Oleh
NIA WAHYUNINGTYAS
dan hasil pembelajaran Biologi, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan
model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model PBL dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X5 dan X6 yang
dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data kuantitatif diperoleh dari
rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik
menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 5% dan data kualitatif berupa deskripsi
Nia Wahyuningtyas
gain berkriteria sedang (67,98%) dan selisih nilai 21.68%. Pada indikator kognitif
tanggapan positif terhadap penggunaan model PBL dan ikut berkontribusi dalam
Kata kunci : Model PBL, Aktivitas belajar, Hasil belajar, dan Lingkungan.
iii
RIWAYAT HIDUP
Bandar Lampung.
(2004-2007) dan SMA Negeri 5 Bandar Lampung (2007-2010). Pada tahun 2010,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur
Gunung Agung dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tunas Jaya, Kecamatan
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung…
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ibundaku (Surti) dan Ayahandaku (Subowo Riyadi) , yang telah mendidik dan
membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu
menjaga dan menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Adik-adikku (Gilang Bakti Peran Wibowo, Sri Kusuma Ningrum, Regita Sekar Arum,
dan Noval Oktavialdo) yang selalu memotivasiku dan menguatkanku serta keluarga besarku
yang selalu mendukungku…
Teman terkasihku Yoga Dwi Pratama terima kasih atas doa dan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini...
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat
selesai;
7. Drs. Puryanto, selaku Kepala SMA Negeri 1 Trimurjo dan Andi Eko Susilo,
S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama
8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X5 dan X6 SMA Negeri 1
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
Nia Wahyuningtyas
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5
F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 6
G. Hipotesis .............................................................................................. 8
LAMPIRAN
1. Silabus ................................................................................................... 68
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 74
3. Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 83
4. Soal Pretes dan Postes .......................................................................... 98
5. Kunci Jawaban LKS ............................................................................ 101
6. Rubrik LKS ........................................................................................... 113
7. Rubrik Lembar Observasi Aktivitas .................................................... 126
8. Angket Tanggapan Siswa terhadap PBL ............................................. 132
9. Angket Keterlibatan Siswa dalam PBL ............................................... 133
10. Foto-Foto Penelitian ............................................................................. 134
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks model PBL............................................................................ 13
10. Skor perjawaban angket keterlibatan siswa dalam model PBL .......... 49
11. Data angket keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran PBL ....... 50
13. Hasil uji statistik nilai pretes, postes, dan N-gain hasil belajar sisiwa. 52
14. Hasil uji statistik untuk N-gain indikator kognitif (C2 dan C4) ......... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat .......................... 7
11. Memperhatikan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah ..... 135
12. Siswa mengkondisikan diri dalam kelompok dan memperoleh LKS .. 136
13. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah kerja LKS .. 136
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan
sistematis. Lebih lanjut salah satu tujuan mata pelajaran Biologi berdasarkan
Standar Isi (SI) ialah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk dapat
memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain (BSNP, 2006:451). Dari uraian tersebut jelas
penanaman konsep tetapi juga untuk menciptakan aktivitas belajar siswa yang
sama dengan orang lain. Hal tersebut tampak dalam proses pembelajaran,
yang berhubungan dengan materi yang diberikan karena selama ini proses
menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Selama ini
berkembang.
berkembang dan tidak tergali secara optimal. Hal tersebut tentu akan
dengan perolehan hasil rata-rata nilai ulangan harian Biologi SMA Negeri 1
sedangkan KKM yang ditetapkan SMA Negeri 1 Trimurjo yakni ≥75, dengan
persentase siswa yang tuntas belajar pada materi tersebut adalah 57,4%.
sesuai dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA
Biologi siswa SMA, salah satunya yaitu dengan model Pembelajaran Berbasis
Masalah atau Problem Based Learning (PBL). Savin dan Baden (dalam
masalah atau pemicu untuk merangsang siswa belajar. PBL melibatkan siswa
siswa fokus pada penyelesaian masalah. Lebih lanjut Ward dan Stepien (dalam
kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran
untuk memecahkan masalah. Selain itu, data yang diperoleh dari penelitian
fisika pada konsep Cahaya di kelas VIII 6 SMP Negeri 14 Kota Bengkulu.
4
dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk
Berbasis Masalah atau PBL untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
B. Rumusan Masalah
adalah :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
pembelajaran.
3. Model PBL yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah prilaku
masalah berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS, (2) berkerja sama
5. Hasil belajar siswa yang dimaksud berupa ranah kognitif diukur dari hasil
F. Kerangka Pikir
pada masalah, hal ini sangat penting untuk memberikan arahan dan motivasi
dilakukan; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar. Hal ini penting dalam
7
berfikir tentang kualitas hipotesis dan solusi yang mereka buat, dan kemudian
siswa dalam menuangkan hasil kerja dalam bentuk fisik. (5) memperhatikan
siswa.
Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan dua variabel terikat,
terikatnya adalah aktivitas belajar siswa (Y1) dan hasil belajar siswa (Y2).
diagram berikut:
8
Y1
X
Y2
Keterangan:
X : Penggunaan model pembelajaran PBL
Y1 : Aktivitas belajar siswa
Y2 : Hasil belajar siswa
G. Hipotesis
pokok lingkungan.
pokok lingkungan.
2013:41)
kooperatif dalam kelompok. Karakteristik utama dari PBL adalah bahwa siswa
yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu
oleh Gallagher, et al. (dalam Ferreira dan Trudel, 2012:23) bahwa pendekatan
oleh Barrows dan Tamblyn (dalam West, Williams, dan Williams, 2013:23)
bahwa PBL menekankan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Lebih lanjut
organisasi bersifat global, virtual, kolaboratif, dan terfokus pada output kreatif.
masalah yang nyata yang penting secara esensial dan bermakna bagi
penelitian.
As a facilitator the teacher guides the students through (a) what questions
to ask during problem definition; (b) how to locate information related to
the problem; (c) how to analyze and synthesize the information; and (d)
how to sort potential solutions to the problem.
dewasa. Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independen.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Gallagher, et al. (dalam Ferreira dan
keterampilan yang lebih besar. Lebih lanjut Duch, et al. (dalam Ferreira dan
belajar cara belajar untuk mengembangkan solusi untuk masalah dunia nyata.
Salain itu, Kumar et al. (dalam Ferreira dan Trudel, 2012:24) menyatakan
karena siswa bekerja sama dalam pemecahan masalah, salah satu hasil yang
pembelajar mandiri.
Suprijono (2010:74) dalam bentuk tabel disajikan pada Tabel 1 berikut ini
13
langkah pelaksanaan PBL. Arends mengemukakan ada lima fase yang perlu
aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus
pembelajaran.
14
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru
yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap
ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah
dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini,
15
Pada fase ini seharusnya lebih dari sekedar membaca tentang masalah-masalah
pertanyaan pada siswa untuk beripikir tentang masalah dan ragam informasi
pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk
Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berfikir tentang
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
yang Anda butuhkan agar Anda yakin bahwa pemecahan dengan cara Anda
adalah yang terbaik?” atau ”apakah ada solusi lain yang dapat Anda
usulkan?”. Oleh karena itu, selama fase ini, guru harus menyediakan bantuan
penyelidikan.
16
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, tetapi bisa suatu
Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa-siswa lainnya, guru-
guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan
umpan balik.
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk
ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang
telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Kapan mereka pertama kali
akan melakukan secara berbeda di waktu yang akan datang? Tentunya masih
banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan untuk memberikan umpan balik
memerlukan evaluasi dari tulisan, produk, atau aktivitas siswa. Itu mencakup
Lebih lanjut Berk (dalam Utomo dan Ardiyarta, 2103:3) mengungkapkan lima
assessment adalah proses, bukan tes atau perangkat pengukuran tunggal; (2)
instrumen dan strategi; (3) data dikumpulkan dengan cara observasi sistematis.
18
Penekanannya adalah pada teknik observasi langsung bukan pada tes kertas-
tersebut juga dapat digunakan dalam penilaian; (4) data yang terintegrasi
bentuk dan substansi penilaian; dan (5) subjek dari pengambilan keputusan
menilai proses atau produk; (2) menggunakan simulasi atau kejadian nyata
(real settings); dan (3) menggunakan peristiwa alami (natural) atau peristiwa
kinerja juga dapat disebut penilaian alternatif atau otentik. Istilah "alternatif"
sebagai alternatif untuk pilihan ganda atau jawaban singkat tes. Istilah
19
untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan dalam situasi nyata.
menyelesaikan tugas. Hal ini, katanya, berbeda dengan sebagian besar item tes
kertas dan pensil, dimana guru mengamati hasil dari proses intelektual murid
tapi bukan pemikiran yang menghasilkan hasil. Ketika siswa hanya diminta
untuk menunjukkan hasil akhir dari pekerjaan mereka ada sedikit bukti
3) Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu
banyak.
diamati.
20
apabila…)
kompeten).
kinerja, yaitu:
melaksanakan tugas.
Selain itu, Majid (2007:200-201) juga menyebutkan bahwa ada dua metode
memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan penilaian
aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai. Dapat
Salah satu hal penting dalam penilaian kinerja ialah rubrik penilaian. Terdapat
dua tipe rubrik penilaian dalam Performance assessment yaitu rubrik yang
analitik dan holistik. Hal ini dinyatakan oleh Oberg (2009:7) bahwa rubrik
berisi kategori karakteristik perilaku atau output yang akan dinilai, dicocokkan
dengan kriteria atau standar, sering dengan contoh. Dua tipe dasar dari rubrik
yang analitik dan holistik. Rubrik analitik digunakan untuk menilai produk
dianalisa kelemahan dan kelebihan seseorang siswa terletak pada kriteria yang
keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Untuk rubrik seperti ini, salah satu
22
kinerja dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu (1) penilaian kinerja
dalam bentuk observasi informal, (2) penilaian kinerja bentuk formal, (3)
Observasi kelas informal ini harus terfokus pada peristiwa yang bermakna,
keputusan, dan pelaporan kinerja siswa, misalnya dalam hal: (1) rating
(2) kinerja individual dalam perannya pada kerja kelompok, (3) rating
Penilaian kinerja pun bisa dilakukan oleh siswa sendiri melalui penilaian
diri. Hasil penilaian diri oleh siswa bisa digunakan guru untuk menentukan
1) Dapat mengukur outcome pembelajaran yang tidak dapat diukur oleh tipe
modern.
C. Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan
belajar berarti usaha merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu
baru. Konsep ini mengandung dua hal pokok, yaitu (1) usaha untuk
menguasai, dan (2) sesuatu yang baru. Usaha untuk menguasai merupakan
aktivitas belajar yang sesungguhnya dan sesuatu yang baru merupakan hasil
belajar yang tinggi karena pada prinsipnya belajar adalah suatu perbuatan
tingkah laku, tidak akan terjadi pembelajaran jika tidak ada aktivitas yang
dilakukan, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan
25
siswa di sekolah. Sementara itu, penilaian proses dengan hasil belajar saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu
oleh siswa di sekolah, pada hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan belajar
sedangkan tujuan belajar pada umumnya adalah untuk mencapai hasil belajar
yang sesuai dengan harapan adalah dalam bentuk pengetahuan sikap dan
keterampilan siswa.
satu ciri dari kegiatan belajar mengajar adalah ditandai dengan aktivitas
dalam hal ini ialah aktif baik secara fisik, maupun mental. Tidak ada gunanya
Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar proses belajar dan
sebagai berikut:
26
membuat keputusan.
dan lain-lain.
27
D. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran,
karena dengan hasil belajar guru akan mengetahui sejauh mana siswa
belajar siswa. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: penguasaan pelajaran
serta keterampilan belajar dan bekerja. Pengenalan tersebut penting bagi guru
belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
yaitu: (1) Informasi verbal, informasi verbal ialah tingkat pengetahuan yang
tertulis kepada orang lain. Siswa harus mempelajari berbagai bidang ilmu
pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun teoritis. Informasi verbal amat
konsep dan kaidah yang pernah dipelajari jauh lebih efisien dan efektif; (4)
Sikap, yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek. misanya siswa
taksonomi tujuan pendidikan menjadi tiga kelompok yaitu (1) ranah kognitif,
(2) ranah psikomotor, dan (3) ranah afektif. Secara rinci uraian masing-masing
Berikut ini struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut taksonomi yang
satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Mencakup
(menghubungkan).
(mengkritisi).
(memproduksi).
30
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, semester genap tahun pelajaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap
2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
jumlah 25 siswa (sebagai kelas kontrol) yang dipilih dengan teknik purposive
sampling.
