Anda di halaman 1dari 64

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN STAD DI KELAS IV A
SD NEGERI 2 SUKAJAWA

OLEH

EMMELIA RIAN SEPTIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN STAD DI KELAS IV A
SD NEGERI 2 SUKAJAWA

Oleh

EMMELIA RIAN SEPTIANI

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa SD Negeri 2 Sukajawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV A melalui
penerapan model pembelajaran STAD. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan setiap siklusnya terdiri dari:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Alat pengumpul data yang
digunakan berupa lembar observasi dan soal tes formatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik nontes dan teknik tes. Teknik
analisis data berupa analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Persentase aktivitas siswa
secara klasikal pada siklus I mendapat katagori “Aktif”, kemudian pada siklus II
menjadi “Sangat Aktif”. Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I katagori
““Kurang Tinggi”, pada siklus II menjadi “Tinggi”.

Kata kunci: aktivitas,hasil belajar, STAD.


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN STAD DI KELAS IV A
SD NEGERI 2 SUKAJAWA

OLEH

EMMELIA RIAN SEPTIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Emmelia Rian Septiani anak ketiga dari

pasangan Bapak Antonius Partomo (alm) dan ibu Maria

Haryuni. Peneliti dilahirkan di Tanjung Karang,

Kecamatan Kedaton, Kotamadya Bandar Lampung pada

tanggal 21 September 1984.

Pendidikan peneliti dimulai dari Taman Kanak-kanak pada tahun 1989 dan selesai

tahun 1991. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Dasar Xaverius No.2 tahun 1991 dan

lulus pada tahun 1997. Kemudian, peneliti melanjutkan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Budi Mulia tahun 1997 dan lulus tahun 2000 dan melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2000

dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya pada tahun 2003 Peneliti melanjutkan

pendidikan di STKIP-PGRI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada

jurusan Bahasa dan Sastra, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan lulus

tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan pada

jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


MOTTO

Jika Tidak Bisa Menolong Orang Lain, Setidaknya


Jangan Mencelakakan Orang lain
(Dalai Lama)
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karya ini kupersembahkan untuk


Bapakku Antonius Partomo (alm) dan Ibuku Maria
Haryuni
Yang selalu mendoakanku, membesarkanku dengan penuh rasa sabar dan
penuh pengorbanan serta selalu memberikan dorongan
kepadaku dalam meraih keberhasilan.

Kakakku Lusia Resti Kristanti dan Sisilia Yola


Windiarini
Yang menjadi nomor satu jika tahu adiknya dalam kesulitan, yang selalu
menyayangiku dan memberikan kisah-kisah
inspiratifnya sehingga memotivasiku menjadi adik
yang mampu mencapai cita-citanya.

Buah hatiku Faustine Felicia Aquina


Yang selalu menjadi penyemangat hidupku dan mewarnai hari-hariku
dengan tingkahnya yang lucu dan menggemaskan

Keluarga, sahabat, dan teman-teman yang telah berpartisipasi dan


memberikanku semangat untuk dapat berbuat lebih baik dan dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Almamaterku tercinta PGSD FKIP
“Universitas Lampung”
SANWACANA

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan berkatNya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran STAD Di Kelas IV A

SD Negeri 2 Sukajawa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Lampung.

Proses penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya

bimbingan, masukan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan semngat serta dorongan untuk memajukan

program studi PGSD dan membantu peneliti dalam memberikan pengesahan

skripsi ini.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan untuk kemajuan

program studi PSGD

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung yang teah memberikan banyak ilmu kepada peneliti dan

telah memberikan sumbang saran untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

5. Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan mengarahkan dengan bijaksana, memotivasi serta

memberikan nasihat dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nelly Astuti, M. Pd., selaku Dosen Pembahas/Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat, mulai dari seminar

proposal hingga ujian skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S1 PGSD Kampus Universitas Lampung

yang telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Ahirin, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 2 Sukajawa, serta Dewan

Guru dan Staf Administrasi yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian dan banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini

9. Ibu Afni Oktavia,S.Pd. selaku guru kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa yang

telah bersedia menjadi teman sejawat dan sangat membantu peneliti dalam

kelancaran penyusunan skripsi ini.

10. Siswa-siswi kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa yang telah membantu dengan

senang hati dan bekerja sama dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
11. Teman-temanku Afni, Wiwin, Lusia, Rona, Lia, Nita, Nur, Dwi, Tiur, Seni,

Sevi,Bu Siti, Bu Sumi yang telah menemani selama menjadi mahasiswi S1

SKGJ.

12. Pasangan baik hati Afni Oktavia dan Murtoyo yang telah membantu

kelancaran skripsi ini sampai dengan selesai.

13. Keluarga Besar Suto ( Oma Wie, Opa Gondo, Bapak Joni,Ibu Ola, Kakek

Uno, Nenek Jum, Mbah Mama, Mbah Papa, Opung Boru, Sepupu-sepupuku

tercinta Gilang, Tina , Tiur, Cia, Muti, Pilip, Butet, Ucok, Cinka, Dito,

Nanda, dan Dua keponakanku tersayang Farrel dan Joeya) betapa aku sangat

menyayangi kalian semua,terimakasih atas segala dukungan dan doa.

14. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan

khususnya di sekolah dasar.

