/Kurang Layak
4 >28,8 – 41,6 Tidak Baik/Tidak Layak
5 16 – 28,8 Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Layak
(Sumber: modifikasi dari Widoyoko,2012)
68

5. Instrumen Respon Peserta Didik

Untuk menentukan klasifikasi respon peserta didik digunakan persentase

kelayakan dengan rumus:

F
K= 𝑥 100%
NxIxR

Keterangan:

K = persentase kelayakan

F = jumlah keseluruhan jawaban responden

N = skor tertinggi dalam angket

I = jumlah pertanyaan dalam angket

R = jumlah responden

Tabel 3. 11 Klasifikasi Berdasarkan Rerata Skor Responden Peserta Didik


No Persentase Kriteria
1 Angka 81% - 100% Sangat Layak
2 Angka 61% - 80% Layak
3 Angka 41% - 60% Kurang layak
4 Angka 21% - 40% Tidak layak
5 Angka 0% - 20% Sangat Tidaklayak
(Sumber: modifikasi dari Riduan, 2015)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah bahan ajar yang dikembangkan

dalam bentuk modul elektronik (e-modul) pada materi ikatan kimia. Dalam

penelitian ini, menggunakan model pengembangan Lee & Owens. Model ini

memiliki lima tahapan yaitu: Analyze (Menganalisis), Design (Desain),

Developement (Pengembangan), Implement (Melaksanakan), dan Evaluate

(Evaluasi).

4.1.1 Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis ini dilakukan penyebaran angket kebutuhan yang berguna

untuk mengumpulkan data terkait dengan masalah yang dihadapi oleh guru pada

saat mengajar dan juga pemasalahan yang di hadapi siswa pada saat pembelajaran

di kelas X MIPA 4 di SMAN 5 Kota Jambi. Data yang diperoleh dari angket dapat

dilihat dari aspek kebutuhan, karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, materi dan

teknologi pendidikan. Dari data yang diperoleh, dapat dilakukan beberapa analisis

sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru kimia di

SMAN 5 Kota Jambi, dapat dianalisis bahwa bahan ajar yang sering digunakan

oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu menggunakan buku paket

yang sudah disediakan dari sekolah, maupun sumber lainnya dari internet.

Namun, untuk pembelajaran menggunakan modul jarang digunakan dikarenakan

keterbatasan sumber modul dan juga penggunaan modul hanya pada materi

69
70

tertentu saja. Penggunaan bahan ajar berbasis multimedia, guru lebih sering

menggunakan Edulogy, Whats App, Google Classroom, maupun video Youtube.

Dengan pembelajaran tersebut, guru kimia juga menyebutkan bahwa masih

banyak siswa yang belum sepenuhnya memahami materi dan juga belum bisa

dilatih kemampuan berpikir kritisnya.

Berdasarkan hasil angket kebutuhan yang disebarkan kepada 32 siswa

kelas X MIPA di SMAN 5 Kota Jambi didapatkan informasi bahwa 71,9% siswa

berpendapat pembelajaran akan lebih menyenangkan jika menggunakan media

pembelajaran. Siswa juga memberikan jawaban kesulitan siswa dalam

mempelajari ikatan kimia. Sebanyak 93,8% siswa setuju merasakan kesulitan

dalam memahami materi ikatan kimia, angka yang diperoleh sangat tinggi maka

hampir keseluruhan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari ikatan kimia.

Adapun kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari ikatan kimia

dikarenakan beberapa hal yaitu dikarenakan materi pembelajaran dibuku yang

kurang lengkap, kurangnya contoh dan latihan soal, pembelajaran kimia yang

dirasakan kurang menarik, lingkungan sekitar yang kurang mendukung, sulit

untuk membayangkan logika atau proses terjadinya ikatan kimia.

Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi membutuhkan suatu produk

berupa bahan ajar yang mampu untuk menarik perhatian siswa dalam

pemeblajaran agar dapat dengan mudah mempelajari ikatan kimia yang dibuat

mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan produk ini

dapat digunakan secara mandiri. Adapun hasil diskusi yang telah dilakukan
71

dengan guru, produk yang akan dikembangkan sebaiknya dilengkapi dengan

gambar, video, dan animasi yang mendukung pembelajaran.

2. Analisis Karakteristik Siswa

Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan akan diujicobakan pada kelas

X MIPA SMAN 5 Kota Jambi. Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan

terhadap 32 siswa di kelas X MIPA 4 menunjukan bahwa 96,9% siswa

menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran materi ikatan

kimia masih menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Selain itu, seluruh

responden juga memiliki laptop/smartphone, dan siswa juga sering membawa

perangkat tersebut kesekolah. Keperluan yang biasanya siswa gunakan dalam

memakai perangkat tersebut yaitu sebagai sumber hiburan, browsing, media

sosial, hingga belajar ataupun mengerjakan tugas.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada salah satu guru

di SMAN 5 Kota Jambi, pada saat mengajar menggunakan media pembelajaran

yang berisikan materi pembelajaran baik berupa video yang diupload ke dalam

edulogy siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran. Namun, penggunaan

modul masih jarang digunakan karena terbatas ketersediaannya, hanya materi

tertentu saja. Beliau juga mengatakan bahwa menyetujui jika penggunaan modul

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena siswa masih

sangat sulit untuk dilatih kemampuan berpikir kritisnya.

3. Analisis Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka tujuan

pembelajaran yang akan dicapai memiliki pedoman pada kurikulum yang


72

digunakan di SMA tersebut, yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar,

dan indikator pembelajaran.

A. Kompetensi Inti

1. KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai) santun,

responsive, dan proaktif dalam menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam semesta serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual,

konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk menyelesaikan masalah.

4. KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

KD 3.5: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar
73

partikel (atom, ion, molekul, materi) dan hubungannya dengan sifat fisik

materi.

C. Indikator Pembelajaran

1. Menjelaskan kecenderungan unsur mencapai kestabilan

2. Menerapkan struktur lewis dalam ikatan kimia

3. Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion

4. Menjelaskan struktur lewis pada pembentukan ikatan kovalen

5. Membandingkan proses pembentukan ikatan kovalen tunggal, rangkap

dua dan rangkap tiga

6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi dengan

menggunakan struktur lewis

4. Analisis Materi

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan

menyatakan bahwa hampir seluruh siswa mengalami kesulitan dalam memahami

materi ikatan kimia. Sesuai dengan hasil wawancara oleh guru bidang studi bahwa

peserta didik sulit untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Sesuai dengan

silabus yang digunakan di SMAN 5 Kota Jambi, adapun identifikasi kompetensi

inti terhadap materi ikatan kimia sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Identifikasi Materi


No Aspek Uraian
1 Mata Pelajaran Kimia
2 Judul Ikatan Kimia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
3
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk menyelesaikan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
74

dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu


menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

5. Analisis Teknologi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMAN

5 Kota Jambi diketahui bahwa akses internet disekolah cukup memadai dan

sebanyak 100% siswa memiliki smartphone. Oleh sebab itu dari segi teknologi

yang tersedia maka dapat mendukung penelitian modul elektronik ini dalam

bentuk link yang dapat diakses pada smartphone siswa.

4.1.2 Tahap Desain (Design)

Setelah tahap analisis dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap desain.

Pada tahap desain ini juga dapat dikatakan sebagai rancangan dari penelitian yang

akan dilaksanakan yaitu membuat sebuah desain produk yang kemudian akan

dijadikan modul elektronik berbentuk link pada materi ikatan kimia. Adapun

rancangan desain produk pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan Team

Pembentukan team pada pembuatan suatu media atau multimedia

pembelajaran didasarkan atas adanya peranan masing-masing komponen team

untuk melakukan proses pengembangan produk yang berguna untuk mencapai

hasil yang maksimal. Komponen pembentuk team yang ada pada pengembangan

ini, yaitu:

a. Pengembang

Peneliti : Tiurma Refina Lestari Silaban

b. Validator ahli

Ahli Media dan Materi: Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd


75

c. Praktisi penilai

Guru Kimia Kelas X : Ramlah, S.Pd

d. Respon/pengguna

Siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi

2. Jadwal Penelitian

Penelitian desain dan pengembangan merupakan proses menciptakan

produk dengan kualitas yang baik, karena itu pengembang dengan timnya perlu

menyusun jadwal secara terinci, tahap demi tahap agar pencapaian kemajuan

dapat terukur dengan baik.


76

Tabel 4. 2 Jadwal Penelitian


Waktu Februari Maret April Mei Juni Juli

Tahapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Analysis

Design

Development

Impementation

Evaluation
77

3. Spesifikasi Media

Adapun spesifikasi media yang telah dikembangkan yaitu:

a. Materi yang dirancang pada pengembangan e-modul untuk dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah materi ikatan kimia.

b. Materi yang dibuat disesuaikan dengan KI, KD dan Indikator pada

silabus serta kurikulum 2013.

c. Konten yang digunakan pada pengembangan e-modul ini

menggunakan Flip PDF Professional berupa konten teks, gambar dan

video.

d. Modul elektronik ini memuat materi yang disajikan dengan tampilan

teks, gambar, dan animasi serta dibuat dalam bentuk link yang dapat

diakses oleh peserta didik.

4. Struktur Materi

Materi yang disajikan dalam produk disusun dengan mengikuti prinsip-

prinsip pembelajaran dan disesuaikan pada Kurikulum 2013 yang terdiri dari

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran dan pokok

materi pembelajaran yang berpedoman pada silabus yang digunakan oleh SMAN

5 Kota Jambi.

5. Pembuatan Flowchart

Dalam tahap desain modul elektronik ini, pengembang memulai dengan

menentukan struktur materi yang akan dirancang dan tergambar dalam sebuah

diagram alur atau yang sering disebut dengan flowchart. Flowchart ini berguna

untuk digunakan sebagai patokan dalam pengembangan modul elektronik.

Pembuatan flowchart ini mengacu pada indikator pembelajaran kimia.


78

Cover E-Modul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Petunjuk Penggunaan

Standar Peta Konsep Materi Soal Evaluasi Profil


Kompetensi Pengembang

Kestabilan Atom Struktur Lewis Ikatan Ion Ikatan Kovalen

IK. Tunggal IK. Rangkap IK. Rangkap IK. Koordinasi


dua Tiga

Gambar 4. 1 Flowchart E-Modul Ikatan Kimia

6. Pembuatan Storyboard

Tahap selanjutnya adalah pembuatan storyboard. Berdasarkan flowchart

yang telah dirancang, yang terdiri dari pengumpulan bahan yang sesuai dengan

materi dan terdiri dari teks, gambar, video yang mendukung dan membuat soal

yang akan dijadikan sebagai evaluasi dalam media yang digunakan. Pembuatan

storyboard ini bertujuan sebagai dasar atau patokan untuk membuat modul

elektronik pada materi ikatan kimia. Berikut ini contoh storyboard dari produk

modul elektronik:
79

6 Halaman cover
1 1. Logo Universitas Jambi
2. Tulisan “e-modul kimia”
3. Tulisan “untuk SMA/MA- KELAS X
MIPA”
2 4. Tulisan “ikatan kimia”
5. Nama pembuat e-modul
6. Background layar berwarna biru
3

Gambar 4. 2 Contoh Storyboard

7. Evaluasi

Evaluasi pada tahap desain ini memiliki tujuan untuk dapat

menyempurnakan desain yang sudah ada menjadi lebih berkualitas dan lebih

menarik lagi. Pada tahap desain produk ini dilakukan evaluasi formatif yang

berupa revisi pada flowchart dan storyboard sesuai dengan arahan dan saran oleh

kedua pembimbing yang dilakukan beberapa kali hingga didapatkan rancangan

yang tepat dan sesuai dengan analisis yang dlakukan. Evaluasi ini juga dilakukan

dengan cara berdiskusi bersama teman sejawat.

4.1.3 Tahap Pengembangan

Dalam tahap pengembangan ini, adalah dengan mewujudkan desain

storyboard yang sudah dirancang sebelumnya yang dibuat menjadi sebuah

produk. Produk yang dihasilkan ini berupa modul elektronik, yang mana

didalamnya berisi halaman menu utama, halaman profil, halaman modul dan juga

halaman latihan. Pada tahap ini, bahan yang telah dibuat dalam tahap desain akan
80

disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah modul elektronik yang

didesain menggunakan powerpoint kemudian divisualisasikan kedalam aplikasi

flip PDF professional yang akan mengubah tampilan modul menjadi flip to flip.

