Anda di halaman 1dari 82

ABSTRAK

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN


DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh
CITRA PASSA HARTADI

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kesulitan memahami potensi diri dan
rencana pilihan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa
memahami rencana karirnya dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan
kelompok dan membandingkan tingkat pemahaman antara kelas IPA dan kelas
IPS setelah diberi perlakuan.

Metode yang digunakan yaitu quasi eksperimen kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol tidak dilakukan randomisasi. Adapun desain yang digunakan
adalah non randomized pre test-post test kontrol group. Subjek penelitian untuk
kelas IPA sebanyak 31 siswa untuk kelompok eksperimen dan 31 siswa sebagai
kelompok kontrol. Sedangkan untuk kelas IPS sebanyak 29 siswa untuk kelompok
eksperimen dan 29 siswa utnuk kelompok kontrol.Teknik pengumpulan data
menggunakan IEKAD dan skala pemahaman pilihan karir.

Hasil penelitian data dengan uji-t pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol di kelas IPA menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (12,77 > 2,00) dan
untuk kelas IPS menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (8,13 > 2,00) maka Ha
diterima dan Ho ditolak artinya pemahaman rencana pilihan karir dapat
ditingkatkan dengan menggunakan IEKAD.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemahaman tentang rencana pilihan karir
siswa dapat ditingkatkan menggunakan IEKAD dalam layanan bimbingan
kelompok. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah (1) kepada guru
pembimbing hendaknya dapat membantu siswa memahami hal-hal yang berkaitan
dengan potensi diri, bakat, dan minat siswa dimasa yang akan datang serta dapat
membantu siswa mengarahkan/memahami pilihan karir dengan menggunakan
IEKAD. (2) kepada siswa hendaknya memilih jurusan yang sesuai dengan potensi
dirinya agar dapat lebih memahami pilihan karir masa depannya. Sebelumnya
siswa dapat mempelajari IEKAD. (3) kepada peneliti lain, IEKAD dalam
bimbingan kelompok cocok untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman
rencana pilihan karirnya.

Kata kunci : IEKAD, Bimbingan Kelompok, Pilihan Karir.


PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI)
DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA
MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

Citra Passa Hartadi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kotabumi, Lampung Utara tanggal 07 April 1989, buah kasih

sayang dari Ayahanda Suhartadi dengan Ibunda Ida Aryani, sebagai anak pertama

dari empat bersaudara, Reiga Kencana Hartadi, Yeksi Wira Hartadi, dan

Ramadhana Piscal Hartadi.

Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar Negeri 1 Pulung Kencana tahun 2001, melanjutkan di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 4 Tulang Bawang Tengah tahun 2004. Memasuki jenjang

berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Tumijajar dan menamatkannya tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis

melanjutkan kembali kejenjang akademis dan diterima sebagai mahasiswa S1

Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiwa Baru (SPMB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam organisasi Korps Sukarela

Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit Unila. Pada tahun 2012, penulis

melaksanakan Praktek Layanan Bimbingan dan Konseling (PLBK) di SMA

Negeri 1 Bandar Lampung.


PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Alloh SWT atas terselesaikannya penulisan
skripsi ini, yang ku persembahkan karya kecilku ini kepada

Papah dan Mamah ku yang tak kunjung lelah memberikan semangat serta tak
terputus atas segala do a yang ikhlas dipanjatkan.

Terima kasih atas segala kasih sayang


Yang tak kunjung henti menghantarkan perjalanan panjang putra putrimu.
MOTO

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap
(Al-Insyirah : 6-8)

Kemajuan dimulai pada saat kita mau menerima kelemahan-kelemahan diri


kita sendiri untuk diperbaiki.
(Jean Janiaer)

Keberhasilan hidup anda sepenuhnya ada dalam tanggung jawab anda.


Janganlah lagi menunggu dibuat berhasil, dan jangan ijinkan orang lain
memperlambat keberhasilan anda.
Kehidupan ini adalah tanggung jawab anda. Maka keberhasilannya adalah
keputusan penuh anda
(Mario Teguh)
SANWACANA

Alhamdulillahirrabbil’aalamin

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Pemberi Rezeki atas rahmat dan hidayah-Nya serta izin-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan IEKAD

(Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri) Dalam Layanan Bimbingan

Kelompok Untuk Membantu Siswa Memahami Rencana Pilihan Karir Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Shalawat

serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang

syafa’atnya selalu kita nanti-nantikan di yaumilakhir kelak.

Adapun maksud penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, kerja

sama dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung,

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung,

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, FKIP Universitas Lampung serta selaku Dosen Penguji atas


kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi, dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini,

4. Bapak Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. selaku Pembimbing Utama atas

kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini,

5. Ibu Ratna Widiastuti,S.Psi.,M.A, Psi. selaku Pembimbing Pembantu atas

kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini,

6. Bapak Drs. Syaifuddin Latief, M.Pd selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi

atas kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi, dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini,

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling serta seluruh staf dan

karyawan FKIP yang telah membimbing penulis selama menuntut ilmu di

Universitas Lampung,

8. Bapak Drs. Pujiyanta, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Tumijajar, Wakil

Kepala Sekolah, guru Bimbingan dan Konseling, Dewan Guru dan seluruh

Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Tumijajar yang telah berkenan memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,

9. Papah (Suhartadi) dan Mamah (Ida Aryani) tercinta yang telah membesarkan,

mendidik, tiada henti-hentinya menyayangiku, memberikan do’a dan

dukungan atas apapun yang telah ku kerjakan selama ini, dan motivasi yang

tanpa batas dalam mencapai keberhasilanku,


10. Adik-adikku tersayang Reiga Kencana Hartadi (Alenk), Yeksi Wira Hartadi

(Pipit) dan Ramadhana Piscal hartadi (Dona) terima kasih atas do’a dan

motivasi yang diberikan dalam mencapai keberhasilanku,

11. Andi Kirom, terima kasih atas segala dukungan dalam segala hal selama ini,

semoga kedepannya bisa menjadi yang terbaik,

12. Sahabat terbaikku Nikmah Ranti Maulidah (Inoy) dan Trialita Widianingrum

(Tya) yang senantiasa tak pernah lelah untuk mengingatkan hal-hal baik

dalam hidupku,

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku Bimbingan dan Konseling 2007 Aam,

Ardian, Arom, Bety, Boyce, Bowo, Diah, Dian, Ema, Ewin, Linda, Ira, Irfan,

Izni, Ote, Paul, Meity, Resti, Shufi, Siska, Sulis, Nadia, Widi, Wita, Wuri,

Yunis terima kasih atas bantuan do’a dan motivasinya,

14. Teman-teman PLBK, terima kasih atas canda tawa kalian, kebersamaan itu

membuat PLBK terasa begitu menyenangkan,

15. Semuanya yang pernah mengisi dan mewarnai hidupku, terima kasih atas

kasih sayang, cinta, kebaikan dan dukungannya yang telah memberikan

pelajaran untukku,

16. Seluruh keluarga dan kerabatku,

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah terlibat baik

secara langsung maupun tidak langsung demi terselesaikannya skripsi ini,


Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan

tetapi sedikit harapan dan do’a semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2014

Citra Passa Hartadi


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR BAGAN................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................v

I. PENDAHULUAN Halaman

A. Latar Belakang Dan Masalah ....................................................................1


1. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
2. Identifikasi Masalah .............................................................................8
3. Pembatasan Masalah ............................................................................8
4. Perumusan Masalah .............................................................................9
5. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................................9
1. Tujuan Penelitian ...........................................................................9
2. Kegunaan Penelitian .......................................................................9
3. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................10
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................10
C. Hipotesis ...................................................................................................12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karir .........................................................................................................14
1. Pengertian Karir .................................................................................14
2. Peranan Konselor Dalam Karir Siswa ................................................15
3. Pengertian Pilihan Jabatan atau Karir ................................................15
4. Pemahaman Rencana Karir ................................................................18
B. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ...................................20
1. Klasifikasi-klasifikasi Jabatan .............................................................21
C. Bimbingan Kelompok ..............................................................................31
1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok .......................................31
2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok .............................................33
3. Peranan Pemimpin Dan Kelompok Dan Anggota Kelompok ............34
4. Cara-Cara Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ..................................36
5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok .............................37
6. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ...........................40
7. Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Kelompok ...................................41
D. Keterkaitan Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri)
dalam Bimbingan Kelompok dengan Pemahaman Rencana Pilihan Karir
Siswa .........................................................................................................42

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................44


B. Metode Penelitian .....................................................................................44
C. Populasi Dan Sampel Penelitian ..............................................................46
1. Populasi ..............................................................................................46
2. Sampel ................................................................................................47
3. Teknik Sampeling ..............................................................................48
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .........................................49
1. Variabel Penelitian ..............................................................................49
2. Definisi Operasionan Penelitian ..........................................................50
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................50
1. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ............................50
2. Skala Pemahaman Pilihan Karir (PPK) ..............................................53
F. Uji Persyaratan Instrumen ........................................................................54
1. Validitas dan Reliabilitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan
Diri) ......................................................................................................54
a. Validitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) .......55
b. Reliabilitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ..55
2. Validitas Dan Reabilitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK) ................56
a. Uji Validitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK) .............................56
b. Uji Reabilitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK)............................56
G. Teknik Analisis Data ................................................................................57

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Skala Pemahaman Pilihan Karir Siswa Sebelum (Pre-Test) dan


Setelah (Post-Test) Diberi Perlakuan ........................................................59
1. Hasil Pemahaman Pilihan Karir Siswa Sebelum Perlakuan
(Pre-Test) ............................................................................................59
2. Hasil Pemahaman Pilihan Karir Siswa Setelah Perlakuan
(Posttest) ............................................................................................62
3. Perbandingan Pemahaman Pilihan Karir Menurut Jurusan ................66
B. Analisis Data Hasil Penelitian ...................................................................67
C. Tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok .................................68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................73
1. Pembahasan Hasil Penellitian tentang Pemahaman Pilihan Karir
pada Jurusan IPA .....................................................................73
2. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Pilihan Karir
pada Jurusan IPS .................................................................................75
E. Data Perbedaan Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA
pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...............................77
F. Pembahasan Hasil Penelitian Bidang Pekerjaan yang Diminati Siswa ....79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................85
B. Saran ........................................................................................................86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................88


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA dan IPS
Sebelum Perlakuan (Pre Test) ............................................................... 61
Tabel 1.1 Jurusan IPA .......................................................................................... 61
Tabel 1.2 Jurusan IPS ............................................................................................61
Tabel 2. Skor Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA dan IPS Setelah
Perlakuan (Post Test) ............................................................................. 64
Tabel 2.1 Jurusan IPA ...........................................................................................64
Tabel 2.2 Jurusan IPS ............................................................................................64
Tabel 3. Rata-rata Pemahaman Preferensi Jabatan Siswa Sebelum (Pretest)
dan Setelah (Post Test) Menerima Perlakuan ........................................ 65
Tabel 4. Sebaran Subjek Penelitian pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelas Asal .......................................... 66
Tabel 5. Uji Perbedaan Pemahaman Pilihan Karir pada Siswa Jurusan IPA dan
IPS .......................................................................................................... 77
Tabe 5.1 Jurusan IPA ............................................................................................77
Tabel 5.2 Jurusan IPS ............................................................................................77
Tabel 6. Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden
Berdasarkan Kategori RIASWK .............................................................81
Tabel 6.1 Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden
Berdasarkan Kategori RIASWK untuk Kelas IPA .............................. 81
Tabel 6.2 Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden
Berdasarkan Kategori RIASWK untuk Kelas IPS .............................. 82
DAFTAR LAMPIRAN