Bandar Lampung , September 2017


Peneliti

Emmelia Rian Septiani


NPM 1513069045
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

II. Kajian Pustaka


A. Model Pembelajaran ................................................................................. 8
1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................................ 8
2. Jenis-jenis Model Pembelajaran ......................................................... 9
B. Model Pembelajaran STAD ...................................................................... 10
1. Pengertian Model cooperative learning tipe STAD .......................... 10
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ...................... 12
3. Kelebihan dan Kelemahan model Pembelajaran tipe STAD ............. 12
C. Belajar ....................................................................................................... 14
1. Pengertian Belajar ............................................................................... 14
2. Aktivitas Belajar ................................................................................ 15
3. Hasil Belajar ........................................................................................ 16
D. Matematika ................................................................................................ 16
1. Pengertian Matematika ...................................................................... 16
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar....................................... 17
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .......................... 19

xiii
E. Kinerja Guru ............................................................................................. 21
F. Penelitian yang relevan .............................................................................. 22
G. Kerangka Pikir Penelitian.......................................................................... 24
H. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 25

III. Metode Penelitian


A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
B. Setting Penelitian ....................................................................................... 27
1. Subjek Penelitian..................................................................................... 27
2. Lokasi Penelitian ................................................................................... 27
3. Waktu Penelitian ..................................................................................... 28
C. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................................... 28
D. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 29
1. Lembar Observasi ................................................................................... 29
2. Tes Formatif ............................................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31
1. Analisis Kualitatif ................................................................................... 31
2. Analisis Kuantitatif ................................................................................. 34
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 35
1. Siklus I ..................................................................................................... 35
2. Siklus II .................................................................................................... 38
G. Indikator Keberhasilan ................................................................................ 41

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan


A. Profil SD Negeri 2 Sukajawa ................................................................... 42
B. Deskripsi Awal .......................................................................................... 45
C. Refleksi Awal ........................................................................................... 46
D. Hasil Penelitian ......................................................................................... 46
1. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................ 47
2. Hasil Penelitian Siklus II ....................................................................... 58
E. Rekapitulasi .............................................................................................. 70
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ ............ 74

V. Simpulan dan Saran


A. Simpulan .................................................................................................... 77
B. Saran .......................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

LAMPIRAN .......................................................................................................... 81

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Data Ketuntasan Hasil Belajar Matematiks kelas IV pada UTS

Genap Tahun Pelaran 2016/2017 .......................................................... 3

Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ......... 12

Tabel 3. Rubrik Penilaian Kerja Guru................................................................ 29

Tabel 4. Indikator Penilaian Aktivitas Siswa ............................................... 30

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................ 30

Tabel 6. Rubrik Penyekoran Aktivitas Siswa .............................................. 30

Tabel 7. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa .......................................... 31

Tabel 8. Kategori Keberhasilan Kinerja Guru ............................................. 31

Tabel 9. Kategori Perolehan Nilai Aktivitas Siswa ..................................... 32

Tabel 10. Kategori Nilai Aktivitas Siswa ...................................................... 32

Tabel 11. Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa ................................................ 33

Tabel 12. Kategori Persentase Hasil Belajar Siswa ....................................... 33

Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ..................................................... 34

Tabel 14. Kategori Persentase Hasil Belajar .................................................. 35

Tabel 15. Keadaan Siswa SD Negeri 2 Sukajawa ......................................... 43

Tabel 16. Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri 2 Sukajawa ................... 44

xv
Tabel Halaman

Tabel 17. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Sukajawa ................. 45

Tabel 18. Jadwal Rincian Kegiatan PTK Tiap Siklus ..................................... 47

Tabel 19. Nilai Kinerja Guru Siklus I ............................................................ 52

Tabel 20. Nilai Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ................................................ 53

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................... 54

Tabel 22. Nilai Kinerja Guru Siklus II ..................................................... 66

Tabel 23. Nilai Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ....................................... 67

Tabel 24. Distribusi Frekensi Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................... 68

Tabel 25. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus I dan II .............................. 71

Tabel 26. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II ..................... 72

Tabel 27. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ........................... 73

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................................... 25

2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas ................................................................. 27

3. Denah Lokasi SD Negeri 2 Sukajawa ............................................................ 44

4. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus I dan II ............................................. 71

5. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II ...................................... 72

6. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ......................................... 73

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumen ........................................................................................................ 81

a. Surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ...................................... 82

b. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ......................................................... 83

c. Surat Keterangan Penelitian dari SD ........................................................ 84

2. Perangkat Pembelajaran .................................................................................. 85

a. Silabus ...................................................................................................... 86

b. Pemetaan .................................................................................................. 88

c. RPP ........................................................................................................... 90

3. Hasil Penelitian ............................................................................................ 112

a. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Siklus I ........................................... 112

b. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Siklus II ......................................... 113

c. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II ................................ 115

d. Nilai Terendah Siklus I ............................................................................ 116

e. Nilai Tertinggi Siklus I ............................................................................. 118

f. Nilai Terendah Siklus II ............................................................................ 120

g. Nilai Tertinggi Siklus II ........................................................................... 124

h. Nilai Aktivitas Siklus I ............................................................................. 128

xviii
Lampiran Halaman

i. Nilai Aktivitas Siklus II ............................................................................ 131

j. Nilai Formatif Siklus I .............................................................................. 134

k. Nilai Formatif Siklus II ............................................................................ 134

l. Rekapitulasi Nilai Formatif Siklus I dan II ............................................... 134

4. Dokumentasi ................................................................................................ 136

a. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I ....................................................... 136

b. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ...................................................... 139

xix
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik

sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, hal ini merupakan

suatu tantangan bagi pengelola pendidikan. Banyak faktor yang menyebabkan

peserta didik tidak dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara

optimal, salah satu faktor penyebabnya adalah rencana dan pengaturan mengenai

tujuan isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

belum maksimal.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah khususnya pada mata pelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali
2

siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif

serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif. Pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah dasar

memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Hal ini penting, sebab pelajaran

matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan keunsur yang didefinisikan. (Ruseffendi

dalam Heruman 2014 : 1)

Pengajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan bagian dari sistem

pendidikan nasional, bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, beberapa tahun

terakhir ini telah diupayakan agar matematika dapat dikuasai siswa dengan baik

oleh guru SD Negeri 2 Sukajawa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa

pembelajaran matematika di SD N 2 Sukajawa masih terpusat pada guru (teacher

center) yang menyebabkan siswa menjadi pasif, guru belum menggunakan model-

model pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal tersebut mengakibatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu ≥ 60. Dibawah ini adalah tabel hasil
3

belajar matematika ujian tengah semester genap siswa kelas IV SD Negeri 2

Sukajawa.

