DEWI FITRIANI
105 96 004 24 10
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu
( S -1 )
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui
ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
SUSUNAN PENGUJI :
4. Amruddin.S.Pt,M.Si (…………………………….)
Anggota
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
DEWI FITRIANI
105 9600 424 10
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Organik Di Desa Bonto Tallasa Kecematan Ule Ere Kabupaten Bantaeng. Untuk
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan adanya kritik
DEWI FITRIANI
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
vii
2.4. Kerangka Pikir ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Bantaeng ........................................................................................................ 23
5. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
ix
10. Responden Berdasarkan Klasifikasi Lual Lahan di Desa Bonto Tallsa
Sawi .................................................................................................................. 43
x
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
xii
STRATEGI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN
SAWI DI DESA BONTO TALLASA KECAMATAN ULU ERE
KABUPATEN BANTAENG
DEWI FITRIANI
105 96 00424 10
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
I. PENDAHULUAN
Kata strategi berasal dari kata yunani “ strategos “ yang berasal dari kata
stratus yang berarti militer, dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dan kontek
awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dengan demikian
( Sukino,2013).
tujuan utamanya adalah supaya suatu wilayah dapat melihat secara obyektif
menciptakan pertanian yang maju dan tangguh, mampu meningkatkan hasil dan
1
kesempatan berusaha dan menyediakan lapangan kerja serta mengisi dan
memperluas pasar. Sementara ini penggunaan input luar secara besar-besaran dan
pupuk buatan dan pestisida, benih hibrida, mekanisasi dan irigasi dapat
lingkungan hidup. Kerusakan tanah sangat berpengaruh pada tanaman sawi karena
maksimal.
Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia akan
(Lingga dan Marsono, 2000). Penelitian ini juga untuk mengidentifikasi faktor-
faktor kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal
dalam rangka menuju pertanian organik serta strategi yang harus ditempuh dalam
Menurut Brady (2000), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa
organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik
ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan
organik yang stabil. Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik
2
tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga
kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting
kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan
kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam-
dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi (Djajakirana, 2001).
berdaun lonjong, halus, tidak berbulu. Sawi dapat ditanam dataran tinggi maupun
dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan didataran rendah, yaitu
dipekarangan, diladang, atau disawah. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan
terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat
musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Kadaan tanahyang
dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan drainase baik
unsur dalam tanah tetap terjaga dan menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman
3
menggunakan bahan organik sehingga vitamin yang ada pada sawi tidak hilang
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dapat dikaji dalam penelitian ini “Bagaimana Strategi Penggunaan Pupuk Organik
Pada Tanaman Sawi Di Desa Bonto Talassa Kecematan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng ?”
“Strategi Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Sawi Di Desa Bonto Talassa
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Strategi
"the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan
ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan
Strategi yaitu suatu alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah
eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen,
keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
5
Menurut (Rangkuti,2006) strategi yaitu suatu alat untuk mencapai tujuan,
tujuan utamanya adalah supaya suatu wilayah dapat melihat secara obyektif
ekonomi, berarti petani dapat menghasilkan sesuatu yang cukup untuk memenuhi
ekonomi tidak hanya diukur langsung berdasarkan hasil usaha taninya, tetapi
dengan alam untuk mencukupi kebutuhan pangan sehat bagi umat manusia
panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan
6
a) Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
pertanian,
pertanian,
g) Mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem
usaha tani.
berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan
organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman
makanan untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan
tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya
7
setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah.
Hal ini berbeda dengan pertanian konvensional atau anorganik yang memberikan
unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera
diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman (Simatupang,2001).
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah , dan
mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan
(Wibisono,2000)
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik banyak
bahan organik dari pada haranya.Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,
bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
kotoran hewan. Kotoran ini mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan
8
tanaman. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk
banyak diperoleh dari urine ternak. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk
molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine ternak tiga kali lebih besar
Dilihat dari komposisinya kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali
lebih besar dari pada kandungan hara dalam kotoran mamalia. Selain itu, kotoran
ayam memiliki kadar hara fosfor yang lebih tinggi dan lebih mudah
kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih besar dari pada kandungan
f. Ramah lingkungan.
