ERWIN
P3700210508
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Mangister
Program Studi
Ilmu Kehutanan
ERWIN
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
3
4
Nama :ERWIN
Nomor Mahasiswa : P3700210508
Program Studi : Ilmu Kehutanan
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan,
ERWIN
5
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas semua hidayah-Nya
yang direncanakan.
adalah berbagai daya tarik biofisik yang khas dan unik. Obyek-obyek
ini banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat usaha, doa dan
dengan baik. Sehingga dengan rasa syukur dan ikhlas yang besar penulis
6
tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Iswara Gautama, M.Si. dan Dr. A. Mujetahid, S. Hut, MP.
2. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.SC., Prof. Dr. Ir. Djamal
Sanusi dan Dr. Ir. A. Sadapotto, MP. selaku tim penguji yang telah
3. Prof. Dr. Ir. Muh. Restu, MP. selaku Dekan Fakultas Kehutanan
dukungannya.
4. Prof. Dr. Ir. Djamal Sanusi, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Hasanuddin
pendidikan.
9. Ir. Turbani Munda, M.Hut., Abdul Kadir Tayeb, S.Hut., Asmariani, SE.,
10. Mertua tercinta H. Bacruddin, A.Md dan Hj. Murniati Wahid, A.Ma
pendidikan.
11. Istriku tercinta dan tersayang Irawati, S.Si., S.Pd., M.Kes dan anak-
sayangnya.
kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alm. H. Muhammad Amin Kadir dan
Hj. Andi Tajang Hasta, serta saudariku Emmy Susanti, ST., S.Pd., MM.,
Asriani Amin, S.Pd dan Erma Damayanti, S.Pd., yang telah banyak
Erwin
9
10
11
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................... x
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
B. Ekowisata ................................................................................ 8
D. Strategi .................................................................................... 14
12
H. Konsep Operasional................................................................. 22
C. Topografi ................................................................................. 37
F. Hidrologi ................................................................................... 43
1. Kekuatan ............................................................................ 47
2. Kelemahan.......................................................................... 57
13
1. Peluang ............................................................................. 62
2. Ancaman............................................................................. 66
1. Analisis SWOT.................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................. 83
B. Saran ...................................................................................... 84
LAMPIRAN ....................................................................................
14
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai barang dan jasa yang perlu dikelola secara optimal dan lestari
hutan tertentu untuk tujuan khusus, (2) penetapan kawasan hutan dengan
baik itu sebagai hutan lindung, atau hutan konservasi atau hutan produksi.
alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, flora, fauna,
danau, wisata pantai, laut, hutan lindung, cagar alam, dan wisata alam
dengan tahun 2011 adalah sebesar 0,13%, 0,11%, 0,11%, 0,13%, 0,12%
dan dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto dari sektor
adalah berbagai daya tarik biofisik yang khas dan unik. Obyek-obyek
alam.
kegiatan penelitian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
Malili.
dukungannya.
22
seperti pengatur tata air, siklus hara, perapan CO2, bahkan berbagai
fungsi lain yang sampai ini belum diketahui atau terpikirkan oleh manusia,
fungsi ekologis dan fungsi sosial budaya bagi masyarakat lokal (Manan,
B. Ekowisata
lingkungan baik alam maupun buatan serta budaya yang ada yang
wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang memfasilitasi
dan (7) Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti
menikmati aktraksi wisata sebagai wujud hak azasi, serta tunduk pada
transaksi-transaksi wisata.
(Aoyama, 2000).
C. Pengembangan Ekowisata
ditentukan oleh kesiapan para pelaku yaitu pemerintah, dunia usaha, dan
Kehutanan (2007) keseluruhan potensi obyek wisata dan daya tarik wisata
kenyamanan.
daya tarik wisata di kawasan hutan menurut Suprana (1997), antara lain:
dalam dan disekitar kawasan yang dilindungi merupakan salah satu cara
tinggal di daerah-daerah yang menjadi obyek dan daya tarik wisata untuk
D. Strategi
dapat ditetapkan pada hutan konservasi, hutan lindung atau hutan produksi.
32
hutan dengan tujuan khusus untuk memberi kepastian hukum atas status,
letak, batas dan luas kawasan. Berkaitan hal tersebut, diatur juga mengenai
yang berlaku.
kompensasi yang memadai antara lain dalam bentuk mata pencaharian baru
F. Analisis SWOT
lingkungan eksternal.
dengan evaluasi terhadap faktor internal; 2) The blue sky problem, atau
faktor internal dan eksternal yang tidak cocok; 3) The silver lining problem,
kekuatan yang dimilikinya; 5) The putting the car before the horse
G. Kerangka Pikir
kualitas dan lingkungan yang secara umum tidak jauh berbeda dengan
kawasan tersebut menjadi kawasan bernilai jual yang tinggi, tetapi tetap
KHDTK Malili
Pengelolaan Partisipasi
Potensi Biofisik dan Stakeholder dan
Ekowisata
Budaya Masyarakat
KHDTK Malili
Analisis SWOT
Rumusan Strategi
Pengembangan Ekowisata
KHDTK Malili
H. Konsep Operasional
terpadu.
pengendalian ekowisata.
pekerjaan.
dan budaya.
langsung dan yang memiliki akses terdekat menuju KHDTK Malili. Desa
yang terpilih sebagai sampel adalah Desa Ussu, Desa Puncak Indah,
Kecamatan Malili.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder,
Metode
Sumber
No Kegiatan Jenis Data Pengambilan
Data
data
1 Pengumpulan 1. Persepsi Stakeholder
data Pokok tentang KHDTK Malili
2. Jenis Atraksi obyek daya
tarik wisata, Budaya
masyarakat yang
mendukung kegiatan
ekowisata yang ada disana
3. Identifikasi faktor pendukung
seperti Sarpras dan
aksesibilitas
4. Keadaan umum kawasan Dinas terkait, Wawancara,
KHDTK Malili, yang terdiri Masyarakat pengamatan
dari letak, luas wilayah, langsung dan
status kawasan, kondisi studi literatur
iklim, curah hujan, suhu,
topografi, tanah, kondisi
geologi, kelerengan, dan
hidrologi
5. Kondisi biologis untuk flora
dan fauna
6. Rencana pengembangan
ekowisata yang akan
dilakukan
tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat umum, dari 4
dengan penelitian.
menggunakan alat.
2. Pengamatan Lapangan
yang diamati antara lain pengamatan terhadap flora dan fauna, gejala
44
3. Wawancara
E. Analisis Data
KHDTK Malili.
45
dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data
dengan sumberdaya alam hayati (flora dan fauna), keindahan alam, adat
setempat.
pada Tabel 3.
penelitian.
47
kawasan ekowisata.
2. Kelemahan
Jumlah
2. Ancaman
Jumlah
Berbagai Peluang
Sel 3 Sel 1
Sel 4 Sel 2
Berbagai Ancaman
Keterangan :
Sel 1 = Mendukung strategi yang agresif, konsep strategi pada sel ini
khusus ekowisata.
51
kurang lebih 520 km arah utara Kota Makassar. Untuk mencapai lokasi
darat dan udara. Jalur darat dapat ditempuh sekitar 10 jam sedangkan
satu kecamatan yaitu kecamatan Malili, dan empat desa, yaitu: Desa
Ussu, Desa Puncak Indah, Desa Balantang dan Desa Baruga. KHDTK
ZWA
ZWB
Stasiun Penelitian dan Uji Coba (SPUC). Selanjutnya status SPUC ini
II/2004 dengan luasan 737,7 ha. Dalam pengelolaan KHDTK lebih lanjut,
berbagai macam flora dan fauna serta obyek wisata lainnya seperti
bentang alam dan adanya bukit yang terdapat air terjun kecil berasal dari
aliran air bawah tanah yang disebut oleh masyarakat setempat dengan
nama Bulu Lotong (gunung hitam). Dengan potensi ini maka pihak Balai
C. Topografi
kelas (menurut sistem USDA) mulai dari persentase luasan paling besar
54
sampai yang terkecil secara berurutan, yaitu 25-40% (agak curam) seluas
Luas Persentase
No Kelas Lereng
(Ha) (%)
1 (0-8) Datar 13,06 1,77
2 (8-15) Bergelombang 29,95 4,06
3 (15-25) Berbukit 145,99 19,79
4 (25-40) Agak curam 302,97 41,07
5 (>45) Curam 245,88 33,33
Jumlah 737,70 100,00
Sumber : BPK Makassar tahun 2012
yang terjal akan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mendaki atau
Sulawesi Barat dicirikan oleh suatu kompleks atas batuan metamorf yang
Sulawesi Timur terbentuk dari batuan beku basik dan ultrabasik, batuan
potongan jalan (road cut) dan daerah torehan. Berdasarkan analisis peta
geologi maka KHDTK Malili dibagi dalam 3 jenis geologi meliputi: Alluvial
sub alluvial fan (2,99%), flat with hillock marine terrace (9,11%) dan strong
tanah umumnya agak asam, pH 6,1 – 6,5 (97,01%) dan selebihnya adalah
pergantian arah angin secara musiman yaitu musim angin barat dan
57
musim angin timur. Kondisi curah hujan di lokasi KHDTK dan sekitarnya
pernah lebih rendah dari angka 23 mm. Tipe iklim menurut klasifikasi
Schmidt dan Fergusson termasuk tipe A atau tipe iklim basah karena
hanya terjadi curah hujan bulanan < 100 mm satu kali dalam setahun.
Data curah hujan dan hari hujan rata-rata bulanan selama 10 tahun (2002-
suhu udara minimum 25,92o C pada bulan Juli dan suhu udara maksimum
KONDISI IKLIM
Kecepatan Penyinaran
Bulan Suhu Hujan Kelembaban
o Angin Matahari
( C) Relatif (%)
(km/jam) (jam/hari)
Januari 27,22 27,40 52,96 5,76
Pebruari 27,04 79,76 49,10 5,81
Maret 27,23 79,95 48,18 6,08
April 27,11 81,73 40,39 6,46
Mei 26,93 82,69 38,38 5,69
Juni 26,68 79,50 34,44 5,25
Juli 25,92 77,42 34,73 4,98
Agustus 26,00 78,28 39,18 5,81
September 26,34 79,36 44,90 6,68
Oktober 26,78 74,31 47,72 7,73
Nopember 27,11 80,82 52,81 6,35
Desember 27,25 80,27 51,67 5,80
Jumlah 321,61 901,49 534,46 72,40
Rata 26,80 75,12 44,53 6,03
Sumber: Stasiun Klimatologi Malili No. 379, Lokasi 02o43’S E, Rata-rata 10 tahun
terakhir (2002-2011)
59
bulan Juni dan kecepatan maksimum 52,968 km/jam pada bulan Januari.
Meski dari sisi ekologis, kestabilan curah hujan dapat menjaga debit air di
Sungai Malili sehingga air tanah yang keluar di Bulu Lotong tetap terjaga.
F. Hidrologi
air dan melindungi sistem tata air di kawasan tersebut. Beberapa sungai
dan anak sungai yang terkait dengan KHDTK adalah Sungai Solo Ussu
60
dan Sungai Malili. Selanjutnya di jumpai pula anak sungai yaitu Sungai
Bangker.
penduduk dan ekonomi pada suatu daerah, baik intra maupun extra.
sarana transportasi yang telah ada adalah Kondisi sarana jalan raya pada
tempuh kurang lebih 1 jam. Dari kota Soroako dilanjutkan dengan perjalan
menyeberangi sungai.
63
1. Kekuatan (Strength)
KHDTK Malili yaitu obyek wisata daya tarik dan keunikannya, seperti
Gambar 5 dan 6.
64
(a) (b)
(a) (b)
sangat beragam, hal ini tidak lepas dari posisi dan kedudukan
sumberdaya alam yang melimpah berupa nikel dan biji besi. Potensi
kedepan.
Malili tersebut.
penelitian. Flora yang menonjol dan sering ditemui pada hutan adalah
Alseodaphne macrocarp.
66
Biawak (Varanus salvator) dan berbagai jenis burung. Pada saat pagi
dalam penelitian ini terdiri dari 26 orang laki-laki (86,67%) dan 4 orang
68
dan lainnya). Jenis pekerjaan ini terkait erat dengan tingkat pendidikan
produk atau jasa akan menjadi acuan jangka panjang. Kondisi yang
70
(Godfrey, 2000).
masyarakat sekitar tidak lagi tergantung akan hasil alam yang ada di
KHDTK Malili.
d. Status KHDTK
kawasan.
72
Soroako dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam. Dari kota Soroako
2. Kelemahan (Weaknesses)
yang khas, unik dan menarik serta bernuansa alamiah mampu menjadi
kebutuhannya sehari-hari.
wisata alam itu sendiri belum dimengerti dengan baik. Oleh karena itu,
alam. Potensi kekayaan alam yang masih alami menjadi potensi daya
tarik wisata tersendiri yang dimiliki KHDTK Malili. Hanya saja, perlu
menarik.
sebatas hutan kota. Kendala yang dihadapi saat ini adalah minimnya
investor.
1. Peluang (Opportunies)
b. Menjadi lokasi penelitian fauna dan flora bagi peneliti dalam maupun
luar negeri
flora dan fauna yang cukup tinggi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya
pengembangan ekowisata.
di sekitar KHDTK.
apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada
areal KHDTK.
Selain itu sarana dan prasarana yang variatif dan jarak yang tidak
begitu jauh dari pusat kota memberikan poin penting sebagai modal
2. Ancaman (Treaths)
(Tabel 8). Kepadatan yang tinggi terlihat melalui luas area ruang gerak
Malili. Pada tahun 2012 terjadi perambahan 1,63% dari total luas
KHDTK 737,7 ha (BPK Makassar, 2012). Hal ini dapat menjadi suatu
yang telah dikemas menjadi bernilai jual, akan menjadi daya tarik bagi
daerah tersebut.
kayu pada periode yang akan datang menjadi tertunda atau dapat pula
Malili. Pada tahun 2012 terjadi degradasi 2,71% dari total luas KHDTK
737,7 ha (BPK Makassar, 2012). Hal ini menjadi ancaman yang perlu
pada saat menjelang pesta beberapa kali masih terjadi. Demikian pula
makanan, bermain dan istirahat. Hal ini dapat terlihat pada saat pagi
1. Analisis SWOT
dan Threats). Sebagai unit analisisnya adalah KHDTK Malili. Tahap awal
(Rangkuti, 2008).
positif yang berasal dari peluang dan kekuatan dan dampak negatif yang
internal dan eksternal, maka dapat diberikan bobot dan rating pada
Nilai ini yang akan memberikan arahan tentang prospek kedepan untuk
Malili.
strategi silang dari data keempat faktor tersebut seperti yang tercantum
tersebut, maka kondisi awal dari kawasan yang merupakan titik awal bagi
Berdasarkan hasil Analisis Swot yang dibuat pada Tabel 12. Maka
a. Strategi S - O
peningkatan PAD.
b. Strategi S - T
c. Strategi W - O
hidup manusia setiap saat dan merupakan suatu faktor daya tarik.
d. Strategi W - T
nilai skor tertinggi. Potensi biofisik yang dimiliki oleh KHDTK tersebut
pusat maupun daerah karena masih tarap perencanaan, dengan nilai skor
(-0,40).
dua peluang terbesar dengan skor 0,15 yang dapat diandalkan untuk
kekuatan (2,25) dan kelemahan (-1,30) yaitu dengan memiliki total rata-
Nilai ini berarti antara peluang dan ancaman, faktor yang paling
dominan adalah kekuatan. Jadi posisi ordinat berada pada (0,95 ; 0,30),
pada faktor internal sehingga mempunyai peluang untuk lebih maju dalam
Berbagai Peluang
Sel 3 Sel 1
0.30
Kelemahan Internal Kekuatan Internal
0.95
Sel 4 Sel 2
Berbagai Ancaman
pengawasan bersama.
pengunjung.
pelatihan interpretasi.
prasarana.
99
A. Kesimpulan
dan eksternal :
aksessibilitas baik.
maupun pusat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S. 2007. Nilai Manfaat dan Pola Konversi Hutan Kemiri Rakyat di
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.
Gunawan, H., H. Nur, dan Y. Yayat. 2003. Profil Masyarakat Asli dan
Implikasinya terhadap Manajemen Taman Nasional Rawa Aopa
Watu-Mohai Sulawesi Tenggara. Balai Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Sulawesi. Makassar