Berikut ini adalah tampilan modul pada materi ikatan kimia yang telah

dikembangkan.

1. Halaman Sampul

Gambar 4. 3 Cover e-Modul Ikatan Kimia

2. Halaman Kompetensi

Gambar 4. 4 Halaman Kompetensi


81

3. Halaman Petunjuk Penggunaan

Gambar 4. 5 Halaman Petunjuk Penggunaan

4. Halaman Materi Pembelajaran

Gambar 4. 6 Halaman Materi Pembelajaran


82

5. Halaman Evaluasi

Gambar 4. 7 Halaman Evaluasi

6. Halaman Profil

Gambar 4. 8 Halaman Profil


83

Setelah produk selesai dibuat, tahap selanjutnya produk yang telah dibuat

divalidasi oleh tim ahli, yaitu ahli materi dan ahli media. Pada validasi ahli upaya

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan materi

(kesesuaian kurikulum yang berlaku, kedalaman materi, dan keakuratan materi)

serta media, kemasan e-modul yang telah dibuat. Tahap validasi ini berguna untuk

mengetahui kelayakan produk yang telah dibuat untuk diujicobakan kepada siswa.

Produk yang telah dinilai akan direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari tim

ahli. Adapun revisi dan perbaikan yang telah dilakukan terhadap produk dari e-

modul adalah sebagai berikut:

a. Validasi Ahli Materi

Validasi materi yang dilakukan oleh ibu Dra. Wilda Syahri M.Pd. Tujuan

dari validasi materi ini yaiu untuk meminimalisir kekurangan atau

ketidaksempurnaan produk dari segi aspek kualitas isi materi dari modul yang

telah dirancang. Proses validasi ini dilakukan sebanyak 2 tahap dan online,

dimana e-modul dalam bentuk link dikirim melalui media WhatsApp. Setelah ahli

materi melihat materi yang sudah peneliti kirimkan selanjutnya ahli materi

memberikan penilaian terhadap e-modul yang sudah dibuat dengan cara mengisi

angket dalam bentuk word dan didapatkan saran dan perbaikan materi yang

dikembangkan diperoleh data.

Angket validasi ini juga memiliki rentan nilai 1 sampai 5, yaitu skor 5

untuk sangat layak, skor 4 layak, skor 3 untuk kurang layak, skor 2 untuk tidak

layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Adapun hasil validasi tersebut

didapatkan saran perbaikan terhadap e-modul yang dikembangkan dan diperoleh

data pada tabel 4.3


84

Tabel 4. 3 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama


No Aspek yang dinilai Skor Komentar
Kesesuaian pokok bahasan yaitu ikatan kimia pada Direvisi dan
1 3
e-modul dengan tujuan pembelajaran disesuaikan
Daya tarik penyajian materi ikatan kimia dengan Materi disesuaikan
2 adanya gambar dan video pada materi ikatan kimia 4 kembali
dalam e-modul
Pokok bahasan yang disajikan dalam e-modul pada Diperbaiki
3 materi ikatan kimia sebagai alternatif belajar sudah 3
memadai
Kesesuaian indikator pembelajaran dengan KD 3.5 Disesuaikan kembali
Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, dan
4 3
ikatan kovalen koordinasi serta kaitannya dengan
sifat zat
Keteraturan penyusunan materi ikatan kimia yang Diperbaiki
5 disajikan dalam e-modul ikatan kimia sudah 3
beraturan
Soal-soal yang diberikan dapat melatih siswa untuk Ditinjau kembali
6 3
mencapai tingkat kognitif level C4
Media telah memenuhi KI, KD, dan Indikator Sudah sesuai
7 4
pembelajaran
Kejelasan dan kemudahan pada uraian materi ikatan Diperbaiki kembali
8 3
kimia yang ditampilkan dalam e-modul
Gambar dan video pada e-modul dalam Ditinjau ulang
9 memvisualisasikan konsep materi kimia pada 4
materi ikatan kimia sudah baik
Contoh soal yang diberikan dapat menjadi panduan Diperbaiki
10 bagi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam e- 4
modul ikatan kimia
Pertanyaan yang diberikan dalam e-modul dapat Diperbaiki soal
11 3
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
Tingkat kedalaman penjabaran materi ikatan kimia Ditinjau ulang
12 3
pada e-modul sesuai dengan siswa kelas X SMA
Cakupan materi pada soal sudah mewakili setiap Ditinjau kembali
13 indikator pencapaian pada kompetensi dasar materi 3
ikatan kimia
Notasi dan symbol kimia yang disajikan benar dan Sesuai
14 4
akurat sesuai dengan bidang ilmu kimia
Kesesuaian bahasa yang digunakan sesuai dengan Ditinjau kembali
15 3
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
Ketepatan Penggunaan gaya bahasa yang Diperbaiki
16 bersahabat dan komunikatif sehingga mudah 3
dipahami oleh siswa
Skor Total 53
Rata-rata 3,3
Kurang Baik/kurang
Kategori
layak

Berdasarkan analisis hasil validasi materi yang didasarkan pada jumlah

skor kemudian diklasifikasikan melalui tabel 3.8 dan hasil yang didapatkan dari

angket, maka diperoleh total skor 53 dengan rata-rata 3,3 berada pada interval

>41,6 – 54,4 dalam kategori “kurang layak”. Hasil validasi pertama dari ahli
85

materi e-modul ikatan kimia ini masih kurang layak untuk diuji cobakan maka

perlu dilakukannya revisi. Adapun beberapa revisi dan perbaikan yang dilakukan

berdasarkan hasil dari saran dan komentar validator ahli pertama adalah sebagai

berikut:

(a) (b)
Gambar 4. 9 Kejelasan Materi (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

(a) (b)
Gambar 4. 10 Penulisan Standar Kompetensi (a) Sebelum Revisi (B) Sesudah Revisi

Setelah proses perbaikan selesai, maka dilakukan validasi kedua oleh ahli

materi. Dimana hal tersebut bertujuan untuk menilai kembali produk yang sudah
86

diperbaiki untuk diketahui kelayakan dari produk tersebut. Adapun hasil validasi

kedua dari ahli materi dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua


No Aspek yang dinilai Skor Komentar
Kesesuaian pokok bahasan yaitu ikatan kimia pada e- Baik
1 4
modul dengan tujuan pembelajaran
Daya tarik penyajian materi ikatan kimia dengan adanya Baik
2 gambar dan video pada materi ikatan kimia dalam e- 4
modul
Pokok bahasan yang disajikan dalam e-modul pada materi Sangat baik
3 5
ikatan kimia sebagai alternatif belajar sudah memadai
Kesesuaian indikator pembelajaran dengan KD 3.5 Sangat baik
4 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan 5
kovalen koordinasi serta kaitannya dengan sifat zat
Keteraturan penyusunan materi ikatan kimia yang Baik
5 4
disajikan dalam e-modul ikatan kimia sudah beraturan
Soal-soal yang diberikan dapat melatih siswa untuk Baik
6 4
mencapai tingkat kognitif level C4
Media telah memenuhi KI, KD, dan Indikator Baik
7 4
pembelajaran
Kejelasan dan kemudahan pada uraian materi ikatan Baik
8 4
kimia yang ditampilkan dalam e-modul
Gambar dan video pada e-modul dalam Sangat baik
9 memvisualisasikan konsep materi kimia pada materi 5
ikatan kimia sudah baik
Contoh soal yang diberikan dapat menjadi panduan bagi Sangat baik
10 siswa dalam menjawab pertanyaan dalam e-modul ikatan 5
kimia
Pertanyaan yang diberikan dalam e-modul dapat Baik
11 4
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
Tingkat kedalaman penjabaran materi ikatan kimia pada Baik
12 4
e-modul sesuai dengan siswa kelas X SMA
Cakupan materi pada soal sudah mewakili setiap indikator Baik
13 4
pencapaian pada kompetensi dasar materi ikatan kimia
Notasi dan symbol kimia yang disajikan benar dan akurat Baik
14 4
sesuai dengan bidang ilmu kimia
Kesesuaian bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah Sangat baik
15 5
bahasa Indonesia yang baik dan benar
Ketepatan Penggunaan gaya bahasa yang bersahabat dan Baik
16 4
komunikatif sehingga mudah dipahami oleh siswa
Skor Total 69
Rata-rata 4,3
Sangat baik/
Kategori
sangat layak

Dari data hasil validasi kedua dari ahli materi pada tabel diatas, dapat

diperoleh total skor 69 dengan rata-rata 4,3 dan diklasifikasikan berdasarkan tabel

3,8 berada dalam interval >67,2 – 80 termasuk dalam kategori “sangat layak”,
87

sehingga dapat dikatakan bahwa produk e-modul pada materi ikatan kimia sangat

layak untuk diuji cobakan.

b. Validasi Ahli Media

Validasi media yang dilakukan oleh salah satu Dosen Pendidikan Kimia

Universitas Jambi yaitu ibu Dra. Wilda Syahri, M.Pd. Proses validasi ini

dilakukan sebanyak 2 tahap dan online, dimana e-modul dalam bentuk link

dikirim melalui media WhatsApp. Setelah ahli materi melihat materi yang sudah

peneliti kirimkan selanjutnya ahli materi memberikan penilaian terhadap e-modul

yang sudah dibuat dengan cara mengisi angket dalam bentuk word dan didapatkan

saran dan perbaikan yang dikembangkan dan diperoleh data kualitatif yang

berisikan saran dan perbaikan serta komentar dari ahli media tentang produk yang

dikembangkan serta penilaian kuantiatif yang berisikan skor penilaian ahli media.

Adapun skor yang dibuat memiliki rentan nilai 1 sampai lima, yaitu skor 5 untuk

sangat layak, skor 4 untuk layak, skor 3 untuk kurang layak , skor 2 untuk tidak

layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Validasi yang diperoleh dari ahli media

ini dilakukan sebanyak dua kali sehingga diperoleh sebuah media yang layak

untuk diujicobakan. Adapun hasil validasi pertama didapatkan saran perbaikan

terhadap e-modul yang dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pertama Media


No Aspek Indikator Skor Saran Perbaikan
Kesesuaian animasi yang digunakan Disesuaikan kembali
1 dalam media dengan materi ikatan 4
kimia
Ketepatan pemilihan kalimat yang
2 Kesederhanaan 3
digunakan dalam media
Kesederhanaan gambar dalam e-modul
3 pada materi ikatan kimia mudah 3
dipahami
Kesesuaian urutan halaman pada e- Daftar isi diisi dengan
4 3
modul materi ikatan kimia halaman
Keterpaduan
Kesesuaian petunjuk dalam Urutan halaman
5 3
menggunakan e-modul pada materi disesuaikan dengan
88

ikatan kimia sudah sesuai daftar isi


Petunjuk penggunaan
diperbaiki
Gambar, teks dan video pada setiap Disesuaikan kembali
6 4
halaman sudah memiliki penekanan
Penekanan
Kesinambungan transisi antar halaman
7 3
(page) dalam e-modul
Kesesuaian ukuran dan bentuk huruf Diperbaiki tata letak
8 3
dan judul setiap halaman sesuai ukuran gambar serta
Kesesuaian Video dan animasi yang video
9 sesuai dengan materi ikatan kimia 4
Keseimbangan
yang harus di sampaikan
Tata letak gambar, video dan tulisan
10 tiap halaman dalam e-modul pada 3
materi ikatan kimia sudah seimbang
Kemenarikan gambar dan animasi Diperbaiki gambar yang
11 yang digunakan dalam e-modul 3 sesuai
sehingga mudah untuk dipahami
Bentuk
Kombinasi tulisan dan background
12 dalam e-modul pada materi ikatan 3
kimia telah seimbang dan menarik
Degradasi warna yang digunakan Diperbaiki kesesuaian
13 dalam e-modul pada materi ikatan 4 warna gambar dengan
kimia telah sesuai background
Warna Kesesuaian warna tulisan dengan latar
14 4
belakang sudah sesuai
Video, animasi dan teks yang
15 3
diterapkan memuiliki penekanan
Total skor 50
Rata-rata 3,3
Kategori Kurang Baik/kurang layak

Berdasarkan hasil analisis angket validasi ahli media pada jumlah skor

yang didapat yaitu 50, maka dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel 3.9 yang

berada pada interval >39-51 dengan kategori “kurang layak”. Maka untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik maka peneliti melakukan revisi berdasarkan

saran dari validator. Adapun beberapa revisi perbaikan berdasakan saran dan

komentar dari ahli media adalah sebagai berikut:


