(Skripsi)
Oleh
ADAM SYUHADA
Oleh
ADAM SYUHADA
materi klasifikasi hewan pada buku teks biologi SMA kelas X dengan kompetensi
dasar kurikulum 2013. Sampel penelitian adalah 3 buku teks yang yang dipilih
sederhana. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik
ketiga buku teks adalah pada kategori “sangat sesuai”. Pada buku teks A sebesar
100% , buku teks B dan C sebesar 92,85%. Tingkat kedalaman materi klasifikasi
hewan ketiga buku teks beragam. Pada buku teks A adalah pada kategori “sesuai”
sebesar 78,57%, buku teks B adalah pada kategori “cukup sesuai” sebesar
61,42%, dan buku teks C adalah pada kategori “sangat sesuai” sebesar 90%.
ii
Tingkat miskonsespsi materi ketiga buku teks adalah pada kategori “sangat
materi.
iii
ANALISIS KESESUAIAN MATERI KLASIFIKASI HEWAN
BUKU TEKS BIOLOGI SMA KELAS X DENGAN
KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013
Oleh
ADAM SYUHADA
(Skripsi)
Pada
iv
RIWAYAT HIDUP
di Perumahan Tanjung Raya Permai Blok B1 Nomor 24, Tanjung Senang, Bandar
Negeri (SBMPTN).
Universitas Lampung pada mata kuliah IPA Biologi tahun 2015, Botani
vii
Perkembangan Hewan tahun 2016. Penulis aktif di organisasi sebagai Anggota
UKMF FPPI FKIP Unila (2013/2014), Brigda BEM FKIP Unila (2013/2014), Staf
Ahli Dinas Pendidikan BEM FKIP Unila (2014/2015), Staf Sekretaris Umum
Unila (2016), dan Kepala Dinas Hubungan Masyarakat BEM FKIP Unila (2016).
Anak Tuha dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kampung Negara Bumi
Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah (Tahun 2016), serta
Buku Teks Biologi SMA Kelas X dengan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
viii
MOTTO
“Wallaahu yuhibbush-shoobiriin.”
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
(QS. Ali-Imran: 146)
x
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Puji Syukur kuucapkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat-Nya selama ini kepadaku sehingga aku dapat kuat
menjalani kehidupan di dunia. Shalawat teriring salam semoga terlimbah kepada
Rasulullah, Nabi Besar Muhammad S.A.W
Teriring doa, rasa syukur, dan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini
untuk orang-orang yang tercinta dalam hidupku:
xi
SANWACANA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Buku Teks Biologi SMA Kelas X dengan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat
selesai;
xii
6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
motivasi yang sangat berharga, serta ilmu yang telah diberikan selama
perkuliahan;
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
Penulis
Adam Syuhada
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................7
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................8
F. Kerangka Pikir .......................................................................................9
xiv
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7. Identifikasi Miskonsepsi............................................................................... 59
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvii
DAFTAR CONTOH
Contoh Halaman
xviii
1
I. PENDAHULUAN
hidup yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menjadi
bersaing secara global di masa yang akan datang. Kunci sukses untuk
usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara tidak
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
dipandang sudah tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan
kurikulum hingga saat ini yang terbaru adalah kurikulum 2013. Namun yang
pribadi yang beriman dan produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
materi, metode, tujuan beserta indikatornya, materi, metode, LKS, dan buku
Buku teks pelajaran merupakan salah satu unsur dalam standar sarana dan
Nomor 32 Tahun 2013 menyatakan bahwa buku teks pelajaran adalah sumber
Menurut Tarigan dan Tarigan (2009: 19) hingga saat ini buku teks masih
dalam kurikulum. Oleh karena itu, isi buku teks pelajaran merupakan
4
penjabaran atau uraian dari materi pokok bahan belajar yang ditetapkan
dalam kurikulum. Dilihat dari isinya, buku teks pelajaran termasuk salah satu
teks yang terstandar dapat dijadikan sebagai sarana atau sumber belajar untuk
Buku teks idealnya memiliki cakupan materi yang meliputi keluasan dan
kedalaman yang sesuai dengan KD dan tidak ada miskonsepsi (Djelita, 2013:
5). Buku teks pelajaran juga dipakai sebagai salah satu sumber utama dalam
proses belajar dan membelajarkan di sekolah (Sitepu, 2014: 5) Hal ini sesuai
dengan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti melalui angket yang
Hal ini lebih besar dari persentase sumber belajar lain misalnya internet
bahwa buku yang dianalisis memenuhi kriteria sangat baik (96 %).
kategori “sangat baik”. Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2016: 39)
kelas X berbasis KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah
Pada Buku “X” ditemukan sebanyak 6 miskonsepsi, dan pada Buku “Y”
dalam buku teks adalah buku “Y”. Miskonsepsi tentang suatu konsep yang
tidak tepat, salah dalam penjelasan konsep atau penjabaran yang terlalu
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis materi pada buku teks yang
paling banyak digunakan oleh sekolah dan guru sebagai bahan ajar kepada
siswa. Buku teks yang dianalisis adalah buku teks Biologi SMA untuk kelas
adalah untuk mempermudah mempelajari dunia hewan yang sangat luas dan
banyak. Selain itu, salah satu materi pada pembelajaran biologi yang sulit
dipahami oleh peserta didik adalah materi hewan karena cakupan materinya
yang sangat luas tersebut. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap
materi hewan juga terbukti dari data PAMER UN tahun 2014 (Listiani, 2017:
8-11). Hal tersebut yang mendasari peneliti memilih materi klasifikasi hewan
lain seperti materi yang sulit dipahami siswa dan materi yang terlalu dalam,
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 ini. Sehingga melalui penelitian ini
akan memberikan informasi kepada guru apakah buku teks yang selama ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
1. Tingkat keluasan materi Klasifikasi Hewan buku teks Biologi SMA kelas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi guru
yang diharapakan.
1. Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib yang dipakai di sekolah
pendidikan. Buku teks pelajaran dipakai sebagai acuan wajib oleh guru
2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buku teks Biologi kelas X
3. Sampel dalam penelitian ini adalah buku teks Biologi kelas X Kurikulum
2013 edisi revisi yang paling banyak digunakan oleh Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Guru Mata Pelajaran Biologi di kota Bandar Lampung
reproduksi.
Zoologi (Radiopoetro).
F. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru, sarana dan prasarana yang
mencapai tujuan pendidikan nasional, yang hingga sampai saat ini kurikulum
2013 edisi revisi adalah kurikulum yang paling terbaru. Selain itu, proses
buku teks dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurikulum, BSNP, dan
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa sehingga buku teks harus berisi
tugas dan wewenang menilai kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan
kelayakan isi. Tingkat satuan pendidikan menjadi faktor buku teks karena
buku teks yang ada pada siswa tergantung tingkat pendidikannya. Pemilihan
dengan cara menganalisis apakah buku tersebut sudah baik dan sesuai dengan
kompetensi pada kurikulum atau belum. Kelayakan isi buku teks pelajaran
dapat dilihat dari keluasan materi, kedalaman materi, dan miskonsepsi yang
Buku teks dapat menjadi sumber miskonsepsi yang terjadi di sekolah turut
akan tetap bertahan dengan konsep yang salah tetapi dipandangannya benar.
dan bertahan lama. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap
diperoleh suatu status kelayakan tentang buku teks tersebut. Analisis ini dapat
dalam bahasa verbal tentang kesesuaian materi dengan kompetensi dasar pada
Digunakan: Dipengaruhi
Sebagai sumber BUKU TEKS oleh:
pembelajaran - Kurikulum
utama dalam - BSNP
mencapai - Satuan
Kompetensi Pendidikan
Dasar
A. Buku Teks
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu (Majid, 2008:
173).
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
adalah media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang
14
3. Informasi pendukung
4. Latihan-latihan
Materi atau bahan pelajaran yang ditulis dalam buku teks pelajaran ditentukan
Hasil analisis itu akan menghasilkan materi pokok pembelajaran yang akan
Materi yang disajikan dalam buku teks harus memuat aspek kecukupan, baik
luas dan detail cakupan materi yang dipelajari. Penentuan urutan materi
pembelajaran juga penting. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa
dan KD. Sebagai contoh, jika kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai
waktu, lokasi, nama tokoh ahli, maka materi pembelajaran yang diajarkan
berupa fakta atau bahan hapalan. Jika kompetensi dasar yang diharapkan
16
dasar tersebut, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan
dikuasai siswa satu macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit atau tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD.
pengarangnya, isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian,
seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku sebagai bahan ajar merupakan
17
buku yang berisi suatu ilmu pegetahuan hasil analisis terhadap kurikulum
yang terjadi pada yang lalu, masa sekarang, dan kemungkinan masa yang
sumber inspirasi untuk memperoleh gagasan baru. Buku juga dapat berisi
kemampuan untuk hidup lebih berkualitas. Informasi dalam buku dapat juga
memberikan hiburan yang menyegarkan. Akan tetapi, buku juga dapat berisi
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang
yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku
(Majid, 2008: 176). Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib yang
estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
18
pendidikan. Buku teks pelajaran dipakai sebagai acuan wajib oleh guru dan
Istilah buku teks sering disamakan dengan istilah buku pelajaran. Buku teks
atau buku pelajaran. Ada pula yang menggabungkan menjadi buku teks
buku teks ini disebut dengan istilah buku siswa (Tarigan, 2009: 13).
Buku teks pelajaran merupakan salah satu unsur dalam standar sarana dan
mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Menurut Tarigan (2009: 13), buku
teks pelajaran adalah buku standar yang disusun oleh para pakar dalam
bidang itu untuk maksud dan tujuan intruksional, yang dilengkapi dengan
132), buku pelajaran adalah buku yang berisi pengetahuan untuk bidang atau
pendidikan tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru baik sebagai
buku teks di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku teks merupakan suatu
dengan ensiklopedi, kamus, novel dan buku-buku lain dalam segala bentuk
Fungsi buku teks menurut Tarigan (2009: 19), hingga saat ini buku teks
masih disebut sebagai sumber belajar yang efektif. Ketersediaan buku teks
antara lain:
Menurut Nasin dan Anno (2014: 39), buku dipandang sangat berperan
Menurut Sudarwan (2008: 22), buku pelajaran juga dapat membantu guru
Pingel (2010: 7) menyatakan bahwa “textbooks are one of the most important
(buku teks adalah salah satu dari unsur pendidikan yang sangat penting. Teks
( … buku teks adalah alat bantu yang paling pokok untuk mengajar, meskipun
Salah satu dari sumber belajar adalah buku teks. Setiap sumber belajar
pelajaran baru.
g. Memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru
Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa buku teks sangat bermanfaat dan
Dalam konteks yang lebih luas, buku teks pelajaran mengandung bahan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, isi buku teks pelajaran perupakan
penjabaran atau uraian dari materi pokok bahan belajar yang ditetapkan
dalam kurikulum. Dilihat dari isinya, buku teks pelajaran termasuk salah satu
teks yang terstandar dapat dijadikan sebagai sarana atau sumber belajar untuk
21).
Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku teks pelajaran berfungsi sebagai
pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam
tes atau untuk formatif dan sumatif. Buku teks pelajaran dipergunakan bagi
21).
22
Buku teks yang baik menurut Banowati (2007: 147-158) adalah buku teks
menggunakannya.
Secara teknis, Greene dan Petty (dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 20)
a. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para peserta didik
yang mempergunakannya.
b. Buku teks haruslah mampu memberi motivasi kepada para peserta didik
yang memakainya.
c. Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik peserta didik yang
memanfaatkannya.
lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehigga
yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung peserta
h. Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau “point of view” yang
jelas dan tegas hingga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
pemakainya.
Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
B. Kurikulum 2013
Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi berasal dari bahasa
Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan
perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas finish. Dalam
sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan
diakhiri, serta bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai
gelar (Dakir, 2010: 2). Terdapat berbagai rumusan kurikulum, mulai dari
yang singkat sampai yang panjang. Armstrong, dkk. (dalam Sitepu, 2014: 55)
juga mengatakan kurikulum adalah spesifikasi kemampuan dan isi yang harus
diajarkan.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah
disusun secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu; dan logis, artinya
dapat diterima oleh akal dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi
dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala
belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu
17).
and experinces which pupils have under direction on the school, whether in
kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga
kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra
atau pendidikan bagi siswa hakikatnya adalah kurikulum (Hamalik, 2001: 17-
18).
evaluasi hasil belajar. Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang
yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
2010: 1-3).
domain kognitif menempati urutan wahid, maka pada kurikulum 2013 ini
karena itu kurikulum ini mengintegrasikan semua bidang studi atau mata
psikomotorik;
pendidikan.
pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
29
terjadi pengurangan peran dan fungsi guru, sekaligus juga megurangi beban
indikator hasil belajar yang sering membingungkan, dan tidak harus membuat
pedoman guru, buku pedoman peserta didik, dan standar nasional pendidikan
Berkaitan dengan Kurikulum 2013, hal yang harus dipahami guru tentang
empat kategori kemampuan: KI-1 untuk sikap spiritual, KI-2 untuk sikap
keterpaduan dengan berbagai mata pelajaran, kolom interaksi orang tua dan
bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap spiritual
(Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Kompetensi yang
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
Inti 4).
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Analisis kesesuaian
C. Pembelajaran IPA
Belajar merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat mendasar bagi setiap
laku. Perubahan tingkah laku ini dapat ditunjukkan seperti berubahnya tingkat
aspek lainnya (Tawil dan Liliasari, 2014: 3). Pembelajaran sering juga disebut
terdiri atas dua kata yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sesuai yang
dinyatakan Sudjana (2009: 28), perubahan sebagai hasil dari proses belajar
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
(dalam Hasruddin, 2001: 40) dengan melakukan kegiatan di luar kelas yang
dapat membuat siswa melihat dan merasakan sendiri masalah yang terdapat di
merupakan hasil dari interaksi konsep yang telah ada dengan pengalaman
yang baru. Oleh sebab itu, suatu pendekatan proses dapat memberi
suatu proses belajar tidak hanya merupakan transfer pengetahuan (Tawil dan
Kurikulum 2013 (Syafii, 2013: 221). Oleh karena itu, Kurikulum 2013
dan kepentingan mereka sendiri. Materi yang mereka pelajari berbasis fakta
jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran
sebagai berikut:
dan/atau KD-4.
1. Inquiry Learning
Terjemahan bebas untuk konsep ini adalah “siswa diminta untuk mencari
36
yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam menentukan suasana
2. Discovery Learning
masalah itu lahir dari siswa itu sendiri berdasarkan pengalaman mereka
a. Stimulus (stimulation)
e. Verifikasi (verification)
dalam model PBL, masalahnya cenderung bebas; dalam arti tidak selalu
pendalaman dari materi pokok. Akan tetapi, masalah tersebut masih ada
siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
maupun kompleks.
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri ataupun bagi
2014: 96).
D. Miskonsepsi
Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil memuat
tafsiran terhadap fakta atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta. Suatu
Konsep konkret. Siswa telah belajar konsep konkret apabila ia telah dapat
inilah seakan mendukung pandangan Karl Popper mengenai ciri terbaik dari
suatu teori atau konsep, yang memberikan arti yang luas bahwa jika konsep
dibangun atas dasar konstruktivisme maka konsep akan selalu sejalan dengan
situasi, atau ciri-ciri yang khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh
suatu tanda atau simbol menurut Ausubel (dalam Halomoan, 2010: 3). Jadi,
penafsiran konsep ibu atau cinta berbeda untuk setiap orang. Tafsiran konsep
mempunyai arti yang jelas, bahkan yang sudah disepakati oleh para tokoh
mengenai konsep tertentu dapat berbeda dari konsepsi guru atau buku teks
memasuki ruang pembelajaran dan konsep yang dimiliki siswa tersebut belum
yang dimiliki oleh siswa yang dapat berasal dari orangtua, teman, sekolah
atau prior ideas yang dikemukakan oleh Allen (dalam Khotimah, 2014: 13).
agar dapat relevan dengan konsep ilmiah yang benar. Maka dapat dipahami
Menurut Ausubel (dalam Lilia, 2016: 20), konsep diperoleh dengan dua cara
konsep, proses adaptasi secara asimilasi dan akomodasi, yang pada akhirnya
mulai dengan hanya mampu menunjukkan suatu contoh konsep hingga dapat
42
tidak semua konsep dapat dicapai. Klausmeier (dalam Dahar, 2011: 69)
ada konsep-konsep yang tidak pernah tercapai pada tingkat paling tinggi.
secara mental makna dan aplikasi dari konsep sehingga siswa dapat
Miskonsepsi disebut juga salah konsep karena menunjuk pada suatu konsep
pada bidang tersebut (Suparno, 2005: 4). Novak (dalam Halomoan, 2010: 3)
suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Brown (dalam Halomoan, 2010:
menjelaskan arti yang lebih rinci tentang miskonsepsi, yaitu pengertian yang
tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
sains yang benar, hal ini dikemukakan oleh Allen (dalam Khotimah, 2014:
15).
sebagai konsepsi siswa yang terbentuk dari suatu pengalaman tidak sesuai
b. Miskonsepsi memiliki sifat yang stabil. Kerap kali terlihat bahwa gagasan
kriteria untuk koherensi menurut persepsi siswa tidak sama dengan yang
guru yang menyampaikan konsep yang keliru, dan metode mengajar yang
kurang tepat. Secara lebih jelas penyebab dari adanya miskonsepsi adalah:
a. Kondisi Siswa
Menurut Liliawati (2009: 160) miskonsepsi yang berasal dari siswa sendiri
meyebabkan miskonsepsi. Intuisi yang salah dan perasaan siswa dapat juga
dari siswa.
b. Guru
Dari sekian banyak guru, mungkin saja salah satu dari mereka tidak
memahami konsep dengan baik yang akan berikan pada muridnya. Hal ini
Suparno (2005: 53) guru bisa menjadi penyebab miskonsepsi karena guru
tidak menguasai bahan, guru bukan berasal dari lulusan bidang ilmu yang
45
serta penggunaan alat peraga yang tidak mewakili secara tepat konsep
tersebut merasa yakin bahwa yang benar hanyalah yang telah ditemukan,
konsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi yang dipakai kurang tepat,
2005: 53).
d. Buku Teks
Faktor terjadinya miskonsepsi yang berasal dari buku salah satunya yaitu
penggunaan bahasa yang terlalu sulit dan kompleks. Tidak semua siswa
dapat mencerna dengan baik apa yang tertulis dalam buku, akibatnya siswa
menyalah artikan maksud dari isi buku tersebut. Penggunaan gambar dan
2009: 160). Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Suparno (2005:
53) yaitu dalam buku teks penjelasannya keliru, tingkat penulisan buku
yang terlalu tinggi bagi siswa, siswa tidak tahu membaca buku teks yang
46
terkait, buku fiksi dan kartun sains sering salah konsep karena alasan
33) banyak konsep dalam biologi yang saling berhubungan dan hal ini
adalah kunci untuk memahami konsep yang lain. Oleh karena itu, tidak
hanya kehilangan integrasi dalam topik tetapi juga presentasi topik yang
kurang pas dalam buku teks mempengaruhi pemahaman siswa lebih lanjut.
e. Konteks
Menurut Liliawati (2009: 161) dalam hal ini penyebab khusus dari
diskusi yang salah, serta keyakinan dan ajaran agama. Pengalaman siswa
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010: 118). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua buku teks mata pelajaran Biologi SMA kelas X
berbasis Kurikulum 2013 edisi revisi yang memuat materi tentang Klasifikasi
Hewan yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di kota
Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 9 buku teks yang
Jumlah Total
No Buku
Sekolah Guru Sekolah Guru
SMA YP 1
1. A SMAN 2 1 7 10
SMAN 7 1
48
SMAN 10 2
SMAN 12 1
SMAN 14 2
SMAN 15 2
SMAN 2 3
2. B 2 4
SMA YP 1
SMAN 5 1
3. C SMAN 6 1 3 3
SMAN 13 1
SMAN 1 2
4. D 2 3
SMAN 7 1
5. E SMAN 12 1 1 1
6. F SMAN 2 1 1 1
7. G SMAN 5 1 1 1
8. H SMAN 14 1 1 1
9. I AL-AZHAR 1 1 1
Tabel di atas merupakan tabel mengenai populasi buku teks yang diperoleh
revisi. Populasi tersebut diperoleh dari angket yang dibagikan kepada guru-
penelitian ini.
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
buku teks mata pelajaran Biologi SMA kelas X berbasis Kurikulum 2013
edisi revisi yang memuat materi tentang Klasifikasi Hewan yang disimbolkan
peneliti, serta indikator yang harus dianalisis ada 3 macam meliputi tingkat
Buku yang digunakan di setiap sekolah tentu berbeda-beda. Oleh karena itu,
sampling, yakni memilih sampel buku yang paling banyak digunakan di SMA
mata pelajaran biologi kelas X di SMA yang telah berbasis Kurikulum 2013
berikut:
Jumlah Total
No Buku
Sekolah Guru Sekolah Guru
SMA YP 1
SMAN 2 1
SMAN 7 1
1. A SMAN 10 2 7 10
SMAN 12 1
SMAN 14 2
SMAN 15 2
SMAN 2 3
2. B 2 4
SMA YP 1
SMAN 5 1
3. C SMAN 6 1 3 3
SMAN 13 1
50
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering
tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti (Arikunto,
2006: 234). Hasil analisis pada penelitian deskriptif tidak harus berbentuk
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Silaen dan
Klasifikasi Hewan buku teks Biologi SMA kelas X dengan Kompetensi Dasar
tersebut.
51
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap kegiatan, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
1. Tahap Persiapan
buku teks Biologi SMA kelas X yang paling banyak digunakan di kota
banyak digunakan.
f. Membuat tabel keluasan dan kedalaman materi untuk buku teks yang
miskonsepsi pada buku teks yaitu Buku Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan
(Radiopoetro).
buku teks yang diteliti dengan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 edisi
revisi.
persentase.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada buku teks Biologi SMA kelas X
berbasis Kurikulum 2013 edisi revisi pada Kompetensi Dasar 3.9 yang
a. Membaca isi materi buku teks Biologi SMA kelas X yang diteliti
a. Membaca isi materi pada buku teks Biologi SMA kelas X yang
1. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
yaitu data yang berupa angka dan dapat dihitung secara matematika,
Widiyono, 2013: 142-143). Perolehan data kualitatif yang berupa kata atau
dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah
Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil persentase tingkat
bentuk kalimat. Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini yaitu berupa
apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis isi dokumen ialah dengan
sumber tertulis atau dokumen yang dalam penelitian ini berupa buku teks
Buku teks pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X yang
serta identifikasi miskonsepsi yang ada dalam buku teks tersebut. Maka,
peneliti membuat tabel standar acuan keluasan dan kedalaman materi yang
sesuai dengan kompetensi dasar Kurikulum 2013 edisi revisi dalam (Tabel
3) berikut:
materi pada buku teks yang diteliti dengan kompetensi dasar yang ada
dan kedalaman materi dalam buku teks Biologi kelas X materi Klasifikasi
Hewan dengan melihat standar acuan keluasan dan kedalaman materi yang
teks dalam tabel keluasan materi (Tabel 4) dan tabel kedalaman materi
Buku
Submateri Acuan A B C
PK (%) K PK (%) K PK (%) K
1. Porifera
2. Coelenterata
3. Ctenophora
4. Platyhelminthes
5. Nemathelminthes
6. Annelida
7. Mollusca
8. Arthropoda
9. Echinodermata
10. Pisces
11. Amphibia
12. Reptilia
13. Aves
14. Mammalia
Rata-rata
Keterangan: PK (%) = Persentase Kesesuian; K = Kategori
Sumber: dimodifikasi dari BSNP (2014: 1).
Pada ketiga buku teks yang diteliti, juga dianalisis materi-materi yang
materi. Materi yang berlebihan atau kurang tersebut artinya tidak sesuai
Pada identifikasi tingkat miskonsepsi materi dalam buku teks yang diteliti,
maka diperlukan uraian konsep yang benar untuk materi tersebut. Bentuk
uraian konsep ini harus bersumber dari buku acuan yang terdapat pada
buku teks yang diteliti dan sesuai dengan materi klasifikasi hewan. Buku
materi pada buku teks. Menghitung jumlah temuan miskonsepsi materi dan
Miskonsepsi
Buku Jumlah Jumlah Seluruh
Teks Miskonsepsi Konsep
Persentase (%) Kategori
A
B
C
Sumber: dimodifikasi dari Kose (2009: 92).
60
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan secara statistik deskriptif. Statistik
data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Jadi secara teknis dapat
diketahui bahwa dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada
sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sudjarwo dan Basrowi, 2009: 324-
325).
Pada kegiatan analisis data, ketiga buku yang diteliti dibandingkan dalam
skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor (Arikunto, 2010:
Aspek keluasan merupakan aspek yang menilai tentang keluasan isi materi
buku teks Biologi SMA kelas X pada materi klasifikasi hewan, apakah buku
teks tersebut mempunyai cakupan materi yang luas sesuai dengan KD. Aspek
teks Biologi SMA kelas X pada materi klasifikasi hewan, apakah buku teks
tersebut menyajikan isi materi yang rinci dan detail serta sesuai dengan KD.
dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah total skor maksimal
keluasan dan kedalaman materi dalam buku teks tersebut dapat dihitung
P = fN/n x 100 %
Keterangan:
P = Persentase Kesesuaian (Keluasan/Kedalaman Materi)
fN = Skor Jawaban
n = Jumlah Skor total (dimodifikasi dari Silaen dan Widiyono, 2013: 137).
G. Alur Penelitian
Adapun alur penelitian ini akan digambarkan pada bagan berikut ini:
A. Simpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat keluasan materi klasifikasi hewan pada ketiga buku teks biologi
SMA kelas X adalah “sangat sesuai”, buku teks A mencapai 100%, buku
miskonsepsi materi.
95
B. Rekomendasi
penyajian, dan kegrafikaan buku teks menurut BSNP yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 2007. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
307 hlm.
Campbell, N.A., Reece, B.J., Urry, A.L., Cain, L.M., Wasserman, A.A.,
Minorsky, V.P., dan Jackson, B.R.. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.
Erlangga. Jakarta. 568 hlm.
Chairunnisa, Cici. Hamidah Hanum, dan Mukhlis. 2013. Peran Beberapa Bahan
Silikat (Si) dan Pupuk Fosfat (P) dalam Memperbaiki Sifat Kimia Tanah
Andisol dan Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Agroteknologi Vol 1 (3).
Universitas Sumatera Utara. Medan. 12 hlm.
97
Djelita, Ruti Diah. 2013. Pemilihan dan Pengembangan Bahan Ajar Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Tuntutan
Profesionalisme. Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Vol 5 (1).
Surabaya. 8 hlm.
Farisi, Mohammad Imam. 2012. Buku Teks Sebagai Psychological Tool Proses
Enkulturasi dan Pelestarian Kearifan Lokal. Prosiding Temu Ilmiah
Nasional Guru IV. Universitas Terbuka. Surabaya. 583-589 hlm.
Ferguson, John. 2008. Analysis of the Rule of The Textbook in The Construction of
Accounting Knowledge. The Institut of Chartered Accountants. Scotland.
235 hlm.
Handoko, Rudy dan Sipahutar, Herbert. 2016. Analisis Miskonsepsi Pada Buku
Teks Biologi SMA Kelas X Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006 dan Kurikulum 2013 di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Pelita Pendidikan
Vol 4 (1). Universitas Negeri Medan. Medan. 47 hlm.
Hasruddin. 2001. Pembelajaran IPA dalam Upaya Menciptakan Melek IPA bagi
Siswa. Jurnal Pendidikan Science Vol 25 (3). Universitas Negeri Medan.
Medan. 44 hlm.
Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model
Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kaderang Tingang. Palangkaraya. 24-
37 hlm.
Lilia, Chatarina. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VII SMPN 10 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 pada Materi Proses Perolehan Nutrisi
dan Transformasi Energi pada Tumbuhan Hijau. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 76 hlm.
Mulyani, Siti Saadah. 2013. Analisis Kedalaman dan Keluasan Materi Buku Teks
Biologi SMA dan SMA Mengenai Konsep Sistem Pencernaan Makanan.
UPI. Bandung. 6 hlm.
Nasin dan Anno. 2014. Menulis Naskah untuk Menjadi Sang Juara. Gaza
Publishing. Bandung. 29 hlm.
99
Prayoga, Amrih. 2011. Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA.
Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Semarang. 51 hlm.
Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Remaja
Posdakarya. Bandung. 325 hlm.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta. 179 hlm.
Syafii, Wan. dan Yasin, Ruhizan Muhammad. 2013. Problem Solving Skills and
Learning Achievements Through Problem Based Module in Teaching and
Learning Biology in High School. Asian Social Science Journal Vol 9 (12).
Malaysia. 220-230 hlm.
Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Angkasa. Bandung. 162 hlm.
Uno, Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 172 hlm.
Yusmium, Ika. 2015. Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTS Kurikulum 2013. Universitas Islam Negeri Walisongo.
Semarang. 81 hlm.