C. Desain Penelitian
desain pretes postes non equivalen. Kelas eksperimen (kelas X6) diberi
perlakuan dengan model PBL sementara kelas kontrol (kelas X5) diberi
perlakuan dengan metode diskusi. Setelah itu, kedua kelas diberi tes/soal
penyelesaian masalah berupa soal esai yang sama di awal dan akhir kegiatan
pembelajaran (pretes-postes).
31
Keterangan:
I = Kelas eksperimen (kelas X6)
II = Kelas kontrol (kelas X5)
X = Perlakuan di kelas eksperimen menggunakan PBL dan PA
C = Perlakuan di kelas kontrol menggunakan diskusi dan PA
O1 = Pretes
O2 = Postes
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen
(Riyanto, 2001:43).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian.
1. Prapenelitian
penelitian.
kontrol.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Kegiatan Awal
Pelestarian Lingkungan”.
maksimal.
lingkungan”.
b. Kegiatan Inti
memberikan konfirmasi.
c. Kegiatan Penutup
a. Kegiatan Awal
Pelestarian Lingkungan”.
merespon).
lingkungan”.
b. Kegiatan Inti
bentuk tabel/grafik/gambar/deskripsi.
memberikan konfirmasi.
38
c. Kegiatan Penutup
bimbingan guru.
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang
diperoleh dari:
a. Data Kuantitatif
merupakan selisih data yang diperoleh dari pretes dan postes. Menurut
% Peningkatan Kriteria
%g > 70 Tinggi
70 > %g > 30 Sedang
%g < 30 Rendah
Sumber: Loranz (2008:2)
39
b. Data Kualitatif
Data kognitif adalah berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil
S = R x 100
N
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal
yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto,2008).
Lembar penilaian kinerja siswa berisi aspek aktivitas belajar siswa yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Kinerja setiap siswa diamati lalu
(rubric).
40
Skor Aspek
No Nama Aktivitas Belajar
∑Xi n Kriteria
Siswa Siswa
A B C D E
1
2
3
4
5
dst
∑Xi
n
Kriteria
Skor Kriteria
Skor Kriteria
0 Tidak berkerja sama (diam saja).
Berkerja sama namun dengan satu atau dua orang
1 saja untuk memecahkan permasalahan pada LKS
pada materi pokok lingkungan.
Berkerja sama dengan semua anggota kelompok
2 untuk memecahkan permasalahan pada LKS pada
materi pokok lingkungan.
41
Skor Kriteria
Siswa tidak mengumpulkan informasi (diam saja).
0
Siswa mengumpulkan informasi hanya dari satu
1
sumber.
Siswa mengumpulkan informasi dari beberapa
2
sumber.
Skor Kriteria
Siswa dalam kelompok tidak mempresentasikan hasil
0 karya (diam saja)
Skor Kriteria
No. Ya Tidak
Pertanyaan-Pertanyaan
1. Apakah anda ikut berkontribusi dalam memberikan
solusi/pemecahan masalah dari permasalahan yang ada
pada LKS?
d) Catatan Lapangan
e) Dokumentasi
mengajar berlangsung.
44
1. Data Kuantitatif
Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol
Hipotesis
Kriteria Pengujian
dengan uji kesamaan dua varians (uji homogenitas). Uji ini dilakukan
rata dan varians yang sama atau tidak sama. Pengujian kesamaan dua
45
SPSS 17.
Hipotesis
Kriteria Pengujian
Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya>
c. Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Kriteria Uji
Jika –t tabel < t hitung < t tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka
H0 diterima.
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel atau probabilitasnya
Hipotesis
Kriteria Uji
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004:12).
Whitney.
Hipotesis
Kriteria Uji
2. Data Kualitatif
Skor perolehan
Persentase = x 100%
Skor maksimum
Skor
Sifat Pernyataan
1 0
Positif S TS
Negatif TS S
Keterangan:
S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010:29)
∑ Xi
= x 100 %
n
Keterangan:
= Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi = Jumlah skor yang
diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2005:69).
pernyataan angket.
49
Skor
Sifat Pernyataan
1 0
Positif Ya Tidak
Sumber: Rahayu (2010:29).
50
A. Simpulan
sebagai berikut.
B. Saran
oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives). Abridge Edition. Penerbit David McKay Company. New York.
Djamarah, S.B. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Rineka Cipta. Jakarta.
Medriati, R. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep
Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota Bengkulu.
Diakses dari
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/viewFile/727/546
pada 12 Maret 2014 21.12 WIB.