HIVANKATIC HIDEKI
HIVANKATIC HIDEKI
190118035
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
dr. Dita Sukmaya Prawitasari, M.Si. dr. Devitya Angielevi Sukarno, M.Si.
NPK 216048 NPK 216047
Mengetahui,
Wakil Dekan I
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Skripsi yang berjudul “Efek Pencegahan Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium
graveolens L.) Terhadap Trigliserida (TG) Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang
dari bantuan, bimbingan. dan dukungan dari dr. Dita Sukmaya Prawitasari , M.Si.
dan dr. Devitya Angielevi, M.Si. selaku pembimbing penulis serta semua pihak di
kehidupan penulis yang memberikan dukungan tanpa henti. Oleh karena itu,
2. Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., FIHA., FAsCC., FACC
Ph.D. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya dan dr.
Universitas Surabaya.
iv
5. dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. selaku penanggung jawab tugas akhir
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya yang terlah
7. Kedua orang tua dan adik penulis yang memberikan semangat,bantuan, dan
9. Diri saya sendiri yang selalu berusaha dan tidak menyerah dalam proses
karena itu penulis menerima kritik dan saran membangun untuk membuat proposal
menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat berguna dan
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................. 17
3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 17
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ....................................................... 18
3.3 Hipotesis ............................................................................................. 20
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 21
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 21
4.1.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 21
4.1.2 Rancangan Penelitian................................................................ 21
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 22
4.3 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling .................................... 23
4.3.1 Sample ...................................................................................... 23
4.3.2 Besar Sample ............................................................................ 23
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampling ................................................. 25
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 25
4.4.1 Variabel Penelitian.................................................................... 25
4.4.2 Definisi Operasional ................................................................. 26
4.5 Intrument Penelitian dan Persiapan Penelitian ................................... 29
4.5.1 Instrument Penelitian ................................................................ 29
4.5.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 30
4.5.3 Ekstrak Daun Seledri ................................................................ 30
4.5.4 Persiapan Hewan Coba ............................................................. 32
4.5.5 Pembuatan Pakan Tinggi Lemak Dan Kolesterol ..................... 33
4.5.6 Pembuatan Dosis Statin ............................................................ 33
4.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 34
4.6.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian................................................... 34
4.6.2 Prosedur Pengambilan Sampel ................................................. 35
4.6.3 Pengukuran Kadar Trygliceride (TG) ....................................... 36
4.7 Etika Penelitian .................................................................................. 36
4.8 Kerangka Oprasional .......................................................................... 37
4.9 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
vii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
viii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Apo-B48 = Apolipoprotein B-48
Apo-E = Apolipoprotein
IL-1 = Interleukin 1
TG = Trigliserida
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit ini telah membunuh sekitar 17,9 juta orang pada 2019 (WHO,2021). Di
total kematian (WHO, 2018). Salah satu faktor utama terjadinya penyakit jantung
sebagai salah satu faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner, disamping
faktor resiko lain seperti hipertensi dan diabetes melitus (Mahalle et al., 2014).
penurunan atau peningkatan kadar lipid dalam plasma. Kelainan lipid utamanya
adalah kenaikan dari kolesterol total (K-Total), trigliserida (TG), low density
lipoprotein (LDL), dan penurunan dari high density lipoprotein (HDL). Tingginya
kadar trigliserida (TG) dapat disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi lemak
diemulsifikasi dan dicampur dengan garam empedu sehingga akan terbentuk badan
1
2
dalam plasma. Trigliserida yang tinggi dalam darah akan dihidrolisis sehinngga
dengan LDL sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung koroner (Utami et al.,
2017)
golongan statin, obat golongan ini cenderung efektif namun sebagian besar pasien
masih mengalami kejadian penyakit jantung koroner dan ada laporan efek samping
yang kurang baik yaitu miopati. Karena efek samping tersebut, dibutuhkan
senyawa lain untuk terapi dari dislipidemia,yaitu obat-obat herbal telah digunakan
selama beberapa dekade dan efektif dalam terapi dislipidemia serta memiliki efek
Indonesia adalah Seledri (Apium graveolens L.), penelitian tentang seledri telah
Saponin akan menghambat absorbsi kolesterol dan trigliserida di dalam usus dan
intertinal, tanin juga bersifat sebagai anti radikal bebas dan dapat mengaktifkan
enzim antioksidan yang akan mencegah oksidasi dari kolesterol LDL sehingga
kolesterol asam empedu dengan memodifikasi asetil Ko-A karboksilase dan 7α-
kadar trigiserida (TG) pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi
lemak.
