SKRIPSI
OLEH
TIURMA REFINA LESTARI SILABAN
RSA1C117011
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
TIURMA REFINA LESTARI SILABAN
RSA1C117011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Kota Jambi” yang disusun oleh Tiurma Refina Lestari Silaban, NIM
Tim Penguji
Ketua : Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D
Sekretaris : Afrida, S.Si., M.Si
Anggota : 1. Prof. Dr. Rer. Nat. H. Rayandra Asyhar, M.Si
2. Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd
3. Drs. Fuldiaratman, M.Pd
iii
PERNYATAAN
NIM : RSA1C117011
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri
dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila
dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan
jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan ditarik
ijazah.
Dengan pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
iv
MOTTO
(Filipi 4:13)
Kupersembahkan skripsi ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta dan tersayang
yang dengan perjuangan kerasnya telah mengantarkan aku untuk meraih ilmu.
Semoga aku dapat menjadi orang yang sukses, berguna bagi Nusa dan Bangsa dan
semoga ini bisa membahagiakan kalian. Terima kasih orangtuaku tersayang.
Kalian adalah motivasi dalam hidupku untuk meraih kesuksesan hidup ini.
v
ABSTRAK
Silaban, Tiurma Refina Lestari, 2021. Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan
Kimia Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5
KOTA JAMBI. Skripsi. Program Studi Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing (I) Nazarudin, S.Si., M.Si.,
Ph.D. (II) Afrida, M.Si.
Kata Kunci: e-Modul, Flip PDF Professional, Ikatan Kimia, Berpikir Kritis.
Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang memiliki karakteristik materi
yang bersifat abstrak yang didalmnya terdapat konsep, prinsip, hokum, dan teori kimia
serta keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu materi kimia yang cukup
sulit dipahami oleh para siswa adalah materi ikatan kimia. Materi ikatan kimia merupakan
salah satu materi dasar dalam ilmu kimia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak.
Konsep yang abstrak umumnya sulit untuk dipahami siswa, sehingga keterampilan
berpikir kritis siswa juga harus dilatih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pengembangan
modul elektronik pada materi ikatan kimia untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui kelayakan e-modul pada materi ikatan kimia
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model
pengembangan Lee & Owens. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar
pedoman wawancara dan angket. Produk hasil dari pengembangan divalidasi oleh ahli
media dan ahli materi serta dinilai oleh guru yang selanjutnya diujicobakan dalam
kelompok kecil. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif
(komentar dan saran) dan analisis data kuantitatif (skor jawaban dan persentase).
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah modul elektronik pada materi ikatan kimia
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota Jambi yang
telah divalidasi oleh tim ahli yaitu ahli materi memperoleh penilaian 69 dengan rata-rata
4,3 berada dalam interval >67,2–80 masuk kategori “Sangat Layak” dan penilaian ahli
media dengan total skor 67 dengan rata-rata 4,46 berada dalam interval >63-75 masuk
kedalam kategori “sangat layak”. Selanjutnya berdasarkan dari tanggapan dan penialian
guru yang berisikan bahwa modul elektronik yang dikembangkan telah sesuai dan layak
untuk diujicobakan kepada siswa dengan skor penilaian 72 dengan rata-rata 4,5 berada
dalam interval >67,2–80 masuk kedalam kategori “sangat layak”. Serta mendapatkan
respon yang sangat baik dari siswa dengan persentase 93,06% dengan kateogri “Sangat
Layak”.
Berdasarkan proses pengembangan dan hasil penelitian, disimpulkan bahwa e-
modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ini
layak diujicobakan secara teoritis dan praktis sebagai salah satu bahan ajar pada materi
ikatan kimia
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengembangan E-Modul Pada Materi Ikatan Kimia
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 5
Kota Jambi”.Skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana program studi Pendidikan Kimia di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua,
Ayahanda Rafles G Silaban dan Ibunda Nur Betty Simatupang yang selalu
mendoakan, berjuang, memberikan motivasi, kebahagiaan, semangat serta segala
kebaikannya untuk mengantarkan penulis menikmati dan menyelesaikan
pendidikan hingga perguruan tinggi. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi
ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara moril maupun
materil. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Nazarudin S.Si., M.Si., Ph.D sebagai pembimbing skripsi I dan Ibu
Afrida, S.Si., M.Si sebagai pembimbing skripsi II yang telah berkenan
meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar dalam
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Fuldiaratman, M.Pd. sebagai pembimbing akademik penulis
yang selama ini memberikan arahan, masukan serta selalu dimudahkan
selama perkuliahan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
5. Ibu Aulia Sanova, S.T., M.Pd.selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia Universitas Jambi.
vii
viii
6. Bapak prof. Dr. Rer. Nat. H Rayandra asyhar, M.Si sebagai dewan penguji
pada sidang yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan memberikan
saran bagi penulis
7. Ibu dr. Dra. Wilda syahri, M.Pd selaku dewan penguji serta ahli media dan
materi yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama
pembuatan media dalam penelitian ini
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama kuliah.
9. Dra Hj. Evariana M.Pd selaku Kepala SMAN 5 Kota Jambi dan Ibu
Ramlah, S.Pd selaku guru kimia SMAN 5 Kota Jambi yang telah
memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut
10. Ketiga adik kandung (Marthen, Cindy, Dan Vicky), Mona, Ratu Sejagad
(Priska, Oktavia, Ayu, Ayudiah dan Lusiana), OTW (Oktora Dan Wulan)
yang memberikan semangat, motivasi, doa, dukungan serta bantuan untuk
kelancaran menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga semua kebaikan
yang telah diberikan menjadi berkat bagi penulis. Terima kasih atas cinta
dan kasih sayang, serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa program studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi angkatan 2017 dan teman-teman
lain khususnya U-NITY 2017, yang telah banyak memberikan bantuan,
dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Demikianlah, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................5
1.4 Tujuan Pengembangan .....................................................................6
1.5 Spesifikasi Produk ............................................................................6
1.6 Manfaat Pengembangan ...................................................................6
1.7 Defenisi Istilah..................................................................................8
ix
x
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................103
5.2 Saran. ............................................................................................104
Tabel Halaman
2. 1 Perbedaan Struktur antara LKPD, Modul, dan Buku ..................................... 27
2. 2 Rangkuman Aktifitas Model ADDIE............................................................. 35
2. 3 Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia ......................................................... 43
2. 4 Lambang Lewis Unsur-Unsur Periode 2 dan 3 .............................................. 44
2. 5 Momen Dipol Senyawa Hidrogen Halida ...................................................... 48
2. 6 Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen ................................... 48
3. 1 Analisis Struktur Materi ………....…………………………………………..54
3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru ........................................................... 60
3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kebutuhan......................................................... 61
3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Materi ................................................. 61
3. 5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi Media.................................................. 62
3. 6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penilaian Guru .................................................. 63
3. 7 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa .................................................... 63
3. 8 Kategori Tingkat Validasi Ahli Materi .......................................................... 65
3. 9 Kategori Tingkat Validasi Ahli Media........................................................... 67
3. 10 Kategori Tingkat Penilaian Guru ................................................................. 67
3. 11 Klasifikasi Berdasarkan Rerata Skor Responden Peserta Didik .................. 68
4. 1 Identifikasi Materi ………..……………………………………………........73
4. 2 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 76
4. 3 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama .................................................... 84
4. 4 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua ....................................................... 86
4. 5 Hasil Validasi Pertama Media ........................................................................ 87
4. 6 Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua ....................................................... 89
4. 7 Data Hasil Instrumen Penilaian Guru ............................................................ 91
4. 8 Data Respon Peserta Didik Terhadap E-Modul Ikatan Kimia ....................... 93
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Model Desain Pengembangan Lee & Owens................................................. 31
2. 2 Tampilan Awal Flip PDF Professional ......................................................... 36
2. 3 Menu Import .................................................................................................. 36
2. 4 Tampilan Setelah File Diimport ..................................................................... 37
2. 5 Menu Editing.................................................................................................. 37
2. 6 Menu Add Action............................................................................................ 37
2. 7 Toolbar Image ................................................................................................ 38
2. 8 Toolbar Text ................................................................................................... 38
2. 9 Toolbar Botton ............................................................................................... 39
2. 10 Toolbar Publish ............................................................................................ 39
2. 11 Tampilan Penyimpanan ................................................................................ 40
2. 12 Pembentukan Ikatan Ion pada Senyawa NaCl ............................................. 45
2. 13 Pembentukan Cl ........................................................................................... 45
2. 14 Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada Molekul O2 ................... 46
2. 15 Ikatan Kovalen Rangkap Dua ...................................................................... 46
2. 16 Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2 ................................. 46
2. 17 Pembentukan Ikatan Kovalen N2 ................................................................. 47
2. 18 Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi Ion Hidronium ........................... 47
3. 1 Model Desain Pengembangan Lee & Owens ................................................ 50
3. 2 Desain flowchart e-Modul ............................................................................. 55
3. 3 Tahapan Validasi Produk ............................................................................... 56
3. 4 Prosedur Kerja Pengembangan Produk E-Modul .......................................... 57
4. 1 Flowchart E-Modul Ikatan Kimia .................................................................. 78
4. 2 Contoh Storyboard ......................................................................................... 79
4. 3 Cover e-Modul Ikatan Kimia ........................................................................ 80
4. 4 Halaman Kompetensi ..................................................................................... 80
4. 5 Halaman Petunjuk Penggunaan...................................................................... 81
4. 6 Halaman Materi Pembelajaran ....................................................................... 81
4. 7 Halaman Evaluasi........................................................................................... 82
4. 8 Halaman Profil ............................................................................................... 82
xii
xiii
Lampiran Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai salah satu penentu dari kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara,
baik itu negara maju, maupun negara yang berkembang. Di era globalisasi yang
penting dan juga tidak dapat terlepas dari jenis apapun pelajarannya bagi setiap
perorangan atau individu. Akibat dari adanya kemajuan teknologi, maka manusia
berpusat pada peserta didik (student centered), sehingga peserta didik dituntut
untuk lebih aktif, kreatif, dan innovatif dalam proses pembelajaran. Seiring
dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung
dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media yang berbasis
informasi dan teknologi. Siswa yang sudah terbiasa dengan menggunakan media
pembelajaran. Belajar juga adalah aktivitas psikis atau mental yang dapat
1
2
yang berkaitan dengan sifat, struktur, perubahan materi, dan prinsip yang
menggambarkan materi dan konsep serta teori. Oleh karena itu, pengajaran ilmu
kimia dimulai dari konsep yang sederhana. Pemahaman konsep yang benar
merupakan landasan dalam memahami fakta, hukum, prinsip, dan teori dalam
ilmu kimia. Tujuan pembelajaran ilmu kimia di SMA adalah agar siswa
Salah satu materi kimia yang cukup sulit dipahami oleh para siswa adalah
materi ikatan kimia. Materi ikatan kimia merupakan salah satu materi dasar dalam
ilmu kimia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep abstrak
teori-teori yang ada tanpa memahaminya, yang pada akhirnya akan menimbulkan
miskonsepsi.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas X
MIPA di SMAN 5 Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa dalam proses belajar
mengajar kemampuan berpikir siswa yang rendah sehingga banyak siswa yang
belum bisa untuk dilatih berpikir kritisnya dengan menggunakan materi/soal yang
berbentuk HOTS (Higher Order Thinking Skill), respon siswa sangat lambat
3
juga mengalami kesulitan belajar ikatan kimia, dikarenakan buku yang kurang
lengkap, kurangnya contoh soal yang diberikan, materinya yang kurang menarik
dan sulit membayangkan proses terjadinya ikatan kimia. Sumber belajar yang
digunakan yaitu berupa materi yang dibuat dalam bentuk PDF, link video yang di
share melalui Edulogy dan buku paket yang tidak dimiliki oleh semua siswa.
Beliau juga menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar masih jarang
Salah satu cara untuk melatih berpikir kritis adalah dengan menggunakan
merupakan salah satu sumber bahan ajar berbasis cetak/elektronik. Modul dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, siswa yang semula kurang aktif menjadi lebih
aktif dalam belajar. Siswa berupaya untuk mengetahui dan mengisi modulnya
kepada siswa secara mandiri untuk tetap bisa membangun pemahamannya sendiri
mengenai suatu konsep dengan melakukan aktivitas yang tersedia dalam modul
tersebut.
elektronik (e-modul) yang hanya terdapat pada format penyajian dari modul
tersebut dalam bentuk fisiknya saja, sedangkan komponen penyusun dari modul
untuk modul tersebut yaitu modul elektronik yang biasa disebut dengan e-modul.
sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Menurut Asyhar
(2012), Modul memiliki sifat self contained, artinya dikemas dalam satu kesatuan
yang utuh untuk mencapai kompetensi tertentu. Modul juga memiliki sifat
(self instructional) dan tidak bergantung pada media lain (self alone) dalam
penggunaannya, dalam hal ini siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri
tanpa kehadiran guru secara langsung, modul yang dikembangkan harus mampu
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik yang diisi oleh 32 orang
peserta didik di SMAN 5 Kota Jambi, diperoleh bahwa kelengkapan fasilitas ICT
disekolah seperti komputer dan laptop sangat memadai. Akan tetapi penggunaan
fasilitas tersebut belum maximal. Selain itu juga seluruh siswa memiliki
smartphone yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Siswa juga
JAMBI”.
Kota Jambi?
Jambi?
Agar penelitian ini terarah, maka perlu disampaikan ruang lingkup dari
2. Materi yang dikembangkan yaitu materi ikatan ion, ikatan kovalen dan
ikatan koordinasi
1. Bahan ajar E-modul pada materi ikatan kimia yang dikembangkan memuat
PDF Professional
smartphone
berupa e-modul pada materi Ikatan Kimia, dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
secara tepat dan akurat melalui materi dan soal yang termuat dalam e-
modul.
2. Bagi Guru
menjelaskan tentang Ikatan Kimia sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar
3. Bagi peneliti
c. Untuk dapat melatih diri dalam mencari solusi dalam mengatasi dan
4. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang baik pada SMA
terbaru
yang lain
8
proses pembelajaran
2. E-modul adalah sebuah bentuk penyajian bahan ajar mandiri yang disusun
elektronik.
yang telah mampu mengedit, mengolah, teks, maupun objek dengan efek
5. Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam
interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
TINJAUAN PUSTAKA
lebih baik. Dibawah ini beberapa contoh penelitian pengembangan yang dianggap
dari penelitian yang telah dilakukan yaitu berupa bahan ajar modul yang disusun
kelayakan analisis presentase terletak pada rentang 70 < nilai < 90 dengan
kategori baik.
Sains Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa. Hasil
yang didapatkan dalam penelitian ini dinilai efektif meningkatkan motivasi belajar
siswa. Hal tersebut dapat dilihat Berdasarkan uji kelayakan modul memiliki
ratarata 3,80 lebih besar dari nilai minimum kelayakan 3,78. Hasil validasi oleh
9
10
ahli materi pada komponen kelayakan isi dan kelayakan bahasa memiliki kategori
sangat baik dengan nilai rata-rata 3,85. Hasil validasi oleh ahli media pada
salah satunya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Adie (2017), hasil dari
pengembangan dan penelitian modul yang telah ia lakukan sangat efektif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang ia dapatkan mencapai nilai 94,68 dan masuk kedalam kategori
lakukan yaitu ilmu kimia tidak selalu pembelajaran yang hanya bersifat abstrak,
namun juga kimia dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif dan kritis siswa. Untuk mengetahui kemampuan siswa
modul, dari penelitian yang telah ia dapatkan valid dan layak untuk digunakann
suatu hal yang dapat ditentukan dengan pembelajaran yang konseptual namun
yang layak untuk digunakan dan masih ada juga beberapa yang masih
yang kuat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Modul dapat
digunakan guru sebagai bahan ajar dikelas karena dapat memecahkan masalah
secara individu setiap siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa.
pengetahuan. Artinya, kognisi fokus pada memori, atensi, persepsi, bahasa, rasio,
fokus pada tingkah laku dalam konteks lingkungan dan konsekuensinya (Ekawati,
2019).
Teori belajar kognitif ini memiliki sudut pandang bahwa peserta didik dapat
memperoleh informasi dan juga pelajaran melalui upaya yang telah dilakukan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada, yang menekankan
untuk dapat melakukan eksperimen yang menuntut siswa untuk dapat berinteraksi
dengan teman sebayanya satu sama lain yang dibantu oleh pertanyaan yang
diberikan guru. Menurut Sani (2015) penggunaan media dapat digunakan untuk
mengaktifkan indra siswa agar dapat memperoleh pemahaman pada siswa. Pada
teori ini menekankan adanya peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
keterampilan yang diterima oleh peserta didik, serta peserta didik selalu bersifat
aktif dan menemukan cara belajar yang baik dan sesuai dengan dirinya.
pengajar harus mampu memahami berbagai karakteristik dari peserta didik yaitu
berupa pemahaman mampu atau tidaknya si peserta didik menerima materi yang
peserta didik itu sendiri dipengaruhi oleh kematangan yang terjadi dalam diri nya,
interaksi terhadap lingkungannya, dan belajar dari orang lain termasuk dari
yaitu:
(icon), maupun dalam bentuk teks dalam tampilan yang variatif sehingga
pemahaman peserta didik pada suatu konsep dapat lebih mendalam dan
secara interaktif.
b. Teori Konstruktivisme
yang berbudaya modern. Dengan teori ini, siswa dapat berpikir untuk
masalah, maka siswa akan bersifat aktif dan akan mengingat lebih lama konsep
1. Proses pembelajaran harus menjadi sebuah proses yang aktif dan difokuskan
memadai
pengetahuan.
Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran.
Secara etimologis, media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Menurut Asyhar
(2012) dalam pembelajaran media memiliki peran yang sangat penting yaitu
sebagai suatu sarana atau perangkat yang memiliki fungsi sebagai perantara atau
Pembelajaran adalah salah satu kata yang merupakan terjemahan dari istilah
interaktif yang terjadi antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis.
Sehingga pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan pengetahuan dan informasi dalam proses interaksi yang terjadi antara
15
pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
secara efisien dan efektif. Sejalan dengan Sudatha (2015) menyatakan bahwa
minat, pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar guna
a. Kesederhanaan
suatu visual, jumlah elemen lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap
dan memahami pesan yang disajikan. Kata-kata harus memakai huruf yang
sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam.
b. Keterpaduan
c. Penekanan
yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan
d. Keseimbangan
e. Bentuk
perhatian siswa. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam
f. Warna
dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk
objek.
17
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata
pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh
2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
beragam jenis dan format media pembelajaran yang sudah dikembangkan, namun
pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis,
yaitu:
lain: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster,
(b) model dan prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam
2. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dalam satu proses atau kegiatan. Contohnya film, video dan lainnya.
melalui media teks, visual diam, dan visual gerak. Multimedia memberikan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis.
ajar adalah merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif
dan sebagainya.
pembelajaran
Menurut Prastowo (2013), tujuan pembuatan bahan ajar itu sendiri, setidak-
20
kebutuhan siswa.
b. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh.
menulisbahan ajar.
kegiatanpembelajaran.
21
Menurut Prastowo (2013) fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
fasilitator.
a. Dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman siswa yang lain.
dengan kurikulum yang saat ini sedang digunakan yaitu kurikulum 2013.
3. Karakterisasi, bahan ajar dianalisis setiap konsep, ditentukan mana yang lebih
yakni mengubah hal yang bersifat abstrak menjadi relatif lebih konkret
Modul adalah suatu bahan ajar pembelajaran yang isinya relatif singkat dan
juga spesifik yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul biasanya
memiliki suatu rangkaian kegiatan yang terkoordinir dengan baik yang berkaitan
23
dengan materi, media, dan evaluasi. Modul juga merupakan salah satu bahan ajar
yang memiliki salah satu karakteristik yaitu prinsip belajar mandiri. Belajar
namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket
kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun
untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus
perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.
E-modul merupakan kata dasar dari e- dan modul. e-berarti elektronik yang
pada kaitan ini mengacu pada e-learning. E-learning ini adalah penggunaan
adalah sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
peserta didik. E-modul dapat menjelaskan materi IPA yang abstrak, sehingga
materi IPA yang abstrak tersebut mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga e-
modul pembelajaran akan sangat menarik dan tentunya dapat meningkatkan minat
pembelajar untuk lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer menjadi semakin
dengan fasilitas warna, lagu, gambar, grafik dan animasi sehingga mampu
1. Lembar kegiatan siswa, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah
sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembar kegiatan,
4. Lembar soal. Tiap modul disertai lembar soal, yakni alat evaluasi yang
yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran soal berisi soal-soal
5. Kunci lembaran soal. Kunci lembaran soal sebagai alat koreksi sendiri
1. Self Instruction
memungkinkan seseorang belajar mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
materi pembelajaran,
26
mendukung.
2. Self Contained
dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah
tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
didik.
tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan secara
27
4. Adaptif
ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan
komponen yang mana, jika terdapat ketujuh komponen tersebut barulah sebuah
5. - Latihan Latihan
6. Tugas atau langkah kerja Petunjuk kerja atau Lembar -
kerja
7. Evaluasi Evaluasi Evaluasi
f. Lembaran evaluasi
Menurut Asyhar (2012) untuk menghasilkan suatu modul yang baik dalam
arti sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka pembuatan modul
langkah-langkah berikut:
dipersyaratkan.
sikap yang perlu dikuasi oleh pembaca, dan daftar pustaka. Menurut Asyhar
(2012) sebelum proses uji coba lapangan dilakukan, sebaiknya terlebih dahulu
draft modul diserahkan kepada tim ahli untuk diminta saran dan komentarnya
3. Uji Coba
tim ahli maka modul dianggap layak di uji coba lapangan. Uji coba pertama
dilakukan kepada peserta didik dalam kelompok terbatas, misalnya 5-10 siswa
dan uji coba yang kedua dilaksanakan pada kelompok siswa yang lebih besar (satu
kelas).
4. Validasi
melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait modul.
Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi modul, penggunaan bahasa,
didik merupakan hal yang sangat bernilai bagi pengembang modul karna dengan
dibuat.
30
kegiatan program yang dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti.
Semua ini dirancang dengan memperhatikan tujuan yang akan tercapai (tujuan
yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE menurut Lee & Owens.
multimedia. Hal ini sangat sesuai dengan produk yang akan dikembangkan.
Menurut Lee & Owens (2004), tahap-tahap pengembangan dengan model ADDIE
Adapun skema tahapan Lee & Owens (2004) dapat dilihat pada gambar
berikut:
Analisis
Desain Jadwal
Nama Proyek
Evaluasi
Spesifikasi Media
Implementasi
Struktur Pelajaran
Kontrol Konfigurasi
Pengembangan Dan Siklus Tinjauan
pendidikan.
a. Analisis Kebutuhan
belajar peserta didik dan masalah-masalah yang sering terjadi selama proses
kebutuhan kepada peserta didik serta melakukan wawancara kepada salah satu
diketahui melalui proses analisis karakter peserta didik, yaitu karakteristik khusus
umum (kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budaya apa, kebiasaan, dan
buat. Analisis kebutuhan ini dapat dilakukan dengan cara menyebarkan angket
sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan
pengembangan harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Sehingga
dilakukan lebih efektif dan dapat meningkatkan tinggkat kognitf dan hasil belajar
siswa. Dari kompetensi dasar tersebut akan dirumuskan indikator pencapaian yang
yang dimiliki seperti laptop, e-mail, chat room technology, dan list server
tes dan penilaian, mendistribusi dan pengiriman produk modul serta melakukan
2. Desain (Design)
evaluasi belajar. Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem
Adapun tahap yang harus dilakukan dalam tahap desain ini menurut Rusdi
(2018), yaitu:
d. Memilih dan menentukan cakupan, struktur, dan urutan materi atau pesan
pembelajaran
e. Pembuatan storyboard
3. Pengembangan (Development)
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar yang akan mendukung proses
4. Implementasi (Implementation)
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
diinstal atau dirancang sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar
pemecahan masalah atau solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang
dihadapi oleh peseta didik, memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran,
yang diperlukan.
35
5. Evaluasi (Evaluation)
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi. Untuk lebih jelasnya rangkuman aktifitas ADDIE akan
Flip pdf professional adalah media interaktif yang dapat dengan mudah
dengan drag, drop atau klik, kita dapat menyisipkan video youtube, hyperlink, teks
animatif, gambar, audio dan flash ke dalam flipbook. Setiap orang dapat
menghasilkan buku-buku flip yang luar biasa dengan mudah (Bagas, 2015).
36
Modul elektronik dapat didesain dengan menggunakan perangkat lunak flip pdf
4. Menu Editing
Dalam menu ini adalah ketika kita memilih toolbar link, maka kita akan
diarahkan kedalam menu dengan pilihan add action, didalam add action ini kita
6. Toolbar Image
Ketika memilih toolbar image, maka akan muncul tampilan seperti gambar
diatas, dan dengan memilih select file maka akan muncul tampilan select an
image.
7. Toolbar Text
Ketika memilih toolbar text, maka akan muncul tampilan seperti gambar
diatas, dan ketika ingin memasukkan teks, maka akan muncul pilihan jenis teks
8. Toolbar Botton
Toolbar button akan muncul ketika memilih menu more, dan akan muncul
beberapa pilihan, kemudian pilih menu button, menu ini berfungsi ketika ingin
9. Toolbar Publish
lembar kerja yang sudah selesai, dengan memilih toolbar publish maka akan
muncul tampilan seperti gambar diatas, kemudian disimpan file yang sudah
bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang
dipercayai dengan apa yang dikerjakan. Berpikir kritis merupakan salah satu
keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif
diperlukan data data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat
suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik.