Tabel 1. Data ketuntasan hasil belajar matematika kelas IV pada


ulangan tengah semester (UTS) genap tahun pelajaran
2016/2017

Siswa Belum
Jumlah Siswa Tuntas
Kelas KKM tidak Tuntas
siswa tuntas (%)
tuntas (%)
IV A 31 9 22 29 71
60
IV B 32 11 21 34,37 65,63
(Sumber: Dokumen nilai UTS matematika kelas IV SD Negeri 2 Sukajawa)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa kelas IV B terdapat 65,63% atau 21 dari 32

siswa yang belum mencapai KKM, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM

34,37% atau berjumlah 11 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM

di kelas IV A terdapat 71% atau 22 dari 31 siswa dan siswa yang mampu

mencapai KKM adalah 29% atau 9 dari 31 siswa. Berdasarkan data tersebut, maka

hasil belajar matematika kelas IV A perlu mendapat perbaikan pembelajaran

karena 71% siswa belum mencapai KKM.

Perbaikan pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mengatasi pembelajaran yang

belum maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat

dalam mengatasi hal tersebut. Model pembelajaran tersebut harus mampu

menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Salah satu

model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam memperbaiki

pembelajaran adalah dengan menggunakan model cooperative learning.


4

Menurut Suprijono (2010:54) model cooperative learning adalah konsep yang

lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang

dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Model cooperative learning mampu

melatih siswa berpikir tingkat tinggi, menumbuhkan siswa dalam berpikir

mandiri, keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan melatih siswa

dapat bekerja sama dengan temannya.

Model cooperative learning mempunyai banyak variasi, salah satu model yang

mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model cooperative

learning tipe STAD. Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009:9)

STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan

saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru.

Menurut Imas (2015:22) dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD para siswa

dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang,

usahakan tiap kelompok beranggotakan heterogen, terdiri atas laki-laki dan

perempuan, berasal dari berbagai suku, memilki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran

yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu

satu sama lain untuk memahami bahan perlajaran melalui diskusi dan kuis.

Peneliti mengharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini, dapat

merangsang siswa dalam belajar sehingga siswa dapat menemukan dan

memahami konsep dalam pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas, untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas IV A maka peneliti mengambil judul

“Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
5

Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran STAD di Kelas IV A SD

Negeri 2 Sukajawa”

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centre).

2. Aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.

3. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi di kelas

4. Rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa mata pelajaran matematika

kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa yaitu 29 %.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi permasalahan yang diteliti,

yaitu belum optimalnya aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV A

SD N 2 Sukajawa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan model cooperative learning tipe STAD untuk

meningkatkan aktivitas belajar matematika kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa?

2. Bagaimanakah penerapan model cooperative learning tipe STAD untuk

meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa ?


6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini

adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV A SD Negeri 2

Sukajawa dengan menerapkan model STAD.

2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV A SD Negeri 2

Sukajawa dengan menerapkan model STAD.

F. Manfaat Penelitian

a. Siswa

1) Memberi motivasi pada siswa dalam memahami materi pembelajaran.

2) Melatih siswa untuk aktif dan berpikir kritis sehingga pembelajaran

tidak lagi pasif.

3) Memberikan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.

b. Guru

1) Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi guru, sehingga

terdapat perubahan model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam

kelas.

2) Guru mampu memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model

STAD.

c. Sekolah

Merupakan bahan rujukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

aktivitas dan hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan

model STAD.
7

d. Peneliti

1) Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan baru kepada peneliti

dan diharapkan dapat diterapkan pada proses pembelajaran, serta

dapat bermanfaat sebagai pedoman dalam penelitian berikutnya yang

lebih efektif dan praktis.

2) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti terhadap penerapan

model STAD, sehingga dapat menjadi guru yang profesional.


8

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran

yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan belajar siswa. Model

pembelajaran yang sesuai akan sangat membantu dalam pembelajaran, sehingga

tujuan pembelajaran akan lebih mudah terwujud. (Sukamto dalam Trianto

2010:22) Mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas pembelajaran.

Senada dengan yang diutarakan oleh Komalasari (2010:57) bahwa model

pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai

akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran dengan kata lain

merupakan wadah atau bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran.
9

Berdasarkan dari beberapa uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah kerangka sistematis mengenai tata cara guru dalam

mengatur jalannya pembelajaran demi terwujudnya tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Mengajar bertujuan untuk menyampaikan bahan pelajaran pada siswa. Diperlukan

model pembelajaran agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Arends dalam Trianto (2010: 76) membagi model pembelajaran yang terdiri dari

enam jenis yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, model

tersebut adalah (1) presentasi, (2) pengajaran langsung (direct instruction), (3)

pengajaran konsep, (4) cooperative learning, (5) pengajaran berdasarkan masalah

(problem base instruction), dan (6) diskusi kelas.

Menurut Sanjaya (2011: 239) jenis model pembelajaran yang sering digunakan

dalam pembelajaran adalah:

1. Model Contextual Teaching Learning (CTL)


Model CTL adalah model yang menekankan pada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
2. Model Cooperative Learning
Model cooperative learningatau pembelajaran kooperatif
merupakan model dimana siswa belajar dalam kelompok yang
menekankan kerja sama antara siswa dengan kelompok.
3. Model Problem Solving
Model pembelajaran ini mewajibkan siswa mengajukan soal
sendiri melalui belajar secara mandiri.
4. Model Inquiri
Model inquiri menekankan pada proses mencari dan menemukan
materi pembelajaran.
10

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model

pembelajaran terdiri dari berbagai jenis. Peneliti memilih model pembelajaran

cooperative learning pada penelitian ini. Pemilihan model cooperative learning

diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

B. Model Pembelajaran STAD

1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2012:214) STAD adalah model pembelajaran

yang sangat melibatkan siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok yang

heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya dan suku)

STAD (Student Teams Achievement Division) adalah model pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin, dkk di Universitas John

Hopkins pada tahun 1995. Menurut Slavin (2005:143) model pembelajaran ini

merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan paling tepat digunakan

oleh guru yang baru mulai menggunakan pendekatan dengan pembelajaran

kooperatif.

Berdasarkan pernyataan Slavin (2005:11-12) penjelasan mengenai STAD adalah

sebagai berikut :

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas 4
orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua mengerjakan kuis
mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak
diperbolehkan untuk saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan
dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-
masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih
siswa dibandingkan dengan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini
kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil
11

memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan


lainnya.

Menurut Huda (2013:201) pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah

satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat beberapa

kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda,

saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya

secara akademik,siswa juga dikelompokkan berdasarkan gender, ras, dan etnis.