kenaikan kadar trigliserida pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi
kondisi dislipidemia.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dislipidemia
2.1.1 Patofisiologi
viseral yang akan berakibat kepada peningkatan masa jaringan adiposa sehingga
yang akan memodulasi respon inflamasi pada jaringan adipsa. Makrofag akan
HDL kemudian bersamaan dengan itu terjadi proses transfer kolesterol ester dari
LDL dan HDL ke TG plasma dimana proses-proses ini dimediasi oleh cholesterol
LDL yang lebih aterogenik yaitu small danse LDL (Utami et al., 2017).
5
6
2.2 Atherosklerosis
2.2.1 Patofisiologi
a. Penangkapan LDL
(LDL teroksidasi).
c. Aktivasi Leukosit
Molekul adhesi disekresikan oleh sel endotel aktif dan sel otot polos
limfosit, sel mast, monosit dan neutrofil di intima. Selain itu, sel otot
2. Pembentukan atheroma
dan membentuk fibrous cap. Fibrous cap terdiri dari serat kaya
cap dan saat fibrous cap hancur maka lipid dan kolagen akan terekspos
kalsifikasi.
2.2.2 Tatalaksana
menjadi adam lemak sehingga asam lemak tidak dapat berikatan dengan gliserol
sehingga dapat menurunkan sintesis trigliserida (Lewis, 2009). Nicotinic acid akan
mencegah lipolisis dari adiposit yang berakibat pada menurunkan kadar asam
hidrolisis trigliserida dan dapat juga menurunkan jumlah Apo-CIII yang berperan
yang bekerja di saluran intestinal, obat ini akan meningkatkan dua komponen asam
empedu utama yaitu asam glikokolat dan asam taurokolik sehingga kelarutan
peningkatan sistesis LDL reseptor. Omega-3 fatty acid adalah kelomopok asam
sehingga dapat memicu suatu respon inflamasi yang akhirnya berujung pada
trigliserida yang sangat banyak serta lipoprotein yang sangat kecil sehingga mudah
sisa aterogenik dan apo C-III, protein proinflamasi, proatherogenik yang ditemukan
pada semua kelas lipoprotein plasma. Beberapa lipoprotein kaya trigliserida (TRL)
akibat hidrolisis parsial oleh lipoprotein lipase (LPL) dari TRL yang berasal dari
hati dan usus yang telah mengambil ester kolesterol dari HDL melalui aksi protein
transfer ester kolesterol. Serupa dengan LDL teroksidasi, lemak kaya kolesterol dan
miskin TG ini akan terakumulasi di endotel dan serapan oleh makrofag untuk
membentuk foam cell dan akan diubah menjadi Fibrous cap yang menjadi pencetus
Asam lemak hati memiliki tiga sumber utama yaitu lipid dari makanan,
jaringan adiposa, dan dari proses sintesis de novo. Lemak dalam makanan akan
dihidrolisis di dalam lumen usus yang akan menghasilkan asam lemak dan akan
diserap oleh usus, asam lemak akan diesterifikasi ulang untuk membentuk molekul
plasma yang nantinya akan diserap oleh jaringan otot dan jaringan adiposa.
