USULAN PENELITIAN
Oleh:
DWIKY DAMARA
NPM. 200110170024
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
DWIKY DAMARA
NPM. 200110170024
Mengesahkan
Wakil Dekan
i
KATA PENGANTAR
Allah Subhanahu wa ta’ala karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
Bobot Badan Kelinci Lokal” dapat disusun. Usulan penelitian ini disusun guna
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati,
MS., IPU., sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Dr. Sauland Sinaga S.Pt.,
M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan waktu untuk
penelitian ini. Penulis juga berterima kasih kepada para Dosen dan Pembahas
Penulis ucapkan terima kasih juga kepada Dr. Rahmat Hidayat, S.Pt.,
Indrawati Yudha Asmara, S.Pt., M.Si., PhD sebagai Wakil Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran serta Dr. M. Fatah W., S.Pt., M.Si sebagai
Terima kasih Penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, serta bimbingan, dan secara khusus penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ayah Roni Gunawan, Ibu Kusniati serta seluruh keluarga besar Omas
ii
Miharja (Alm) yang telah memberikan do’a, semangat, moril, material, dan
Terima kasih penulis ucapkan kepada Keluarga Besar Argali Fapet 2017,
rekan seperjuangan Farhan Nugraha, Nofira Permata Maulani, Rojana, Rinto, dan
Penulis berharap, semoga usulan penelitian ini bisa menjadi awal yang
baik sebagai panduan untuk penelitian, khususnya bagi peneliti dan umumnya
untuk semua pihak yang memerlukan. Semoga amal dan segala usaha yang telah
Aamiin
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................... vi
1 PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................ 3
1.2. Identifikasi Masalah........................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian............................................................ 3
1.4. Kerangka Pemikiran....................................................... 4
1.5. Waktu dan Tempat Penelitian......................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 14
LAMPIRAN.......................................................................... 16
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
vi
1
PENDAHULUAN
potensi besar sebagai ternak penghasil daging, yang dapat menjadi salah satu
mempunyai beberapa keunggulan yaitu tidak membutuhkan areal yang luas dalam
dapur dan hasil sampingan produk pertanian, biaya produksi relatif murah,
kadar lemak rendah. Dalam latar belkang tidak boleh ada Pustaka, sebaiknya
penghasil daging sehat, karena salah satu sifat dagingnya yang rendah kolesterol.
Namun kenyataan di masyarakat, pada saat ini penyediaan daging kelinci masih
sangat kurang, dikarenakan produktivitasnya yang masih rendah dan juga jumlah
peternak yang tertarik untuk berusaha ternak kelinci masih sangat sedikit. Salah
satu hal yang menyebabkan terhambatnya pengembangan ternak kelinci ini tidak
terlepas dari masalah ketersediaan pakan berkualitas yang saat ini masih bersaing
seperti Indonesia, akan lebih memilih pemberian pakan berkualitas untuk unggas
pertanian rerumputan ataupun limbah sayuran yang kualitasnya tentu kurang baik.
Untuk itu, maka diperlukan upaya perbaikan kualitas pakan. Salah satunya dengan
2
Tanaman kelor atau dalam bahasa latin di sebut Moringa oleifera Lam
merupakan tanaman asli Asia dan di percaya berasal dari daratan india, Pakistan
dan Afganistan. Tanaman kelor saat ini sudah menyebar ke berbagai negara tropis
sayuran dan tanaman obat. Selain bermanfaat untuk sayur, ternyata daun kelor
merupakan sumber protein bagi ternak. Kandungan nutrisi kelor tidak kalah
dengan jenis tanaman hijauan legume pohon yang banyak digunakan sebagai
dan Turi (Sesbania grandiflora). Selain itu, daun kelor juga memiliki keunikan
ransum terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan kelinci lokal
lanjutan serta, dapat menjadi informasi tambahan bagi peternak, peneliti atau
dari kelinci ras lain. Kelinci lokal merupakan persilangan antara berbagai jenis
kelinci yang membentuk suatu adaptasi lingkungan. Kelinci lokal memiliki daya
adaptasi yang tinggi dengan pakan lokal seperti limbah sayuran, gulma di ladang
sayur dan hasil sortir tanaman umbi – umbian (Brahmantyo dkk, 2014). Meski
memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari kelinci impor, namun kelinci lokal berguna
dalam penyilangan dengan bangsa lain untuk mengembangkan kelinci yang tahan
penyakit dan mempunyai toleransi panas (Sarwono, 2003). Kelinci impor seperti
New Zealand White dan Flemish Giant memiliki karakteristik pertumbuhan yang
cepat dan ukuran tubuh yang besar namun kurang beradaptasi di iklim tropis.
