Bioakumulasi adalah penumpukan atau penimbunan dari zat-zat kimia seperti
pestisida termasuk logam berat di dalam atau sebagian tubuh organisme. Logam berat adalah bahan pencemar yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan oleh proses oksidasi kimia atau melalui proses thermal, sehingga terakumulasi di alam dan di dalam tubuh organisme, diantaranya adalah timbal (Pb), kromium (Cr), arsen (As), seng (Zn), kadmium (Cd), tembaga (Cu), merkuri (Hg), dan nikel (Ni). Logam berat yang terakumulasi di tanah pertanian dapat berasal dari sisa-sisa pestisida yang kemudian akan diserap oleh tanaman yang tumbuh di tanah pertanian tersebut. Mekanisme akumulasi logam berat oleh tanaman dapat dibagi menjadi tiga proses (Hardiani, dalam Setyarini, 2018) yaitu : 1. Penyerapan oleh akar. 2. Translokasi logam dari akar kebagian tanaman lain. 3. Lokalisasi logam pada sel dan jaringan. Menurut Standard Nasional Indonesia (SNI) 7387 : 2009 batas maksimum keberadaan Cd pada tanaman yaitu 0,2 mg/kg. Apabila konsentrasi logam berat Cd pada tanaman bayam melewati ambang batas maksimum maka tanaman bayam tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena dapat menimbulkan masalah kesehatan. Pada konsentrasi Cd di tanaman > 10 mg/kg dapat menyebabkan klorosis pada daun, warna batang dan daun menjadi pucat dan batang yang mengering. Tetapi apabila konsentrasi Cd masih < 10 mg/kg maka tanaman bayam masih bisa mentolerir penyerapan Cd yang masuk melalui mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan menimbun logam di dalam organ tertentu seperti akar maupun daun.