Anda di halaman 1dari 42

POTENSI TUMBUHAN HERBA YANG BERKHASIAT OBAT

DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

(SKRIPSI)

Oleh

Dwitaria Puspitasari

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK

POTENSI TUMBUHAN HERBA YANG BERKHASIAT OBAT


DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Dwitaria Puspitasari

Kekayaan alam Indonesia menyimpan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat.


Potensi dari tumbuhan yang berkhasiat obat juga telah mendapat perhatian dari
pemerintah melalui dukungan dalam budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Universitas Lampung (Unila) merupakan salah satu kampus dengan luas ± 65 ha,
memiliki lahan yang terdiri dari taman hijau, lapangan, dan halaman terbuka yang
terdiri dari tumbuhan yang dipelihara maupun liar. Penelitian kajian potensi herba
sebagai tumbuhan yang berkhasiat obat di area kampus Unila ini dilaksanakan
pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Metode yang digunakan adalah
deskriptif melalui metode jelajah dan pengambilan jenis. Penelitian dilakukan
dengan melakukan observasi yang terbagi ke dalam 13 titik, kemudian herba
tersebut diambil gambarnya sebagai bahan dokumentasi. Selanjutnya dilakukan
pengambilan spesies untuk identifikasi dengan mengacu pada beberapa literatur.
Hasil penelitian diperoleh 52 jenis tumbuhan herba yang telah diidentifikasi,
terdiri dari 26 suku yang berpotensi sebagai tumbuhan yang berkhasiat obat.
Bagian tumbuhan herba yang paling banyak digunakan adalah daun.

Kata kunci: Herba, Tumbuhan Obat, Universitas Lampung


POTENSI TUMBUHAN HERBA YANG BERKHASIAT OBAT
DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Dwitaria Puspitasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tegineneng, Pesawaran pada tanggal 18


Agustus 1991 dari ayah yang bernama Suwarto dan ibu
bernama Farita. Penulis merupakan anak ke-2 dari 3
bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
di SD Al - Kautsar pada tahun 2003. Kemudian Penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Natar dan lulus pada
tahun 2006. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1
Natar dan lulus pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikanya di
Fakultas Mataematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program S1 Biologi. Penulis
juga aktif mengikuti berbagai organisasi, pada tahun pertama penulis menjadi
AMAR ROIS FMIPA UNILA, di tahun ke dua menjadi Anggota Bidang SBM
ROIS, di tahun ke tiga menjadi Kabir Keputrian ROIS, di tahun ke empat penulis
diamanahkan menjadi Kabir Keputrian BIROHMAH yang menaungi 8 Lembaga
Dakwah tiap fakultas di UNILA, dan di tahun ke lima penulis menjadi Asisten
Mentri Kementrian Kaderisasi P&K BEM U Kabinet Cinta dan Kebanggaan.

Selain itu penulis aktif menjadi peserta seminar kewirausahaan nasional,


perlombaan bisnis tingkat provinsi dan nasional serta beberapa kali menjadi juara,
dan juga turut aktif menjadi bagian dari forum kepemudaan Kementrian
Pendidikan dan Olah Raga dan Kementrian Koperasi dan UMKM. Ketertarikan
penulis pada bidang entrepreneur membuat penulis dan sahabatnya membuka
usaha Ayam Bakar Golek, kemudian pada tahun terakhir di Kampus Unila penulis
dan sahabatnya mendapatkan petunjuk dari Allah untuk bisa beralih dari bisnis
kuliner ke bisnis yang disebut - sebut di buku entrepreneur sebagai bisnis dengan
tingkatan tertinggi. Pada saat riwayat hidup ini ditulis, penulis sedang menggarap
proyek pertamanya, semoga apa yang menjadi visi misi penulis tergapai, sehingga
penulis dapat bermanfaat bagi Keluarga, Bangsa, dan Dakwah.
“Terus Bergerak Hingga Terwujudnya Visi”

“Menolong Agama Allah adalah Amanah yang


Menguntungkan”

“Berbisnis dengan sistem yang syariah adalah


pilihan terbaik menuju kesuksesan yang amat
sangat”
Karya Ilmiah ini penulis persembahkan untuk

Allah Rab Semesta Alam


Mama, Papa, Dedek, Dek Rido Tercinta
Atu Tersayang
Keluarga Besarku
Dakwah dan Bangsa Ini
SANWACANA

Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya
di S1 Biologi FMIPA Universitas Lampung

Skripsi ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis teliti di Kampus Utama
Unila dengan judul skripsi “Potensi Tumbuhan Herba yang Berkhasiat Obat
di Area Kampus Universitas Lampung”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin
mengungkapkan rasa terima kasih dan cintanya kepada:

1. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala kesempatan dan
kekuatan yang telah dikaruniakan.

2. Mama dan Papa yang telah memberikan perhatian dan doa.

3. Dedek yang selalu menemani, menghibur, membantu dalam


menyelesaikan urusan kuliah dan dakwah, dan menjadi sahabat sejati
berjuang bersama.

4. Bapak Prof. Warsito, Dekan Fakultas MIPA Universitas Lampung.

5. Ibu Nuning, Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Universitas Lampung atas dukungan dan kebaikanya.

6. Ibu Dra. Yulianty, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah mau
membimbing saya dan terimakasih atas kesabaran dan ilmu yang telah
diberikan.
7. Dra. Martha Lulus Lande, M.P. sebagai Dosen Pembimbing II, yang
sangat pengertian.

8. Ibu Dra. Tundjung Tripeni, M.S. Selaku Pembahas Skripsi atas perhatian
dan nasehatnya.

9. Ibu Eti Ernawiati, M.P. Selaku Pembimbing Akademik atas kerjasama dan
bantuannya.

10. Tim Sukses Penelitian dan Kompre Mbak Dwi : Ellen, Bertha, Amria,
Jeje, Lasmi, Fauziah, Handoko, Ridwan, Adi, Melita, Fentri, Istiqomah,
Meri, dan 2 orang temannya Ellen.

11. Adek - adek ROIS FMIPA Unila yang telah menjadi teman ngobrol saat
sedang sibuk revisi, berikut sekret yang sering dijadikan tempat rehat dan
penitipan barang, serta adek - adek tingkat angkatan 11, 12, 13, 14 :
Sobran, Agra, Sally, Laras, Dicky, Wahyu, dan lain – lain.

12. Staf, dosen, dan karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung atas ilmu dan pengalaman yang telah
diberikan.

Penulis akui penulisan Skripsi ini tidaklah sempurna. Apabila nantinya terdapat
kekeliruan dalam penulisan Skripsi ini penulis mohon maaf. Akhir kata semoga
Skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 06 Desember 2016

Penulis,

Dwitaria Puspitasari
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI ............................................................................................ ...... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ...... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... ...... iv

I. PENDAHULUAN .............................................................................. ...... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. ...... 1


B. Tujuan Penelitian .......................................................................... ...... 6
C. Manfaat Penelitian ........................................................................ ...... 6
E. Kerangka Pikir .............................................................................. ...... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………................... ........ 8

A. Pengertian Obat .................................................................................... 8


B. Tumbuhan yang Berkhasiat Obat ......................................................... 8
C. Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan ................................................. 9
D. Karakteristik Tumbuhan Obat…………… ........................................... 12
E. Kandungan Bioaktif Tumbuhan Obat…................................................ 12
F. Pengertian Herba…...................................................................... ......... 13
G. Ciri Tumbuhan Herba yang Berkhasiat Obat …………………... ........ 14
H. Gambaran Umum Unila ……………………………………… ........... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... ...... 19


A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... ...... 19
B. Alat dan Bahan .............................................................................. ...... 19
C. Metode Penenlitian........................................................................ ...... 19
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. ............................ ...... 21

A. Suku Jenis Tumbuhan yang Berkhasiat Obat…………………….. ... 21


B. Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan…………………………... .... 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... ...... 35

A. Kesimpulan .................................................................................. ...... 35


B. Saran...... ........................................................................................ ...... 35

DAFTAR PUSTAKA... ........................................................................... ...... 36

LAMPIRAN ..... ....................................................................................... ...... 42


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Grafik Jenis Tumbuhan Pada Tiap Suku.................................... 24

Gambar 2. Grafik Bagian Tumbuhan Herba yang Dimanfaatkan


Sebagai Obat…………………................................................... 33
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Tumbuhan Herba di Unila yang Telah Diidentifikasi dan


Khasiatnya Sebagai Obat ……… ................................................. 21

Tabel 2. Tumbuhan Herba di Unila yang Telah Diidentifikasi


serta Khasiatnya sebagai Obat ……………………………………. 26
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Deskripsi Tumbuhan Herba di Unila... ................................. 42

Lampiran 2. Dokumentasi Tumbuhan Herba di Unila... ........................... 56


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan khatulistiwa

dan dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman yang

tinggi. Kekayaan alam Indonesia, menyimpan berbagai tumbuhan yang

berkhasiat obat dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu

diantaranya tumbuh di Indonesia. Sebanyak 26% yang telah dibudidayakan dan

74% masih tumbuh liar di hutan. Dari 26 % yang telah dibudidayakan,

sebanyak 940 jenis tanaman telah digunakan sebagai obat tradisional,

sedangkan menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 20.000

spesies tumbuhan berkhasiat obat digunakan oleh penduduk di seluruh dunia

(Arsyah, 2014).

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui penerapan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang

pembangunan kesehatan. Penerapan praktis dapat dilakukan dengan cara

membudidayakan tanaman obat keluarga (TOGA) yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk mengobati anggota keluarga secara mandiri dengan

sasaran tepat serta terjangkau dari segi jarak dan pendanaan. Bagi masyarakat,

mengkonsumsi tanaman obat sebagai alternatif penyembuhan penyakit


2

dianggap lebih aman bagi tubuh karena tidak menimbulkan efek samping

meski dalam dosis tinggi dan juga tidak menimbulkan efek ketergantungan .

Isu global “back to nature” semakin meningkatkan pemakaian tanaman obat

yang dalam hal ini lebih dikenal dengan obat tradisioanl, di tingkat nasional

maupun global. Sejarah pengobatan yang sudah dikenal sejak lama sebagai

warisan budaya dan tetap diteruskan, kini menjadi potensi dan modal dasar

untuk mengembangkan obat-obat tradisional yang berasal dari tanaman. Data

dari WHO menunjukkan sekitar ± 80% penduduk dunia menggunakan obat-

obatan yang berasal dari tanaman. Bahkan banyak obat-obatan modern yang

menggunakan tanaman obat sebagai bahan baku pembuatan obat (Kintoko,

2006).

Potensi yang besar pada tanaman obat inilah dapat dijadikan peluang usaha tani

yang meningkatkan perekonomian bagi masyarakat. Tidak hanya sebatas

sebagai peluang usaha yang dijalankan dalam skala kecil, namun tanaman obat

bisa dijadikan komoditas ekspor, sebagai contoh ekspor jahe Indonesia rata-

rata meningkat 32,75% per tahun. Sedangkan pangsa pasar jahe Indonesia

terhadap pasar dunia 0,8%, berarti peluang Indonesia masih sangat besar untuk

meningkatkan ekspor jahe (Ermiati dkk, 2006).

Pembangunan Agrowisata di Indonesia menunjukkan kecendrungan terus

meningkat khususnya dalam membentuk menikmati objek-objek wisata

spesifik seperti udara yang segar dan pemandangan indah. Tanaman obat dan

aromatik tidak selalu tanaman liar yang terdapat di hutan-hutan pendalaman.

Namun tanaman obat dan aromatik dapat berupa tanaman berbunga, berbuah,
3

tanaman sayur, dan tanaman pagar. Pada umumnya, tanaman obat dengan

bunganya yang warna-warni disebabkan karena tajuk bunganya (corolla)

mengandung zat dari golongan flavonoid, auron, kalkon, atau antosianin. Bau

aromatik (wangi) yang disebabkan adanya kandungan minyak atsiri (Utama,

2006).

Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Menurut data

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung (2006) diketahui bahwa vegetasi yang

terdapat di kawasan hutan di Provinsi Lampung cukup banyak jenisnya, baik

dikawasan taman nasional, wisata, hutan lindung maupun hutan produksi.

Setidaknya terdapat ratusan jenis tumbuhan, mulai dari pohon, herba,

liana, vegetasi bawah, dan lain-lain.

Universitas Lampung (Unila) terletak di ibukota Provinsi Lampung yaitu kota

Bandar Lampung yang merupakan pusat pemerintahan kota dan propinsi yang

selalu digunakan untuk beraktivitas baik aktivitas bekerja, berdagang, tempat

industri, serta aktivitas lainnya. Luas Unila ± 65 ha yang didalamnya terdapat

komponen-komponen seperti gedung-gedung, kolam, tempat fasilitas olahraga,

taman rekreasi, penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) serta ruang

terbuka hijau yang berada di dalam kampus. Luasan tersebut 75% diantaranya

merupakan ruang terbuka hijau yang terdiri dari pohon. Lahan terbuka hijau

dilengkapi dengan tempat penangkaran satwa yang secara tidak langsung

memiliki fungsi dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Tidak salah jika

Unila mendapat julukan “Kampus Hijau”sekaligus disebut sebagai hutan kota.

Ada banyak pepohonan yang menambah hijaunya tanaman-tanaman di kampus


4

Unila, sehingga menjadikan Unila salah satu pensuplai oksigen di kota Bandar

Lampung sekaligus menambah keindahan dan keserasian. Tajuk-tajuk

pepohonan yang rapat di kampus Unila dapat mengurangi suara bising yang

ditimbulkan oleh kendaraan bermotor (Utomo, 2007).

Keanekaragaman pohon di Kampus Unila dapat dilihat di sepanjang tepi dan

median jalan utama, taman-taman gedung utama, seperti Gedung Rektorat,

Gedung Serga Guna, dan Perpustakaan. Tanaman pelindung dan tanaman hias

tersebar di sekitar lapangan parkir, halaman gedung di Fakultas.Tanaman

khusus yang merupakan koleksi terdapat di Arboretum Unila. Sebelum

mempunyai kampus yang cukup representatif yaitu Kampus Gedong Meneng

ini, Unila mempunyai tiga lokasi kampus yaitu Kampus Hasanuddin, Kampus

Cimeng dan Kampus Jalan Suprapto. Kampus Hasanudin untuk Fakultas

Hukum dan Kantor Rektorat, Kampus Cimeng untuk Fakultas Ekonomi dan

Pertanian, sedangkan Kampus Jalan Suprapto untuk Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Kampus Unila Gedung Meneng, Bandar Lampung mulai

dibangun pada tahun 1976 yang asal mulanya adalah kebun masyarakat yang

dibebaskan oleh pemerintah daerah provinsi Lampung. Kampus Unila Gedong

Meneng seluas ±65 ha didominasi oleh tanaman kelapa dan tangkil. Fakultas

yang pertama kali pindah ke Kampus Gedong Meneng adalah Fakultas

Pertanian pada tahun 1978, kemudian diikuti oleh Fakultas-Fakultas yang

lainnya. Dalam konsep penataan kampus, Unila sedapat mungkin tidak

menebang pohon-pohon yang sudah ada, bahkan menambah berbagai jenis

pohon baru, sehingga di deklarasikan sebagai Kampus Hijau Gedong Meneng

(Uhib, 2015).
5

Keanekaragaman pohon yang tinggi di Universitas Lampung telah banyak

diidentifikasi dan dikaji sebelumnya. Sementara penelitian terhadap herba

yang ada di Unila belum banyak dilakukan., demikian pula identifikasi

terhadap tumbuhan tersebut. Menurut Tjitrosoepomo (1997), jenis-jenis

tumbuhan herba yang tumbuh liar cenderung terabaikan. Ciri tumbuhan herba

dapat dilihat dari batangnya yang lunak dan berair.

Ada beberapa cara untuk melakukan identifikasi tumbuhan herba. Pertama dan

yang paling penting adalah adanya spesimen yang segar. Untuk identifikasi

bagian penting adalah bunga dan biji, termasuk ukuran dan warnanya. Selain

itu perlu diketahui pula bagian tumbuhan herba yang dapat dimanfaatkan. Ciri

vegetatif yang perlu diperhatikan dalam identifikasi dapat dilihat dari bagian

tumbuhan herba berupa daun, pucuk daun, dan akar. Selain itu dapat juga

dilihat dari macam - macam getah, bentuk daun, dan susunannya (Anonymous,

2016).

Tumbuhan herba mempunyai peran yang penting untuk menjaga keseimbangan

ekosistem yakni berperan sebagai tumbuhan penutup tanah. Tumbuh-

tumbuhan ini tumbuh di antara pepohonan yang utama dan tumbuhan herba

memperkuat struktur tanah hutan tersebut. Tumbuhan penutup tanah dapat

berfungsi dalam peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara

langsung. Selain itu, tumbuhan penutup tanah dapat berperan dalam

menghambat atau mencegah erosi yang berlangsung secara cepat. Tumbuhan

ini dapat menghalangi jatuhnya air hujan secara langsung, mengurangi

kecepatan aliran permukaan, mendorong perkembangan biota tanah yang dapat


6

memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta berperan dalam menambah bahan

organik tanah sehingga menyebabkan

resistensi tanah terhadap erosi meningkat (Maysaroh, 2010).

Mengingat potensi yang ada pada tumbuhan herba di area Kampus Unila, maka

perlu dilakukan penelitian tentang potensi tumbuhan herba yang berkhasiat

obat di area Kampus Unila

B. Tujuan

1. Mengidentifikasi jenis tumbuhan herba yang terdapat di area Kampus

Universitas Lampung.

2. Mengetahui khasiat tumbuhan herba yang terdapat di area Kampus

Universitas Lampung.

C. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh yakni memberikan pengetahuan kepada

masyarakat tentang potensi jens-jenis tumbuhan herba di area Kampus

Universitas Lampung yang berkhasiat sebagai tumbuhan obat.

D. Kerangka Pikir

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman tumbuhan yang

tinggi dan menyimpan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat. Bagi

masyarakat, mengkonsumsi tanaman obat sebagai alternatif penyembuhan


7

penyakit dianggap lebih aman bagi tubuh karena tidak menimbulkan efek

samping dan juga tidak menimbulkan efek ketergantungan. Isu global “back to

nature” semakin meningkatkan pemakaian tanaman obat di tingkat nasional

maupun global. Universitas Lampung (Unila) terletak di Kota Bandar

Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung. Unila dengan luas ± 65

ha memiliki keanekaragaman tumbuhan berupa pepohonan, tumbuhan herba,

dan rerumputan. Keanekaragaman tumbuhan yang tinggi di Universitas

Lampung tentu saja dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, salah

satunya masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhan yang berada di Area

Kampus Universitas Lampung sebagai obat dalam penyembuhan berbagai

penyakit. Sebelum melakukan pemanfaatan, masyarakat terlebih dahulu

membutuhkan informasi antara lain nama jenis tumbuhan, dan khasiat dari

tumbuhan tersebut. Melalui kajian potensi tumbuhan herba yang ada di

Univeristas Lampung, masyarakat diharapkan mendapat informasi

penegetahuan tentang nama jenis tumbuhan, serta khasiat tumbuhan herba

yang ada di Universitas Lampung.


8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obat

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk melawan atau

mengobati penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam

tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk

memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia (Basri,

2002).

B. Tumbuhan yang Berkhasiat Obat

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan

sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian

berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati

penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi

mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi

mengobati (Rahmawati, 2002).


9

Tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui atau

dipercaya mempunyai khasiat obat yang dikelompokkan menjadi (Nursiyah,

2013) :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu : jenis tumbuhan obat yang diketahui

atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah

digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern, yaitu : jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat

dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, yaitu : jenis tumbuhan obat yang diduga

mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi belum

dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit

ditelusuri.

C. Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Obat

Pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki oleh

nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara

ilmiah. Pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia akan terus meningkat

mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan

memakai jamu. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat

terdiri dari :

(Kurdi, 2010)
10

a. Kulit (cortex) :

Kulit adalah bagian terluar dari tumbuhan tingkat tinggi yang berkayu.

Dibatasi di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam

oleh endodermis.Korteks tersusun dari jaringan penyokong yang tidak

terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar.

b. Daun (folium)

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting,

biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi

sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun

merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai

bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.

c. Bunga (flos)

Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,

warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan.

Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan.

Bunga yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa bunga tunggal atau

majemuk, bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.

d. Akar (radix)

Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam

tanah dan tumbuh menuju pusat bumi. Akar yang dimanfaatkan sebagai

obat dapat berupa akar yang berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya

berbatang lunak dan memiliki kandungan air yang tinggi.


11

e. Umbi (bulbus)

Umbi adalah akar yang membesar dan memiliki fungsi untuk menyimpan

suatu zat tertentu dari tanaman. Bentuk ukuran umbi bermacam - macam

tergantung dari jenis tumbuhannya. Umbi yang dimanfaatkan sebagai

obat dapat berupa potongan atau rajangan umbi lapis, umbi akar, atau

umbi batang.

f. Rimpang (rhizome)

Rhizome adalah batang yang tumbuh di dalam tanah yang kemudian

menunbuhkan tunas-tunas yang menjadi anakan dan kemudian tumbuh

bersama-sama dalam rumpun yang besar untuk menumbuhkan umbi.

Rhizome yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa potongan -

potongan atau irisan rhizome.

g. Buah (fructus)

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya

membungkus dan melindungi biji. Buah yang dimanfaatkan sebagai obat

dapat berupa buah lunak dan ada pula buah yang keras. Buah yang lunak

akan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat

berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.

h. Kulit buah (perikarpium)

Kulit buah merupakan lapisan terluar dari buah yang dapat dikupas, sama

halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang lunak,

keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.


12

i. Biji (semen)

bakal biji (ovulum) dihasilkan dari tumbuhan berbunga yang telah

masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah pada Angiospermae

atau Magnoliophyta) atau tidak terlindungi (pada Gymnospermae). Biji

yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa biji yang telah masak

sehingga umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun

bermacam -macam tergantung dari jenis tumbuhan.

D. Karakteristik Tumbuhan yang Berkhasiat Obat

Tumbuhan yang berkhasiat obat sebagian besar memiliki aroma khas

dikarenakan adanya kandungan minyak atsiri, sedangkan adanya kandungan

alkaloid yang tinggi dan kandungan senyawa tanin menjadikan tumbuhan yang

mengandung senyawa ini memiliki rasa yang sepat dan pahit. Selain itu, pada

akar tumbuhan mengandung banyak air dan serat (Utami, 2010)

E. Kandungan Bioaktif Tumbuhan Obat

Tanaman obat atau biofarmaka didefinisikan sebagai jenis tanaman yang

sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan

sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Eksudat tanaman adalah isi sel

yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja

dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-

bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari

tanamannya (Chasanah, 2010)


13

Tumbuhan obat merupakan sumber senyawa bioaktif yang berkhasiat

mengobati berbagai jenis penyakit. Hingga saat ini, sumber alam nabati masih

tetap merupakan sumber bahan kimia baru yang tidak terbatas, baik senyawa

isolat murni yang dipakai langsung (misalnya alkaloida, morfin, papaverin)

maupun melalui derivatisasi menjadi senyawa bioaktif turunan yang lebih baik,

dalam arti lebih potensial dan lebih aman (Krisnawati, 2004).

F. Pengertian Herba

Ciri tumbuhan herba adalah tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak

membentuk kayu, memiliki tinggi ≤ 2 meter, termasuk ke dalam tumbuhan

jenis rumput-rumputan, sayuran seperti bayam dan katuk juga tumbuhan

berbunga dengan warna merah atau putih. Tumbuhan herba telah banyak

dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit (Wiwinda,

2011).

Ada beberapa cara untuk melakukan identifikasi tumbuhan herba. Pertama dan

yang paling penting adalah adanya spesimen yang segar. Untuk identifikasi

bagian penting adalah bunga dan biji, termasuk ukuran dan warnanya. Selain

itu perlu diketahui pula bagian tumbuhan herba yang dapat dimanfaatkan. Ciri

vegetatif yang perlu diperhatikan dalam identifikasi dapat dilihat dari bagian

tumbuhan herba berupa daun, pucuk daun, dan akar. Selain itu dapat juga

dilihat dari macam - macam getah, bentuk daun, dan susunannya (Anonymous,

2016).
14

G. Ciri Tumbuhan Herba yang Berkhasiat Obat

Suku - suku tumbuhan yang termasuk tumbuhan herba dan merupakan

tumbuhan monokotil adalah Araceae, Liliaceae, Poaceae, Cyperaceae, dan

Juncaceae. Sedangkan suku yang termasuk tumbuhan herba dan merupakan

tumbuhan dikotil adalah Apiaceae, Euphorbiaceae, Papapveraceae,

Apocynaceae, Asteraceae, Amanthaceae, Aristolochiaceae, Boraginaceae,

Brassicaceae, Campanulaceae, Caryophylaceae, Chenopodiaceae,

Convolvulaceae, Crassulaceae, Cucurbitaceae, Dipsacaceae, Fabaceae,

Fumariaceae, Geraniceaec, Hydrophyllaceae, Hyperaceae, Lasmiaceae,

Lobeliaceae, Malvaceae, Onagraceae, Oxalidaceae, Plantaginaceae,

Polygonaceae, Ranunculaceae, Rosaceae, Rubiaceae, Saxifragaceae,

Scrophularaceae, Solanaceae, Urticaceae, Verbenaceae, dan Violaceae

(Anonymous, 2016).

Identifikasi tumbuhan herba serta khasiat yang dimiliki, dilakukan dengan

pustaka (kunci identifikasi) atau studi litelatur (Makalalag, 2014).

Beberapa tumbuhan herba yang memiliki zat pahit seperti brotowali

(Tinospora crispa) dan juga tumbuhan herba berbau aromatik seperti sirih

(Piper betle) merupakan tumbuhan herba yang berkhasiat obat (Kurdi, 2011).

Contoh tumbuhan herba yang familiar dan ternyata memiliki khasiat sebagai

obat adalah kumis kucing (Orthosipon aristatus), ceplukan (Physalis

angulata), pegagan (Centella asiatica), dan babadotan (Ageratum conyzoides).


15

Masing -masing herba memiliki kandungan zat yang memiliki potensi sebagi

obat antara lain sebagai anti bakteri, anti flamasi, analgesik, anti hiperglikemi,

anti virus, dan mampu menetralkan racun (Aspan dkk, 2008).

H. Gambaran Umum Unila

Universitas Lampung (UNILA) merupakan salah satu perguruaan tinggi negeri

Indonesia yang berdiri secara resmi sejak tanggal 23 September 1965. Saat ini

UNILA terdiri dari 8 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum,

Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, dan Persiapan Fakultas

Pendidikan Kedokteran. Universitas Lampung beralamat di jalan Prof.

Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa. Lokasi

ini dapat dikatan strategis karena berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa yang

terdapat terminal Rajabasa sebagai penghubung jalur transportasi. Adapun

batas wilayah Universitas Lampung secara administrasi adalah sebagai berikut:

1. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kedaton

3. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa Raya

4. Sebelah selatan berbatasan dengan KecamatanTanjung Karang Barat.

Pengembangan UNILA ditetapkan berdasarkan suatu inspirasi masa depan yang

disebut visi 2025 UNILA sebagai berikut: "Pada Tahun 2025 Unila Menjadi

Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia.”


16

Saat ini terdapat banyak sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UNILA,

dinataranya adalah:

1. Kantor administrasi pusat merupakan pusat kegiatan akademik administrasi

Universitas Lampung. Gedung ini dipergunakan sebagai kantor Rektor,

Wakil Rektor I (Bidang Akademik), Wakil Rektor II (Bidang Administrasi

Umum dan Keuangan), Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaaan dan

Alumni), dan Wakil Rektor IV (Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan

Teknologi Informasi dan Komunikasi)

2. Kantor administrasi fakultas dan jurusan setiap Fakultas terdapat gedung

kantor yang ditempati oleh Dekan, Wakil Dekan I (Bidang Akademik),

Wakil DekanII (Bidang Administrasi Umum dan Keuangan), Wakil Dekan

III (Bidang Kemahasiswaaan dan Alumni), Kepala Tata Usaha Fakultas,

dan Pegawai - pegawai lainnya.

3. Ruang kuliah, laboratorium, dan bengkel. Di tiap fakultas terdapat

berbagai gedung dengan berbagai fungsi, antara lain ruang kuliah,

laboratorium, atau studio, dan pada fakultas tertentu terdapat bengkel

seperti di Fakultas Teknik.

4. UPT Perpustakaan melayani mahasiswa, dosen, serta karyawan untuk

mendapatkan buku bacaan.

5. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi

berfungsi membantu pelayanan kegiatan universitas meliputi administrasi

akademik dan administrasi umum.

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa dengan pelataran yang memadai

berusaha meningkatkan kemampuan berbahasa terutama Bahasa Inggris


17

bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum.

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Karir dan Kewirausahaan

yang memiliki fungsi utama mengembangkan kewirausahaan pemuda dan

karir bagi mahasiswa pasca lulus.

8. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kearsipan dengan fungsi utama pengendalian

dan pengawasan arsip, memudahkan penemuan kembali arsip,

pengamanan arsip, efisiensi tempat dan sarana prasarana

9. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Fasilitas Olahraga adalah UPT yang

mengkoordinasikan fasilitas keolahragaan.

10. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Internasional merupakan unit

pelaksana teknis yang memiliki fungsi di bidang kerjasama dan layanan

internasional.

11. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi

Teknologi sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis yang ada di Unila

sebagai bagian dari Organisasi Tata Kelola diharapkan mampu

berkontribusi dan berpartisipasi dalam pencapaian visi Unila melalui

empat tahapan tersebut.

Selain sarana akademik, masih terdapat pula sarana umum yang dimiliki

UNILA, yaitu sebagai berikut:

1. Gedung Serba Guna (GSG)

Digunakan dalam berbagai kegiatan, antara lain kuliah umum, kegiatan

wisuda, olahraga, dan kegiatan lain terutama oleh mahasiswa Univeristas

Lampung.
18

2. Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)

Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa dipergunakan untuk kegiatan para

mahasiswa dalam berorganisasi intra universitas.

3. Sarana Olah Raga

Fasilitas olahraga tersebut antara lain : kolam renang, lapangan basket,

lapangan tenis dan lapangan voli

4. Kantor Pos

5. BNI Kantor Cabang Pembantu Unila

6. Wisma Tamu

7. Toko Koperasi

8. Masjid Al-Wasi'i

9. Taman Kanak-Kanak

10. Tempat Parkir

11. Kafetaria dan Kantin (Unila, 2016)


19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada Bulan Juni sampai

Juli 2016 di Area kampus utama Unila.

B. Alat dan bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : kamera, buku tulis,

pena, penggaris, meteran, gunting tanaman, plastik, herbarium kit, kertas

A3, selotip, lem, dan pensil.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah : tumbuhan herba yang berkhasiat

obat di Universitas Lampung, spritus, alcohol 70%.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah deskriptif melalui metode jelajah dan

pengambilan spesies. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi di

area kampus Unila yang terbagi ke dalam 12 titik, yakni : FMIPA, FKIP, FK,
20

FH, FEB, FISIP, FT, FP, Masjid Al-Wasi’i, UPT Perpustakaan, UPT

Tekhnologi dan Informasi, dan GSG. Setiap tumbuhan herba yang berkhasiat

obat ditemukan, herba tersebut diambil gambarnya sebagai bahan

dokumentasi. Selanjutnya dilakukan pengambilan spesies dengan morfologi

yang utuh untuk dilakukan identifikasi dan pembuatan herbarium .

Identifikasi dilakukan untuk mendapatkan karakteristik morfologi dari sampel

dengan mengacu pada beberapa literatur. Bentuk data kualitatif dengan

parameter data yang diteliti meliputi jenis tanaman obat, nama lokal, nama

ilmiah, bagian tanaman yang dimanfaatkan, serta jenis penyakit yang dapat

disembuhkan.
36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat 52 jenis tumbuhan herba yang telah diidentifikasi, terdiri dari 26

suku dengan jenis tumbuhan yang terbanyak termasuk ke dalam Suku

Asteraceae.

2. Bagian dari tumbuhan herba yang paling sering digunakan sebagai obat

adalah daun

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan beberapa hal yaitu

1. Perlu adanya penelitian lanjutan, untuk mengidentifikasi tumbuhan herba

yang belum diidentifikasi di area Kampus Unila

2. Perlu adanya penelitian lanjutan khususnya dibidang farmakologi untuk

mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada jenis tumbuhan obat

yang terdapat di area Kampus Unila.


DAFTAR PUSTAKA

Adli, S Arsyadanie. 2014. Characterization of Ethanol Extract of Rumput Israel


(Asystasia gangetica) from Three Places In Indonesia. Skripsi: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Program Studi Farmasi Universitas
Negeri Jakarta. Jakarta. Hal 9-11.

Agung, Abi. 2013. Penggolongan Obat dan Nama Obat.


http://abiaagung.blogspot.co.id/2013/04/penggolongan-obat-dan-nama-
obat.html. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016 pukul 09.15 wib.

Amin, Lis Nuraini. 2015. Pemanfaatan Tradisonal Tumbuhan Alam Berkhassiat


Obat Oleh Masyarakat di Sekitar CagarAlam Tangale. Info BPK
Manado Balai Penelitian Kehutanan. Manado.Vol 3 No 1.

Anonymous. 2013. Potensi penangkapan radikal bebas DPPH ekstrak tumbuhan


Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br., Jussiaea peruviana L., Sida mysorensis
W. & A., dan Spigelia anthelmia L.
http;//repository.ugm.ac.id/S1-2013-280828-chapter1.pdf. Diakses pada
tanggal 17 Agustus 2016 pukul
07.10 wib.

Anonymous. 2016. Herbaceous.


http//extension.oregonstate.edo/Lincoln/sites/default/files/herbaceous/p
df.family.id.pdf. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 13.40 wib.

Anggraeni, Retinaning. 2010. Pengaruh Pemberian Topikal Daun Ageratum


conyzoides Pada Penderita Luka Pada Kulit. Skripsi. Universitas
Airlangga. Perpustakaan Universitas Airlangga. Surabaya. Hal 20 - 21.

Ariningsih, Rizki Istya. 2009. Isolasi Streptomyces Dari Rizosfer Familia Poaceae
Yang Berpotensi Menghasilkan Anti jamur Terhadap Candida albicans.
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Hal 9-
10.

Arsyah, C Disca. 2014. Kajian Etnobotani Tanaman Obat Herbal dan


Pemanfaatannya dalam Usaha Menunjang Kesehatan Keluarga Di Dusun
Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta [1].
37

Assidqi, Khoirunnisa, Wahyu, dan Sigit. 2012. Potensi Ekstrak Daun Patikan
Kebo (Euphorbia Hirta) Sebagai Antibakteri Terhadapa Aeromonas
hydrophila Secara In Vitro. Journal of Marine and Costal Science, 1(2),
113 – 124.

Aspan, Ruslan, Sherley dan Napitupulu. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun
Tanaman Obat. Bidang Biologi LIPI. Citeureup Hal 44 - 46.

Azier, Rahmat. 2009. Penyakit Anemia dan Obat Tradisionalnya.


http://obatanemiatradisional.rahmat.blogspot.co.id//. Diakses pada
tanggal 05 Juni 2016 pukul 12.00 wib.

Basri. 2002. Definisi obat.


http://nurhikmaalbasir. blogspot. co. id//. Diakses pada tanggal 05 Juni
2016 pukul 11.31 wib.

Chasanah. 2010. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional.


http://pemanfaatantumbuhanobattradisonal.artikel/2010-kandungan-
tumbuhan-obat-html. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2016 pukul
11.20 wib.

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. 2006. Vegetasi Kawasan Hutan di Provinsi


Lampung.
http://dinaskehutananprovlampung.go.id//. Diakses pada tanggal 22
Agustus pukul 11.30 wib.

Dewatisari, F Whika, Suranto, Setyono. 2008. Keanekaragaman Beberapa


Varietas Sanseivera trifasciata Berdasarkan Karakter Anatomi, Isozim,
dan Kandungan Saponin. Program Biosains, Program Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bioteknologi Nopember
2008.5 (2): 56-62.

Ermiati, Chasimila, dan Ratna 2006. Kelayakan Usaha Tani Beberapa Tanaman Obat.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Prosiding Penguatart Inovasi
Mendukung Kemandirian Usahatani Perkebunan Rakyat 87-88.

Fariani, A, Evitayani. 2008. Potensi Rumput Rawa Sebagai Pakan Ruminansia :


Produksi, Daya Tampung, dan Kandungan Fraksi Seratnya / The Potency of
Swamp Grass as Ruminant Feed: Grass produstion Carrying Capacity and
Fiber Fraction. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Palembang. Hal 40-42.

Flores, Fernando. 2005. Nephrolepis multiflora Tanaman Obat Cacing.


http://floresfernandoalamak.com//. Diakses pada tanggal 06 Desember
pukul 11.30 wib.
38

Hidayati, A Nur, Listyawati, Setyawan. 2008. Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) /
Chemical constituents and antiinflammatory test of ethanolic extracts of
Lantana camara L. on white male rats (Rattus norvegicus L. Program
Biosains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta. Bioteknologi, November 20085 (1): 10-17.

Karmilasanti, Fernandes. 2012. Tumbuhan Penyembuh Luka Dari Tanah Ulen, Desa
Setulang, Malinau. Prosiding Seminar Nasional Peranan Hasil Litbang
HHBK Dalam Mendukung Pembangunan Kehutanan. Hal 345-346.

Khayasar. 2013. Pahitnya Brotowali.


https://khayasar.wordpress.com/2013/12/20/brotowali-tinospora-crispa-
miers-sebagai-tanaman-obat/. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2016
pukul 08.30 wib.

Khoirul, Binti, Kandowangko dan Uno. 2013. Identifikasi Tumbuhan Famili Araceae
di Cagar Alam Tangale Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri
Gorontalo Hal 2-3.

Kintoko. 2006. Potensi Pengembangan Tanaman Obat. Fakultas Sains dan


Tekhnologi Universiti Kebangsaan Malaysia. Prosiding Persidangan
Antarbangsa Pembangunan Aceh [181].

Krisnawati, Sahran. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Obat Spesifik
Kalimantan Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Kalimantan
Tengah [17].

Kurdi, Aserani.2010. Bagian Dari Tanaman Yang Digunakan Untuk Obat. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah. Malang.

Kusdiyanti, Ratna. 2003. Kaladi Hias.


https://wisuda.umid.ac.id/pdf/. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016
pukul 12.30 wib.

Luthfiya, Milla. 2015. Keanekaragaman Tumbuhan Paku Di Kawasan Lereng Barat.


Gunung Lawu. Jawa Tengah. Seminar Nasional Biosains 2. Penguatan
Biologi sebagai Ilmu Dasar untuk Menunjang Kemajuan Sains dan
Teknologi. Hal 14 - 20.

Maisyaroh. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan


Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam
Lestari Vol. 1 No.1 Tahun 2010.

Makalalag, Imelda, 2014. Inventarisasi Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di


Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolang Mongondow Selatan.
Fakultas MIPA dan IPA. Skripsi. Universitas Gorontalo.Gorontalo [8].
39

Mansyur, Hidayat, dan Rusmana. 2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan
Kandungan Nutrisinya. Exploration of Forages for Horse and its
Nutritive Value. Jurnal Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.
Bandung

Nursery, Kauai. 2012. About Anthuriums / Tentang Anthurium in Anthurium Book.


Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal 5 -7.

Nursiyah, 2013 Studi. Deskriptif Tanaman Obat Tradisional yang Digunakan Orang Tua
untuk Kesehatan Anak Usia Dini di Gugus Melatio Kecamatan Kalikajar
Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negeri Semarang. Semarang. Hal 9 - 10.

Padmaningrum, T Regina. 2011. Karakter Ekstrak Zat Pada Daun Rhoeo discolor.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Penerapan MIPA
Fakultas MIPA UNY. 14 Mei 2011.Yogyakarta.

Prastuti. 2014. Tanaman Obat dan Buah Di Sarongge.


http://kbr.id/citradyahprastuti/09-2014/inidiatanaman-obat-dan-buah-di-
sarongge/45950.html. Diakses pada tanggal 17 Agustus 2016
pukul 07.30 wib.

Perdana, O Elsa, Chairul, dan Syam. 2013. Analisis Vegetasi Gulma pada
Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L.) di Kecamatan
Batang Anai, Kabupaten Padang, Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal
Biologi Universitas Andalas 2(4) - Desember 2013. Hal 242 - 248.

Rahmawati, Hapsoh. 2002. Agronomi Tanaman Obat.


http://www.tanamanobat.pdf/2002/agronmi-tanaman-obat-fak-pertanian-
ipb.html
Diakses pada tanggal 04 Oktober 2016 pukul 11.00 wib.

Rahman, Mahbubur. 2013. Taxonomy and Medicinal Uses of Euphorbiaceae


(Spurge) Family. Plant Taxonomy Laboratory, Department of
Botany, University of Rajshahi, Rajshahi-6205, Bangladesh.

Rahmi, N Ayu, Sutijatmo, dan Vikasari. 2014. Efek Hiplogekimik Ekstra Daun Kencana
Ungu (Ruelia tuberosa L.) Pada Tikus Wistar Jantan. Jurnal Fakultas
Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani. Kartika Jurnal Imiah Farmasi.
Des 2014, 2 (2). Hal 50-53.

Rokhmawati, Arifatur. 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Buah Takokak (Solanum


torvum Swartz) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutan. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Jember. Jember.

Samosir, Roni. 2013. Organ Perkembangbiakkan dan Penyebaran Gulma. Laporan


Kerja Praktek. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Lampung.
40

Santos, Gizelly, Oliveira, dan Constantein. 2014. Conyza sumatranensis: A


New Weed Species Resistant to Glyphosates in The Americas.
Weed Biology and Management. Weed Science Societyof Japan.
Vol 1, No 1 November 2014. [2]

Sari, F Ulisna. 2010. Budidaya Tanaman Hias Philodendron Di Deni Nursery and
Gardening Karang Pandan. Tugas Akhir Program DIII. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal 26 - 27.

Siska, Sunaryo, dan Jamaliah. 2012. Pemanfaatan Daun Kumis Kucing


(Orthosipons spicatus B.B.S. Jurnal Sains dan Tekhnologi Farmasi.
Vol. 17. No 1. 2012. Halaman 16-20.

Solikin. 2003. Plant species of Family Poaceae in the Purwodadi Botanic


Garden. Kebun Raya Purwodadi-LIPI. Biodiversitas. Vol 5, No 1
Januari 2004 Hal 23-27.

Stefanus, Grace. 2009. Efek Neuroterapi Pada Tumbuhan Herba yang Berkhasiat Obat.
Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Depok.

Syah, Sukarno Ar, Sulaeman, Pitopang. 2014. Jenis – jenis dan Khasiat Tumbuhan Suku
Asteraceae di Desa Mataue Kawasan Taman Nasional Lore Rindu. Online
Jurnal of Natural Science. Vol..3(3) Hal 297-312.

Tjitroesopomo, Gembong. 1997. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta

Uhib, Al Muhayat. 2015. Universitas Lampung Penyuplai Oksigen.


http://pepohondiunila//artikelppmiunila. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016
pukul 12.30 wib.

UNILA (Universitas Lampung). 2016. Tentang Unila.


http://www.unila.ac.idy/. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016
pukul 11.30 wib.

Utama, Rai I Gusti. 2006. Potensi Pengembangan Agrowisata di Indonesia.


http://potensitoga//artikel. Diakses pada tanggal 18April 2016 pukul 08.00
wib.

Utami, Asmaliyah. 2010. Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Kabupaten


Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Balai
Penelitian Kehutanan Palembang. Palembang.
http://tumbuhanobatdilampung/2010/tekhno-ht-sri-utami-n-asmaliyah.pdf.
Diakses pada 04 Oktober 2016 pukul 11.12 wib.

Utomo, Muhajir. 2007. Kampus Hijau Universitas Lampung. Unila. Lampung. Hal 2-
6.
41

Wijayanti, Lita, Mahmudati, dan Prihanta. 2015. Studi Keakraban Fenetik Genus Pteris
dengan Metode Taksimetri. Prosiding Seminar Nasional Pendidikana
Biologi 21 Maret 2015. FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Wiwinda, 2011. Morfologi Tumbuhan Herba


http://tanaman-herbal.blogspot.co.id/2015/04. Diakses pada 22 Agustus
2016 pukul 11.31 wib.

Anda mungkin juga menyukai