89

(a) (b)
Gambar 4. 11 Kesesuaian Halaman (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi

(a) (b)
Gambar 4. 12 Kesesuaian Petunjuk Penggunaan (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi

Setelah validasi pertama, kemudian dilakukan perbaikan sesuai dengan

saran dan komentar validator ahli. Selanjutnya dilakukan validasi kedua untuk

mendapatkan produk yang lebih baik. Hasil dari revisi kedua oleh validasi ahli

media, dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua


No Aspek Indikator Skor Saran Perbaikan
Kesesuaian animasi yang digunakan Sudah sesuai
1 dalam media dengan materi ikatan 5
kimia
Kesederhanaan
Ketepatan pemilihan kalimat yang
2 4
digunakan dalam media
3 Kesederhanaan gambar dalam e-modul 5
90

pada materi ikatan kimia mudah


dipahami
Kesesuaian urutan halaman pada e- Sudah sesuai
4 5
modul materi ikatan kimia
Keterpaduan Kesesuaian petunjuk dalam
5 menggunakan e-modul pada materi 5
ikatan kimia sudah sesuai
Gambar, teks dan video pada setiap Sudah sesuai
6 4
halaman sudah memiliki penekanan
Penekanan
Kesinambungan transisi antar halaman
7 5
(page) dalam e-modul
Kesesuaian ukuran dan bentuk huruf Sudah sesuai
8 4
dan judul setiap halaman sesuai
Kesesuaian Video dan animasi yang
9 sesuai dengan materi ikatan kimia yang 4
Keseimbangan
harus di sampaikan
Tata letak gambar, video dan tulisan
10 tiap halaman dalam e-modul pada 4
materi ikatan kimia sudah seimbang
Kemenarikan gambar dan animasi yang Sudah sesuai
11 digunakan dalam e-modul sehingga 4
mudah untuk dipahami
Bentuk
Kombinasi tulisan dan background
12 dalam e-modul pada materi ikatan kimia 5
telah seimbang dan menarik
Degradasi warna yang digunakan dalam Sudah sesuai
13 e-modul pada materi ikatan kimia telah 5
sesuai
Warna Kesesuaian warna tulisan dengan latar
14 4
belakang sudah sesuai
Video, animasi dan teks yang
15 4
diterapkan memuiliki penekanan
Total skor 67
Rata-rata 4,46
Kategori Sangat baik/sangat layak

Dari data hasil validasi kedua oleh ahli media pada tabel diatas, maka

selanjutnya dikategorikan berdasarkan tabel 3.9, dan diperoleh data skor total 67

dengan rata-rata 4,46 yang berada dalam interval >63-75 dalam kategori “sangat

baik”. Skor hasil validasi kedua ini lebih baik dibandingkan dengan validasi

pertama, maka produk yang dikembangkan layak untuk diujicobakan.

4.1.4 Tahap Implementasi

Tahap implementasi yaitu tahap ujicoba produk yang sudah divalidasi oleh

ahli materi dan ahli media dan sudah siap untuk diujicobakan. Dalam tahap ini,

hal pertama yang dilakukan yaitu meminta tanggapan atau respon penilaian dari
91

guru bidang studi kimia terhadap modul elektronik yang sudah dibuat, kemudian

tahap selanjutnya yaitu diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

setelah menggunakan modul elektronik tersebut.

Penilaian dari guru bertujuan sebagai bahan pertimbangan untuk revisi

produk yang dihasilkan. Guru yang memberikan penilaian yaitu Ibu Ramlah, S.Pd

selaku guru mata pelajaran kimia di SMAN 5 Kota Jambi. Guru memberikan

penilaian terhadap modul elektronik dengan mengisi sebuah angket intrumen

penilaian e-modul, adapun hasil penilaian guru dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4. 7 Data Hasil Instrumen Penilaian Guru


No Aspek yang dinilai Skor
1. Kombinasi tulisan, gambar, dan background yang ditampilkan dalam e-
5
modul sudah baik
2. Ukuran teks dan jenis huruf disetiap halaman sudah seimbang 5
3. Gambar dan video yang ditampilkan sesuai dengan materi ikatan kimia yang
4
disampaikan
4. Petunjuk pengoperasian multimedia yang diberikan dalam e-modul sudah
5
baik
5. Kalimat yang digunkaan dalam e-modul ikatan kimia mudah dimengerti 4
6. Informasi pembelajaran dalam e-modul sudah mencakup semua materi
4
ikatan kimia
7. Kejelasan materi yang disajikan dalam e-modul pada materi ikatan kimia
4
sudah jelas dan mudah dipahami
8. Materi ikatan kimia telah disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
5
yang akan dicapai
9. Isi e-modul telah sesuai dan menggambarkan materi ikatan kimia 5
10. Soal-soal latihan sesuai dengan materi ikatan kimia yang digambarkan
4
dalam e-modul
11. Adanya contoh soal yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis 4
12. Soal-soal pertanyaan sudah mengarah pada keterampilan berpikir kritis 4
13. Dalam tampilan e-modul pada materi ikatan kimia sangat menarik 5
14. e-modul pada materi ikatan kimia dapat digunakan sebagai media belajar
5
mandiri bagi siswa
15. Penjelasan materi disetiap bagian daoat mempermudah mempelajari materi
5
ikatan kimia
16. e-modul pada materi ikatan kimia dapat meningkatkan kemampuan berpikir
4
kritis siswa
Total Skor 72
Rata-rata 4,5
Sangat baik/
Kategori
Sangat layak

Berdasarkan perolehan data yang sudah didapatkan maka perolehan

jumlah skor diklasifikasikan kedalam tabel 3.10. Perolehan total skor dalam tabel
92

data hasil instrumen penilaian guru yaitu 72 yang dapat dikategorikan berdasarkan

tabel 3.10 dalam interval >67,2 – 80 dalam kriteria “sangat baik/sangat layak”

dengan rata-rata 4,5. Adapun saran perbaikan kedepannya dari guru mata

pelajaran kimia yakni memperbaiki sedikit soal yang tercantum dalam modul

elektronik tersebut sehingga siswa dapat dilatih kemampuan berpikir kritisnya.

Selain dari itu, Ibu Ramlah juga menyatakan bahwa produk yang sudah

dikembangkan ini sangat baik dan dipersilakan untuk peneliti melaksanakan uji

coba produk kepada siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi.

Dalam melaksanakan uji coba produk e-modul pada materi ikatan kimia

ini, diberikan dalam bentuk link yang dapat diakses dan dibuka perserta didik

menggunakan smartphone masing-masing. Sebelum siswa menggunakan produk

yang sudah dibuat, terlebih dahulu peneliti menjelaskan fungsi dan tata cara

penggunaan e-modul, setelah itu peneliti membagikan link media pembelajaran

melalui WhatsApp Group dan siswa diberikan kesempatan untuk mencoba untuk

mengoperasikan, memperhatikan dan mempelajari e-modul yang sudah dibagikan.


93

Gambar 4. 13 Proses Implementasi Produk

Pada akhir pertemuan, peneliti membagikan angket respon siswa kepada

masing-masing siswa untuk memberikan penilaian terhadap produk yang sudah

digunakan secara keseluruhan. Kuisioner yang dibagikan memiliki 5 skor, yaitu

skor 5 untuk sangat layak, skor 4 untuk layak, skor 3 untuk kurang layak, skor 2

untuk tidak layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Dari hasil angket yang

dibagikan, dapat diketahui respon siswa sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Data Respon Peserta Didik Terhadap E-Modul Ikatan Kimia


Responden
No Pernyataan Skor
A B C D E F G H I J
Tampilan e-modul yang disajikan
membuat saya tertari mengikuti
1. 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47
pembelajaran kimia pada materi
ikatan kimia
e-modul pada materi ikatan kimia
2. memotivasi saya untuk 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 45
mempelajari ikatan kimia
Tampilan e-modul yang disajikan
3. mempermudah saya memudahkan 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 46
konsep materi ikatan kimia
Materi yang dikemas ke dalam e-
4. modul membuat saya mengerti 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 45
akan materi ikatan kimia
Bahasa yang digunakan dalam e-
5. 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 45
modul jelas dan mudah dipahami
Petunjuk pengoperasian e-modul
6. 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 46
mudah saya pahami
Gambar dan video yang
ditampilkan dalam e-modul
7. 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48
memudahkan saya dalam
memahami materi ikatan kimia
Tampilan e-modul ikatan kimia
8. yang disajikan membuat saya 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 43
tertarik membaca mandiri dirumah
Kombinasi tulisan, gambar, dan
9. background yang ditampilkan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
dalam e-modul sudah baik
94

e-modul menggunakan jenis dan


10. 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 47
ukuran yang sesuai
Kesesuaian isi modul dalam
11. 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
menjelaskan materi ikatan kimia
Gambar yang disajikan dalam e-
12. modul sesuai dengan materi yang 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 48
dijelaskan
Setelah melihat e-modul materi
ikatan kimia secara keseluruhan,
13. membuat saya termotivasi dan 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 45
tertantang untuk mengerjakan soal
latihan mengenai ikatan kimia
Kejelasan e-modul dalam
14. menjelaskan ikatan kimia sudah 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 48
baik
e-modul membuat belajar kimia
15. 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
tidak membosankan
Jumlah 698
Persentase (%) 93,06%
Sangat
Kategori
layak

Berdasarkan hasil respon peserta didik maka dapat dikasifikasikan

menggunakan persentase kelayakan dengan rumus:


F
K = N x I x R 𝑥 100%

Dimana diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden (F) adalah 698,

jumlah pertanyaan dalam angket (I) adalah 15, skor tertinggi dalam angket (N)

adalah 5, dan jumlah responden (R) sebanyak 10 orang. Dari data tersebut maka

didapatkan hasil persentase kelayakannya yaitu:


698
K = 5 x 15 x 10 𝑥 100% = 93,06%

Dari perhitungan diatas, maka dapat dikategorikan berdasarkan tabel 3.11

persentase 93,06% dikategorikan sangat layak. Berdasarkan data-data yang

diperoleh berdasarkan penilaian dari guru dan siswa, penulis menyimpulkan

bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan sangat menarik dan dapat mendukung

pembelajaran ikatan kimia. Kemudian pada pengisian angket tersebut siswa juga

diminta untuk memberikan komentar umum terhadap e-modul yang diujicobakan

antara lain:
95

• Materi yang tercantum dalam e-modul sangat lengkap dan mudah untuk

dipahami, serta dapat memotivasi saya dalam mempelajari ikatan kimia

• Secara keseluruhan e-modul menarik dikarenakan berisikan video yang

menarik, juga ada quis dann soal-soal yang membuat saya semangat dalam

belajar dan lebih mudah untuk mengerjakan ujian nantinya.

4.1.5 Tahap Evaluasi

Dalam tahap evaluasi yaitu proses memeriksa kembali apakah produk

yang dikembangkan sesuai dengan harapan atau tidak. Evaluasi juga dilakukan

peneliti untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang dibuat dengan

sempurna. Evaluasi dalam tahap ini bersifat formatif yang dilakukan dalam setiap

tahapan baik itu tahap analisis, desain, pengembangan, maupun implementasi.

Berdasarkan data hasil dari validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan

ahli media, didapatkan hasil bahwa produk yang dikembangkan baik atau layak

untuk diujicobakan disekolah. Hasil data instrumen dalam tahap implementasi

yaitu berupa penilaian guru dan respon siswa yang dikembangkan termasuk

kedalam kategori sangat layak. Kesesuaian e-modul dalam pembelajaran serta

kemenarikan materi yang disajikan mampu membuat siswa tertarik untuk

mempelajari materi ikatan kimia.

4.2 Pembahasan

Pengembangan e-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan dengan menggunakan kerangka

Lee & Owens yang terdiri dari tahap analisis (analysis), desain (design),

pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi

(evaluation). Pemilihan model ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu:


96

1. Model Lee & Owens ini cocok untuk digunakan pada pengembangan

multimedia pembelajaran

2. Model ini mengandung kerangka dasar yang umum dan mudah untuk di

implementasikan

3. Model pengembangan Lee & Owens ini telah banyak digunakan pada

berbagai pengembangan dan terbukti menghasilkan produk yang baik.

Menurut Akbar (2016) pemilihan model pengembangan menggunakan Lee

& Owens memiliki tahapan yang sistematis dan penyusunan langkah-langkahnya

tersusun dengan jelas. Model pengembangan ini juga dirancang khusus untuk

mengembangkan suatu multimedia pembelajaran, serta model pengembangan ini

telah banyak digunakan berbagai pengembangan dan menghasilkan produk yang

baik.