Skala Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa ................................................. 90

Tabel Hasil Penskoran Uji Coba Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa ...... 92

Tabel Rekapitulasi Data Validitas Instrumen ...................................................... 93

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling ......................................................... 94

Daftar t Table ........................................................................................................96

Tabel Skor Pre Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen
Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat .. ......................................................................................................... 97

Tabel Skor Post Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen
Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat .. ......................................................................................................... 98

Tabel Skor Pre Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan
IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat .. ......................................................................................................... 99

Tabel Skor Post Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan
IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ........ 100

Tabel Skor Pre Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen
Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat .. ....................................................................................................... 101

Tabel Skor Post Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen
Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat .. ....................................................................................................... 102

Tabel Skor Pre Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan
IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ......... 103

Tabel Skor Post Test Pemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan
IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ......... 104
Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok
Eksperimen Jurusan IPA ........................................................................... 105

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Kontrol
Jurusan IPA ............................................................................................... 106

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok


Eksperimen Jurusan IPS ........................................................................... 107

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Kontrol
Jurusan IPS ............................................................................................... 108

Uji Perbedaan Post Test dan Pre Test Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa
dalam Kelompok Eksperimen Jurusan IPA .............................................. 109

Uji Perbedaan Post Test dan Pre Test Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa
Terhadap Klasifikasi Karirnya dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPA ... 110

Uji Perbedaan Pre Test Kelompok Eksperimen dan Pre Test Kelompok Kontrol
Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA Terhadap Klasifikasi
Karirnya .................................................................................................... 111

Uji Perbedaan Post Test Kelompok Eksperimen dan Post Test Kelompok Kontrol
Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA Tehadap Klasifikasi
Karirnya ..................................................................................................... 112

Uji Perbedaan Post Test dan Pre Test Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa
dalam Kelompok Eksperimen Jurusan IPS ............................................... 113

Uji Perbedaan Post Test dan Pre Test Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa
Terhadap Klasifikasi Karirnya dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPS .... 114

Uji Perbedaan Pre Test Kelompok Eksperimen dan Pre Test Kelompok Kontrol
Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPS Terhadap Klasifikasi
Karirnya .................................................................................................... 115

Uji Perbedaan Post Test Kelompok Eksperimen dan Post Test Kelompok Kontrol
Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPS Tehadap Klasifikasi
Karirnya ..................................................................................................... 116

Uji Normalitas .................................................................................................... 117

Uji Homogenitas ................................................................................................ 118

TABEL 1. UJI T-BERPASANGAN (PAIRED T-TEST) ............................. 120

Tabel 1.1 Uji T-Berpasangan Kelas IPA Kontrol .............................................. 120


Tabel 1.2 Uji T-Berpasangan Kelas IPA Eksperimen .......................................120

Tabel 1.3 Uji T-Berpasangan Kelas IPS Kontrol ............................................... 121

Tabel 1.4 Uji T-Berpasangan Kelas IPS Ekperimen .......................................... 121

PERBANDINGAN ANTARA KELAS IPA DAN IPS................................... 122

Surat Izin Penelitian ........................................................................................... 124

Surat Keterangan Penelitian ................................................................................125


DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 11


Bagan 2. One Group Pretest-Post test Design ..................................................... 46
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah

1. Latar Belakang

Perhatian khusus diberikan pada kualitas sumber daya manusia dalam era

pembangunan dizaman ini. Sumber daya manusia ini harus dikembangkan

untuk menjadi sarana pembangunan sebagai pemikir, perencana,

penggerak, pelaksana, dan pendukung pembangunan. Pendidikan nasional

ditugaskan untuk mengembangkan manusia Indonesia, bukan hanya

sebagai tujuan dari pembangunan, tetapi sekaligus sebagai sarana yang

memegang kunci sukses atau gagalnya pembangunan itu sendiri. Generasi

muda yang sedang menjalani proses perkembangan dengan belajar di

institusi pendidikan mempersiapkan diri untuk kelak berpartisipasi dalam

usaha-usaha pembangunan sebagai tenaga kerja yang tidak bekerja asal

kerja, tetapi memegang suatu jabatan yang bermakna bagi pembangunan

dan sekaligus mengandung potensi untuk mengembangkan dan

memperkaya dirinya sendiri.

Pemilihan pekerjaan yang diharapkan seseorang tidak dapat terlepas dari

serangkaian pendidikan yang harus diselesaikan dalam rangka

mempersiapkan diri memasuki dunia pekerjaan. Sekolah sebagai lembaga


2

pendidikan memiliki kewajiban untuk memenuhi tuntutan bidang pekerjaan

tersebut melalui pemberian bekal keterampilan, wawasan, dan bimbingan

yang berkaitan dengan dunia kerja (Winkel:1999).

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20

Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan serangkaian kegiatan

pembelajaran yang bersifat formal, nonformal, maupun informal, dengan

berbagai jenjang, mulai pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu jenjang pendidikan

yang ditempuh oleh anak Indonesia dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran secara formal. Jenjang ini merupakan tahap yang strategis

dan kritis bagi perkembangan dan masa depan anak Indonesia. Pada jenjang

ini anak Indonesia berada pada pintu gerbang untuk memasuki dunia

pendidikan tinggi yang merupakan wahana untuk membentuk integritas

profesi yang didambakannya. Pada tahap ini pula anak Indonesia bersiap

untuk memasuki dunia kerja yang penuh tantangan dan kompetisi. Siswa

SMA dalam fase perkembangannya termasuk dalam kelompok remaja

akhir, yaitu berusia 16-18 tahun, pada usia tersebut remaja telah menaruh

minat dalam banyak hal, termasuk diantaranya minat pada pendidikan dan
3

minat pada pekerjaan. Remaja juga memiliki tugas perkembangan yang

harus dilalui diusia remaja, salah satunya adalah memilih serta

mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan.

Ketika berada diusia remaja individu mulai merumuskan ide mengenai

pekerjaan yang sesuai dan mulai mengembangkan konsepsi diri mengenai

pekerjaan yang berimplikasi terhadap keputusan tentang pilihan studi

lanjutan. Remaja mulai mengenal dan menerima hal-hal yang diperlukan

untuk membuat keputusan karir dan memperoleh keputusan lain yang

relevan. Remaja mulai menyadari minat dan bakatnya dan bagaimana bakat

dan minat itu nantinya berhubungan dengan kesempatan kerja. Remaja juga

mulai mampu mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang ada

sehubungan dengan bakat dan minat ini serta mengikuti pelatihan untuk

mengembangkan dan meningkatkan bakat dan minat mereka agar lebih

optimal saat bekerja nanti. Memiliki perencanaan untuk pemilihan karirnya

dan mempersiapkan diri dalam masa transisi dari sekolah ke dunia kerja

sangatlah penting dan dapat dikembangkan sedini mungkin. Sayangnya

kebanyakan peserta didik tidak memiliki persiapan dan perencanaan

sebelum memutuskan pilihan karir mana yang diinginkan.

Perencanaan pilihan karir merupakan salah satu komponen yang penting

dalam mempersiapkan diri untuk memilih pendidikan lanjutan atau

pekerjaan yang diinginkan. Menanggapi tantangan kehidupan masa depan

dan relevansi pendidikan formal dengan tuntutan dunia kerja, maka siswa

perlu dibantu untuk mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta

memahami rencana pilihan karir yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
4

Semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau

pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan

berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya (Dahlan, 2010:2).

Keputusan karier bagi masa depan akan terwujud apabila mereka mampu

menyesuaikan diri antara potensi-potensi yang dimilikinya dengan

kesempatan yang tersedia (Sukardi:1989).

Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia,

maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan

hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan

bimbingan karir yang berkelanjutan.

Hal ini, menurut Crites dalam Dahlan (2010:2) disebabkan karena (1)

individu mempunyai banyak potensi dan membuat banyak pilihan tetapi ia

tidak dapat memilih satu sebagai tujuannya, (2) individu tidak dapat

mengambil keputusan, ia tidak bisa memilih satu pun dari alternatif-

alternatif yang mungkin baginya, dan (3) individu yang tidak berminat, ia

telah memilih satu pekerjaan tetapi ia bimbang akan pilihannya itu karena

tidak didukung oleh pola minat yang memadai. Maka dari itu

diperlukannya sebuah perencanaan karier yang matang bagi setiap siswa

sebagai sebuah antisipasi atau jalan untuk pemilihan karier yang sesuai.

IEKAD sebagai media dan sekaligus lembaran kerja konseli dan

intervensinya yang jelas dan terarah memungkinkan siswa melakukan

pengadministrasian diri, menyekor diri, dan mengadministrasikan diri

terhadap potensi-potensi dirinya. Dengan sifat semacam ini IEKAD


5

mungkin dapat membantu tugas-tugas tertentu dari guru pembimbing.

Dengan kata lain, pelayanan bimbingan karir dengan menggunakan

IEKAD akan menyediakan informasi karir dengan segera, mudah, dan

melibatkan diri siswa dalam mengidentifikasikan potensi dirinya.

Penggunaan IEKAD sebagai media bimbingan kelompok dan sekaligus

sebagai lembaran kerja konseli merupakan suatu keuntungan dari segi

efesiensi. Selain berbagai keunggulan dalam hal kefektifan

penggunaannya, IEKAD juga mempunyai beberapa keunggulan dari segi

praktis, khususnya dari segi ekonomis dan efesiensi waktu. Dari ekonomi

diakui bahwa biaya yang diperlukan dalam penyelenggaraan layanan

bimbingan kelompok menggunakan model hasil pengembangan ini relatif

murah apabila dibandingkan dengan pelayanan bantuan melalui

pengetesan psikologis, lebih-lebih jika memakai jasa pihak lain. Dari segi

waktu diketahui bahwa model bimbingan kelompok yang sedang

dikembangkan ini adalah sederhana dan mudah dilakukan serta dapat

diterapkan kepada banyak konseli dalam waktu yang bersamaan

khususnya pada tahap eksplorasi karir. Hasil assesmen diri dan

lingkungan segera dapat diketahui oleh konseli. Dengan demikian

kebutuhan waktu yang harus disediakan oleh konseli untuk sampai kepada

tujuan konseling yang dikehendakinya relatif singkat. Hasil pengamatan

selama proses bimbingan berlangsung tercatat bahwa total waktu yang

diperlukan oleh setiap siswa (secara rerata) untuk mengerjakan tugas –

tugas yang harus dijalaninya sekitar 150-180 menit. Dengan kata lain,
6

dalam waktu yang relatif singkat konseli telah mendapatkan bantuan yang

efektif untuk menemukan pilihan jabatan yang mantap. (Dahlan, 2010;19).