9
Penggunaan pupuk di didunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan
pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia
lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi dapat di tanam di dataran
sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup
lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani di Indonesia mengenal
tiga macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau, dan sawi
huma.
10
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang
biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
3. Potensi Pasar
Potensi Pasar yang tinggi yaitu jenis sawi yang paling banyak dijajakan
renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Permintaan sawi banyak diminati
11
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistemastis
(Rangkuti, 2001).
dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para
pesaingnya.
12
2.4. Kerangka Pikir :
menciptakan pertanian yang bebas dari bahan kimia, misalnya didalam budidaya
tanaman sawi pengelolahan tanah, persiapan benihnya sampai panen dan pasca
13
Budidaya Tanaman Sawi
Analisis Lingkungan
SWOT
Internal : Eksternal :
Kekuatan Peluang
Kelemah Ancaman
an -
- -
-
Gambar 1. Kerangka Pikir Strategi Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Sawi
Di Desa Bonto Talassa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.
14
III. METODE PENELITIAN
Kabupaten Bantaeng, sebagai salah satu sentra penghasil sayuran tanaman sawi
berikut :
mengenai penggunaan pupuk organik di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
Kabupaten Bantaeng
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
15
2. Interview atau wawancara merupakan percakapan yang diarahkan pada
masalah tertentu dilakukan secara khusus, Kegiatan ini merupakan proses tanya
jawab secara lisan dari dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik
3. Dokumentasi
masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-
Adapun sumber jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian, adalah data
Data skunder yaitu data yang diperoleh atau bersumber dari Dinas Pertanian
Berdasarkan data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder
16
eksternal Peluang dan Ancaman, dengan faktor internal Kekuatan, dan
Kelemahan.
sebagai berikut :
organisasi, proyek, yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang
Bi =
Keterangan :
Bi : Bobot
Ri : Rating
: Jumlah Rating
17
Dianalisis dengan matriks IFAS ( Internal Factors Analysis Summary ) dan
1. Strategi SO
sebesar- besarnya.
2. Strategi ST
3. Strategi WO
18
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
1. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik
2. Tanaman sawi adalah jenis tanaman sayuran yang dapat ditanam disepanjang
musim dan dapat hidup diberbagai tempat dataran rendah maupun tinggi.
wilayah/kawasan
organisasi, proyek, yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang
19
6. Weakness (Kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
20
VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kecamatan Ulu Ere yang berjarak 7 Km Dari Kecamatan Ulu Ere dan 14 Km dari
Ibu Kota Kabupaten. Desa Bonto Tallasa mempunyai luas wilayah seluas ± 7,4
Hektar atau 5,04 Km dengan ketinggian 540 – 600 dari permukaan laut.
berbukit-bukit, berada diatas gunung dengan ketinggian antara 50 sampai 300 dpl.
Kondisi tanah yang cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman baik
Jumlah Penduduk Desa Bonto Tallasa sekitar 2.818 jiwa, yang tersebar
yang bersifat formal maupun informal. Oleh karena itu, data penduduk
berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui. Data
21
Tabel 2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Bonto Tallasa
Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng tahun 2013.
1 TK 271 9,62
2 SD 1053 37,37
5 D3 103 3,66
6 S1 16 0,57
pendidikan yang ada di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng dari tabel diatas bahwa tingkat pendidikan SD dengan jumlah 1053,
Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng masih tergolong rendah.
Hal ini menunujukan bahwa sebagian besar penduduk di lokasi penelitian masih
Adapun potensi Sumber Daya Alam Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
untuk Tanah Pertanian Sawah, karena tanah di Bonto Tallasa memliki tanah yang
banyak mengandung unsur hara dan baik bercocok tanam sayur- sayuran seperti
22
tanaman sayuran sawi, kol, wortel, dan lain- lainya. sedangkan sisanya untuk
Tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas – fasilitas lainya, adapun di
Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng memiliki 2 musim
(musim hujan dan musim kemarau). Musim hujan biasanya mulai pada bulan
Desember sampai Juni dan oleh masyarakat petani dimanfaatkan untuk menanam
Tabel 3. Mata Pencaharian penduduk Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
Kabupaten Bantaeng tahun 2013.
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Petani 1.500 83,10
2 Pedagang 165 9,14
3 PNS 20 1,11
4 Buruh 54 2,99
5 Lainya 66 3,66
Jumlah 1.805 100,00
Sumber Data : Desa Bonto Tallasa, 2013
Ere Kabupaten Bantaeng yaitu petani sebanyak 1.500 jiwa dengan pesentase
83,10 % , pedagang sebanyak 165 jiwa dengan persentase 9,14%, PNS sebanyak
2,99 % dan lainya sebanyak 66 jiwa dengan persentase 3,66 %, hal ini
23
menunjukan bahwa sebagian jumlah penduduk menurut mata pencarianya di Desa
Tabel 4. Kepemilikan Ternak Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng tahun 2013.
No Jenis Hewan Jumlah (Ekor) Persentase (%)
1 Ayam 20.000 74,84
2 Kambing 160 0,60
3 Sapi 756 2,94
4 Bebek 5.776 21.62
Jumlah 26.722 100,00
Sumber Data : Desa Bonto Tallasa, 2013
kepemilikan ternak yaitu ayam dengan jumlah 20.000 ekor dengan persentase
74,84 %, kambing dengan jumlah 160 dengan persentase 0,60 %, sapi dengan
jumlah 786 dengan persentase 2,94 %, dan bebek berjumlah 5.776 ekor dengan
jumlah persentase 21.62 %. Hal ini menunjukan bahwa di Desa Bonto Tallasa
selain bahan- bahan dari kotoran ternak sudah tersedia,pupuk organik dari kotoran
hewan juga dapat menajaga kesuburan tanah, mempertahankan unsur hara yang
ada didalam tanah. Dan akan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
Sarana adalah suatu alat yang dapat diperguanakan untuk mencapai tujuan
24
dan kegiatan Desa tergantung dari sirkulasi perekonomian Desa. Oleh karena itu
sarana dan prasarana sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penentu
umum Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng secara garis
Tabel 5. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
Kabupaten Bantaeng tahun 2013.
unit, sarana dan prasarana masjid dengan jumlah 12 unit dengan posyandu dengan
25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah tanggungan
Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani
keputusan ( Erit, 2001). Petani yang berusia muda memiliki fisik dan cara berfikir
sebagai usia kelahiran seseorang yang ditandai dengan denyutan nadi sampai
26
Tabel 6. Karakteristik Responden Petani, Dinas Pertanian (Penyuluh), dan Konsumen
Sawi yang Menggunakan Pupuk Organik
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 30 –33 2 16.67
2. 34 – 37 3 25
3. 38 – 41 5 41.67
4. 42 – 45 - -
5. 46 – 49 1 8.33
6. 50 – 53 1 8.33
Jumlah 12 100.00
Sumber : Data Primer setelah Diolah 2014
responden yang terbanyak berada pada kelompok umur 38 – 41 tahun yaitu berjumlah
5 orang atau 41.67 %. Sedangkan jumlah responden yang relatif kecil adalah umur
46 - 49 dan 50 - 53 tahun atau 8,33 %. Sebab Umur merupakan satu titik tolak ukur
kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern.
Pendidikan akan membangun pola pikir dan sistem bertani yang lebih baik.
Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang di tunjang dari berbagai
27
pengalaman akan dapat mempengaruhi produktifitas kemampuan kerja yang lebih
ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik bersifat formal maupun non forma
( Mosher, 2001).
pendidikan petani responden bervariasi. Dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
tingkat pendidikan yang ada dilokasi penelitian masih tergolong rendah, atau dari 12
orang, sehingga para petani pada dasarnya saatnya sudah tak ada gairah lagi untuk
pengalaman saja. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh sebab
28
perkembangan bisa terjadi dengan cepat apabila petani yang menerimanya cukup
mereka.
demikian besarnya keluarga turut pula mempengaruhi beban petani itu sendiri
Karena keluarga yang jumlahnya besar tentu membutuhkan biaya hidup yang
lebih besar, keluarga petani biasanya terdiri atas petani itu sendiri sebagai kepala
1 1–2 2 16.66
2 3–4 5 41.67
3. 5–6 5 41.67
Jumlah 12 100.00
29
Tabel 8, menunjukkan bahwa petani responden memiliki tanggungan
( 41.67 %), sedang jumlah responden yang memiliki tanggungan keluarga lebih
mereka. Keluarga yang besar membutuhkan energi yang besar untuk memberikan
nafkah apalagi keluarga yang memiliki jumlah anggota yang banyak tentunya
atas dasar kebiasaan atau tradisi yang dialami, pengalaman berbeda disetiap orang
atau waktu yang memulainya berusaha tani hingga lamanya berusaha tani dengan
responden di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng dapat
30
Tabel9. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Klasifikasi Pengalaman
Berusahatani Tanaman Sawi di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere
Kabupaten Bantaeng ,2014.
No Pengalaman Usahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 10 – 13 1 12,5
2. 14 – 17 1 12,5
3. 18 – 21 - -
4. 22 – 25 3 37,5
5. 26 – 29 2 25
6. 30 – 33 1 12,5
Jumlah 8 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
sedangkan yang paling kecil adalah 10-13 jumlah 1 orang dengan persentase
12,5 %.
adanya faktor-faktor lain yang mendukung, dengan memiliki lahan yang luas
31
Tabel 10. Jumlah responden Petani berdasarkan Luas Lahan Petani Sawi di Desa
Bonto Tallasa Kecematan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng, 2014.
No
Luas Lahan ( Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)
Jumlah 8 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
dari 1,00 – 1,50 (Ha), dengan persentase 75 %, sebagian besar responden memiliki
(kekuatan dan kelemahan), bagi Strategi Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman
Sawi di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Dapat dilihat
32
Tabel 11. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Matriks Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Rating Nilai
1 Penggunaan Pupuk organik dapat 0.16 4 0.64
meningkatkan kesuburan tanah
2 Bahan organik cenderung murah dan 0.16 4 0.64
mudah didapatkan
3 SDM yang besar dalam bidang pertanian 0.12 3 0.36
.
4. Membatasi terjadinya pencemaran 0.08 2 0.16
lingkungan
5. Mengurangi masalah erosi lingkungan 0.08 2 0.16
No. Kelemahan
1. Minimnya Pengetahuan dan keterampilan 0.04 1 0.04
petani
2. Kebiasaan petani menggunakan pupuk 0.04 1 0.04
kimia
3. Kurangnya sosialisasi penggunaan pupuk 0.08 2 0.16
organik oleh penyuluh
4. Adopsi petani tergolong rendah 0.12 3 0.36
5. Pemikiran petani bahwa pupuk kimia 0.12 3 0,36
memberikan produksi yang meningkat
Jumlah 1.00 25 2.92
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014
kelemahan yang ada bagi strategi penggunaan pupuk organik pada tanaman sawi
di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Faktor kekuatan,
kelemahan ini disusun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga tidak
pupuk organik. Data menunjukan bahwa bobot kekuatan lebih besar dibandingkan
dengan bobot kelemahan. Tergambar jelas bahwa pada lokasi penelitian memiliki
33
Kekuatan diberikan pada rating pada skala terbesar 4 hingga skala terkecil
1 dan setia kekuatan diberikan rating dengan 1 hingga 4 didasarkan pada hasil
wawancara dengan petani sebagai pelaku dan pengguna pupuk organik dan Dinas
Pertanian. Hasil perkalian antara bobot dengan rating merupaka skor bagi faktor
kekuatan dan kelemahan penggunaan pupuk organik. Total skor kekuatan dan
a. Kekuatan
1. Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu,
dalam hasil klarifikasi diberikan rating 4. menurut petani yang telah menggunakan
pupuk organik, bahwa hasil produksi sawi mereka meningkat Karena tanah
menjadi gembur dan subur. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Magdoff (1992)
klarifikasi diberikan rating 4. Bahan organik dalam bentuk kompos maupun pupuk
kandang dapat berasal dari limbah pertanian, harga dari pupuk organik relatif
murah, adapun harga pupuk organik yaitu 5 Kg/ dikemas dalam plastik seharga Rp
5000, 20 Kg/ karung ukuran kecil seharga Rp 20.000 dan 50 Kg/ karung seharga
Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng banyak yang
34
3. Sumberdaya manusia berdasarkan hasil klarifikasi matriks internal diberikan rating
berada di Desa ini bekerja sebagai petani. Hal ini merupakan sebuah kekuatan bagi
organik dalam melakukan budidaya tanaman sayuran pada umumnya dan tanaman
klarifikasi diberikan rating 2 sebagai mana diketahui bahwa dampak dari program
khususnya pupuk kimia yang dosis penggunaannya tinggi dan tidak efesien
mewakili Dinas Pertanian tanah menjadi subur secara otomatis tanaman menjadi
mengandung bahan organik yang kaya unsur Nitrogen mengikat unsur hara dalam
tanah. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Sutanto (2002), tingkat erosi suatu
35
b. Kelemahan
penggunaan pupuk organik serta manfaat yang diperoleh. Ada juga petani
pupuk organik.