Dalam tahap analisis penulis melakukan analisis kebutuhan, analisis

karakteristik siswa, analisis materi, analisis tujuan, dan analisis teknologi

pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tehadap salah satu

guru kimia di SMAN 5 Kota Jambi, bahwa bahan ajar yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran yaitu menggunakan buku paket terkadang juga menggunakan

sumber internet. Khusus untuk penggunaan bahan ajar modul masih jarang

digunakan dikarenakan masih jarang digunakan karena keterbatasan sumber

modul. Namun, beliau juga mengatakan bahwa bahan ajar yang berbasis

multimedia terkadang guru menggunakan youtube, namun tidak digunakan untuk

semua materi.

Berdasarkan hasil data angket kebutuhan yang disebarkan kepada 32 siswa

kelas X MIPA 4, menunjukkan bahwa 93,8 siswa mengalami kesulitan


97

mempelajari ikatan kimia. Adapun beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu

materi pembelajaran dibuku yang masih kurang lengkap, siswa sulit

membayangkan dengan logika atau proses terjadinya ikatan kimia serta kurangnya

contoh dan latihan soal. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X MIPA

SMAN 5 Kota Jambi membutuhkan suatu produk berupa bahan ajar yang mampu

menarik perhatian siswa mampu belajar mandiri dan dapat ditingkatkan

kemampuan berpikir kritisnya. Setelah melakukan diskusi dengan guru, maka

muncul sebuah solusi yaitu dengan mengembangkan sebuah produk bahan ajar

berupa modul elektronik.

Menurut Munadi (2013) menyatakan bahwa Modul merupakan bahan

belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan

bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan demikian, karena modul

dibuat berdasarkan program pembelajaran yang utuh dan sistematis serta

dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. Di dalamnya mengandung tujuan,

bahan, dan kegiatan belajar, serta evaluasi. Oleh karena itu, cakupan bahasan

materi dalam modul lebih fokus dan terukur, serta lebih mementingkan aktivitas

belajar pembacanya, semua sajiannya disampaikan melalui bahasa yang

komunikatif.

Pada tahap desain, produk bahan ajar e-modul dirancang dengan

menentukan team pengembangan, jadwal penelitian, spesifikasi media, struktur

materi, hingga pembuatan flowchart dan storyboard. Dalam mendesain dan

merancang produk, penulis menggunakan landasan teori belajar kognitivisme dan

konstruktivisme.
98

Kontribusi dari teori kognitivisme dalam pengembangan media ini

terintegrasi selama merancang dan mendesain urutan materi yang akan disajikan.

Teori belajar kognitivisme ini dapat diimplementasikan kedalam media

pembelajaran yang dapat mengarahkan perhatian siswa dan juga menekankan

adanya siswa yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan soal yang

dihadapi. Selanjutnya, teori belajar konstruktivisme dalam media pembelajaran ini

siswa diajak untuk belajar berpikir kritis dalam memecahkan masalah serta

kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran. Pengaruh teori kognitif dan

konstruktivisme dalam pengembangan bahan ajar yang penulis kembangkan

terintegrasi selama proses merancang dan mendesain produk seperti pembuatan

flowchart, storyboard sampai penggunaan unsur seperti teks, gambar, dan video

yang merupakan bagian dari pemberian pengalaman yang nyata bagi siswa.

Menurut Wayudi (2020), dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, namun dapat

dilatih dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran

yang berpusat pada siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun indikator berpikir kritis yaitu: (1) Mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (2) Mampu mengungkapkan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan suatu masalah, (3) Mampu memilih argumen logis, relevan, dan

akurat (4) Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda, (5)

Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu

keputusan.

Dalam tahap desain ini, e-modul yang dikembangkan disajikan dengan

menggunakan soal-soal yang dianggap mampu untuk meningkatkan kemampuan


99

berpikir kritis siswa. Dengan adanya soal yang digunakan berdasarkan taksonomi

Bloom yang dikembangkan oleh Anderson, bahwa soal yang digunakan untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa yaitu menggunakan ranah kognitif

C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Dengan demikian,

siswa akan berpikir lebih baik dan memiliki daya tarik untuk mengerjakan soal

yang tercantum dalam modul yang dikembangkan.

Selanjutnya tahap pengembangan, setelah produk yang sudah dirancang

kemudian dibuat menjadi produk awal. Dalam tahap ini produk yang dibuat

berdasarkan storyboard yang telah dirancang, kemudian dikumpulkan kemudian

ditambahkan gambar, video serta soal evaluasi menggunakan software flip PDF

professional. Selanjutnya produk dibuat dalam bentuk link supaya produk yang

dibuat dapat diakses melalui laptop ataupun smartphone tanpa harus

mendownload aplikasi terlebih dahulu. Produk awal yang telah dihasilkan

selanjutnya divalidasi oleh tim ahli materi dan ahli media guna mengetahui

kelayakan produk yang dibuat. Hasil validasi inilah yang akan digunakan sebagai

bahan perbaikan sehingga produk dapat dinilai dengan baik. Kemudian produk

direvisi kembali sesuai dengan saran ahli sehingga didapatkan produk yang layak

untuk diujicobakan. Dalam mengembangkan e-modul ini dilakukan validasi ahli

materi dan ahli media sebanyak dua kali.

Validasi tahap pertama oleh ahli materi memperoleh hasil dimana media

yang dikembangkan dinyatakan belum dapat diujicobakan terhadap kelompok

kecil. Menurut Yamasari (2010) suatu media yang memiliki materi yang valid

harus memenuhi aspek format, isi, dan bahasa yang baik. Dengan memperhatikan

aspek-aspek tersebut, dalam validasi materi e-modul ini dilakukan sebanyak 2


100

kali. Berdasarkan data hasil validasi materi pertama, didapatkan skor total 53

dengan rata-rata 3,3 berada pada interval >41,6 – 54,4 dalam kategori “kurang

baik” dan belum layak untuk diujicobakan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan

agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari data hasil validasi kedua,

didapatkan total skor 69 dengan rata-rata 4,3 berada dalam interval >67,2 – 80

dalam kategori “sangat baik”. Validasi kedua ini memperoleh hasil bahwa bahan

ajar yang dikembangkan dinyatakan layak untuk diujicobakan dilapangan.

Selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli media, menurut Arsyad (2014)

yang mengatakan bahwa dalam proses pembuatan media yang baik harus

diperhatikan beberapa aspek desain tertentu, yaitu kesederhanaan, keterpaduan,

penekanan, keseimbangan, bentuk dan warna. Data hasil validasi pertama oleh

ahli media diperoleh total skor 50 dengan rerata 3,3 berada pada interval >39-51

dalam kategori “kurang baik”. Beberapa perbaikan dan saran dari media daftar isi

diisi dan disertai dengan halaman, urutan halaman disesuaikan dengan daftar isi,

petunjuk penggunaan yang diperbaiki, letak gambar dan juga video diperbaiki dan

disesuaikan kembali. Validasi media pertama ini memperoleh hasil bahwa bahan

ajar yang dikembangkan dinyatakan belum layak untuk diujicobakan. Hasil

validasi kedua oleh ahli media diperoleh total skor 67 dengan rata-rata 4,46 berada

dalam interval >63-75 masuk kedalam kategori “sangat baik”. Skor hasil validasi

kedua ini lebih baik dibandingkan hasil validasi pertama, dan oleh validator media

ini telah baik dan layak untuk diujicobakan.

Pada tahap implementasi, Sebelum bahan ajar diujicobakan kepada siswa,

e-modul yang sudah divalidasi dinilai terlebih dahulu oleh guru kimia.

Berdasarkan hasil instrumen penilaian guru diperoleh jumlah skor 72 dengan rata-
101

rata 4,5 berada dalam interval >67,2 – 80 dalam kriteria “sangat baik/sangat

layak”. Selain penilaian berupa skor, beberapa komentar dan saran guru terhadap

e-modul yang digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi sedikit soal yang

terkandung dalam e-modul.

Selanjutnya, penulis mengujicobakan produk kepada subjek ujicoba. Uji

coba produk dilakukan sebatas uji coba kelompok kecil berjumlah 10 orang siswa

kelas X MIPA 4 SMAN 5 Kota Jambi. Dalam pelaksanaan ujicoba, penulis

memberikan link e-modul kepada siswa agar dapat dibuka masing-masing

smartphone. Setelah e-modul tersebut digunakan, penulis memberikan arahan

kepada siswa tentang bagaimana cara menggunakan atau menjalankan e-modul

tersebut.

Selanjutnya penulis mempersilakan siswa untuk mengoperasikan e-modul.

pada saat siswa mencoba mengoperasikannya. Siswa tampak antusias, setelah

siswa mengoperasikan e-modul, penulis meminta siswa untuk mengisi angket

yang telah dibagikan dengan cara memberikan penilaian/respon terhadap e-modul

yang dibagikan. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil respon siswa diperoleh

sebesar 93,06% dengan kriteria “sangat baik”. Kelemahan pada uji coba ini,

peneliti belum bisa mengetahui seberapa efektif penggunaan media e-modul yang

telah dibuat untuk mengarahkan berpikir kritis peserta didik belum dapat terukur

dengan baik. Karena penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui respon

peserta didik terhadap produk tersebut yang diuji cobakan pada kelompok kecil.

Berdasarkan hasil validasi materi, validasi media, penilaian guru, dan

respon peserta didik, pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa yang dihasilkan sudah baik dan mendapatkan respon yang
102

baik, dari guru dan peserta didik. Daya tarik penyajian materi melalui bahan ajar

ini mampu memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dan

membantu siswa dalam mempelajari ikatan kimia dan dapat dijadikan sebagai

media membantu pembelajaran oleh peserta didik baik disekolah maupun dirumah

digunakan secara mandiri.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan pembahasan tentang

pengembangan e-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota Jambi, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. E-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa ini dikembangkan menggunakan aplikasi flip PDF

Professional yang dikembangkan melalui tahap-tahap pengembangan oleh

Lee & Owens dengan prosedur (1) analyze (menganalisis) yang meliputi

analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, analisis tujuan

pembelajaran, analisis materi serta analisis teknologi pendidikan, (2)

design (desain) yang meliputi penentuan team, pembuatan jadwal

penelitian, spesifikasi media, struktur materi, pembuatan flowchart dan

storyboard, (3) development (mengembangkan) yang meliputi proses

pembuatan produk dan proses validasi oleh tim ahli, (4) implementation

(implementasi) yang meliputi penilaian oleh guru dan respon siswa, serta

(5) evaluation (evaluasi)

2. E-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas X SMA yang dikembangkan memperoleh hasil

“sangat layak” berdasarkan penilaian dari validasi ahli materi memperoleh

penilaian 69 memperoleh penilaian sangat baik dan ahli media dinyatakan

layak untuk di ujicobakan dengan total skor 67 masuk kedalam kategori

103
104

sangat baik atau sangat layak. Selanjutnya berdasarkan dari tanggapan dan

penialian guru yang berisikan bahwa modul elektronik yang

dikembangkan telah sesuai dan layak untuk diujicobakan kepada siswa

dengan skor penilaian 72 dan masuk kedalam kategori sangat baik atau

sangat layak. Serta mendapatkan respon yang sanagt baik dari siswa

dengan persentase 93,06 % dengan kateogri “Sangat baik/sangat Layak”.

sehingga dapat dinyatakan bahwa bahan ajar e-modul ini layak digunakan

sebagai bahan ajar pembelajaran kimia.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menyarankan kepada guru mata pelajaran kimia untuk

menggunakan e-modul pada materi ikatan kimia ini sebagai bahan ajar

atau media pembelajaran, karena e-modul ini sudah dinyatakan sangat

baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran kimia, khususnya

pada materi ikatan kimia

2. Penulis juga menyarankan kepada peneliti dibidang pengembangan

selanjutnya agar dapat mengembangkan bahan ajar e-modul pada materi

ikatan kimia untuk materi-materi kimia yang lain.

