Anda di halaman 1dari 77

HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH

DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI


BELAJAR BIOLOGI
(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh
Diana Nurlinggasari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK

HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH


DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR BIOLOGI

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung)

Oleh

Diana Nurlinggasari

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan bimbingan belajar di

luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi. Sampel dalam

penelitian ini siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang mengikuti

bimbingan belajar yang ditentukan menggunakan teknik sampling nonprobability

melalui sampel jenuh. Data penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa hasil

angket bimbingan belajar dan motivasi belajar serta hasil belajar dari guru. Data

dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian

menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar

di luar sekolah dengan prestasi belajar biologi (r=-1,237). Terdapat hubungan

signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi (r=0,217).

Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di luar sekolah dan

motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi (r=0,248).

Kata kunci: bimbingan belajar, motivasi belajar, prestasi belajar


HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH
DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR BIOLOGI

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung)

Oleh

DIANA NURLINGGASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi


Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 6 September 1995 di

Banyumas, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu,

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Sumardi dengan Ibu Muryati. Alamat penulis yaitu di

Pekon Banyuwangi RT 02/ RW 01, Kecamatan Banyumas,

Kabupaten Pringsewu. Nomor telepon 085273057266.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyiah Bustanul Athfal

Banyuwangi (2000-2001), SD Muhamamadiyah Banyuwangi (2001-2007),

SMPN 1 Banyumas (2007-2010), SMAN 1 Banyumas (2010-2013). Pada tahun

2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP UNILA

melalui jalur SBMPTN.

Penulis aktif diorganisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta)

sebagai Eksata Muda Himasakta (2013-2014). Penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Bustanul Ulum Jaya Sakti Lampung Tengah

dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Jayasakti

Lampung Tengah (Tahun 2016), serta penelitian pendidikan di SMA Negeri 9

Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan/S.Pd (Tahun 2017).


Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala
kemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama
ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-
orang yang selalu berharga dalam hidupku:

Bapakku (Sumardi) dan Ibuku (Muryati)


Teruntuk Bapak dan Ibuku yang kusayangi, yang telah mendidik, membesarkan
dan menyayangiku dengan segala doa dan usaha terbaiknya. Terimakasih yang tak
terhingga atas tiap tetes keringat yang dikuncurkan, tiap nasehat yang diberikan,
tiap senyum yang membahagiakan. Semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan
kesehatan dan rezeki oleh Allah SWT.

Adikku, Intan Kusuma Dewi dan Evan Maulana Farizki serta


seluruh keluarga besarku tersayang
Untuk adik-adikku yang menjadi alasanku untuk berjuang, terimakasih untuk
semangat dan candatawa yang kalian berikan, semoga kita berhasil dan dapat
membanggakan Bapak dan Ibu. Saudara-saudaraku yang selalu menghiburku dan
memberikan motivasi untukku. Terimakasih untuk segala cinta, kasih sayang yang
kalian berikan.

Para Pendidikku (Guru dan Dosen)


Terimakasih atas bimbingan, pembelajaran, dan kasih sayang yang diberikan
padaku hingga aku dapat memiliki kesempatan untuk memperoleh ilmu yang
sangat berharga ini.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung


MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Asy Syarh: 5-8)

“Dan sungguh kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-nya kepadamu, sehingga


engkau menjadi puas”
(QS. Ad-Dhuha: 5)

“Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, niscaya Allah
memudahkan baginya di dunia dan akhirat”
(HR. Muslim)
SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Universitas Lampung. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN BIMBINGAN

BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR BIOLOGI (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Negeri 9

Bandar Lampung).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik dan pembimbing I

atas kesediaan memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,

dan Pembahas yang telah memberikan saran-saran perbaikan dan motivasi

yang sangat berharga;


6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan

pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan;

7. Terimakasih kepada Citra Abriani M.Pd. kons., selaku pembimbing dan ahli

yang telah memberikan bantuan dalam proses pembuatan instrumen pada

bidang psikologi.

8. Drs. Hendro Suyono., selaku Kepala SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan

Nirwanto, S.Pd., Erzy Fauzy, S.Pd., M.Pd., dan Any Widyaningsih, S.Pd.,

selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian

serta kerjasamanya;

9. Sahabat-sahabat terbaikku, Ludfia Fatmawati, Febriyati S.R Dhania, Hanna

Bennedicta S, Larasati Dhian P, Rita Yanti, Selvina Annis Fajriani, Sri Utami,

Nur Rohmah dan Rinu Bhakti Dewantara yang telah memberikan dukungan,

saran, dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Alhamdulillahirobbil’alamiin skripsi ini telah selesai dengan baik dan

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Aamiin.

Bandar Lampung, 18 Agustus 2017

Penulis

Diana Nurlinggasari

xi
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6
F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 7
G. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Bimbingan Belajar ............................................................................... 13
B. Motivasi Belajar ................................................................................... 20
C. Prestasi Belajar ..................................................................................... 29

III. METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
C. Desain Penelitian .................................................................................. 35
D. Prosedur Penelitian................................................................................ 36
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ......................................... 40
F. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ................................................... 42
G. Tabulasi Data Hasil Penelitian ............................................................. 47
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .................................................................................... 57
B. Pembahasan .......................................................................................... 65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 73
B. Saran . ................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

LAMPIRAN

1. Hasil Angket Bimbingan Belajar di Luar Sekolah...................................... 80


2. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa ......................................................... 83
3. Nilai Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas XI
IPATahun Ajaran 2016/2017 ...................................................................... 85
4. Lembar Validitas Ahli Angket Bimbingan Belajar..................................... 97
5. Lembar Validitas Ahli Angket Motivasi Belajar ........................................ 106
6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Bimbingan Belajar................. 114
7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar .................... 117
8. Data Hasil Penelitian Bimbingan Belajar ................................................... 120
9. Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar ....................................................... 129
10.Analisis Data Hasil Penelitian..................................................................... 137
11.Foto-foto Penelitian..................................................................................... 139
12.Surat Penelitian ........................................................................................... 140

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Distribusi sampel kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 7............................. 35
2. Sebaran butir pernyataan angket yang valid dan tidak valid pada uji
coba pertama dan kedua ....................................................................... 40
3. Hasil uji validitas angket siswa 1 ......................................................... 41
4. Hasil uji validitas angket siswa 2 ......................................................... 42
5. Kisi-kisi angket bimbingan belajar di luar sekolah.............................. 44
6. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa................................................ 46
7. Tabulasi Hasil Angket Bimbingan Belajar .......................................... 47
8. Tabulasi Angket Bimbingan Belajar setiap Indikator.......................... 47
9. Persentase Setiap Indikator pada Aspek Bimbingan Belajar ............... 47
10. Tabulasi Angket Motivasi belajar ........................................................ 47
11. Tabulasi Angket Motivasi belajar setiap Indikator .............................. 48
12. Persentase Setiap Indikator pada Aspek Motivasi Belajar................... 48
13. Tabulasi Prestasi Belajar Biologi Semester Ganjil .............................. 48
14. Distribusi Skor dan Kriteria Angket Bimbingan Belajar ..................... 50
15. Distribusi Skor dan Kriteria Angket Motivasi Belajar......................... 50
16. Distribusi Skor dan Kriteria Prestasi Belajar Biologi ......................... 51
17. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 52
18. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi ................................. 54
19. Hasil Skor Persentase Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan
Belajar di Luar Sekolah (N = 102)....................................................... 58
20. Persentase Indikator pada Setiap Aspek Bimbingan Belajar di Luar
Sekolah................................................................................................. 58
21. Hasil Skor Persentase Motivasi Belajar Siswa (N = 102).................... 59
22. Persentase Setiap Indikator pada Aspek Motivasi Belajar Siswa ........ 60
23. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Biologi Siswa............................ 61
24. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Product Moment........................... 62
25. Ringkasan Hasil Regresi Ganda .......................................................... 64
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pikir ........................................................................... 11


2. Bagan Hubungan Antar Variabel ......................................................... 35
3. Pengisian Angket oleh siswa kelas XI IPA.......................................... 139
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran bimbingan belajar di luar sekolah merupakan hal yang sangat

penting dalam rangka membantu siswa agar mampu melakukan

penyesuaian akademis, sosial, dan tuntutan psikologis sesuai dengan

potensi yang dimilikinya. Pelayanan bimbingan belajar di luar sekolah

akan berjalan terpadu dengan program pembelajaran di sekolah. Oleh

karena itu kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah terkait erat dengan

tugas dan peranan guru. Menurut Suherman dalam Astamie (2015: 20),

masalah-masalah belajar yang ditemukan di sekolah seringkali membawa

ketimpangan sosio-psikologis pada diri siswa bahkan mungkin jauh dari

itu. Bimbingan belajar berupaya untuk mengeliminasi sejauh mungkin

akses tersebut terhadap proses belajar sekaligus membantu siswa agar

mampu melakukan penyesuaian diri dengan dirinya sendiri dan dengan

lingkungannya. Menurut Kartadinata dalam Astamie (2015: 20), dengan

mengikuti bimbingan belajar siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang

dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses belajar mereka

dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.
2

Lembaga bimbingan belajar merupakan lembaga pendidikan yang tidak

dilaksanakan oleh pemerintah melainkan dilaksanakan oleh perorangan,

maupun swasta dengan tujuan memberikan pendidikan kepada siswa

(Prasetyaningrum dalam Supardi 2011: 23). Lembaga bimbingan belajar

memberikan layanan jasa pendidikan berupa bimbingan belajar yang

bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Bimbingan belajar

adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik dengan cara

mengembangkan suasana-suasana pembelajaran yang kondusif agar

terhindar dari kesulitan belajar (Yusuf dan Nurihsan dalam Safrudin 2014:

64 ). Bimbingan belajar dilakukan dengan meniru bimbingan belajar di

sekolah untuk mengurangi kekurangan dalam pembelajaran di sekolah.

Namun, pada bimbingan belajar di luar sekolah memiliki trik dan cara

khusus dalam memberikan materi maupun persiapan ujian (Bray dan

Kwok dalam Ristanti 2013: 6).

Selain mengikuti bimbingan belajar, motivasi juga menjadi faktor yang

menentukan tercapainya prestasi belajar yang optimal. Peranan motivasi

sangatlah penting bagi kehidupan seseorang. Dalam proses pemenuhan

dan tuntutan seseorang, motivasi merupakan hal yang tidak dapat

dihilangkan. Menurut Sardiman (2011: 75), motivasi merupakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila seseorang

tersebut tidak suka, maka akan berusaha untuk tidak menghiraukan

perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
3

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.

Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada

kelas XI IPA yaitu terdapat banyak siswa yang mengikuti kegiatan

bimbingan belajar di luar sekolah. Ada beberapa jenis bimbingan belajar

yang diikuti siswa seperti lembaga bimbingan belajar swasta, bimbingan

belajar dengan guru di luar sekolah dan les privat di rumah. Sebagian besar

siswa yang mengikuti bimbingan belajar bertujuan untuk mengatasi

kesulitan dalam belajar seperti siswa terkadang merasa mudah dalam

menangkap apa yang dipelajari, namun terkadang sulit untuk dapat

menguasai materi yang dipelajari, dalam hal semangat terkadang siswa

memiliki semangat yang tinggi untuk belajar namun terkadang siswa tidak

dapat berkonsentrasi untuk belajar. Tujuan mengikuti bimbingan belajar

lainnya adalah untuk meningkatkan prestasi yang dimiliknya. Selain itu,

banyak siswa yang mengikuti bimbingan belajar hanya untuk bermain-

main, mencari teman, mendapatkan uang jajan lebih dan supaya tidak

bosan di rumah.

Dilihat dari tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar, dapat diketahui

seberapa besar motivasi siswa dalam belajar. Siswa yang mengikuti

bimbingan belajar untuk mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan

prestasi berarti memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sedangkan siswa


4

yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah adakalanya hanya untuk

bermain-main berarti memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Alderfer dalam Hamdu dan Lisa (2011: 83),

tentang teori motivasi belajar, yaitu kecenderungan siswa dalam

melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai

prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Prestasi belajar biologi menurut guru biologi kelas XI IPA sudah cukup

baik, meskipun masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata.

Namun guru tidak memerhatikan apakah ada perbedaan prestasi siswa

yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dengan siswa yang tidak

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Andayani, Sulastri, dan

Sendanayasa (2014: 6-7), menunjukkan bahwa penerapan layanan

bimbingan belajar efektif dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sementara itu hasil penelitian

Miru (2009: 6), menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan berarti

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Namun demikian pihak

guru harus meningkatkan apa yang telah dicapai oleh siswanya supaya

terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik lagi.

Berdasarkan uraian di atas, masih terdapat kesenjangan antara fungsi

bimbingan belajar yang ideal dengan tujuan siswa mengikuti bimbingan

belajar pada kenyataannya, yang nantinya akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu dilakukan


5

penelitian dengan judul “ Hubungan Bimbingan Belajar di Luar Sekolah

dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas XI

SMA Negeri 9 Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana hubungan antara kegiatan bimbingan belajar di luar

sekolah dengan prestasi belajar biologi siswa?

2. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

biologi siswa?

3. Bagaimana hubungan antara kegiatan bimbingan belajar di luar

sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sebagai berikut:

1. Hubungan antara kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah dengan

prestasi belajar biologi siswa

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi siswa

3. Hubungan antara kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah dan


motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi siswa
6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi siswa, dapat memberikan evaluasi tentang manfaat siswa

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dan memberikan

informasi kepada siswa tentang perlu tidaknya mengikuti bimbingan

belajar di luar sekolah.

2. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa demi

meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan guna meningkatkan kualitas

pendidikan dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang

bimbingan belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini, yaitu:

1. Hubungan yang diamati dalam penelitian ini adalah keterkaitan antara

bimbingan belajar di luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar biologi.

2. Bimbingan belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah bimbingan

belajar di luar sekolah yang diikuti siswa seperti lembaga bimbingan

belajar swasta maupun siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat.

3. Bimbingan belajar diteliti melalui angket yang diisi oleh siswa yang

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Angket tersebut meliputi


7

fungsi, tujuan dan manfaat bagi siswa mengikuti bimbingan belajar di

luar sekolah (Suherman dalam Astamie, 2015: 20-22).

4. Motivasi belajar biologi siswa dilihat melalui angket yang diamati

meliputi tiga aspek yaitu (1) kebutuhan akan prestasi (nAch –

achivement need), (2) kebutuhan kekuatan (nPOW – need for power)

dan (3) kebutuhan hubungan (nAff – need for affiliation) (McClelland

dalam Andika, 2015: 17).

5. Prestasi belajar biologi siswa dilihat dari hasil Ujian Tengah Semester

dan Ujian Akhir Semester pada semester ganjil tahun pelajaran

2016/2017.

6. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA tahun pelajaran

2016/2017 SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

F. Kerangka Pikir

Pada proses pembelajaran banyak sekali masalah yang ditemukan pada

setiap siswa, seperti kesulitan dalam belajar. Beberapa siswa mengalami

kesulitan untuk belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat menghambat

usaha siswa dalam mencapai tujuan belajar. Hambatan tersebut bisa datang

dari lingkungan dapat juga datang dari dalam diri sendiri. Siswa yang

memiliki kesulitan dalam belajar biasanya memerlukan bantuan orang lain

untuk mengatasi kesulitan belajarnya seperti guru, atau orang lain yang

diperlukan siswa.

Salah satu cara yang dilakukan siswa untuk mengatasi permasalahan

dalam belajar adalah dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.


8

Dengan mengikuti program bimbingan belajar dapat membantu siswa

dalam memecahkan masalah-masalah belajar yang ditemukannya di

sekolah. Selain itu, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung

beranggapan bahwa dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah

dapat meningkatkan percaya diri dalam kegiatan belajar dan merasa yakin

akan mampu untuk mempertahankan maupun meningkatkan prestasi di

sekolah. Lembaga bimbingan belajar juga memberikan tawaran yang

menarik seperti fasilitas dan program-program pelakasanaanya, sehingga

siswa semakin tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar di luar

sekolah.

Selain mengikuti kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah, motivasi

belajar yang dimiliki siswa juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan

prestasi siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi maka siswa memiliki

keinginan dan mau untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai

tujuan yang diinginkannya.

Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang

didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar yang memuaskan dapat

diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar

dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Prestasi belajar dapat

dilihat melalui sebuah tes, yaitu tes prestasi belajar. Prestasi belajar pada

penelitian ini adalah prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti

bimbingan belajar di luar sekolah yang dapat di lihat dari hasil ujian

tengah semester dan ujian akhir semester.


9

Dari uraian diatas dapat diketahui hubungan bimbingan belajar dan

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar biologi melalui beberapa

perangkat yaitu angket bimbingan belajar di luar sekolah, angket motivasi

belajar, dan data dokumentasi dari sekolah. Dari angket tersebut dapat

dideskripsikan hubungan bimbingan belajar dan motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar biologi.

Angket bimbingan belajar yang digunakan merupakan salah satu

instrumen berupa daftar pernyataan yang ditunjukan pada siswa kelas XI

IPA yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Angket tersebut

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan bimbingan

belajar di luar sekolah. Angket bimbingan belajar terdiri dari beberapa

aspek antara lain: (1) Fungsi bagi siswa mengikuti bimbingan belajar di

luar sekolah, yang terdiri dari beberapa indikator yaitu mencegah

munculnya kesulitan belajar siswa, menyalurkan bakat dan minat belajar

siswa, dan meningkatkan prestasi belajar siswa. (2) Tujuan bagi siswa

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, yang terdiri dari beberapa

indikator yaitu mengembangkan potensi belajar siswa dan

mengembangkan keterampilan belajar siswa. (3) Manfaat bagi siswa

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, yang terdiri dari beberapa

indikator yaitu mengurangi kesulitan belajar dan memperoleh kondisi

belajar yang diinginkan siswa.

Angket motivasi belajar digunakan untuk mengetahui seberapa besar

motivasi siswa dalam belajar biologi. Karena tidak hanya mengikuti


10

bimbingan belajar di luar sekolah yang menjadi salah satu faktor untuk

mencapai prestasi, namun faktor motivasi belajar juga dapat berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Angket motivasi belajar yang yang diamati

terdiri dari tiga aspek yaitu (1) kebutuhan akan prestasi (nAch –

achivement need), (2) kebutuhan kekuatan (nPOW – need for power), dan

(3) kebutuhan hubungan (nAff – need for affiliation). Pada kebutuhan

akan prestasi terdiri dari: mempunyai rencana kegiatan, mempunyai tujuan

dalam belajar, tidak mudah putus asa, persaingan pencapaian prestasi,

berusaha mencari solusi dari kesulitan belajar walaupun menghadapi

tantangan. Pada kebutuhan kekuatan terdiri dari: minat belajar, tekun

belajar, aktif dalam pembelajaran, berusaha sendiri dengan menemukan

penyelesaian masalahnya sendiri. Pada kebutuan hubungan terdiri dari:

pergaulan dengan siswa yang pandai, belajar bersama siswa yang pandai.

Angket motivasi belajar diisi oleh siswa kelas XI IPA yang mengikuti

bimbingan belajar di luar sekolah.


11

Penelitian ini dapat digambarkan melalui kerangka pikir berikut :

Siswa yang memiliki


kesulitan dalam belajar

Bimbingan belajar Motivasi belajar


di luar sekolah

Prestasi belajar biologi

Hubungan bimbingan belajar di luar sekolah


dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
biologi

Angket Angket motivasi Data


Bimbingan belajar terdiri dari: dokumentasi
belajar terdiri sekolah
dari: 1. Kebutuhan meliputi:
akan prestasi
1. Fungsi 2. Kebutuhan hasil ujian
2. Tujuan kekuatan tengah semester
3. Manfaat 3. Kebutuhan dan ujian akhir
hubungan semester materi
biologi dari guru

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Hubungan Bimbingan Belajar di Luar Sekolah


dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Biologi.
12

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Ho = Tidak terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di

luar sekolah dengan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

H1 = Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di luar

sekolah dengan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 9 Bandar Lampung.

2) Ho = Tidak terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri

9 Bandar Lampung.

H1 = Terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar

Lampung.

3) Ho = Tidak terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di

luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi

siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

H1 = Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di luar

sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi

siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan Belajar

Pendidikan diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu jalur formal, non

formal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksankan secara

terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan lingkungan (Depdiknas, 2003: 2-3). Pendidikan nonformal

dan informal adalah pendidikan yang kepemilikannya terfokus pada

masyarakat, menyangkut pendirian, pendanaan, pengelolaan, dan aspek-

aspek lainnya. Pengertian lain antara lain mengacu pada peran serta

masyarakat dalam pendidikan, pengambilan keputusan, yang berbasis

sekolah, pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah/yayasan swasta

(Abdulhak dan Ugi, 2013: 23).

Salah satu pendidikan nonformal yang memberikan bimbingan belajar

kepada siswa adalah lembaga bimbingan belajar (Nusantari, Budiyanto,

dan Lisdiana 2012: 14). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
14

Sumarsih (2010: 42), bimbingan belajar yang dilakukan di luar

pembelajaran memberikan dampak positif terhadap prestasi siswa.

Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara

umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan

nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang

baik. Makna bimbingan secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau

program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini

diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta

dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa

(Sukmadinata dalam Ristanti, 2013: 4).

Bimbingan menurut Sukardi dan Kusumawati (2008: 2), merupakan

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun

dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan

sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku. Pendapat tersebut selaras dengan Kartadinata dalam Sutirna,

(2013: 6), yang mengatakan bahwa bimbingan adalah proses membantu

individu untuk mencapai perkembangan yang optimal. Dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa bimbingan adalah bantuan

yang diberikan seorang ahli kepada individu atau kelompok orang untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan kemampuan


15

yang dimiliki individu itu sendiri sehingga dapat mengoptimalkan

perkembangan indiviudu tersebut.

Belajar menurut Slameto (2010: 2), merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu

tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam

arti belajar. Perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan

mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan,

pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam

pengertian belajar. Sedangkan menurut Sarwono (2012: 107), belajar

merupakan suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan, diubah atau

diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang

terjadi. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk perubahaan

dirinya melalui serentetan reaksi atas situasi yang terjadi.

Lembaga bimbingan belajar merupakan salah satu wujud partipasi

masyarakat yang turut bertanggungjawab terhadap pendidikan di

Indonesia. Lembaga bimbingan belajar memberikan layanan jasa

pendidikan berupa bimbingan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan

prestasi akademik siswa. Bimbingan belajar dilakukan dengan meniru

bimbingan belajar di sekolah untuk mengurangi kekurangan dalam


16

pembelajaran di sekolah. Namun, pada bimbingan belajar di luar sekolah

memiliki trik dan cara khusus dalam memberikan materi maupun

persiapan ujian (Bray dan Kwok dalam Ristanti, 2013: 6). Menurut hasil

penelitian Chandra, Pratiwi, dan Sharly (2009: 26), siswa beranggapan

bahwa bimbingan belajar dapat menjadi alternatif yang berguna bagi masa

depan mereka.

Fungsi bimbingan belajar menurut Suherman dalam Astamie (2015: 20),

sebagai berikut:

a. Pencegahan, bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau

mereduksi kemungkinan timbulnya masalah.

b. Penyaluran, berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang

sesuai dengan kemampuannya.

c. Penyesuaian, salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam

studinya adalah faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan.

d. Perbaikan, kenyataan disekolah menunjukan bahwa sering ditemukan

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini berapa

pentingnya fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran.

e. Pemeliharaan, belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan atau

bahkan ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan belajar lagi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

bimbingan belajar yaitu untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan


17

timbulnya masalah, untuk menyalurkan bakat dan minat siswa mencapai

hasil belajar yang optimal, membantu siswa menyesuaikan diri dalam

lingkungan dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar.

Secara khusus tujuan bimbingan belajar menurut Suherman dalam

Astamie (2015: 21), sebagai berikut:

a. Mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan

mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal sesuai dengan

program pengajaran.

b. Mampu mengembangkan berbagai keterampilan belajar.

c. Mampu memecahkan masalah belajar.

d. Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.

e. Memahami lingkungan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbingan belajar yaitu agar siswa dapat mengaktualisasikan potensi

dirinya, dapat mengembangkan berbagai keterampilan belajar, dapat

memecahkan permasalahan sehari-hari terutama dalam bidang

pembelajaran. Selain itu, tujuan bimbingan belajar dimaksudkan untuk

membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi

belajar. Dengan demikian siswa dapat belajar secara efisien sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki dan dapat mencapai perkembangan yang

optimal.
18

Manfaat bimbingan belajar menurut Suherman dalam Astamie (2015: 22),

sebagai berikut:

a. Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan kondusif yang

memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara

optimal.

b. Terperhatikannya karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan

menjadi dasar bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada

posisi yang tepat.

c. Dapat mereduksi dan mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan

belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan bahwa manfaat bimbingan

belajar yaitu, siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan

dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

Siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah biasanya

memiliki alasan tersendiri mengapa mengikuti bimbingan belajar seperti,

kesulitan dalam belajar disekolah ataupun masalah belajar lainya.

Menurut Sriyanti (2013: 147), faktor- faktor penyebab timbulnya kesulitan

belajar bersumber dari beberapa ranah, yaitu:

a. kesulitan belajar yang bersumber dari ranah kognitif (ranah cipta),

antara lain karena rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi anak

didik.
19

b. bersumber dari ranah afektif (ranah rasa), antara lain emosi labil,

pembentukan sikap yang salah, perasaan bersalah yang berlebihan dan

tidak mempunyai gairah hidup.

c. bersumber dari aspek psikomotor, antara lain seperti terganggunya

organ psikomotor seperti gangguan pada tangan-kaki, penglihatan dan

pendengaran sehingga gerak motoriknya menjadi terganggu.

Faktor eksternal siswa yang dapat menimbulkan kesulitan belajar meliputi

semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung

aktivitas belajar siswa, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah.

Pemberian bimbingan belajar kepada siswa dimaksudkan agar siswa dapat

menemukan pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat di terapkan

dalam kehidupannya. Menurut Sutirna (2013: 8), bimbingan dapat

diberikan, baik untuk menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk

mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam

kehidupannya. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan bukan hanya

untuk mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul, tetapi juga

dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang menimpa

individu. Bimbingan dimaksudkan supaya individu dapat mencapai

kesejahteraan hidup (life welfare).

Bimbingan belajar di SMP, SMA/SMK membantu siswa mengembangkan

diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan

dan keterampilan serta menyiapkan melanjutkan pendidikan pada tingkat


20

yang lebih tinggi. Berikut ini manfaat bimbingan belajar menurut Sukardi

dan Kusmawati (2008: 13-14), antara lain:

a. pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta

produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar,

bersikap terhadap guru, mengembangkan keterampilan belajar,

mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani program penilaian

hasil belajar.

b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun

berkelompok.

c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan

budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan

pribadi.

e. Orientasi belajar di sekolah sambungan/ perguruan tinggi.

Bimbingan belajar dapat memperlancar perkembangan sosial dan integrasi

akademik siswa, dan keterampilan belajar melalui interaksi sosial

bimbingan belajar (Hartman dalam Reinheimer, David dan McKenzie

2011: 25).

B. Motivasi Belajar

McDonald (dalam Hamalik, 2011: 158), menyatakan bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sementara


21

itu menurut Sardiman (2011: 75), motivasi merupakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau

dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila seseorang tersebut tidak suka,

maka akan berusaha untuk tidak menghiraukan perasaan tidak suka itu.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu tercapai. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Menurut Santrock

(2011: 199), menyatakan bahwa motivasi melibatkan proses yang

memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan

demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung

energi, memiliki arah, dan dapat dipertahankan.

Peranan motivasi dalam kehidupan seseorang sangatlah penting. Motivasi

tidak dapat dipisahkan dalam diri karena untuk memenuhi kebutuhan

seseorang dalam hidupnya. Menurut Hamalik (2011: 161), fungsi motivasi

adalah sebagai berikut:

1) mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi maka

tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2) motivasi berufungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.


22

3) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi

mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

mempunyai fungsi sebagai penggerak seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan atau tindakan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Berkaitan dengan kegiatan peserta didik, fungsi motivasi dapat

dikaitkan dengan bagaimana peserta didik memilih cara atau metode

yanng digunakan untuk mencapai prestasi yang diinginkan sehingga

motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menentukan cepat

lambatnya peserta didik mencapai prestasi.

Karakteristik suatu individu berbeda dengan individu yang lain begitu pula

dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Karakteristik seseorang dapat

mempengaruhi motivasi untuk melakukan pembelajaran yang dapat dilihat

dan dirasakan perbedaannya, sehingga menjadi sebuah ciri-ciri yang khas.

Ciri – ciri motivasi yang ada pada diri setiap orang menurut Sardiman

(2011: 83-84), antara lain adalah:

1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa).

3) menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4) lebih senang bekerja sendiri.


23

5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Dari beberapa

ciri-ciri diatas, jika seseorang memiliki perilaku seperti ciri-ciri diatas,

maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki motivasi yang

cukup kuat dalam belajar.

Pendapat tersebut selaras dengan Singh (2011: 164), yang mengatakan

bahwa mereka yang memiliki motivasi tinggi akan merespon dengan baik

tugas-tugas menantang, masalah-masalah baru dan memiliki keinginan

untuk mencoba lagi. Menurut Schmidt dan Frieze dalam Awan, Noureen,

dan Naz (2011: 72-73), orang dengan motivasi prestasi tinggi akan

bertindak dengan cara yang akan membantu mereka untuk mengungguli

orang lain, memenuhi atau melampaui beberapa standar keunggulan, atau

melakukan sesuatu yang unik.

Dalam pembicaraan mengenai motivasi, Santrock (2011: 204),

menyatakan bahwa motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi

intrisik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri siswa

sendiri atau disebut juga motivasi murni (Hamalik, 2011:162).

Berkaitan dengan belajar, Winkel dalam Andika (2015: 14),


24

menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah kegiatan belajar dimulai

dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar itu.

Yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah:

1) belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-

lengkapnya.

2) belajar karena ingin menjadi orang yang terdidik atau menjadi

ahli bidang studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya

upaya melalui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini

hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

intrinsik merupakan dorongan yang dimiliki seseorang untuk pencapaian

belajar yang memiliki pengaruh langsung terhadap kemampuan atau

pengetahuan yang dimilikinya tanpa adanya pengaruh dari luar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2011: 90-91).

Berkaitan dengan kegiatan belajar, Winkel dalam Andika (2015: 14-

15), berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah kegiatan belajar

dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang

secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri.

Menurut Djamarah (2013: 117), yang tergolong bentuk motivasi

belajar ekstrinsik antara lain:


25

1) belajar demi memenuhi kewajiban.

2) belajar demi menghindari hukuman yang diancam.

3) belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan.

4) belajar demi meningkatkan gengsi sosial.

5) belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi

memenuhi persyaratan kenaikan jenjang.

6) belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting. Dari

beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

menumbuhkan motivasi ekstrinsik dalam diri individu diperlukan

adanya suatu rangsangan dari luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan

Mudjiono (2009: 97-100), meliputi: (a) cita-cita atau aspirasi siswa; (b)

kemampuan siswa; (c) kondisi siswa; (d) kondisi lingkungan; (e) unsur-

unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan (f) upaya guru dalam

membelajarkan siswa.

McClelland dalam Andika (2015: 17), mengemukaan tentang teori

kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for achievement (N-Ach)

yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan

kebutuhan seseorang akan berprestasi. Teori kebutuhan tersebut meliputi

tiga jenis kebutuhan, yaitu:

1) kebutuhan akan prestasi (nAch – achivement need)

dari penelitian tentang kebutuhan akan prestasi, McClelland telah

menemukan bahwa orang-orang yang mendapatkan prestasi tinggi,


26

membedakan mereka sendiri dari orang-orang lain dalam hal hasrat

mereka untuk melakukan yang lebih baik serta lebih efisien. Mereka

mencari / memilih situasi dimana mereka bertanggung jawab untuk

memecahkan berbagai persoalan, mereka dapat menerima umpan

balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka dapat

mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi lebih baik atau

tidak, dan mereka dapat menentukan tujuan-tujuan.

2) kebutuhan kekuatan (nPOW – need for power)

kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dalam suatu cara

dimana akan berprilaku seolah-oleh tidak dipaksa. Adalah hasrat

untuk memengaruhi serta mengendalikan orang lain. Orang – orang

yang tinggi nPOW-nya lebih menyukai untuk dibebani, berusaha

untuk menanamkan pengaruh atas orang lain, menyukai kooperatif

dalam situasi kompetitif dan berorientasi status, serta cenderung lebih

mementingkan prestasi dan memperoleh pengaruh atas orang lain

daripada pelaksanaan pekerjaan yang sesungguhnya.

3) kebutuhan berhubungan (nAff – need for affiliation)

hasrat untuk bersahabat, dan memiliki hubungan yang akrab dengan

sesama. Orang – orang yang memiliki motif afiliasi tinggi berusaha

mencari persahabatan, lebih menyukai kerjasama daripada

persaingan, dan selalu meyukai hubungan yang diliputi suasana

saling pengertian.
27

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya

motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan

dengan teman sebaya.

3) Mengarahkan kegiatan belajar.

4) Membesarkan semangat belajar.

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa juga

bermanfaat bagi guru, yaitu:

1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa

untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tidak

bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul

tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai

tujuan belajar.

2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-

macam, dengan bermacam-macamnya motivasi belajar tersebut, maka

guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi mengajar belajar.

3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara

bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator,

instruktur, teman diskusi, penyemangat dan pendidik.

4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis

(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 85-86).


28

Upaya meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono

(2009: 101-108), sebagai berikut:

1) Optimalisasi penerapan prinsip belajar

Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa

prinsip belajar tersebut antara lain: (a) belajar menjadi bermakna bila

siswa memahami tujuan belajar, (b) bila siswa dihadapkan pada

pemecahan masalah yang menantangnya, (c) bila guru mampu

memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan

tertentu, (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, dan (e) siswa

memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi

kehidupan dikemudian hari.

2) Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

Upaya pengoptimalisasi tersebut sebagai berikut: (a) pemberian

kesempatan kepada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang

dialaminya, (b) memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya,

(c) meminta kesempatan kepada orang tua siswa, agar memberi

kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar, (d)

memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, (e)

menggunakan waktu secara tertib, (f) guru merangsang siswa dengan

penguatan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala

hambatan dan pasti berhasil.

3) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

Optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan

sebagai berikut: (a) siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya,


29

(b) guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa, (c) guru

mengajarkan siswa mengatasi kesukaran, (d) guru menghargai

pengalaman dan kemampuan siswa.

4) Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

Cara mengembangkan dan mendidik yang dapat dilakukan adalah: (a)

guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, (b) guru

mengikutsertakan semua siswa memelihara fasilitas belajar, (c) guru

bekerjasama dengan pendidik lain seperti orang tua.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang

menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui

proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya (Surya, 2007:75). Sementara itu menurut Suryabrata (2006:

297), prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa tertentu melakukan

kegiatan. Dalam Alwi (2011: 787), prestasi belajar merupakan penguasaan

pengetahuan atas keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

lazimnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang di berikan oleh guru.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil atau pencapaian siswa setelah adanya perubahan tingkah

laku, keterampilan atas apa yang telah dilakukan dan diperoleh

sebelumnya.

Caroll dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 51), berpendapat bahwa hasil

belajar siswa dipengarui oleh 5 (lima) faktor yakni:


30

1. Faktor bakat belajar

2. Faktor waktu yang tersedia untuk belajar

3. Faktor kemampuan individu

4. Faktor kualitas pengajaran

5. Faktor lingkungan.

Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama sampai ketiga berhubungan

dengan faktor internal individu, sedangkan faktor kualitas pengajaran dan

lingkungan merupakan faktor yang datangnya dari luar diri siswa.

Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal ini tentu saja

mempunyai faktor-faktor penyebabnya. Menurut Syah (2008: 132),

menjelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor

internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Berikut penjelasan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor atau penyebab yang berasal dari dalam

diri setiap individu tersebut, seperti aspek pisiologis dan aspek psikologis.

a) Aspek pisiologis

Aspek pisiologis ini meliputi kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menunjukan kebugaran organ-organ tubuh dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran.
31

b) Aspek psiologis

Banyak faktor yang masuk dalam aspek psikologis yang dapat

mempengarui kuantitas dan kualitas pembelajaran, berikut faktor-

faktor dari aspek psikologis seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan

motivasi.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial meliputi

lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah serta masyarakat.

Lingkungan sosial yang paling banyak berperan dan mempengaruhi

kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga. Siswa sebagai

anak tentu saja akan banyak meniru dari lingkungan terdekatnya

seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak

baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat

dicapai siswa. Lingkungan sekolah meliputi guru, staf-staf

administrasi dilingkungan sekolah, dan teman-teman di sekolah dapat

mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan masyarakat juga

sangat mempengaruhi karena siswa juga berada dalam suatu

kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-

kegiatan dalam kehidupan bermasyarakt dan pergaulan sehari-hari

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Selain faktor sosial seperti dijelaska di atas, ada juga faktor non sosial.

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah


32

dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan

waktu belajar.

3) Faktor pendekatan belajar

Menurut hasil penelitian Biggs dalam Syah (2008: 139), memaparkan

bahwa pendekatan belajar dikelompokan menjadi 3 yaitu pendekatan

surface (permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhi oleh faktor luar),

pendekatan deep (mendalam dan datang dari dalam diri individu), dan

pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi/ambisi pribadi).

Untuk mengetahui tingkatan prestasi peserta didik maka diperlukan

kegiatan pengukuran atas hasil belajar yang telah diperoleh. Untuk

mengukur prestasi peserta didik maka diperlukan kegiatan evaluasi hasil

belajar (Andika, 2015: 10). Menurut Winkel dalam Huda (2010: 85),

penilaian prestasi belajar adalah kegiatan membandingkan hasil

pengukuran (hasil belajar siswa) dengan suatu standar, kriteria atau hasil

belajar siswa yang lain yang telah dicapai. Hasil dari kegiatan ini biasanya

disajikan dalam bentuk bentuk tertentu untuk mempermudah peserta didik,

Guru, dan orang tua untuk memperoleh informasi terhadap prestasi peserta

didik, baik dari sebagian aspek atau jenis prestasi maupun keseluruhan

aspek.

Prestasi belajar dapat dilihat melalui sebuah tes, yaitu tes prestasi belajar.

Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan

atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di


33

kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan

tinggi (Azwar, 2007: 9).


III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 di SMA Negeri 9

Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9

Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah total siswa kelas XI

IPA adalah 247 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik sampling nonprobability melalui sampling jenuh

yang berjumlah 102 siswa. Sampel kelas yang dipilih adalah kelas XI

dengan penjurusan IPA yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

Berikut ini adalah daftar jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar

di luar sekolah disetiap kelas-kelas yang dijadikan sampel penelitian.


35

Tabel 1. Distribusi sampel kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 7


No. Kelas Jumlah
1. XI IPA 1 36
2. XI IPA 2 8
3. XI IPA 3 7
4. XI IPA 4 17
5. XI IPA 5 8
6. XI IPA 6 10
7. XI IPA 7 16
Total 102
Sumber: Daftar jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar
sekolah kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun
ajaran 2016/2017.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional

dengan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto yaitu

penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi

dengan cara meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat menimbulkan kejadian tersebut (Triyono, 2013: 36). Dalam

penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel yaitu bimbingan belajar di luar sekolah (X1) dan motivasi

belajar (X2) sebagai variabel bebas dengan prestasi belajar biologi (Y)

sebagai variabel terikat. Dari penjelasan tersebut dapat digambar

kan sebagai berikut:

Bimbingan Belajar di
Luar Sekolah
(X1) Prestasi Belajar
Biologi
Motivasi Belajar (Y)
(X2)
36

Keterangan:

X1 : Bimbingan Belajar di Luar Sekolah


X2 : Motivasi Belajar
Y : Prestasi Belajar Biologi
: Hubungan (Sarwono, 2006: 62).

Gambar 2. Bagan Hubungan Antar Variabel

Dari gambar 2. diketahui pola hubungan variabel sebagai berikut:

bimbingan belajar di luar sekolah (X1) berhubungan dengan variabel

prestasi belajar biologi (Y), kemudian variabel motivasi belajar (X2)

berhubungan dengan prestasi belajar biologi (Y), dan hubungan dari

ketiganya yaitu variabel bimbingan belajar di luar sekolah (X1) dan

motivasi belajar (X2) berhubungan dengan variabel prestasi belajar (Y).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap prapenelitian dan tahap

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu

sebagai berikut:

1. Tahap prapenelitian

Tahap prapenelitian meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan subyek penelitian, yaitu siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 9 Bandar Lampung yang mengikuti bimbingan belajar di

luar sekolah.

b. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.


37

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

untuk mengetahui: (1) berapa jumlah kelas XI IPA dan berapa

jumlah total siswa kelas XI IPA; dan (2) berapa banyak siswa kelas

XI yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

d. Menanyai 102 siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar

sekolah, untuk mengetahui apakah siswa mengikuti bimbingan

belajar untuk meningkatkan prestasi atau untuk alasan lainnya.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu angket bimbingan belajar di

luar sekolah (angket siswa 1), dan angket motivasi belajar biologi

siswa (angket siswa 2).

f. Uji validitas ahli instrumen yaitu pada angket bimbingan belajar di

luar sekolah dan angket motivasi belajar siswa.

g. Mengujicobakan instrumen. Uji coba dilakukan pada 30 siswa

yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah pada sekolah

yang berbeda dengan sekolah yang diteliti yaitu pada siswa kelas

XI IPA SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Uji coba dilakukan

sebanyak 2 kali pada tanggal 24 dan 28 Maret 2017.

h. Uji Validitas Angket

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen ampuh

atau tidak untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006: 168).

Validitas instrumen diukur dengan menggunakan metode pearson

product moment, kemudian membandingkan r hitung dengan r

tabel, apabila koefisien hasil perhitungan r hitung nilainya lebih

tinggi dari r tabel maka dapat diartikan bahwa instrumen valid.


38

Demikian sebaliknya, jika r hitung nilainya kurang dari r tabel

maka instrumen tidak valid. r hitung bisa dilihat dari signifikansi

0.05 (5%) (Triyono, 2013: 188). Rumus pearson product moment

sebagai berikut (Triyono, 2013: 187):

(∑ ) − (∑ )(∑ )
=
[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” produk moment


N = Jumlah responden
∑XY = Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X (per butir soal)
∑Y = Jumlah seluruh skor Y (per responden)
∑ = Jumlah skor total kuadrat X
∑ = Jumlah skor total kuadrat Y

i. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur atau

instrumen dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006: 178-179).

Uji reliabilitas angket dalam penelitian ini menggunakan metode

Cronbach’s Alpha lalu membandingkan nilai Alpha (r11) dengan r

tabel bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 195-198). Adapun rumus

Alpha Cronbach sebagai berikut (Arikunto, 2006: 198):


= 1−
−1

Keterangan:

= Koefisien Reliabilitas
k = Banyaknya butir soal
∑ = Jumlah varians skor butir
= Varians total
39

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap Pengumpulan data

1) Pengisian angket

Pengisian angket siswa 1 dan 2 dilakukan pada pertemuan

pertama terhitung sejak awal penelitian, yang diisi oleh siswa

kelas XI IPA yang mengikuti bimbingan belajar di luar

sekolah. (Lampiran 2 dan 3).

2) Meminta hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester

ganjil tahun pelajaran 2016/2017 materi biologi dari guru.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

b. Tahap pengolahan Data

1) Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan uji statistika

dan deskriptif. Kemudian menentukan hubungan antar variabel

yang diteliti, yaitu hubungan bimbingan belajar di luar sekolah

dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi.

2) Penyajian Data

Data yang telah dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk

deskriptif untuk menggambarkan variabel penelitian. Data

dideskripsikan secara jelas mengenai hubungan bimbingan

belajar di luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar biologi.
40

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Angket siswa 1 dan angket siswa 2 diujicobakan pada 30 siswa kelas XI

IPA SMA Al Kautsar Bandar Lampung yang mengikuti bimbingan belajar

di luar sekolah. Data yang diperoleh digunakan dalam uji validitas dan

reliabilitas angket tersebut. Uji coba dilakukan sebanyak 2 kali sampai

diperoleh validitas dan reliabilitas angket. Uji coba pertama dilakukan

pada tanggal 24 Maret 2017 dan uji coba kedua dilakukan pada tanggal 28

Maret 2017.

Dari hasil uji prasyarat angket pertama dan kedua yang telah dilakukan,

diperoleh butir angket yang valid dan tidak valid. sebaran butir pernyataan

yang valid dan tidak valid tersebut dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran butir pernyataan angket yang valid dan tidak valid pada
uji coba pertama dan kedua

Nama Angket Nomor Butir Valid Nomor Butir Tidak


Valid
Uji Coba Pertama
Angket siswa 1 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12,
(Bimbingan belajar di 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 6, 7, 10
luar sekolah) 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30
Angket siswa 2 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
(Motivasi belajar 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 2, 3, 4, 6, 15, 26
siswa) 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28,
29, 30
Uji Coba Kedua
Angket siswa 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
(Bimbingan belajar di 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
Tidak Ada
luar sekolah) Revisi 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30

Angket siswa 2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,


(Motivasi belajar 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, Tidak Ada
siswa) Revisi 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30
41

Butir angket yang tidak valid direvisi, diperbaiki bahasanya tanpa

mengubah arah makna yang diinginkan, kemudian diujicobakan lagi.

Berdasarkan hasil uji coba yang kedua, setelah dilakukan uji validitas

didapatkan data bahwa seluruh butir pernyataan pada angket siswa 1 (30

butir) dan angket siswa 2 (30 butir) telah valid (Lampiran 8 dan 9).

Penentuan valid atau tidaknya butir angket adalah dengan membandingkan

nilai korelasi (r hitung) dengan r tabel. Nilai r tabel untuk responden

sebanyak 30 orang siswa adalah sebesar 0,3610. Adapun data hasil uji

validitas disajikan pada Tabel 3 dan 4.

Selanjutnya, angket diuji reliabilitasnya. Hasilnya, angket siswa 1

memiliki nilai Alpha sebesar 0,877 dan angket 2 memiliki nilai Alpha

0,894 (Lampiran 8 dan 9). Dengan demikian, karena nilai Alpha kedua

angket lebih besar dari nilai r tabel = 0,3610 maka kedua angket tersebut

dinyatakan reliabel. Sehingga angket tersebut dapat dipercaya atau secara

konsisten dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Tabel 3. Hasil uji validitas angket siswa 1


No. No.
r hitung r tabel Ket. r hitung r tabel ket
Butir Butir
1 0,439 0,361 Valid 16 0,404 0,361 Valid
2 0,508 0,361 Valid 17 0,379 0,361 Valid
3 0,424 0,361 Valid 18 0,425 0,361 Valid
4 0,407 0,361 Valid 19 0,44 0,361 Valid
5 0,792 0,361 Valid 20 0,365 0,361 Valid
6 0,376 0,361 Valid 21 0,401 0,361 Valid
7 0,378 0,361 Valid 22 0,607 0,361 Valid
8 0,414 0,361 Valid 23 0,44 0,361 Valid
9 0,807 0,361 Valid 24 0,399 0,361 Valid
10 0,377 0,361 Valid 25 0, 410 0,361 Valid
11 0,621 0,361 Valid 26 0,401 0,361 Valid
12 0,668 0,361 Valid 27 0, 499 0,361 Valid
13 0,376 0,361 Valid 28 0,406 0,361 Valid
14 0,674 0,361 Valid 29 0,393 0,361 Valid
15 0,67 0,361 Valid 30 0,399 0,361 Valid
42

Tabel 4. Hasil uji validitas angket siswa 2


No. No.
r hitung r tabel Ket. r hitung r tabel ket
Butir Butir
1 0,589 0,361 Valid 16 0,388 0,361 Valid
2 0, 391 0,361 Valid 17 0,451 0,361 Valid
3 0,458 0,361 Valid 18 0,413 0,361 Valid
4 0,403 0,361 Valid 19 0,584 0,361 Valid
5 0,408 0,361 Valid 20 0,632 0,361 Valid
6 0,427 0,361 Valid 21 0,407 0,361 Valid
7 0,445 0,361 Valid 22 0,607 0,361 Valid
8 0,516 0,361 Valid 23 0,607 0,361 Valid
9 0,506 0,361 Valid 24 0,698 0,361 Valid
10 0,589 0,361 Valid 25 0,629 0,361 Valid
11 0,636 0,361 Valid 26 0,373 0,361 Valid
12 0,435 0,361 Valid 27 0,565 0,361 Valid
13 0,614 0,361 Valid 28 0,697 0,361 Valid
14 0,457 0,361 Valid 29 0,438 0,361 Valid
15 0,365 0,361 Valid 30 0,715 0,361 Valid

F. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini yaitu:

1) Jenis Data

a) Data kuantitatif dalam penelitian ini ada dua yaitu nilai angket

bimbingan belajar di luar sekolah dan angket motivasi belajar

kemudian nilai ujian tengah semester dan ujian akhir semester

ganjil tahun ajaran 2016/2017 biologi untuk menentukan prestasi

belajar biologi. Nilai ini digunakan untuk mengetahui hubungan

bimbingan belajar di luar sekolah dan motivasi belajar siswa

(berdasarkan angket) dengan prestasi belajar biologi (berdasarkan

hasil UTS dan UAS) melalui pengolahan data statistika.

b) Data kualitatif dalam penelitian ini adalah berupa deskripsi dari

hubungan bimbingan belajar di luar sekolah dan motivasi belajar


43

siswa dengan prestasi belajar biologi berdasarkan angket dan hasil

UTS dan UAS siswa.

2) Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini sebagai

berikut:

a) Angket (kuesioner) bimbingan belajar

Angket bimbingan belajar diisi oleh siswa kelas XI IPA yang

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Angket yang

digunakan berupa angket tertutup. Aspek yang digunakan untuk

meneliti bimbingan belajar di luar sekolah adalah motivasi siswa

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, tujuan bimbingan

belajar di luar sekolah dan manfaat bimbingan belajar di luar

sekolah. Angket disusun menggunakan skala Likert terdiri dari 30

pernyataan dan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Siswa

memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi yang ia alami

dengan memberikan tanda “√” pada jawaban pada angket. Untuk

menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot 4, 3, 2, 1

untuk pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif.

Data kuantitatif pada angket bimbingan belajar diperoleh dari hasil

pengisian angket yaitu berupa jumlah skor. Sedangkan data

kualitatif berupa deskripsi dari hasil perhitungan skor yang

diperoleh dan disesuaikan dengan kriteria yang ditentukan,


44

merujuk pada tabel 12 halaman 50. Tabel kisi-kisi angket

bimbingan belajar yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi angket bimbingan belajar di luar sekolah


Variabel Aspek Indikator No. Item ∑
Item
(+) (-)
Bimbingan Fungsi bagi Mencegah munculnya 1, 8 14, 4
belajar di siswa kesulitan belajar siswa 15
luar mengikuti
sekolah bimbingan Menyalurkan bakat dan 2, 23 9, 16 4
belajar di minat belajar siswa
luar sekolah Meningkatkan prestasi 10, 3, 27 4
belajar siswa 17
Tujuan bagi Mengembangkan potensi 4, 18, 11, 5
siswa belajar siswa 25 28
mengikuti Mengembangkan 19, 5, 12 4
bimbingan keterampilan belajar 24
belajar di siswa
luar sekolah
Manfaat bagi Mengurangi kesulitan 13, 6, 20, 5
siswa belajar siswa 26 22
mengikuti Memperoleh kondisi 7, 29 21, 4
bimbingan belajar yang diinginkan 30
belajar di siswa
luar sekolah
Total 15 15 30

b) Angket (kuesioner) motivasi belajar

Angket motivasi belajar ini diisi oleh siswa kelas XI IPA yang

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Jenis angket yang

digunakan yaitu angket tertutup, yaitu pernyataan sudah disusun

secara terstruktur dan telah memiliki alternatif jawaban yang

tinggal dipilih oleh responden (Sundaryono, Margono, dan Rahayu,

2013: 31-32). Aspek yang digunakan untuk mengukur motivasi

belajar siswa sesuai dengan teori kebutuhan, antara lain: (a)

kebutuhan prestasi (Need for Achievement), (b) kebutuhan


45

hubungan (Need for Affiliation) dan (c) kebutuhan kekuatan (Need

for Power) McClelland dalam Andika (2015: 17).

Angket disusun dengan menggunakan skala Likert sebagai alat

ukur motivasi responden. Angket motivasi belajar yang digunakan

terdiri dari 30 pernyataan dan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju

(TS). Siswa memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi yang ia

alami dengan memberikan tanda “√” pada jawaban pada angket.

Untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot 4, 3, 2,

1 untuk pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif.

Angket motivasi belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah

modifikasi dari Ristanti (2013: 55-58). Data kuantitatif pada angket

motivasi belajar diperoleh dari hasil pengisian angket yaitu berupa

jumlah skor. Sedangkan data kualitatif berupa deskripsi dari hasil

perhitungan skor yang diperoleh dan disesuaikan dengan kriteria

yang ditentukan, merujuk pada tabel 13 halaman 50. Tabel kisi-kisi

angket bimbingan belajar yang digunakan dalam penelitian dapat

dilihat pada Tabel 6.


46

Tabel 6. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa


Variabel Aspek Indikator No. Item ∑
(+) (-) Item
Motivasi 1. Kebutuhan Mempunyai 1, 3 9 3
belajar siswa akan prestasi rencana kegiatan
(Need for
Achievement) Mempunyai 4, 15 19 3
tujuan dalam
belajar
Tidak mudah 8, 24 28 3
putus asa
Persaingan 2, 17 7 3
pencapaian
prestasi
Berusaha mencari 11, 13 30 3
solusi dari
kesulitan belajar
walaupun
menghadapi
tantangan
2. Kebutuhan Minat belajar 23 10, 16 3
kekuatan
(Need for Tekun belajar 5, 18 20 3
power) Aktif dalam 21, 27 14 3
pembelajaran
Berusaha sendiri 25 26 2
dengan
menemukan
penyelesaian
masalahnya
sendiri
3. Kebutuhan Pergaulan dengan 12 22 2
hubungan siswa yang
(Need for pandai
affiliation) Belajar bersama 6 29 2
siswa yang
pandai

Total 30

c) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk melihat prestasi belajar biologi

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang diambil

dari nilai ujian tengah semester dan ujian akhir semester ganjil

biologi tahun ajaran 2016/2017 dari guru biologi.


47

G. Tabulasi Data Hasil Penelitian

Tabel 7. Tabulasi Hasil Angket Bimbingan Belajar


No %
Nomor Butir Pernyataan Jumlah Kriteria
responden Skor
(siswa) No. 1 No. 2 No. 3 Dst.
1.
Dst.

Tabel 8. Tabulasi Angket Bimbingan Belajar setiap Indikator


Indikator Aspek
Mencegah Menyalurkan
munculnya bakat dan
Aspek Kode kesulitan ∑ %skor krit minat belajar ∑ %skor krit
belajar siswa siswa
No angket No angket
1 2 3 4 5 6 7 8
Fungi bagi r-001
siswa
mengikuti r-002
bimbingan
r-003
belajar
Dst.

Tabel 9. Persentase Setiap Indikator pada Aspek Bimbingan Belajar


No. Persentase
Aspek Indikator
(%)
1. Mencegah munculnya kesulitan
Fungsi bagi siswa belajar siswa
mengikuti Menyalurkan bakat dan minat
bimbingan belajar belajar siswa
di luar sekolah Meningkatkan prestasi belajar
siswa
2. Tujuan bagi siswa Mengembangkan potensi belajar
mengikuti siswa
bimbingan belajar Mengembangkan keterampilan
di luar sekolah belajar siswa
3. Manfaat bagi siswa Mengurangi kesulitan belajar
mengikuti siswa
bimbingan belajar Memperoleh kondisi belajar yang
di luar sekolah diinginkan siswa

Tabel 10. Tabulasi Hasil Angket Motivasi Belajar


No Nomor Butir Pernyataan Jumlah % Skor Kriteria
responden
(siswa) No. 1 No. 2 No. 3 Dst.
1.
Dst.
48

Tabel 11. Tabulasi Angket Motivasi belajar setiap Indikator


Indikator Aspek
Mempunyai Mempunyai
rencana tujuan dalam
kegiatan %sko belajar Kri
Aspek Kode ∑ krit ∑ %skor
r t

No angket No angket
1 2 3 4 5 6 7 8
r-001
Kebutuhan
akan r-002
prestasi
r-003

Dst.

Tabel 12. Persentase Setiap Indikator pada Aspek Motivasi Belajar


No. Persentase
Aspek Indikator
(%)
1. Mempunyai rencana kegiatan

Kebutuhan Mempunyai tujuan dalam belajar


akan prestasi
Tidak mudah putus asa
(Need for
Achievement Persaingan pencapaian prestasi
) Berusaha mencari solusi dari
kesulitan belajar walaupun
menghadapi tantangan
2. Minat belajar
Kebutuhan Tekun belajar
kekuatan Aktif dalam pembelajaran
(Need for
power) Berusaha sendiri dengan
menemukan penyelesaian
masalahnya sendiri
3. Kebutuhan Pergaulan dengan siswa yang
hubungan pandai
(Need for Belajar bersama siswa yang
affiliation) pandai

± Sd

Tabel 13. Tabulasi Prestasi Belajar Biologi Semester Ganjil


No Kode Hasil Belajar Jumlah Nilai Kategori
Rata-rata
UTS UAS
1. R-001
2. R-002
Dst.
49

H. Teknik Analisis Data

Angket (kuesioner) bimbingan belajar dan motivasi belajar siswa

dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan analisis statistik untuk

mendeskripsikan hubungan bimbingan belajar di luar sekolah dan motivasi

belajar dengan prestasi belajar biologi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Adapun analisis data pada penelitian ini antara lain:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu menggunakan gambaran

tentang variabel: (1) bimbingan belajar di luar sekolah, (2) motivasi

belajar dan (3) prestasi belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 9

Bandar Lampung. Klasifikasi nilai berdasarkan interval dari variabel

bimbingan belajar di luar sekolah, motivasi belajar dan prestasi belajar

biologi. Data kuantitatif pada analisis deskriptif diperoleh dari hasil

pengisian angket bimbingan belajar dan angket motivasi belajar yaitu

berupa jumlah skor. Sedangkan data kualitatif berupa deskripsi dari

hasil perhitungan skor yang diperoleh dan disesuaikan dengan kriteria

yang ditentukan, merujuk pada tabel 12, 13 dan 14 halaman 50.

Skor yang diperoleh dari rekapitulasi tanggapan responden

selanjutnya dikategorisasikan apakah termasuk ke dalam kategori

rendah, sedang, atau tinggi. Untuk perhitungan kategori pada angket

bimbingan belajar dan angket motivasi berpedoman kepada

kategorisasi menurut Azwar dalam Widhiarso (2011: 2), dengan

rumus:
50

1. Menghitung mean hipotetik ( )

= ( + )∑
= (4 + 1)30
= 75

Keterangan : : Rerata hipotetik


: Skor maksimal item
: Skor minimal item
∑ : Jumlah item

2. Menghitung standar deviasi hipotetik ( )

1
= ( − )
6
1
= (120 − 30)
6
= 15
Keterangan : : Standar deviasi Hipotetik
: Skor maksimal item
: Skor minimal item

3. Menentukan kriteria dari hasil hitungan


Rendah = < ( − 1. ) = < (75 − 15) = < (60)
Sedang = ( − 1. ) < ≤ ( + 1. )
= (75 − 15) < ≤ (75 + 15)
= 60 < ≤ 90
Tinggi = > ( + 1. ) = > 90

Tabel 14. Distribusi Skor dan Kriteria Angket Bimbingan Belajar


Skor Kategori
< (60) Tidak Baik
60 ≤ ≤ 90 Kurang Baik
> 90 Baik
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 111-115).

Tabel 15. Distribusi Skor dan Kriteria Angket Motivasi Belajar


Skor Kategori
> 90 Tinggi
60 ≤ ≤ 90 Sedang
< 60 Rendah
Sumber: dimodifikasi dari Azwar dalam Widhiarso (2006: 109).
51

Tabel 16. Distribusi Skor dan Kriteria Prestasi Belajar Biologi


Skor Kategori
> 87 Tinggi
60 ≤ ≤ 87 Sedang
< 60 Rendah

Sumber: dimodifikasi dari Hadi (2001: 135).

Selanjutnya untuk mengetahui frekuensi tiap kategori, nilai total tiap item

dimasukan dalam kelas interval. Kemudian frekuensi tersebut

dipresentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%= 100

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh


N = Jumlah seluruh nilai
% = Angka persentase (Ali, 2013: 186).

2. Analisis Statistik

Analisis statistik digunakan untuk mengetahui hubungan bimbingan

belajar di luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

biologi menggunakan analisis korelasi dengan bantuan software SPSS

16.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji skor angket bimbingan

belajar di luar sekolah dan angket motivasi belajar. Normalitas

sebaran data merupakan syarat untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam analisa selanjutnya. Jika data berdistribusi tidak

normal maka uji statistik parametrik tidak dapat dilakukan, sehingga

harus menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas yang


52

digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) (Sugiyono, 2010:

75). Dikatakan data berdistribusi normal yaitu: Jika nilai sig

(signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai sig

(signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Selain itu

data dikatakan berdistribusi normal dapat dilihat dari nilai absolute

(D), jika nilai absolute (D) lebih kecil dari tabel maka data

berdistribusi normal. Apabila nilai absolute (D) lebih besar dari tabel

maka data berdistribusi tidak normal (Widhiarso, 2012: 2).

Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov yang

dibantu program SPSS Versi 16 for windows, diperoleh nilai absolute

(D) untuk angket bimbingan belajar sebesar 0,096, nilai absolute (D)

untuk angket motivasi belajar sebesar 0,088, dan nilai absolute (D)

untuk prestasi belajar sebesar 0,111.

Kemudian membandingkan nilai absolute (D) dengan nilai tabel

Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0,137.

Karena nilai absolute (D) angket bimbingan belajar, angket motivasi

belajar dan prestasi belajar biologi lebih kecil < 0,137, maka dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Ringkasan hasil uji normalitas tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas


Variabel Nilai absolute Nilai tabel Keterangan
(D) Kolmogorov –
Smirnov (5%)
Bimbingan Belajar (X1) 0,096 0,137 Normal
Motivasi Belajar (X2) 0,088 0,137 Normal
Prestasi Belajar Biologi 0,111 0,137 Normal
(Y)
53

4. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya adalah pengujian

hipotesis. Jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat

menggunakan statistika parametrik yaitu uji korelasi, tapi sebaliknya

jika data tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan

statistika nonparametrik yaitu spearman (Sutiarso, 2011: 118).

a. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua

Koefisien Korelasi Sederhana

Uji korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel penelitian, yaitu hubungan bimbingan belajar di

luar sekolah (X1) dengan prestasi belajar biologi (Y) dan hubungan

motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar biologi (Y),

menggunakan software SPSS 16. Uji ini dilakukan dengan

menggunkan teknik uji korelasi Karl Pearson dengan rumus:

n. ∑ X1 Y - (∑ X1 )(∑ Y)
rxy =
n. ∑ X1 2 - (∑ X1 )2 n. ∑ Y2 - (∑ Y)2

Keterangan:
= Nilai koefisien korelasi
= Nilai data variabel X
= Nilai data variabel Y
= Banyaknya pasangan data
Sumber: Triyono (2013: 237).

Jika rhitung lebih dari nol (0) atau bernilai positif (+) maka

korelasinya positif, sebaliknya jika rhitung kurang dari (0) maka

bernilai negatif (-) maka korelasinya negatif atau tidak berkorelasi.


54

Selanjutnya tingkat korelasi tersebut dikategorikan menggunakan

pedoman dari Sugiyono yaitu sebagai berikut:

Tabel 18. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah


0,20 - 0,3999 Rendah
0,40 - 0,5999 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012: 257).

Untuk mengetahui apakah nilai koefisien korelasi signifikan atau

tidak, perlu diuji melalui distribusi-t yaitu dengan rumus:

√ −2
=
√1 −
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi antaravariabel X dan Y
n = jumlah responden
r2 = kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y

H1 diterima dan Ho ditolak, jika thitung sama atau lebih besar

daripada ttabel dengan taraf signifikan 5% maka pengaruh variabel

bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) signifikan.

Sebaliknya, Ho diterima dan H1 ditolak jika thitung lebih kecil dari

ttabel maka pengaruh variabel bimbingan belajar dan motivasi

belajar (prediktor) terhadap variabel prestasi belajar biologi

(kriterium) tidak signifikan (Sugiyono, 2012: 259).


55

b. Uji Hipotesis Ketiga


Korelasi ganda
Teknik korelasi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga,

yaitu apakah terdapat hubungan antara variabel-variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar

di luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

biologi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

H1 = Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di

luar sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

biologi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Mencari koefisien korelasi ganda (R) antara X1 dan X2 dengan

kriteria Y dengan menggunakan rumus:

rx1.y 2 + rx2.y 2 - 2.rx1.y .rx2.y .rx1.x2


rx1x2.y =
1- rx1.x2 2

Keterangan:
rx1x2.y = Koefisien korelasi ganda
rx1.y = Koefisien korelasi X1 dengan Y
rx2.y = Koefisien korelasi X1 dan X2

Koefisien korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan

antara variabel X1 dan X2 dengan Y. Jika koefisien korelasi

ganda (R) lebih dari nol (0) atau bernilai positif maka

hubungannya positif, sebaliknya jika koefisien bernilai negatif

maka hubungannya negatif atau tidak ada hubungan.


56

Selanjutnya tingkat korelasi tersebut dikategorikan

menggunakan pedoman dari Sugiyono yang merujuk pada tabel

16 halaman 53.

Selanjutnya untuk menguji signifikasi (keberartian) koefisien

ganda digunakan uji F dengan rumus:

( / )
=
(1 − − − 1)

Keterangan:
= Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
= koefisien korelasi ganda
K = jumlah variabel independen
n =jumlah sampel penelitian

Setelah diperoleh hasil perhitungan, kemudian Fhitung

dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5%. H1

diterima dan Ho ditolak apabila, Fhitung sama atau lebih besar

dengan Ftabel maka ada pengaruh yang signifikan variabel bebas

(prediktor) dengan variabel terikat (kriterium). Sebaliknya Ho

dtiterima dan H1 ditolak jika, Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada

taraf signifikan 5%, maka pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat tidak signifikan (Nurgiyantoro, 2012: 308).


V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di luar

sekolah dengan prestasi belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

3. Terdapat hubungan signifikan antara bimbingan belajar di luar sekolah

dan motivasi belajar dengan prestasi belajar biologi siswa kelas XI

SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa sebaiknya

menggunakan soal-soal yang sudah valid yang disusun oleh peneliti,

agar hasil penelitian menjadi lebih signifikan.


74

2. Dalam melaksanakan pengambilan data bimbingan belajar di luar

sekolah dan motivasi belajar siswa sebaiknya perlu diikuti dengan

wawancara dengan siswa untuk melihat kecenderungan-

kecenderungan tertentu yang dapat digunakan dalam memperkuat

hasil dan analisa penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I dan S, Ugi. 2013. Penelitian Tindakan dalam Pendidikan Nonformal.


Rajawali press. Jakarta. 245 hlm.

Ali, M. 2013. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.


247 hlm.

Alwi, H. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Andayani, N. P. S. N., M. Sulastri dan G. Sedanayasa. 2014. Penerapan Layanan


Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bagi Siswa yang
Mengalami Kesulitan Belajar Siswa Kelas X4 SMA Negeri 1 Sukasada.
Jurnal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling. 2(1): 6-7. Universitas
Pendidikan Ganesha. Singaraja. 10 hlm.

Andika, A.T. 2015. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Minat Melanjutkan
Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri dengan Prestasi Belajar Peserta Didik
pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Trenggalek. FIP UM. Malang.

Angkowo, R., dan A, Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT.


Grasindo. Jakarta. 70 hlm.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. 369 hlm.

Astamie, L.A. 2015. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dan
Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA
Negeri 7 Malang pada Mata Pelajaran Ekonomi. FIP UM. Malang.

Awan., G. Noureen dan A. Naz. 2011. A Study of Relationship between


Achievement Motivation, Self Concept and Achievement in English.
International Education Studies. 4(3): 72-79. University of Sargodha.
Pakistan. 8 hlm.

Azwar, S. 2007. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi


Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta. 193 hlm.
76

Chandra, A.A., Pratiwi dan M. Sharly. 2009. Kehidupan Siswa yang Belajar di
Bimbingan Belajar Alternatif. Jurnal Pendidikan Penabur 8 (12): 21-30.
BPK Penabur. Jakarta. 10 hlm.

David, R dan K, McKenzi. 2011. The Impact of Tutoring on the Academic


Success of Undeclared Students. Journal of College Reading and
Learning. 41(2): 22- 36. University Stroudsburg. Stroudsburg. 15 hlm.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta. 26 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
298 hlm.

Djamarah, S. B. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 226 hlm.

Hadi, S. 2001. Statistik Jilid II. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Yogyakarta. 365 hlm.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hlm.

Hamdu, G dan A, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi
Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. 6 hlm.

Huda, M. 2010. Kajian Filosofis Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan.


Universitas Malang. Malang. 157 hlm.

Miru, A. S. 2009. Hubungan AntaraMotivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar


Mata Diklat Instalasi Listrik Siswa SMK Negeri 3 Makasar. Jurnal
MEDTEK. 1 (1): 6. Universitas Negeri Malang. Malang. 8 hlm.

Nasution, S. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Bumi Aksara. Jakarta

Nurgiyantoro, B. 2012. Penelitian Pembelajaran Bahasa. BPFE. Yogyakarta. 346


hlm.

Nusantari, C.D.G., K, Budiyanto dan Lisdiana. 2012. Persepsi Siswa Kelas XII
SMA Negeri Terhadap Bimbingan Belajar. Unnes Journal of Biology
Education. 1(2): 13-19. Universitas Semarang. Semarang. 7 hlm.

Ristanti, A. 2013. Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar


Biologi di SMA Negeri 1 Pemalang. Skripsi. Universitas Semarang.
Semarang. 83 hlm.
77

Ristanti, A., S, Sri dan D.R. Indriyanti. 2013. Hubungan Bimbingan Belajar
Swasta dengan Hasil Belajar Biologi. Unnes Journal of Biologi
Education. 2 (2). Universitas Negeri Semarang. Semarang. 9 hlm.

Safrudin, H. 2014. Pengaruh Pelayanan Bimbingan Belajar terhadap Motivasi


Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan dan Konseling. 2 (1).
IKIP Veteran Semarang. Semarang. 12 hlm

Santrock, J.W. 2011. Psikologi Pendidikan. Salemba Humanika. Jakarta. 494 hlm.

Sardiman, A.M1. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 236 hlm.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 236 hlm.

Sarwono, J1. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 286 hlm.

Sarwono, J. 2013. Korelasi. (Online). www.jonathansarwono.info/korelasi /


korelasi.pdf. Diakses tanggal 12 Mei 2017: 36-37. 29 hlm.

Sarwono, S.W. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers. Jakarta. 322
hlm.
Singh, K. 2011. Study of Achievement Motivation in Relation to
Academic Achievement of Students. International Journal of Educational
Planning dan Administration.1 (2): 161-171. Singhania University. India.
11 hlm.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.


Jakarta. 195 hlm.

Sopiatin, P dan S, Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif


Islam.Ghalia Indonesia. Bogor. 126 hlm

Sriyanti, L. 2013. Psikologi Belajar. Ombak. Yogyakarta. 187 hlm.

Sugiyono1. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.


Bandung. 456 hlm.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.


Bandung. 456 hlm.

Sukardi, D.K dan N, Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di


Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. 309 hlm.
78

Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja


Rosdakarya. Bandung.

Sumarsih, A. 2010. Pelaksanaan Program Bimbingan Belajar Biologi di Sekolah


dalam Menghadapi Ujian Nasional (UN) SMA/MA Se-Kabupaten Sragen
Tahun 2010. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 129 hlm.

Sundayono; G. Margono dan W. Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen


Penelitian Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 174 hlm.

Supardi, P. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbel dan
yang Tidak Mengikuti Bimbel pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XII
IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Universitas Islam
Riau. Riau. 97 hlm.

Surya, M. 2007. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisyi.


Bandung. 112 hlm.

Suryabrata, S. 2006. Psikologi Pendidikan. Raja Grafindo. Jakarta. 256 hlm.

Sutiarso. 2011. Statistika Pendidikan Pengelolahannya dengan SPSS. Aura.


Universitas Lampung. 137 hlm.

Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan


Informal. Andi. Yogyakarta. 202 hlm.

Syah, M1. 2008. Psikologi Belajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 256 hlm.

Syah, M. 2013. Psikologi Belajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 265 hlm.
Syamsu, Yusuf dan N, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.

Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Tindakan. Penerbit Ombak. Yogyakarta.


322 hlm.

Widhiarso, W. 2011. Membuat Kategori Skor Hasil Pengukuran dari Skala.


(Online). Http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/MengkategorikanSkorHasil
Pengukuran.pdf. Diakses tanggal 25 Januari 2017. 3 hlm.

Widoyoko, E.P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Belajar.


Yogyakarta. 254 hlm.

Yusuf, S dan N, Juntika. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung

Anda mungkin juga menyukai