Remaja membutuhkan bimbingan dari guru, konselor, orangtua, atau orang

dewasa lainnya dalam merencanakan masa depan yang sesuai dengan

bakat, minat, atau kemampuan yang dimilikinya untuk memenuhi tugas

perkembangan memilih serta mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan.

Dengan adanya layanan bimbingan, peserta didik akan memiliki

kesempatan lebih besar untuk mencapai kehidupan masa depan yang

sukses dan bahagia, sebab upaya mengantarkan peserta didik menjadi

manusia seutuhnya membutuhkan peran dari berbagai pihak, guru saja

tidak cukup. Adanya pemanfaatan kegiatan bimbingan akan mendorong

peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan

sikap positif, mengembangkan arah karir dan masa depan. Alasan

mengapa siswa di sekolah menengah membutuhkan pelayanan bimbingan,

adalah karena mereka membutuhkan bimbingan dalam cara belajar karena

ternyata banyak teknik studi yang tidak dikuasai; bimbingan mengenai

karir untuk mengenal pendidikan lanjutan dan dunia kerja karena

kebanyakan mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

kesempatan kerja yang terdapat dipasaran kerja dan mengenai kesempatan

pendidikan/pelatihan tambahan untuk memperbesar peluang memasuki

lapangan kerja tertentu dalam era ekonomi informasi dewasa ini;

bimbingan sosial untuk memahami proses transformasi sosio-kultural yang

sedang berlangsung dalam masyarakat. Sesuai dengan makna pelayanan

bimbingan sebagai upaya menopang perkembangan siswa yang optimal,


7

pelayanan bimbingan harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya

manusia.

Prayitno (2003;90) menjelaskan bahwa:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang


dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu dengan cara tatap muka agar seseorang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal

3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk manusia yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa keada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Indonesia yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang bermartabat dan

bercakap serta berilmu ini dapat dikembangkan melalui kegiatan sekolah

yaitu kegiatan kokurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler, disamping

itu bimbingan konseling juga ikut andil didalamnya, yakni membimbing

siswa sesuai dengan tahap perkembangan dan tuntutan lingkungan yang

positif.

Di sini, tentunya peran guru pembimbing atau konselor sangat besar untuk

membantu siswa dalam memahami rencana pilihan karirnya. Pemahaman


8

karir siswa dapat dilakukan dengan menggunakan layanan bimbingan

kelompok.

Dari uraian diatas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang

“Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) Dalam

Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Memahami Rencana Pilihan Karir

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar T.A 2013/2014”.

2. Identifikasi Masalah

1. Terdapat siswa yang belum bisa memahami arah kecenderungan

potensi dirinya

2. Terdapat siswa bingung memilih jurusan diperguruan tinggi, sehingga

akhirnya mengikuti teman dalam memilih jurusan yang tentunya

berpengaruh terhadap pilihan karir mereka

3. Terdapat siswa yang bingung akan melanjutkan kemana setelah lulus

sekolah nanti (bekerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi)

4. Terdapat siswa yang memilih jurusan/karir karena orangtuanya

5. Terdapat siswa yang belum bisa mengidentifikasi karirnya

6. Banyak siswa yang belum memiliki informasi karir.

3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan ini, maka permasalahan

dalam penelitian ini dibatasi hanya mengkaji penggunaan IEKAD dalam

layanan bimbingan kelompok untuk memahami rencana pilihan karir siswa

kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2013/2014.


9

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pemahaman rencana pilihan karir siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok?

2. Apakah ada perbedaan pemahaman rencana pilihan karir antara jurusan

IPA dan IPS?

5. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin

dicapai dan diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk membantu

siswa memahami rencana karirnya dengan menggunakan IEKAD dalam

bimbingan kelompok.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini secara umum terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Kegunaan secara teoritis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam membantu

siswa memahami rencana pilihan karirnya melalui kegiatan layanan

bimbingan kelompok.

b. Kegunaan secara praktis,

1. Siswa dapat mengarahkan karirnya melalui kegiatan layanan

bimbingan kelompok,
10

2. Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing dalam

melaksanakan bimbingan kelompok di sekolah terkait dengan

mengarahkan karir siswa-siswa,

3. Dapat dijadikan bahan masukan guru pembimbing dalam

memberikan layanan yang tepat terhadap siswa-siswa yang

perlu mendapatkan pengarahan dalam menentukan karirnya.

3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang lingkup objek penelitian adalah penggunaan IEKAD dalam

layanan bimbingan kelompok dalam memahami rencana pilihan

karir siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran

2013/2014

b. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri

1 Tumijajar

c. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Tumijajar

d. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2013/2014.

B. Kerangka Pikir

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan peserta

didik memperoleh berbagai pengetahuan tentang karir dari narasumber

(guru pembimbing, guru kelas, maupun teman sebaya). Pengetahuan yang

dimaksudkan itu juga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil

keputusan. Lebih jauh dengan layanan bimbingan kelompok para peserta

didik dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang

tujuan karir mereka dan membicarakannya, mengembangkan nilai-nilai


11

tentang karir tersebut, dan mengembangkan langkah-langkah bersama

untuk memahami pilihan karir yang dapat dibahas didalam kelompok.

Dengan demikian, selain dapat membuahkan hubungan yang baik diantara

anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman

berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap

dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan dapat

diungkapkan didalam kelompok. Hal tersebut didukung dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Gadza (Prayitno 1994:309) mengemukakan bahwa

bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada

sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan

keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk

memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional dan sosial.

Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat terlihat pada gambar dibawah

ini, yang menyatakan siswa belum dapat memahami rencana pilihan karir

yang kemudian akan diberikan perlakuan yaitu IEKAD dalam layanan

bimbingan kelompok, dan diharapkan dapat memahami rencana pilihan

Siswa belum
karirnya. IEKAD Dalam Siswa sudah
dapat Layanan dapat
memahami Bimbingan memahami
rencana pilihan Kelompok rencana pilihan
karirnya karirnya
Bagan 1. Kerangka Pikir penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas dapat terlihat bahwa awalnya siswa

belum dapat memahami rencana pilihan karirnya karena berbagai alasan.

Sehingga, perlu dilakukan perlakuan melalui IEKAD dalam layanan


12

bimbingan kelompok. Hal ini dikarenakan siswa masih dalam tahap

perkembangan kepribadian dan sosial, dalam perkembangan sosial siswa

lebih memilliki kepercayaan pada teman sebayanya. Selain itu pula

layanan bimbingan kelompok dapat membantu remaja dalam menjalankan

salah satu tugas perkembangannya, yaitu mengembangkan ketrampilan

komunikasi interpersonal dan memahami rencana pilihan karir mereka

baik secara individual atau kelompok.

C. HIPOTESIS

Setelah peneliti mendalami permasalahan penelitian dan telah merumuskan

masalah tersebut melalui kerangka pikir maka diperlukannya suatu teori

sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji hal inilah yang disebut

dengan hipotesis.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 :

Ha : Terdapat peningkatan pemahaman rencana pilihan karir siswa

yang signifikan setelah diberikan layanan Bimbingan

Kelompok menggunakan IEKAD.

Ho : Tidak terdapat peningkatan pemahaman rencana pilihan karir

siswa yang signifikan setelah diberikan layanan Bimbingan

Kelompok menggunakan IEKAD.


13

Hipotesis 2 :

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman

rencana pilihan karir pada siswa jurusan IPA dan IPS setelah

diberikan layanan Bimbingan Kelompok menggunakan

IEKAD.

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman

rencana pilihan karir pada siswa jurusan IPA dan IPS setelah

diberikan layanan Bimbingan Kelompok menggunakan

IEKAD.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karir

1. Pengertian Karir

Karir merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak seorang petugas/pekerja dalam satu unit kerja atau

satuan organisasi. Jabatan itu biasanya dibebankan oleh seorang pejabat

yang lebih tinggi/atasan. (Thantawy; 2005)

Dalam Klasifikasi Jabatan Indonesia, jabatan diartikan sebagai

sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau

berhubungan satu dengan yang lain, yang pelaksanaannya meminta

kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuannya yang sama pula

meski tersebar di berbagai tempat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan memahami pengertian karir

diharapkan kepada anak didik di sekolah akan memiliki pemahaman

tentang arti kerja, mendorong mereka untuk memasuki dunia kerja, serta

membina mereka menjadi calon-calon tenaga kerja yang produktif dan

bertanggung jawab.
15

2. Peranan Konselor dalam Karir Siswa

Sebagai seorang guru, konselor akan terlibat secara langsung dalam

proses belajar-mengajar pada bidang karier yang berkaitan dengan

kursus-kursus mini untuk para siswa atau berperan sebagai pelatih in-

service yang mengajar di ruang kelas, baik sebagai guru maupun

sebagai pelatih bertujuan untuk membantu individu siswa memperluas

dalam mempertimbangkan potensi-potensi jabatan (Zunker dalam

Sukardi, 1989:37).

Sedangkan Marinhu (1992:28) mengemukakan bahwa: (1) konselor

adalah seorang aktivis yang memegang peranan developmental, yaitu

mempersiapkan pengalaman-pengalaman dimana orang-orang dapat

menguasasi perilaku-perilaku yang sesuai bagi perkembangan karier

yang efektif, dan bukan hanya peranan remedial dalam menghadapi

anak-anak muda yang mengalami pilihan; dan (2) para konselor

diharapkan memahami perkembangan karier, sanggup membantu para

pendidik merealisasikan implikasi-implikasi perkembangan karier bagi

modifikasi-modifikasi kurikulum, dan menciptakan kesempatan-

kesempatan belajar yang relevan dengan rentang bakat manusia yang

luas, serta juga diharapkan bahwa para konselor akan bekerja sama

dengan pihak-pihak lain dalam penempatan siswa-siswa dalam

kesempatan-kesempatan mendidikan okupasional dalam masyarakat.

3. Pengertian Rencana Jabatan atau Karir

Seseorang lebih mudah memperoleh pekerjaan tertentu namun

mengembangkan karir dimasyarakat tidak selalu mudah. Tidak setiap


16

orang berhasil mengembangkan karir yang dipilihnya. Keputusan

tentang jenis pekerjaan yang diinginkan tentu saja bersangkut-paut

dengan pendidikan yang harus dijalani untuk mempersiapkan diri

dalam pekerjaan yang dimaksudkan itu. Sebaliknya, keputusan tentang

pendidikan yang akan diikuti mempunyai implikasi langsung terhadap

pekerjaan individu yang bersangkutan setelah menamatkan pendidikan

tersebut, sepanjang pendidikan yang dimaksudkan itu memang

merupakan persiapan bagi pekerjaan tertentu.

Holland (dalam Sukardi, 1984: 72) dalam teorinya menganggap bahwa

suatu pilihan pekerjaan merupakan hasil dari interaksi antara factor

hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,

orang dewasa yang dianggapa memiliki peranan penting.