3. Untuk peneliti selanjutnya, kelemahan dalam penelitian ini yaitu

membutuhkan akses internet yang stabil dan perangkat mobile yang

mendukung sehingga untuk peneliti selanjutnya lebih mempersiapkan

kondisi yang dibutuhkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 2015, Guru Sains Sebagai Inovator, Yogyakarta: Media Akademi

Adie, F. P., Sarwanto., Sukarmin., Sujadi, I., 2017, Development Of E-Module


Combining Science Process Skill And Dynamics Motion Material To
Increasing Critical Thinking Skills And Improve Student Learning
Motivation Senior High School, Journal Of Scince And Applied Science:
Conference Series, 1(1).

Akbar, T. N., 2016, Pengembangan Multimedia Interaktif IPA Berorientasi


Guided Inquiry pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Kelas V SDN
Kebonsari 3 Malang, Jurnal Pendidikan, 1(6), ISSN: 1120-1126.

Amri, S., dan Iif Khoiru. A., 2010, Proses Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif
Dalam Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Arsyad, A., 2014, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Asyhar, R., 2012, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta:


Referensi Jakarta.

Daryanto, 2014, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013,


Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dwiningsih, K., dkk, 2018, Pengembangan Media Pembelajaran Kimia


Menggunakan Media Laboratorium Virtual Berdasarkan Paradigma
Pembelajaran di Era Global, Jurnal Teknologi Pendidikan, ISSN 2338-
9184.

Ekawati, M., 2019, Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif Serta
Impliasinya Dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran, Jurnal e-tech,7(4).

Ertikanto, C., 2016, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta: Media


Akademi.

Falahudin, I., 2014, Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran, Jurnal Lingkar


Widyaiswara, 1(4): 104-117.

Fatmawati, H., Mardiyana., dan Triyanto., 2014, Analisis Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat, Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika, 2(9):899-910

Irwansyah, F. S., Lubab, I., Farida, I., Ramdhani, M. A., 2017, Designing
Interactive Electronic Module In Chemistry Lessons, Journal Of Physics.

Lasmiyati, dan Harta, I., 2014,Pengembangan Modul Pembelajaran untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat SMP, Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 9(2): 161-174.

105
106

Lee, W.W., dan Owens, D.L., 2004, Multimedia-Based Instructional Design:


Computer-Based Training, Web-Based Training, And Distance Learning,
Jossey Bass Pfeiffer: San Francisco

Mulyatiningsih, E., 2013, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.


Bandung: Alfabeta

Munadi, Y., 2013, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), Jakarta: GP


Press Group

Perdana, F. A., Surwanto., dan Sukarmin., 2017, Pengembangan Modul


Elektronik Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa
Sma/Ma Kelas X Pada Materi Dinamika Gerak, Jurnal Inquiri,6(3):61-76.

Prastowo, A., 2013, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
Diva Press

Pribadi, B., 2009, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: PT Dian Rakyat.

Purba, M., & Sarwiyati, E., 2016, Kimia 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta:
Erlangga

Puspasari, M. E., 2014, Pembentukan Ruang Virtual Media Interaktif Dalam


Proses Edukasi, Jurnal Createvitas, 3(2): 357-366

Riduan, 2015, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:


Alfabeta

Rusdi, M., 2018, Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan (Konsep,


Prosedur dan Sintesis Pengetahuan Baru), Depok: PT. Raja Grafindo
Persada.

Rumi, D.A, dkk .2016. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Scientific Approach
Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X SMA/MA Semester 1. Jurnal Inkuiri.
5(3), ISSN: 2252-7893

Sani, A. R., 2015, Inovasi Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara

Satrianawati, 2018, Media Dan Sumber Belajar, Yogyakarta: Deepublish

Solihudin, T., 2018, Pengembangan E-Modul Berbasis Web Untuk Meningkatkan


Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Fisika Pada Materi Listrik Statis Dan
Dinamis SMA, Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 3(2), 51-61.

Suarsana, I. M.,& Mahayukti, G. A., 2013, Pengembangan E-Modul Berorientasi


Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2), 264-275.
107

Sudatha, I. G. W., Tegeh, I. M., 2015, Desain Multimedia Pembelajaran,


Yogyakarta: Media Akademi.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

Sundawan, M. D., 2016, Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Dan


Model Pembelajaran Langsung, Jurnal Logika, 26(1).

Sutresna, N., Sholehudin, D., dan Tati., 2016, Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Kimia, Grafindo Media Pratama:Bandung

Syahriani, Kardi, S., dan Sanjaya I. G. M., 2015, Pengembangan Multimedia


Interaktif Berbasis Inkuiri Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa, Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 5(1): 727-741

Widoyoko, E.P., 2012, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Wayudi, M., Surwatno., dan Santoso, B., Kajian Analisis Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran. 5(1), ISSN: 2656-4734

Windyariani, S., Setiono dan Sutisnawati, A., 2016, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Konteks dan Kreativitas untuk Melatih Literasi Sains Siswa
Sekolah Dasar, Jurnal Bioedukatika, Vol 4, No 2: 19-25, Sukabumi:
Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Yamasari, Y., 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis


ICT yang Berkualitas. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional
Pascasarjana X-ITS. 4 Agustus. Surabaya.

Yulia, P. A. D., Hengki, K. P., Effect Of Learning Module With Setting


Contextual Teaching And Learning To Increase The Understanding Of
Concepts, Journal Of Education And Learning, 1(1), ISSN: 2684-9240

Zuriah, N., Sunaryo, H. dan Yusuf, N., 2016, IbM Guru Dalam Pengembangan
Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi Lokal, Jurnal Dedikasi, Vol
13, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru

108
109
110
111

Lampiran 2 Instrumen Kebutuhan Kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi


112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123

Lampiran 3 Hasil Analisis Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa


Aspek No Pertanyaan Respon Persentase Keterangan
32 siswa
1 Saya bisa menggunakan Semua siswa
komputer/laptop bisa
• Sangat Setuju menggunakan
• Setuju 12 37,5% laptop
20 62,5%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
2 Tempat saya sering Semua siswa
menggunakan sering
komputer/laptop di menggunakan
rumah laptop dirumah
• Sangat Setuju 1 3,1%
• Setuju 31 62,5%
- -
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju
3 Tempat saya sering Rata rata siswa
menggunakan sering
komputer/laptop di menggunakan
warnet komputer/laptop
• Sangat Setuju - - diwarnet
• Setuju 13 40,6%
13 40,6%
• Kurang Setuju
6 18,8%
• Tidak Setuju - -
Teknologi • Sangat Tidak Setuju
4 Tempat saya sering Rata-rata siswa
menggunakan sering
komputer/laptop menggunakan
disekolah laptop di
• Sangat Setuju sekolah
• Setuju 1 3,1%
22 68,8%
• Kurang Setuju
7 21,9%
• Tidak Setuju 2 6,3%
• Sangat Tidak Setuju - -
5 Saya sering Rata rata siswa
menggunakan sering
komputer/laptop untuk menggunakan
keperluan browsing laptop untuk
• Sangat Setuju keperluan
• Setuju 1 3,1% browsing
29 90,6%
• Kurang Setuju
2 6,3%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
6 Saya sering Rata-rata siswaa
menggunakan menggunakan
komputer/laptop untuk laptop untuk
keperluan sosial media keperluan
• Sangat Setuju sosial media
• Setuju 1 3,1%
17 53,1%
124

• Kurang Setuju 13 40,6%


• Tidak Setuju 1 3,1%
- -
• Sangat Tidak Setuju
7 Saya sering Rata rata siswa
menggunakan sering
komputer/laptop untuk menggunakan
keperluan hiburan komputer untuk
• Sangat Setuju kebutuhan
• Setuju 2 6,3% hiburan
15 46,9%
• Kurang Setuju
15 46,9%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
8 Saya sering Rata-rata siswa
menggunakan sering
komputer/laptop untuk menggunakan
keperluan belajar/baca e- laptop untuk
book/ mengerjakan tugas keperluan
• Sangat Setuju mengerjakan
• Setuju 3 9,4% Tugas
25 78,1%
• Kurang Setuju
4 12,5%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
9 Saya memiliki Semua siswa
smartphone/tablet memiliki
(android, iphone, smartphone
windows phone)
• Sangat Setuju
• Setuju 23 71,9%
9 28,1%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
10 Saya selalu membawa Rata-rata siswa
smartphone/tablet membawa
kesekolah smartphone ke
• Sangat Setuju 11 34,4% sekolah
• Setuju 19 59,4%
• Kurang Setuju 2 6,3%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
11 Saya sering Semua siswa
menggunakan sering
smartphone/tablet saya menggunakan
untuk keperluan browing smartphone
• Sangat Setuju 5 15,6% untuk keperluan
• Setuju 27 84,4% browsing
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
12 Saya sering Semua siswa
menggunakan sering
smartphone/tablet saya menggunakan
untuk keperluan sosial smartphone
125

media untuk keperluan


• Sangat Setuju 8 25% sosial mediaa
• Setuju 23 71,9%
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
13 Saya sering Semua siswa
menggunakan sering
smartphone/tablet saya menggunakan
untuk keperluan hiburan smartphone
• Sangat Setuju 5 15,6% untuk keperluan
• Setuju 27 84,4% hiburan
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
14 Saya sering Semua siswa
menggunakan sering
smartphone/tablet saya menggunakan
untuk keperluan belajar/ smartphone
baca buku/ mengerjakan untuk keperluan
tugas mengerjakan
• Sangat Setuju 6 18,8% tugas
• Setuju 26 81,3%
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
15 Saya sering Rata-rata siswa
memanfaatkan internet sering
untuk mengerjakan tugas menggunakan
sekolah smartphone
• Sangat Setuju untuk keperluan
7 21,9%
• Setuju mengerjakan
24 75% tugas sekolah
• Kurang Setuju
1 3,1%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
16 Di sekolah saya tersedia Disekolah sudah
laboratorium komputer tersedia
• Sangat Setuju laboratorium
• Setuju 2 6,3% komputer
30 93,8%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
17 Guru saya menggunakan Guru telah
media pembelajaran menggunakan
(cetak maupun media
multimedia) dalam pembelajaran
pembelajaran (cetak maupun
2 6,3%
• Sangat Setuju multimedia)
• Setuju 25 78,1% dalam
• Kurang Setuju 5 15,6% pembelajaran
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
126

18 Media yang digunakan Media yang


guru dapat digunakan guru
mempermudah saya dapat
dalam memahami materi mempermudah
pelajaran siswa
• Sangat Setuju mempelajari
1 3,1%
• Setuju pembelajaran
20 62,5%
• Kurang Setuju
11 34,4%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
19 Pembelajaran lebih Siswa lebih
menyenangkan jika menyukai
dilakukan dengan belajar
berbantuan media menggunakan
pembelajaran media
• Sangat Setuju pembelajaran
- -
• Setuju
23 71,9%
• Kurang Setuju
9 28,1%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
20 Saya mengalami Semua siswa
kesulitan belajar kimia, mengalami
khususnya pada materi kesulitan belajar
ikatan kimia kimia
• Sangat Setuju
2 6,3%
• Setuju
30 93,8%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
Permasalahan 21 Kesulitan yang saya Rata-rata siswa
dalam belajar alami selama mengalami
pembelajaran materi kesulitan
ikatan kimia karena mempelajari
Materi pembelajaran di ikatan kimia
buku kurang lengkap dikarenakan
• Sangat Setuju buku yang
• Setuju 7 21,9% kurang lengkap
• Kurang Setuju 24 75%
1 3,1%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
22 Kesulitan yang saya Rata-rata siswa
alami selama mengalami
pembelajaran materi kesulitan
ikatan kimia karena mempelajari
Kurangnya contoh dan ikatan kimia
latihan soal dikarenakan
• Sangat Setuju 4 12,5% kurangnya
• Setuju 24 75% contoh soal dan
4 12,5% latihan soal
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
127

23 Kesulitan yang saya Rata-rata siswa


alami selama mengalami
pembelajaran materi kesulitan
ikatan kimia karena mempelajari
Pembelajaran kimia yang ikatan kimia
kurang menarik dikarenakan
• Sangat Setuju - - pembelajaran
• Setuju 20 62,5% kimia yang
9 28,1% kurang menarik
• Kurang Setuju
3 9,4%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
24 Kesulitan yang saya Rata-rata siswa
alami selama mengalami
pembelajaran materi kesulitan
ikatan kimia karena mempelajari
Lingkungan yang kurang ikatan kimia
mendukung dikarenakan
• Sangat Setuju lingkungannya
• Setuju 14 43,8% yang kurang
17 53,1% mendukung
• Kurang Setuju
1 3,1%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
25 Kesulitan yang saya Rata-rata siswa
alami selama mengalami
pembelajaran materi kesulitan
ikatan kimia karena Sulit mempelajari
membayangkan logika ikatan kimia
atau proses terjadinya dikarenakan
• Sangat Setuju sulitnya
• Setuju 14 43,8% membayangkan
17 53,1% logika
• Kurang Setuju
1 3,1%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
26 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru ceramah
menggunakan ceramah
• Sangat Setuju 1 3,1%
• Setuju 13 40,6%
• Kurang Setuju 16 50%
• Tidak Setuju 2 6,3%
• Sangat Tidak Setuju - -
27 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru praktikum
menggunaan praktikum
128