Trigliserida yang tersisan akan diangkut Kembali ke hati dan di proses secara
asam lemak. Agar dapat dimetabolisme asam lemak akan diaktifkan untuk
digabungkan menjadi lipid kompleks. Trigliserida yang disintesis secara local akan
11
di simpan di intracellular lipid droplet (LDs) atau dikemas menjadi VLDL dan di
dimobilisasi dari jaringan adiposit dan hepatosit untuk melepaskan asam lemak. De
produksi energi dan mengalami oksidasi oleh mitokondira atau untuk produksi
2.4 Seledri
2.4.1 Taksonomi
Divisi : Spermatophyte
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnolisa
Subkelas : Rosidace
Ordo : Apiales
Famili : Apicaeca
Genus : Apium
2.4.2 Morfologi
1. Batang
hijau pucat. Sebatang seledri sangat pendek, sekitar 3-5 cm, sehingga
tidak terlihat.
12
2. Daun
3-7 utas. Tepi daun bergerigi dari batang dan ujungnya runcing. Daunnya
dangkal, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm. Batang daun tumbuh lurus
ke atas atau ke tepi batang, panjang kira-kira 5 cm, hijau atau keputihan.
3. Kelopak
mereka berbentuk bulat kecil berwarna hijau seperti buah muda. Saat
4. Bunga
kelopak putih atau merah muda kehijauan dengan ujung bengkok. Bunga
betina, seringkali ringan, sessile atau pendek tirai bunga berlawanan atau
cm.
5. Buah
6. Akar
Akar tebal, sistem akar menyebar ke segala arah sekitar 5-9 cm, per
yang bekerja untuk merelaksasi otot polos dan menurunkan tekanan darah sebagai
saponin, tannin, asparagine, fitosterol, kolin, minyak atsiri, pthlides, dan vitamin A,
B, dan C. Kandungan yang terdapat dalam daun seledri memiliki mekanisme yang
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol untuk diubah menjadi energi,
flavonoid juga dapat menghambat enzim fatty acid synthase (FAS) yang berfungsi
menghambat absorbs trigliserida dalam usus dengan cara membentuk misel yang
tidak dapat diserap dan meningkatkan pembentukan asam empedu dan kemudian
eksresi dari asam empedu (Mutia et al, 2018). Fitosterol dapat menurunkan kadar
peningkatan eksresi asam empedu melalui feses yang berakibat pada jumlah asam
empedu berkurang sehingga pembentukan asam empedu baru dari kolesterol yang
Dibutuhkan hewan coba yang cocok agar tujuan dapat tercapai dengan
maksimal dan penelitian dapat di kerjakan dengan efesien. Dalam penelitian ada
beberapa pilihan hewan coba seperti tikus,primata, dan kelici. Umumnya tikus yang
digunakan dalam penelitian adalah tikus putih galuh wistar, tikus biobreeding,
mencit, dan tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus (rattus norvegicus) memiliki
15
Olehkarena itu, peneliti ingin menggunakan hewan coba rattus norvegicus karena
umum digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan diet tinggi lemak.
Tikus putih galur wistar lebih unggul dari tikus putih galur Sprague
Dawley karena terbukti Ketika penelitian pemberian diet tinggi lemak selama tujuh
belas minggu, metabolism tikus putih galur wistas memiliki metabolism yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tikus putih galur sprangue Dawley yang lebih lambat
dan tikus putih galur wistar memiliki enzim leptin untuk mengatur asupan makanan
dan pengeluaran energi. Penelitian tersebut melihat kadar trigliserida pada tikus
putih galur wistar lebih tinggi dibandingkan tikus putih galur Sprague
(Stevani, 2016) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodensia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Kadar normal trigliserida pada tikus putih galur wistas adalah 26-145
KERANGKA KONSEPTUAL
Antioksidan
Trigliserida meningkat
Flavonoid Saponin,Tanin,fitosterol
Peningkatan Free faty acid &
monoacyl glycerol
LPL
Kilomikron remnant
Pemecahan TG
Hipertrigliseridemi
a
Keterangan
= Diteliti
= Tidak diteliti
= Efek Inhibisi
= memicu
17
18
Akibat konsumsi diet tinggi lemak maka trigliserida dan kolesterol yang
memecah trigliserida dan kolesterol sehingga dapat larut dalam air.trigliserida dan
kolesterol yang terlapisi oleh asam empedu akan berikatan dengan co-lipase
pankreas dan akan di pecah menjadi asam lemak dan monoacyl glycerol atau
michelle.
endoplasma halus untuk menyatukan asam lemak dan monoacyl glicyrol menjadi
trigliserida jika proses ini telah selesai makan proses di lanjutkan dengan pemberian
kilomikron dan akan masuk ke pembuluh darah untuk menerima Apo-CII dan Apo-
menjadi free fatty acid dan glycerol, lalu Free fatty acid dan glycerol akan di
transport kejaringan adiposa dan akan kembali menjadi trigliserida. Pada jaringan
otot free fatty acid hasil pemecahan trigliserida tersebut akan mengalami proses
yang dinamakann beta oksidasi yang akan menghasilkan ATP dan akan
ke hepar dan akan diolah dan akan di simpan serta ada yang akan diolah kembal
untuk penambahan trigliserida dan akan di sintesis oleh asam amino dan
glukosa,pada proses ini free fatty acid dan glycerol juga dapan membentuk
19
tinggi dan penambahan Apo-B100 maka kondisi ini disebut dengan VLDL (Very
Low Density Lipoprotein) yang nanti akan dilepaskan ke pembuluh darah dan
lipase yang bertugas untuk memecah trigliserida menjadi Free fatty acid dan
glycerol yang akan menuju jaringan adiposa untuk membetuk trigliserida yang akan
yang masih memiliki Apo-E akan kembali ke hepar dan berinteraksi dengan
aktivasi dari Lipoprotein lipase (LPL), dengan meningkatnya LPL maka VLDL
yang membawa trigliserida akan dihidrolisi menjadi free fatty acid dan gliserol
yang akan diserap oleh otot dan dioksidasi untuk menhasilkan energi sehingga
jumlah trigliserida yang ada dalam darah akan berkurang. Tanin dapat menurunkan
empedu dan kolesterol dari makanan sehingga membentuk michelle yang tidak
3.3 Hipotesis
kadar trigliserida tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.
BAB 4
METODE PENELITIAN
terhadap hewan coba Rattus norvegicus yang akan dibikan pakan tinggi lemak
beserta pemberian ekstrak etanol daun seledri, ekstrak daun seledri di berikan
minimal satu jam setelah pemberian pakan tinggi lemak selama 28 hari dengan
dilakukan adaptasi selama 7 hari, setelah itu akan dibagi menjadi 6 kelompok yang
dengan pemberian statin, dan 3 kelompok yang akan diberikan ekstrak etanol daun
400mg/kgBB. Pada hari ke-36 akan dilakukan euthanasia dan akan di ambil darah
21
22
dengan ujian sidang proposal pada bulan September 2023. Setalah itu akan
4.3.1 Sample
Sample pada penelitian ini adalah tikus Rattus norvegicus jantan berusia
2-3 bulan dengan berat 150 – 200 gram yang akan di pelihara di Laboratorim
equation dari Charan dan Katherina (2013), nilai E merupakan bebas jumlah
E=N–k
E = (n x k) - k
Keterangan:
k : Jumlah kelompok
20 = (6x) – 6
6x = 20 + 6
X = 4,333
X=5
ekor Rattus norvegicus. Pada penelitian ini akan dilakukan penambahan jumlah
Keterangan :
5
𝑁=
1 − 20%
5
𝑁=
0.8
N=7
dipilih untuk meminimalisir adanya drop out sebanyak 7 ekor pada masing-
25
masing kelompok, sehingga total hewan coba dalam penelitian ini berjumlah
Kriteria inklusi :
✓ Sehat (gerak aktif, mau makan,rambut tidak kusam dan rontok,tidak ada
Kriteria eksklusi:
✓ Tikus sakit selama penelitian berlangsung (tidak gerak aktif, tidak mau
(LDL) darah.
simvastatin.
Cara
Variabel Definisi Oprasional Satuan Skala
Pengukuran
Kadar Trigliserida Pengukuran mg/dL Rasio
Trigliserida merupakan senyawa menggunakan
lemak yang terdiri metode
dari asam lemak spektrofotometri
bebas dan monoasil
gliserol yang
memiliki fungsi
sebagai menyediakan
energi.
Trigliserida dalam
darah didapat dari
lipoprotein yang
mengandung
trigliserida. Kadar
normal pada darah
tikus berkisar antara
26-145 mg/dL
28
3. Spektrofotometer
4. Reagen Trigliserida
5. Timbangan digital
6. Capillary rod
7. Sonde lambung
8. Blender
9. Ayakan mesh 60
13. Maserator
30
15. Waterbath
2. Daun seledri
3. Suspensi Na CMC 1%
4. Etanol 96%
7. Obat simvastatin
wadah berisi pelarut etanol 96% yang tertutup dan bebas dari cahaya. Proses ini
mengakibatkan dinding sel dan membrane sel akan pecah yang diakibatkan
metabolit sekunder di dalam sitoplasma akan oecah dan larut dalam pelarut
karena relatif hemat fan menggunakan alat yang sederhana yaitu bejana
perendam namun metode ini memiliki kekurangan yaitu waktu yang cukup
sebagai pelarut karena dapat melarutkan senyawa polar, senyawa aktif dalam
Ekstrak etanol daun seledri ditimbang sesuai dosis dan serbuk Na CMC
yang sudah melalui seleksi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Hewan
coba akan dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yang akan ditempatkan di
kendang yang berukuran 40x50x20cm dengan maksimal tiga ekor tikus dalam
Selama tujuh hari tikus akan dilakukan masa adaptasi sebelum dilakukan diberi
perlakuan agar dapat menyesuaikan cara hidup di dalam kendang. Hewan coba
juga diberi perlakuan dengan prinsip dasar penggunaan hewan coba, yaitu 3R
Dalam penelitian ini hewan coba akan diberikan makanan tinggi lemak
yang akan membuat hewan coba memiliki kadar lemak yang tinggi. Pakan
tinggi lemak terdiri dari campuran kuning telur bebek 1ml/tikus/hari, kuning
diberikan menggunakan sonde. Telur puyuh dan telor bebek digunakan karena
obat simvastatin diberikan pada satu kelompok hewan coba. Obat ini
terbukti efektif dalam perbaikan kondisi pasien dislipidemia dan obat ini
dosis sebesar 20mg dengan acuan dari penelitian yang sebelumnya (Iriani et al.,
sebagai berikut (Stevani, 2016.): dosis tikus 200g: Dosis umum manusia x
: 20mg x 0,018
: 0,36mg/200gr BB
dengan cara diggerus sediaan tablet simvastatin untuk menjadi halus, setelah
34
1. Sample hewan coba akan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Akan dilakukan adaptasi pada hewan coba selama 7 hari dan diberikan
3. Hewan coba akan dibagi menjadi 6 kelompok yang akan dimasukkan kedalam
standar.
6. Kelompok III (kelompok kontrol positif) akan diberi pakan tinggi lemak dan
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 125 mg/kgBB selama 28 hari.
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 250 mg/kgBB selama 28 hari.
ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 400 mg/kgBB selama 28 hari.
35
10. Sampel darah akan diambil 2 kali,pengambilan pertama akan diambil untuk
melihat kondisi hewan coba tidak dalam kondisi dislipidemia dengan metode
untuk mengecek kadar trigliserida setelah pemberian pakan tinggi lemak dan
metode pemotongan ekor hewan coba setelah 7 hari masa adaptasi untuk
trigliserida. Jika terdapat kadar trigliserida yang tinggi maka akan dilakukan
adaptasi ulang dengan pemberian pakan rendah lemak sampai kadar trigliserida
hewan coba normal. Pengambilan sample yang ke-dua akan dilakukan pada hari
ke-35 setelah pemberian diet tinggi lemak dan ekstrak etanol daun seledri
kurang lebih 0,5 cm untuk mengambil dari vena ekor hewan coba dengan
volume sekitar 64 ml/kgBB dan volume maksimal darah adalah 10% dari
36
volume total untuk setiap 2-4 minggu yaitu pada penelitian ini menggunakan
berat hewan coba 200 gram maka jumlah maksimal yang boleh diambil adalah
intracardiac tikus putih galur wistar. Sampel darah akan dicentrifuge untuk
memisahkan dengan serum darah. Serum darah tersebut akan dibaca melalui
metode spektofotometer.
Pada proposal penelitian ini akan dilaksanakan uji kelaikan etik (ethical
penelitian.
37
Sampel penelitian: 36 ekor tikus putih galur wistar jantan, usia 2-3bulan, BB 150-
200gram, tidak dislipidemia
Pemberian pakan tinggi lemak dan simvastatin dan ekstrak selama 28 hari
Euthanasia
Penilaian kadar TG
menggunakan Statistical Product and service (SPSS) versi 26. Langkah analisis
2. Jika didapatkan syarat signifikansi lebih dari 0,05, akan dilakukan uji
3. Jika data terdistribusi normal dan homogen akan dilakukan uji ANOVA pada
dilakukan uji post hoc Least Significant Difference (LSD) jika didapatkan
perlakuan
4. Jika tidak terdistribusi normal dan/atau tidak homogen akan dilakukan uji non
parametrik Kruskal-Walli
DAFTAR PUSTAKA
39
40
40
41
41
42
42
LAMPIRAN
Lampiran I
39
40
d. Saring hasil maserat dengan kain flannel dengan kertas saring sebanyak
dua kali
e. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan pelarut yang diuapkan menggunakan
rotatory evaporator kemudian dengan waterbath
41
Lampiran II
Lampiran III
(Stevani, 2016)
Lampiran IV
(Stevani, 2016)
Peneliti harus menghindari Tindakan dan kondisi yang menimbulkan rasa takut
dan stress ke hewan coba. Salah satu cara adalah menghindari konflik dengan
spesies lain dan tidak memunculkan predator di lingkungan hewan coba.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk memberi kenyamanan dan
hak hewan coba sebagai berikut :
1. Tempat tinggal dan lingkungan
Hewan coba diletakkan di kendang yang layak secara bentuk, ukuran, suhu,
dan bahan yang baik. Area kendang harus bebas dari nyamuk dan diberi insect
proof screen, udara,suhu dan sirkulasi yang baik serta tidak lembab. Kendang akan
berbentuk segiempat dengan ukuran 40x50x20, yang di dasarnya diberi alas yang
dapat menyerap basah dan bau. Dalam penelitin ini dalam satu kendang akan
diberikan maksimal tiga ekor perkandang agar menghindari kompetisi dan
meminimalisir stress.
2. Sanitasi
Untuk menjaga kendang tetap bersih dan baik maka akan dilakukan
pembersihan dan pemberian disinfektan, peneliti juga wajib memakai jas lab,
masker, dan sarung tangan untuk perlindungan diri.
3. Kesediaan makanan
Makanan yang diberikan kepada hewan coba adalah makanan yang
bernutrisi dan dalam jumlah yang cukup. Makanan juga disimpan ditempat yang
bebas dari serangga dan tidak lembab.
4. Kebutuhan air
Air harus dapat mudah dan lancer untuk diminum hewan coba serta
memiliki kandungan mineral yang tidak terlalu tinggi, air juga harus bersih dari
kotoran dan tidak membasahi kendang
5. Sirkulasi udara
Ventilasi bertujuan agar memberi sirkulasi udara yang baik dan dapat diatur,
exhaust fan akan membantu sirkulasi udara menjadi lebih terkontrol
6. Penerangan
45
Lampiran V
(Stevani,2016)
Lampiran VI
(Stevani, 2016)
Lampiran VII
a. Instrumen
• Mikropipet
• Tip mikropipet
• Vortex
• Waterbath
• Spektrofotometer
• Cuvette
2. Bahan
• Serum sampel
• Reagen kolesterol
3. Kolorimetri
d. Letakkan di spektrofotometri
f. Tuliskan hasil
4. Kalkulasi hasil
A(Sample) mg
C(standard) = ⋯ T
A(standard) dL
50