HIVANKATIC HIDEKI
i
PROPOSAL PENELITIAN
HIVANKATIC HIDEKI
190118035
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
dr. Dita Sukmaya Prawitasari, M.Si. dr. Devitya Angielevi Sukarno, M.Si.
NPK 216048 NPK 216047
etahui,
kan I
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Skripsi yang berjudul “Efek Pencegahan Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium
graveolens L.) terhadap Trigliserida (TG) Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang
dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari dr. Dita Sukmaya Prawitasari, M.Si.
dan dr. Devitya Angielevi, M.Si. selaku pembimbing penulis serta semua pihak di
kehidupan penulis yang memberikan dukungan tanpa henti. Oleh karena itu,
2. Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., FIHA., FAsCC., FACC
Ph.D. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya dan dr.
Universitas Surabaya.
5. dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. selaku penanggung jawab tugas akhir
iv
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya yang terlah
7. Kedua orang tua dan adik penulis yang memberikan semangat, bantuan, dan
9. Diri saya sendiri yang selalu berusaha dan tidak menyerah dalam proses
karena itu penulis menerima kritik dan saran membangun untuk membuat proposal
menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat berguna dan
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.4.1 Taksonomi ................................................................................ 11
2.4.2 Morfologi .................................................................................. 12
2.4.3 Kandungan Aktif Dan Manfaat Daun Seledri .......................... 13
2.4.4 Hubungan Seledri Dengan Kadar Trigliserida ......................... 14
2.2.8 Hewan Coba Tikus Putih Galur Wistar ....................................... 14
2.5.1 Hewan Coba.............................................................................. 14
2.5.2 Pemeriksaan Trigliserida Pada Tikus ....................................... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................. 17
3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 17
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ....................................................... 18
3.3 Hipotesis ............................................................................................. 20
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 21
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 21
4.1.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 21
4.1.2 Rancangan Penelitian................................................................ 21
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 22
4.3 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling .................................... 23
4.3.1 Sampel ...................................................................................... 23
4.3.2 Besar Sampel ............................................................................ 23
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampling ................................................. 25
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 25
4.4.1 Variabel Penelitian.................................................................... 25
4.4.2 Definisi Operasional ................................................................. 26
4.5 Intrument Penelitian dan Persiapan Penelitian ................................... 31
4.5.1 Instrument Penelitian ................................................................ 31
4.5.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 32
4.5.3 Ekstrak Daun Seledri ................................................................ 32
4.5.4 Persiapan Hewan Coba ............................................................. 34
4.5.5 Pembuatan Pakan Tinggi Lemak Dan Kolesterol ..................... 34
4.5.6 Pembuatan Dosis Statin ............................................................ 35
4.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 35
vii
4.6.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian................................................... 35
4.6.2 Prosedur Pengambilan Sampel ................................................. 37
4.6.3 Pengukuran Kadar Trygliceride (TG) ....................................... 38
4.7 Etika Penelitian .................................................................................. 38
4.8 Kerangka Oprasional .......................................................................... 39
4.9 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Apo-E = Apolipoprotein
IL-1 = Interleukin 1
TG = Trigliserida
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit ini telah membunuh sekitar 17,9 juta orang pada 2019 (WHO,2021). Di
total kematian (WHO, 2018). Salah satu faktor utama terjadinya penyakit jantung
sebagai salah satu faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner, disamping
faktor resiko lain seperti hipertensi dan diabetes melitus (Mahalle et al., 2014).
plasma. Kelainan lipid utamanya adalah kenaikan dari kolesterol total (K-Total),
TG (TG), low density lipoprotein (LDL), dan penurunan dari high density
konsumsi makanan tinggi lemak (Miller et al., 2011). Makanan berlemak yang
sehingga akan terbentuk badan misel lemak dan akan diserap di usus halus (Guyton,
2016).
1
2
plasma. TG yang tinggi dalam darah akan dihidrolisis sehingga menghasilkan small
dense LDL yang bersifat lebih aterogenik dibandingkan dengan LDL sehingga
Terapi farmakologi dislipidemia saat ini adalah obat golongan statin, obat
golongan ini cenderung efektif namun sebagian besar pasien masih mengalami
kejadian penyakit jantung koroner dan terdapat laporan mengenai efek samping
yang kurang baik yaitu miopati. Karena efek samping tersebut, dibutuhkan
senyawa lain untuk terapi dari dislipidemia, yaitu obat-obat herbal telah digunakan
selama beberapa dekade dan efektif dalam terapi dislipidemia serta memiliki efek
Indonesia adalah Seledri (Apium graveolens L.). Penelitian tentang seledri telah
diuretik(Sarwindah,2020.).
juga bersifat sebagai anti radikal bebas dan dapat mengaktifkan enzim antioksidan
yang akan mencegah oksidasi dari kolesterol LDL sehingga dapat mengurangi
sehingga akan meningkatkan ekresi asam empedu melalui feses (Nashriana et al.,
2015). Berdasarkan data tersebut maka peneliti ingin mengetahui efek seledri
(Apium graveolens L.) terhadap pencegahan kenaikan kadar trigiserida (TG) pada
kenaikan kadar TG pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet tinggi
lemak?
kondisi dislipidemia.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dislipidemia
2.1.1 Definisi
2.1.2 Patofisiologi
viseral yang akan berakibat kepada peningkatan masa jaringan adiposa sehingga
yang akan memodulasi respon inflamasi pada jaringan adiposa. Makrofag akan
terjadi proses transfer kolesterol ester dari LDL dan HDL ke TG plasma dimana
5
6
akan dihidrolisis dan menghasilkan LDL yang lebih aterogenik yaitu small danse
2.2 Atherosklerosis
2.2.1 Definisi
2.2.2 Patofisiologi
a. Penangkapan LDL
(LDL teroksidasi).
c. Aktivasi Leukosit
Molekul adhesi disekresikan oleh sel endotel aktif dan sel otot polos
limfosit, sel mast, monosit dan neutrofil di intima. Selain itu, sel otot
2. Pembentukan atheroma
dan membentuk fibrous cap. Fibrous cap terdiri dari serat kaya
cap dan saat fibrous cap hancur maka lipid dan kolagen akan terekspos
kalsifikasi.
2.2.3 Tatalaksana
acid, fibrat, sequestan asam empedu, azetemibe, dan omega-3 fatty acid untuk
adam lemak sehingga asam lemak tidak dapat berikatan dengan glycerol sehingga
lipolisis dari adiposit yang berakibat pada menurunkan kadar asam lemak bebas dan
asam empedu merupakan gologan obat yang bekerja di saluran intestinal, obat ini
9
akan meningkatkan dua komponen asam empedu utama yaitu asam glikokolat dan
kolesterol secara eksogen dan berakibat kadar kolesterol di hati menjadi rendah
sehingga memicu peningkatan sistesis LDL reseptor. Omega-3 fatty acid adalah
kelomopok asam lemak tidak jenuh. Omega-3 fatty acid dapat menurunkan
sehingga dapat memicu suatu respon inflamasi yang akhirnya berujung pada
sangat banyak serta lipoprotein yang sangat kecil sehingga mudah untuk masuk
(Keenam dr et al.,2014)
10
akibat hidrolisis parsial oleh lipoprotein lipase (LPL) dari TRL yang berasal dari
hati dan usus yang telah mengambil ester kolesterol dari HDL melalui aksi protein
transfer ester kolesterol. Serupa dengan LDL teroksidasi, lemak kaya kolesterol dan
miskin TG ini akan terakumulasi di endotel dan serapan oleh makrofag untuk
membentuk foam cell dan akan diubah menjadi Fibrous cap yang menjadi pencetus
Asam lemak hati memiliki tiga sumber utama yaitu lipid dari makanan,
jaringan adiposa, dan dari proses sintesis de novo. Lemak dalam makanan akan
dihidrolisis di dalam lumen usus yang akan menghasilkan asam lemak dan akan
diserap oleh usus, asam lemak akan diesterifikasi ulang untuk membentuk molekul
TG yang dikemas menjadi kilomikron dan akan dieksresikan ke dalam plasma yang
nantinya akan diserap oleh jaringan otot dan jaringan adiposa. TG yang tersisa akan
asam lemak. Agar dapat dimetabolisme asam lemak akan diaktifkan untuk
simpan di intracellular lipid droplet (LDs) atau dikemas menjadi VLDL yang
dimobilisasi dari jaringan adiposit dan hepatosit guna melepaskan asam lemak.
Sintesis lemak de novo dalam hati juga turut berperan dalam pembentukan asil-
2.2.7 Seledri
2.4.1 Taksonomi
Divisi : Spermatophyte
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnolisa
Subkelas : Rosidace
Ordo : Apiales
Famili : Apicaeca
Genus : Apium
2.4.2 Morfologi
1. Batang
hijau pucat. Sebatang seledri sangat pendek, sekitar 3-5 cm, sehingga
tidak terlihat.
2. Daun
3-7 utas. Tepi daun bergerigi dari batang dan ujungnya runcing. Daunnya
dangkal, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm. Batang daun tumbuh lurus
ke atas atau ke tepi batang, panjang kira-kira 5 cm, hijau atau keputihan.
3. Kelopak
dibuahi, mereka berbentuk bulat kecil berwarna hijau seperti buah muda.
4. Bunga
kelopak putih atau merah muda kehijauan dengan ujung bengkok. Bunga
betina, seringkali ringan, sessile atau pendek tirai bunga berlawanan atau
cm.
13
5. Buah
6. Akar
Akar tebal, sistem akar menyebar ke segala arah sekitar 5-9 cm, per
yang bekerja untuk merelaksasi otot polos dan menurunkan tekanan darah sebagai
anti hipertensi (Naqiyya,2020). Seledri juga memiliki beberapa zat aktif untuk
VLDL yang membawa TG akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan glycerol
untuk diubah menjadi energi, flavonoid juga dapat menghambat enzim fatty acid
synthase (FAS) yang memiliki fungsi dalam metabolisme lemak. Hambatan pada
pembentukan TG. saponin akan menghambat absorpsi TG dalam usus dengan cara
membentuk misel yang tidak dapat diserap dan meningkatkan pembentukan asam
meningkatkan eksresi dari asam empedu (Mutia et al, 2018). Fitosterol dapat
peningkatan eksresi asam empedu melalui feses yang berakibat pada jumlah asam
empedu berkurang sehingga pembentukan asam empedu baru dari kolesterol yang
Hewan coba yang cocok sangat dibutuhkan agar tujuan dapat tercapai
dengan maksimal dan penelitian dapat di kerjakan dengan efesien. Dalam penelitian
15
ada beberapa pilihan hewan coba seperti tikus,primata, dan kelici. Umumnya tikus
yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih galuh wistar, tikus biobreeding,
mencit, dan tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus (rattus norvegicus) memiliki
karena itu, peneliti ingin menggunakan hewan coba rattus norvegicus karena umum
Tikus putih galur wistar lebih unggul dari tikus putih galur Sprague
Dawley karena terbukti Ketika penelitian pemberian diet tinggi lemak selama tujuh
belas minggu, metabolisme tikus putih galur wistas memiliki metabolism yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tikus putih galur Sprangue Dawley yang lebih
lambat dan tikus putih galur wistar memiliki enzim leptin untuk mengatur asupan
makanan dan pengeluaran energi. Penelitian tersebut melihat kadar TG pada tikus
putih galur wistar lebih tinggi dibandingkan tikus putih galur Sprague Dawley
(marques). Taksonomi tikus putih galur wistar adalah sebagi berikut (Stevani,
2016) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodensia
Familia : Muridae
Sumber: FIU, 2017
Genus : Rattus
Norvegicus
16
Kadar normal TG pada tikus putih galur wistas adalah 26-145 mg/dl (Gani
KERANGKA KONSEPTUAL
Antioksidan
TG meningkat
Flavonoid Saponin,Tanin,fitosterol
Peningkatan Free faty acid &
monoacyl glycerol
LPL
Kilomikron remnant
Pemecahan TG
Hipertrigliseridemi
a
Keterangan
= Diteliti
= Tidak diteliti
= Efek Inhibisi
= memicu
17
18
memecah TG dan kolesterol sehingga dapat larut dalam air.TG dan kolesterol yang
terlapisi oleh asam empedu akan berikatan dengan co-lipase pankreas dan akan di
endoplasma halus untuk menyatukan asam lemak dan monoacyl glicyrol menjadi
TG jika proses ini telah selesai makan proses di lanjutkan dengan pemberian Apo-
B48 dan kolesterol di retikulum endoplasma kasar maka akan menjadi kilomikron
dan akan masuk ke pembuluh darah untuk menerima Apo-CII dan Apo-E dari HDL
untuk mengaktifkan Lipoprotein lipase untuk memecah TG menjadi free fatty acid
dan glycerol, lalu free fatty acid dan glycerol akan di transport kejaringan adiposa
dan akan kembali menjadi TG. Pada jaringan otot free fatty acid hasil pemecahan
TG tersebut akan mengalami proses yang dinamakann beta oksidasi yang akan
dan akan diolah dan akan di simpan serta ada yang akan diolah Kembali untuk
penambahan TG dan akan di sintesis oleh asam amino dan glukosa,pada proses ini
free fatty acid dan glycerol juga dapan membentuk TG yang akan berakibat naiknya
dengan kadar TG yang tinggi dan penambahan Apo-B100 maka kondisi ini disebut
19
dengan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang nanti akan dilepaskan ke
lipase yang bertugas untuk memecah TG menjadi Free fatty acid dan glycerol yang
akan menuju jaringan adiposa untuk membetuk TG yang akan di simpan untuk
remnant atau IDL. IDL yang masih memiliki Apo-E akan kembali ke hepar dan
kadar TG pada molekul akan menurun, molekul tersebut akan kembali ke pembuluh
darah dan terbentuk LDL yang akan di mengalami proses katabolisme, jika proses
dari LPL, dengan meningkatnya LPL maka VLDL yang membawa TG akan
dihidrolisi menjadi free fatty acid dan glycerol yang akan diserap oleh otot dan
dioksidasi untuk menhasilkan energi sehingga jumlah TG yang ada dalam darah
dengan asam empedu dan kolesterol dari makanan sehingga membentuk micelle
yang tidak dapat diserap oleh usus sehingga akan diekresikan melalui feses.
20
3.3 Hipotesis
kadar TG tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.
BAB 4
METODE PENELITIAN
terhadap hewan coba Rattus norvegicus yang akan diberikan pakan tinggi lemak
beserta pemberian ekstrak etanol daun seledri, ekstrak daun seledri di berikan
minimal satu jam setelah pemberian pakan tinggi lemak selama 28 hari dengan
dilakukan adaptasi selama 7 hari, setelah itu akan dibagi menjadi 6 kelompok yang
dengan pemberian statin, dan 3 kelompok yang akan diberikan ekstrak etanol daun
400mg/kgBB. Pada hari ke-36 akan dilakukan euthanasia dan akan di ambil darah
21
22
dengan ujian sidang proposal pada bulan September 2023. Setelah itu akan
4.3.1 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah tikus Rattus norvegicus jantan berusia
2-3 bulan dengan berat 150 – 200 gram yang akan di pelihara di Laboratorim
equation dari Charan dan Katherina (2013), nilai E merupakan bebas jumlah
E=N–k
E = (n x k) - k
Keterangan:
k : Jumlah kelompok
20 = (6x) – 6
6x = 20 + 6
X = 4,333
X=5
ekor Rattus norvegicus. Pada penelitian ini akan dilakukan penambahan jumlah
Keterangan :
5
𝑁=
1 − 20%
5
𝑁=
0.8
N=7
dipilih untuk meminimalisir adanya drop out sebanyak 7 ekor pada masing-
25
masing kelompok, sehingga total hewan coba dalam penelitian ini berjumlah
Kriteria inklusi :
✓ Sehat (gerak aktif, mau makan, rambut tidak kusam dan rontok, tidak ada
Kriteria eksklusi:
✓ Tikus sakit selama penelitian berlangsung (tidak gerak aktif, tidak mau
simvastatin.
dilaksanakan selama
28 hari dan akan
diberikan 1 jam
setelah pemberian
pakan diet tinggi
lemak.
3. Spektrofotometer
4. Reagen TG
5. Timbangan digital
6. Capillary rod
7. Sonde lambung
8. Blender
9. Ayakan mesh 60
13. Maserator
15. Waterbath
32
2. Daun seledri
3. Suspensi Na CMC 1%
4. Etanol 96%
7. Obat simvastatin
wadah berisi pelarut etanol 96% yang tertutup dan bebas dari cahaya. Proses ini
mengakibatkan dinding sel dan membrane sel akan pecah yang diakibatkan
33
metabolit sekunder di dalam sitoplasma akan pecah dan larut dalam pelarut
karena relatif hemat fan menggunakan alat yang sederhana yaitu bejana
perendam namun metode ini memiliki kekurangan yaitu waktu yang cukup
sebagai pelarut karena dapat melarutkan senyawa polar, senyawa aktif dalam
daun seledri bersifat polar. Oleh karena itu etanol digunakan sebagai pelarut
Ekstrak etanol daun seledri ditimbang sesuai dosis dan serbuk Na CMC
setiap hari sebanyak satu kali dengan menggunakan sonde lambung sebanyak
yang sudah melalui seleksi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Hewan
coba akan dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yang akan ditempatkan di
kendang yang berukuran 40x50x20cm dengan maksimal tiga ekor tikus dalam
Selama tujuh hari tikus akan dilakukan masa adaptasi sebelum dilakukan diberi
perlakuan agar dapat menyesuaikan cara hidup di dalam kandang. Hewan coba
juga diberi perlakuan dengan prinsip dasar penggunaan hewan coba, yaitu 3R
Dalam penelitian ini hewan coba akan diberikan makanan tinggi lemak
yang akan membuat hewan coba memiliki kadar lemak yang tinggi. Pakan
tinggi lemak terdiri dari campuran kuning telur bebek 1ml/tikus/hari, kuning
diberikan menggunakan sonde. Telur puyuh dan telor bebek digunakan karena
Obat simvastatin diberikan pada satu kelompok hewan coba. Obat ini
terbukti efektif dalam perbaikan kondisi pasien dislipidemia dan obat ini
dosis sebesar 20mg dengan acuan dari penelitian yang sebelumnya (Iriani et al.,
sebagai berikut (Stevani, 2016.): dosis tikus 200g: Dosis umum manusia x
: 20mg x 0,018
: 0,36mg/200gr BB
dengan cara digerus sediaan tablet simvastatin untuk menjadi halus, setelah itu
1. Sampel hewan coba akan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
36
2. Dilakukan adaptasi pada hewan coba selama 7 hari dan diberikan makanan dan
minuman standar.
3. Hewan coba akan dibagi menjadi 6 kelompok yang akan dimasukkan kedalam
standar.
6. Kelompok III (kelompok kontrol positif) akan diberi pakan tinggi lemak dan
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 125 mg/kgBB selama 28 hari.
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 250 mg/kgBB selama 28 hari.
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 400 mg/kgBB selama 28 hari.
10. Sampel darah akan diambil 2 kali, pengambilan pertama akan diambil untuk
melihat kondisi hewan coba tidak dalam kondisi dislipidemia dengan metode
untuk mengecek kadar TG setelah pemberian pakan tinggi lemak dan ekstrak
pemotongan ekor hewan coba setelah 7 hari masa adaptasi untuk melihat
apakah ada hewan coba yang mengalami abnormalitas kadar TG. Jika terdapat
kadar TG yang tinggi maka akan dilakukan adaptasi ulang dengan pemberian
pakan rendah lemak sampai kadar TG hewan coba normal. Pengambilan sampel
yang ke-dua akan dilakukan pada hari ke-35 setelah pemberian diet tinggi
lemak dan ekstrak etanol daun seledri dengan metode intracardiac untuk
0,5 cm untuk mengambil dari vena ekor hewan coba dengan volume sekitar 64
ml/kgBB dan volume maksimal darah adalah 10% dari volume total untuk
setiap 2-4 minggu yaitu pada penelitian ini menggunakan berat hewan coba 200
gram maka jumlah maksimal yang boleh diambil adalah 1,28 ml setiap satu kali
putih galur wistar. Sampel darah akan di-centrifuge untuk memisahkan dengan
serum darah. Serum darah tersebut akan dibaca melalui metode spektrofotometer.
Pada proposal penelitian ini akan dilaksanakan uji kelaikan etik (ethical
penelitian.
39
Sampel penelitian: 42 ekor tikus putih galur wistar jantan, usia 2-3 bulan, BB 150-
200 gram, tidak dislipidemia
Adaptasi tujuh hari dan pada hari ke tujuh dilakukan pengecekan awal kadar TG
Pemberian pakan tinggi lemak dan simvastatin dan ekstrak selama 28 hari
Euthanasia
Penilaian kadar TG
dalam darah
2. Jika didapatkan syarat signifikansi lebih dari 0,05, akan dilakukan uji
3. Jika data terdistribusi normal dan homogen akan dilakukan uji ANOVA pada
semua kelompok untuk membandingkan kadar TG. Setelah itu akan dilakukan
uji Post Hoc Least Significant Difference (LSD) jika didapatkan perbedaan
4. Jika tidak terdistribusi normal dan/atau tidak homogen akan dilakukan uji non
parametrik Kruskal-Wallis
DAFTAR PUSTAKA
39
40
40
41
Nashriana, N., Wirjatmadi, B., & Adriani, M. (2015a). Combined Food (Bekatul
dan Lemak) Menurunkan Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, dan LDL
pada Tikus Galur Wistar Combined Food (Rice Bran and Fat) Reduce of
the Total Cholesterol Levels, Triglycerides, and LDL of Wistar Strain Rats.
In Jurnal Kedokteran Brawijaya (Vol. 28, Issue 3).
Nashriana, N., Wirjatmadi, B., & Adriani, M. (2015b). Combined Food (Bekatul
dan Lemak) Menurunkan Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, dan LDL
pada Tikus Galur Wistar Combined Food (Rice Bran and Fat) Reduce of
the Total Cholesterol Levels, Triglycerides, and LDL of Wistar Strain Rats.
In Jurnal Kedokteran Brawijaya (Vol. 28, Issue 3).
Nurmiati, N., Nuryanti, S., & Tahril, T. (2020). Antioxidant Activity Test of
Ethanol and Water Extracts of Celery (Apium graveolens L.). Jurnal
Akademika Kimia, 9(2), 93–101.
https://doi.org/10.22487/j24775185.2020.v9.i2.pp93-101
Ormazabal, V., Nair, S., Elfeky, O., Aguayo, C., Salomon, C., & Zuñiga, F. A.
(2018). Association between insulin resistance and the development of
cardiovascular disease. In Cardiovascular Diabetology (Vol. 17, Issue 1).
BioMed Central Ltd. https://doi.org/10.1186/s12933-018-0762-4
Pol, T., Held, C., Westerbergh, J., Lindbäck, J., Alexander, J. H., Alings, M.,
Erol, C., Goto, S., Halvorsen, S., Huber, K., Hanna, M., Lopes, R. D.,
Ruzyllo, W., Granger, C. B., & Hijazi, Z. (2018). Dyslipidemia and risk of
cardiovascular events in patients with atrial fibrillation treated with oral
anticoagulation therapy: Insights from the ARISTOTLE (Apixaban for
Reduction in Stroke and Other Thromboembolic Events in Atrial
Fibrillation) trial. Journal of the American Heart Association, 7(3).
https://doi.org/10.1161/JAHA.117.007444
Rafieian-Kopaei, M., Setorki, M., Doudi, M., Baradaran, A., & Nasri, H. (2014).
Atherosclerosis: Process, Indicators, Risk Factors and New Hopes. In
International Journal of Preventive Medicine (Vol. 5, Issue 8).
www.ijpm.ir
Risk Of Premature Death Due To Ncds In Indonesia,WHO 2018. (n.d.).
Sarwindah, D., Penelitian, J., & Profesional, P. (n.d.). POTENSI SELEDRI
SEBAGAI ANTI KOLESTEROL.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
seledri kandungan. (n.d.).
41
42
42
LAMPIRAN
Lampiran I
39
40
d. Saring hasil maserat dengan kain flannel dengan kertas saring sebanyak
dua kali
e. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan pelarut yang diuapkan menggunakan
rotatory evaporator kemudian dengan waterbath
41
Lampiran II
Lampiran III
(Stevani, 2016)
Lampiran IV
(Stevani, 2016)
Peneliti harus menghindari Tindakan dan kondisi yang menimbulkan rasa takut
dan stress ke hewan coba. Salah satu cara adalah menghindari konflik dengan
spesies lain dan tidak memunculkan predator di lingkungan hewan coba.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk memberi kenyamanan dan
hak hewan coba sebagai berikut :
1. Tempat tinggal dan lingkungan
Hewan coba diletakkan di kendang yang layak secara bentuk, ukuran, suhu,
dan bahan yang baik. Area kendang harus bebas dari nyamuk dan diberi insect
proof screen, udara,suhu dan sirkulasi yang baik serta tidak lembab. Kendang akan
berbentuk segiempat dengan ukuran 40x50x20, yang di dasarnya diberi alas yang
dapat menyerap basah dan bau. Dalam penelitin ini dalam satu kendang akan
diberikan maksimal tiga ekor perkandang agar menghindari kompetisi dan
meminimalisir stress.
2. Sanitasi
Untuk menjaga kendang tetap bersih dan baik maka akan dilakukan
pembersihan dan pemberian disinfektan, peneliti juga wajib memakai jas lab,
masker, dan sarung tangan untuk perlindungan diri.
3. Kesediaan makanan
Makanan yang diberikan kepada hewan coba adalah makanan yang
bernutrisi dan dalam jumlah yang cukup. Makanan juga disimpan ditempat yang
bebas dari serangga dan tidak lembab.
4. Kebutuhan air
Air harus dapat mudah dan lancer untuk diminum hewan coba serta
memiliki kandungan mineral yang tidak terlalu tinggi, air juga harus bersih dari
kotoran dan tidak membasahi kendang
5. Sirkulasi udara
Ventilasi bertujuan agar memberi sirkulasi udara yang baik dan dapat diatur,
exhaust fan akan membantu sirkulasi udara menjadi lebih terkontrol
6. Penerangan
45
Lampiran V
(Stevani,2016)
Lampiran VI
(Stevani, 2016)
Lampiran VII
a. Instrumen
• Mikropipet
• Tip mikropipet
• Vortex
• Waterbath
• Spektrofotometer
• Cuvette
2. Bahan
• Serum sampel
• Reagen kolesterol
3. Kolorimetri
d. Letakkan di spektrofotometri
f. Tuliskan hasil
4. Kalkulasi hasil
A(Sampel) mg
C(standard) = ⋯ T
A(standard) dL
50