41
Karena begitu pentingnya, berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai tujuan
Menurut Ennis dalam Fatmawati (2014), berpikir kritis yaitu proses berpikir
yang beralasan dan reflektif yang dapat menekankan pada pembuatan keputusan
tentang apa yang dilakukan. Ada beberapa indikator berpikir kritis, yaitu:
suatu masalah,
suatu keputusan
Dalam e-modul yang akan dibuat berkaitan dengan berpikir kritis yang
berarti siswa dapat menghasilkan sebuah kritik dari pemasalahan yang memiliki
alasan yang pasti berdasarkan apa yang telah siswa pelajari. Menurut
Abdurrahman (2015), berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses berpikir yang
reflektif dan yang berfokus pada apa yang sudah dipelajari. Tujuan dalam
merefleksi, dan membuat keputusan yang jelas. Berpikir kritis juga merupakan
kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi (higher order hinking skill atau HOTS)
sebagai problem solving skill yaitu permasalahan yang dibuat tidak dapat
diselesaikan hanya dengan mengingat namun juga siswa dituntut untuk dapat
telah mereka temukan sendiri menciptakan suatu hal yang baru sehingga
Menurut Purba & Sarwiyati (2016) ikatan kimia adalah gaya atau interaksi
antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul
unsur atau molekul senyawa. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan
merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk
karena unsur-unsur ingin memiliki struktur atom yang stabil. Teori tentang
kestabilan atom dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Albert Kossel
a. Atom yang sukar bereaksi disebabkan karena atom tersebut berada dalam
keadaanstabil.
Unsur gas mulia (VIIIA) adalah atom yang stabil, sebab elektron valensi
2. Atom yang tidak stabil mempunyai elektron valensi belum terisi penuh
8 elektron.
konfigurasi oktet.
elektron.
dengan (∙) atau tanda silang (x). Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan
valensi yang terbagi dalam 4 pasangan, sedangkan lambang Lewis unsur dari
berpasangan).
Contoh lambang Lewis untuk unsur-unsur periode 2 dan periode 3 tertera pada
Periode 2
Periode 3
Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda
muatan. Ikatan ion juga disebut ikatan elektrovalen. Ikatan ion terbentuk akibat
yang berlawanan sehingga terjadi gaya tarik menarik elektrostatik (Purba &
Sarwiyati, 2016).
memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk
antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Contoh: NaCl, MgO, MgCl2,
Berikut ini adalah contoh pembentukan ikatan ion pada senyawa NaCl:
Na → Na+ + e–
Cl + e– →Cl– +
Na + Cl → Na+ + Cl–
unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda
elektron yang membentuk ikatan (PEI), ada tiga jenis ikatan kovalen, yaitu:
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
Konfigurasi Cl: 2, 8,
7 Susunan
elektron Cl:
menjadi
Ikatan kovalen
46
Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.
Pembentukan O2:
Ikatan yang terjadi pada O2dapat dituliskan dengan struktur Lewis dan
atau O=O
Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.
Ikatan yang terjadi pada N2 dapat dituliskan dengan struktur Lewis dan
47
atau
pasangan elektron yang dipakai bersama hanya berasal dari salah satu atom yang
berikatan. Ion hidronium (H3O+) dibentuk dari molekul air yang mengikat ion
berikut:
GambarIkatan
2. 18 kovalen koordinat
Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi Ion Hidronium
atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya
Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris
48
tersebar homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar. Adapun
pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena
Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan
adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.
Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara
μ=Qxr
coulomb. Beberapa nilai momen dipol senyawa hidrogen halida dapat dilihat pada
tabel berikut.
Oleh karena ikatan ion dan ikatan kovalen berbeda dalam proses
berbeda. Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen dapat dilihat
produk berupa bahan ajar dalam bentuk modul elektronik (e-modul) pada materi
Desain Jadwal
Spesifikasi Media
Implementasi
Struktur Pelajaran
50
51
siswa pada maeri ikatan kimia diperlukan suatu rancangan yang baik. Hal ini
harus diperhatikan baik menyangkut materi, tampilan, dan aspek bahasa serta
melakukan beberapa tahapan analisis yang dapat menjadi salah satu faktor
permasalahan dalam pembelajaran kimia di SMAN 5 Kota Jambi. Pada tahap ini
materi, analisis tujuan pembelajaran dan analisis teknologi pendidikan, yang dapat
a. Analisis kebutuhan
siswa. Analisis dilakukan dengan cara mewawancarai salah satu guru mata
tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa sebagai syarat untuk mencapai
pengalaman, dan gaya belajar siswa. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai
acuan dalam pembuatan e-modul pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan
c. Analisis tujuan
modul pada materi ikatan kimia yang akan dikembangkan ini harus sesuai dengan
silabus dan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa. Berdasarkan kompetensi
pembelajaran yanga akan dicapai siswa agar hasil pembelajaran yang diinginkan
d. Analisis materi
Pada tahap analisis materi pembelajaran kimia yang dianggap sulit bagi
yang digunakan disekolah adalah kurikulum 2013 dan materi yang dianggap sulit
bagi siswa yaitu materi ikatan kimia, karena siswa sulit untuk menentukan jenis
ikatan pada senyawa kimia. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X MIPA.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah tempat yang akan dijadikan
objek penelitian dapat mendukung terlaksananya penelitian atau tidak. Tahap ini
Pada tahap ini setelah dilakukan analisis, maka dilakukan desain produk.
pembuatan produk yang kemudian dijadikan sebuah bahan ajar e-modul pada
1. Pembentukan team
maksimal. Komponen pembentuk team yang ada pada pengembangan ini yaitu:
2. Jadwal penelitian
produk dengan tujuan kualitas yang baik, karena itu pengembang dengan timnya
perlu menyusun jadwal secara terinci, tahap demi tahap agar pencapaian kemajuan
3. Struktur materi
ikatan kimia:
4. Pembuatan flowchart
menjadi acuan atas bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam produk.
MATERI
(TEKS, GAMBAR, VIDEO)
6. Pembuatan storyboard
ikatan kimia. Pada storyboard akan terlihat rancangan tampilan bahan ajar yang
akan dikembangkan.
7. Evaluasi
yang sudah ada menjadi lebih berkualitas dan lebih menarik lagi. Evaluasi ini
dilakukan dengan cara berdiskusi dengan dosen pembimbing dan teman sejawat.
56
atau pembuatan produk yang sebelumnya telah dirancang pada tahap desain. Pada
tahap ini peneliti menggunakan sebuah software Flip PDF Professional dalam
mengembangkan e-modul pada materi ikatan kimia. Produk yang akan dihasilkan
berupa e-modul yang berisi cover, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi
ikatan kimia, video, Info kimia, latihan soal, dan soal evaluasi.
dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan tujuan untuk menilai kelayakan
produk sebelum diujicobakan kepada peserta didik. Saran yang diterima dari
digunakan sebagai bahan ajar. Selanjutnya e-modul yang telah mengalami revisi
dinilai oleh guru dan akan diuji cobakan kepada siswa. Penilaian dari guru ini
sebagai salah satu bahan ajar atau tidak. Adapun tahap validasi yang dilakukan
Produk Kedua
Direvisi berdasarkan saran
Ahli Media dan Ahli Materi
Produk Valid
Diujicobakan pada kelompok kecil
Penilaian Guru
Respon Siswa
Produk Akhir
Pada tahap ini produk diujicobakan guna mengetahui kualitas produk. Pada
tahap ini, produk yang sudah direvisi dan dinyatakan layak oleh tim ahli dapat
kecil yang akan digunakan yaitu 10 siswa kelas X MIPA 4. Pemilihan sampel ini
dilakukan dengan memilih siswa yang terdiri dari siswa dengan tingkat kognitif
tinggi, siswa dengan tingkat kognitif sedang dan siswa dengan tingkat kognitif
rendah.
1. Analisis kebutuhan A
2. Analisis karakteristik siswa N
Menganalisis 3. Analisis materi A
4. Analisis tujuan L
5. Analisis teknologi pendidikan I
S
I
Desain produk Merancang produk dan S
mengumpulkan bahan D
E
S
Draft 1 A
I
N
Validasi 1 P
E
N
G
E
Revisi 1 M
B
A
Draft 2 Validasi 2 Revisi 2 N
G
A
Validasi (n) N
Revisi (n) Draft (n)
I
M
Penilaian guru Respon peserta didik P
L
E
M
E
N
T
PRODUK A
S
I
Tahap evaluasi dilakukan oleh ahli media dan ahli materi untuk
mengevaluasi tampilan desain dan isi. Agar peneliti mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai dari produk desain yang telah peneliti
kembangkan. Kemudian produk akan direvisi sesuai dengan saran dan masukan
dari ahli media dan ahli materi sampai produk dinyatakan layak untuk diuji
cobakan. Setelah melakukan uji coba produk maka akan diperoleh respon dari
siswa sasaran, yang mana akan dijadikan bahan evaluasi bagi peneliti. Sehingga
akan didapatkan hasil produk desain yang lebih baik. Evaluasi ini merupakan
koloid serta untuk mengetahui sejauh mana produk yang dihasilkan dapat
Pada tahap ini produk yang akan diuji cobakan sebelumnya telah
mendapatkan validasi dari tim ahli, yaitu ahli media, ahli materi dan guru sebagai
ahli praktisi. Selanjutnya setelah produk dinyatakan layak oleh tim ahli maka
produk diuji cobakan pada siswa sasaran. Produk ini diuji cobakan pada tahap
Subjek uji coba dilakukan pada kelompok kecil yang terdiri 10 orang
siswa kelas X MIPA 4 SMAN 5 Kota Jambi. Dalam tahap ini produk
hasil dari tanggapannya. Uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan
data tentang kualitas media pembelajaran, dan untuk melihat kemampuan peserta
didik dalam memecahkan suatu masalah pada materi tersebut. Data-data tersebut
ikatan kimia yang merupakan produk dalam penelitian ini. Dalam hal ini
tujuannya adalah untuk melihat pemahaman siswa terhadap konsep materi dan
1. Data kualitatif yang berisikan deskripsi, pada penelitian ini data kualitatif
yang terdiri dari hasil wawancara terhadap guru kimia dan data tentang
media pembelajaran yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, praktisi
telah dikembangkan.
