(Skripsi)
Oleh
YANNA KRISTINA NAINGGOLAN
Oleh
kemampuan berpikir lancar pada materi asam basa. Metode penelitian yang
Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri
dengan teknik cluster random sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 3 yang terdiri dari 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan
berpikir lancar pada materi asam basa, ditunjukkan dengan rata-rata persentase
lancar pada materi asam basa, ditunjukkan melalui aktivitas siswa yang relevan
berpikir lancar pada materi asam basa. Berdasarkan deskripsi tersebut dapat
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Makmur Nainggolan,
Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SDN 02 Liwa pada tahun 2000-
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program studi Pendidikan kimia
Jurusan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Ujian Masuk Lokal
Tahun 2014 -2015 penulis pernah terdaftar dalam lembaga internal kampus yaitu
menjadi anggota Himasakta bagian dari Divisi Seni dan Kreativitas FKIP Unila.
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat
baik terhadap diri sendiri.
(Benyamin Franklin)
PERSEMBAHAN
Puji Syukurku ku panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan anugerahNya kepadaku.
Sebagai perwujudan rasa kasih sayang, cinta, dan hormatku secara tulus
Puji syukur selalu penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan
Kemampuan Bepikir Kreatif Siswa Pada Materi Asam-Basa” sebagai salah satu
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
Pendidikan Kimia Unila, atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan;
7. Ibu Aggia, S.pd selaku guru kimia atas izin yang diberikan untuk
Bandar Lampung;
Devi, Feradita, Elsa, Ika N, Jannah, Nurul, Okta, Sinta, Wenny, Ika Y,
Mesva, Yuli, Dedi, Indra, Widy,Ela, Gita, Dinda, Nuwik, Iqbal Z, Iqbal
Semoga Tuhan memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah
Halaman
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
A. Pembelajaran Konstruktivisme................................................................. 7
D. Kepraktisan ............................................................................................... 28
E. Efektivitas ................................................................................................. 29
G. Anggapan Dasar........................................................................................ 32
B. Metode Penelitian................................................................................... 33
C. Instrumen Penelitian............................................................................... 34
B. Pembahasan ........................................................................................... 56
A. Simpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ...................................................................................................... 63
LAMPIRAN....................................................................................................... 67
1. Analisis SKL-KI-KD..................................................................................... 66
2. Analisis konsep ............................................................................................. 70
3. Silabus ........................................................................................................... 78
4. RPP................................................................................................................ 94
5. Lembar peserta didik ..................................................................................... 124
6. Kisi-kisi soal pretes-postes ............................................................................ 132
7. Soal pretes-postes .......................................................................................... 138
8. Rubrik Soal Pretes-Postes.............................................................................. 145
9. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ......................................... 156
10. Angket Respon Siswa ............................................................................ 184
11. .Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa................................................ 161
12. Lembar Observasi Kemampuan Guru.......................................................... 184
13. Data hasil validitas dan reliabilitas............................................................... 186
14. Data hasil keterlaksanaan model inkuiri terbimbing.................................... 187
15. Data hasil respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing... 191
xvi
16. Data hasil aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung ...................... 192
17. Data hasil kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran...................... 197
18. Data hasil kemampuan berpikir lancar......................................................... 200
19. Data hasil uji normalitas nilai pretes dan postes kelas IX IPA 3 ................ 203
20. Data hasil uji homogenitas nilai pretes dan postes kelas XI IPA 3.............. 204
21. Data hasil perhitungan nilai t dan effect size pada kelas XI IPA 3 .............. 257
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. Desain Penelitian.......................................................................................... 34
6. Data hasil perbandingan r hitung dan r tabel validasi butir soal ........................ 47
12. Data hasil uji homogenitas nilai pretes dan postes kelas XI IPA 3.............. 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang IPA, yang memiliki karakteristik yang
sama dengan IPA. Ilmu kimia memiliki tiga karakteristik yang berkaitan erat
yaitu, ilmu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori), ilmu kimia sebagai proses atau kerja ilmiah, dan ilmu
kimia sebagai sikap. Ilmu kimia juga memiliki tujuan dan fungsi tertentu,
diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap kreatif
terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan
Salah satu materi dalam mata pelajaran kimia kelas XI SMA adalah asam basa.
dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita.
Melalui materi tersebut, siswa diharapkan dapat aktif, dan kreatif selama
banyak gagasan mengenai suatu masalah, dan dapat bekerja lebih cepat dari orang
saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan
jawaban. Dalam bekerja siswa ini lebih banyak menyelesaikan pekerjaan jika
terjadi suatu kesalahan dan kekurangan pada suatu objek atau situasi siswa ini
cepat mengetahuinya.
konsep. Selama ini pembelajaran kimia khususnya asam basa dilakukan tanpa
tersebut dapat dikaitkan dengan konsdisi atau masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan membuat siswa cepat bosan,
3
pasif dan hanya mendapatkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
tanpa melibatkan siswa itu sendiri dalam menemukan konsep pada meteri
pelajaran kimia. Pembelajaran seperti ini juga bisa menjadi salah satu faktor
akan lebih baik bila pembelajaran terasa menyenangkan serta mengarah kepada
penemuan di dalam prosesnya, sehingga hasil belajar yang akan dicapai nantinya
pembelajaran yang khusus, maka guru harus mampu mengambil suatu kebijakan
dikelas.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia
meningkat. Pembelajaran ini juga dinilai tepat dan sesuai dengan proses
pembelajaran IPA yang menekankan pada kemampuan ilmiah siswa, seperti yang
belajar dengan model inkuiri terbimbing. Melalui model ini, siswa belajar lebih
kepada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan, baik melalui tugas kelompok
kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya, selama proses belajar, siswa akan
memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru
secara mandiri.
bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Model pembelajaran inkuiri
untuk meyakinkan bahwa hipotesisnya tersebut benar, tepat dan rasional; langkah
5
terakhir menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan (Gulo dalam
Trianto, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
asam basa.
D. Manfaat Penelitian
1. Siswa
baru bagi siswa dalam memecahkan masalah kimia, dan lebih memudahkan
siswa.
3. Sekolah
kreatif siswa.
7
1. Materi pada penelitian ini yaitu asam basa yang mencakup teori asam basa
Arrhenius.
suatu masalah, dan bekerja lebih cepat serta melakukan lebih banyak dari orang
(Sunyono, 2012).
A. Pembelajaran Kontruktivisme
apabila aturan-aturan lama itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar
masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan
Menurut pembelajaran ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memeberikan pengetahuan kepada
siswa. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan
kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa lebih mudah menemukan
bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain.
Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, campuran siswa
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
belajar. Pada saat siswa sedang bekerja dengan baik, dan memberikan bimbingan
Paham konstruktivisme sebenarnya bukanlah gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini sebenarnya merupakan himpunan dan pembinaan
Menurut paham ini, pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran
dari kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Menurut Nur
informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner ( dalam
struktur kognitif terhadap situasi baru, dan euilibrasi ialah penyesuaian kembali
Inkuiri berasal dari bahasa inggris inkuiri yang dapat diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.
Model inkuri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitik beratkan
kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran
tersebur dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa
tersebut.