Tiedman (dalam Sukardi, 1984: 89), dalam teorinya mengemukakan

bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu

merupakan suatu rentan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil

individu pada tahap-tahap kehidupannya dimasa lampau.

Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan periode

antisipasi daa periode implementasi dan kedua periode ini merupakan

inti dari suatu perkembangan pekerjaan. Keputusan yang telah

ditetapkan atau dipilih oleh individu tethadap suatu lapangan kerja

memiliki pengaruh yang luas, besar dan penting terhadap keserasian

atau keharmonisan hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakatnya, perkembangan pekerjaan diorientasikan dari

keputusan mengenai sekolah, kerja dan kehidupannya dimana dia


17

dimatangkan. Perkembangan kerja diidentikkan dengan perkembangan

diri (self-development) dengan tujuan yang ingin dicapai, ialah untuk

mengadakan pilihan, memasuki pekerjaan dan kemajuan dalam

pendidikan dan pekerjaan yang ditempuh.

Teori Holland (dalam Manrihu,1988:69) tentang seleksi vokasionalnya

merupakan perkawinan dua aliran pandangan dalam psikologi

vokasional. Konsep pertama adalah elaborasi hipotesis bahwa pilihan-

pilihan karir merupakan suatu pemancaran kepribadian dan suatu

upaya mengimplementasikan gaya-gaya prilaku pribadi dalam konteks

kehidupan kerja seseorang. Konsepsi kedua adalah bahwa orang-orang

memproyeksikan pandangan-pandangan tentang dirinya dan dunia

kerja kepada judul-judul okupasional (occupational tittle).

Holland berasumsi bahwa individu adalah produk dari bawaan dan

lingkungan. Sebagai akibat dari pengaruh potensi-potensi genetik sejak

awal dan secara terus menerus dan interaksi individu serta

lingkungannya, berkembanglah suatu hierarki kebiasaan atau cara-cara

yang disenangi untuk menghadapi tugas-tugas social dan lingkungan.

Jadi, pilihan jabatan atau karir sangatlah penting agar individu dapat

mempersiapkan diri dalam menyambut lingkungan jabatan atau

karirnya dikemudian hari supaya tidak ada lagi keraguan atau perasaan

yang mengganggu ketika ia sudah memulai jabatannya, serta jabatan

pun tidak sesuai dengan bakat dan minatnya.


18

4. Pemahaman Rencana Karir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan dan karir-

karir yang memuaskan dapat membawa efek-efek yang bermanfaat

terhadap kesehatan pekerja, dan karena itu meningkatkan kesehatan.

Selanjutnya, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa tidak bekerja

(menganggur) dapat membawa akibat-akibat negatif bagi kesehatan

(Vondracek, Lerner, dan Schulenberg dalam Marinhu, 1992:47).

Seseorang cenderung memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya

apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya dan dapat

memenuhi kebutuhannya. Suatu pekerjaan tidak dapat menimbulkan

“stress” apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya

dan dapat memenuhi kebutuhan, sehingga ia memperoleh kepuasan

dalam pekerjaan itu. Oleh karena itulah sebelum seseorang

menentukan suatu pekerjaan bagi dirinya, ia harus mengetahui terlebih

dahulu tentang bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya serta

kepribadiannya. (Kartono, 1985:11).

Hoppocks (dalam Kartono, 1985:9-11) mengemukakan agar seseorang

mempunyai pilihan yang tepat terhadap pekerjaannya maka perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pekerjaan yang dipilih hendaknya sesuai dengan kebutuhan (needs)

b. Pekerjaan yang dipilih adalah pekerjaan yang diyakini sebagai

paling abik untuk memenuhi kebutuhannya

c. Kebutuhan yang timbul, mungkin diterima secara intelektual, yang

diarahkan untuk tujuan tertentu


19

d. Pekerjaan tertentu akan dipilih seseorang, bila untuk pertama kali

dia menyadari, bahwa pekerjaan tersebut dapat menolongnya

dalam memenuhi kebutuhannya

e. Pemilihan pekerjaan tersebut akan tepat bila memang

memungkinkan terpenuhi kebutuhannya. Hal ini tergantung pada:

pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang pemilihan

pekerjaan, dan kemampuan berfikir yang jelas

f. Informasi tentang diri sendiri mempengaruhi pilihan pekerjaan,

dengan demikian seseorang mengetahui apa yang ia inginkan dan

pekerjaan yang tepat dengan potensi dirinya

g. Informasi tentang jenis pekerjaan mempengaruhi pemilihan

pekerjaan seseorang

h. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai atau tidaknya

pemenuhan kebutuhan seseorang dan derajat kepuasan tersebut

tergantung pada pemikiran antara apa yang diinginkan

i. Kepuasan tersebut mungkin akibat atau hasil dari terpenuhinya

kebutuhan sekarang ini atau akan terpenuhinya kebutuhan dimasa

yang akan datang

j. Pilihan pekerjaan dapat berubah bila seseorang yakin bahwa

perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.

Dahlan (2010:4) mengemukakan ketepatan dan kemantapan pilihan

karir merupakan indikasi bagi kematangan karir siswa. Adapun ciri-

ciri siswa yang telah matang rencana karirnya adalah sebagai berikut:
20

1) Pilihan karirnya ajeg, baik dilihat dari segi waktu, bidang, tingkat,

dan rumpun pekerjaan

2) Pilihan karirnnya realistic, sesuai dengan kesempatan yang ada,

minat, kepribadian, dan kelas sosialnya

3) Memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan pilihan karir

4) Memiliki sikap, yaitu perasaan, reaksi subyektif dan disposisi yang

diperlukan untuk membuat suatu pilihan kerja dan memasuki dunia

kerja

Jadi, memahami rencana karir sangatlah penting agar individu dapat

mempersiapkan diri dalam menyambut lingkungan pekerjaannya

dikemudian hari supaya tidak ada lagi keraguan atau persaan yang

mengganggu ketika ia sudah memulai karir. Pemahaman karir pun

dapat diukur dengan skala pemahaman karir, sehingga dapat

memudahkan individu untuk mengetahui sudah mantapkah diri ini

untuk merencanakan atau memilih jabatan/karir sesuai bakat dan

minatnya.

B. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri)

IEKAD merupakan lembaran kerja konseli yang berisi sejumlah

pernyataan tentang preferensi kegiatan, preferensi jabatan, prestasi

akademis, dan estimasi diri serta arahan setiap tahapan kegiatan yang

harus dijalani konseli dalam proses konseling karir untuk memantapkan

pilihan karirnya (Dahlan,2010:14).

Penggunaan IEKAD sebagai media konseling karir dan sekaligus sebagai

lembaran kerja konseli merupakan suatu keuntungan dari segi efesiensi.


21

Selain berbagai keunggulan dalam hal keeftifan penggunaannya, IEKAD

juga mempunyai beberapa keunggulan dari segi praktis, khususnya darri

segi ekonomis dan efesiensi waktu. Dari ekonomi diakui bahwa biaya

yang diperlukan dalam penyelenggaraan layanan konseling karir

menggunakan model hasil pengembangan ini relatif murah apabila

dibandingkan dengan pelayanan bantuan melalui pengetesan psikologis,

lebih-lebih jika memakai jasa pihak lain. Dari segi waktu diketahui bahwa

model konseling karir yang sedang dikembangkan ini adalah sederhana

dan mudah dilakukan serta dapat diterapkan kepada banyak konseli dalam

waktu yang bersamaan khususnya pada tahap eksplorasi karir. Hasil

assesmen diri dan lingkungan segera dapat dietahui oleh konseli. Dengan

demikian kebutuhan waktu yang harus disediakan oleh konseli untuk

sampai kepada tujuan konseling yang dikehendakinya relative singkat.

Hasil pengamatan selama proses bimbingan berlangsung tercatat bahwa

total waktu yang diperlukan oleh setiap siswa (secara rerata) untuk

mengerjakan tugas-tugas yang harus dijalaninya sekitar 150-180 menit.

Dengan kata lain, dalam waktu yang relatif singkat konseli telah

mendapatkan bantuan yang efektif untuk menemukan pilihan jabatan yang

mantap (Dahlan,2010;19).

Adapun beberapa klasifikasi jabatan yang dapat dijadikan pilihan adalah:

1. Klasifikasi-Klasifikasi Jabatan

Pengklasifikasian jabatan berdasarkan tipe-tipe kepribadian yang telah

diuraikan di atas. Setiap tipe kepribadian merupakan gambaran dari


22

klasifikasi jabatan yang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki

individu.

a. Klasifikasi Realistik

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe realistik adalah memiliki sikap

dan perilaku yang agresif, kuat secara jasmani, tidak sosial, memiliki

kecakapan dan koordinasi gerak (motorik) yang baik, kurang

memiliki kemampuan verbal dan keterampilan hubungan antar

pribadi. Lebih menyenangi hal yang bersifat kongkrit daripada

masalah yang abstrak, menanggapi dirinya sebagai orang yang

agresif dan memiliki nilai ekonomi dan politik dan konvensional,

emosi yang mantap (kestabilan emosi). Materialistik, rendah diri,

menganggap dirinya baik dalam kemampuan mekanikal dan atletik

dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial, menilai

tinggi benda-benda nyata dan praktis.

Pekerjaan yang sangat cocok untuk orang yang bertipe realistik

adalah :

Pedagang dan Pekerja Terlatih

Pekerja Bangunan, Ahli Teknik Elektro, (Stasiun TV,

Laboratorium), Pengawas Pembangunan, Peternak, Mesin-mesin,

Pembersih Bangunan, Ahli Mesin (Mobil dan Pesawat Terbang),

Operator Radio, Motir (TV dan Radio, Piano, Perabot Rumah

Tangga), Pekerja Pertanian dan Peternakan, Peneliti Sumber-sumber

Alam (pengawas hutan, ahli peternakan, margasatwa), Pemberi


23

Layanan (Tamtama dan Perwira), Ahli Teknik (Ahli Mesin, Listrik,

Sipil).

Pengajar Perguruan Tinggi

Teknik Mesin dan Fisika, Pertanian, Pertambangan, Peternakan

Lainnya-lainnya

Juru gambar, Juru ukur, Pengamat Cuaca, Detektif, Pemadam

Kebakaran, Teknisi Laboratorium (bukan ahli medis atau tester)

b. Klasifikasi Investigatif

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe Investigatif adalah memiliki

preferensi untuk aktifitas-aktifitas yang memerlukan observasional,

simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, bioligis

dan kultural dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial,

berorientasi pada tugas, intraseptif, tidak sosial, lebih menyukai antar

lebih dahulu daripada bertindak langsung terhadap pemecahan

masalah, cenderung analitis, rasional, berdiri sendiri, radikal,

abstrak, terpusat pada pikiran sendiri, introvert, pengertian, kritis,

memiliki rasa ingin tahu yang besar, cerdas, kurang memiliki

kemampuan memimpin orang disekitarnya, berorientasi yang

imajinatif, agresif, keras hati, mandiri, dan bersifat fleksibel.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe intelektual adalah :

Ahli Biologi dan Fisika

Ahli Astronomi, Ahli Atom, Ahli kimia, Ahli Geologi, Ahli fisika,

Ahli Botani, Ahli Binatang, Peneliti sumber-sumber alam.