Slavin (2005 :12-13) mengemukakan terdapat tiga konsep penting dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai


kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa kesuksesan tim bergantung
pada pembelajaran individual dari semua anggota tim.
3. Kesempatan sukses yang sama, bermakna bahwa semua siswa memberi
kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari
yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi
tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk
melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada
nilainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gagasan utama dari

model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa agar

dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain sehingga dapat

meningkatkan aktivitas belajar, yang pada akhirnya hasil belajarpun akan

meningkat. Pelaksanaannya siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

bersifat heterogen yang bekerja sama saling membantu dengan tetap

memperhatikan hasil kerja kelompok dan individu.


12

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD memiliki beberapa langkah-

langkah pembelajaran yang diterapkan dari awal sampai akhir.

Slavin (2005:147-163) menyatakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Fase Kegiatan Guru


Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang
Menyampaikan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
tujuan dan untuk belajar.
memotivasi siswa

Fase 2 Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan


Menyajikan demonstrasi atau lewat bacaan.
informasi
Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
Mengorganisasikan membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
siswa ke dalam kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
kelompok
kooperatif
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
Membimbing mereka mengerjakan tugas mereka.
kelompok bekerja
dan belajar
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Evaluasi dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun
Memberikan hasil belajar individu dan kelompok.
penghargaan

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Tipe STAD

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Kunandar 2007:51)

adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan harga diri tiap individu.


2) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
3) Konflik antar pribadi berkurang.
4) Sikap apatis berkurang.
13

5) Pemahaman yang lebih mendalam.


6) Retensi atau penyimpanan lebih lama.
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
8) Cooperative learning dapat mencegah keagresifan pada sistem
kompetisi dan keterasingan pada sistem individu tanpa mengorbankan
aspek kognitif.
9) Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik).
10) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif.
11) Menambah motivasi dan percaya diri.
12) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-
teman sekelasnya.
13) Mudah diterapkan dan tidak mahal.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Kunandar 2007:52) adalah sebagai berikut :

1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti


ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran
dilakukan di luar kelas seperti perpustakaan atau di tempat yang
terbuka.
2) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang
lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
dalam group mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa
minder ditempatkan dalam satu group dengan siswa yang lebih
pandai. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam cooperative
learning bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif
dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota
kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok.
3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya
karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus
menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak
luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan
itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
4) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau
secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan
tersebut. Dalam cooperative learning pembagian tugas rata, setiap
anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah
didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara
individu.
14

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi

perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Ernest R.

Hilgard dalam (Suryabrata, 2008:252) belajar merupakan proses perbuatan yang

dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang

keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 12) belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan

yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Arsyad (2004:1) belajar

adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang

diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang

kita miliki. Melalui proses belajar terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang

sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi

terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih

relevan atau kita harus memperbaharui pengetahuan kita sesuai dengan

perkembangan zaman.
15

2. Aktivitas Belajar

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Segala sesuatu yang dikerjakan

oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung merupakan aktivitas

siswa. Menurut Hamalik (2013: 101), aktivitas belajar merujuk pada kegiatan

belajar dimana siswa terlibat langsung atau nerpartisipasi aktif, yang sering

disebut sebagai belajar dengan bekerja. Kegiatan aktivitas belajar tersebut seperti

kegiatan mengajukan pertanyaan,menanggapi pertanyaan lisan, mengikuti tahapan

pembelajaran, hadir tepat waktu, tertib, gembira, dan tenang dalam mengerjakan

tugas.

Pelaksanaan proses belajar itu sendiri dapat dikatakan berhasil apabila terjadi

perubahan dalam diri siswa. Menurut Sadiman (2006: 100) aktivitas belajar adalah

seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai

kegiatan psikis. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan

aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Kunandar (2010: 277) berpendapat aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa

dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat

dari kegiatan tersebut. Aktivitas tersebut dikerjakan oleh siswa pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar

adalah suatu kegiatan fisik atau non/fisik di mana siswa terlibat langsung dalam

proses pembelajaran untuk mentrasfer ilmu pengetahuan baru untuk memperoleh


16

suatu perubahan tingkah laku dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun aspek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sikap partisipasi dan

minat siswa.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah belajar, yaitu sesuatu hal

yang positif yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Sudjana (2009:3)

mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Menurut Hamalik (2001:159) hasil belajar

menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan

indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution

(2006:236) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar

dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan

menurut Dimyati Mudjiono (2006 : 3) hasil belajar adalah hasil dari satu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru setiap selesai

memberikan materi pelajaran pada pokok bahasan.

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar bukan hanya

pelajaran yang menghimpun angka-angka tanpa makna, namun matematika


17

merupakan pengetahuan yang didapat dengan berpikir. Pembelajaran matematika

di sekolah dasar, siswa diharapkan mampu bertindak dan bertanggung jawab

dalam memecahkan masalah sehari-hari. Menurut Ruseffendi dalam Heruman

(2014: 1) matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan.Suriasumantri dalam Adjie (2006: 34) menyatakan bahwa

matematika adalah salah satu alat berpikir, selain bahasa, logika, dan statistika.

Suwangsih dan Tiurlina (2006: 3) menjelaskan bahwa matematika


terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris.
Kemudian, pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah
secara analisis dengan penalaran dalam struktur kognitif sehingga
terbentuklah konsep-konsep matematika yang dimanipulasi melalui
bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai universal.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa matematika

adalah suatu ilmu yang tersusun dari konsep-konsep yang berupa alat untuk

berpikir dengan memiliki pola tertentu dan diwujudkan dalam bahasa matematika

yang bernilai universal. Matematika merupakan salah satu alat berpikir bagi

seseorang yang diharapkan mampu membantu dalam memecahkan masalah

sehari-hari.

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah dasar pada dasarnya menjadikan siswa

mampu dan terampil dalam menggunakan matematika. Pembelajaran matematika

juga dapat memberikan tekanan pada nalar siswa dalam penerapan ilmu

matematika di masyarakat. Teori pembelajaran matematika di tingkat sekolah

dasar diungkapkan oleh Heruman (2014: 4) bahwa dalam proses pembelajaran


18

diharapkan adanya reinvention (penemuan kembali) secara informal dalam

pembelajaran di kelas dan harus menampakkan adanya keterkaitan antarkonsep.

Hal ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Kebermaknaan ini dapat terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena

baru ke dalam struktur pengetahuan yang berupa konsep matematika. Penanaman

konsep mengenai tujuan ilmu matematika menjadi poin penting untuk

membangun kebermaknaan.

Kebermaknaan ini dapat terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena

baru ke dalam struktur pengetahuan yang berupa konsep matematika. Penanaman

konsep mengenai tujuan ilmu matematika menjadi poin penting untuk

membangun kebermaknaan. Menurut Suherman (2003: 19) karakteristik

pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajaran matematika langsung (bertahap).


Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap
yaitu dari hal konkret ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks
atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.
b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.
Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau
bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selalu
dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari.
c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.
Matematika adalah ilmu yang tersusun secara deduktif. Namun,
harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi
siswa. Pola pikir dalam pembelajaran matematika harus
disesuaikan dengan perkembangan mental siswa. Oleh karena itu,
siswa SD lebih menggunakan pendekatan induktif lebih dulu
karena memungkinkan siswa menangkap pengertian yang
dimaksud.
d. Pembelajaran matematika mengganti kebenaran konsistensi
Kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran
konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep
dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila
didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah
diterima kebenarannya.
19

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan dalam pembelajaran

matematika di sekolah dasar seharusnya memberikan pembelajaran yang

bermakna bagi siswa, di mana siswa mau mencoba menghubungkan berbagai

struktur pengetahuan tentang konsep matematikanya. Konsep-konsep matematika

anak sekolah dasar yang saling berkaitan sehingga dapat menemukan konsep

baru. Selain itu, pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya

menyesuaikan pada tingkat perkembangan anak SD, yaitu dimulai dari konsep

yang sederhana menuju konsep yang sulit.

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah dasar pada dasarnya menjadikan siswa

mampu dan terampil dalam menggunakan matematika. Pembelajaran matematika

juga dapat memberikan tekanan pada nalar siswa dalam penerapan ilmu

matematika di masyarakat. Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di

sekolah dasar, sebagai mana yang disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto (2013:

190) adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan


antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau logaritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
20

Susanto (2013: 190) menyebutkan untuk mencapai tujuan pembelajaran

matematika tersebut, seorang guru hendaknya menciptakan kondisi dan situasi

pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan

mengembangkan pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari

bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan mengontruksikannya

dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.

Kondisi pembelajaran matematika sekarang menunjukkan bahwa proses

pembelajaran matematika di sekolah dasar belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

adalah penerapan metode pembelajaran matematika yang masih berpusat pada

guru dan guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal

ini sesuai dengan pendapat Sumarno dalam Susanto (2013: 191) bahwa hasil

belajar matematika sekolah dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan

belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajarkan

matematika.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar harus mampu menciptakan kondisi yang dapat

membentuk siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan pengetahuan

matematikanya serta siswa dapat menerapkan pembelajaran matematika dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, untuk mengatasi pembelajaran matematika yang

belum memuaskan, dapat menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

Model cooperative learning tipe STAD merupakan model pembelajaran


21

berkelompok yang menuntut siswa dapat mengembangkan kemampuannya

melalui kerja sama antar individunya.

E. Kinerja Guru

Pendidikan membutuhkan peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Peran guru dalam dunia pendidikan sangat penting dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Guru sebagai seorang yang profesional maka bertugas sebagai

pendidik sekaligus pengajar yang hendaknya bisa berimbas kepada siswanya.

Maka sebagai pendidik hendaknya bisa terus meningkatkan kinerja guru yang

menjadi modal bagi keberhasilan akan pendidikan. Kinerja guru adalah

kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-

baiknya.

Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional baik

dalam perencanaan program pembelajaran maupun evaluasi hasil pembelajaran.

Menurut Rusman (2012: 75) tugas guru adalah harus memberikan nilai-nilai yang

berisi pengetahuan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang, pilihan hidup

dan praktik-praktik komunikasi, sedangkan menurut Rivai (2005:14) kinerja

merupakan terjemahan dari kata performance yang didefinisikan sebagai hasil

atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu

untuk melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar kerja, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah disepakati bersama.


22

Pendapat tentang kinerja guru tersebut diatas senada dengan Sanjaya (2005:13)

yang menyatakan bahwa kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan,

pengelolaan, dan penilaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar

kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kinerja

seorang guru tidak dapat terlepas dari kompetensi yang melekat dan harus

dikuasai. Kompetensi guru merupakan bagian penting yang dapat menentukan

tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar

yang merupakan hasil kerja dan dapat diperlihatkan melalui suatu kualitas hasil

kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecepatan dan komunikasi yang baik.

F. Penelitian Relevan

Berikut ini penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam

proposal ini.

1. Hasmiani (2013) dalam skripsinya berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar

Pada Materi Pecahan Dan Operasinya Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Di Kelas V SDN 4 Katobu Kabupaten Muna ”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan

menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi pecahan dan operasinya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar

peserta didik pada tes siklus I yakni sebesar 50% yang sebelumnya pada

pelaksanaan postes hanya sebesar 31%, dan selanjutnya pada siklus II


23

meningkat menjadi 95,83%. Penelitian tersebut memiliki kesamaan yaitu

dalam penggunaan model cooperative learning tipe STAD. Perbedaan

penelitian tersebut yaitu pada setting penelitian berupa subjek yaitu 31

orang siswa, lokasi penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukajawa

yang terletak di Jalan Tamin Gang Hi. Abdurrahman No. 1, Kecamatan

Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung dan waktu penelitian yaitu pada

bulan Juli 2017 sampai September 2017.

2. Sarkaji (2016) dalam skripsinya berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar

Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kelas IV SDN Kait-Kait 2

Bati-Bati Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitiannya menunjukkan

nilai performansi guru telah memenuhi indikator keberhasilan dengan

perolehan nilai akhir pada setiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil belajar peserta didik pada tes siklus I yakni sebesar 70% yang

sebelumnya pada pelaksanaan postes hanya sebesar 50%, dan selanjutnya

pada siklus II meningkat menjadi 90 %. Penelitian tersebut memiliki

kesamaan yaitu dalam penggunaan model cooperative learning tipe STAD

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian tersebut

yaitu pada setting penelitian berupa subjek yaitu 31 orang siswa, lokasi

penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukajawa yang terletak di

Jalan Tamin Gang Hi. Abdurrahman No. 1, Kecamatan Tanjung Karang

Barat, Bandar Lampung dan waktu penelitian yaitu pada bulan Juli 2017

sampai September 2017.


24

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya

hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Uma Sekaran dalam

Sugiyono (2013 : 93) mengemukakan bahwa kerangka pikir merupakan model

konsep konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Kerangka pikir ini

merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek

permasalahan (Sugiyono 2013 :94).

Diperlukan proses perbaikan pembelajaran berupa penerapan model kooperatif

tipe STAD pada pembelajaran matematika. Model pembelajaran ini menuntut

siswa belajar secara aktif memecahkan masalah melalui penelitian dan

menemukan konsep melalui berbagai pengalaman. Berdasarkan kajian yang

relevan, model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika. Output yang diharapkan adalah hasil

belajar siswa meningkat dan memenuhi indikator. Secara sederhana kerangka

pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.


25

1. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher


centre).
2. Aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.
3. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran
yang bervariasi di kelas.
Input 4. Rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa mata
pelajaran matematika kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa
yaitu 29%.

Penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan


langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang
Proses secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dll).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.
5.
6. Memberi evaluasi.
Meningkatnya hasil belajar siswa pada pembelajaran
Output 7. Kesimpulan.
matematika ≥75% dengan KKM 60.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menarik hipotesis atau dugaan

sementara, bahwa penggunaan model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar Matematika siswa kelas IV A semester I SDN 2 Sukajawa.


26

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom

Action Reserch. Menurut Arikunto (2006:58) yang dimaksud dengan penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan

dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK

berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan

pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar).

PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Adlan (2011:4) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “

Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai

berikut : Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara

dan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan; suatu kegiatan yang dilakukan

dengan dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas ; adalah tempat dimana

terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima

pelajaran dari guru yang sama.


27

Pelaksanakan PTK terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut disatukan kedalam siklus. Adapun

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan
(Planning)
4.Refleksi
SIKLUSI I 2. Tindakan
(Reflecting)
(Acting)
3. Pengamatan
(Observating)

1. Perencanaan
(Planning)
4.Refleksi
2. Tindakan
(Reflecting) SIKLUSI II
(Acting)

3. Pengamatan
(Observating)
Dst.
(Reflect
ing)
Gambar 2. Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi
(Kusuma, 2009 : 141)

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV A SD Negeri

2 Sukajawa dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 31 orang, yang

terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 2 Sukajawa yang terletak di

Jalan Tamin Gg. Abdurrahman No.1 Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung

Karang Barat, Bandar Lampung.


28

3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai dengan

September 2017. Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan (penyusunan

proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal) sampai penulisan laporan

hasil penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Nontes

Pengumpulan data pada teknik nontes ini berupa data kualitatif berupa kinerja

guru dan aktivitas siswa. Pengamatan pada variabel kinerja guru yaitu dengan cara

melingkari skor pada setiap aspek penilaian, sedangkan pengamatan pada aktivitas

siswa dilakukan dengan cara pemberian skor pada setiap aspek yang muncul

selama proses pembelajaran berlangsung.

Guru yang akan mengajar dalam penerapan model pembelajaran tipe STAD

adalah penulis. Guru wali kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa bertindak sebagai

observer yaitu mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa.

2. Teknik Tes

Teknik tes merupakan prosedur atau cara untuk mendapatkan data yang bersifat

kuantitatif. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengetahui hasil

belajar. Teknik tes ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tipe STAD dengan

memberikan soal tes berbentuk uraian di akhir pertemuan pada setiap siklus.
29

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar Observasi

a. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

Kinerja guru diobservasi menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

yang dinilai dengan cara melingkari sub indikator yang dilaksanakan oleh guru.

IPKG digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam

mengelola dan melaksanakan praktik mengajar. Adapun rubrik penilaian kinerja

guru adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Rubrik penilaian kinerja guru.

Nilai
Nilai mutu Indikator
angka
Dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru
Sangat
5 melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat
baik
professional.
Dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya
4 Baik
tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai.
Dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru
3 Cukup melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru
tampak cukup menguasai.
Dilaksanakan oleh guru, guru melakukannya
2 Kurang dengan banyak kesalahan, dan guru tampak
kurang menguasai.
Sangat Tidak dilaksanakan oleh guru.
1
kurang
(Modifikasi Poerwanti, dkk., 2008: 7.8)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi penilaian aktivitas siswa digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Indikator aktivitas siswa

dalam penelitian ini tampak pada tabel berikut.


30

Tabel 4. Indikator penilaian aktivitas siswa.

Aspek Sikap
No Indikator
yang Diamati
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru.
1. Partisipasi
c. Mengikuti semua tahapan pembelajaran sesuai aturan.
d. Aktif dalam mengikuti pembelajaran.
a. Tanggap dalam intruksi yang diberikan
b. Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran
2. Minat c. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam
belajar.
d. Tenang dalam mengerjakan tugas.
(Sumber: Modifikasi Hamalik, 2008: 172-173)

Tabel 5. Lembar observasi aktivitas siswa.

Aspek yang diamati


No Inisial siswa R SM NA Katagori
Partisipasi Minat
1
2
3
dst
Jumlah
Nilai Aktivitas
Jumlah siswa ≥ aktif
Persentase aktivitas
Kategori persentase aktivitas

Tabel 6. Rubrik penyekoran aktivitas siswa.

Skor Keterangan
5 Jika empat indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
4 Jika tiga indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
3 Jika dua indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
2 Jika satu indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
1 Jika tidak ada indikator yang muncul dalam aspek yang diamati
selama proses pembelajaran.

2. Tes Formatif

Tes formatif merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

pada ranah kognitif. Tes formatif ini menghasilkan data yang bersifat kuantitatif

dengan cara memberikan soal-soal uraian. Melalui tes ini peneliti mengetahui
31

tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan ketercapaian

indikator pembelajaran.

Tabel 7. Lembar observasi hasil belajar siswa.

Siklus I Siklus II
No Inisal Siswa
Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1
2
3
dst
Jumlah skor
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas
Julah siswa yang tidak tuntas
Persentase
Kategori

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data kinerja guru, aktivitas siswa

dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Kinerja Guru

Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:

x 100

Keterangan:
NK = Nilai kinerja guru
TS = Total skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan Tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 8. Kategori keberhasilan kinerja guru.

No Rentang Nilai Katagori


1 86-100 Sangat Baik
2 76-85 Baik
3 60-75 Cukup Baik
4 55-59 Kurang Baik
5 ≤ 54 Sangat Kurang
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
32

b. Aktivitas Belajar Siswa

1) Nilai aktivitas individu siswa dapat diperoleh dengan rumus:

NA x 100

Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang diharapkan
R = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal yang diamati
100 = Bilangan Tetap
(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

Tabel 9. Kategori perolehan nilai aktivitas siswa.

No Rentang Nilai Katagori


1 ≥81 Sangat Aktif
2 71 – 80 Aktif
3 61 – 70 Cukup Aktif
4 51 – 60 Kurang Aktif
5 ≤50 Sangat Kurang
(Modifikasi: Arikunto, 2013: 44)

2) Persentase siswa aktif secara klasikal diperoleh dengan rumus:


P= x 100%

Keterangan:
P = Persentase siswa yang dicari
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 10. Kategori nilai aktivitas siswa.

No Rentang Nilai Katagori


1 ≥81 Sangat Aktif
2 71 – 80 Aktif
3 61 – 70 Cukup Aktif
4 51 – 60 Kurang Aktif
5 ≤50 Sangat Kurang
(Modifikasi: Arikunto, 2013: 44)
33

c. Hasil Belajar Siswa

1) Nilai hasil belajar afektif individu ditentukan dengan rumus:

NA x 100

Keterangan:
NA = Nilai yang diharapkan
R = Skor yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal yang diamati
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

Tabel 11. Kategori nilai hasil belajar siswa.

Rentang Nilai Kategori


≥81 Sangat Baik
71 – 80 Baik
61 – 70 Cukup Baik
51 – 60 Kurang Baik
≤50 Sangat Kurang
(Modifikasi: Arikunto, 2013: 44)

2) Persentase ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus:

X 100

(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 12. Kategori persentase hasil belajar siswa.

Tingkat Keberhasilan (%) Katagori


≥81 Sangat Baik
71 – 80 Baik
61 – 70 Cukup Baik
51 – 60 Kurang Baik
≤50 Sangat Kurang
(Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)
34

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika

kemajuan hasil belajar siswa. Data kuantitatif penelitian ini diperoleh

dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada

siswa dan nilai persentase ketuntasan hasil belajar siswa.

1) Menghitung nilai hasil belajar siswa secara individual digunakan rumus


:

x 100

Keterangan:
NP = Nilai siswa (nilai yang dicari)
R = Jumlah skor/item yang dijawab benar
SM = Skor maksimum dari tes
100 = Bilangan tetap
(Sumber: Purwanto, 2008: 112)

Tabel 13. Ketuntasan hasil belajar siswa.

No Skor Keterangan
1 ≥ 61 Tuntas
2 ≤ 60 Belum Tuntas
(Modifikasi Kunandar, 2013: 231)

2) Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa:


̅ X 100

Keterangan:
̅ = Nilai rata-rata kelas
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
(Sumber: Aqib, dkk. 2009: 40)

3) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus:


P= ∑
x 100%

(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)


35

Tabel 14. Kategori persentase hasil belajar

Tingkat Keberhasilan (%) Katagori


≥81 Sangat Tinggi
71 – 80 Tinggi
61 – 70 Cukup Tinggi
51 – 60 Kurang Tinggi
≤50 Sangat Kurang
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, pada setiap siklusnya terdiri

dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Rincian pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi langkah-langkah

sebagai berikut.

1. Siklus I

a) Perencanaan

Tahap perencanaan ini, penulis menyiapkan proses pembelajaran matematika

melalui model pembelajaran tipe STAD. Materi pembelajaran yaitu tentang

“Kelipatan dan Faktor Bilangan”. Selain itu penulis juga membuat perangkat

pembelajaran, merancang kegiatan dalam penerapan model pembelajaran tipe

STAD, mempersiapkan lembar observasi, LKS, dan soal-soal tes. Observer

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b) Pelaksanaan

Tahap pelaksanan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah

disusun, yaitu sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a. Guru masuk kelas dan memberikan salam.

b. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas.


36

c. Guru mengondisikan kelas.

d. Guru mengecek kehadiran siswa.

e. Guru memberikan nomor pengamatan kepada siswa.

f. Guru menyampaikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.

g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang

akan dilakukan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD.

b. Guru menyajikan subtopik permasalahan yang akan dipelajari

dan melibatkan siswa dalam mengidentifikasi topik tersebut.

c. Guru meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan untuk

menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan

diajarkan.

d. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Satu kelompok

terdiri dari 4-5 orang orang siswa yang dibentuk secara

heterogen.

e. Kelompok siswa merencanakan topik permasalahan yang akan

dipelajari.

Elaborasi

a. Siswa melakukan diskusi sesuai topik yang dibahas pada

masing-masing kelompok.
37

b. Setiap kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa

rencana kegiatan presentasi yang akan disajikan ke depan kelas.

Konfirmasi

a. Masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

b. Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah

disajikan oleh masing-masing kelompok.

c. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang

selesai melakukan presentasi dengan tepukan tangan ataupun

memberikan hadiah.

d. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran

yang telah berlangsung.

b. Guru memberikan tes akhir.

c. Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran.

d. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.

c) Pengamatan/observasi

Penulis melakukan pengamatan tentang jalannya proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kinerja guru

dan aktivitas siswa dengan lembar observasi dan lembar penilaian.


38

Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran

pada siklus berikutnya.

d) Refleksi

Penulis bersama guru kelas menganalisis hasil pengamatan kinerja guru, aktivitas

siswa dan hasil belajar siswa. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan

menentukan ketuntasan nilai belajar siswa. Hasil analisis digunakan sebagai

kajian dan pembanding terhadap rencana pembelajaran pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Tahapan yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I.

Hasil belajar pada siklus II dapat lebih baik dibandingkan dengan hasil

pembelajaran siklus I. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II

adalah sebagai berikut.

a) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang diinginkan. Siklus I pada penelitian ini, penulis menyiapkan proses

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tipe STAD. Materi

pembelajaran yaitu tentang “FPB dan KPK”. Selain itu, penulis juga membuat

perangkat pembelajaran, merancang kegiatan dalam penerapan model

pembelajaran tipe STAD, mempersiapkan lembar observasi, LKS, dan soal-soal

tes. Observer mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

b) Pelaksanaan

Tahap pelaksanan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah

disusun, yaitu sebagai berikut.


39

1. Kegiatan Awal

a. Guru masuk kelas dan memberikan salam.

b. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas.

c. Guru mengkondisikan kelas.

d. Guru mengecek kehadiran siswa.

e. Guru memberikan nomor pengamatan kepada siswa.

f. Guru menyampaikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.

g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dipelajari.

h. Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang KPK dan FPB.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang

akan dilakukan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD.

b. Guru menyajikan subtopik permasalahan yang akan dipelajari

dan melibatkan siswa dalam mengidentifikasi topik tersebut.

c. Guru meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan untuk

menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan

diajarkan.

d. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Satu kelompok

terdiri dari 4-5 orang orang siswa yang dibentuk secara

heterogen.

e. Kelompok siswa merencanakan topik permasalahan yang akan

dipelajari.
40

Elaborasi

a. Siswa melakukan diskusi sesuai topik yang dibahas pada

masing-masing kelompok.

b. Setiap kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa

rencana kegiatan presentasi yang akan disajikan ke depan

kelas.

Konfirmasi

a. Setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil diskusinya.

b. Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah

disajikan oleh masing-masing kelompok.

c. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang

selesai melakukan presentasi dengan tepukan tangan ataupun

memberikan hadiah.

d. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran

yang telah berlangsung.

b. Guru memberikan tes akhir.

c. Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses

pembelajaran.

d. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.


41

c) Pengamatan/observasi

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan tentang jalannya proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kinerja

guru dan aktivitas siswa dengan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya.

Data yang diperoleh diolah agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua

kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan.

d) Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa, kemudian membandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I

dalam bentuk persentase. Jika pada siklus II pembelajaran dapat berlangsung

dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus

sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Karena pada siklus II ini siswa

sudah mencapai indikator keberhasilan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian

ini cukup sampai siklus II.

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam menerapkan model pembelajaran tipe STAD dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut.

1. Persentase jumlah siswa aktif mengalami peningkatan dari satu siklus ke

siklus berikutnya, sehingga siswa yang aktif mencapai ≥75% dari jumlah

siswa yang ada di kelas tersebut.

2. Persentase hasil belajar mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus

berikutnya, sehingga mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut.
77

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan

menerapkan model pembelajaran tipe STAD pada mata pelajaran matematika

siswa kelas IV A SD Negeri 2 Sukajawa, didapatkan simpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 74,19

pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,74 menjadi 76,93

(katagori “Aktif “). Sedangkan, presentase aktivitas siswa pada siklus I

yaitu 67,74% meningkat 16,13% menjadi 83,87 % (katagori “Sangat

Aktif”).

2. Penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar

59,03 dengan persentase ketuntasan 61,29% (katagori “Kurang Tinggi”).

Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa 74,51 dengan persentase

ketuntasan sebesar 80,64% (katagori “Tinggi”).

B. Saran

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,


78

sehingga dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran dan

hasil belajar dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, guru

menggunakan model pembelajaran tipe STAD, karena dapat membantu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika

3. Bagi Sekolah

Memfasilitasi sarana dan prasarana untuk digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

Bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai acuan, serta model yang digunakan dapat diterapkan pada

materi yang berbeda. Selain itu, dapat mengembangkan model

pembelajaran tipe STAD untuk memenuhi kebutuhan siswa.


79

DAFTAR PUSTAKA

Adjie. 2016. Konsep Dasar Matematika. UPI Press: Bandung

Adlan, A. 2011. Bimbingan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Dita Kurnia:


Kudus

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta


Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Aqib, Zainal. 2009. PenelitianTindakanKelasuntuk Guru SD, SLB & TK.
YramaWidya. Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi


ke-3. Balai Pustaka Gramedia : Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja
Rosdakarya. Bandung.

Huda, Miftahul. 2013. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran.Pustaka


Pelajar : Yogyakarta

Imas , Berlin. 2015. Bimbingan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Dita Kurnia:
Kudus

Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. PT.


Refika Aditama: Bandung

Kunandar.2007. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.Rineka Cipta : Bandung


_______. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT. Indeks: Jakarta
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
80

Nasution.2004.PengertianPrestasi Belajar.http://www.anneahira.com/pengertian-
prestasi-belajar-menurut-para-ahli.htm.diakses pada tanggal 18 Mei
2017.

Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani. 2009. Perbandingan Metode Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dengan Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar
Biologi Kelas VIII MTsN Kembangsawit. Jurnal Pendidikan MIPA,1(1): 3-
11. http://www.psikologizone.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-
belajar-anak/06511161.diakses pada tanggal 3 Juli 2017.

Permendiknas No 22 tahun 2006. Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan


Dasar dan Menengah

Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. PT Raja Grafindo


Persada: Jakarta

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Rajawali Press: Jakarta

Sadiman. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Rajawali Perss: Jakarta

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.


Kencana Prenada: Jakarta

Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Cooperative Learning.


Familia:Yogyakarta

Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning. Nusa Media: Bandung.


Sudjana. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdikarya : Bandung

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta : Bandung.


Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. UPI : Bandung
Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
Prenada Media Group: Jakarta

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI


PRESS : Bandung

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana


Prenada Group : Jakarta.

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai