Anda di halaman 1dari 84

PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR


TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 2 KOTAGAJAH

(Skripsi)

Oleh

RISTY MEILANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
ABSTRAK

PENERAPAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN GERLACH AND ELY


UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
TEMATIK SISWA KELAS IVB SDN 02 KOTA GAJAH

Oleh

RISTY MEILANI

Penelitian ini dilatar belakangi masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah, data hasil belajar
klasikal yaitu afektif masih rendah, psikomotor siswa kurang terampil, dan
kognitifnya hanya 7 siswa (25%) yang mencapai KKM yakni ≥66. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah dengan menerapkan model desain
pembelajaran Gerlach and Ely.
Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan tiga siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Data dikumpulkan melalui lembar observasi dan instrumen tes pada
setiap siklus. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa menerapkan model
desain pembelajaran Gerlach and Ely dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah
2,41 (cukup), siklus II adalah 2,70 (aktif), dan disiklus III adalah 3,02 (aktif).
Nilai rata-rata kinerja guru pada siklus I adalah 64 (baik) , siklus II adalah 68,88
(baik), dan nilai kinerja guru disiklus III adalah 80,88 (sangat baik). Hasil belajar
afektif siswa secara klasikal pada siklus I adalah 50%, siklus II adalah 67,85%,
dan siklus III adalah 82,14%. Hasil belajar kognitif persentase ketuntasan klasikal
siswa siklus I (57,14%), siklus II menjadi (71,42%) dan meningkat lagi siklus III
menjadi (82,14%). Nilai ketuntasan klasikal hasil belajar psikomotor siswa pada
siklus I adalah 53,57%, siklus II adalah 71,42%, dan siklus III adalah 82,14%.

Kata kunci: model desain pembelajaran gerlach and ely, aktivitas dan hasil
belajar.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ratna Daya, Kecamatan

Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur pada tanggal

5 Mei 1992, sebagai anak pertama dari empat bersaudara

pasangan Bapak Sargiyanto dan Ibu Kasmi.

Pendidikan penulis dimulai dari TK LKMD Ratna Daya dan selesai pada

tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Ratna

Daya dan selesai pada tahun 2004. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 1 Raman Utara dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya, penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Raman Utara dan selesai pada tahun

2010. Setelah itu, pada tahun 2010 penulis melanjutkan ke Universitas Lampung

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD).
MOTO

Dan janganlah kamu (merasa)lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman
(Q.s. Ali’Imron 139)

Sungguh bersama kesukaran ada keringanan. Karna itu bila kau telah selesai
(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah.
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Allah Swt
dan bentuk terima kasih kepada:

Ayahanda Sargiyanto dan Ibunda Kasmi


Yang telah mendidik dengan penuh kasih sayang serta memberiku motivasi
dan doa luar biasa untuk menjadi anak yang dapat mewujudkan impian dan
membanggakan orang tua dalam kondisi sesulit apapun.

Nenek Rubiyah
Yang merupakan sosok nenek yang selalu memberiku semangat untuk
mewujudkan impian.

Adik-adikku
Destalia Adi Resmaya, Riyanda Nur Hidayat, dan
Raditya Rizky Khairul Azzam

Serta keluarga dan orang-orang yang memberiku semangat untuk dapat


berbuat lebih baik hingga dapat menyelesaikan studi

Almamaterku tercinta Universitas Lampung

i
SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan

rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Penerapan Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IVB SDN 2

Kotagajah”, sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta

bantuan dari berbagai pihak, oleh kerena itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung

yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGSD UPP Metro.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGSD

UPP Metro.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Universitas

Lampung yang telah memberikan dukungan, saran, serta masukan demi

kebaikan seluruh mahasiswa PGSD UPP Metro.

ii
4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., Ketua UPP PGSD Metro yang telah

memberikan dukungan, saran, serta masukan demi kebaikan seluruh

mahasiswa PGSD UPP Metro.

5. Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, memberikan ilmu yang dimiliki dengan ikhlas, memberikan saran

serta masukan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu

yang dimiliki dengan ikhlas, memberikan saran dan masukan yang luar biasa

selama proses pembuatan skripsi serta telah memberikan pertimbangan yang

bijak selama penulis menjadi mahasiswa bimbingan akademik di PGSD UPP

Metro.

7. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Dosen Pembahas yang telah memberikan

dukungan, saran, masukan, dan kritik yang luar biasa dalam proses

pembuatan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD UPP Metro yang turut andil dalam

kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Suroto., Kepala Sekolah SDN 2 Kotagajah yang telah

memberikan izin dan selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan

penelitian.

10. Ibu Sumartini, A.Md,Pd, Guru Kelas IVB SDN 2 Kotagajah serta siswa-

siswi kelas IVB SDN 2 Kotagajah yang telah membantu dan berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian.

iii
11. Kedua orang tua, Nenek, adik-adikku serta keluarga besarku yang senantiasa

memberiku semangat, memberikan motivasi dan doa luar biasa demi

keberhasilan proses pembuatan skripsi.

12. Saudari Rena Renteta yang menjadi teman sejawat, yang membantu observasi

sekaligus dokumentasi saat penelitian.

13. Saudaraku Yudi Irawan S.Pd.I yang senantiasa memberikan motivasi dan

bantuan guna penyelesaian skripsi ini.

14. Marlita Kristanti, Saras Rohmawati, Julia Astriani, Dyah Nura’ini, Faridhatul

Khasanah, (Sahabatku) yang selalu berjuang bersama dari awal hingga

penyelesaian studi.

15. Keluarga Pak Acep, Mbak Uus, Mbak Umi, Mbak Ana, Mbak Cika, Nyoman

Tri Yulianti, Reni Utami, Ami, yang selalu memotivasi Saya dan selalu ada

disaat Saya sedih maupun senang hingga skripsi ini terselesaikan.

16. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2010 khususnya PGSD’10 Gester “B”

yang selalu berjuang bersama dari awal hingga penyelesaian studi.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

orang yang membacanya.

Metro, 10 Februari 2014


Penulis

Risty Meilani

iv
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii


DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 9


A. Belajar ................................................................................................... 9
1. Pengertian Belajar ........................................................................... 9
2. Aktivitas Belajar .............................................................................. 10
3. Kinerja Guru .................................................................................... 11
4. Teori Belajar .................................................................................... 13
5. Hasil Belajar .................................................................................... 14
B. Pembelajaran tematik terpadu ............................................................... 15
1. Pengertian tematik terpadu .............................................................. 15
2. Pendekatan scientific ....................................................................... 16
3. Penilaian otentik .............................................................................. 18
4. Karakteristik pembelajaran tematik................................................. 29

v
5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu........................ 30
6. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ...................... 31
C. Model Desain Pembelajaran .................................................................. 33
1. Pengertian Model Desain Pembelajaran .......................................... 33
2. Macam-macam Model Desain Pembelajaran .................................. 34
D. Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely ....................................... 35
1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely............... 35
2. Langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely .... 35
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran Gerlach and
Elly .................................................................................................. 41
E. Kerangka Pikir ....................................................................................... 42
F. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 43

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 44


A. Jenis Penelitian.................................................................................... 44
B. Setting Penelitian ............................................................................... 45
1. Subjek Penelitian .......................................................................... 45
2. Tempat Penelitian ......................................................................... 46
3. Waktu Penelitian ........................................................................... 46
C. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................. 46
D. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 47
E. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 48
1. Analisis Kualitatif ......................................................................... 48
2. Analisis Kuantitif .......................................................................... 52
F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 53
1. Perencanaan .................................................................................. 53
2. Pelaksanaan ................................................................................... 54
3. Observasi ....................................................................................... 58
4. Refleksi ......................................................................................... 58
G. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 58

vi
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 59
A. Diskripasi Lokasi penelitian ................................................................ 59
1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN 2 Kotagajah .............................. 59
2. Visi dan Misi Berdirinya SDN 2 Kotagajah ................................. 59
3. Fasilitas Sarana Prasarana ............................................................. 60
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan jumlah Siswa ............................... 60
5. Letak Geografis SDN 2 Kotagajah ............................................... 61
B. Deskripsi Awal .................................................................................... 61
C. Refleksi Awal ...................................................................................... 62
D. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 63
1. Siklus I ......................................................................................... 64
2. Siklus II ......................................................................................... 80
3. Siklus III ........................................................................................ 94
E. Pembahasan ........................................................................................ 106
1. Aktivitas ....................................................................................... 106
2. Kinerja Guru.................................................................................. 107
3. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 108
a. Aspek Afektif .......................................................................... 109
b. Aspek Kognitif ........................................................................ 111
c. Aspek Psikomotor ................................................................... 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 117


A. Kesimpulan .......................................................................................... 117
B. Saran .................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data hasil Prasurvei nilai ulangan semester ganjil dari 28 siswa kelas
IVB SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014 ......................... 3

Tabel 2.1. Daftar Cakupan Penilaian Sikap ..................................................... 20

Tabel 2.2. Daftar Diskripsi Indikator Afektif................................................... 21

Tabel 3.1. Kriteria Skor untuk Aktivitas Siswa ............................................... 48

Tabel 3.2. Data Nilai Konversi untuk Aktivitas............................................... 49

Tabel 3.3. Karakteristik Skor Kinerja Guru ..................................................... 50

Tabel 3.4. Kategori Nilai Kinerja Guru ........................................................... 50

Tabel 3.5. Konversi Nilai untuk Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor .......... 52

Tabel 3.6. Kriteria Ketuntasan Belajar ............................................................. 53

Tabel 4.1. Keadaan Tenaga Pendidik SDN 2 Kotagajah Tahun 2013/2014 .... 60

Tabel 4.2. Keadaan Siswa SDN 2 Kotagajah Tahun 2013/2014 ..................... 61

Tabel 4.3. Jadwal Kegiatan Tindakan Kelas Tiap Siklus................................. 64

Tabel 4.4. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I............................................. 70

Tebel 4.5. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ................................... 71

Tabel 4.6. Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus I ............................................. 73

viii
Tabel 4.7. Nilai Afektif Siklus I ...................................................................... 74

Tabel 4.8. Nilai Kognitif Siklus I .................................................................... 76

Tabel 4.9. Nilai Psikomotor Siklus I ............................................................... 77

Tabel 4.10. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ......................................... 84

Tebel 4.11. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ................................. 86

Tabel 4.12. Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus II .......................................... 87

Tabel 4.13. Nilai Afektif Siklus II .................................................................. 88

Tabel 4.14. Nilai Kognitif Siklus II ................................................................ 90

Tabel 4.15. Nilai Psikomotor Siklus II ........................................................... 91

Tabel 4.16. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ........................................ 99

Tebel 4.17. Penilaian Kinerja Guru Pada Tiap Kegiatan ................................. 100

Tabel 4.18. Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus III ......................................... 100

Tabel 4.19. Nilai Afektif Siklus III ................................................................. 101

Tabel 4.20. Nilai Kognitif Siklus III ............................................................... 103

Tabel 4.21. Nilai Psikomotor Siklus III .......................................................... 104


Tabel 4.22. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II, III

...................................................................................................... 106

Tabel 4.23. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus I, II, III ........................... 107

Tabel 4.24. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa dalam Proses Pembelajaran...... 109

Tabel 4.25. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kognitif Siswa ................................ 111

Tabel 4.26. Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif ..... 112

Tabel 4.27. Rekapitulasi Nilai Psikomotor dalam Proses Pembelajaran ........ 114

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1. Langkah-langkah Scientific ........................................................... 17


Skema 2.2. Segitiga Ranah Afektif, Kognitif, Psikomotor ............................. 28
Bagan 2.3. Langkah-langkah dalam Model Desain Pembelajaran
Gerlach and Ely ........................................................................... 36
Bagan 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 45
Grafik 4.1. Peningkatan Nilai Aktivitas Klasikal Siswa Siklus I, II, III .......... 106
Grafik 4.2. Peningkatan Nilai Kinerja Guru Siklus I, II, III. ........................... 108
Grafik 4.3. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Kognitif Siklus I, II, III ......... 110
Grafik 4.4. Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal
Afektif Siklus I, II, III .................................................................. 110
Grafik 4.5. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Kognitif Siklus I, II, III ......... 112
Grafik 4.6. Peningkatan Ketuntasan Klasikal Kognitif Siklus I, II, III ........... 113
Grafik 4.7. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas Psikomotor Siklus I, II, III .... 114
Grafik 4.8. . Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal
Psikomotor Siklus I, II, III ............................................................ 115

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ......................................... 123
2. Surat Keterangan dari Fakultas ............................................................ 124
3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ....................................................... 125
4. Surat Pernyataan Teman SejawatI ....................................................... 126
5. Surat Pernyataan Teman Sejawat II ..................................................... 127
6. Surat Izin Penelitian dari Sekolah ........................................................ 128
7. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ............................................ 129
8. Perangkat Pembelajaran Siklus I.......................................................... 130
9. Perangkat Pembelajaran Siklus II ........................................................ 146
10. Perangkat Pembelajaran Siklus III ....................................................... 166
11. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I .................................................. 178
12. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II................................................. 183
13. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ............................................... 188
14. Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus I ............................................... 193
15. Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus II ............................................. 195
16. Data Hasil Observasi Aktivitas Siklus III ............................................ 197
17. Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I .................................. 199
18. Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II................................ 202
19. Data Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus III ............................... 205
20. Data Nilai Kognitif Siklus I ................................................................. 208
21. Data Nilai Kognitif Siklus II ................................................................ 210
22. Data Nilai Kognitif Siklus III.............................................................. 212
23. Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotor Siklus I ........................... 214
24. Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotor Siklus II .......................... 216

xi
25. Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotor Siklus III ........................ 218
26. Nilai Tertinggi dan Terendah Test Tertulis .......................................... 220
27. Foto Profil Sekolah .............................................................................. 235
28. Foto Siklus I ......................................................................................... 236
29. Foto Siklus II ........................................................................................ 238
30. Foto Siklus III ...................................................................................... 240

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum

yang berlaku. Berlakunya suatu kurikulum itu bertujuan untuk mewujudkan

Pendidikan Nasional yang dicita-citakan dan tertuang dalam Undang-

Undang. Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tertuang pada UU No. 20

tahun 2003 pasal 3, yaitu :

Menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional tersebut diperlukan

profil kualifikasi kemampuan lulusan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 disebutkan juga bahwa standar kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari

suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal

tersebut terkait dengan visi Pendidikan Nasional yang dicita-citakan

Indonesia.
2

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 menyatakan bahwa: visi


pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Memberdayakan semua warga negara agar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas, tidak cukup jika
hanya dilakukan dengan cara membekali peserta didik dengan
pengetahuan. Perkembangan zaman yang begitu pesat, menuntut
manusia untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan
keterampilan tindakan serta sikap positif terhadap perubahan.

Untuk mewujudkan tujuan dari Undang-Undang No. 20 tahun 2003

pasal 3 tentang fungsi, dan tujuan Pendidikan Nasional, pasal 35 SKL

(standar kompetensi kelulusan) yang harus dicapai pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta mewujudkan visi Pendidikan Nasional diperlukan

suatu pembelajaran yang dapat menjadikan siswa sebagai manusia yang

bukan hanya berbekal pengetahuan saja namun mampu menerapkan dalam

ketrampilan tindakan dan dibentengi dengan sikap positif. Ini sesuai dengan

kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia

agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia

(Permendikbud 2013: 4). Oleh karnanya kurikulum 2013 mengharuskan

pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dalam setiap pembelajarannya

menggunakan pembelajaran tematik. Dengan tematik diharapkan

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, karna tema yang diambil

berangkat dari lingkungan terdekat siswa, pembelajarannya menggunakan

pendekatan scientific dan penilaian secara otentik.


3

Tercapainya pembelajaran tematik yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran harus didukung oleh proses pembelajaran terstruktur yang

dapat menjadi pedoman saat proses pembelajaran berlangsung. Proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mempunyai pengaruh yang

sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dan kegairahan belajar

siswa. Salah satu upaya yang tepat adalah dengan memilih model desain

pembelajaran.

Desain pembelajaran atau sering juga disebut perencanaan

pembelajaran yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu

kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah

antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan

tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru hendaknya memilih

desain pembelajaran yang dapat menimbulkan minat dan memotivasi

peserta didik dalam belajar Uno (2007: 82).

Peneliti memperoleh data hasil belajar kognitif siswa dari masing-

masing wali kelas IVA, IVB, dan IVC pada ulangan semester I (ganjil),

datanya sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Hasil Prasurvei Pada Tanggal Senin 10-13 Februari 2014
Nilai Ulangan Semester Ganjil Kelas IV SDN 2 Kotagajah
Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Kelas Jumlah Siswa yang Presentase Nilai rata-rata


Siswa mencapai nilai kelas
KKM ≥66
1 IVA 30 15 50 % 67,50
2 IVB 28 7 25 % 55,5
3 IVC 27 16 59,25% 66,50
4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas IVB

SDN 2 Kotagajah paling rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan

oleh guru, sekitar 25 % siswa yang tuntas dan 75% siswa belum mencapai

nilai ≥66.

Menurut hasil observasi pada tanggal 10-13 Februari 2014 ketika

pembelajaran berlangsung siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, ini

disebabkan guru dalam pembelajaran masih bersifat teacher center, itulah

sebabnya siswa cenderung bosan. Guru belum maksimal dalam menerapkan

desain pembelajaran atau perangkat pembelajaran yang dibuat saat

pelaksanaan pembelajaran. Afektif siswa nilai spiritual, percaya diri, dan

disiplinnya masih kurang. Nilai psikomotor siswa dalam menyampaikan

hasil diskusi masih perlu bimbingan guru. Guru dalam pelaksanaan

pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan scientific approuch. Guru

masih jarang menggunakan media pembelajaran. Guru belum menggunakan

model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

Peneliti memilih SDN 2 Kotagajah karna sejak semester ganjil SDN 2

Kotagajah sudah menerapkan kurikulum 2013, SDN 2 Kotagajah untuk

kelas IV dibagi menjadi tiga rombongan belajar yaitu, kelas IVA, IVB, dan

IVC. Peneliti memilih kelas IVB untuk diteliti karena hasil belajar secara

klasikal paling rendah diantara kelas yang lain. Peneliti berharap dapat

memperbaiki proses pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar dapat

meningkat. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain

pembelajaran yang baik Hamzah Uno (2007: 85). Terkait dengan hal
5

tersebut, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut diperlukan

desain pembelajaran yang cocok sehingga dapat menciptakan pembelajaran

yang terstruktur dan menjadi pedoman saat proses belajar mengajar, desain

pembelajaran yang cocok digunakan untuk Sekolah Dasar. Dengan desain

pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru

dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini

dilakukan dengan baik, sasaran akhir dari sebuah pembelajaran terjadinya

kemudahan belajar siswa akan tercapai Hamzah Uno (2007:87). Salah satu

model desain pembelajaran adalah milik Gerlach and Ely. Desain dari

Gerlach and Ely adalah desain pembelajaran yang merupakan suatu upaya

untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode perencanaan

pembelajaran yang sistematis Rusman (2012: 156).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penilitian tentang

penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas IVB SDN

2 Kotagajah, sehingga diharapkan melalui penerapan desain pembelajaran

dari Gerlach and Ely, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2

Kotagajah dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan

yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Guru belum maksimal dalam menerapkan desain pembelajaran atau

perangkat pembelajaran yang dibuat saat pelaksanaan pembelajaran.


6

2. Pembelajaran masih bersifat teacher center.

3. Afektif siswa nilai spiritual, percaya diri, dan disiplinnya masih kurang.

4. Nilai psikomotor siswa dalam menyampaikan hasil diskusi masih perlu

bimbingan guru.

5. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menerapkan

scientific approuch.

6. Guru masih jarang menggunakan media pembelajaran.

7. Guru belum menggunakan model desain pembelajaran Gerlach and

Ely.

8. Hasil belajar pada ulangan semester I (ganjil) masih rendah, 75% siswa

belum mencapai nilai ≥ 66.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui

penerapan model desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam

pembelajaran tematik siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah Tahun

Pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan

model desain pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran

tematik siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah Tahun Pelajaran

2013/2014?
7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model desain

pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran tematik kelas IVB

SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model desain

pembelajaran Gerlach and Ely dalam pembelajaran tematik siswa

kelas IVB SDN 2 Kotagajah tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran tematik melalui penerapan model desain

pembelajaran Gerlach and Ely pada siswa kelas IVB SDN 2

Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru tematik kelas

IVB SDN 2 Kotagajah mengenai model desain pembelajaran

Gerlach and Ely sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan

atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam

menyelenggarakan pembelajaran di kelas.


8

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan kontribusi yang

berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

yang bersangkutan.

4. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan dalam

menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely pada

pembelajaran tematik, sehingga akan tercipta guru yang profesional

guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar memegang peranan penting dalam proses perubahan tingkah

laku pada kehidupan seseorang melalui pengalaman proses interaksi dengan

lingkungannya, dengan belajar juga seseorang akan dapat meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya. Sa’ud (2006: 3) m nya a an

belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai

hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta

kemampuan. Hamalik (2005: 154) mengemukakan belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar

sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan

binatang. Menurut Uno (2010: 54) belajar pada hakikatnya merupakan

kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan,

menyangkut pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai. Sedangkan

menurut Prastowo (2013: 54) belajar adalah proses yang tidak terlihat yang

dilakukan dalam mental seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan


10

sekitar, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, baik perubahan dari

aspek, kognitif, afektif, dan psikomotor yang bersifat positif. Belajar

merupakan suatu proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, ketrampilan, dan sikap menurut Baharudin (2008: 11).

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis belajar

adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat Peneliti simpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku siswa melalui

interaksi dengan lingkungannya, baik dalam aspek kognitif, afektif,

psikomotor dan nilai-nilai tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman

siswa itu sendiri yang disebut sebagai aktivitas belajar siswa.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Dalam proses belajar selalu ada aktivitas yang menghasilkan hasil

belajar. Aktivitas tersebut ada yang positif ada juga yang negatif. Menurut

Prastowo (2013: 66) aktivitas belajar adalah akibat dari kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hanafiah & Suhana (2009: 23)

menyatakan bahwa proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh

aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani, sehingga

akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah,

dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

Lebih lanjut Kunandar (2010: 277) mengemukakan aktivitas belajar

yaitu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses


11

pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Gie (Lukas,

2011, http://id.shvoong.com) juga menyatakan bahwa aktivitas belajar

adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang

dilakukan seorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa

perubahan atau kemahiran. Sejalan dengan pendapat Hadis (2008: 73) yang

menyatakan aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan peserta

didik dengan cara meniru perilaku orang lain, dan pengalaman, yaitu belajar

dari kegagalan dan keberhasilan orang lain.

Dari beberapa pengertian tentang aktivitas belajar yang telah

dikemukakan, Peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah

kegiatan yang melibatkan fisik dan rohani seseorang yang menjadikan

perubahan perilaku pada dirinya. Aktivitas yang dinilai dalam penelitian ini

meliputi, menunjukkan kesiapan dalam menerima pelajaran, memperhatikan

penjelasan guru dalam pembelajaran, tanggap dalam mengerjakan tugas

yang diberikan guru, Antusias dalam mengikuti semua tahapan

pembelajaran yang menerapkan model desain Gerlach and Ely, dan tidak

mengganggu teman pada pembelajaran yang menerapkan model desain

pembelajaran Gerlach and Ely.

3. Kinerja Guru

Suatu proses pembelajaran tidak lepas dari peran kinerja guru. Guru

merupakan faktor penentu utama kesuksesan dalam belajar siswa. Guru

berperan penting dalam memajukan mutu pendidikan. Perencanaan

pembelajaran yang dibuat guru akan berdampak kepada hasil belajar yang

diperoleh siswa. Agar pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan


12

yang ingin dicapai, maka guru harus memiliki kinerja yang baik. Menurut

Rusman (2012: 50) kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses

pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Susanto

(2013: 27) berpendapat bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi

yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang diemban, dan melaksanakan

tugas sesuai dengan bidang dan hasil yang diperoleh dengan baik.

Sedangkan Natawijaya dalam Susanto (2013: 29) menyatakan bahwa kinerja

guru dapat dilihat saat guru melakukan interaksi belajar mengajar di kelas

dan termasuk bagaimana guru mempersiapkan dan mengevaluasinya.

Dengan demikian, kinerja guru tidak hanya terbatas pada saat terjadi proses

belajar mengajar di ruang kelas akan tetapi termasuk juga kegiatan guru

dalam mempersiapkan proses pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru (Rusman, 2012: 54-58) standar kompetensi guru

dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi sebagai berikut.

a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
b. Kompetensi Kepribadian
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan,
memengaruhi perilaku siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota
masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan
menghasilkan sikap mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat.
Semua itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
13

c. Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu
dicontoh. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat
dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.
d. Kompetensi Profesional
Kemampuan profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat mengenai teori kinerja guru, Peneliti

menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah bagaimana guru menyiapkan atau

merencanakan proses pembelajaran dengan membuat suatu desain

pembelajaran atau perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan desain pembelajaran yang dibuat disini terjadi interaksi guru

dengan kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan menilai hasil

belajar. Penilitian ini guru menggunakan model desain pembelajaran

Gerlach and Ely sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

4. Teori Belajar

Teori belajar yang dikembangkan oleh para ahli banyak sekali

jumlahnya diantaranya, yaitu teori belajar kontruktivisme, teori belajar

kognitivisme, teori belajar behaviorisme, dan progresivisme. Amri (2013:

33) teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa anak adalah pembangun

aktif pengetahuannya sendiri. Pendekatan ini menekankan pada keterlibatan

anak dalam proses belajar. Proses belajar harus menyenangkan dan

mendukung anak untuk belajar. Teori belajar kognitivisme menyatakan

dalam belajar proses berfikir tergantung pada kemampuan untuk mencipta,

memperoleh, dan mengubah gambaran internal tentang segala sesuatu yang

dialami lingkungan, dalam hal ini anak menjadi problem solver dan

memproses informasi. Teori belajar behaviorisme belajar adalah sebuah


14

perubahan perilaku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

Teori belajar progresivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan

dalam pola berfikir melalui pengalaman memecahkan masalah.

Peneliti menyimpulkan dari beberapa pengertian teori belajar di atas

bahwa kontruktivisme adalah teori yang menekankan pada proses belajar

anak, kognitivisme mengarahkan anak sebagai problem solver untuk dapat

mencipta dari memproses informasi yang didapat, teori belajar behaviorisme

adalah teori belajar yang menekankan pada perubahan perilaku atau hasil

belajarnya, sedangkan progresivisme adalah teori belajar yang pengaajarkan

siswa untuk mengubah pola pikirnya dalam belajar sebagai pemecah

masalah. Diharapkan dengan model desain pembelajaran Gerlach and Ely

dapat mewujudkan teori belajar diatas.

5. Hasil Belajar

Seseorang dikatakan belajar bila ada hasilnya yang dapat ia

perlihatkan. Hasil belajar dilihat dari apa yang dapat dilakukannya

sebelumnya, maka terjadi perubahan kelakuaan yang dapat kita amati dan

dapat dibuktikan dalam perbuatan menurut Nasution (2006: 176). Sudjana

(Kunandar, 2010: 276) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan

suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran

berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun

tes perbuatan. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan bahwa hasil

belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,

dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar,

sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.


15

Lebih lanjut Hamalik (2008: 30) mengemukakan hasil belajar


adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan
yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif
yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian.

Dari pendapat di atas Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar

adalah adanya suatu perubahan dari diri seseorang akibat dari proses belajar,

perubahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan alat tes yang disusun

secara terencana, baik tertulis, tes lisan maupun perbuatan.

B. Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Tematik Terpadu

Dalam kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Dasar pembelajaran

tematik tidak hanya dikelas rendah saja tetapi semua kelas mulai dari kelas 1

sampai dengan kelas 6 diharapkan telah memakai tematik terpadu. Menurut

Rusman (2012: 254) model pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa

mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada Siswa.

Untuk konsep Tematik maka terlebih dahulu memahami konsep


pembelajran terpadu. Konsep pembelajaran terpadu merupakan
penjabaran isu dari konsep kurikulum terpadu yang berfokus kepada
ciri alamiah siswa sebagai pembelajar yang melibatkan berbagai
aspek perkembangan dalam pembelajaran. Pembelajaran terpadu
terjadi apabila kurikulum dapat menampilkan tema yang mendorong
terjadinya eksplorasi atau kejadian-kejadian secara otentik dan
alamiah, munculnya tema atau kejadian yang alami ini akan
menimbulkan suatu proses pembelajaran yang bermakna, dimana
materi yang dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang
pengembangan yang ada dalam kurikulum, tim penyusun
Kemendiknas (2011: 11)
16

Menurut Kemendikbud (2013: 25), pembelajaran tematik terpadu

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan

pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam

satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi

peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang

mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan

bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah bagian dari pembelajaran

terpadu dimana pembelajaran berusaha menggabungkan beberapa KD dari

dari beberapa mata pelajaran yang memiliki hubungan saling keterkaitan

dan dapat dipadukan dengan menggunakan tema agar pembelajaran lebih

bermakna bagi siswa pendekatan yang dipakai dalam kurikulum 2013

hendaknya adalah scientific approach dan penilaian otentik yaitu mencakup

ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor.

2. Pendekatan Scientific

Pendekatan yang dipilih oleh seorang guru menentukan keberhasilan

dalam sebuah pembelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi

pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan

ilmiah. Kemendikbud 2013 pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,

mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk

semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu,
17

sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus

tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-

nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Secara ringkas langkah-langkah pendekatan

scientific dapat dilihat pada bagan berikut:

Mengamati Menanya menalar Mencoba Mengkomunikasikan

Bagan 2.1 : Langkah-langkah scientific approach


Sumber : Kemendikbud 2013

Selain itu peneliti juga mengambil pendapat menurut Suhadi 2013

(http//penelitiantindakankelas.blogspot.com) Berikut ini tujuh (7) kriteria

sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran

scientific, yaitu:

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat


dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan.
18

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,


namun menarik sistem penyajiannya.

Model desain pembelajaran Gerlach and Elly merupakan salah satu

model pembelajaran yang terdesain terstruktur dengan jelas melibatkan

semua siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti tetap dapat menggunakan

pendekatan scientific dalam proses pembelajaran. Karna didalam scientific

juga bisa dimasukkan inquiry dan expository.

3. Penilaian Otentik

Kurikulum 2013 ini penilaian yang digunakan adalah penilaian

otentik yaitu penilaian yang menyangkut ke 3 ranah, yaitu ranah afektif,

psikomotor, dan kognitif. Kemendikbud (2013: 5) penilaian otentik

merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses,

sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa

adanya, tidak dalam suasana tertekan. Menurut Nurgiyantoro (2011: 23)

Penilaian otentik adalah penilaian yang menekankan kemampuan peserta

didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan

bermakna. Tujuan dari penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai

ketrampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi didunia

nyata dimana ketrampilan-ketrampilan tersebut digunakan.

Sedangkan menurut Kunandar (2013: 35) penilaian otentik adalah

kegiatan yang menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang

seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument

penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di


19

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Penilaian otentik lebih

menekankan pada pemberian tugas yang menuntut pembelajar

menampilkan, mempraktikan, dan mendemonstrasikan hasil

pembelajarannya yang mencerminkan kebutuhan didunia nyata secara

bermakna sekaligus menunjukkan penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan.

Kunandar (2013: 99) penilaian kompetensi sikap adalah penilaian

yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap

dari peserta didik yang meliputi aspek menerima atau memperhatikan,

merespon atau menanggapi, menilai atau menghargai, mengorganisasi atau

mengelola, dan berkarakter.

1. Sikap

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah

indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar

penilaian diri.
20

c. Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta

didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta

didik.

d. Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta

didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan

sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

Tabel 2.1. Daftar Cakupan Penilaian Sikap

Menghargai dan menghayati ajaran agama


KI 1 Penilaian sikap spiritual
yang dianut

1. jujur

2. disiplin

3. tanggung jawab

4. toleransi
KI 2 Penilaian sikap sosial
5. gotong royong

6. santun

7. percaya diri

Modul Kurikulum 2013 kelas IV : 68


21

Tabel 2.2. Daftar Deskripsi Indikator

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

Sikap spiritual

Menghargai dan menghayati 1) Berdoa sebelum dan sesudah

ajaran agama yang dianut menjalankan sesuatu.

2) Menjalankan ibadah tepat waktu.

3) Memberi salam pada saat awal dan akhir

presentasi sesuai agama yang dianut.

4) Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan

Yang Maha Esa;

5) Mensyukuri kemampuan manusia dalam

mengendalikan diri.

6) Mengucapkan syukur ketika berhasil

mengerjakan sesuatu.

7) Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan

setelah berikhtiar atau melakukan usaha.

8) Menjaga lingkungan hidup di sekitar

rumah tempat tinggal, sekolah dan

masyarakat.

9) Memelihara hubungan baik dengan

sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa.

10) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

sebagai bangsa Indonesia.

11) Menghormati orang lain menjalankan

ibadah sesuaidengan agamanya.


22

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

Sikap social
1) Tidak menyontek dalam mengerjakan
1. Jujur
ujian/ulangan.
adalah perilaku dapat
2) Tidak menjadi plagiat
dipercaya dalam
(mengambil/menyalin karya orang lain
perkataan, tindakan, dan
tanpa menyebutkan sumber).
pekerjaan.
3) Mengungkapkan perasaan apa adanya.

4) Menyerahkan kepada yang berwenang

barang yang ditemukan.

5) Membuat laporan berdasarkan data atau

informasi apa adanya.

6) Mengakui kesalahan atau kekurangan

yang dimiliki.

2. Disiplin
1) Datang tepat waktu
adalah tindakan yang
2) Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/
menunjukkan perilaku
sekolah
tertib dan patuh pada
3) Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
berbagai ketentuan dan
dengan waktu yang ditentukan
peraturan.
4) Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik

dan benar

3. Tanggungjawab

adalah sikap dan perilaku 1) Melaksanakan tugas individu dengan baik

seseorang untuk 2) Menerima resiko dari tindakan yang

melaksanakan tugas dan dilakukan


23

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

kewajibannya, yang 3) Tidak menyalahkan/menuduh orang lain

seharusnya dia lakukan, tanpa bukti yang akurat

terhadap diri sendiri, 4) Mengembalikan barang yang dipinjam

masyarakat, lingkungan 5) Mengakui dan meminta maaf atas

(alam, sosial dan budaya), kesalahan yang dilakukan

negara dan Tuhan Yang 6) Menepati janji

Maha Esa 7) Tidak menyalahkan orang lain utk

kesalahan tindakan kita sendiri

8) Melaksanakan apa yang pernah dikatakan

tanpa disuruh/diminta

4. Toleransi

adalah sikap dan tindakan 1) Tidak mengganggu teman yang berbeda

yang menghargai pendapat

keberagaman latar 2) Menerima kesepakatan meskipun berbeda

belakang, pandangan, dan dengan pendapatnya

keyakinan 3) Dapat menerima kekurangan orang lain

4) Dapat mememaafkan kesalahan orang lain

5) Mampu dan mau bekerja sama dengan

siapa pun yang memiliki keberagaman latar

belakang, pandangan, dan keyakinan

6) Tidak memaksakan pendapat atau

keyakinan diri pada orang lain

7) Kesediaan untuk belajar dari (terbuka

terhadap) keyakinan dan gagasan orang

lain agar dapat memahami orang lain lebih


24

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

baik

8) Terbuka terhadap atau kesediaan untuk

menerima sesuatu yang baru

5. Gotongroyong

1) Terlibat aktif dalam bekerja bakti


adalah bekerja bersama-
membersihkan kelas atau sekolah
sama dengan orang lain
2) Kesediaan melakukan tugas sesuai
untuk mencapai tujuan
kesepakatan
bersama dengan saling
3) Bersedia membantu orang lain tanpa
berbagi tugas dan tolong
mengharap imbalan
menolong secara ikhlas.
4) Aktif dalam kerja kelompok

5) Memusatkan perhatian pada tujuan

kelompok

6) Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

7) Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan

pendapat/pikiran antara diri sendiri

dengan orang lain

8) Mendorong orang lain untuk bekerja

sama demi mencapai tujuan bersama

6. Santun atau sopan

adalah sikap baik dalam 1) Menghormati orang yang lebih tua.

pergaulan baik dalam 2) Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan

berbahasa maupun takabur.

bertingkah laku. Norma 3) Tidak meludah di sembarang tempat.

kesantunan bersifat 4) Tidak menyela pembicaraan pada waktu


25

Sikap dan pengertian Contoh Indikator

relatif, artinya yang yang tidak tepat

dianggap baik/santun 5) Mengucapkan terima kasih setelah

pada tempat dan waktu menerima bantuan orang lain

tertentu bisa berbeda pada 6) Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)

tempat dan waktu yang 7) Meminta ijin ketika akan memasuki

lain. ruangan orang lain atau menggunakan

barang milik orang lain.

8) Memperlakukan orang lain sebagaimana

diri sendiri ingin diperlakukan.

7. Percaya diri
1) Berpendapat atau melakukan kegiatan
adalah kondisi mental
tanpa ragu-ragu.
atau psikologis seseorang
2) Mampu membuat keputusan dengan cepat.
yang memberi keyakinan
3) Tidak mudah putus asa.
kuat untuk berbuat atau
4) Tidak canggung dalam bertindak.
bertindak
5) Berani presentasi di depan kelas.

6) Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan.

Kunandar (2013: 159) penilaian kompetensi pengetahuan/ kognitif

adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian

atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi

ingatan/hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Dalam penelitian ini pengetahuan/kognitifnya diukur melalui pre-

test dan post-test.


26

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan

ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara

ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara

ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa

kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

Peneliti menggunakan penilaian test tulis dalam penelitian ini.

Kunandar (2013: 249) penilaian ketrampilan atau psikomotor adalah

penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi ketrampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi,

manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Penilaian aspek psikomotor

yang dipilih yaitu penilaian kerja atau praktik. Penilaian kerja atau praktik

adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas

pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan.

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Performance atau Kinerja

Adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas

pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik,

menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.


27

b. Produk

Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat

produk teknologi dan seni (3 demensi). Penilaian produk tidak hanya

diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.

Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu

diadakan penilaian yaitu:

a) Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap

kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan

gagasan, dan mendesain produk.

b) Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa

dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam

menentukan teknik yang tepat.

c) Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan

siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.

c. Proyek

adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus

diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan.

d. Portofolio

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta

didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan

selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta

didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan

dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian


28

penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang

proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.

Peneliti menggunakan penilaian kinerja/performance untuk menilai

psikomotor siswa.

Skema 2.2. Segitiga ranah afektif, kognitif, dan psikomotor.


Sumber : Kemendikbud, 2013: 214)

Dari ilustrasi gambar diatas dapat dijelaskan jika dalam pembelajaran

ada penguatan ranah afektif akan membuat peserta didik tahu mengapa perlu

mempelajari sebuah pengetahuan, untuk penguatan ranah psikomotor atau

ketrampilan peserta didik akan tahu bagaimana kita menerapkan

pengetahuan, dan kognitif atau pengetahuan akan membuat peserta didik

tahu apa yang dia pelajari, jika ketiga ranah diintegrasikan dalam sebuah

pembelajaran akan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif. Jadi penilaian otentik menurut peneliti berdasarkan

beberapa pendapat diatas adalah penilaian yang menyangkut semua aspek,

kognitif, afektif, dan psikomotor, untuk mencetak peserta didik yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.


29

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Seorang guru dalam setiap pelaksanaan pembelajaran tematik di

sekolah dasar harus mengerti karakteristik pembelajaran tematik, agar

pelaksanaannya sesuai dengan pembelajaran tematik yang diharapkan.

Menurut Rusman (2012:258) sebagai suatu model pembelajaran


disekolah dasar, Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai
berikut, yaitu:
1) Berpusat pada siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
5) Bersifat flexible.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.

Menurut Depdiknas (Trianto, 2010: 91) pembelajaran tematik

memiliki ciri khas, antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah

dasar; (2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) kegiatan belajar akan

lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat

bertahan lebih lama; (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir

siswa; (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan

(6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi,

komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Menurut kemendikbud (2013: 26) ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu

a. Berpusat pada anak

b. Memberikan pengalaman langsung pada anak


30

c. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam

satu pemahaman dalam kegiatan)

d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses

pembelajaran (saling terkait antarmuatanpelajaran yang satu dengan

lainnya)

e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatanpelajaran)

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan

kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat peneliti disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas dan karakteristik yang

berbeda dari pembelajaran yang masih bersifat tradisonal, diantaranya:

student centered, fleksibel, belajar menyenangkan, belajar pengalaman

langsung dan lain sebagainya.

5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Fungsi Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Kemendikbud (2013: 25) pembelajaran tematik terpadu

berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam

memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema

serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari

merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta

didik.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Kemendikbud (2013: 26) tujuan pembelajaran tematik terpadu

adalah :
31

1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu,

2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

mata pelajaran dalam tema yang sama,

3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan,

4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan

mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman

pribadi peserta didik,

5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus

mempelajari pelajaran yang lain,

6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang

disajikan dalam konteks tema yang jelas,

7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan

secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2

atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan,

8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan

dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi

dan kondisi.

6. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Adanya faktor-faktor yang menjadi alasan pembelajaran tematik

dipilih dan dikembangkan dalam melaksanakan pembelajarannya.

Keunggulan dari pembelajaran tematik menurut beberapa ahli.


32

Ada beberapa keunggulan pembelajaran tematik menurut


Rusman (2012: 257) diantaranya yaitu:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah
dasar.
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa.
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi
siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4) Membantu mengembangkan ketrampilan berpikir siswa.
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya, dan
6) Mengembangkan ketrampilan sosial siswa, seperti kerja
sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.

Sungkono 2013 (.http://staff.uny.ac.id.) mengemukakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga

kelemahan yang diperolehnya.

Keuntungan yang dimaksud yaitu:

1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa


2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa


keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa
kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya
yaitu:
1) Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
2) Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
33

Peneliti menyimpulkan kelemahan pembelajaran tematik akan dapat

diminalisir apabila guru dapat memilih media yang sesuai dan menerapkan

pendekatan scientific untuk menunjang pemahaman siswanya.

C. Model Desain Pembelajaran

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran

Miarso (Amri 2013: 257) model adalah representasi suatu proses

dalam bentuk grafis dan atau naratif, dengan menunjukan unsur-unsur utama

serta strukturnya. Desain system pembelajaran model biasanya

menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk

menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

Desain pembelajaran menurut Permendikbud 2013 adalah


perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar
isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Menurut Rusman (2012: 147) model desain pembelajaran pada

dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan

terhadap komponen-komponen pembelajaran. Menurut Hamzah (2010: 83)

desain pembelajaran yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat

suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah

antisipatif guna memperkecil disertai dengan berbagai langkah antisipatif

guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa model

desain pembelajaran adalah suatu intruksi-intruksi sistematik yang


34

menggambarkan langkah-langkah pembelajaran agar dalam pembelajaran

yang efektif, efisien, dan menarik dapat tercipta untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, desain pembelajaran diwujudkan dalam

bentuk, pemetaan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Macam-macam Model Desain Pembelajaran

Model desain pembelajaran sama dengan model-model lain yang

memiliki macam-macam model desain pembeljaran yang dapat diterapkan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Hamruni (2011: 160) menyatakan

bahwa dalam model desain pembelajaran terdapat berbagai macam tipe

desain yang dapat diterapkan di kelas diantaranya model PPSI, model

Banathy, model Kemp, model Gerlach & Ely, model Dick & Carrey, model

ASSURE, model ADDIE, dan model Hanafin and Peck.

Berdasarkan macam-macam model desain pembelajaran diatas bahwa

model desain pembelajaran memiliki banyak sekali tipe desain yang

diterapkan dalam proses pembelajaran tematik, dari berbagai macam tipe

desain pembelajaran di atas, peneliti memilih satu tipe desain pembelajaran

yaitu model desain pembelajaran milik Gerlach and Ely. Desainnya ini

diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pembelajaran untuk menciptakan

suasana belajar yang aktif, terstruktur, dan menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


35

D. Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

1. Pengertian Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

Menurut Rusman (2012: 155) model desain pembelajaran Gerlach

dan Ely adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya menggambarkan

secara grafis, suatu metode perencanaan pembelajaran yang sistematis.

Model ini merupakan suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan dan

hendaknya digunakan sebagai ceklist dalam membuat sebuah rencana untuk

kegiatan pembelajaran.

Menurut Hafidz 2012 (http://hapidzcs.blogspot.com) model

pembelajaran Gerlach and Ely merupakan suatu model perencanaan

pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau

suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan

keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak

menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga

diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta

menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu

rencana untuk mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa model

desain pembelajaran Gerlach and Ely adalah model desain pembelajaran

yang disusun secara sistematis, digunakan sebagai patokan guru saat

melakukan pembelajaran.

2. Langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Gerlach and Ely

Model desain pembelajaran Gerlach and Ely membuat pembelajaran

tetap melekat dalam pikiran dan menemukan cara untuk menyimpannya


36

apabila langkah-langkahnya diterapkan dalam pembelajaran. Dalam

pembelajaran model Gerlach dan Ely ada komponen-komponen yang harus

dilaksanakan demi tercapainya suatu pembelajaran adalah sebagai berikut :

Bagan 2.3. Langkah-langkah dalam model desain


pembelajaran Gerlach and Ely
Sumber : Rusman (2012: 158)

Rusman (2012: 157) langkah-langkah model desain


pembelajaran Gerlach and Ely adalah :

a. Merumuskan Tujuan Pebelajaran (Specification Of


Objectives)
b. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)
c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assessment Of Entering
Behaviors)
d. Menentukan strategi (determination of strategy)
e. Pengelompokakan Belajar (Organizationof Groups)
f. Pembagian waktu (Allocation Of Time)
g. Menentukan ruangan (Allocation Of Space)
h. Memilih Media (Allocation Of Resources)
i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Permance)
j. Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)

Dari skema dan langkah-langkah menurut Rusman diatas maka

dijelaskan lagi secara rinci dibawah ini.


37

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ( Specification Of Objectives)

Menurut Gerlach dan Ely (http://wijayalabs.wordpress.com)

langkah awal berupa spesifikasi isi dan tujuan merupakan langkah yang

simultan dan merupakan kegiatan interaktif. Tujuan pembelajaran

merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam tujuan pembelajaran merumuskan kemampuan apa yang harus

dimiliki siswa setelah pembelajaran, sehingga setelah selesai pokok

bahasan tertentu siswa dapat memiliki kemampuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu

luas) dan oprasional agar mudah diukur dan dinilai.

b. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)

Ba an/ma pada da a nya adala “ / on n” da u ulum,

yakni berupa pengalaman belajar dalam bentuk topic/subtopic dan

rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah,

tingkatan dan kelasnya. Namun isi materi harus sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assessment Of Entering Behaviors)

Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal,

hal ini penting bagi guru agar dapat memberikan porsi pelajaran yang

tepat, juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan

dalam pembelajaran atau dalam penggunaan metode pembelajaran.


38

d. Menentukan strategi (determination of strategy)

Menurut Gerlach dan Ely satria, (http://satriadholan.blogspot.com),

strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam

memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan

tugas/peranan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan perkataan

lain, pada tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat

mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Menurut Gerlach

dan Elly ada dua macam pendekatan yang dipakai, yaitu :

1. Bentuk ekspose (expository) biasanya lebih bersifat komunikasi satu

arah. Pada expository, pengajar lebih besar perananya. Siswa

diharapkan bisa memproses informasi dari pengajar. Biasanya guru

berdiri di depan kelas dan menerangkan dengan metode ceramah.

Siswa diharapkan dapat memproses informasi dari ceramah pengajar

di depan kelas. Metode lain yang digunakan adalah metode diskusi.

2. Bentuk inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses

belajar mengajar. Pengajar hanya menampilkan demontrasi. Siswa

dianjurkan untuk mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya serta

pertanyaan kepada guru, tetapi siswa dapat menemukan jawabannya

sendiri.

Namun untuk penelitian ini Peneliti menyesuaikan dengan kurikulum

2013 yaitu penerapan pendekatan scientific, pendekatan expository dan

inquiry dapat diintegrasikan dalam pendekatan scientific.


39

e. Pengelompokan Belajar (Organizationof Groups)

Setelah menentukan strategi, pengajar harus mulai merencanakan

bagaimana kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki

kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan

pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan

banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, untuk

mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas. Pengelompokkan peserta

didik yang dipilih adalah pengelompokkan berdasarkan jumlah siswa yaitu

belajar mandiri, kelompok kecil, dan kelompok besar disesuaikan dengan

metode dan tujuan pembelajarannya.

f. Pembagian waktu (Allocation Of Time)

Pemilihan strategi dan tehnik untuk ukuran kelompok yang berbeda-

beda tersebut membuat pengajar/guru memikirkan penggunaan waktu.

Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan,

tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola

administrasi serta abilitas dan minat-minat para siswa. Di dalam RPP

diberikan waktu yang jelas pada setiap kegiatannya. Dimaksudkan agar

pembelajaran dapat selesai tepat waktu.

g. Menentukan ruangan (Allocation Of Space)

Alokasi ruang ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar

dapat pakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan bebas,

berinteraksi antar siswa atau mendengarkan penjelasan dan bertatap muka

dengan pengajar. Ada tiga alternative ruangan belajar, agar proses belajar
40

mengajar dapat terkondisikan, yaitu; ruangan kelompok besar, ruangan

kelompok kecil dan ruangan untuk belajar mandiri.

h. Memilih Media (Allocation Of Resources)

Gerlach dan Ely dalam (http://www.share-pdf.com) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah materi atau

kejadian maupun manusia sebagai media yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Pemilihan media ditentukan tidak hanya sebagai stimulus rangsangan

belajar siswa semata tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan

materi/pesan dari guru kepada peserta didik yang disesuaikan dengan tujuan

belajarnya. Gerlach and Ely membagi media sebagai sumber belajar model

ini kedalam 5 kategori yaitu; manusia dan benda nyata, media visual

proyeksi, media audio, media cetak dan media display.

i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Permance)

Hakekat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir

kegiatan pembelajaran. Semua usaha kegiatan pengembangan intruksional

dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar

tersebut dievaluasi. Yang dievaluasi dalam proses belajar mengajar

sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi juga system pembelajarannya.

Rangkaian tes awal atau pre-test dan test akhir atau post-test untuk

mengetahui mutu/isi pelajaran apa yang sudah diketahui oleh siswa dan apa

yang belum terhadap pembelajaran yang dilakukan.


41

j. Menganalisis Umpan Balik ( Analysis Of Feedback)

Umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan system

intruksional ini. Data umpan balik diperoleh dari evaluasi, tes, observasi

maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha intruksional ini

menentukan apakah system, metode, maupun media yang dipakai dalam

kegiatan intruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai

atau masih perlu disempurnakan.

Dari langkah-langkah di atas, peneliti menggunakan langkah-langkah

dengan menyesuaikan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013.

Sehingga peneliti menambahkan pendekatan scientific, dan dalam

evaluasinya menggunakan penilaian otentik.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain Pembelajaran Gerlach and


Ely

Model desain pembelajaran Gerlach and Ely dibanding dengan model

desain pembelajaran lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan ketika

diimplementasikan pada proses pembelajaran. Rusman (2012: 162) bahwa

terdapat kelebihan dan kelemahan model desain pembelajaran Gerlach and

Elly adalah sebagai berikut.

Kelebihan model desain pembelajaran gerlach and ely adalah:


1) Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.
2) Diadakannya pretest (tes awal) yang merupakan tahapan
yang cukup dipandang penting karna guru belum
mengenal karakteristik siswa, disamping itu,
3) Cocok digunakan untuk segala kalangan.
42

Sedangkan kelemahan model desain pembelajaran Gerlach and


Ely adalah :

1) Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain


pembelajaran.
2) Tidak adanya tahapan pengenalan

Menurut peneliti model desain pembelajaran Gerlach and Ely

memang memiliki kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat

diminimalisir dengan keunggulannya, seperti tidak adanya tahapan

pengenalan siswa namun dapat diatasi dengan pre-test, prosedur yang terlalu

panjang dapat disiasati dengan pembagian waktu yang tepat.

E. Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mewajibkan kegiatan

pembelajaran menggunakan pendekatan scientific. Untuk itu, banyak faktor

yang menentukan keberhasilan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut, saling mempengaruhi dan memiliki kontribusi besar

dalam mengoptimalkan tujuan belajar yang diharapkan. Dalam penerapan

model desain pembelajaran Gerlach and Ely dengan meleburkan pendekatan

ekspository dan inquiry kedalam scientific pada pembelajaran tematik, maka

aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.


43

Secara sederhana, kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah:
1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Input
2. Hasil belajar afektif, psikomotor, dan
kognitif siswa masih rendah.

Dengan penerapan model desain pembelajaran


Gerlach and Ely dan pendekatan scientific.
Guru mengadakan pre-test untuk mengetahui
Proses pengetahuan awal siswa, Guru menceritakan
sekilas dengan bantuan media pembelajaran
yang telah disiapkan yang berkaitan dengan
tema dan materi, memberi kesempatan untuk
siswa bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami, selanjutnya guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok belajar, siswa
melakukan diskusi untuk mencari jawaban dari
pertanyaannya, jawaban kelompok
diinformasikan didepan kelas, kelompok lain
menyimak dan merespon jawaban yang
dibacakan. Kegiatan akhir adalah guru
melakukan post-test untuk siswanya.

1. Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat


setiap siklusnya.
Output 2. Hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotor meningkat sehingga siswa yang
tuntas (≥66 atau 2,66) m ncapa ≥75% da
28 siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dirumuskan hipotesis tindakan,

ya u “apab la dalam p mb laja an ma m n ap an mod l d a n

pembelajaran Gerlach and Ely serta memperhatikan langkah-langkah secara

tepat, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVB

SDN 2 Kotagajah tahun pelajaran 20 3/20 ”.


44

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman praktik mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka.

Mulyasa (2011: 11) penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya

untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan suatu tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.

Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik,

atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Ada empat

tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksnaan., (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahap dalam


45

penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus,

yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula.

Adapun model atau penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Dst. ?

Bagan 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas


Sumber : Arikunto, 2006: 16

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi

partisipan antar peneliti dengan guru tematik kelas IVB SDN 2

Kotagajah. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa dan seorang

guru tematik kelas IVB SDN 2 Kotagajah dengan jumlah 28 orang


46

siswa, terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa

perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SDN 2

Kotagajah, Jln. SMA Negeri 1 Kotagajah, Kabupaten Lampung

Tengah, Propinsi Lampung.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2013/2014 dan dilaksanakan selama kurang lebih lima

bulan, dimulai dari bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik non tes dan tes

1. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui peningkatan

aktivitas, sikap dan psikotomotor siswa terhadap pembelajaran

tematik dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach

and Ely dengan (observasi). Instrument nontest biasanya

digunakan mengevaluasi aktivitas dan hasil belajar aspek

psikomotor atau ketrampilan, sikap atau nilai, yaitu untuk

menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan

dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu berkaitan


47

dengan perolehan ketrampilan, perilaku, sikap, atau nilai Uno

(2010: 74).

2. Teknik tes adalah suatu pertanyaan atau tugas, atau seperangkat

tugas yang direncanakan untuk memperoleh informmasi, yang

setiap butir pertannyaan memiliki jawaban, dan memberikan

implikasi bahwa setiap butir tes membutuhkan jawaban dari

orang yang ditest Uno (2010: 71). serentetan pertanyaan atau

latihan itu yang digunakan mengetahui hasil belajar kognitif

(pengetahuan) termasuk untuk mengukur kapitas pengetahuan

melaui pre-test dan post-test, dan mengetahui data hasil belajar

siswa apakah meningkat atau tidak.

D. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan tehnik pengumpulan data peneliti menggunakan alat

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Lembar panduan observasi, instrument ini dirancang peneliti

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran tematik kelas IVB,

lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas, hasil belajar aspek afektif, dan psikomotor

siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam

pembelajaran tematik dengan menerapkan model desain

pembelajaran Gerlach and Ely.


48

2. Soal-soal tes digunakan untuk mendapatkan data peningkatan

pengetahuan melalui pre-test dan post-test serta untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar, sehingga dapat diketahui ada tidaknya

peningkatan pengetahuan dan hasil belajar siswa setelah

menerapkan model desain pembelajaran Gerlach and Ely.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang

kinerja guru dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach

and Ely dan untuk menilai aktivitas siswa, aspek afektif dan

psikomotor siswa menggunakan lembar observasi siswa. Persentase

ketuntasan aktivitas siswa, penilaian aspek afektif dan psikomotor.

a. Mengukur Aktivitas siswa

1) Aktivitas siswa secara individu dapat diukur dengan rumus :

S o
S o n
o a

Keterangan:
Skor : Jumlah skor yang diperoleh Siswa
Skor tertinggi : Skor tertinggi yang dapat diperoleh Siswa
4 : Angka ketentuan/bilangan tetap
Skor Akhir : Skor yang dicari

(Sumber : Kemendikbud, 2014 :76)

Tabel 3.1 Kriteria Skor untuk Aktivitas Siswa

Skor Keterangan Indikator


4 Sangat Aktif Apabila indikator aktivitas
dilaksanakan oleh siswa
dengan sangat Aktif, dan
siswa melakukannya terus
49

menerus selama proses


pembelajaran.
3 Aktif Apabila indikator aktivitas
dilaksanakan oleh siswa
dengan Aktif, siswa
melakukannya terus-menerus
tetapi sesekali tidak.
2 Cukup Apabila indikator aktivitas
dilaksanakan oleh siswa
dengan cukup Aktif, siswa
melakukannya imbang dengan
tidak melakukannya selama
proses pembelajaran.
1 Kurang Apabila indikator aktivitas
dilaksanakan oleh siswa
dengan kurang Aktif, siswa
lebih sering tidak
melakukannya namun
sesekali melakukannya
selama proses pembelajaran.

Tabel 3.2. Data Konverse Nilai Aktivitas

Konversi Nilai Kategori


No
Skala 0 - 100 Skala 1-4 Aktivitas
1 86 – 100 4 Sangat Aktif
2 81 – 85 3,66
3 76 – 80 3,33
Aktif
4 71 – 75 3
5 66 – 70 2,66
6 61 – 65 2,33
Cukup
7 56 – 60 2
8 51 – 55 1,66
9 46 – 50 1,33 Kurang
10 0 - 45 1

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 48)

b. Nilai Kinerja Guru

Kinerja guru dapat diukur dengan rumus :

x 100

Keterangan:
NG : nilai kinerja guru yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh guru
50

SM : skor maksimum
100 : bilangan tetap
Diadaptasi dari Purwanto (2008:12)

Tabel 3.3. Karakteristik Skor Kinerja Guru

No Skor Kat Keterangan


1 5 Sangat Aspek yang diamati: dilaksanakan
Baik dengan sangat baik oleh guru dan guru
melakukannya dengan sempurna.
2 4 Baik Aspek yang diamati: dilaksanakan
dengan baik oleh guru dan guru
melakukannya dengan tanpa
kesalahan.
3 3 Cukup Aspek yang diamati: dilaksanakan
Baik dengan cukup baik oleh guru dan guru
melakukannya dengan sedikit
kesalahan.
4 2 Kurang Aspek yang diamati: dilaksanakan
Baik dengan kurang baik oleh guru dan
guru melakukannya dengan banyak
kesalahan.
5 1 Sangat Aspek yang diamati: tidak
Kurang dilaksanakan oleh guru.
Baik

Tabel 3.4 Kategori Nilai Kinerja Guru

No Rentang Nilai Kategori


1 80,1 – 100 Sangat Baik
2 60,1 – 80 Baik
3 40,1 – 60 Cukup Baik
4 20,1 – 40 Kurang Baik
5 0,1 – 20 Sangat Kurang Baik

Adaptasi dari Poerwanti (2008: 7.8).

c. Penilaian Aspek Afektif

1. Nilai afektif secara individual dapat dihitung dengan rumus :

S o
S o n
o a
51

Keterangan:
Skor : Jumlah skor yang diperoleh Siswa
Skor tertinggi : Skor tertinggi yang dapat diperoleh Siswa
4 : Angka ketentuan/bilangan tetap
Skor Akhir : Skor yang dicari

(Sumber : Kemendikbud, 2014 :76)

2. Presentase klasikal penilaian Afektif dicari dengan rumus

Keterangan:
PS = Ketuntasan Klasikal Afektif Siswa
= Jumlah
100% = Bilangan Tetap
Modifikasi dari Aqib (Wulan Sari, 2013: 36)

d. Penilaian Aspek Psikomotor

1. Nilai keterampilan siswa secara individu diperoleh dengan

rumus berikut:

S o
o a
S o n

Keterangan:
Skor : Jumlah skor yang diperoleh Siswa
Skor tertinggi : Skor tertinggi yang dapat diperoleh Siswa
4 : Angka ketentuan/bilangan tetap
Skor Akhir : Skor yang dicari
(Sumber : Kemendikbud, 2014 :76)

Berdasarkan nilai /psikomotor keterampilan secara

individual, diketahui psikomotor/keterampilan dengan rumus

dibawah ini.

3. Nilai psikomotor klasikal diperoleh dengan rumus berikut:

Keterangan:
PP = Presentase Ketuntasan klasikal psikomotor
= Jumlah
52

100 % = Bilangan Tetap


Modifikasi dari Aqib (Wulan Sari, 2013: 36)

Tabel 3.5. Konverse Nilai Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor

Konversi Nilai Predikat


(Pengetahuan
No dan
Sikap
Skala 0 - 100 Skala 1-4
Keterampilan)
1 86 – 100 4 A SB
2 81 – 85 3,66 A-
3 76 – 80 3,33 B+
B
4 71 – 75 3 B
5 66 – 70 2,66 B-
6 61 – 65 2,33 C+
C
7 56 – 60 2 C
8 51 – 55 1,66 C-
9 46 – 50 1,33 D+ K
10 0 - 45 1 D

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis tes hasil

belajar siswa yang diperoleh dari pemberian tes pada akhir siklus.

nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

a. Nilai individual ini diperoleh menggunakan rumus:

NK = x 100

Keterangan :
NK : nilai yang dicari atau diharapkan
R : skor yang diperoleh
N : skor maksimum dari tes
100 : bilangan tetap
Adopsi dari Purwanto, 2008: 112

Tabel 3.6. Kriteria Ketuntasan Belajar


53

No Nilai Kategori
1 < 66 Belum tuntas
2 ≥ 66 Tuntas

b. Nilai rata-rata kelas diperoleh dengan rumus:

x=
Keterangan:
X = rata-rata hitung nilai
X1 = jumlah nilai siswa
N = banyaknya siswa
Diadopsi dari Muncarno, 2009: 15

c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal, digunakan rumus sebagai berikut.

PK= x 100%

Keterangan :
PK : Presentase ketuntasan klasikal
: Jumlah
100% : bilangaan tetap
Diadopsi dari Aqib (2009: 41)

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa siklus dan setiap

siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Tiap siklus dilakukan dua kali pertemuan, pada

siklus pertama ini kegiatan pembelajaran diawali dengan

1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang

matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti.

Dalam siklus pertama, peneliti merencanakan proses pembelajaran


54

tematik melalui penerapan model desain pembelajaran dengan

langkah-langkah:

a. Menentukan tujuan yang hendak diukur oleh peneliti.

b. Menentukan materi yaitu memilih tema dan subtema yang akan

diaja an ya u “tempat tinggalku”.

c. Menyiapkan atau membuat soal pre test/post-test.

d. Menentukan strategi, dan pendekatan yang hendak digunakan.

e. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

f. Merencanakan bagaimana mengatur kelompok belajar.

g. Menentukan ruang kelas/ lokasi pembelajaran.

h. Menyiapkan media yang mendukung proses pembelajaran.

i. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa,

penilaian afektif, psikomotor selama pembelajaran berlangsung.

j. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati atau kinerja guru

selama pembelajaran berlangsung.

k. Menyiapkan lembar pengisian nilai pre-test dan post-test.

2. Pelaksanaan

Pada langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran tematik melalui model desain

pembelajaran Gerlach and Ely pada siklus I sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:


55

a. Kegiatan Awal

1. Pengkondisian kelas

a) Guru membimbing Siswa menata dan merapikan tempat

duduk untuk pembelajaran.

b) Guru membimbing salah seorang siswa yang berani

menertibkan teman-temannya untuk selanjutnya berdoa

sebelum memulai pembelajaran.

c) Guru mengecek kehadiran siswa.

2. Guru menyampaikan apersepsi dengan:

a) Memotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran.

b) Menginformasikan tujuan pembelajaran dengan bahasa

yang sederhana dan mudah dipahami.

3. Siswa mengerjakan soal pre-test.

b. Kegiatan Inti

Penentuan strategi.

1. Guru menampilkan sebuah gambar peta Indonesia melalui

LCD.

2. Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru.

3. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan gambar peta

Indonesia, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa lain yang berani menjawab pertanyaan yang ditanyakan

oleh temannya.
56

4. Guru memberikan penjelasan tentang letak Negara Indonesia

pada peta, menjelaskan batas Negara, jumlah provinsi, letak

pulau dengan menunjuk pada gambar.

5. Siswa menjawab pertanyaan Guru tentang daerah yang

menjadi tempat tinggal siswa, tentang desa, kecamatan,

kabupaten, dan daerah/provinsi. Guru memberikan kesempatan

untuk siswa yang berani menunjukan letak daerah lampung

pada peta, dengan mengamati gambar peta.

Pengelompokan belajar

6. Siswa memilih kelompok belajarnya sesuai dengan intruksi

yang diberikan Guru.

7. Sebelum membagikan lembar LKS untuk kelompok, Guru

mengajak siswa bernyanyi tentang arah mata angin. Sambil

menunjukkan arahnya.

“Timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara,

mu lau ’’.

8. Guru memperlihatkan peta pulau Papua dan gambar kompas.

9. Siswa mengamati gambar dan mencatat batas-batas pulau

papua, dan batas kota wamena.

10. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang gambar

atlas yang dibagikan.

11. Guru membagikan LKS dan atlas gambar pulau papua.

12. Siswa membuat pulau impian seperti contoh pada buku

siswa, lengkap dengan legenda dan arah mata angin.


57

13. Dengan kegiatan tersebut siswa diharapkan mampu

menjelaskan fungsi arah mata angin dan legenda pada peta.

14. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan

kelompok memperagakan cara menentukan arah mata angin

dengan melihat arah edar matahari. Kelompok lain memberi

masukan apabila kelompok yang mempresentasikan hasil

diskusinya kurang tepat dalam penyampaiannya.

15. Setiap kelompok diberikan bacaan mengenai keadaan kota

wamena, kelompok diberikan waktu untuk mencatat

informasi yang penting dalam bacaan.

16. Kelompok mencari jawaban pada soal yang telah dibagikan.

17. Tiap kelompok mendapat giliran membacakan jawaban, dan

kelompok lain menanggapi.

18. Melalui latihan dan bimbingan guru, siswa menyanyikan lagu

da a da papua yan b judul “apu ”.

c. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir:

1. Siswa mengerjakan soal post-test.

2. Siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari dengan bimbingan dari Guru.

3. Siswa diberikan PR oleh guru sebagai pendalaman materi

di rumah.

4. Siswa bersama-sama b do’a b lum pulan dan

mengucapkan salam kepada Guru.


58

3. Observasi

Peneliti mengamati kegiatan/aktivitas siswa untuk menilai aspek

aktivitas, afektif dan psikomotor serta kinerja guru selama

pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran aktivitas

siswa, afektif, psikomotor dan kinerja guru diamati dengan cara

mengisi lembar observasi sesuai petunjuk.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis umpan balik hasil pengamatan dan

evaluasi terhadap aktivitas dan kinerja guru serta hasil belajar siswa.

menganalisis aktivitas siswa dan aspek afektif dan psikomotor dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa

dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas dan secara klasikal

pada nilai post-test. Yang berkaitan dengan menentukan apakah

system, metode, maupun media yang dipakai sudah sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan. Hasil

analisis digunakan sebagai penentuan langkah dalam mengambil

langkah pada siklus berikutnya.

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila :

1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya.

2. Pada akhir penelitian persentase jumlah siswa yang mencapai nilai

≥66 atau 2,66 pada hasil belajar afektif, psikomotor, dan kognitif

sebesar ≥75% dari 28 siswa.


117

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap

siswa kelas IVB SDN 2 Kotagajah pada pembelajaran tematik dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran tematik dengan menerapkan model desain pembelajaran

Gerlach and Ely dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini

dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata aktivitas belajar siswa

setiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas belajar siswa mendapat nilai

rata-rata 2,41, dengan kategori cukup kemudian pada siklus II

mendapat nilai 2,70 kategori aktif. Selanjutnya pada siklus III aktivitas

belajar siswa mendapat nilai 3,02 kategori aktif. Antara siklus I dan

siklus II terjadi peningkatan sebesar 0,29 dan antara siklus II dan siklus

III terjadi peningkatan sebesar 0,32.

2. Aktivitas dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru. Nilai

kinerja guru dalam Pembelajaran tematik dengan menerapkan model

desain pembelajaran Gerlach and Ely, yaitu sebagai berikut. Pada

siklus I nilai kinerja guru adalah 64, dengan kategori baik, kemudian

pada siklus II mendapat nilai 68,88 kategori baik. Selanjutnya pada


118

siklus III mendapat nilai 80,88 kategori sangat baik. Antara siklus I dan

siklus II terjadi peningkatan sebesar 4,88 dan antara siklus II dan siklus

III terjadi peningkatan sebesar 12.

3. Pembelajaran dengan menerapkan model desain pembelajaran Gerlach

and Ely dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi (afektif,

psikomotor, dan kognitif). Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata hasil

belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap hasil observasi hasil belajar dan

ketuntasan klasikal tiap siklusnya meningkat yaitu, afektif siswa Nilai

rata-rata siklus I yaitu 2,55, siklus II meningkat 0,28 sehingga menjadi

2,83, siklus III meningkat sebesar 0,19, sehingga mencapai nilai 3,02

ketuntasan klasikal afektif siswa siklus I adalah 50%, siklus II adalah

67,85% kategori baik, peningkatan dari siklus I dari siklus II 17,85%.

Untuk siklus III adalah 82,14%, peningkatan dari siklus II ke siklus III

14,29% dibanding siklus II. Untuk hasil perhitungan terhadap nilai test

tertulis, nilai rata-rata kelas siklus I adalah 65, siklus II 72,14,

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,14, dan siklus III 78,92,

peningkatan dari siklus II kesiklus III adalah 6,78. Hasil belajar

kognitif siswa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas persentase sebesar

57,14%. Pada siklus II jumlah siswa dengan kategori tuntas persentase

sebesar 71,42%, dengan peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I

ke II sebesar 14,28%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas belajar

adalah 23 siswa atau 82,14%, meningkat 10,72% dibanding siklus II.

Sedangkan hasil perhitungan terhadap nilai performance hasil belajar


119

psikomotor siswa, nilai rata-rata psikomotor siklus I yaitu 2,47, siklus II

yaitu 2,71. Dari siklus I ke siklus II peningkatan sebesar 0,24. Pada

siklus III yaitu sebesar 3,01, peningkatan siklus II ke siklus III sebesar

0,3. Ketuntasan klasikal psikomotor siswa siklus I adalah 53,57% siklus

II 71,42% peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 17,85%, Untuk

siklus III nilai ketuntasan klasikal psikomotor adalah 82,14%

meningkat 10,73% dari siklus II.

B. Saran

1. Bagi siswa, agar lebih meningkatkan belajar, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru, agar lebih memperhatikan dan menggunakan model desain

pembelajaran agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Supaya pembelajaran dapat terencana dengan baik dengan model

desain pembelajaran guru dapat memilih dan merencanakan metode,

sumber belajar, media, dan lain-lain, dan semua yang telah disusun

dalam model desain pembelajaran dapat diterapkan dalam

pembelajaran yang dipilih sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

belum ada, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga

hasil belajar dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

4. Bagi peneliti, diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan acuan

untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam penulisan karya

ilmiahnya.
120

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka.


Jakarta.

Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model pembelajaran dalam kurikulum 2013.


Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Arikunto & Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik.


Rineka Cipta. Jakarta

. 2006. Penelitian tindakan kelas. Bumi Aksara. Jakarta

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV
YramaWidya. Bandung.

Baharudin, & wahyuni, E. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Ar-ruzz Media.
Jogjakarta

Depdikbud.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadis, A. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Hafidz, A. 2012. Model desain pembelajaran Gerlach and Ely.


http://hapidzcs.blogspot.com/2012/03/perencanaan-sistem-pai.html.
Diambil 29 January 2014. 20:00 WIB.

Hamalik, O. 2005. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system.


Bumi Aksara. Jakarta

. 2008. Proses BelajarMengajar. BumiAksara.Jakarta.

Hamruni. 2011. Edutaiment dalam pendidikan islam. Fakultas tarbiyah islam.


Semarang.

Hanafiah, N & Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama.


Jakarta.
121

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2013. Penilaian autentik. Raja grafindo persada. Jakarta

Kusumah. Wijaya, 2008. http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/aplikasi-


model-desain-pembelajaran/. 18/06/ 2014. 09.00 WIB

Lukas. 2011. Pengertian Aktivtas Belajar. http://id.shvoong.com/social-


sciences/education/222976-pengertian-aktivitas-belajar/. Dakses pada
tanggal 12 Januari 2014 pukul 14.00 WIB.

Mulyasa. 2009. Penelitian tindakan sekolah. Remaja rosdakarya. Bandung

Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Bahan Ajar. Metro

Nasution, A. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi


Aksara. Jakarta

Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa. Gajah


mada university.press. Jogyakarta

Permendikbud. 2013. Tujuan Kurikulum. No 67 tahun 2013. Jakarta.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti


Depdiknas. Jakarta.

Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. divapress. Jogjakarta

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja


Rosdakarya. Bandung.

Rusman, 2012. Model-model pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sa’ud. S.U., 2006. Pembelajaran Terpadu. UPI PRESS. Bandung

Satria. 2011. (http://satriadholan.blogspot.com/2011/04/aplikasi-model-model-


pengembangan.html). 18/06/2014. 09.15 WIB

Sudjana, N. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.


Bandung

Suhadi.2013. karakteristik pendekatan scientific..


(http//penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/17.karakteristik-
pendekatan-scientific-dalam-kurikulum2013..html?m=1). 24/01/2014. 20.23
WIB
122

Sungkono.2013. Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Tematik.


http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Sungkono,%20M.Pd./Pembelaja
ran%20Tematik%20SD.doc. 2/5/2014. 18.58 WIB.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Tim penyusun, 2011. Model Pembelajaran Tematik Kelas II Sekolah Dasar.


Kemendiknas

. 2013. Cita-citaku Buku Guru. Kemendikbud. Jakarta

. 2013. Cita-citaku Buku Siswa. Kemendikbud. Jakarta

. 2013. Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.


Kemendikbud. Jakarta

. 2013. Modul Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.


Kemendikbud. Jakarta

. 2013. Modul Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Kemendikbud. Jakarta

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas


Lampung. Bandar Lampung.
Uno, H, 2010. Model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Rineka Cipta.
Jakarta.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja


Rosdakarya. Bandung

Anda mungkin juga menyukai