pertanyaan, memeriksa buku-buku atau sumber informasi lain untuk melihat apa
secara kritis dan analitis untuk mencari dan mengemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga
12
dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berpusat pada siswa. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mendorong
pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
proses proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
Sund & Trowbridge (Mulyasa, 2007: 109) mengemukakan tiga macam model
inkuiri yaitu: inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri bebas (free inkuiri),
inkuiri bebas termodifikasi (modified free inkuiri). Model inkuiri yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing
ini diterapkan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan
13
inkuiri dimana siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri: pertama,
subjek belajar. Melalui proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
pembelajaran siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi
1. Orientasi
14
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan
merumuskan kesimpulan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
2. Merumuskan masalah
dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran dengan model inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah yang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara dapat
yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
inkuiri , mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
5. Menguji hipotesis
akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan,
Exploration
Concept Formation
Fase ini merupakan tindak lanjut dari tahap eksplorasi yang menuntut siswa untuk
menemukan hubungan antar konsep dan mendorong siswa untuk berpikir kritis
Application
Tabel 1 (lanjutan)
No Fase Kegiatan Guru Kegiatan siswa
Hipotesis kesempatan pada siswa pendapat dan
untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis
membuat hipotesis. Guru yang relevan dengan
membimbing siswa dalam permasalahan
2 menentukan hipotesis yang
relevan dengan
permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi prioritas
penyelidikan
3 Mengumpulkan Guru membimbing siswa Siswa melakukan
Data mendapatkan informasi atau percobaan maupun
data-data melalui percobaan telaah literatur untuk
maupun telaah literatur mendapatkan datadata
atau informasi
4 Menganalisis Guru memberi kesempatan Siswa mengumpulkan
data pada tiap siswa untuk dan menganalisi data
menyampaikan hasil serta menyampaikan
pengolahan data yang hasil pengolahan data
terkumpul yang terkumpul
5 Membuat Guru membimbing siswa Siswa membuat
Kesimpulan dalam membuat kesimpulan Kesimpulan
yang memecahkan masalah dari guru atau buku teks melalui cara-cara ilmiah,
melalui studi pustaka, dan melalui pertanyaan. Guru memiliki peran sebagai
Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Tangkas (2012) bahwa pada
lebih efektif dan unggul dengan model inkuiri terbimbing yang juga merupakan
model mengajar yang lebih baik untuk motode yang bersifat eksplorasi dalam
Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Imas dan Berlin yaitu:
bermakna.
perubahan.
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan
dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah
Menurut Anonim (1995) “kreativitas adalah kemampuan mencipta atau daya cipta
siswa tersebut dapat diamati dari bergesernya peran guru yang semula sering
20
mengambil peran lebih aktif dan kreatif dalam suasana yang menyenangkan
baik pada para siswa, jika fisik dan psikisnya dalam keadaan tertekan.
1. Pendekatan psikoligis
Pendekatan psikologis melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada dalam diri
merasa menginda dan intuisi. Clark menganggap bahwa kreativitas itu mencakup
2. Pendekatan sosiologis
proses interaksi sosial, dimana individu dengan segala potensi dan disposisi
1. Persiapan (preparation)
Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk
jalan yang dapat ditempuh untuk memeahkan masalah itu. Namun pada tahap ini
belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari
3. Iluminasi (illumination)
Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru
4. Verifikasi (verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen
dengan pemikiran konvergen pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh
pemikiran selektif dan sengaja. Pemikiran secara total harus diikuti oleh kritik.
Filsafar harus diikuti oleh pemikiran logis keberanian harus diikuti oelh sikap
hati-hati.
sebagai berikut :
Menurut Killen (dalam fitiyani, 2015) perilaku siswa yang termasuk dalam
Perilaku Deskripsi
1) Berpikir a. Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan;
Lancar b. Arus pemikiran lancar.
(fluency)
2) Berpikir a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;
Luwes b. Mampu mengubah cara atau pendekatan;
(fleksibel) c. Arah pemikiran yang berbeda.
3) Berpikir Memberikan jawaban yang tidak lazim,yang lain dari
Orisinil yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.
(originality)
4) Berpikir a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gaga-
Terperinci san;
(elaborasi) b. Memperinci detail-detail; memperluas suatu gagasan.
23
aptitude dan non aptitude dari kreativitas. Adapun ciri-ciri aptitude yang
saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
gagasan atau ide tentang obyek tertentu dalam jumlah yang banyak. Kemampuan
berpikir lancar berarti kemampuan untuk memunculkan ide-ide secara cepat dan
banyak gagasan, jawaban dan pertanyaan, bukan berarti segi kualitas diabaikan.
sebagai berikut:
jawaban. Dalam bekerja siswa ini lebih banyak menyelesaikan pekerjaan jika
terjadi suatu kesalahan dan kekurangan pada suatu objek atau situasi siswa ini
cepat mengetahuinya.
atau pertanyaan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda, mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran, dan mencari
banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Mereka yang memiliki tingkat
gagasan, kaya akan alternatif dan bukan kekakuan dalam berpikir yang cenderung
otoriter.
jawaban yang bervariasi atas suatu pertanyaan dan dapat melihat suatu masalah
dari berbagai sudut pandang Munandar (1985). Lebih lanjut lagi Munandar
Supriadi (1996) menjelaskan bahwa untuk tujuan riset mengenai berpikir kreatif,
kreativitas (sebagai produk berpikir kreatif) sering dianggap terdiri dari dua unsur,
gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
konsep atau azas dengan cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan suatu
masalah.
yang unik atau luar biasa (Amin, 1985). Lebih lanjut Munandar (1985)
berikut:
atau unsur-unsur.
Pengertian berpikir orisinal ini lebih menfokuskan pada proses individu untuk
nya memikirkan masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain
dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. Dalam hal ini siswa juga lebih
menghiasi cerita, sehingga nampak lebih kaya (Munandar, 1999). Lebih lanjut
menjadi menarik.
gagasan.
cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.
masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang di-
sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 3 di
bawah ini.
27
Pengertian Perilaku
Tabel 3 (Lanjutan)
Pengertian Perilaku
Berpikir Evaluatif (Evaluation)
D. Kepraktisan
sistem penskoran yang terdiri dari 5 (lima) kriteria penilaian, yaitu rendah sekali,
rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Tingkat keterlaksanaan iniakan diujikan
pembelajaran merupakan salah satu kriteria kualitas model yang ditinjau dari hasil
C. Efektivitas
yang diberikan, dan tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan dari guru
atau dosen.
Suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu
yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas menekankan pada
perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu,
pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola satu
situasi. Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen &
pelajaran.
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta
keterampilan berpikir.
F. Kerangka Pemikiran
Konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap oleh siswa dalam waktu
relatif terbatas membuat mata pelajaran kimia menjadi sulit bagi siswa. Sesuai
dengan hal ini diperlukan model pembelajaran yang dirasa tepat yaitu inkuiri
terbimbing. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak akan pernah lepas dari
peran seorang guru dalam memilih serta menerapkan suatu model pembelajaran.
masalah, agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang
dipecahkan oleh siswa yang dibimbing oleh guru. Langkah kedua adalah siswa
disebut hipotesis.
Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak, Bila belum jelas, sebaiknya
literature dan data hasil percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis mereka
benar atau tidak. Pada tahap ini diharapkan keterampilan berpikir lancar siswa
percobaan yang dilakukan kemudian siswa diminta untuk menyajikan data hasil
Langkah keempat menganalisis data dari hasil pengumpulan data. Pada tahap ini
pengolahan data yang terkumpul. Terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari
tentang jawaban dari masalah yang telah diberi diharapkan siswa dapat
32
mengungkapkan jawabannya yang lancar dengan yang siswa yang lain (Gulo
G. Anggapan Dasar
H. Hipotesis Penelitian
berpikir lancar siswa pada materi asam basa dengan menggunakan Model Inkuiri
Terbimbing.
33
A. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMAN 12 Bandar
1. Siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama yaitu kelas XI SMAN 12
Bandar Lampung.
2. Siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester genap
(kurikulum 2013).
yaitu XI IPA 3 yang terdiri dari 36 siswa dan nantinya akan diberikan perlakuan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah poor eksperimental
design dengan One Group Pretest-Posttest Design (Fraenkel, 2012). Pada desain
penelitian ini melihat perbedaan pretes maupun postes pada kelas yang diteliti.
34
Penelitian ini dilakukan dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian
XI IPA 3 O1 X O2
Keterangan:
Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif.
C. Instrumen Penelitian
1. Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan postes pada materi asam-basa
yangterdiri dari 3 butir soal uraian untuk mengukur kemampuan berpikir lancar
siswa.
1. Tahap persiapan
siswa, karakteristik siswa, jadwal dan sarana prasarana yang ada di sekolah
terdiri dari kisi-kisi soal pretes dan postes, soal pretes dan postes, rubrikasi
terhadap soal pretes/postes kepada siswa kelas XII yang telah menerima materi
asam-basa.
36
a. Melakukan pretes
c. Melakukan postes.
pengujian hipotesis
c. Menarik kesimpulan.
37
di bawah ini.
Observasi sekolah
Pretes
Postes
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
Teknik pengolahan data digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen tes yaitu
soal pretes dan postes yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen tes
pengumpul data telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul
data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliable (Arikunto,2012). Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan
a. Validitas
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan
dikemukakan oleh Pearson, dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 18 for Windows. Instrumen tes dalam mengukur kemampuan
berpikir lancar berupa 4 butir soal uraian, diujikan pada satu kelas yang telah
mendapatkan materi larutan asam basa yaitu kelas XII IPA di SMA Negeri 12
Bandar Lampung. Validitas soal ditentukan dari perbandingan nilai r hitung dan r
tabel. Nilai rtabel (product moment) didapatkan dari tabel nilai kritik sebaran r,
b. Reliabilitas
penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat evaluasi
dikatakan reliable jika soal diuji pada ruang dan waktu yang berbeda hasil nya
reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003), dalam hal ini
sebagai berikut:
40
1) menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
(Sudjana, 2005):
Keterangan:
∑Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat
Persentase Kriteria
negatif.
Tabel 5.
Ukuran keefektivan model inkuiri terbimbing dalam penelitian ini ditentukan dari
lembar observasi oleh dua orang observer. Analisis deskriptif terhadap aktivitas
%Pa = x100%
Keterangan:
2) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak
Tabel 5
1) menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
menggunakan rumus:
Keterangan :
%Ji = Persentase dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan pada
pertemuan ke-i
∑Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat
sebagaimana Tabel 5.
mengetahui peningkatan nilai pretes dan pstes dari kedua kelas. Rumus n-Gain
menggunakan uji t dan uji effect size . Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu
44
uji normalitas dan uji homogenitas, karena syarat uji t adalah data harus
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
1) Hipotesis
program SPSS versi 18.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan
3) KriteriaUji: terima H0 jika nilai sig (p) dari Shapiro-Wilk > 0,05 dan terima
b. Uji Homogenitas
memiliki nilai rata-rata dan varians identic. Uji homogenitas yang digunakan
1) Hipotesis
sebesar 0,05.
3) KriteriaUji:terimaH0 jika nilai sig(p)dari Levene Statistics > 0,05 dan terima
Menurut Sudjana (2005), jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka
uji t. Uji t dilakukan terhadap perbedaan rerata pretes dan postes. Uji
perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
1) Hipotesis:
3) Kriteriauji: terimaH0 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 dan terima H1 jika nilai
46
rumus:
A. Simpulan
penerapan model inkuiri terbimbing pada materi asam basa, dapat disimpulkan:
pada asam basa, ditunjukkan melalui aktivitas siswa yang relevan dalam
“Sangat tinggi”, serta peningkatan nilai pretes-postes (n-Gain) pada kelas XI ipa 3
B. Saran
kimia, terutama pada materi asam basa praktis, efektif dan memiliki ukuran
2. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan penerapan model
dilaksanakan maksimal.
3. Bagi peneliti lain yang juga tertarik dalam melakukan penelitian dengan
kelas kontrol dan kelas eksperimen agar nantinya dapat melakukan perbandingan
DAFTAR PUSTAKA
Fraenkel, J., Wallen, N., Helen & Hyun. 2012. How to design and evaluate
research in education 8th edition. McGraw-Hill, A Business Unit Of The
McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of The Americas, New York,
NY 10020.
National Research Council. 2000. Inquiri and The National Science Education
Standards: A Guided for Teaching And Learning. Washington DC: National
Academy Press.