60
ini adalah instrumen pengumpulan data non tes berupa angket dan lembar
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
Angket yang digunakan berupa angket respon siswa, angket penilaian oleh guru
dan angket yang diisi oleh ahli media serta ahli materi, sedangkan lembar
a. Lembar wawancara
Kota Jambi. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui data tentang kurikulum,
kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
aspek tentang kebutuhan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan dan tepat untuk siswa, sehingga dapat benar-benar membantu
kepada siswa kelas X MIPA. Kisi-kisi angket kebutuhan dapat dilihat pada tabel
Instrumen ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk menilai isi
materi dalam produk. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat dilihat pada
untuk menilai desain tampilan produk dari multimedia pembelajaran kimia. Ada
angket terdapat saran perbaikan dan komentar guna perbaikan produk. Berikut ini
Intrumen respon guru diberikan dengan tujuan untuk menilai produk yang
sedang dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan untuk menilai sejauh mana
kegiatan pembelajaran. Berikut ini kisi-kisi angket respon guru dapat dilihat pada
Angket ini di isi pada akhir kegiatan uji coba. Kisi-kisi instrument untuk respon
Perintah pengoperasian 6
4. Bahasa
Kalimat yang digunakan mudah dipahami 5
Memotivasi pengguna untuk belajar kimia 2,13
Kejelasan topik 1
5.
Digunakan untuk belajar mandiri 8
Kemanfaatan
Daya tarik 15
yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
berupa lembar validasi dari ahli yang berisi tanggapan, saran dan masukan.
Dimana tanggapan, saran, dan masukan dari ahli tersebut dipertimbangkan dan
dianalisis untuk perbaikan produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil
1. Instrumen kebutuhan
hingga kendala yang dihadapi ketika pembelajaran kimia. Angket kebutuhan ini
diisi oleh siswa kelas X di SMAN 5 Kota Jambi. Analisis data untuk angket
sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari hasil validasi materi kemudian dianalisis. Data
yang diperoleh berupa tanggapan, saran, atau masukan yang diperoleh dari ahli
materi yang digunakan untuk perbaikan produk yang dikembangkan. Untuk data
kuantitatif penentuan klasifikasi validasi oleh ahli materi juga didasarkan pada
65
reerata skor jawaban. Pada skala likert untuk menentukan jarak interval antara
jenjang sikap mulai dari sangat tidak baik (STB) sampai pada tingkat (SB)
digunakan rumus:
sehingga secara teoritik akan diperoleh skor minimal 16 dan maksimal 80 dimana
Kelas interval =5
80−16
= 5
=12,8
Data yang diperoleh akan dianalisis dan dioleh secara deskriptif menjadi
data interval menggunakan skala likert. Menurut Widoyoko (2012) bahwa skala
66
lima memiliki variabilitas lebih tinggi, baik atau lebih lengkap dibandingkan skala
empat.
Baik (B) =4
Pada skala likert untuk menentukan jarak interval jenjang sikap mulai dari
sangat tidak Baik (STB) sampai sangat baik (SB) digunakan rumus: Jarak kelas
Kelas interval =5
75−15
= 5
= 12
67
Untuk melihat hasil validasi yang didasarkan pada rerata skor dengan acuan
klasifikasi berdasarkan jumlah penilaian yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:
Kelas interval =5
80−16
= 5
= 12,8
Untuk melihat hasil validasi yang didasarkan pada rerata skor dengan acuan
klasifikasi berdasarkan jumlah penilaian yang dapat dilihat pada tabel 3.10
berikut:
F
K= 𝑥 100%
NxIxR
Keterangan:
K = persentase kelayakan
R = jumlah responden
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah bahan ajar yang dikembangkan
dalam bentuk modul elektronik (e-modul) pada materi ikatan kimia. Dalam
penelitian ini, menggunakan model pengembangan Lee & Owens. Model ini
(Evaluasi).
untuk mengumpulkan data terkait dengan masalah yang dihadapi oleh guru pada
saat mengajar dan juga pemasalahan yang di hadapi siswa pada saat pembelajaran
di kelas X MIPA 4 di SMAN 5 Kota Jambi. Data yang diperoleh dari angket dapat
dilihat dari aspek kebutuhan, karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, materi dan
teknologi pendidikan. Dari data yang diperoleh, dapat dilakukan beberapa analisis
sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan
SMAN 5 Kota Jambi, dapat dianalisis bahwa bahan ajar yang sering digunakan
oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu menggunakan buku paket
yang sudah disediakan dari sekolah, maupun sumber lainnya dari internet.
keterbatasan sumber modul dan juga penggunaan modul hanya pada materi
69
70
tertentu saja. Penggunaan bahan ajar berbasis multimedia, guru lebih sering
banyak siswa yang belum sepenuhnya memahami materi dan juga belum bisa
kelas X MIPA di SMAN 5 Kota Jambi didapatkan informasi bahwa 71,9% siswa
dalam memahami materi ikatan kimia, angka yang diperoleh sangat tinggi maka
kurang lengkap, kurangnya contoh dan latihan soal, pembelajaran kimia yang
bahwa siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Jambi membutuhkan suatu produk
berupa bahan ajar yang mampu untuk menarik perhatian siswa dalam
pemeblajaran agar dapat dengan mudah mempelajari ikatan kimia yang dibuat
mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan produk ini
dapat digunakan secara mandiri. Adapun hasil diskusi yang telah dilakukan
71
Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan akan diujicobakan pada kelas
X MIPA SMAN 5 Kota Jambi. Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan
menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran materi ikatan
kimia masih menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Selain itu, seluruh
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada salah satu guru
yang berisikan materi pembelajaran baik berupa video yang diupload ke dalam
tertentu saja. Beliau juga mengatakan bahwa menyetujui jika penggunaan modul
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena siswa masih
digunakan di SMA tersebut, yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar,
A. Kompetensi Inti
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
4. KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar
73
partikel (atom, ion, molekul, materi) dan hubungannya dengan sifat fisik
materi.
C. Indikator Pembelajaran
4. Analisis Materi
materi ikatan kimia. Sesuai dengan hasil wawancara oleh guru bidang studi bahwa
peserta didik sulit untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Sesuai dengan
5 Kota Jambi diketahui bahwa akses internet disekolah cukup memadai dan
sebanyak 100% siswa memiliki smartphone. Oleh sebab itu dari segi teknologi
yang tersedia maka dapat mendukung penelitian modul elektronik ini dalam
Pada tahap desain ini juga dapat dikatakan sebagai rancangan dari penelitian yang
akan dilaksanakan yaitu membuat sebuah desain produk yang kemudian akan
dijadikan modul elektronik berbentuk link pada materi ikatan kimia. Adapun
1. Pembentukan Team
hasil yang maksimal. Komponen pembentuk team yang ada pada pengembangan
ini, yaitu:
a. Pengembang
b. Validator ahli
c. Praktisi penilai
d. Respon/pengguna
2. Jadwal Penelitian
produk dengan kualitas yang baik, karena itu pengembang dengan timnya perlu
menyusun jadwal secara terinci, tahap demi tahap agar pencapaian kemajuan
Tahapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analysis
Design
Development
Impementation
Evaluation
77
3. Spesifikasi Media
video.
teks, gambar, dan animasi serta dibuat dalam bentuk link yang dapat
4. Struktur Materi
prinsip pembelajaran dan disesuaikan pada Kurikulum 2013 yang terdiri dari
materi pembelajaran yang berpedoman pada silabus yang digunakan oleh SMAN
5 Kota Jambi.
5. Pembuatan Flowchart
menentukan struktur materi yang akan dirancang dan tergambar dalam sebuah
diagram alur atau yang sering disebut dengan flowchart. Flowchart ini berguna
Cover E-Modul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petunjuk Penggunaan
6. Pembuatan Storyboard
yang telah dirancang, yang terdiri dari pengumpulan bahan yang sesuai dengan
materi dan terdiri dari teks, gambar, video yang mendukung dan membuat soal
yang akan dijadikan sebagai evaluasi dalam media yang digunakan. Pembuatan
storyboard ini bertujuan sebagai dasar atau patokan untuk membuat modul
elektronik pada materi ikatan kimia. Berikut ini contoh storyboard dari produk
modul elektronik:
79
6 Halaman cover
1 1. Logo Universitas Jambi
2. Tulisan “e-modul kimia”
3. Tulisan “untuk SMA/MA- KELAS X
MIPA”
2 4. Tulisan “ikatan kimia”
5. Nama pembuat e-modul
6. Background layar berwarna biru
3
7. Evaluasi
menyempurnakan desain yang sudah ada menjadi lebih berkualitas dan lebih
menarik lagi. Pada tahap desain produk ini dilakukan evaluasi formatif yang
berupa revisi pada flowchart dan storyboard sesuai dengan arahan dan saran oleh
yang tepat dan sesuai dengan analisis yang dlakukan. Evaluasi ini juga dilakukan
produk. Produk yang dihasilkan ini berupa modul elektronik, yang mana
didalamnya berisi halaman menu utama, halaman profil, halaman modul dan juga
halaman latihan. Pada tahap ini, bahan yang telah dibuat dalam tahap desain akan
80
flip PDF professional yang akan mengubah tampilan modul menjadi flip to flip.
Berikut ini adalah tampilan modul pada materi ikatan kimia yang telah
dikembangkan.
1. Halaman Sampul
2. Halaman Kompetensi
5. Halaman Evaluasi
6. Halaman Profil
Setelah produk selesai dibuat, tahap selanjutnya produk yang telah dibuat
divalidasi oleh tim ahli, yaitu ahli materi dan ahli media. Pada validasi ahli upaya
serta media, kemasan e-modul yang telah dibuat. Tahap validasi ini berguna untuk
mengetahui kelayakan produk yang telah dibuat untuk diujicobakan kepada siswa.
Produk yang telah dinilai akan direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari tim
ahli. Adapun revisi dan perbaikan yang telah dilakukan terhadap produk dari e-
Validasi materi yang dilakukan oleh ibu Dra. Wilda Syahri M.Pd. Tujuan
ketidaksempurnaan produk dari segi aspek kualitas isi materi dari modul yang
telah dirancang. Proses validasi ini dilakukan sebanyak 2 tahap dan online,
dimana e-modul dalam bentuk link dikirim melalui media WhatsApp. Setelah ahli
materi melihat materi yang sudah peneliti kirimkan selanjutnya ahli materi
memberikan penilaian terhadap e-modul yang sudah dibuat dengan cara mengisi
angket dalam bentuk word dan didapatkan saran dan perbaikan materi yang
Angket validasi ini juga memiliki rentan nilai 1 sampai 5, yaitu skor 5
untuk sangat layak, skor 4 layak, skor 3 untuk kurang layak, skor 2 untuk tidak
layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Adapun hasil validasi tersebut
skor kemudian diklasifikasikan melalui tabel 3.8 dan hasil yang didapatkan dari
angket, maka diperoleh total skor 53 dengan rata-rata 3,3 berada pada interval
>41,6 – 54,4 dalam kategori “kurang layak”. Hasil validasi pertama dari ahli
85
materi e-modul ikatan kimia ini masih kurang layak untuk diuji cobakan maka
perlu dilakukannya revisi. Adapun beberapa revisi dan perbaikan yang dilakukan
berdasarkan hasil dari saran dan komentar validator ahli pertama adalah sebagai
berikut:
(a) (b)
Gambar 4. 9 Kejelasan Materi (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
(a) (b)
Gambar 4. 10 Penulisan Standar Kompetensi (a) Sebelum Revisi (B) Sesudah Revisi
Setelah proses perbaikan selesai, maka dilakukan validasi kedua oleh ahli
materi. Dimana hal tersebut bertujuan untuk menilai kembali produk yang sudah
86
diperbaiki untuk diketahui kelayakan dari produk tersebut. Adapun hasil validasi
kedua dari ahli materi dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Dari data hasil validasi kedua dari ahli materi pada tabel diatas, dapat
diperoleh total skor 69 dengan rata-rata 4,3 dan diklasifikasikan berdasarkan tabel
3,8 berada dalam interval >67,2 – 80 termasuk dalam kategori “sangat layak”,
87
sehingga dapat dikatakan bahwa produk e-modul pada materi ikatan kimia sangat
Validasi media yang dilakukan oleh salah satu Dosen Pendidikan Kimia
Universitas Jambi yaitu ibu Dra. Wilda Syahri, M.Pd. Proses validasi ini
dilakukan sebanyak 2 tahap dan online, dimana e-modul dalam bentuk link
dikirim melalui media WhatsApp. Setelah ahli materi melihat materi yang sudah
yang sudah dibuat dengan cara mengisi angket dalam bentuk word dan didapatkan
saran dan perbaikan yang dikembangkan dan diperoleh data kualitatif yang
berisikan saran dan perbaikan serta komentar dari ahli media tentang produk yang
dikembangkan serta penilaian kuantiatif yang berisikan skor penilaian ahli media.
Adapun skor yang dibuat memiliki rentan nilai 1 sampai lima, yaitu skor 5 untuk
sangat layak, skor 4 untuk layak, skor 3 untuk kurang layak , skor 2 untuk tidak
layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Validasi yang diperoleh dari ahli media
ini dilakukan sebanyak dua kali sehingga diperoleh sebuah media yang layak
Berdasarkan hasil analisis angket validasi ahli media pada jumlah skor
yang didapat yaitu 50, maka dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel 3.9 yang
berada pada interval >39-51 dengan kategori “kurang layak”. Maka untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik maka peneliti melakukan revisi berdasarkan
saran dari validator. Adapun beberapa revisi perbaikan berdasakan saran dan
(a) (b)
Gambar 4. 11 Kesesuaian Halaman (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a) (b)
Gambar 4. 12 Kesesuaian Petunjuk Penggunaan (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi
saran dan komentar validator ahli. Selanjutnya dilakukan validasi kedua untuk
mendapatkan produk yang lebih baik. Hasil dari revisi kedua oleh validasi ahli
Dari data hasil validasi kedua oleh ahli media pada tabel diatas, maka
selanjutnya dikategorikan berdasarkan tabel 3.9, dan diperoleh data skor total 67
dengan rata-rata 4,46 yang berada dalam interval >63-75 dalam kategori “sangat
baik”. Skor hasil validasi kedua ini lebih baik dibandingkan dengan validasi
Tahap implementasi yaitu tahap ujicoba produk yang sudah divalidasi oleh
ahli materi dan ahli media dan sudah siap untuk diujicobakan. Dalam tahap ini,
hal pertama yang dilakukan yaitu meminta tanggapan atau respon penilaian dari
91
guru bidang studi kimia terhadap modul elektronik yang sudah dibuat, kemudian
tahap selanjutnya yaitu diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa
produk yang dihasilkan. Guru yang memberikan penilaian yaitu Ibu Ramlah, S.Pd
selaku guru mata pelajaran kimia di SMAN 5 Kota Jambi. Guru memberikan
penilaian e-modul, adapun hasil penilaian guru dapat dilihat pada tabel 4.7
jumlah skor diklasifikasikan kedalam tabel 3.10. Perolehan total skor dalam tabel
92
data hasil instrumen penilaian guru yaitu 72 yang dapat dikategorikan berdasarkan
tabel 3.10 dalam interval >67,2 – 80 dalam kriteria “sangat baik/sangat layak”
dengan rata-rata 4,5. Adapun saran perbaikan kedepannya dari guru mata
pelajaran kimia yakni memperbaiki sedikit soal yang tercantum dalam modul
Selain dari itu, Ibu Ramlah juga menyatakan bahwa produk yang sudah
dikembangkan ini sangat baik dan dipersilakan untuk peneliti melaksanakan uji
Dalam melaksanakan uji coba produk e-modul pada materi ikatan kimia
ini, diberikan dalam bentuk link yang dapat diakses dan dibuka perserta didik
yang sudah dibuat, terlebih dahulu peneliti menjelaskan fungsi dan tata cara
melalui WhatsApp Group dan siswa diberikan kesempatan untuk mencoba untuk
skor 5 untuk sangat layak, skor 4 untuk layak, skor 3 untuk kurang layak, skor 2
untuk tidak layak dan skor 1 untuk sangat tidak layak. Dari hasil angket yang
jumlah pertanyaan dalam angket (I) adalah 15, skor tertinggi dalam angket (N)
adalah 5, dan jumlah responden (R) sebanyak 10 orang. Dari data tersebut maka
bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan sangat menarik dan dapat mendukung
pembelajaran ikatan kimia. Kemudian pada pengisian angket tersebut siswa juga
antara lain:
95
• Materi yang tercantum dalam e-modul sangat lengkap dan mudah untuk
menarik, juga ada quis dann soal-soal yang membuat saya semangat dalam
yang dikembangkan sesuai dengan harapan atau tidak. Evaluasi juga dilakukan
sempurna. Evaluasi dalam tahap ini bersifat formatif yang dilakukan dalam setiap
Berdasarkan data hasil dari validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan
ahli media, didapatkan hasil bahwa produk yang dikembangkan baik atau layak
yaitu berupa penilaian guru dan respon siswa yang dikembangkan termasuk
4.2 Pembahasan
Lee & Owens yang terdiri dari tahap analisis (analysis), desain (design),
1. Model Lee & Owens ini cocok untuk digunakan pada pengembangan
multimedia pembelajaran
2. Model ini mengandung kerangka dasar yang umum dan mudah untuk di
implementasikan
3. Model pengembangan Lee & Owens ini telah banyak digunakan pada
tersusun dengan jelas. Model pengembangan ini juga dirancang khusus untuk
baik.
pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tehadap salah satu
guru kimia di SMAN 5 Kota Jambi, bahwa bahan ajar yang digunakan guru dalam
sumber internet. Khusus untuk penggunaan bahan ajar modul masih jarang
modul. Namun, beliau juga mengatakan bahwa bahan ajar yang berbasis
semua materi.
mempelajari ikatan kimia. Adapun beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu
membayangkan dengan logika atau proses terjadinya ikatan kimia serta kurangnya
contoh dan latihan soal. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X MIPA
SMAN 5 Kota Jambi membutuhkan suatu produk berupa bahan ajar yang mampu
muncul sebuah solusi yaitu dengan mengembangkan sebuah produk bahan ajar
belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan
bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan demikian, karena modul
bahan, dan kegiatan belajar, serta evaluasi. Oleh karena itu, cakupan bahasan
materi dalam modul lebih fokus dan terukur, serta lebih mementingkan aktivitas
komunikatif.
konstruktivisme.
98
terintegrasi selama merancang dan mendesain urutan materi yang akan disajikan.
adanya siswa yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan soal yang
siswa diajak untuk belajar berpikir kritis dalam memecahkan masalah serta
kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran. Pengaruh teori kognitif dan
flowchart, storyboard sampai penggunaan unsur seperti teks, gambar, dan video
yang merupakan bagian dari pemberian pengalaman yang nyata bagi siswa.
berpikir kritis tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, namun dapat
yang berpusat pada siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
menyelesaikan suatu masalah, (3) Mampu memilih argumen logis, relevan, dan
akurat (4) Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda, (5)
Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu
keputusan.
berpikir kritis siswa. Dengan adanya soal yang digunakan berdasarkan taksonomi
Bloom yang dikembangkan oleh Anderson, bahwa soal yang digunakan untuk
siswa akan berpikir lebih baik dan memiliki daya tarik untuk mengerjakan soal
kemudian dibuat menjadi produk awal. Dalam tahap ini produk yang dibuat
ditambahkan gambar, video serta soal evaluasi menggunakan software flip PDF
professional. Selanjutnya produk dibuat dalam bentuk link supaya produk yang
selanjutnya divalidasi oleh tim ahli materi dan ahli media guna mengetahui
kelayakan produk yang dibuat. Hasil validasi inilah yang akan digunakan sebagai
bahan perbaikan sehingga produk dapat dinilai dengan baik. Kemudian produk
direvisi kembali sesuai dengan saran ahli sehingga didapatkan produk yang layak
Validasi tahap pertama oleh ahli materi memperoleh hasil dimana media
kecil. Menurut Yamasari (2010) suatu media yang memiliki materi yang valid
harus memenuhi aspek format, isi, dan bahasa yang baik. Dengan memperhatikan
kali. Berdasarkan data hasil validasi materi pertama, didapatkan skor total 53
dengan rata-rata 3,3 berada pada interval >41,6 – 54,4 dalam kategori “kurang
baik” dan belum layak untuk diujicobakan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan
agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari data hasil validasi kedua,
didapatkan total skor 69 dengan rata-rata 4,3 berada dalam interval >67,2 – 80
dalam kategori “sangat baik”. Validasi kedua ini memperoleh hasil bahwa bahan
yang mengatakan bahwa dalam proses pembuatan media yang baik harus
penekanan, keseimbangan, bentuk dan warna. Data hasil validasi pertama oleh
ahli media diperoleh total skor 50 dengan rerata 3,3 berada pada interval >39-51
dalam kategori “kurang baik”. Beberapa perbaikan dan saran dari media daftar isi
diisi dan disertai dengan halaman, urutan halaman disesuaikan dengan daftar isi,
petunjuk penggunaan yang diperbaiki, letak gambar dan juga video diperbaiki dan
disesuaikan kembali. Validasi media pertama ini memperoleh hasil bahwa bahan
validasi kedua oleh ahli media diperoleh total skor 67 dengan rata-rata 4,46 berada
dalam interval >63-75 masuk kedalam kategori “sangat baik”. Skor hasil validasi
kedua ini lebih baik dibandingkan hasil validasi pertama, dan oleh validator media
e-modul yang sudah divalidasi dinilai terlebih dahulu oleh guru kimia.
Berdasarkan hasil instrumen penilaian guru diperoleh jumlah skor 72 dengan rata-
101
rata 4,5 berada dalam interval >67,2 – 80 dalam kriteria “sangat baik/sangat
layak”. Selain penilaian berupa skor, beberapa komentar dan saran guru terhadap
e-modul yang digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi sedikit soal yang
coba produk dilakukan sebatas uji coba kelompok kecil berjumlah 10 orang siswa
tersebut.
sebesar 93,06% dengan kriteria “sangat baik”. Kelemahan pada uji coba ini,
peneliti belum bisa mengetahui seberapa efektif penggunaan media e-modul yang
telah dibuat untuk mengarahkan berpikir kritis peserta didik belum dapat terukur
dengan baik. Karena penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui respon
peserta didik terhadap produk tersebut yang diuji cobakan pada kelompok kecil.
respon peserta didik, pada materi ikatan kimia untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa yang dihasilkan sudah baik dan mendapatkan respon yang
102
baik, dari guru dan peserta didik. Daya tarik penyajian materi melalui bahan ajar
ini mampu memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dan
membantu siswa dalam mempelajari ikatan kimia dan dapat dijadikan sebagai
media membantu pembelajaran oleh peserta didik baik disekolah maupun dirumah
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 5 Kota Jambi, dapat ditarik
Lee & Owens dengan prosedur (1) analyze (menganalisis) yang meliputi
pembuatan produk dan proses validasi oleh tim ahli, (4) implementation
(implementasi) yang meliputi penilaian oleh guru dan respon siswa, serta
103
104
sangat baik atau sangat layak. Selanjutnya berdasarkan dari tanggapan dan
dengan skor penilaian 72 dan masuk kedalam kategori sangat baik atau
sangat layak. Serta mendapatkan respon yang sanagt baik dari siswa
sehingga dapat dinyatakan bahwa bahan ajar e-modul ini layak digunakan
5.2 Saran
menggunakan e-modul pada materi ikatan kimia ini sebagai bahan ajar
Amri, S., dan Iif Khoiru. A., 2010, Proses Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif
Dalam Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Arsyad, A., 2014, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ekawati, M., 2019, Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif Serta
Impliasinya Dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran, Jurnal e-tech,7(4).
Fatmawati, H., Mardiyana., dan Triyanto., 2014, Analisis Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat, Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika, 2(9):899-910
Irwansyah, F. S., Lubab, I., Farida, I., Ramdhani, M. A., 2017, Designing
Interactive Electronic Module In Chemistry Lessons, Journal Of Physics.
105
106
Prastowo, A., 2013, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
Diva Press
Pribadi, B., 2009, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: PT Dian Rakyat.
Purba, M., & Sarwiyati, E., 2016, Kimia 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta:
Erlangga
Rumi, D.A, dkk .2016. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Scientific Approach
Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X SMA/MA Semester 1. Jurnal Inkuiri.