• Sangat Setuju - -
• Setuju 25 78,1%
• Kurang Setuju 7 21,1%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
28 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru diskusi-
menggunakan diskusi- presentasi
presentasi
• Sangat Setuju 1 3,1%
• Setuju 17 53,1%
• Kurang Setuju 9 28,1%
• Tidak Setuju 5 15,6%
• Sangat Tidak Setuju - -
29 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru demonstrasi
menggunakan
demonstrasi
• Sangat Setuju - -
• Setuju 23 71,9%
• Kurang Setuju 8 25%
• Tidak Setuju 1 3,1%
• Sangat Tidak Setuju - -
30 Penjelasan terkait materi Rata rata siswa
ikatan kimia yang dapat
disampaikan oleh guru memahami
selalu dapat saya pahami pembelajaran
dan mengerti dengan ikatan kimia
baik. - - dengan baik
• Sangat Setuju 22 68,8%
• Setuju 10 31,3%
• Kurang Setuju - -
- -
• Tidak Setuju
• Sangat Tidak Setuju
31 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
mempelajari materi ajar yang
ikatan kimia LKS digunakan
- -
Karakteristik • Sangat Setuju dalam
17 53,1%
siswa dan • Setuju mempelajari
karakteristik 14 43,8% ikatan kimia
• Kurang Setuju
materi 1 3,1% yaitu LKS
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju
32 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
129

mempelajari materi ajar yang


ikatan kimia Buku paket digunakan
• Sangat Setuju 5 15,6% dalam
• Setuju 26 81,3%
mempelajari
ikatan kimia
• Kurang Setuju 1 3,1% yaitu buku paket
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
33 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
mempelajari materi ajar yang
ikatan kimia modul digunakan
- -
• Sangat Setuju dalam
14 43,3%
• Setuju mempelajari
15 46,9% ikatan kimia
• Kurang Setuju
3 9,4% yaitu modul
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
34 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
mempelajari materi ajar yang
ikatan kimia sumber digunakan
internet dalam
- -
• Sangat Setuju mempelajari
21 65,5%
• Setuju ikatan kimia
10 31,3% yaitu sumber
• Kurang Setuju
1 3,1% internet
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
35 Bahan ajar yang rata-rata bahan
digunakan dalam ajar yang
mempelajari materi digunakan
ikatan kimia media sosial dalam
- -
• Sangat Setuju mempelajari
23 71,9%
• Setuju ikatan kimia
8 25% menggunakan
• Kurang Setuju
1 3,1% media sosial
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
36 Saya pernah mengunakan Hhampir semua
e-Modul dalam siswa pernah
pembelajaran kimia menggunakan e-
khususnya pada materi modul
ikatan kimia khususnya pada
- -
• Sangat Setuju materi ikatan
10 31,3%
• Setuju kimia
18 56,3%
• Kurang Setuju
4 12,5%
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
37 Menurut saya perlu Semua siswa
menggunakan e-Modul menyetujui
dalam mempelajari menggunakan e-
materi ikatan kimia modul dalam
• Sangat Setuju mempelajari
32 100%
• Setuju ikatan kimia
130

• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
- -
38 Saya tertarik untuk Semua siswa
mempelajari kimia tertarik untuk
khususnya materi ikatan mempelajari
kimia dengan e-Modul kimia
• Sangat Setuju khususnya
32 100%
• Setuju materi ikatan
- - kimia e-modul
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
39 Menurut saya perlu Semua siswa
adanya pengembangan setuju diadakan
media e-Modul pengembangan
khususnya pada materi media e-modul
ikatan kimia khususnya pada
• Sangat Setuju materi ikatan
2 6,3%
• Setuju kimia
30 93,8%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
40 Jika dikembangkan e- Semua siswa
Modul ikatan kimia yang setuju jika
saya inginkan ada dalam dikembangkan
e-Modul Banyak e-modul berisi
penjelasan materi banyak
• Sangat Setuju penjelasan
5 15,6%
• Setuju materi
27 84,4%
• Kurang Setuju
- -
Kebutuhan • Tidak Setuju
- -
media • Sangat Tidak Setuju
- -
41 Jika dikembangkan e- Semua siswa
Modul larutan penyangga setuju jika
yang saya inginkan ada dikembangkan
dalam e-Modul Desain e-modul berisi
dengan warna ceria dan desain dengan
menarik warna ceria dan
• Sangat Setuju menarik
• Setuju 4 12,5%
• Kurang Setuju 28 87,5%
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
42 Jika dikembangkan e- Rata-rata siswa
Modul larutan penyangga setuju jika
yang saya inginkan ada dikembangkan
dalam e-Modul Banyak e-modul
mengandung soal yang mengandung
menarik mengacu pada soal yang
kemampuan berpikir menarik
131

kritis mengacu pada


• Sangat Setuju kemampuan
• Setuju 4 12,5% berpikir kritis
• Kurang Setuju 24 75%
• Tidak Setuju 4 12,5%
• Sangat Tidak Setuju - -
- -
43 Jika dikembangkan e- Semua siswa
Modul larutan penyangga setuju jika
yang saya inginkan ada dikembangkan
dalam e-Modul Banyak e-modul
mengandung contoh soal mengandung
dan latihan soal contoh soal dan
• Sangat Setuju 2 6,3% latihan soal
• Setuju 27 84,4%
• Kurang Setuju 3 9,4%
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
44 Saya setuju jika diadakan Semua siswa
pengembangan e-Modul setuju diadakan
sehingga saya bisa pengembangan
menguasai konsep dan e-modul
menerapkannya pada sehingga dapat
kehidupan untuk materi menguasai
ikatan kimia konsep dan
• Sangat Setuju 2 6,3% penerapannya
• Setuju 30 93,8% pada materi
ikatan kimia
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
132

Lampiran 4 Validasi Ahli Materi Tahap I


INSTRUMEN ANGKET VALIDASI MATERI

“PENILAIAN OLEH AHLI MATERI TERHADAP PENGEMBANGAN E-MODUL


PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA”
Petunjuk:
• Pada kuisioner terdapat 16 pertanyaan yang harus diisi
• Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
• Keterangan pilihan jawaban:
Sangat layak =5
Layak =4
Kurang layak =3
Tidak layak =2
Sangat tidak layak =1
• Isilah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan
Nama Ahli : Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
NIP : 196607021992032001
Bidang Keahlian : Ahli Materi
Hari, tanggal : 12 Juli 2021
Skor
No Pertanyaan
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian pokok bahasan yaitu ikatan
kimia pada e-modul dengan tujuan
pembelajaran v
Saran Perbaikan:
Direvisi dan disesuaikan
2. Daya tarik penyajian materi ikatan
kimia dengan adanya gambar dan video
pada materi ikatan kimia dalam e-
v
modul
Saran Perbaikan:
materi disesuaikan kembali
3. Pokok bahasan yang disajikan dalam e-
modul pada materi ikatan kimia sebagai v
alternatif belajar sudah memadai
133

Saran Perbaikan:
Diperbaiki
4. Kesesuaian indikator pembelajaran
dengan KD 3.5 Membandingkan ikatan
ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
koordinasi serta kaitannya dengan sifat v
zat
Saran Perbaikan:
Disesuaikan kembali
5. Keteraturan penyusunan materi ikatan
kimia yang disajikan dalam e-modul
ikatan kimia sudah beraturan v
Saran Perbaikan:
Diperbaiki
6. Soal-soal yang diberikan dapat melatih
siswa untuk mencapai tingkat kognitif
level C4 v
Saran Perbaikan:
Ditinjau kembali
7. Media telah memenuhi KI, KD, dan
Indikator pembelajaran
v
Saran Perbaikan:

8. Kejelasan dan kemudahan pada uraian


materi ikatan kimia yang ditampilkan
dalam e-modul v
Saran Perbaikan:
Diperbaiki kembali
9. Gambar dan video pada e-modul dalam
memvisualisasikan konsep materi
kimia pada materi ikatan kimia sudah v
baik
Saran Perbaikan:

10. Contoh soal yang diberikan dapat


menjadi panduan bagi siswa dalam
menjawab pertanyaan dalam e-modul v
ikatan kimia
Saran Perbaikan:

11. Pertanyaan yang diberikan dalam e-


v
modul dapat meningkatkan
134

keterampilan berpikir kritis siswa


Saran Perbaikan:
Diperbaiki soal dalam e-modul
12. Tingkat kedalaman penjabaran materiikatan
kimia pada e-modul sesuai dengan siswa
kelas X SMA v
Saran Perbaikan:

13. Cakupan materi pada soal sudahmewakili


setiap indikator pencapaian pada
kompetensi dasar materi ikatan kimia
v
Saran Perbaikan:
Ditinjau kembali

14. Notasi dan symbol kimia yang disajikan


benar dan akurat sesuai dengan bidang ilmu
kimia v
Saran Perbaikan:

15. Kesesuaian bahasa yang digunakan sesuai


dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar v
Saran Perbaikan:
Ditinjau kembali
16. Ketepatan Penggunaan gaya bahasayang
bersahabat dan komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh siswa v
Saran Perbaikan:
Diperbaiki

Komentar dan saran untuk perbaikan E-modul

Direvisi sesuai dengan saran dan komentar


..........................................................................................................................

Jambi, 12 Juli 2021

Ahli Materi

Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd


NIP. 196607021992032001
135

Lampiran 5 Validasi Ahli Materi Tahap II


INSTRUMEN ANGKET VALIDASI MATERI

“PENILAIAN OLEH AHLI MATERI TERHADAP PENGEMBANGAN E-


MODUL PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA”
Petunjuk:

• Pada kuisioner terdapat 16 pertanyaan yang harus diisi


• Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
• Keterangan pilihan jawaban:
Sangat layak =5
Layak =4
Kurang layak =3
Tidak layak =2
Sangat tidak layak =1
• Isilah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan
Nama Ahli : Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
NIP :196607021992032001
Bidang Keahlian : Ahli Materi
Hari, tanggal : 12 Juli 2021
Skor
No Pertanyaan
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian pokok bahasan yaitu ikatan
kimia pada e-modul dengan tujuan
pembelajaran v
Saran Perbaikan:

2. Daya tarik penyajian materi ikatan


kimia dengan adanya gambar dan video
pada materi ikatan kimia dalam e-
v
modul
Saran Perbaikan:

3. Pokok bahasan yang disajikan dalam e-


modul pada materi ikatan kimia sebagai v
alternatif belajar sudah memadai
136

Saran Perbaikan:

4. Kesesuaian indikator pembelajaran


dengan KD 3.5 Membandingkan ikatan
ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
koordinasi serta kaitannya dengan sifat v
zat
Saran Perbaikan:

5. Keteraturan penyusunan materi ikatan


kimia yang disajikan dalam e-modul
ikatan kimia sudah beraturan v
Saran Perbaikan:

6. Soal-soal yang diberikan dapat melatih


siswa untuk mencapai tingkat kognitif
level C4 v
Saran Perbaikan:

7. Media telah memenuhi KI, KD, dan


Indikator pembelajaran
v
Saran Perbaikan:

8. Kejelasan dan kemudahan pada uraian


materi ikatan kimia yang ditampilkan
dalam e-modul v
Saran Perbaikan:

9. Gambar dan video pada e-modul dalam


memvisualisasikan konsep materi
kimia pada materi ikatan kimia sudah
v
baik
Saran Perbaikan:

10. Contoh soal yang diberikan dapat


menjadi panduan bagi siswa dalam
menjawab pertanyaan dalam e-modul
v
ikatan kimia
Saran Perbaikan:

11. Pertanyaan yang diberikan dalam e-


v
modul dapat meningkatkan
137

keterampilan berpikir kritis siswa


Saran Perbaikan:

12. Tingkat kedalaman penjabaran materi


ikatan kimia pada e-modul sesuai
dengan siswa kelas X SMA v
Saran Perbaikan:

13. Cakupan materi pada soal sudah


mewakili setiap indikator pencapaian
pada kompetensi dasar materi ikatan
v
kimia
Saran Perbaikan:

14. Notasi dan symbol kimia yang


disajikan benar dan akurat sesuai
dengan bidang ilmu kimia v
Saran Perbaikan:

15. Kesesuaian bahasa yang digunakan


sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar v
Saran Perbaikan:

16. Ketepatan Penggunaan gaya bahasa


yang bersahabat dan komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh siswa v
Saran Perbaikan:

Komentar dan saran untuk perbaikan E-modul

..........................................................................................................................
......................................................................................................................