24

Ahli Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan :

Ahli (Antropologi, Arkeologi, Arsitek, Desainer, Programer

Komputer, Dokter Gigi, Psikologi Eksperimental, Penemu

(pencipta), Matematika (bidang bisnis atau industri), Filosof, Teknisi

Penelitian Ilmu Pengetahuan, Statistik, Dokter Hewan.

Pengarang Sains

Pengarang Artikel Ilmiah, Editor Jurnal Ilmiah,Pengarang Fiksi

Ilmiah

Pengajar Perguruan Tinggi

(Ilmu-ilmu Biologi dan Fisika, Psikologi Eksperimental Matematika,

Filsafat, Paramedis, Program dan Desain Komputer, Astrofisika)

c. Klasifikasi Artistik

Ciri-ciri yang dimiliki tipe Artistik adalah bersifat tidak sosial,

kreatif, imajinatif, ambigus, emosional, implusif, bersifat

kewanitaan, peka terhadap perasaan, submissive (patuh),

introspektif, deprestif, rendah diri, berdiri sendiri (individual),

radikal, tidak stabil, naif, percaya diri, fleksibel, bebas, tidak

konvensional, terbuka dalam mengekspresikan emosinya, apa

adanya, bersifat ekspresif dan biasanya orang-orang yang bertipe ini

senang mengekspresikan diri mereka secara artistik atau seni.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah

Seniman Kreatif

Pengarang, Editor (Redaktur), Novelis, Wartawan, Reporter,

Seniman, Desainer, Dekorator (Seniman Foto, Perancang pakaian


25

dan Perancang dekorasi ruang dan iklan), Artis (sandiwara, drama

film dan Tv), Musikus (pengubah, pencipta, pengarang, penyanyi).

Pengajar Perguruan Tinggi

Pengajar Bahasa Inggris, Drama, Sandiwara, Seni, Musik,

Kewartawanan, Kemampuan berbicara.

Lain-lainnya

Kritis Seni dan Musik, Dealer alat-alat seni, Kartunis Pelawak, Ahli

Bahasa, Penerjemah.

d. Klasifikasi Sosial

Ciri-ciri yang bertipe sosial adalah bersifat sosial, bertanggung

jawab, bersifat kewanitaan, kemanusiaan, keagamaan, membutuhkan

perhatian, dapat bekerja sama dengan baik, persuasif, bijaksana,

memiliki kecakapan verbal dan hubungan antar pribadi, menghindari

dari jenis pekerjaan sistematis, ramah tamah, suka bergaul, tidak

ilmiah, berpikir tepat guna, Psychological-minded implusif,

penerimaan diri sendiri, dapat dipercaya, agresif, pandai mengontrol

diri, konservatisme, praktis, ekspresif (perasa), pemahaman diri,

tekun, dan biasanya orang yang bertipe ini memiliki suatu citra diri

yang positif.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah :

Pekerjaan Keagamaan

Ahli Agama

Pekerja Kesehatan Sosial dan Pelayanan Sosial


26

Pengajar SD, konselor, Terapis (Konselor Jabatan dan Perkawinan,

Terapis, Psikiatri dan Ahli Psikologi Klinis), Pengajar Sekolah

Menengah (dengan mata pelajaran jasmani), Ahli Kenakalan

Remaja, Dokter Medis (semua spesialis termasuk dokter ahli mata,

ahli mata dan kacamata non medis).

Pengajar Perguruan Tinggi

Teologi, Paramedis, Ekonomi Rumah Tangga dan Gizi, Pendidikan

Sosiologi, Psikolog (kecuali eksperimental), Ilmu Perawat, Terapi

Kemampuan Berbicara.

Lain-lainnya

Perdamaian Perselisihan Kerja, Pewawancara Pencari Pekerjaan,

Hakim, Ahli Psikologi, Petugas Kesehatan Masyarakat.

e. Klasifikasi Wirausaha

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe Wirausaha adalah memiliki

kecakapan verbal (lisan), bersifat sosial, persuasif, implusif,

ekstrovert, percaya diri, keagresifan lisan, suka bergaul, ramah,

berani mengambil risiko, tidak ilmiah, emosi stabil, tidak intelektual,

biasanya menginginkan status yang tinggi, berpikir praktis, pandai

berkomunikasi, kongkret, ambisius, dominasi, optimisme,

sosiabilitas, mudah menyesuaikan diri, memiliki jiwa pemimpin.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah:

Tenaga Penjualan

Pedagang, Penjualan Barang-barang Teknik, Pramuniaga, Juru

Lelang, Tenaga Penjualan Real-Estate, Asuransi, Juru Taksir.


27

Manajer Usaha Perdagangan dan Pemilik Usaha Perdagangan

Kontraktor, Importir, Spekulator, Investasi, Usaha Keuangan,

Penerbit (Surat Kabar, Buku-buku), Promotor Olah Raga, Konsultan

Biro Perjalanan.

Manajer dan Pengawasan

Eksekutif Perusahaan dan manajer (bukan sekretaris-bendaharawan),

Manajer Penjualan, Tenaga Penjualan, Pengawas Produksi dan Ahli

(Bukan Mesin-mesin), Direktur (Penelitian dan Pengembangan

Laboratorium), Advokat (Pengacara, Penasehat atau swasta tetapi

bukan Hakim).

Pengajar Perguruan Tinggi

Administrasi Niaga dan Manajemen, Hubungan Internasional

(Program Pelayanan Asing), Ilmu Pemerintahan dan Politik, Hukum

dan Sejarah.

Lain-lainya:

Politikus, Direktur Radio (TV, Penyiar, Produser), Dekan Fakultas,

Diplomat, Petugas Kedutaan Asing, Manajer Personalia, Hubungan

Perburuan (berhubungan dengan industri).

f. Klasifikasi Konvensional

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe Konvensional adalah orang yang

selalu patuh pada peraturan, bersifat streotif, praktis, rapih, suka

bergaul, bebas, tidak sistematis, praktikalitas, kurang fleksibel,

konservatif, keras hati, mudah terpengaruh teliti, kurang berprestasi

dibidang akademis, akau, ketergantungan dengan orang lain, kurang


28

efisien secara intelektual, stabil, penerimaan terhadap diri sendiri,

ilmiah, tekun dan menilai diri sendiri rendah sebagai pemimpin

tetapi tinggi dalam tanggung jawab.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe Konvensional

adalah:

Petugas Keuangan

Akuntan (Akuntan Publik yang berijazah, Aktuaris, Auditor,

Pemegang Buku), Pegawai Bank, Pengkaji Anggaran Belanja,

Analisis Keuangan, Kasir, Petugas atau Ahli Perpajakan, Pemeriksa

Kredit, Analisis Kurs, Sekretaris- Bendahara Perusahaan.

Pegawai Kantor

Juru Tata Usaha (Kantor Pos, Daftar Gaji, Pengiriman dan

Penerimaan), Operator Peralatan IBM, Kepala Kantor (Manajer),

Sekretaris dan Asisten (Administrasi Eksekutif), Manajer

Perdagangan.

Pengajar Perguruan Tinggi

Akunting, Perbankan, Bisnis (tidak termasuk administrasi dan

manajemen), Perdagangan dan Keuangan Ekonomi.

Lain-lainnya

Likwidator Bea Cukai (Pabean), Pengawas Inventaris, Pengawas

Kualitas, Pengawas Rekaman, Juru Taksir Real Estate, Ahli Statistik

(kecuali statistik teoritis), Korektor Cetakan, Juru Tata Usaha

Perdagangan dan Stok.


29

Klasifikasi – klasifikasi pekerjaan ini merupakan konsep-konsep sentral

dalam teori Holland. Individu –individu berpikir, mempersepsi dan

berbuat menurut salah satu dari keenam tipe yang dominan. Dalam

kenyataannya, tidak ada individu yang murni satu tipe tetapi

menunjukkan taraf tertentu untuk masing-masing dengan kata lain,

memiliki suatu profil yang merupakan pola kepribadiannya.

Jelas, bahwa tidak mungkin seseorang semata-mata tergolong pada

salah satu dari tipe-tipe kepribadian seperti yang telah digambarkan.

Karena itu, sistem pemberian kode digunakan untuk menunjuk tipe-tipe

primer dan sekunder seseorang. Kode-kode ini dinyatakan dalam tiga

kombinasi huruf-setiap huruf berhubungan dengan huruf pertama salah

satu dari ke enam tipe itu.

Holland juga menambah empat asumsi tentang tipe-tipe kepribadian

seseorang dan lingkungannya. Asumsi-asumsi ini adalah konsisten,

deferensiasi, kongruensi dan kalkulus. Untuk menerangkan asumsi-

asumsi ini, digunakan model hexagonal Holland yang digunakan untuk

untuk menerangkan saling berhubungan antara ke enam tipe

kepribadian dan lingkungan kerjanya.

a. Konsistensi

Pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih

dekat hubungannya daripada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik

dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe

konvensional dan artistik.


30

Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau

antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau hubungan

di asumsikan mempengaruhi preferensi vokasional.

b. Differensiasi

Beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada

yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu

tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe-tipe lainnya atau

suatu lingkungan mungkin sebagian besar di dominasi oleh suatu tipe

tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu

lingkungan yang bercirikan kira-kira yang sama dengan ke enam tipe

tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf dimana

seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf

diferensiasinya.

c. Kongruensi

Berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe

realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan-lingkungan realistik

karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan-kesempatan dan

menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik. Ketidakharmonisan

(incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan

yang menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-

penghargaan yang asing bagi preferensi-preferensi atau kemampuan-

kemampuan seseorang itu, misalnya tipe realistik dalam lingkungan

sosial.
31

d. Kalkulus

Kesamaan antara kepribadian dengan lingkungan dapat di sesuaikan

dengan model hexagonal, yang aman antara jarak antara tipe

kepribadian dengan lingkungannya adalah keseimbangan pada setiap

teori kesamaan antar keduanya. Gambar grafik hexagonal merupakan

perwakilan dari tingkat konsistensi (antara individu dengan

lingkungannya). Hal ini menjelaskan tentang dasr teori yang dapat di

guankan konselor dalam membantu kliennya.

C. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Terbentuknya suatu kelompok dalam kehidupan merupakan wujud dari

hakekat manusia, khususnya dalam dimensi kehidupan sosialnya.