5(3), ISSN: 2252-7893
Sutresna, N., Sholehudin, D., dan Tati., 2016, Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Kimia, Grafindo Media Pratama:Bandung
Wayudi, M., Surwatno., dan Santoso, B., Kajian Analisis Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran. 5(1), ISSN: 2656-4734
Windyariani, S., Setiono dan Sutisnawati, A., 2016, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Konteks dan Kreativitas untuk Melatih Literasi Sains Siswa
Sekolah Dasar, Jurnal Bioedukatika, Vol 4, No 2: 19-25, Sukabumi:
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Zuriah, N., Sunaryo, H. dan Yusuf, N., 2016, IbM Guru Dalam Pengembangan
Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi Lokal, Jurnal Dedikasi, Vol
13, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
LAMPIRAN
108
109
110
111
• Sangat Setuju - -
• Setuju 25 78,1%
• Kurang Setuju 7 21,1%
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
28 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru diskusi-
menggunakan diskusi- presentasi
presentasi
• Sangat Setuju 1 3,1%
• Setuju 17 53,1%
• Kurang Setuju 9 28,1%
• Tidak Setuju 5 15,6%
• Sangat Tidak Setuju - -
29 Selama proses Rata-rata siswa
pembelajaran kimia, setuju metode
khususnya pada materi pembelajaran
ikatan kimia, metode yang digunakan
yang paling sering oleh guru adalah
digunakan oleh guru demonstrasi
menggunakan
demonstrasi
• Sangat Setuju - -
• Setuju 23 71,9%
• Kurang Setuju 8 25%
• Tidak Setuju 1 3,1%
• Sangat Tidak Setuju - -
30 Penjelasan terkait materi Rata rata siswa
ikatan kimia yang dapat
disampaikan oleh guru memahami
selalu dapat saya pahami pembelajaran
dan mengerti dengan ikatan kimia
baik. - - dengan baik
• Sangat Setuju 22 68,8%
• Setuju 10 31,3%
• Kurang Setuju - -
- -
• Tidak Setuju
• Sangat Tidak Setuju
31 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
mempelajari materi ajar yang
ikatan kimia LKS digunakan
- -
Karakteristik • Sangat Setuju dalam
17 53,1%
siswa dan • Setuju mempelajari
karakteristik 14 43,8% ikatan kimia
• Kurang Setuju
materi 1 3,1% yaitu LKS
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju
32 Bahan ajar yang Rata-rata siswa
digunakan dalam setuju bahan
129
• Kurang Setuju - -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
- -
38 Saya tertarik untuk Semua siswa
mempelajari kimia tertarik untuk
khususnya materi ikatan mempelajari
kimia dengan e-Modul kimia
• Sangat Setuju khususnya
32 100%
• Setuju materi ikatan
- - kimia e-modul
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju - -
• Sangat Tidak Setuju - -
39 Menurut saya perlu Semua siswa
adanya pengembangan setuju diadakan
media e-Modul pengembangan
khususnya pada materi media e-modul
ikatan kimia khususnya pada
• Sangat Setuju materi ikatan
2 6,3%
• Setuju kimia
30 93,8%
• Kurang Setuju
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
40 Jika dikembangkan e- Semua siswa
Modul ikatan kimia yang setuju jika
saya inginkan ada dalam dikembangkan
e-Modul Banyak e-modul berisi
penjelasan materi banyak
• Sangat Setuju penjelasan
5 15,6%
• Setuju materi
27 84,4%
• Kurang Setuju
- -
Kebutuhan • Tidak Setuju
- -
media • Sangat Tidak Setuju
- -
41 Jika dikembangkan e- Semua siswa
Modul larutan penyangga setuju jika
yang saya inginkan ada dikembangkan
dalam e-Modul Desain e-modul berisi
dengan warna ceria dan desain dengan
menarik warna ceria dan
• Sangat Setuju menarik
• Setuju 4 12,5%
• Kurang Setuju 28 87,5%
- -
• Tidak Setuju
- -
• Sangat Tidak Setuju
- -
42 Jika dikembangkan e- Rata-rata siswa
Modul larutan penyangga setuju jika
yang saya inginkan ada dikembangkan
dalam e-Modul Banyak e-modul
mengandung soal yang mengandung
menarik mengacu pada soal yang
kemampuan berpikir menarik
131
Saran Perbaikan:
Diperbaiki
4. Kesesuaian indikator pembelajaran
dengan KD 3.5 Membandingkan ikatan
ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
koordinasi serta kaitannya dengan sifat v
zat
Saran Perbaikan:
Disesuaikan kembali
5. Keteraturan penyusunan materi ikatan
kimia yang disajikan dalam e-modul
ikatan kimia sudah beraturan v
Saran Perbaikan:
Diperbaiki
6. Soal-soal yang diberikan dapat melatih
siswa untuk mencapai tingkat kognitif
level C4 v
Saran Perbaikan:
Ditinjau kembali
7. Media telah memenuhi KI, KD, dan
Indikator pembelajaran
v
Saran Perbaikan:
Ahli Materi
Saran Perbaikan:
..........................................................................................................................
......................................................................................................................
Layak =4
Kurang Layak =3
Tidak Layak =2
4. Kesesuaian urutan
halamanpada e-modul v
materi ikatankimia
5. Keterpaduan Kesesuaian petunjuk dalam
menggunakan e-modul pada
v
materi ikatan kimia sudah
sesuai
Saran perbaikan:
Daftar isi diisi dengan halaman
Urutan halaman disesuaikan dengan daftar isi
Penunjuk penggunaan e-modul diperbaiki
Saran perbaikan:
Diperbaiki gambar yang sesuai
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................
Ahli Media
Layak =4
Kurang Layak =3
Tidak Layak =2
4. Kesesuaian urutan
halamanpada e-modul v
materi ikatankimia
5. Keterpaduan Kesesuaian petunjuk dalam
menggunakan e-modul pada
v
materi ikatan kimia sudah
sesuai
Saran perbaikan:
Saran perbaikan:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................
Ahli Media
Lampiran 10 Storyboard
1. Halaman awal
1
3 Keterangan:
1. Background layar berwarna biru
2. Berisikan tulisan E-Modul Kimia
2. 3. Logo Unja
4. Berisikan Spesifikasi kelas
5. Materi ikatan kimia
4
6. Berisikan nama penulis e-modul
2. Kata Pengantar
1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Bertuliskan kata pengantar, font
3 Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Isi kata pengantar, font
Constantia (Body), size 17,
warna hitam
4. Nomor halaman, font aharoni,
size 18, warna hijau
4
151
3. Daftar isi
1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul
kimia
3
2. Berttuliskan daftar isi, font
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Berisikan daftar isi, font
Aharoni, size 19, warna putih
4. Nomor halaman, font
aharoni, size 18, warna hijau
1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul kimia
2. Berttuliskan petunjuk
3
penggunaan modul, font Cooper
Std Black, size 28, warna kuning
3. Berisikan daftar isi, font
Aharoni, size 19, warna putih
4. Nomor halaman, font aharoni,
size 18, warna hijau
4
152
5. Standar kompetensi
1
Keterangan:
2 1. Berisikan tulisan e-modul kimia
3 2. Standar kompetensi, font Cooper
7. Peta konsep
1 Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2
2. Judul (peta konsep), font
3
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3. Isi peta konsep
4. Nomor halaman font Aharoni,
size 18, warna hijau
8. Soal pramateri
1
Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2 2. Judul soal pramateri font
Cooper Std Black, size 28,
warna kuning
3
3. Isi peta konsep
4. Nomor halaman font
Aharoni, size 18, warna
hijau
4
154
9. Apersepsi
1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Berisikan tulisan tahukah kalian?
3 Cooper Std Black, size 28, warna
kuning
3. Gambar
4 4. Isi Apersepsi, font Comic Sans
MS, size 18, warna hitam
5. Nomor halaman Aharoni, size
18, warna hijau
6. Berisikan judul materi, font
Algerian , size 18, warna merah
6 5
1
Keterangan:
2 1. Tulisan e-modul kimia
2. Judul materi font Aharoni, size
3 28, warna kuning
3. Teks uraian materi
4. Judul materi font Algerian ,
size 18, warna merah
5. Nomor halaman Aharoni, size
18, warna hijau
4 5
155
1
Keterangan:
2 1. Bertuliskan e-modul kimia
2. Bertuliskan soal evaluasi
3 Aharoni, size 28, warna kuning
3. Berisikan ikon quis
4. Berisikan judul materi, font
Algerian , size 18, warna merah
5. Nomor halaman, Aharoni, size
18, warna hijau
5
4 5
1
Keterangan:
1. Bertuliskan e-modul kimia
2
2. Judul profil penulis, font
Aharoni, size 28, warna kuning
3 3. Foto penulis
4. Biodata penulis, font Rockwell,
size 23, warna hitam
Lampiran 12 Silabus
SILABUS
Kimia
Satuan Pendidikan : SMA / MA / SMK
Kelas : X (Sepuluh)
Alokasi waktu : 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
• KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengingatkan siswa melalui Whatsapp untuk mengikuti
pembelajaran melalui aplikasi Google Classroom secara online.
Guru membuka pembelajaran dengan menyapa, mengucapkan salam, dan
perkenalan kepada seluruh siswa melalui Google Classroom dengan link:
Guru mempersilahkan siswa untuk mengisi daftar hadir dalam Google
Classroom (absensi)
Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan
dan manfaat) dengan mempelajari materi: Ikatan Kimia
Kegiatan Inti (40 menit)
Kegiatan Literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan
dan bahan bacaan berupa e-Modul terkait materi
165
167