Jambi, Juli 2021


Ahli Materi

Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd


NIP. 196607021992032001
138

Lampiran 6 Validasi Ahli Media Tahap I


INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MEDIA

“PENILAIAN OLEH AHLI MEDIA TERHADAP PENGEMBANGAN E-


MODUL PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA”
Petunjuk:

• Pada kuisioner terdapat 15 pertanyaan yang harus diisi


• Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
• Keterangan pilihan jawaban:
Sangat layak =5

Layak =4

Kurang Layak =3

Tidak Layak =2

Sangat tidak layak =1

• Isilah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan


Nama Ahli : Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
NIP 196607021992032001
Bidang Keahlian : Ahli Media
Hari, tanggal : 12 Juli 2021
Skala nilai
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian animasi yang
digunakan dalam media v
denganmateri ikatan kimia
2. Ketepatan pemilihan kalimat
Kesederhanaan v
yang digunakan dalam media
3. Kesederhanaan gambar
dalame-modul pada materi v
ikatan
kimia mudah dipahami
Saran perbaikan:
Disesuaikan kembali
139

4. Kesesuaian urutan
halamanpada e-modul v
materi ikatankimia
5. Keterpaduan Kesesuaian petunjuk dalam
menggunakan e-modul pada
v
materi ikatan kimia sudah
sesuai
Saran perbaikan:
Daftar isi diisi dengan halaman
Urutan halaman disesuaikan dengan daftar isi
Penunjuk penggunaan e-modul diperbaiki

6. Gambar, teks dan video pada


setiap halaman sudah memiliki v
Penekanan penekanan
7. Kesinambungan transisi antar
v
halaman (page) dalam e-modul
Saran perbaikan:
Disesuaikan kembali

8. Kesesuaian ukuran dan


bentukhuruf dan judul setiap v
halamansesuai
9. Kesesuaian Video dan
animasiyang sesuai dengan
v
Keseimbangan materi ikatan kimia yang
harus di sampaikan
10. Tata letak gambar, video dan
tulisan tiap halaman dalam e-
v
modul pada materi ikatan kimia
sudah seimbang
Saran perbaikan:
Diperbaiki tata letak dan ukuran gambar serta video

11. Kemenarikan gambar dan


animasi yang digunakan dalam
v
e-modul sehingga mudah untuk
dipahami
Bentuk
12. Kombinasi tulisan dan
background dalam e-modul
v
pada materi ikatan kimia telah
seimbang dan menarik
140

Saran perbaikan:
Diperbaiki gambar yang sesuai

13. Degradasi warna yang


digunakan dalam e-modul pada v
materi ikatan kimia telah sesuai
14. Kesesuaian warna tulisan
Warna dengan latar belakang sudah v
sesuai
15. Video, animasi dan teks
yangditerapkan memuiliki v
penekanan
Saran perbaikan:
Diperbaiki kesesuaian warna gambar dengan background

Komentar dan saran untuk perbaikan E-modul

Revisi sesuai saran dan komentar

..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................

Jambi, 12 Juli 2021

Ahli Media

Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd


NIP. 196607021992032001
141

Lampiran 7 Validasi Ahli Media Tahap II


INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MEDIA

“PENILAIAN OLEH AHLI MEDIA TERHADAP PENGEMBANGAN E-


MODUL PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA”
Petunjuk:

• Pada kuisioner terdapat 15 pertanyaan yang harus diisi


• Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
• Keterangan pilihan jawaban:
Sangat layak =5

Layak =4

Kurang Layak =3

Tidak Layak =2

Sangat tidak layak =1

• Isilah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan


Nama Ahli : Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
NIP 196607021992032001
Bidang Keahlian : Ahli Media
Hari, tanggal : Juli 2021
Skala nilai
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian animasi yang
digunakan dalam media dengan v
materi ikatan kimia
2. Ketepatan pemilihan kalimat
Kesederhanaan v
yang digunakan dalam media
3. Kesederhanaan gambar
dalame-modul pada materi v
ikatan
kimia mudah dipahami
Saran perbaikan:
142

4. Kesesuaian urutan
halamanpada e-modul v
materi ikatankimia
5. Keterpaduan Kesesuaian petunjuk dalam
menggunakan e-modul pada
v
materi ikatan kimia sudah
sesuai
Saran perbaikan:

6. Gambar, teks dan video pada


setiap halaman sudah memiliki v
Penekanan penekanan
7. Kesinambungan transisi antar
v
halaman (page) dalam e-modul
Saran perbaikan:

8. Kesesuaian ukuran dan


bentukhuruf dan judul setiap v
halamansesuai
9. Kesesuaian Video dan
animasiyang sesuai dengan
v
Keseimbangan materi ikatan kimia yang
harus di sampaikan
10. Tata letak gambar, video dan
tulisan tiap halaman dalam e-
v
modul pada materi ikatan
kimiasudah seimbang
Saran perbaikan:

11. Kemenarikan gambar dan


animasi yag digunakan dalam e-
v
modul sehingga mudah untuk
dipahami
Bentuk
12. Kombinasi tulisan dan
background dalam e-modul
v
pada materi ikatan kimia telah
seimbang dan menarik
143

Saran perbaikan:

13. Degradasi warna yang


digunakan dalam e-modul pada v
materi ikatan kimia telah sesuai
14. Kesesuaian warna tulisan
Warna dengan latar belakang sudah v
sesuai
15. Video, animasi dan teks
yangditerapkan memuiliki v
penekanan
Saran perbaikan:

Komentar dan saran untuk perbaikan E-modul

..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................

Jambi, Juli 2021

Ahli Media

Dr. Dra. Wilda Syahri,M.Pd


NIP. 196607021992032001
144

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Guru


145
146
147

Lampiran 9 Instrumen Respon Siswa


148
149
150

Lampiran 10 Storyboard
1. Halaman awal

1
3 Keterangan:
1. Background layar berwarna biru
2. Berisikan tulisan E-Modul Kimia
2. 3. Logo Unja
4. Berisikan Spesifikasi kelas
5. Materi ikatan kimia
4
6. Berisikan nama penulis e-modul

2. Kata Pengantar

1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Bertuliskan kata pengantar, font
3 Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Isi kata pengantar, font
Constantia (Body), size 17,
warna hitam
4. Nomor halaman, font aharoni,
size 18, warna hijau

4
151

3. Daftar isi

1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul
kimia
3
2. Berttuliskan daftar isi, font
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Berisikan daftar isi, font
Aharoni, size 19, warna putih
4. Nomor halaman, font
aharoni, size 18, warna hijau

4. Petunjuk penggunaan modul

1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul kimia
2. Berttuliskan petunjuk
3
penggunaan modul, font Cooper
Std Black, size 28, warna kuning
3. Berisikan daftar isi, font
Aharoni, size 19, warna putih
4. Nomor halaman, font aharoni,
size 18, warna hijau

4
152

5. Standar kompetensi

1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul kimia
3 2. Standar kompetensi, font Cooper

4 Std Black, size 18, warna kuning


3. Tulisan kompetensi inti, font
constantia, size 24, warna merah
4. Isi kompetensi inti, font
constantia, size 16,5, warna
merah
5. Nomor halaman font aharoni,
size 18, warna hijau
5

6. Standar kompetensi Keterangan:


1. Berisikan tulisan e-modul kimia
1
2. Standar kompetensi, font Cooper Std Black,
2 size 18, warna kuning
3 3. Tulisan kompetensi dasar, font Constantia, size
24, warna merah
4 4. Isi kompetensi dasar, font Sylfaen, size 18,
warna biru
5 6 5. Tulisan indikator pembelajaran Constantia,
7 8 size 24, warna merah
6. Tulisan tujuan pembelajaran Constantia, size
24, warna merah
7. Isi indikator pembelajaran, font Perpetua, size
18, warna biru
9 8. Isi tujuan pembelajaran, font Perpetua, size 18,
warna biru
9
9. Nomor halaman font Aharoni, size 18, warna
hijau
153

7. Peta konsep

1 Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2
2. Judul (peta konsep), font
3
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Isi peta konsep
4. Nomor halaman font Aharoni,
size 18, warna hijau

8. Soal pramateri

1
Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2 2. Judul soal pramateri font
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3
3. Isi peta konsep
4. Nomor halaman font
Aharoni, size 18, warna
hijau

4
154

9. Apersepsi
1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Berisikan tulisan tahukah kalian?
3 Cooper Std Black, size 28, warna
kuning
3. Gambar
4 4. Isi Apersepsi, font Comic Sans
MS, size 18, warna hitam
5. Nomor halaman Aharoni, size
18, warna hijau
6. Berisikan judul materi, font
Algerian , size 18, warna merah

6 5

10. Materi pembelajaran

1
Keterangan:
2 1. Tulisan e-modul kimia
2. Judul materi font Aharoni, size
3 28, warna kuning
3. Teks uraian materi
4. Judul materi font Algerian ,
size 18, warna merah
5. Nomor halaman Aharoni, size
18, warna hijau

4 5
155

11. Soal evaluasi

1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Bertuliskan soal evaluasi
3 Aharoni, size 28, warna kuning
3. Berisikan ikon quis
4. Berisikan judul materi, font
Algerian , size 18, warna merah
5. Nomor halaman, Aharoni, size
18, warna hijau

5
4 5

12. Daftar pustaka


Keterangan:
1 1. Bertuliskan e-modul kimia
2
2. Judul Isi daftar pustaka, font
Aharoni, size 28, warna
3 kuning
3. Berisikan isi daftar pustaka,
font Lucida Fax, size 20,
warna hitam
4. Nomor halaman Aharoni,
size 18, warna hijau
5. Berisikan judul materi, font
Algerian , size 18, warna
merah
4
5
156

13. Profil penulis

1
Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2
2. Judul profil penulis, font
Aharoni, size 28, warna kuning
3 3. Foto penulis
4. Biodata penulis, font Rockwell,
size 23, warna hitam

4 5. Berisikan judul materi, font


Algerian , size 18, Nomor
halaman
6. Nomor halaman Aharoni, size
18, warna hijau
5 6
157

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


158

Lampiran 12 Silabus
SILABUS
Kimia
Satuan Pendidikan : SMA / MA / SMK
Kelas : X (Sepuluh)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
• KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


3.1 Menjelaskan metode Metode ilmiah, hakikat ilmu • Mengamati produk-produk dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: sabun, detergen, pasta gigi,
ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan dan shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka, dan lain
Kimia, keselamatan keamanan kimia di laboratorium, lain yang mengandung bahan kimia.
dan keamanan di serta peran Kimia dalam • Mengunjungi laboratorium untuk mengenal alat-alat laboratorium kimia dan fungsinyaserta
laboratorium, serta kehidupan mengenal beberapa bahan kimia dan sifatnya (mudah meledak, mudah terbakar, beracun,
peran kimia dalam • Metode ilmiah penyebab iritasi, korosif, dan lain-lain).
kehidupan • Hakikat ilmu Kimia • Membahas cara kerja ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode
4.1 Menyajikan hasil • Keselamatan dan keamanan ilmiah (membuat hipotesis, melakukan percobaan, dan menyimpulkan)
rancangan dan kimia di laboratorium • Merancang dan melakukan percobaan ilmiah, misalnya menentukan variabel yang
hasilpercobaan ilmiah • Peran Kimia dalam kehidupan mempengaruhi kelarutan gula dalam air dan mempresentasikan hasil percobaan.
• Membahas dan menyajikan hakikat ilmu Kimia
• Mengamati dan membahas gambar atau videoorang yang sedang bekerja di laboratorium untuk
memahami prosedur standar tentang keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium.
• Membahas dan menyajikan peran Kimia dalam penguasaan ilmu lainnya baik ilmu dasar, seperti
biologi, astronomi, geologi, maupun ilmu terapan seperti pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi.
159

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


3.2 Menganalisis Struktur Atom dan Tabel • Menyimak penjelasan bahwa atom tersusun daripartikel dasar, yaitu elektron, proton, dan
perkembangan model Periodik neutron serta proses penemuannya.
atom dari model atom • Partikel penyusun atom • Menganalisis dan menyimpulkan bahwa nomor atom, nomor massa, dan isotop berkaitan
Dalton, Thomson, • Nomor atom dan nomor dengan jumlah partikel dasar penyusun atom.
Rutherford, Bohr, dan massa • Menyimak penjelasan dan menggambarkan model-model atom menurut Dalton, Thomson,
Mekanika Gelombang • Isotop Rutherford, Bohr, dan mekanika kuantum.
4.2 Menjelaskan • Perkembangan model atom • Membahas penyebab benda memiliki warna yang berbeda-beda berdasarkan model atom Bohr.
fenomena alam atau • Konfigurasi elektrondan • Membahas prinsip dan aturan penulisan konfigurasi elektron dan menuliskan konfigurasi
hasil percobaan diagram orbital elektron dalam bentuk diagram orbital serta menentukan bilangan kuantum dari setiap elektron.
menggunakan model • Bilangan kuantum dan bentuk • Mengamati Tabel Periodik Unsur untuk menunjukkan bahwa unsur-unsur dapat disusun dalam
atom orbital. suatu tabel berdasarkan kesamaan sifat unsur.
3.3 Menjelaskan • Hubungan Konfigurasi • Membahas perkembangan sistem periodik unsur dikaitkan dengan letak unsur dalam Tabel
konfigurasi elektron elektron dengan letak unsur Periodik Unsur berdasarkan konfigurasi elektron.
dan pola konfigurasi dalam tabel periodik • Menganalisis dan mempresentasikan hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan
elektron terluar untuk • Tabel periodik dan sifat unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegatifan) berdasarkan data
setiap golongan keperiodikan unsure sifat keperiodikan unsur.
dalam tabel periodik • Menyimpulkan letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron dan
4.3 Menentukan letak memperkirakan sifat fisik dan sifat kimia unsur tersebut.
suatu unsur dalam • Membuat dan menyajikan karya yang berkaitan dengan model atom, Tabel Periodik Unsur,
tabel periodik atau grafik keperiodikan sifat unsur.
berdasarkan
konfigurasi elektron
3.4 Menganalisis
kemiripan sifat unsur
dalam golongan dan
keperiodikannya
4.4 Menyajikan hasil
analisis data-data
unsur dalam
kaitannya dengan
kemiripan dan sifat
160

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


keperiodikan unsur
3.5 Membandingkan Ikatan Kimia, Bentuk Molekul, • Mengamati sifat beberapa bahan, seperti: plastik, keramik, dan urea.
ikatan ion, ikatan dan Interaksi Antarmolekul • Mengamati proses perubahan garam dan gula akibat pemanasan serta membandingkan hasil.
kovalen, ikatan • Susunan elektron stabil • Menyimak teori Lewis tentang ikatan dan menuliskan struktur Lewis
kovalen koordinasi, • Teori Lewis tentang ikatan • Menyimak penjelasan tentang perbedaan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
dan ikatan logam kimia • Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen.
serta kaitannya • Ikatan ion dan ikatan kovalen • Membahas dan membandingkan proses pembentukan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen
dengan sifat zat • Senyawa kovalen polar dan rangkap.
4.5 Merancang dan nonpolar. • Membahas adanya molekul yang tidak memenuhi aturan oktet.
melakukan percobaan • Bentuk molekul • Membahas proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi.
untuk menunjukkan • Ikatan logam • Membahas ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar sertasenyawa polar dan senyawa
karakteristik senyawa • Interaksi antarpartikel nonpolar.
ion atau senyawa • Merancang dan melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa dikaitkan dengan perbedaan
kovalen berdasarkan keelektronegatifanunsur-unsur yang membentuk ikatan.
beberapa sifat fisika • Membahas dan memperkirakan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di
3.6 Menerapkan Teori sekitar inti atom dan hubungannya dengan kepolaran senyawa.
Pasangan Elektron • Membuat dan memaparkan model bentuk molekul dari bahan-bahan bekas, misalnya gabus dan
Kulit Valensi karton, atau perangkat lunak kimia.
(VSEPR) dan Teori • Mengamati kekuatan relatif paku dan tembaga dengan diameter yang sama dengan cara
Domain elektron membenturkan kedua logam tersebut.
dalam menentukan • Mengamati dan menganalisis sifat-sifat logam dikaitkan dengan proses pembentukan ikatan
bentuk molekul logam.
4.6 Membuat model • Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi.
bentuk molekul • Mengamati dan menjelaskan perbedaan bentuk tetesan air di atas kaca dan di atas kaca yang
dengan menggunakan dilapisi lilin.
bahan-bahan yang • Membahas penyebab air di atas daun talas berbentuk butiran.
ada di lingkungan • Membahas interaksi antar molekul dan konsekuensinya terhadap sifat fisik senyawa.
sekitar atau perangkat • Membahas jenis-jenis interaksi antar molekul(gaya London, interaksi dipol-dipol, dan ikatan
lunak komputer hidrogen) serta kaitannya dengan sifat fisik senyawa.
3.7 Menghubungkan
interaksi antar ion,
161

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


atom dan molekul
dengan sifat fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip
interaksi antar ion,
atom dan molekul
dalam menjelaskan
sifat-sifat fisik zat di
sekitarnya
3.8 Menganalisis sifat Larutan Elektrolit dan Larutan • Mengamati gambar binatang yang tersengat aliran listrik ketika banjir
larutan berdasarkan Nonelektrolit • Merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat elektrolit beberapa larutan yang
daya hantar listriknya • Konsep dan Sifat larutan ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium serta melaporkan hasil percobaan.
4.8 Membedakan daya elektrolit • Mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit
hantar listrik berbagai • Pengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
larutan melalui berdasarkan daya hantar • Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan
perancangan dan listriknya elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
pelaksanaan • Jenis ikatan kimia dan sifat • Membahas dan menyimpulkan fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia serta cara
percobaan elektrolit suatu zat mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.
• Fungsi larutan elektrolit
dalam tubuh manusia
3.9 Mengidentifikasi Reaksi Reduksi dan Oksidasi Mengamati reaksi oksidasi melalui perubahan warna pada irisan buah (apel, kentang, pisang) dan
reaksi reduksi dan serta Tata nama Senyawa karat besi.
oksidasi • Konsep Reaksi Reduksi dan Menyimak penjelasan mengenai penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
menggunakan konsep Oksidasi Membahas perbedaan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
bilangan oksidasi • Bilangan oksidasi unsur Mengidentifikasi reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
unsur dalam senyawa atau ion • Mereaksikan logam magnesium dengan larutan asam klorida encer di dalam tabung reaksi yang
4.9 Menganalisis • Perkembangan reaksi ditutup dengan balon.
beberapa reaksi reduksi-oksidasi • Mereaksikan padatan natrium hidroksida dengan larutan asam klorida encer di dalam tabung
berdasarkan • Tata nama senyawa reaksi yang ditutup dengan balon.
perubahan bilangan • Membandingkan dan menyimpulkan kedua reaksi tersebut.
oksidasi yang Membahas penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan
diperoleh dari data IUPAC.
162

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


hasil percobaan dan/ Menentukan nama beberapa senyawa sesuai aturan IUPAC.
atau melalui
percobaan
3.10 Menerapkan hukum- Hukum-hukum Dasar Kimia • Mengamati demonstrasi reaksi larutan kalium iodida dan larutan timbal(II) nitrat yang ditimbang
hukum dasar kimia, dan Stoikiometri massanya sebelum dan sesudah reaksi.
konsep massa Hukum-hukum dasar kimia Menyimak penjelasan tentang hukum-hukum dasar Kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust , hukum
molekul relatif, Massa atom relatif (Ar) dan Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro).
persamaan kimia, Massa molekul relatif (Mr) Menganalisis data untuk menyimpulkan hukum Lavoisier, hukum Proust , hukum Dalton, hukum
konsep mol, dan • Konsep mol dan Gay Lussac dan hukum Avogadro.
kadar zat untuk hubungannya dengan jumlah Menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.
menyelesaikan partikel, massa molar, dan Menentukan hubungan antara mol,jumlah partikel, massa molar,dan volume molar gas.
perhitungan kimia volume molar Menghitung banyaknya zat dalam campuran (persen massa, persen volume, bagian per juta,
4.10 Menganalisis data • Kadar zat kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol).
hasil percobaan • Rumus empiris dan rumus Menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul.
menggunakan molekul. Menyetarakan persamaan kimia.
hukum-hukum dasar Persamaan kimia Menentukan jumlah mol,massa molar, volume molar gas dan jumlah partikel yang terlibat dalam
kimia kuantitatif Perhitungan kimia dalam suatu persamaan kimia.
persamaan reaksi. Menentukan pereaksi pembatas pada sebuah reaksi kimia.
• Pereaksi pembatas dan Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat.
pereaksi berlebih. Melakukan percobaan pemanasan senyawa hidrat dan menentukan jumlah molekul air dalam
• Kadar dan perhitungan kimia sebuah senyawa hidrat.
untuk senyawa hidrat. Membahas penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
163

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 5 Kota Jambi
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi,
dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajran dalam jaringan atau online, diharapkan agar
siswa dapat menjelaskan kecenderungan unsur untuk mencapai kestabilan,
menerapkan struktur lewis dalam ikatan kimia, menggambarkan susunan
elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi
164

bukan gas mulia (struktur Lewis) dan menjelaskan proses pembentukan


ikatan ion.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual : karakteristik ikatan kimia
2. Konseptual : ikatan kimia, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, ikatan kovalen rangkap (satu, dua, dan tiga), ikatan kovalen
polar dan nonpolar, dan ikatan logam
3. Prosedural : pembentukan ikatan kimia
4. Metakognitif : implementasi ikatan kimia dalam kehidupan sehari-hari
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : discovery Learning
3. Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan
penugasan
F. Media/Alat dan Sumber Belajar
Media : tabel SPU, Smartphone, google classroom
Sumber Belajar : e-Modul, buku paket

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengingatkan siswa melalui Whatsapp untuk mengikuti
pembelajaran melalui aplikasi Google Classroom secara online.
Guru membuka pembelajaran dengan menyapa, mengucapkan salam, dan
perkenalan kepada seluruh siswa melalui Google Classroom dengan link:
Guru mempersilahkan siswa untuk mengisi daftar hadir dalam Google
Classroom (absensi)
Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan
dan manfaat) dengan mempelajari materi: Ikatan Kimia
Kegiatan Inti (40 menit)
Kegiatan Literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan
dan bahan bacaan berupa e-Modul terkait materi
165

Ikatan Kimia melalui forum Google


Classroom.
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi Ikatan Kimia melalui forum diskusi
Google Classroom.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai
Ikatan Kimia
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
tentang hal-hal yang telah dipelajari Ikatan
Kimia. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup
Guru meminta peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan pelajaran
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan melalui forum diskusi di Google Classroom.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan melalui
forum diskusi Google Classroom.
166

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian pengetahuan dalam bentuk pemberian tugas yang diperoleh
langsung dari melihat respon di Spreadsheet google classroom yang
sudah dikerjakan oleh peserta didik.
2. penilaian sikap dalam bentuk kehadiran, partisipasi selama
pembelajaran di dalam forum dan ketetapan waktu dalam
pengumpulan tugas di google classroom.
RIWAYAT HIDUP

Tiurma Refina Lestari Silaban, dilahirkan di Liwa, Kecamatan


Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 18 Juni
1999. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan
bapak Rafles Silaban dan ibu Nur Betty Simatupang. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD 173466
Silaban kecamatan Lintong Nihuta kabupaten Humbang
Hasundutan pada tahun 2011. Setelah itu, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 4 Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta
Kabupaten Humbang Hasundutan dan tamat tahun 2014. Kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Dolok Sanggul kecamatan Dolok
Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan dan tamat pada tahun 2017. Kemudian
ditahun 2017 melanjutkan kuliah di Universitas Jambi program studi Pendidikan
Kimia PMIPA FKIP. Selama menempuh pendidikan di Universitas Jambi penulis
telah melaksanakan pengenalan lapangan persekolahan (PLP) di SMAN 5 Kota
Jambi. Untuk menyelesaikan tugas akhir penulis melakukan penelitian yang
berjudul “Pengembangan E-Modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota Jambi” yang telah
diujikan didepan Dewan Penguji pada tanggal 10 September 2021.

167

Anda mungkin juga menyukai