4
minimal dan ragam pakan jika terpenuhi maka akan terjadi keseimbangan dalam
sangat ditentukan oleh perhatian dan perawatan. Jenis, jumlah dan mutu pakan
ruminansia tidak cocok mendapatkan hijauan saja atau konsentrat saja karena
efisiensi ransum dan daya cerna serta dapat menurunkan konversi ransum
(Blakely dan Bade, 1988). Pertambahan bobot badan erat kaitannya dengan
oleh kualitas dan kuantitas ransum yang dikonsumsi (Cheeke, 1987). Kualitas
Protein kasar merupakan salah satu komponen nutrien dalam bahan pakan
selanjutnya jumlah protein yang berlebih akan disimpan di dalam daging, organ
dan jaringan bawah kulit (Anggorodi, 1994). Kelinci mempunyai kebiasaan yang
tidak dilakukan pada ternak lainnya yaitu memakan feses yang sudah dikeluarkan
yang disebut dengan coprophagy (Blakely dan Bade, 1992). Coprophagy biasanya
terjadi pada malam hari yang memungkinkan kelinci memanfaatkan secara penuh
5
asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin
B dan memecahkan selulosa atau serat menjadi energi yang berguna (Blakely dan
Bade, 1992). Hal tersebut membuat kelinci sangat efisien dalam memanfaatkan
nutrisi pakan. Pemberian ransum yang mengandung kadar protein tinggi pada
Konsumsi pakan atau jumlah pakan yang dihabiskan oleh seekor ternak
konsumsi pakan (Kamal, 1997). Pakan yang mempunyai kandungan serat kasar
dan energi yang tinggi dapat menyebabkan konsumsi pakan rendah. Kandungan
serat kasar yang tinggi menyebabkan jalan pakan lebih lambat sehingga ruang
dalam saluran pencernaan cepat penuh dan mengakibatkan kelinci mudah kenyang
(Utami dkk., 2014). Lemak kasar berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum,
semakin tinggi kadar lemak maka semakin rendah konsumsi. Hal ini dikarenakan
kebutuhan energi akan lebih mudah tercapai (Lang, 1981). Kelinci termasuk
ternak pseudo ruminant yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar
kolon) yang kurang lebih merupakan 50 persen dari seluruh kapasitas saluran
mampu mencerna bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat
dicerna oleh ternak ruminansia (Sarwono, 2003). Sehingga, ada batasan serat
kasar yang perlu diperhatikan agar tidak mengganggu pencernaan dan konsumsi
kelinci.
6
Kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang banyak kita
jumpai di Indonesia. Kelor merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan mudah
ditanam baik secara vegetatif dengan stek, maupun secara generatif dengan biji.
Kelor sebagai tanaman perdu, bisa digunakan untuk pakan ternak dan memiliki
kandungan protein tinggi serta serat kasar yang rendah. Selain kandungan
nutrisinya yang tinggi dan berpotensi menjadi pakan ternak alternatif, kandungan
asam amino dalam daun kelor ini seimbang. Penelitian yang dilakukan pada daun
kelor menyebutkan bahwa daun kelor dalam bentuk kering memiliki kandungan
nutrien seperti protein kasar sebesar 26,89%, serat kasar 13.24% lemak kasar
5,76%, energi 4304 kkal/kg, kalsium 1.55% serta phosphor sebesar 0.39%
diketahui bahwa daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik sehingga
kelinci.
zealand white. Hasil penelitian terhadap kelinci yang diberi ransum dengan
tambahan 10%, 20% dan 30% dan kontrol (tanpa tambahan daun kelor)
menunjukkan kelinci yang diberi ransum dengan tambahan daun kelor 20%
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2021 – April 2021
II
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci lokal jantan
sebanyak 20 ekor dengan bobot badan awal sekitar 400 – 500 gram dengan umur
Air minum diberikan secara adlibitum atau diusahakan tersedia setiap saat
kelinci membutuhkan.
yang diberikan berupa dedak padi halus, jagung, pollard, bungkil kelapa, bungkil
kedelai, kapur, premix dan garam. Ransum diberikan dalam bentuk pellet.
9
5) Tali Rapia sebagai alat untuk mengikat tempat pakan dan minum
kandang dan peralatan kandang. Kandang yang digunakan terbuat dari besi kawat
11
dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm. Lantai kandang
padi halus, pollard, jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, kapur, premix, dan
garam. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formulasi
ransum yang telah sesuai dengan level perlakuan. Semua bahan akan dicampurkan
2)
Tahapan Pemeliharaan
secara acak pada kandang individu yang sudah tersedia tempat pakan dan botol
nipple. Pemberian ransum dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu hari, yaitu pada
pagi hari pukul 08.00, siang hari pukul 13.00, dan pada malam hari pukul 18.00
3)
Tahapan Pengumpulan Data
badan. Konsumsi pakan diperoleh dari penimbangan 1 minggu yaitu dengan cara
minggu dengan tujuan menghindari kelinci dari stress. Pengolahan data dilakukan
Konsumsi pakan yaitu jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari oleh
jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan dan dibagi dengan jumlah hari
perhitungan.
bobot awal (g/ekor) dan dibagi jumlah hari perhitungan. Pertambahan bobot
badan diukur dengan cara menimbang bobot badan kelinci setiap minggu.
Bobot Badan Akhir ( gr )−Bobot Badan Awal ( gr )
PBB=
∑ hari
2.3.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
sebagai berikut :
Yij = µ + αi + εij
13
Keterangan :
sama.
Kaidah keputusan :
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima
2) Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan
terima H1.
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan dengan
LSR = SSR × Sӯ
S=
√ KT galat
r √
=
s
r
Keterangan:
Sӯ = Standar Error
dengan LSR :
2) d > LSR, maka berbeda nyata atau tolak H0 dimana d adalah selisih antara dua
rata-rata perlakuan.
Keterangan :
U1, U2,..U5 : Ulangan Ke 1, 2,..5
R0,R1,R2,R3 : Kode Perlakuan
15
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J dan Bade, D. H. 1992. Ilmu Peternakan IV. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Cheeke, P.R., 1987. Rabbit Feeding and Nutrition. Academic Press, Inc. Orlando,
Florida.
Dairyfeed Online. 2017. Dedak Padi Halus, Jagung, Pollard, Bungkil Kelapa,
Bungkil Kedelai Kapur, Premix dan Garam. Hal. Tersedia pada :
http://dairyfeed.ipb.ac.id (Diakses pada 27 November 2020, pukul 10.00
WIB)
Fuentes, A.D.H., S.S. Simental, A.Z. Bastida, J.O. López, dan M.A. Martínez.
2020. Productive Performance, Carcass Traits, Meat Quality And Blood
Profile In Rabbits Fed With Moringa Oleifera. Zootecnia Nutrição e
Produção Animal. 8(2), 270-281.
LAMPIRAN