Kelompok pada dasarnya didukung serta dibentuk melalui kumpulan

sejumlah orang, yang kemudian kumpulan tersebut menjunjung suatu

atau beberapa kualitas tertentu sehingga dengan demikian kumpulan

tersebut menjadi sebuah kelompok. Kelompok yang baik yaitu apabila

kelompok itu diwarnai dengan semangat yang tinggi, kerja sama, serta

Prayitno menurut Gadza (Prayitno:1999) ‘bimbingan kelompok di

sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa

untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang

tepat’. Gadza juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok

diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat

personal, vokasional, dan sosial. Dari pengertian tersebut dapat

dipahami bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan


32

layanan yang diberikan kepada beberapa individu dengan

prosedur kelompok untuk memberikan informasi untuk keperluan

anggota keluarga.

Sedangkan menurut Winkel (1991:543) “Bimbingan Kelompok

mengupayakan perubahan dalam sikap dan perilaku secara tidak

langsung, melalui penyajian informasi yang menekankan pengolahan

kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan

sendiri”. Dengan adanya kegiatan bimbingan kelompok, diharapkan

akan terjadi suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang

diberikan kepada anggota kelompok, sehingga akan terjadi suatu

perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya secara tidak langsung.

Bimbingan Kelompok menurut Thantawy (2005) Upaya Bimbingan

yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang individu

melalui situasi kelompok. Sasaran bimbingan tetap individu, atau

sekelompok individu yang mempunyai masalah yang sama, atau

semua individu yang adad dalam kelompok itu. Masalah yang

dimunculkan dalam kelompok mungkin bersifat pergaulan sosial,

perasaan rendah diri, sifat egois, atau masalah penjurusan dan lanjutan

studi. Melalui bimbingan kelompok setiap individu dapat berinteraksi,

dan bertukar pengalaman (sharing of experiences) karena dalam

kegitatan ini dapt memanfaatkan individu-individu yang

berpenngaruh; cara ini dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan

dengan bimbingan individual/konseling individual karena menghemat

waktu, dan sasaran yang terjangkau lebih banyak. (gruop guidance).


33

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan

yang diberikan kepada sejumlah individu dengan menggunakan

prosedur kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam

rangka membahas topik-topik tertentu atau memberikan informasi

yang berguna dan bermanfaat bagi anggota kelompok sehingga akan

terjadi suatu perubahan sikap dan perilaku pada anggota kelompok.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, adalah sebagai berikut:

Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh Prayitno

(1995:178) adalah:

a. Mampu berbicara dengan orang banyak,

b. Mampu mengeluarkan ide, pendapat, saran, tanggapan, perasaan

dan lain sebagainya kepada orang banyak,

c. Belajar menghargai pendapat orang lain,

d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya,

e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan

yang bersifat negatif),

f. Dapat bertenggang rasa,

g. Menjadi akrab satu sama lain,

h. Membahas masalah-masalah atau topik-topik umum yang

dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.


34

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkkinkan

siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari

narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk

kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,

anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2002:48).

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri

untuk dapat berlatih berbicara, menanggapai, memberi dan menerima

pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta

aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat

mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku

komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

3. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan kelompok

menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok. Hangatnya

susasana atau kakunya komunikasi yang terjadi juga tergantung pada

peranan pemimpin kelompok. Oleh karena itu pemimpin kelompok

memiliki peranan penting dalam rangka membawa para anggotanya

menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan

kelompok.

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:35-36) bahwa

peranan pemimpin kelompok ialah:

a. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan

ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.


35

Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang

dibicarakannya maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri.

b. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang

berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota

tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok

dapat menanyakan suasana perasaan yanng dialami itu.

c. Jika kelompok itu tampaknya menjurus ke arah yang dimaksudkan

maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang

dimaksudkan itu.

d. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan

balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang

bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

e. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu

mengatur “lalu lintas”kegiatan kelompok, pemegang aturan

permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama

serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok,

diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi

didalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang

atau lebih anggota kelompok ia/mereka itu menderita karenanya.

f. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok dengan segenap isi dan

kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung

jawab pemimpin kelompok.

Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga

berdasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok


36

tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota

kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota

kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar

dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang

dimainkan para anggota kelompok adalah:

a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan

antar nggota kelompok.

b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam

kegiatan kelompok.

c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya

tujuan bersama.

d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha

mematuhinya dengan baik.

e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif serta dalam seluruh

kegiatan kelompok.

f. Mampu berkomunikasi secara terbuka.

g. Berusaha membantu anggota lain.

h. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan

peranannya.

i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

4. Cara-cara Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

a. Masing-masing anggota kelompok dalam bimbingan kelompok

secara bebas dan sukarela berbicara, bertnya, mengeluarkan


37

pendapat, ide, sikap, saran, serta perasaan yang dirasakannya

pada saat itu.

b. Mendengarkan dengan baik bila anggota kelompok berbicara,

yaitu setiap salah satu anggota kelompok menyampaikan

tanggapan, maka anggota kelompok lainnya memperhatikannya,

karena dengan memperhatikannya maka akan mudah untuk

saling menanggapi pendapat lain, sehingga akan menumbuhkan

dinamika kelompok didalam kegiatan bimbingan kelompok

tersebut.

c. Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok dalam

bimbingan kelompok, yaitu dalam pelaksanaan bimbingan

kelompok dibuat semacam kesepakatan antara pemimpin

kelompok dengan para anggota kelompok, sehingga diharapkan

dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang

diharapkan oleh kedua belah pihak.

d. Mengadakan evaluasi setelah kegiatan bimbingan kelompok

berakhir. Evaluasi dalam hal ini dilakukan pemimpin kelompok

setiap berakhirnya pertemuan dan evaluasi secara keseluruhan

setiap pertemuan kelompok.

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut

(Prayitno, 1995:44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok sebagai

berikut:
38

a. Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pengenalan diri atau

tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada

tahap ini pada umunya para anggota saling memperkenalkan diri dan

juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan masing-masing

anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas

kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya bimbingan kelompok

mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing

anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh

empati.

b.Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ketahap kegiatan kelompok yang

sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan

dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut

dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan

peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan

atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan

pada tahap selanjutnya. Dalam hal ini pemimpin kelompok mampu

menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua

merupakan “jembatan”antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal

ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan

tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah

diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan

kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota


39

kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok

selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok.

Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat

tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap

sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan

berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan

membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa

banyak campur tangan dari pemimpin kelompok.

Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan

ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok

saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang

menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada

akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang

diharapkan.

d.Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam

pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok

akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta beberapa kali

kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan

sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan. Dapat

disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini

adalah:
40

1). Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok

2). Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok

3). Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota

kelompok

4). Pembahasan kegiatan lanjutan

5). Penutup

6. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok

diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang

dirasakan oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan

kelompok dapat dilakukan secara tertulils, baik melalui essai, daftar

cek, meupun daftar isisan sederhana (Prayitno, 1995:81). Setiap

pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota

kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat

dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan

kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota

kelompok juga diminta untuk mengemukakan tentang hal-hal yang

paling berharga dan sesuatu yang kurang disenangi selama kegiatan

berlangsung.

Penilaian dan evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan

kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”,

tetapi beriorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan

atau perkembangan positif yang terjadi pada diri anggota kelompok.

Prayitno (1995:81) mengemukakan bahwa penilaian terhadap layanan


41

bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat

dilakukan melalui:

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan

berlangsung,

b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas,

c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan

perolehan anggota sebagai hasil keikutsertaan mereka,

d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang

kemungkinan kegiatan lanjutan,

e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana

penyelanggaraan layanan.

7. Teknik-teknik Dalam Bimbingan Kelompok

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:78) bahwa teknik-

teknik dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang

digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang

demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan

pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling

perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses

interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada

bimbingan kelompok. Teknik dalam bimbingan kelompok

menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu

mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon

secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan

penguatan.
42

D. Keterkaitan Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan

Diri) dalam Bimbingan Kelompok dengan Pemahaman Rencana

Pilihan Karir Siswa

Bimbingan konseling memberikan sebuah layanan dalam membantu klien

dalam mengarahkan kariernya yaitu penggunaan layanan bimbingan

kelompok. Mengarahkan karier bisa dibantu dengan menganalisis serta

memahami berbagai keunggulan serta kelemahan yang ada dalam dirinya,

pribadi serta sistem nilai klien.

Penelitian ini menggunakan layanan bimbingan kelompok, dengan

dilakukannya bimbingan kelompok siswa yang masih dalam masa

perkembangan dapat lebih mengembangkan perkembangan sosialnya

dalam mengarahkan kariernya. Karena dalam bimbingan kelompok siswa

akan lebih luas mengemukakan permasalahannya yang berkaitan dengan

pengarahan kariernya kepada teman sebayanya.

Untuk itu keterkaitan antara bimbingan kelompok dengan pemahaman

karir yaitu dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan kelompok

hendaknya dapat membantu siswa dalam mengarahkan kariernya. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Gadza (dalam Prayitno:1999) bahwa

“bimbingan kelompok siswa dapat saling bertukar informasi yang bersifat

personal, vokasional dan sosial”.

Pemberian layanan bimbingan kelompok dapat saling memberikan

pendapat atau bertukar informasi. Hal tersebut dapat membantu siswa


43

dalam mengarahkan kariernya. Hal tersebut didukung dengan pengertian

bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (1995:178), yaitu:

“Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan


memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam
kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapai, pemberian saran, dan lain-lain sebagainya;
apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta
yang bersangkuan sendiri dan untuk peserta lainnya”.

Kegiatan layanan bimbingan kelompok yang memanfaatkan dinamika

kelompok dapat melatih siswa dalam hubungan sosial, selain itu pula

siswa juga dapat berlatih dalam mengeluarkan atau mengungkapkan

pendapatnya, maupun dalam hal-hal lainnya.

Layanan bimbingan kelompok akan dapat membantu siswa dalam

pengungkapan permasalahannya yang kemudian akan membantu siswa

dalam bertukar informasi sebagaimana diungkapkan oleh Gadza, serta

dengan bertukar informasi yang ada siswa dapat memperoleh pengetahuan

atau ilmu serta dorongan baik dari luar, yaitu teman sebaya maupun dari

dalam diri siswa atau dalam hal ini kesadaran pribadi. Selain itu pula

dengan kegiatan bimbingan kelompok siswa dapat lebih interaktif dalam

hubungan sosial terhadap teman sebaya, sekaligus dapat memahami

rencana pilihan karir mereka.


III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMA Negeri 1 Tumijajar yang

berlokasi di Kelurahan Daya Murni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten

Tulang Bawang Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun

ajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat berpengaruh besar terhadap kualitas hasil

penelitian. Semakin tepat suatu metode penelitian maka akan semakin

berhasil penelitian yang dilaksanakan. Agar dapat menghasilkan penelitian

yang baik, seorang peneliti harus terampil dan tepat dalam memilih

metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen semu atau percobaan (quasi - eksperimental research).

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya

dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono,

2010:6).
45

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002:3) penelitian eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang bisa

mengganggu.

Dengan kata lain, suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan

perlakuan pada individu untuk diketahui akibat perlakuan peneliti terhadap

perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan

berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan setelah itu dilihat

pengaruhnya. Jadi proses pengukuran dilakukan pada tahap sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan.

Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan

kelompok dan pengaruhnya dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok,

sedangkan pengukurannya dilakukan sebelum dan sesudah bimbingan

kelompok, yaitu peneliti membandingkan antara hasil pre test dan post test

yang telah diberikan kepada kelompok eksperimen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

dengan cara memberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok kepada

kelompok eksperimen tanpa ada kelompok kontrol. Peneliti menggunakan

desain penelitian Pre Eksperimental Design dan jenis One Group Pre-test

dan Post-test Design. Dalam desain ini subyek dikenakan perlakuan

dengan dua kali pengukuran. Pengukuran yang pertama dilakukan sebelum


46

layanan bimbingan kelompok diberikan dan pengukuran kedua dilakukan

setelah layanan bimbingan kelompok diberikan kepada subyek penelitian.

Pelaksanaan eksperimen desain ini dilakukan dengan memberikan

perlakuan X terhadap subyek (Sugiyono, 2010:110). Sebelum diberikan

perlakuan subyek diberikan pretes (O1), dan setelah diberi perlakuan diberi

postest (O2). Hasil kedua tes tersebut dibandingkan untuk menguji apakah

perlakuan memberi pengaruh pada prilaku klien.

Sebelum perlakuan Treatment Setelah perlakuan

(KE) O1 X O2

(KK) O1 O2

Bagan 2. Pretest-postest control group design

Keterangan :

O1 : Subyek belum memahami rencana pilihan karirnya

X : Perlakuan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok

O2 : Subyek sudah memahami rencana pilihan karirnya

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Nazi (1988:325) populasi adalah kumpulan dari individu dengan

kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Sementara Arikunto

(2002:108) menyatakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.


47

Data populasi penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

Jumlah Siswa pada Kelas IPA

a. Kelas X IPA 1 : 25 siswa

b. Kelas X IPA 2 : 36 siswa

c. Kelas X IPA 3 : 37 siswa

d. Kelas X IPA 4 : 38 siswa

e. Kelas X IPA 5 : 38 siswa

Jumlah Siswa pada Kelas IPS

a. Kelas X IPS 1 : 25 siswa

b. Kelas X IPS 2 : 33 siswa

c. Kelas X IPS 3 : 33 siswa

d. Kelas X IPS 4 : 31 siswa

e. Kelas X IPS 5 : 26 siswa

2. Sampel

Proses pengumpulan data peneliti menetapkan sampel sebanyak 10% dari

jumlah populasi, dimana jumlah sampel ini dianggap mewakili keseluruhan

populasi. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang

mengatakan bahwa : “ Jika populasi lebih dari 100, maka sampel diambil

10% sampai 20%. Sedangkan jika kurang dari 100, maka diambil keseluruhan

total populasi”. (Arikunto, 2002:10). Sedangkan teknik sampling dengan

menggunakan rumus alokasi proportional dari Sugiyono (1999:67), yaitu

ditetapkan berdasarkan proporsi masing-masing kelas yang ada, dengan

perhitungan sebagai berikut:


48

n=
. ²

dimana n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d² = Presesi yang ditetapkan

Berdasarkan rumusan tersebut dapat diperoleh jumlah sampel (n) di Kelas

IPA dan IPS pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Pada Kelas IPA:

n= = =( )( , )
= = 62,5
. ² . , ² ,

Jadi berdasarkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 63 responden.

- Pada Kelas IPS :

n= = =( )( , )
= = 58,6
. ² . , ² ,

Jadi berdasarkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 responden.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang refresentatif

dari populasi. Dalam penelitian ini teknik sampling digunakan untuk

menentukan sampel secara personal dari tiap kelas diambil secara acak yang

ditempuh melalui undian. Adapun alasan untuk menggunakan teknik ini

adalah karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan design non

randomized pre-test-post-test control group. Setelah diperoleh sampel dari

masing-masing kelas IPA sebanyak 62 orang dan kelas IPS sebanyak 58

orang, selanjutnya ditentukan kelompok penelitian dengan cara masing-

masing jurusan dibagi menjadi dua sampel yang telah ditentukan yaitu kelas
49

IPA sebanyak 31 orang kelompok eksperimen dan 31 orang kelompok

kontrol, sedangkan di kelas IPS sebanyak 29 orang dikelompok ekpserimen

dan 29 orang di kelompok kontrol. Kemudian keempat kelompok tersebut

sama-sama diukur tiga kali dalam 1 x 40 menit pertemuan dengan inventori

pemahaman rencana pilihan karir (pre-test), sedangkan perlakuan hanya

diberikan kepada kelompok eksperimen. Selanjutnya kedua kelompok

diukur kembali dengan menggunakan alat yang sama yaitu inventori

pemahaman rencana pilihan karir (post-test).

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen

termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu

atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

IEKAD dalam layanan bimbingan kelompok (X).

b. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah pemahaman rencana pilihan karir (Y).


50

2. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Inventori ini merupakan lembaran kerja konseli dan dapat juga

berfungsi sebagai media yang sekaligus investasi dalam bimbingan

kelompok (X). Adapun indikator - indikatonya adalah sebagai berikut:

1. Pengadministrasian diri

2. Penyekoran diri

3. Menafsirkan diri terhadap potensi-potensi diri

b. Siswa memahami pilihan karirnya adalah siswa yang memahami pilihan

atau kecenderungan karir/jabatan/pekerjaan yang sesuai dengan potensi

diri berdasarkan kemiripan dengan tipe kepribadiannya (Y). Adapun

indikator-indikator yang dapat diukur adalah sebagai berikut :

1. Kategori minat jabatan Realistik

2. Kategori minat jabatan Investigatif

3. Kategori minat jabatan Artistik

4. Kategori minat jabatan Sosial

5. Kategori minat jabatan Wirausaha

6. Kategori minat jabatan Konvensional

E. Teknik Pengumpulan Data

1. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri)

Inventori ini merupakan lembaran kerja konseli dan dapat juga

berfungsi sebagai media yang sekaligus investasi. IEKAD memuat

sejumlah pernyataan tentang keadaan diri (potensi dan ciri khas diri)

yang mencakup lima aspek diri (sub skala), yaitu : Preferensi Kegiatan,
51

Preferensi Okupasi, Estimasi Diri, dan Kecenderungan Prestasi

Akademis. Semua pernyataan dari empat sub skala tersebut

dikategorikan kedalam enam tipe kepribadian jabatan: Realistik,

Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional

(RIASWK).

Definisi operasional penelitian dalam penelitian ini adalah

IEKAD ini akan dipakai sebagai alat dalam memberikan perlakuan

peneliti (pelayanan bimbingan pemahaman minat jabatan). Dengan

demikian inventori ini merupakan daftar sifat-sifat, sikap, minat, atau

kemampuan yang digunakan untuk mengukur karakteristik kepribadian

atau ketrampilan. Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan

pengukuran atau penilaian yang berupa suatu daftar statemen. Dari

daftar tersebut subjek atau individu yang dinilai dan diminta untuk

memilih mana-mana statemen yang cocok dengan dirinya diisi dengan

tanda cek atau tanda-tanda lain yang diterapkan. Sedangkan statemen

yang tidak sesuai dengan dirinya tidak diisi apa-apa.

Inventori yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu inventori

yang disusun oleh Dahlan (2005) yang bernama Inventori Eksplorasi

Karir Arahan Diri (IEKAD) yaitu suatu alat pengungkap

kecenderungan potensi diri. Menurut Dahlan dalam temuannya yang

mengatakan bahwa hasil utuh dari inventori ini akan menggambarkan

kemiripan kepribadian kita dengan tipe-tipe kepribadian Realistik,

Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional (RIASWK).


52

Instrumen ini berasal dari “Self-Directed Search (SDS)”.

(Holland:1973) yang telah dimodifikasi oleh Dahlan (2005).

Laporan penelitian Dahlan (2005) menjelaskan cara penilaian

instrumen Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri (IEKAD) yaitu

dengan menghitung berapa banyak responden menjawab S untuk kata

“Suka’ atau Y untuk kata “Ya”. Carilah jumlah keduanya bagi masing-

masing kelompok preferensi kegiatan, preferensi kompetisi, preferensi

pekerjaan dan estimasi diri pada garis-garis yang membentang diatas

huruf awal tipe-tipe kepribadian RIASWK. Kemudian huruf dengan

tiga angka tertinggi menunjukkan kode tingkatan responden, lalu

dituliskan kode ringkasan responden itu dibawah dan jika ada dua skor

yang sama maka tempatkan keduanya pada satu kotak.

Inventori ini dikembangkan dari “Self-Directed Search (SDS)”

(Holland:1973) dengan isi yang telah dimodifikasi oleh Dahlan (1993).

Inventori ini mencakup empat aspek yaitu Preferensi Kegiatan,

Kompetensi, Preferensi Jabatan (Pekerjaan), dan Estimasi Diri. Tetapi

dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu aspek saja yaitu

Aspek Preferensi Jabatan Pekerjaan yang terdiri dari 84 jabatan yang

diambil dari nama-nama jabatan (pekerjaan) yang terdapat pada buku

Klasifikasi Jabatan Indonesia (Depnaker RI dan BPS, 1982). Nama-

nama jabatan itu mewakili enam tipe jabatan: Realistik, Investigatif,

Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional. Masing-masing tipe

pilihan bidang pekerjaan diwakili 14 nama jabatan.


53

2. Skala Pemahaman Pilihan Karir (PPK)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Pemantapan Pilihan

Karir untuk memperoleh informasi mengenai hal yang berhubungan

dengan subyek penelitian, sesuai dengan variabel dalam penelitian ini.

Skala kesulitan belajar ini digunakan untuk memperoleh data hasil

pretest dan posttest siswa kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Inventori pemahaman preferensi vokasional ini, akan dipakai sebagai

alat dalam kegiatan pengamatan dan digunakan untuk mengukur

tingkat pemahaman diri siswa. Inventori ini merupakan suatu penilaian

tingkat pemahaman atas alternatif pilihan bidang pekerjaan yang sudah

dipilih sebelumnya, kemudian siswa diminta untuk memberikan

penilaian sesuai dengan tingkat pemahaman mereka masing-masing.

Dengan melingkari angka yang terdapat pada kolom rentangan nilai

disebelah kanan pernyataan.

Inventori ini adalah suatu inventori pemahaman diri yang disusun oleh

Dahlan (2004) yang bernama Pemahaman Pilihan Karir (PPK).

Inventori ini akan menunjukkan tingkat pemahaman siswa atas 12

aspek penilaian dengan rentangan nilai berkisar antara 12-72 dimana

rentangan nilai tersebut akan memperlihatkan seberapa besar tingkat

pemahaman siswa terhadap 12 aspek yang ditetapkan, dengan kriteria

nilai terendah 12 yang diartikan tidak paham sampai dengan nilai

tertinggi yaitu 72 yang berarti paham.Adapun cara penilaian inventori


54

Pemahaman Pilihan Karir (PPK) yaitu dengan menghitung pilihan

rentangan nilai yang telah dilingkari oleh siswa.

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Validitas dan Realibilitas Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji persyaratan instrumen karena untuk

menyelesaikan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen “Inventori

Eksplorasi Karir Arahan Diri (IEKAD) yng disusun oleh Dahlan (2005).

Pada penelitian ini uji coba instrumen ini telah dilakukan oleh Dahlan

(1993) yang menyusun instrumen ini.

Pada temuan yang dilakukan oleh Dahlan (1993) menunujukkan bahwa

komponen-komponen yang membangun IEKAD sebagai inventori minat

jabatan telah mampu mengungkap sekitar 70 persen dari gambaran pola

minat jabatan seseorang. Selanjutnya dijelaskan oleh Dahlan (1993) pula

dalam temuannya mengungkapkan bahwa nilai kumulatif keragaman

muatan faktor dari aspek kegiatan sebesar 69,96 persen dengan koofesien

reliabilitas alpha = .814, dan bagi aspek pekerjaan sebesar 70,75 persen

dengan koofesien reliabilitas alpha = .916.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Dahlan dalam temuannya, inventori ini

dirancang sebagai inventori minat jabatan yang diharapkan akan dapat

berguna dalam membantu klien menemukan dan sekaligus memahami

pola minat jabatannya ke dalam klasifikasi Realistik, Investigatif, Artistik,

Wirausaha dan Konvensional. Berikut ini uraian dari hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh Dahlan (1993) dalam mencari tingkat validitas dan

realibilitas.
55

a. Validitas IEKAD

Validitas, disini Dahlan (1993) menjelaskan dari temuan penelitian yang

telah dilakukannya bahwa IEKAD merupakan alat yang digunakan untuk

membantu klien dalam mengungkap dan mengukur minat jabatan klien

yang menggunakan konsep dan teori psikologi. Untuk menetapkan

validitas konstruk Dahlan (1993) menggunakan rumus analisis faktor. Dari

temuan yang telah dilakukan Dahlan (1993) menghasilkan besaran indeks

kumulatif persentasi keseluruhan faktor minimal 60 % dan muatan faktor

butir-butir soalnya <50. Dari hasil penemuan yang sama, untuk tingkat

validitas pada aspek kegiatan menunjukkan .69,96 persen. Sedangkan

indeks validitas aspek pekerjaan nilai mutlak loading faktor dari

komponen utama aspek ini ditemukan sebesar 70,76 persen. Dengan

demikian dari hasil penelitian (temuan) yang dilakukan oleh Dahlan

(1993), menunjukkan instrumen ini cukup valid untuk digunakan sebagai

bagian dari IEKAD guna mengungkap dan mengukur minat jabatan.

b. Reliabilitas IEKAD

Reliabilitas. Untuk koofesien reliabilitas IEKAD yang telah dilakukan oleh

Dahlan (1993) dengan melihat besaran indeks konsistensi internal

menggunakan alpha Cronbach. Semua penghitungan data dalam

penelitian ini menggunakan komputerisasi yaitu dengan memanfaatkan

fasilitas SPSS. Hasil perhitungan data yang dilakukan Dahlan (1993) dari

66 butir soal aspek kegiatan IEKAD ditemukan koofesien reliabilitas alpha

sebesar .8139.
56

Sedangkan alpha standar untuk kasus semacam ini sebesar .8086. Dengan

demikian indeks konsistensi internal yang ditunjukkan aspek kegiatan

IEKAD telah memenuhi koofesien reliabilitas alpha standar. Dari hasil

temuan Dahlan (1993) untuk koofesien aspek pekerjaan yang dihasilkan

dari perhitungan data cukup besar, yaitu alpha sebesar .9163. Sementara

itu ditunjukan pula alpha butir yang berstandar pada kasus yang serupa ini

sebesar .9157. Ini berarti dari segi reliabilitas aspek pekerjaan layak

digunakan dan koofesien aspek pekerjaan IEKAD yang ditunjukkan

tergolong tinggi.

2. Validitas dan Reliabilitas Skala Pemahaman Pilihan Karir (PPK)

a. Uji Validitas (PPK)

Validitas yang digunakan dalam instrumen PPK ini adalah validitas isi

yang kemudian pengujiannya dilakukan melalui hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus product moment dengan program Statistical Product

and Service Solution (SPSS), dan melakukan perbandingan dengan

menggunakan tabel harga kritik r product moment pada tingkat

kepercayaan 95 % dan n sebesar 31 dengan r tabel sebesar 0,355 dan

kriteria uji apabila r hitung > r tabel, maka instrumen-instrumen tersebut

dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas (PPK)

Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas peneliti menggunakan

teknik ALPHA melalui perhitungan SPSS. Instrumen tersebut memenuhi

syarat jika memiliki reliabilitas hasil r11 > rtabel , kemudian diinterpretasikan

dengan lima nilai keajagan, (Ridwan, 2006 : 110):


57

Antara 0,800 – 1,00 = sangat tinggi


0,600 – 0,799 = tinggi
0,400 – 0,599 = cukup tinggi
0,200 – 0,399 = rendah
0,000 – 0,199 = sangat rendah (tidak valid)

Koefisien reliabilitas instrumen tentang pemahaman pilihan karir,

berdasarkan uji coba dengan 31 siswa, diperoleh hasil sebesar 0,686 maka

instrumen dinyatakan reliabel, karena r 11 hitung > nilai-nilai pada tabel r

product moment dengan dk = N- 1= 31-1=30 signifikansi 5% tingkat

kepercayaan instrumen pemahaman preferensi vokasional ini adalah 95 %.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan

hipotesis. Menurut Sugiyono (2010), menyatakan bahwa penelitian

eksperimen adalah sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendalikan. Maka dari itu pendekatan yang efektif adalah hanya

dengan membandingkan nilai-nilai pretest dan posttest.

Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor pemahaman rencana

karir siswa terhadap karirnya sebelum diberi perlakuan IEKAD (pre-test)

dan setelah menerima perlakuan IEKAD (post-test) kedua kelompok,

dilakukan analisis Statistic Independent Sampel / uncorrelated data t-tes

dengan rumus sebagai berikut :

( ) ² ²
thitung = S g2 =
58

keterangan:

X̅1 = rata-rata skor kelompok 1

X2 = rata-rata skor kelompok 2

S1 = simpangan baku kelompok 1

S2 = simpangan baku kelompok 2

N1 = jumlah subjek kelompok 1

N2 = jumlah subjek kelompok 2

Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan post-test dan pretest

pemahaman rencana pillihan karir siswa dalam kelompok eksperimen IPA

diperoleh nilai thitung 12,77 > ttabel 2,00 (lihat lampiran halaman 107). Begitu

pula hasil perhitungan uji perbedaan post-test dan pretest tentang

kemantapan rencana pillihan karir siswa dalam kelompok eksperimen IPS

diperoleh nilai thitung 8,13 > ttabel 2,00 (lihat lampiran halaman 111). Dapat

dilihat, terdapat perbedaan antara nilai pretest dan post-test dimasing-

masing kelompok eksperimen baik dijurusan IPA maupun IPS. Artinya

pemahaman rencana pilihan karir dapat siswa dapat ditingkatkan dengan

menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok di SMA Negeri 1

Tumijajar tahun 2014.


85

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat

dan mudah dipahami. Kesimpulan disampaikan dalam bentuk pernyataan

yang jelas dan padat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di

SMAN 1 Tumijajar Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang

Barat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan pre-test dan post-test Skala

Pemahaman Pilihan Karir Siswa dalam kelompok eksperimen jurusan IPA

diperoleh nilai thitung 12,77 > ttabel 2,00, dan dalam kelompok eksperimen

jurusan IPS diperoleh nilai thitung 8,13 > ttabel 2,00 artinya ada perbedaan

antara nilai pretest dan posttest baik dijurusan IPA maupun dijurusan IPS.

Artinya pemahaman tentang rencana pilihan karir siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok di SMA Negeri

1 Tumijajar tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

dapat ditarik kesimpulan, bahwa setelah diberi Inventori Eksplorasi Karir

Arahan Diri (IEKAD) dalam bimbingan kelompok pemahaman rencana

pilihan karir siswa dikedua jurusan menjadi meningkat. Hal ini


86

ditunjukkan dengan adanya perbedaan antara posttest kelompok

eksperimen dengan posttest kelompok kontrol, dimana pada jurusan IPA

rata-rata kelompok eksperimen sebesar 62,17% dan pada kelompok

kontrol sebesar 52,08% dan pada jurusan IPS yang artinya dapat

meningkatkan pemahaman rencana pilihan karir siswa. Jadi Inventori

Eksplorasi Karir Arahan Diri (IEKAD) efektif dalam membantu siswa

memahami rencana pilihan karirnya.

Sedangkan pada perbandingan pemahaman pilihan karir pada jurusan IPA

dan IPS dengan melihat nilai mean (rata-rata) masing-masing kelompok,

terlihat bahwa nilai mean kelompok IPA adalah lebih besar (12,0645)

dibanding kelompok IPS (7,6552). Maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok IPA memperoleh kemajuan yang lebih besar daripada kelompok

IPS dengan diberikannya perlakuan IEKAD.

B. Saran

Saran yang diberikan dalam penelitian ini berdasarkan data hasil penelitian

dan kesimpulan yaitu diberikan kepada:

1. Guru Pembimbing

Disarankan kepada guru pembimbing untuk dapat membantu siswa

memahami hal-hal yang berkaitan dengan potensi diri, bakat, dan

minat siswa dimasa yang akan datang. Hendaknya guru pembimbing

dapat membantu siswa mengarahkan/memahami rencana pilihan

karirnya dengan menggunakan IEKAD.


87

2. Siswa

Hendaknya memilih jurusan yang sesuai dengan potensi dirinya agar

dapat lebih memahami pilihan karir masa depannya. Sebelumnya

siswa dapat mempelajari IEKAD.

3. Peneliti lain

Pada peneliti lain IEKAD dalam bimbingan kelompok cocok untuk

membantu siswa meningkatkan pemahaman rencana pilihan karirnya.

Sehingga hendaknya peneliti dapat melakukan penelitian dengan

menggunakan metode yang sama dalam melakukan penelitiannya.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.1996.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dahlan, S. 2010. “Model Konseling Karier Untuk Memantapkan Pilihan Karier
Konseli”.(Tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang.
________.1982. Klasifikasi Jabatan Indonesia. Departemen RI dan Biro Pusat
Statistik.
Kartono, K. 1985. Menyiapkan dan Memandu Karir. Jakarta: CV. Rajawali.
Luddin, A.B. 2010. Dasar-Dasar Konseling. Bandung: Cipustaka Media Perintis.
Marinhu, M.T. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi
Aksara.
Prayitno. 1995. Layananan Bimbingan dan konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Jakarta: Rineka Cipta.
________. 1991. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sukardi, D.K. 1989. Pendekatan Konseling Karir di dalam Bimbingan Karir. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Gramedia.
_________. 1999. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai