Anda di halaman 1dari 34

MODEL PEMANENAN DALAM MANAJEMEN PERIKANAN

DIAN LESTARI

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK

DIAN LESTARI. Model Pemanenan dalam Manajemen Perikanan. Dibimbing oleh ENDAR
HASAFAH NUGRAHANI dan ALI KUSNANTO.

Pemanenan merupakan salah satu kegiatan yang umum dilakukan dalam pemanfaatan sumber
daya alam, seperti pemanenan sumber daya kelautan. Dalam manajemen perikanan, ada beberapa
strategi pemanenan yang dapat dilakukan yaitu pemanenan konstan, proporsional, threshold
proporsional dan musiman. Usaha pemanenan didefinisikan sebagai peubah kontrol dalam strategi
pemanenan. Hal itu penting untuk menemukan usaha pemanenan optimal yang dapat memberikan
hasil pemanenan maksimum yang berkelanjutan, sehingga kepunahan populasi ikan tidak terjadi.
Dalam karya ilmiah ini, pengaruh peubah kontrol terhadap dinamika populasi ikan dibahas
dengan mengajukan model matematika yang sesuai. Selanjutnya, usaha pemanenan optimal dapat
ditentukan. Simulasi komputer ditampilkan untuk menyelidiki kedinamikaan populasi ikan dan
perilaku optimal pemanenan dengan memberikan nilai parameter.
ABSTRACT

DIAN LESTARI. Harvesting Models in Fishery Management. Supervised by ENDAR


HASAFAH NUGRAHANI and ALI KUSNANTO.

Harvesting is one of the common activities in using natural resources, such as harvesting of
marine resources. In fishery management, there are several harvesting strategies which can be
applied, i.e. constant, proportional, proportional with threshold, and seasonal harvesting. Fishing
effort is defined as a control variable in the harvesting strategies. It is important to be able to find
an optimal fishing effort that gives maximum sustainable yield, so that extinction of fish
population does not happen.
In this paper the effect of control variable toward the dynamics of fish population has been
discussed by proposing suitable mathematical models. Furthermore, the optimal fishing effort has
been determined. Computer simulations are performed to investigate the dynamics of fish
population and optimal harvesting with the given value of parameters.
MODEL PEMANENAN DALAM MANAJEMEN PERIKANAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains


pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DIAN LESTARI
G54050769

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Nama : Model Pemanenan dalam Manajemen Perikanan
Nama : Dian Lestari
NRP : G54050769

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Endar Hasafah Nugrahani, M.S. Drs. Ali Kusnanto, M.Si.
NIP. 19631228 198903 2 001 NIP. 19650820 199003 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA


NIP. 19610328 198601 1 002

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 24 Mei 1988 sebagai anak pertama dari dua
bersaudara, anak dari pasangan Wawan dan Berty.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Margahayu Bandung dan pada tahun yang sama
lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2006 masuk
di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan penulis menjadi asisten mata kuliah persamaan diferensial
biasa program S1 semester genap 2008/2009, asisten mata kuliah persamaan diferensial parsial
program S1 semester ganjil 2008/2009, asisten mata kuliah persamaan diferensial biasa program
S1 semester genap 2007/2008, asisten mata kuliah pengantar matematika program S1 semester
ganjil 2007/2008, asisten mata kuliah kalkulus program S1 semester genap 2007/2008, bendahara
2 Matematika Ria IPB 2007, pengurus Gumatika staf Departemen Keilmuan IPB 2006/2007.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penyusunan karya ilmiah ini juga tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Ir. Endar Hasafah Nugrahani, M.S. selaku dosen pembimbing I (terima kasih atas
semua ilmu, kesabaran, motivasi, dan bantuannya selama penulisan skripsi ini).
2. Drs. Ali Kusnanto, M.Si. selaku dosen pembimbing II (terima kasih atas semua ilmu,
kesabaran, saran, motivasi, dan bantuannya selama penulisan skripsi ini).
3. Dr. Hadi Sumarno, M.S. selaku dosen penguji (terima kasih atas semua ilmu dan
sarannya).
4. Semua dosen Departemen Matematika (terima kasih atas semua ilmu yang telah
diberikan).
5. Pa Yono, Bu Susi, Bu Ade, Bu Marisi, Mas Bono, Mas Heri, Mas Deni.
6. Keluargaku tercinta: Papah (terima kasih atas doa dan dukungannya), Mamah (terima
kasih banyak atas semua doa, dukungan, kerja keras dan kasih sayangnya), Ade ku Widya
(makasih atas doa, semangat dan dukungannya).
7. Teman-teman : Mba ik, Mba Rie, Bundo, Mba Vino, Agem, Uni, Fence, Atieh, Yie2,
Utie, Nida, Noviar (makasih atas doa,dorongan, saran, dan semangat yang kalian berikan
selama ini).
8. Teman-teman Math 42 : Ayank Nur Vita, Senior Jane, Niken, Hikmeh, Otong, Tasya,
Ryu, Ida, Iput, Yusep, Ardy, Kaisar Dendy, Eko, Mas Warno, Awie, Mocco, Djawa,
Bude Tie2, Acuy, Mira, Facrie, Sapto, Mas Ayep, Achi, Hapsari, Ilie, Pp, Lisda, Gita,
Riken, Ocoy, Bima, Eyyi, Ridu, Nyoman, Ayu, Agnes, K’Mukhtar, Lela, Rima, Herry,
Yuni, Oby, Zil, Yudi, Danuradi, Erlin, Acuy, Sima, Pipit, Rendy, Boy dan lainnya
(makasih buat doa, bantuan, saran, semangat, dan dukungannya).
9. Tema-teman PF : Kudung, Agus, Poye, Sars dan lainnya (terima kasih semangat, bantuan,
dan dukungannya).
10. Adik-adik 43: (makasih atas doa, semangat dan dukungannya).
11. Adik-adik 44: (makasih atas doa, semangat dan dukungannya).
12. Adik-adik 45 : (makasih atas doa dan semangatnya).
13. Teman – teman sman_387 : 8-an (Desay, Umie, Dara, Holiday, Sitay, Dinay, Wie2),
Echo, Vlma, Ch, Jaka, Yanuar, Heri dan lainnya (makasih atas doa dan semangat yang
kalian berikan).

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan dan menjadi inspirasi
bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Bogor, Juli 2009

Dian Lestari
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... viii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 1

II LANDASAN TEORI
2.1 Persamaan Diferensial Biasa .................................................................................. ` 1
2.2 Persamaan Diferensial Terpisahkan ....................................................................... 1
2.3 Teknik Mencari Solusi Persamaan Diferensial Terpisahkan .................................... 1
2.4 Persamaan Bernoulli............................................................................................... 2
2.5 Masalah Kontrol Optimum ..................................................................................... 2
2.6 Kestabilan PD Orde Satu ........................................................................................ 2
2.7 Digram Fase ........................................................................................................... 3

III MODEL – MODEL DASAR


3.1 Model Logistik ...................................................................................................... 3
3.2 Model Umum Pemanenan ...................................................................................... 4
3.3 Model Usaha Pemanenan ....................................................................................... 4
3.4 Model Keuntungan Maksimum .............................................................................. 5
3.5 Teori Modal ........................................................................................................... 5

IV MODEL PEMANENAN PERIKANAN


4.1 Model Pemanenan Ikan ......................................................................................... 5
4.1.1 Pemanenan Konstan ..................................................................................... 5
4.1.2 Pemanenan Proporsional .............................................................................. 6
4.1.3 Pemanenan Threshold Proporsional .............................................................. 6
4.1.4 Pemanenan Musiman ................................................................................... 6
4.2 Maksimum Sustainable Yield ................................................................................. 6
4.2.1 Level Usaha Pemanenan .............................................................................. 7
4.2.2 Hasil Pemanenan Maksimum ....................................................................... 13

V KEBIJAKAN PEMANENAN OPTIMAL


5.1 Penentuan Solusi Optimal Usaha Pemanenan ......................................................... 16
5.1.1 Pemanenan Konstan yang Optimal ............................................................... 16
5.1.2 Penentuan Pemanenan Proporsional yang Optimal ........................................ 16
5.2 Contoh Penerapan dalam Manajemen Perikanan ..................................................... 17

KESIMPULAN ................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 20
DAFTAR TABEL

Halaman

1 Dinamika populasi pemanenan konstan ........................................................................... 7


2 Dinamika populasi dengan beberapa nilai awal ................................................................ 8
3 Dinamika populasi pemanenan proporsional .................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR

Halaman

.
1 Bidang fase x  f ( x ) ..................................................................................................... 3
2 Kurva pertumbuhan logistik ............................................................................................. 4
3 Dinamika pemanenan konstan ......................................................................................... 8
4 Dinamika populasi pemanenan konstan q  0.2dengan nilai awal ...................................... 8
5 Dinamika populasi pemanenan proporsional .................................................................... 9
6 Pengaruh nilai β terhadap dinamika populasi ................................................................... 9
7 Bidang fase pemanenan threshold ................................................................................... 10
8 Pengaruh nilai β = 1 ........................................................................................................ `11
9 Pengaruh nilai β = 2.5 ..................................................................................................... 11
4
10 Pengaruh nilai   2.5  10 ...................................................................................... 11
11 Dinamika populasi dengan  q  0.8  0.5,   1 ......................................................... 11
12 Dinamika populasi pemanenan musiman ....................................................................... 12
13 Pengaruh nilai β untuk αq = 0.49 .................................................................................. 12
14 Pengaruh nilai β untuk αq = 0.04 ................................................................................. 13
15 Kurva saha pemanenan konstan ..................................................................................... 13
16 Kurva usaha pemanenan proporsional ............................................................................ 14
17 Kurva usaha pemanenan proporsional threshold ............................................................ 15
18 Kurva usaha pemanenan musiman ................................................................................. 15
19 Kurva keuntungan ......................................................................................................... 17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Solusi Pemanenan Konstan ............................................................................................. 21


2 Solusi Pemanenan Proporsional ....................................................................................... 22
3 Waktu Awal Pemanenan Proporsional ............................................................................. 23
4 Integral Parsial dari Fungsi Present Value ....................................................................... 24
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang pemanenan. Dengan melakukan analisis


Perikanan merupakan salah satu sumber terhadap model pemanenan tersebut dapat
daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi dilihat dinamika populasi dan pengaruh
kepunahan mungkin dapat terjadi. Hal ini peubah kontrol (usaha pemanenan) terhadap
disebabkan karena kecanggihan alat nilai kestabilan dan dinamika populasinya.
penangkapan ikan dan peningkatan Karya ilmiah ini menjelaskan
penangkapan ikan yang dilakukan manusia. pemanenan-pemanenan yang dapat diterapkan
Untuk menghindari kepunahan, ada beberapa dalam manajemen perikanan dan pengaruh
strategi pemanenan yang dapat dilakukan. dari usaha pemanenan terhadap dinamika
Pemanenan merupakan salah satu populasinya. Sebagai contoh penerapannya
kegiatan yang dipilih masyarakat untuk dibahas pula pemanenan optimal yang
memanfaatkan sumber daya perikanan. Di memberikan keuntungan maksimum dan
dalam melakukan pemanenan diperlukan berkelanjutan (sustainable). Pembahasan
berbagai sarana sebagai input yang biasa pemanenan optimal hanya dibatasi untuk
disebut sebagai usaha pemanenan. pemanenan yang dilakukan secara konstan
Hal yang sangat penting dalam dan proporsional.
manajemen perikanan adalah diperolehnya
keuntungan maksimum yang dapat 1.2 Tujuan
berkelanjutan. Hal penting lainnya adalah Tujuan penulisan karya ilmiah ini
usaha pemanenan tanpa menggerakkan sistem meliputi:
lingkungannya menuju kepunahan (Brauer & 1. memodelkan dinamika populasi ikan dan
Soudack, 1981). analisis kestabilannya;
Strategi pemanenan yang dapat 2. menganalisis pengaruh peubah kontrol
diterapkan dalam manajemen perikanan, terhadap nilai kestabilan dan dinamika
diantaranya pemanenan yang dilakukan secara populasinya;
konstan, proporsional, threshold 3. menganalisis model kebijakan pemanenan
proporsional, dan musiman. optimal yang memberikan keuntungan
Model persamaan diferensial dapat maksimum dan berkelanjutan.
digunakan untuk memperoleh berbagai model

II LANDASAN TEORI

2.1 Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dx .

Persamaan diferensial biasa merupakan  F ( x, t ) atau x  F ( x, t ).


dt
suatu persamaan yang melibatkan turunan
dengan F ( x , t ) merupakan persamaan yang
pertama atau lebih dari fungsi sebarang
peubah tak bebas terhadap peubah bebas. ditulis sebagai F ( x , t )  f ( x ) g (t ) , f ( x )
Suatu persamaan diferensial biasa orde I merupakan fungsi dari x dan g (t )
dapat dinyatakan sebagai berikut merupakan fungsi dari t . Kemudian
' persamaan tersebut dapat terpisahkan menjadi
g ( x ) x (t )  f (t ).
dengan g ( x ) adalah fungsi dalam x dan x dx
 g (t )dt.
merupakan peubah tak bebas ( x  x (t )) dan f ( x)
f (t ) adalah fungsi dalam t , dengan t (Bajpai & Hyslop, 1970)
peubah bebas. 2.3 Teknik Mencari Solusi PD Terpisahkan
(Farlow, 1994) (i) Menuliskan persamaan diferensial dengan
terpisah
2.2 Persamaan Diferensial Terpisahkan
Persamaan diferensial (PD) terpisahkan dx
 g (t )dt.
adalah persamaan yang dapat ditulis sebagai f ( x)
(ii) Mengintegralkan kedua ruas sehingga
2

diperoleh menjadi
dx dx
   g (t ) dt  A. x n  P(t ) x1 n  Q(t ). (2.3)
f (x) dt
dipilih
dengan A merupakan konstanta
pengintegralan yang merupakan hasil dv dx
v  x1 n maka  (1  n) x  n
penggabungan dua konstanta pengintegralan dt dt
(2.4)
yaitu A1 dan A2 dari dx x n dv
 .
dt (1  n) dt
dx
  A1   g (t )dt  A2 . dengan mensubstitusikan persamaan (2.4) ke
f ( x) persamaan (2.3) diperoleh
(iii) Melakukan substitusi sederhana untuk 1 dv
mereduksi persamaan yang peubahnya tidak  P ( t ) v  Q (t )
(1  n) dt
dapat dipisahkan. (2.5)
(Bajpai & Hyslop, 1970) dv
 (1  n) P(t )v  (1  n)Q(t ).
dt
2.4 Persamaan Bernoulli dengan memisalkan
PDB linear orde satu tak homogen dapat Pp(t )  (1  n) P (t ).
dinyatakan dengan Qq(t )  (1  n)Q(t ).
dx sehingga persamaan (2.5) dapat dituliskan
 P (t ) x  Q (t ). (2.1)
dt menjadi
dx dv
n  Pp(t )v  Qq(t ). (2.6)
 P (t ) x  Q (t ) x . dt
dt (2.2) persamaan (2.6) memiliki bentuk persamaan
(i) Persamaan (2.1) dapat disederhanakan yang sama dengan persamaan (2.1) sehingga
menjadi diperoleh solusi
 P(t ) x  Q(t )  dt  dx  0.  Pp(t 0dt  Pp(t )dt
v (t )  e  e Qq(t )dt  c
yang merupakan PDB tak eksak karena
1
  P(t ) x  Q(t )   (1)  1  n 1
 . x (t )    .
x y  v (t ) 
dengan memilih faktor integrasi yang hanya (Farlow, 1994)
tergantung pada t , yaitu  (t ) , maka
persamaan (2.1) dapat dituliskan 2.5 Masalah Kontrol Optimum
(  (t ) P(t ) x   (t )Q (t )) dt   (t ) dx  0. Masalah kontrol optimum terdiri atas
yang merupakan PDB eksak, sehingga harus pemilihan semua peubah kontrol U (t ) yang
memenuhi mungkin, yang membawa sistem dinamik
 (  (t ) P (t ) x   (t )Q (t ))  (t ) (dalam hal ini sistem satu dimensi) dari suatu
 . keadaan awal x (t 0 ) pada waktu t 0 ke
x t
dan diperoleh keadaan akhir x (T ) pada waktu T ,
P(t )dt sedemikian sehingga menghasilkan fungsi
  e dengan   0. tujuan yang maksimum, yaitu
selanjutnya dengan mengalikan  pada T
persamaan (2.1) diperoleh solusi berikut Maks J U    f 0 ( x (t ), u (t ), t ) dt .
t0
P (t ) dt dx P (t ) dt P (t )dt
e  e P (t ) x  Q ( t ) e  dengan f0 ( x , u , t ) diberikan dan merupakan
dt
fungsi bernilai real.
(Tu, 1993)
d
dt
 e
P (t )dt

x  Q (t ) e 
P (t ) dt
2.6 Kestabilan PD Orde Satu
P (t ) dt P(t )dt Suatu persamaan diferensial linear orde
e x   e Q (t ) dt  c satu berbentuk
 P(t )dt  P(t ) dt .
xe  e Q (t ) dt  c. x  ax  0 dengan a  0. (2.7)
(ii) Persamaan (2.2) dapat disederhanakan
.. sumbu horizontal, yaitu x meningkat
memiliki nilai x   a yang bersifat stabil jika sepanjang waktu yang ditunjukkan oleh panah
a  0 dan bersifat tidak stabil jika a  0 . .
dari arah kiri ke kanan. Jika x  0 maka
Bukti : kurva berada di bawah sumbu horizontal,
Tuliskan persamaan (2.7) sebagai yaitu x menurun sepanjang waktu
dx / x   adt , kemudian kedua sisi ditunjukkan oleh panah dari arah kanan ke
diintegralkan sehingga diperoleh .
 at kiri. Pada sumbu horizontal, x  0 yaitu
x (t )  x 0 e .
tidak berubah, merupakan titik ekuilibrium
Jika a  0 , maka solusi akan meningkat atau titik tetap.
secara eksponensial. Jika a  0 , maka solusi '
akan menuju nol. Solusi ekuilibrium adalah Jika f ( x )  0 maka f ( x ) adalah fungsi
x(t )  0. turun, sehingga ekuilibrium stabil. Jika
'
Jika a  0 maka solusi bersifat tak stabil, f ( x )  0 maka f ( x ) adalah fungsi naik,
karena sehingga ekuilibrium tak stabil.
 at
lim t  | x (t )  0 | lim t  | x0 | e  . (Tu, 1994)
Jika a  0 maka solusi bersifat stabil, .
karena x
 at
lim t  | x (t )  0 | lim t  | x0 | e  0.
(Tu, 1994)
f ' ( x)  0
2.7 Diagram Fase
.
Suatu persamaan diferensial x  f ( x )
tidak semuanya dapat diselesaikan secara
kuantitatif. Jika hal ini terjadi maka x(t )
diperlukan solusi kualitatif dalam bentuk '
f ( x)  0
diagram fase. Diagram fase akan
.
menggambarkan perubahan kecepatan ( x ) .
terhadap x (Lihat pada Gambar 1). Gambar 1 Bidang fase x  f ( x )
.
Jika x  0 maka kurva berada di atas

III MODEL - MODEL DASAR

3.1 Model Logistik parameter yang menyatakan pertumbuhan


Menurut Clark (1976), Murray (1993) alamiah ikan (kelahiran dikurangi kematian)
dan Kreyszig (1993), jika dimisalkan x (t ) dan diasumsikan positif.
adalah populasi ikan pada waktu t , maka Adanya persaingan antar individu,
tingkat pertumbuhan populasi ikan terhadap keterbatasan ruang, keterbatasan makanan
waktu t pada suatu daerah tertentu dapat dan keterbatasan sumber daya lainnya akan
mempengaruhi pertumbuhan populasi ikan.
dituliskan sebagai berikut
Untuk itu model yang lebih baik adalah model
dx / dt = kelahiran- kematian + migrasi.
pertumbuhan logistik yang diperkenalkan oleh
Model sederhana tingkat pertumbuhan
P.F. Velhurst, yaitu
populasi tanpa migrasi dapat dituliskan 2
seperti berikut dx / dt  Rx  ax ; R  0, a  0.
dx / dt  ( n  m ) x  Rx. 2
dengan  ax merupakan faktor pengendali
dengan n, m adalah konstanta positif yang yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
masing-masing menyatakan tingkat kelahiran ledakan populasi. Dengan a menyatakan
dan kematian populasi ikan dan R adalah konstanta rata-rata pertemuan dua individu
4

dalam populasi per satuan waktu. faktor penangkapan belum dimasukkan ke


Misalkan dalam populasi ada x individu, dalam model. Dalam usaha penangkapan ikan
dan daya dukung lingkungan K dimasukkan dibutuhkan berbagai sarana sebagai faktor
ke dalam model, maka lingkungan masih masukkan atau input yang biasa disebut
dapat mendukung K  x individu. Jadi masih sebagai usaha pemanenan.
ada bagian lingkungan yang masih bisa diisi Hubungan antara tingkat pertumbuhan
Kx alamiah dengan usaha pemanenan merupakan
sebesar . Bagian inilah yang sebanding dinamika populasi persediaan ikan. Laju
K pertumbuhan persediaan ikan ( dx / dt )
dengan pertumbuhan populasi. Oleh karena
ditentukan oleh kemampuan reproduksi
itu persamaan pertumbuhan menjadi
alamiah dan hasil ikan yang dipanen dari
persediaan ikan tersebut.
dx  x (t ) 
 F ( x )  Rx (t ) 1 
. (3.1) Hasil pemanenan dapat dituliskan sebagai
dt 
K  h(t ) yang merupakan fungsi produksi yang
Persamaan (3.1) disebut model pertumbuhan diasumsikan menggambarkan dua kuantitas,
logistik. yaitu ukuran persediaan populasi ikan saat t
dan tingkat usaha pemanenan (0  U  1)
Sebagai keterangan K  R / a menyatakan
sehingga
daya dukung lingkungan atau titik maksimum
dimana laju pertumbuhan akan menurun h(t )  qx (t )U . (3.3)
bahkan berhenti. dengan 0  q  1 adalah konstanta yang
Dari persamaan matematis (3.1) terlihat menyatakan catchability (kemampuan
 dx  tangkap) .
bahwa dalam keadaan seimbang   0 Menurut Clark (1979), jika usaha
 dt  pemanenan dilakukan dengan ukuran h(t ) ,
populasi akan sama dengan daya dukung
maka persamaan (3.1) menjadi
lingkungan, sedangkan maksimum
pertumbuhan akan terjadi pada kondisi dx
 F ( x )  h(t )
setengah daya dukung lingkungan. Kurva dt
pertumbuhan logistik dapat dilihat pada  Rx (t )(1  x (t ) / K )  qx(t )U . (3.4)
gambar di bawah ini
dengan peubah tak bebas x (t )  0 , peubah
. kontrol U (t )  0 yang tergantung pada
x strategi pemanenan yang dilakukan. Populasi
awal x (0) diasumsikan diketahui, sedangkan
h(t ) diasumsikan 0  h(t )  hmaks , dengan
hmaks hasil maksimum ikan yang dipanen
setiap waktu.
K /2 K x(t )
3.3 Model Usaha Pemanenan
Gambar 2 Kurva pertumbuhan logistik Diasumsikan usaha pemanenan konstan
yaitu
Solusi persamaan (3.1) menggunakan U (t , x )  U .
masalah nilai awal x (0)  K / N , dimana N Sedangkan usaha pemanenan tak konstan
suatu konstanta positif tak nol N  1 dapat diasumsikan sebagai berikut
diselesaikan dengan pengintegralan 1 dx
U (t , x )   (t )   (t ) . (3.5)
terpisahkan, yaitu x dt
K dengan   0 dan   0 adalah fungsi
x (t )   Rt
. (3.2)
1  ( N  1)e kontinu terhadap t , akan tetapi dalam
pembahasan selanjutnya  dan  diasumsikan
3.2 Model Umum Pemanenan konstan.
Persamaan pertumbuhan logistik (3.1) (Idels & Wang, 2008)
menunjukkan bahwa model perikanan
tersebut belum mengalami eksploitasi atau
3.4 Model Keuntungan Maksimum kt
Dalam kegiatan penangkapan ikan,  
B (t )  P  1   . (3.7)
perusahaan menjual tingkat output tertentu  k
h(t ) dengan harga pasar p per unit output Jika suku bunga dimajemukkan secara
yang dijual. Maka penerimaan total per unit kontinu (bukan tahunan, bulanan, atau harian,
waktu dapat dituliskan tetapi setiap saat) dengan kata lain k   ,
Prev (t )  ph(t ). maka rumus (3.7) akan berubah dengan
perhitungan sebagai berikut
Dalam memproduksi h(t ) total biaya
k
ekonomi per unit usaha yang ditanggung Misalkan n  maka n   dan k  n
dapat dinyatakan dengan cU dan dituliskan 
sebagai berikut sehingga
cU  cBU  nwU . kt n t
   1
P 1    P 1  
dengan
 k  n
cB : biaya overhead untuk pemeliharaan t
satu perahu per unit waktu t, dengan  1  n 
c  0.  P 1    .
n : rata-rata jumlah pemancing per  n  
perahu. karena n   , maka
p : harga jual per unit ikan, p  0. n t
 t 1
w : gaji satu pemancing per unit waktu. B (t )  lim n P 1   Pe . (3.8)
n 
Sehingga keuntungan per unit waktu dengan B (t ) adalah future value, waktu
yang dapat berkelanjutan dituliskan t  0 dan e  2.718 .
P (U )  pqUx (t )  cU . (3.6) Present value dari penerimaan sebesar
Dalam pembahasan ini c B , n , p dan B di masa yang akan datang adalah
 t
w diasumsikan bernilai konstan. Kondisi yang P  B (t )e . (3.9)
diperlukan untuk nilai U konstan yang Total present value yang kontinu dari deretan
memaksimumkan keuntungan ditentukan pendapatan P  0 , dengan 0  t  T dapat
' dirumuskan sebagai berikut
dengan P (U )  0. T
 t
P   B (t )e dt . (3.10)
0
3.5 Teori Modal
Apabila modal awal P diinvestasikan Untuk kasus T   , persamaan (3.10)
pada suku bunga tahunan  dan menjadi
T
dimajemukkan k kali per tahun, maka  t
P  limT   B (t )e dt
setelah t tahun nilainya akan bertambah 0

secara eksponensial seperti berikut P   B (t )e
 t
dt . (3.11)
0
(Hoftmann & Bradley, 1989)

IV MODEL PEMANENAN PERIKANAN

4.1 Model Pemanenan Ikan dx  x (t ) 


 Rx (t ) 1    qUx(t ). (4.1)
4.1.1 Pemanenan Konstan dt  K 
Pemanenan konstan yaitu pemanenan Solusi persamaan (4.1) diperoleh dengan
dengan hasil panen yang tetap setiap menggunakan persamaan Bernoulli (Lihat
tahunnya. Diasumsikan usaha pemanenan pada Lampiran 1), yaitu
U (t , x )  U adalah fungsi konstan dan hasil K ( R  qU )
x (t )   t ( R  qU )
. (4.2)
pemanenan h(t ) dijaga tetap konstan, CK ( R  qU )e R
sehingga model pemanenan konstan, yaitu dengan C suatu konstanta.
6

xthre  0 , 0    1 merupakan konstanta


4.1.2 Pemanenan Proporsional
Pemanenan proporsional yaitu yang menyatakan ukuran proporsional.
pemanenan dengan hasil panen yang Persamaan (4.6) dapat disederhanakan
meningkat secara proporsional setiap menjadi
tahunnya. Diasumsikan usaha pemanenan tak
konstan.  x (t ) 
Dengan mensubstitusikan persamaan dx
Rx (t ) 1   0    1   q ( x (t )  xthre )

 K 
.
(3.5) ke persamaan (3.4) diperoleh model
pemanenan proporsional, yaitu dt   xthre  
1   q   1  
dx  x (t )   1 dx    x (t )  
 Rx (t )  1     qx(t )   (t )   (t ) .
dt  K   x dt 
(4.7)
(4.3)
0    1 merupakan konstanta yang  1 
xthre  x (t ) 1  .
menyatakan ukuran proporsional. Persamaan   q 
(4.3) dapat disederhanakan menjadi
dx R  x(t )   q 4.1.4 Pemanenan Musiman
x (t ) 1 

dt 1   q   K   1   q  x(t ). Pemanenan dengan hasil panen yang
berubah setiap tahunnya, ada saat hasil
(4.4)
panennya meningkat dan ada saat hasil
dengan  q   1.
panennya menurun. Hal ini dikarenakan
Solusi persamaan (4.4) diperoleh dengan adanya pengaruh musim yang dirumuskan
menggunakan persamaan Bernoulli (Lihat dengan fungsi periodik ( (t )) . Selanjutnya
pada Lampiran 2), yaitu
diasumsikan usaha pemanenan tak konstan.
K ( R   q ) Dengan mensubstitusikan persamaan
x (t )  .
t  R q 
  (3.5) ke persamaan (3.4) diperoleh model
1q  pemanenan musiman, yaitu
CK ( R  q )e  R
(4.5) dx  Rx (t ) 1  x (t )    (t ) qx (t )
dengan C suatu konstanta. dt  
 K 

4.1.3 Pemanenan Threshold Proporsional  1 dx 


Pemanenan threshold adalah pemanenan   (t )   ( t ) . (4.8)
 x dt 
proporsional dengan batasan harus ada
 (t ) merupakan fungsi periodik dengan
populasi yang dipertahankan. Diasumsikan
usaha pemanenan tak konstan serta ada periode satu tahun. Persamaan (4.8) dapat
besaran populasi yang harus dipertahankan disederhanakan menjadi
yaitu xthre .  x (t ) 
dx
Rx (t ) 1     (t )qx (t )
Dengan mensubstitusikan persamaan 
 K 
.
(3.5) ke persamaan (3.4) diperoleh model dt 1   (t ) q 
pemanenan threshold proporsional, yaitu (4.9)
dengan  (t )q   1.
(i) jika x(t )  xthre maka
dx  x (t )  4.2 Maximum Sustainable Yield
 Rx (t ) 1     q  x(t ) xthre 
dt  K 
Menurut Clark (1976), manajemen
 1 dx  sumber daya yang dapat diperbaharui
  ( t )   (t ) . (perikanan) didasarkan pada konsep maximum
 x dt  (4.6)
sustainable yield (MSY) atau hasil pemanenan
(ii) jika x(t )  xthre , maka maksimum yang berkelanjutan. Konsep
tersebut didasarkan pada model pertumbuhan
biologi yang mengasumsikan jika banyaknya
dx  x (t ) 
persediaan dalam populasi lebih rendah
 Rx (t ) 1  .
dt  K  dibandingkan dengan suatu level persediaan
K , maka akan terdapat surplus produksi
7

yang dapat dipanen. Jika surplus tersebut tidak dF


dipanen maka akan menyebabkan peningkatan ke persamaan (4.10) diperoleh , yaitu
level atau menuju daya dukung lingkungan dx
K. dF
 ( R  qU ) K .
Untuk memperlihatkan perilaku dx
dinamika dari populasi yang berhubungan
dengan kesimbangan dan kestabilan *  qU 
Agar sistem di titik xs   1   K stabil,
ekuilibrium biologis dalam perikanan, akan  R 
ditinjau dua hal berikut, yaitu
dF
maka harus dipenuhi 0
4.2.1 Level Usaha Pemanenanan dx
dF
(1) Pemanenan Konstan  0  ( R  qU )
dx
Untuk level usaha pemanenan konstan,
 R  qU .
maka persamaan (4.1) akan memiliki
ekuilibrium stabil pada x  0 , yang diberikan *  qU 
oleh Pada keadaan  K dapat
xs   1 
*
R  
*  x qU  dilakukan pemanenan, karena kepunahan
Rx 1   0
K R  tidak akan terjadi.

* *  qU  Sehingga dapat disimpulkan
xu  0 dan xs   1   K.
 R 
*  qU 
Kondisi kestabilan dari titik tetap xu ,  1
* K ; jika R>qU
x   R 
* 0
xs diperoleh dengan memeriksa turunan  ; selainnya
pertama model pertumbuhannya, kemudian
disesuaikan dengan kondisi kestabilan pada Misalkan
sub bab 2.6. K  1, R  0.3, q  0.10 / 0.20 / 0.36 / 0.42 / 1.00
dF 2 Rx (t ) *
 R  qU . (4.10) dan U  1.15 ,sehingga diperoleh xs  0.617
dx K
* untuk q  0.15 dan xs *  0.233 untuk q  0.20
a. Kestabilan Titik Tetap xu
, sedangkan untuk q lainnya populasi akan
*
Dengan mensubstitusi xu  0 ke menuju kepunahaan.
persamaan (4.10) diperoleh
Tabel 1 Dinamika populasi pemanenan konstan
dF
 R  qU .
dx q
*
Agar sistem di titik xu stabil, maka harus x(t ) 0.1 0.2 0.36 0.42 1
dF x(0) 1.069 0.6 0.6 0.6 0.6
dipenuhi syarat 0
dx
x(10) 0.661 0.33 0.09 0.05 0
dF
 0  R  qU .
dx x(15) 0.633 0.3 0.05 0.02 0
*
Pada keadaan xu  0 tidak dapat x(20) 0.623 0.27 0.03 0.01 0
dilakukan pemanenan, karena populasi akan
menuju kepunahan. x(25) 0.619 0.26 0.01 0 0
*
b. Kestabilan Titik Tetap xs
Dengan mensubstitusikan x(30) 0.618 0.25 0.01 0 0

*  qU 
x(100) 0.617 0.23 0 0 0
xs   1  K
 R 
8

Tabel 2 Dinamika populasi dengan beberapa x (t )


nilai awal 0.7

0.6

x(t) q 0.2 0.5

x(0) 0.1 0.2 0.3 0.6 0.4

x(10) 0.14 0.22 0.26 0.3 0.3

x(15) 0.16 0.22 0.25 0.3 0.2

x(20) 0.18 0.22 0.24 0.3 0.1

x(25) 0.19 0.23 0.24 0.3 0.0


0 5 10 15 20 25 30
x(30) 0.2 0.23 0.24 0.3 t
x(100) 0.23 0.23 0.23 0.2
Gambar 4 Dinamika populasi pemanenan
Kenaikan q dengan U tetap yang konstan q  0.2dengan nilai awal
menyebabkan qU  R maka populasi
(2) Pemanenan Proporsional
menuju nol (kepunahan), tetapi jika qU  R
Untuk level usaha pemanenan
maka populasi menuju nilai kestabilannya proporsional, maka persamaan (4.4) akan
untuk sembarang nilai awal. memiliki ekuilibrium stabil pada x  0 , yang
diberikan oleh
x (t )
0.7
R *  x*   q *
x 1   x
1 q  K  1 q
0.6
* *   q 
xu  0 dan xs  1  K.
0.5  R 
* *
0.4 Kondisi kestabilan dari titik tetap xu , xs
diperoleh dengan memeriksa turunan pertama
0.3
model pertumbuhannya, kemudian
0.2 disesuaikan dengan kondisi kestabilan pada
sub bab 2.6.
0.1 dF R 2 Rx q
   .
dx 1 q  K (1 q ) 1 q 
0.0
0 5 10 15 20 25 30
t *
a. Kestabilan Titik Tetap xu
Gambar 3 Dinamika populasi pemanenan *
konstan Dengan mensubstitusikan xu  0 ke
Keterangan : dF
Kuning : q = 0.10 persamaan (4.11) diperoleh , yaitu
dx
Merah : q = 0.20 dF R  q
 .
Ungu : q = 0.36 dx 1 q
Hijau : q = 0.42 *
Agar sistem di titik xu  0 stabil, maka
Hitam : q = 1.00 dF
harus dipenuhi syarat 0
dx
dF  q  R
0
dx 1 q
 R   q .
*
Pada keadaan xu  0 tidak dapat
dilakukan pemanenan, karena populasi akan
menuju kepunahan.
9

*
b. Kestabilan Titik Tetap xs
Perubahan nilai  tidak mempengaruhi
Dengan mensubstitusikan nilai kestabilan, tetapi kenaikan 
*   q 
xs  1 K menyebabkan populasi lebih cepat menuju
 R  nilai kestabilannya.
dF
ke persamaan (4.1.1) diperoleh , yaitu
dx x (t )
dF  q  R 0.7
 .
dx 1 q 0.6

  q 
*
Agar sistem di titik xs  1  K stabil, 0.5
 R 
0.4
dF
maka harus dipenuhi 0 0.3
dx
dF  q  R 0.2
0 0
dx 1 q  0.1

 R   q . 0.0
0 5 10 15 20 25 30
  q 
* t
Pada keadaan xs  1 K dapat
 R  Gambar 5 Dinamika populasi pemanenan
dilakukan pemanenan, karena kepunahan proporsional
tidak akan terjadi. Keterangan :
Merah :   0.5; q  0.6
Sehingga dapat disimpulkan Hijau :   0.5; q  0.1
Ungu :   0.7; q  0.6
  q 
*  1 K ; jika R  q
xs   R 
0 x (t )
 ; selainnya 0.7

0.6
Selanjutnya akan diperlihatkan pengaruh
0.5
peubah kontrol  terhadap dinamika populasi
0.4
menuju nilai kestabilannya. Kenaikan 
0.3
menyebabkan populasi lebih cepat menuju
nilai kestabilannya. 0.2

0.1
Misalkan
0.0
R  0.5,   0.5, q  0.8,   1.0,   1.0, K  1 0 5 10 15 20 25 30
t
dan  q  0.4  0.5 , sehingga diperoleh
* Gambar 6 Pengaruh nilai  terhadap
xs  0.2 . Kenaikan  sehingga  q  0.5
menyebabkan populasi menuju nol dinamika populasi
(kepunahan).
Keterangan :
Tabel 3 Dinamika populasi pemanenan Merah :   1
proporsional Hijau :   0.5
Ungu :   0.3
x(0) β x(5) x(20) x(50) x(100)
1 0.28 0.21 0.2 0.2 (3) Pemanenan Threshold Proporsioanal
0.6 0.5 0.31 0.21 0.2 0.2 Untuk level pemanenan threshold
proporsional, maka persamaan (4.7) akan
0.3 0.32 0.21 0.2 0.2 memiliki ekuilibrium stabil pada x  0 , yang
1 0.14 0.19 0.19 0.2 diberikan oleh
0.1 0.5 0.13 0.18 0.2 0.2
0.3 0.13 0.18 0.2 0.2
* 10
* x 
Rx  1 

 K 
*

   q x  xthre  Misalkan
0
 q *   1.0, K  1.0, xthre  0.2  1, R  0.5,   0.5
1
x
* 
x  xthre  q  0.8,   1.0, dan  q  0.4  0.5 ,
*
sehingga diperoleh xu  0.312 dan
2 2 *
*  K (  q  R )  (  q  R ) K  4 RK (  q xthre ) xs  0.512 .
xu   0
2R .
x
0.08
dan
2 2
*  K (  q  R )  (  q  R ) K  4 RK (  q xthre ) 0.06
x   0
s
2R
0.04

*
a. Kestabilan Titik Tetap xu
0.02
*
xu  0 menunjukkan populasi ikan
punah. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
* x
b. Kestabilan Titik Tetap xs
Jika x (t )  xthre dengan 0  xthre  K Gambar 7 Bidang fase pemanenan threshold
maka pemanenan dapat dilakukan dan
populasi menuju titik tetap stabil dengan Akan diperlihatkan pengaruh nilai 
* terhadap dinamika populasi pada Gambar 8, 9,
nilai xs lebih kecil dari K pemanenan
10. Pada gambar tersebut dapat terlihat
threshold proporsional tidak menyebabkan bahwa perubahan nilai  tidak
populasi menuju kepunahan (Lihat pada mempengaruhi nilai kestabilannya, akan tetapi
Gambar 7). kenaikan  menyebabkan populasi lebih
Suatu persamaan diferensial tidak
semuanya dapat diselesaikan secara cepat menuju nilai kestabilannya. Pada
kuantitatif. Dinamika populasi dan pengaruh pemanenan threshold proporsional, meskipun
peubah kontrol β akan diperlihatkan dengan  q  R populasi tidak akan menuju nol
solusi kualitatif. atau kepunahan (Lihat pada Gambar 11) .
11

Gambar 8 Pengaruh nilai   1 Gambar 9 Pengaruh nilai   2.5

Gambar 10 Pengaruh nilai Gambar 11 Dinamika populasi dengan


4
  2.5  10  q  0.8  0.5,   1

(4) Pemanenan Musiman a. Kestabilan Titik Tetap


Untuk level usaha pemanenan musiman,
*
maka persamaan (4.9) akan memiliki Dengan mensubstitusi xu  0 ke
ekuilibrium stabil pada x (0)  0 , yang dF
diberikan oleh persamaan (4.12) diperoleh , yaitu
dx
* dF R  (t )q
* x  *  .
 K    (t ) qx
Rx  1  dx 1 (t )q 
  0 *
Agar sistem di titik xu  0 stabil, maka
1   (t ) q 
dF
* *   (t ) q  harus dipenuhi syarat 0
xu  0 dan xs   1  K. dx
 R 
dF R  (t ) q
Kondisi kestabilan dari titik tetap 0 0
dx 1 (t ) q 
* *
xu , xs diperoleh dengan memeriksa turunan  R   (t ) q .
pertama model pertumbuhannya, kemudian *
disesuaikan dengan kondisi kestabilan pada Dengan demikian xu merupakan titik
sub bab 2.6, yaitu *
tetap tak stabil dan pada keadaan xu  0
2 Rx
R   (t )q tidak dapat dilakukan pemanenan, karena
dF K
 . populasi akan menuju kepunahan.
dx 1   (t ) q  (4.12)
12

* x (t )
b. Kestabilan Titik Tetap xs
Dengan mensubstitusikan
*   (t ) q 
xs  1 K 0.6
 R 
ke persamaan (4.12) diperoleh 0.5
dF  (t ) q  R
 .
dx 1 (t )q  0.4

*   (t ) q 
Agar sistem di titik xs  1 K 0.3
 R 
dF 0.2
stabil, maka harus dipenuhi 0
dx
dF  (t ) q  R 0.1
0  0  R   (t )q .
dx 1 (t ) q
0
* 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Dengan demikian xs merupakan titik
tetap stabil dan pada keadaan t
*   (t ) q  Gambar 12 Dinamika populasi pemanenan
xs  1 K dapat dilakukan musiman
 R 
pemanenan, karena kepunahan tidak akan Keterangan :
terjadi. :  q  0.04
:  q  0.30
Sehingga dapat disimpulkan :  q  0.49
  (t )q 
*  1 K ; jika R>λ(t)qα
x   R 
0 ; selainnya
 0.6

0.5
1 sin(2 t )
Misalkan  (t )  akan maksimum
4
0.4
pada saat  (0.25  n)  0.5 dan minimum
x(t)

pada saat  (0.75  n)  0 untuk n =0, 1, 2, … 0.3

karena  (t ) bersifat periodik menyebabkan


0.2
*
nilai xs berubah-rubah.
0.1

Misalkan diberikan data seperti berikut 0


0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
R  0.3,   4,  q  0.04 / 0.30 / 0.49, K  1 t

Gambar 13 Pengaruh nilai  untuk


 q  0.49
Keterangan :
:   1.5
:  3
:  4
13

dh
diperoleh dengan menentukan 0
dU
*
0.6 sehingga diperoleh U  R / 2q pada saat
x (t )  K / 2 . Solusi inilah yang dikenal
0.5
dengan maximum sustainable yield (MSY).
0.4
h
x(t)

0.3
hMSY
0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
t

Gambar 14 Pengaruh nilai  untuk R / 2q R/q U


 q  0.04 Gambar 15 Kurva usaha pemanenan konstan
Keterangan :
:  0 Gambar 15 menyatakan hubungan
antara U dan h , kenaikan U akan
:   1.5
meningkatkan hasil pemanenan hingga sampai
:  4 pada level pemanenan maksimum yaitu pada
U  R / 2q dan x (t )  K / 2 , untuk
Dari Gambar 13 dan 14 terlihat bahwa
U  R / 2q hasil pemanenan akan menurun
*
nilai  mempengaruhi xs , jika x (0) di atas menuju nol. Untuk U  R / q hasil
* pemanenan adalah nol. Usaha pemanenan
xs maka penurunan nilai  akan
yang cukup besar dapat menyebabkan
* populasi punah dan hasil panen menjadi nol.
menyebabkan kenaikan pada xs . Tetapi jika
Level pemanenan h konstan
* dx
x (0) di bawah xs maka perubahan nilai 
 F ( x )  h. (4.14)
dt
*
tidak menyebabkan perubahan pada xs . Sehingga hasil pemanenan maksimum
Pada pemanenan ini, populasi tidak akan (maximum sustainable yield ) diperoleh pada
menuju kepunahan. dx
saat  0 yaitu
dt
4.2.2 Hasil Pemanenan Maksimum
dx
 F ( x)  h  0
1. Pemanenan Konstan dt
Ekuilibrium hasil pemanenan h  F ( x)
MSY
(sustainable yield), diperoleh dengan
x (t ) 

*  Rx (t ) 1 
mensubstitusikan persamaan xs ke K 

persamaan (3.3), sehingga diperoleh RK  K /2 
 1 
persamaan berikut 2  K 
* RK
h(U )  qxs U  . (4.15)
4
 qU  Misalkan K  1, R  0.5, q  0.8 sehingga
h(U )  q 1   KU . (4.13)
 R  *
diperoleh hMSY  0.125 dengan U  0.3125
Persamaan (4.13) merupakan persamaan
pada saat persediaan populasi ikan
kuadrat yang memiliki grafik berbentuk
*
parabola. Nilai U yang memaksimumkan h x (t )  0.5. Jika dipilih U  0.25  U maka
hasil panen sebesar h  0.12 , sehingga usaha
14

pemanenan masih dapat ditingkatkan sampai Dari Gambar 16 dapat dilihat hubungan
mencapai hasil panen yang maksimum. antara  dan h , kenaikan  akan
meningkatkan hasil pemanenan hingga sampai
2. Pemanenan Proporsional pada level pemanenan maksimum yaitu pada
Ekuilibrium hasil pemanenan   R / 2q dan x(t )  K / 2 , untuk
(sustainable yield) h , diperoleh dengan   R / 2q hasil pemanenan akan menurun
*
mensubstitusikan persamaan xs dan menuju nol, sedangkan untuk   R / q hasil
persamaan (3.5) ke persamaan (3.3), sehingga pemanenan adalah nol. Usaha pemanenan
diperoleh persamaan berikut yang cukup besar dapat menyebabkan
* populasi punah dan hasil panen menjadi nol.
h ( )   q x s
  q  Misalkan
h( )   q K 1 . (4.16)
 R  R  0.5,   0.5, q  0.8,   1.0,   1.0, K  1
Persamaan (4.16) merupakan persamaan
sehingga diperoleh hMSY  0.125 . Dengan
kuadrat yang memiliki grafik berbentuk
*
parabola. Nilai  yang memaksimumkan
  0.625 pada saat populasi x(t )  0.5 .
h( ) diperoleh dengan menentukan Jika dipilih   3   * menyebabkan hasil
R panen nol, karena usaha yang dilakukan cukup
dh / d   0, sehingga diperoleh   besar sehingga populasi akan punah.
2 q
dengan x (t )  K / 2. Solusi inilah yang dikenal 3. Pemanenan Threshold Proporsional
dengan maximum sustainable yield (MSY). Strategi usaha pemanenan ini dapat
Dengan mensubstitusikan nilai dilakukan apabila populasi ikan lebih besar
* R dari batas populasi minimum ( xthre ) yang
  ke persamaan (4.16), maka akan
2 q ditentukan. Dengan adanya ( xthre ) Sehingga
diperoleh hasil pemanenan maksimum dalam akan terhindar dari eksploitasi yang dapat
* menyebabkan kepunahan.
keadaan seimbang tanpa kepunahan h yaitu
RK Ekuilibrium hasil pemanenan (sustainable
hMSY  . (4.17) yield) h , diperoleh dengan mensubstitusikan
4
persamaan xs * dan persamaan (3.5) ke
h persamaan (3.3), sehingga diperoleh
persamaan berikut
hMSY h( )   q  xs*  xthre  (4.18)
Nilai  yang memaksimumkan
h( ) diperoleh dengan menentukan
KR
dh / d   0 , diperoleh  
2 Kq  4 qxthre
dan
R / 2q R / q 

Gambar 16 Kurva usaha pemanenan


proporsional

2
  qKR    qKR    qKR 
K   R   R  K 2  4 RK  x 
 2 Kq  4 qx   2Kq  4 qx   2 Kq  4 qx thre 
 thre   thre   thre 
x (t ) 
2R
15

Solusi inilah yang dikenal dengan maximum Karena  (t ) merupakan fungsi periodik yang
sustainable yield (MSY). menyatakan pengaruh musim. Jika pada
hMSY   q  x(t )  xthre  musim panen pemanenan tidak dilakukan
KR (4.19) populasi akan terus meningkat menuju daya
  x(t )  xthre  . dukung lingkungan.
2 K  4 xthre
Hasil pemanenan (sustainable yield),
akan meningkat proporsional sebesar  (t ) q .
Populasi maksimum terjadi pada saat
x  t   K 2 dengan   R 2 q ( t ) , sehingga
hasil pemanenan maksimum (maximum
sustainable yield ) :
*
hMSY   ( t ) q x s
R K

2 2
(4.21)
Gambar 17 Kurva usaha pemanenan RK
 .
proporsional threshold 4

Gambar 17 menyatakan hubungan  dan


h , kenaikan  akan meningkatkan hasil h
pemanenan hingga sampai pada level
pemanenan maksimum yaitu pada
KR
 dan x  t  , untuk
2 Kq 4 qxthre
KR
> hasil pemanenan akan
2 Kq 4 q xthre
menurun menuju xthre .
(t) α
Misalkan R  0.5 ,   0.5 , q  0.8 ,
Gambar 18 Kurva usaha pemanenan musiman
  1.0   1.0 , K  1.0 , xthre  0.2
sehingga diperoleh hMSY  0.124960007 1sin  2 t 
Misalkan  t   , fungsi
4
* tersebut akan maksimum pada saat
dengan   1.042 pada saat populasi
x  t   0.499904019 .   0.25 n   0.5 dan minimum pada saat
  0.75 n   0 untuk n  0,1, 2, .... hal ini
4.1.4 Pemanenan Musiman berarti pemanenan musiman maksimum jika
Ekuilibrium hasil pemanenan nilai   t   0.5 untuk t  0.25  n .
(sustainable yield) diperoleh dengan
Misalkan R  0.5 ,   0.5 , q  0.8 ,
*
mensubstitusikan persamaan xs dan   1.0   1.0 , K  1.0 sehingga diperoleh
persamaan (3.5) ke persamaan (3.3), sehingga *
hMSY  0.125 dengan   0.625 pada saat
diperoleh persamaan berikut
h     q xs
* populasi x  t   0.5 .
(4.20)
 q  t  
h     q K 1 .
 R 
V KEBIJAKAN PEMANENAN OPTIMAL

5.1 Penentuan Pemanenan yang Optimal


Tujuan usaha pemanenan adalah
5.1.1 Pemanenan Konstan yang Optimal memaksimumkan present value (nilai
Keuntungan per unit usaha dengan usaha sekarang) dari pendapatan pemanenan ikan
pemanenan yang dilakukan secara konstan dengan syarat populasi ikan tidak mengalami
memiliki fungsi sebagai berikut kepunahan dan menggunakan tingkat usaha
P (U )  ph(t )  cU pemanenan U (t ) sebagai kontrolnya, sehingga
  qU   fungsi objektif keuntungan maksimum dari
 p  q 1   KU   cU (5.1) pemanenan berkelanjutan dengan tingkat
  R  
usaha U (t ) adalah
  qU   
 U  pqK 1    c .
  R   maks J  J (U )   e  t  pqUx  cU  dt.
0
dengan c   pqK .
(5.7)
dengan kendala
Keuntungan maksimum diperoleh
 x(0)  x0  0.
dengan menentukan P ' (U )  0 dan diperoleh
 U (t )  0.
U * ( U optimal), yaitu
menurut (Tu, 1993) permasalahan di atas
R (1   ) merupakan masalah kontrol optimum.
U*  . (5.2)
2q Untuk pemanenan proporsional yang
Ukuran populasi ikan yang optimal ( optimal dituliskan kembali fungsi (5.7)
dapat diperoleh dengan mensubstitusikan terhadap kendala-kendalanya sebagai berikut

U* 
R(1   )
ke dalam persamaan xs * ,  x(0)  x0  0.
2q  U (t, x)    0.
yaitu Sehingga diperoleh fungsi keuntungan
K maksimum untuk pemanenan proporsional
xs *  (1   ). (5.3)
2 adalah
sehingga ukuran hasil pemanenan optimal Maks J  J ( , t , x )
dapat dituliskan 
h(U * )  xs *qU   e  t  pq x  c  dt (5.8)
pRK (5.4) 0

4
1   2 . 
  e  t   pqx (t )  c  dt.
dan keuntungan maksimum dalam keadaan 0
seimbang ( P* ) tanpa kepunahan dapat Substitusi x(t )  xs * ke persamaan (5.8)
dituliskan maka diperoleh J ( ) , sebagai berikut
P (U * )  U *  pqxs*  c  
  q 
(5.5) J ( )    e  t  pqK 1   c   dt .
pRK   R 
 (   1)2 . t
4 dengan t merupakan waktu awal
dilakukannya pemanenan (Lihat pada
5.1.2 Penentuan Pemanenan Proporsional Lampiran 3).
yang Optimal
1   R 
Total keuntungan di masa yang akan t  ln  ( N  1)   1  . (5.9)
datang (dalam kasus t   yang dihitung R   q  
dengan present value adalah dengan pengintegralan biasa J ( ) dapat

dituliskan
J   e t P  x, U , t dt  t
0   q   e
(5.6) J ( )    pqK  1  c .

 t   R   
 e  pqUx  cU dt. (5.10)
0
17
c
substitusi   ke dalam persamaan
pqK Keuntungan J ( ) akan maksimum ketika
(5.10), sehingga diperoleh bentuk seperti nilai  mencapai  * (  optimum). Kondisi
berikut yang diperlukan untuk nilai  optimum
pqK   q  diperoleh dengan menentukan J ' ( )  0 .
J ( )  1     e  t . (5.11)
  R  Diperoleh  optimum (Lihat pada
Fungsi keuntungan maksimum akan Lampiran 4).
q
menjadi negatif jika 1     0 artinya
R R    8 
2
 
tidak menghasilkan keuntungan. Sebaliknya *  3     1      .
4q  R  R R 
q  
ketika 1   0 fungsi keuntungan
R (5.12)
*
akan positif. Perilaku J ( ) akan dengan mensubstitusikan ( ) ke persamaan
diperlihatkan seperti yang di gambar berikut (5.11) maka diperoleh keuntungan
J ( ) maksimum yang berkelanjutan pada waktu t ,
yaitu
J ( * )

* 
Gambar 19 Kurva keuntungan
  2  
   3      1       8  
pK  R    8    R  R R  
2
 
J ( * )  3     1      1      e  t
4  R  R R  4 
  
 
 

(5.13)
  
  
  
1 4
t  ln  ( N  1)   1  .
R     
2
8   

    3     1      
   R  R R  
     (5.14)

masing menyatakan tingkat pertumbuhan


5.2 Contoh Penerapan dalam Manajemen alamiah, daya dukung lingkungan, dan
Perikanan koefisien pemanenan ikan sebagai berikut
Model pemanenan M.B. Scheafer (Clark, R  2.61 per tahun
1976) salah satunya dapat diterapkan pada K  1.34  108 kg
populasi yellowfin tuna ( Thunnus albacores)
q  1.34  10 5 per Standar Pemanenan Harian
di kawasan pasifik bagian barat. Scheafer
menduga parameter R, K , q yang masing- misalkan
p = $ 15 per kg
c  $2500 per SPH SPH/tahun sehingga diperoleh keuntungan
  10%/tahun maksimum (persamaan 5.5) sebesar
x(0)  1000000 kg P (U * )  $1.227.074.805.

5.2.1 Pemanenan Konstan 5.2.2 Pemanenan Proporsional


Dari data tersebut dapat diperoleh hasil Dari data tersebut dapat diperoleh usaha
panen optimal dengan menggunakan pemanenan optimal yang dilakukan dengan
persamaan (5.4) sebesar h (U * )  menggunakan (persamaan 5.12) sebesar  * 
87.341.328,81 kg/tahun dengan usaha 33.778,30605 SPH/tahun sehingga diperoleh
pemanenan optimal yang dilakukan keuntungan maksimum (persamaan 5.13)
sebesar J ( * )  $10.152.704.828.
(persamaan 5.2) sebesar U * = 33.218,05102

KESIMPULAN

Usaha pemanenan menentukan dinamika nilai kestabilannya, tetapi mempengaruhi


populasi menuju nilai kestabilannya. Usaha kecepatan populasi menuju nilai
pemanenan yang lebih besar daripada kestabilannya. Pada pemanenan musiman,
pertumbuhan alamiah ikan akan menyebabkan penurunan peubah kontrol menyebabkan
populasi menuju kepunahan, tetapi tidak kenaikan nilai kestabilan hanya pada saat
terjadi pada pemanenan threshold populasi awal lebih besar daripada titik tetap
proporsional. stabilnya.
Perubahan peubah kontrol pada Pemanenan proporsional menghasilkan
pemanenan konstan, proporsional, dan keuntungan yang lebih besar dibandingkan
threshold proporsional tidak mempengaruhi dengan pemanenan konstan.
DAFTAR PUSTAKA

Bajpai A.C. & Hyslop J. 1970. Ordinary Idels L.V. & Wang M. 2008. Harvesting
Differential Equation. London: John Fisheries Management Strategies with
Wiley & Sons Ltd. England. Modified Effort Function, Int. J. Modelling
Brauer F. & Soudcak A.C. 1981. Constant Indentification and Control, vol.3 (1),
Rate Harvesting and Stocking in Predator- pp.83-87.
Prey Systems. Academic Press, Inc., pp Kreyzig E. 1993. Matematika Teknik
131-143. Lanjutan. Edisi Keenam. Jilid 1. Erlangga.
Clark C.W. 1979. Mathematical Models in the Jakarta.
Economics of Renewable Resources. Murray J.D. 1993. Mathematical Biology.
SIAM J. Appl. Math., pp. 81-99. Second, Corrected Edition. Springer-
Clark C.W. 1976. Mathematical Verlag. Berlin. Heidelberg.
Bioeconomics: The Optimal Management Tu P. N. V. 1993. Introductory Optimazation
of Renewable Resources. Jolin Wiley and Dynamics: Optimal Control with
Sons. New York. Economics and Management Applications.
Farlow S.J. 1994. An Introduction to Second, Revised and Enlarged Edition.
Differential Equation and Their Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Application. New York: Mc Graw Hill, Tu P. N. V. 1994. Dynamical Systems: An
Inc. Introduction with Application in
Hoftmann LD & Bradley GL. 1989. Calculus Economics and Biology. Second Revised
for Business, Economics and the Social and Enlarged Edition. Springer Verlag.
and Life Science. 4th edition. McGraw- Berlin.
Hill. Singapore. Velhurst F. 1990. Nonlinear Differential
Equation and Dynamical System.
Springer-Verlag. Heidelberg.
LAMPIRAN
Lampiran 1 21
Solusi Pemanenan Konstan

Berikut adalah persamaan Bernoulli untuk mencari solusi pemanenan konstan.

dx Rx 2
 Rx   qUx
dt K
dx Rx 2
 ( R  qU ) x 
dt K
dx  Rx 2
 ( R  qU ) x 
dt K
1 dx 1  R
2  ( R  qU ) x 
x dt K

1 dv 2 dx
misalkan v  x dan  x
dx dt

lakukan substitusi, sehingga


1 2 dv R
2 ( x )  ( R  qU )v 
x dt K
dv R
 ( R  qU )v 
dt K

misalkan
Q (t )  R / K
P (t )  R  qU
 P (t ) dt   ( R qU ) dt ( R qU )t

sehingga diperoleh
( R qU )t  ( R qU )t R 
v (t )  e e dt c 
 K 
( R qU )t R
 ce 
K ( R qU )
 ( R  qU )t R  ( R  qU )   1  ( R  qU )t 
 ce  e  R  qU e
 

K   
K ( R qU )ce( R qU )t  R

K ( R qU )

Dengan demikian diperoleh solusinya yaitu


K ( R qU )
x (t ) 
K ( R qU )ce( R qU )t  R
Lampiran 2 22
Solusi Pemanenan Proporsional

Berikut adalah persamaan Bernoulli untuk mencari solusi pemanenan proporsional.

dx R  x  q
 x 1  x
dt 1 q   K  1 q 
dx Rx Rx 2  q x
  
dt 1 q K (1 q ) 1 q
dx  R  q    Rx 2
   x 
dt  1  q   K 1 q  
1 dx  R  q  1 R
2    x 
x dt  1  q   K 1 q  

1 dv 2 dx
misalkan v  x dan  x
dx dt
lakukan substitusi, sehingga
1 2 dv  R  q  R
2 ( x )    v 
x dt  1  q   K 1 q  
dv  R  q  R
 v 
dt  1 q  K 1 q 

misalkan
R
Q (t ) 
K 1 q  
 R   q 
P (t )   
 1 q  
 R  q  R  q
 P (t )dt    dt  t
 1  q  1 q

sehingga diperoleh

 R  q    
 t R   q 
1  q     1 q  t R 
v (t )  e   e  dt c 
K 1 q  
 
 
 R  q   R  q 
 t  t   R  q  
 1 q  R  1 q     1 q    1 q  t 
 ce  e  e  

K 1   q    R  q  
 
 R  q 
 R   q   t
 t 1 q  
 1 q   R K ( R  q )ce  R
 ce  
K ( R  q ) K ( R  q )

Dengan demikian diperoleh solusinya yaitu


K ( R q )
x (t ) 
 R  q 
 t
K ( R q )ce  1 q   R
Lampiran 3 23
Waktu Awal Pemanenan Proporsional

Berikut adalah penentuan waktu dimulainya pemanenan proporsional.

K  q 
 1  K
 Rt
1  ( N  1)e  R 
1  q 
 1  
 Rt
1  ( N  1)e  R 
R
 R  q
 Rt
1  ( N  1)e
R  Rt
 1  ( N  1)e
R  q
R  Rt
 1  ( N  1)e
R  q

 Rt 1  R 
e    1
N  1  R  q 
Dengan melogaritmakan kedua ruas maka diperoleh waktu awal pemanenan yaitu

 1  R  R  q  
 Rt  ln   
 N  1  R  q  
 1 q 
 Rt  ln  
 N  1 R  q 
1  1 q 
t  ln  
R  N  1 R  q 
1   R 
t  ln  ( N  1)   1 
R   q  
Lampiran 4 24
Integral Parsial dari Present Value

Berikut adalah penentuan usaha optimal yang harus dilakukan untuk mendapatkan keuntungan
maksimum berkelanjutan pada pemanenan proporsional dengan integral parsial dari present value.

pqK  q   t
J ( )  1    e
  R 
dengan
1   R 
t ln  ( N  1)   1 
R   q 

sehingga J ( ) dapat dituliskan


 ln  ( N 1) R 1 
pqK   q R   q



J ( )  1    e
  R 

' ' '


J ( ) diperoleh dengan : u v  v u
misalkan
pqK 
u

' pqK 
u 

dan
 ln  ( N 1) R 1 
 q  R   q



v  1    e
 R 
' ' '
v  y zz y
misal kan
 q 
y  1  
 R 
'  q
y 
R
 ln  ( N 1) R 1 
R   q



ze
 ln  ( N 1) R 1 
' R   q

 d 1
   R 
z e ln  ( N 1) 1 
d R   q  
 ln  ( N 1)  R 1  1
R   q


    R 
e 2 ( N  1)  ( N 1) 1 
q   q  
 ln  ( N 1) R 1   ln  ( N 1) R 1  1
' q R   q


 R   q


   R   q 
v  e e 2   1 1  
R q  q   R 
'
Sehingga J ( )
25
 ln  ( N 1) R 1     R 
2  ln ( N 1) 1 
' pqK  q  R   q


 pq K  R   q  
J ( )  1   e  e
  R  R

   R 
 ln ( N 1) 1  1
R   q    pK  R   q 
e  1 1  
  q   R 

'
dengan menentukan J ( ) = 0 diperoleh usaha optimal yaitu

* R   

 2 8 
  3    1    
4q  R  R R 
 

Anda mungkin juga menyukai