diberikan rating 1, merupakan kelemahan besar bagi petani. Hal ini di akibatkan
organik.
36
penggunaan pupuk organik utamanya nilai manfaat yang didapatkan dari
pemikiran ini.
Sedangkan hasil klarifikasi faktor eksternal ( peluang dan ancaman ) dapat dilihat
37
Tabel 12 menunjukkan terdapat 5 peluang dan 5 ancaman yang dihadapi
oleh Desa ini dalam pengunaan pupuk organik pada budidaya tanaman sawi. Ini
disusun dengan bobot sangat penting hingga tidak penting dari dampak ancaman
dan peluang yang ada pada strategi pengunaan pupuk organik. Bobot nilai peluang
lebih besar dari pada bobot nilai ancaman. Ini menunjukkan bahwa pada desa ini
memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang akan
dihadapi.
Peluang diberikan rating dengan skala 4 hingga skala kecil 1 dan setiap
wawancara dengan informan ( petani dan dari dinas pertanian) serta kondisi lokasi
penelitian. Hasil perkalian antara bobot dengan rating merupakan skor bagi setiap
faktor peluang dan ancaman. Total nilai skor peluang dan ancaman adalah 2,76.
Nilai skor ini diperlukan untuk matriks ekternal internal posisi desa ini dalam
c. Peluang
selain dari Bantaeng, seperti : Bulukumba, Takalar, Gowa dan Makassar berupa
yang bebas pupuk kimia, berdasarkan hasil klarifikasi diberikan rating 3. Ini
38
terungkap dari wawancara konsumen yang membeli sawi pada petani yang
produk sawi yang bebas pupuk kimia, karena menurut mereka unsur kimia
seperti pupuk dan pestisida kimia yang diberikan pada tanaman sawi merupakan
pemicu penyakit kanker. Hal ini merupakan peluang bagi petani didesa ini unuk
dengan pemerintah Jepang. Bagi Jepang, diterapkan aturan bahwa ekspor produk
pestisida kimia ) demikian pula dengan Negara lain, utamanya Negara Amerika
serikat dan Eropa. Ini merupakan peluang bagi desa ini guna meningkatkan
produksi sawi yang bebas dari pupuk kimia karena telah terjalin kerjasama
menggunakan pupuk kimia dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan sawi
39
pupuk organik pertumbuhannya besar, segar dari segi tampilan dibandingkan
d. Ancaman
pupuk organik. Menurut petani, masih ada penjualan pupuk kimia yang
3. Adanya sikap petani yang melakukan pengandapan langsung limbah panen dari
merupakan ancaman bagi pengguna pupuk organik. Salah satu bahan organik
diberikan rating 3. Pupuk organik mentah kadang ada menurut petani jika
mereka tidak jeli dalam pembuatan pupuk organik. Pupuk organik yang mentah
40
bahan dasarnya, sehingga harus benar-benar diperhatikan jika menggunakan
pupuk organik. Bahan dasar dari sisa tanaman sedikit mengandung berbahaya,
tetapi pupuk kandang, limbah industri dan limbah rumah tangga banyak
mengandung bahan berbahaya, seperti logam berat dan asam – asam organik
bahan berbahaya ini terkosentrasi dalam produk yaitu pupuk. Karena itu ada
Nilai EFAS dan IFAS perusahaan pada matriks eksternal – internal dapat
Matriks 13. Matriks Eksternal – Internal (EFAS – IFAS) Posisi Penggunaan pupuk
organik pada tanaman sawi (2,92)
Total Skor Faktor Internal
Rendah (2-1) 7 8 9
Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi
41
Posisi 3 : Strategi turnaround
Posisi 4 : Strategi stabilitas
Posisi 5 : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal / stabilitas
Posisi 6 : Strategi divestasi
Posisi 7 : Strategi diversifikasi konsentrik
Posisi 8 : Strategi diversifikasi konglomerat
Posisi 9 : Strategi likuidasi atau bangkrut
penyuluhan alternatif bagi Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
42
Tabel 14. Analisis SWOT Strategi Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman sawi
Internal Kekuatan (Strengths) : Kelemahan (Weakness) :
43
5. Harga kompetitif
produk sawi dari
penggunaan pupuk
organik
Ancaman (Treahts) : ST WT
Adapun empat gabungan kekuatan dan peluang (SO), kekuatan dan ancaman (ST),
kelemahan dan peluang (WO), serta kelemahan dan ancaman (WT). hal ini dapat menjadi
landasan bagi Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng dalam
44
1. Strategi SO
negeri
2. Strategi WO
penggunaan pupuk organik serta peluang pasar produk sawi yang bebas
petani
3. Strategi ST
pupuk kandang.
45
3. Meningkatkan pengetahuan petani Tentang pembuatan pupuk organik
serta penggunaanya
4. Strategi WT
1. Perubahan pola pikir serta sikap kepada petani agar mereka mau
koperasi
46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Tanaman Sawi di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng
Ere Kabupaten Bantaeng total nilai peluang dan ancaman adalah 2,76, kekuatan
dan kelemahan adalah 2,92, Strategi penggunaan pupuk organik adalah lebih
pupuk organik guna menjangkau pasar ekspor. Pupuk organik berguna untuk
6.2. Saran
yang terkait dengan strategi penggunaan pupuk organik pada tanaman sawi di
Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng sebagai berikut :
yakni dengan menjalankan segala strategi yang diperoleh dari hasil analisis.
47
2. Kepada pihak pemerintah terutama penyuluhan pertanian selalu membantu
dan memberikan informasi kepada petani sawi tentang pupuk organik baik
dalam bentuk pelatihan, maupun dalam bentuk material dalam hal ini modal
untuk usaha pembuatan pupuk organik agar pertanian tanaman sawi dapat
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Yantu 2012. Perencanaan tata ruang handout peruh 2 persi devisi prokram studi
pengembagan wilayah dan pedesaan pascasajana. UNTAD, palu.
50
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Untuk Petani
KUISIONER PENELITIAN
DI KABUPATEN BANTAENG
Nama : ……….…………………………...
Umur : ……………………………….(Thn)
Pendidikan : ………….……………….………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
51
3. Bagaimana kondisi tanah yang Bapak/Ibu kerjakan untuk budidaya tanaman
sawi ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Bagaimana kondisi serangan hama dan penyakit pada tanaman sawi sebelum
….……………………………………………………………………..……….
…………………………………………………………………………………..
……………………………………………………..........................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Apakah kondisi iklim dan cuaca mendukung untuk budidaya tanaman sawi ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
52
7. Apakah selama membudidayakan tanaman sawi, produksinya mengalami
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….…………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
53
12. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pupuk organik ?
…..……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
14. Dalam pembuatan pupuk organik, bagaimana terhadap bahan – bahan yang
digunakan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
16. Apa kendala yang dihadapi petani dalam penggunaan pupuk organik ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
54
17. Apakah sering diadakan sosialisai tentang penggunaan pupuk organik oleh
penyuluh ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
55
22. Apakah bapak/ibu sepenuhnya telah menggunakan pupuk organik ?
(ya/tidak)………………………………………………...................................
...........................................................................................................................
.......................................................................................................................
56
Lampiran 2. Kuisioner Dinas Pertanian (penyuluh)
Nama : ……….…………………………...
Umur : ……………………………….(Thn)
Pendidikan : ………….…………….…………..
petani ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
petani ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……..
3. Menurut Bapak / Ibu, apakah manfaat dari penggunaan pupuk organik pada
tanaman sawi ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
57
4. Bagaimana cara petani mendapatkan pupuk organik ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
organik ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
58
Lampiran 3. Kuisioner Konsumen Sawi yang menggunakan Pupuk Organik
Nama : ……….…………………………...
Umur : ……………………………….(Thn)
Pendidikan : ………….……………….………..
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
tanaman sawi ?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
59
4. Menurut Bapak /Ibu manakah bermanfaat antara produk organik atau pupuk
kimia ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
60
Lampiran 4. Identitas Responden Petani dalam Strategi penggunan Pupuk Organik di Desa
Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.
No Nama Umur Pendidikan Pengalaman Tanggungan Luas
Responden (Thn) Usaha Tani Keluarga Lahan
(Thn) (Org) (Ha)
1.
Rikong 30 SD 10 2 1,00
4. Rahim 39 SD 22 4 1,50
5. Sapak 37 SD 24 5 1,20
1. Amruddin,SP. 39 S1 3
2. Hasriani,SP. 30 S1 2
Jumlah 69 5
61
Identitas Responden Konsumen Sawi yang Menggunakan Pupuk Organik di Desa Bonto
Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.
Jumlah 87 11
Kelemahan
1. Minimnya pengetahuan dan keterampilan 1 0.04
petani
2. Kebiasaan petani menggunakan pupuk kimia 1 0.04
3. Kurangnya sosialisasi penggunaan pupuk 2 0.08
organik oleh penyuluh
4. Adopsi petani tergolong rendah 3 0.12
5. Pemikiran petani bahwa pupuk kimia 3 0.12
memberikan produksi yang meningkat
Jumlah 25 1.00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014
62
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Rating dan Pembobotan Faktor Eksternal (Petani,
Dinas Pertanian, dan Konsumen Sawi yang Menggunakan Pupuk
Organik)
No Peluang Rating Bobot
1 Permintaan konsumen tinggi terhadap 4 0.16
produk sawi yang menggunakan pupuk
organik
2 Konsep hidup sehat masyarakat yang 3 0.12
mengutamakan produk pertanian bebas
dari pupuk kimia
3. Kecenderungan pasar ekspor pada produk 3 0.12
sertifikasi organik
4. Adanya dukungan pemerintah 2 0.08
5. Harga kompetitif dari penggunaan pupuk 2 0.08
organik
No. Ancaman
1. Distributor pupuk kimia yang menjual 1 0.04
produk kepada petani
2. Masih dijumpai penjualan pupuk an 2 0.08
organik dari dinas pertanian
3. Adanya sikap petani yang membenamkan 2 0.08
langsung limbah panen dari tanaman
sebelumnya
4. Adanya pupuk organik yang masih mentah 3 0.12
5. Bahan organik dari limbah mengandung 3 0.12
asam – asam organik
Jumlah 25 1.00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014
63
Lampiran 8 . Dokumentasi Penelitian
64
Gambar 3. Pertemuan penyuluhan pertanian kepada petani dengan kolompok tani
65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
tahun 1997 dan lulus pada tahun 2003, Masuk di SMP Negeri 1
SMA Negeri 1 Mappedeceng tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.
sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis. Tugas akhir dalam pendidikan
tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Strategi Penggunaan Pupuk
Organik Pada Tanaman Sawi di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng”.
DEWI FITRIANI
105 96 00424 10
66
KUISIONER
Nama : ………………………………….
Umur :…………………………………..
Pendidikan :…………………………………..
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..........
a. baik
b. buruk
c. kurang baik
a. Pernah
b. Tidak
c. Kadang – kadang
b. Belum
c. Tidak
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
a. Pemerintah
b. Penyuluhan
c. Petani
II. Analisis Lingkungan
1. Apa sajakah yang menjadi kekuatan dalam penggunaan pupuk organik pada
Bantaeng ?
Kesuburan tanah
3.
meningkat
Sumber makanan
4.
bagi tanaman
Mempertahankan dan
5.
meningkatkan unsur hara
didalam tanah