LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Budidaya Pakan Alami
Disusun oleh :
Kelompok 11 / Perikanan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkat kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, laporan praktikum Budidaya Pakan Alami tentang kultur
Infusoria. Laporan disusun penulis sesuai dengan hasil praktikum yang telah
dilakukan di laboratorium dan bertujuan untuk memenuhi tugas laporan
Praktikum Budidaya Pakan Alami. Laporan dapat tersusun tak lepas dari bantuan
banyak pihak. Oleh karena itu kelompok 11 mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Dosen pengampu yaitu Dr. Ir. Rita Rostika, M.Si yang menyampaikan
materi dengan baik.
2. Asisten laboratorium mata kuliah Budidaya Pakan Alami
yang membimbing penulis dalam praktikum.
3. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum.
Penulis berharap, laporan praktikum Budidaya Pakan Alami yang telah
selesai disusun dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis serta menjadi evaluasi
dan tolak ukur untuk praktikum Biologi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran kedepannya.
Kelompok 11
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL........................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 2
1.2 Identifikasi Masalah................................................................ 3
1.3 Tujuan Praktikum................................................................... 3
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Mengenai Perlakuan (Kol, Bayam, Sawi).............................. 4
2.2 Gambaran Umum Infsoria...................................................... 4
2.3 Kandungan Nutrisi Infusoria.................................................. 6
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1 Alat Praktikum Beserta Fungsinya................................................... 11
2 Bahan Praktikum Beserta Fungsinya............................................... 11
3 Hasil Kelompok............................................................................... 14
4 Hasil Kelas....................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas classis ini adalah alat geraknya
berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada
pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna
membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan
air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciliata hidup bebas dan jarang yang
parasit. Classis ini pun sudah mempunyai bentuk tubuh tetap karena mengandung
pelikel.
Didalam memilih pakan alami yang tepat ada tiga prinsip yang harus
dipertimbangan yakni tipe atau ukuran pakan, jumlah pakan, dan kandungan
nutrisinya. Pakan pada ikan seharusnya mempunyai ukuran yang relatif kecil,
mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan larva atau benih, mudah ditelan
dan dicerna, dapat menarik perhatian ikan, dan ketersedia dalam jumlah yang
cukup. (Djajasewaka dan Djajadireja 1985).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskann identifikasi permasalahan
mengenai kultur infusoria antara lain,
1. Bagaimana keanekaragaman jenis mikroorganisme Infusoria?
2. Bagaimana pengaruh media kultur terhadap jenis Infusoria?
3. Bagaimana pengaruh penambahan bibit Infusoria terhadap jenisnya?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum infusoria antara lain:
1. Mengetahui keanekaragaman jenis mikroorganisme infusoria.
2. Mengetahui pengaruh media kultur terhadap jenis infusoria.
3. Mengetahui pengaruh penambahan bibit infusoria terhadap jenisnya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
cara pembelahan sel dan konjugasi. Infusoria cocok untuk pakan larva ikan yang
berukuran kecil (<1,0-1,5 cm).
berfungsi untuk menyintesis RNA, mengatur aktivitas dan pertumbuhan sel, dan
alat reproduksi aseksual (pembelahan biner), sementara itu mikronukleus
berfungsi sebagai alat reproduksi seksual (konjugasi) (Irnaningtyas 2014).
Sebagian besar Ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar maupun air laut.
Ciliata banyak ditemukan di air sawah, air sungai, air kolam, dan air selokan,
terutama yang banyak mengandung 29 sisa-sisa tumbuhan dan hewan, atau
sampah organik. Ciliata yang hidup bebas dilingkungan berair, contohnya
Paramecium caudatum, Vorticella sp., Stentor sp., Didinium sp., dan Stylonychia
sp. (Irnaningtyas 2014).
Ciliata bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan: mikronukleus
mengalami mitosis, sedangkan pada sebagian besar ciliates, macronucleus hanya
terpisah menjadi dua. Namun, ciliata juga bereproduksi secara seksual, melalui
proses yang dikenal sebagai konjugasi. Konjugasi sering disebabkan oleh
kekurangan makanan. Dua ciliata dengan tipe kawin yang berlawanan datang
mendekat, bersama-sama dan membentuk sebuah jembatan sitoplasmik antara dua
sel, membagi micromuclei oleh meiosis, macronuclei hancur, dan konjugasi selsel
haploid micronuclei akan tertukar melalui koneksi sitoplasma. Mereka kemudian
memisahkan macronuclei, baru reformasi dari micronuclei, dan membagi. Esensi
reproduksi seksual adalah membentuk organisme baru dari gabungan bahan
genetik dari orang tua. Setelah konjugasi, masing-masing pasangan Ciliata telah
mengakuisisi materi genetik baru, dan membagi menimbulkan progeni dengan
kombinasi gen baru. Hal ini penting untuk kelangsungan hidup garis keturunan
Ciliata; ciliata paling tidak dapat mereproduksi selamanya dengan pembelahan
aseksual, dan akhirnya mati jika tidak terjadi konjugasi (Lynn 1991).
Pembiakan Infusoria pernah dilakukan pada media kangkung, kol, pepaya,
pelepah pisang, dan daun kipahit sebagai media tumbuh (Darmanto 2000).
Infusoria memelaukan media tumbuh untuk pertumbuhannya yaitu berupa bahan-
bahan organik yang mengandung nutrient yang diduga dapat meningkatkan
pertumbuhan populasi infusoria, salah satu media yang mengandung bahan
organic yaitu bayam kandungan nutrient dari bayam itu adalah vitamin A, vitamin
B, vitamin C, kalsium, zat besi, dan fosfor (Irma 2015). Hasil tersebut ,menjukan
7
bahwa media bayam memiliki kandungan bahan organik yang berpotensi sebagai
media penumbuhan pakan alami, sehingga mempercepat laju pertumbuhan dan
populasi Infusoria.
2.3 Kandungan Nutrisi Infusoria
Kandungan proteinnya lebih dari 35% dan adanya vitamin-vitamin yang
membuat pertumbuhan cepat dan memberikan kesehatan bagi larva (Akbar 2016).
Infusoria cocok untuk larva ikan yang berukuran kecil (1,0-1,5 cm). Biasanya
diberikan pada larva yang baru menetas dimana bukaan mulutnya masih kecil (100-
300 µ) sampai sekitar umur 2-4 hari. Kandungan protein yang terkandung dalam
infusoria tinggi yaitu lebih dari 35% dengan lemak 5% dan terdapat vitamin-vitamin
yang dapat mempercepat pertumbuhan larva (Bougias 2008).
11
BAB III
BAHAN DAN METODE
Persiapan Praktikum
1. Botol bekas disiapkan setelah dicuci atau dibersihkan.
2. Air genangan diambil sebanyak 800 ml.
3. Air rendaman bayam dimasukkan sebanyak 200 ml.
4. Media kultur dihomogenkan.
5. Sampel diambil sebanyak 1 tetes.
6. Sampel diamati dan diidentifikasi jenis-jenis Infusoria nya.
7. Pengulangan dilakukan sebanyak 3x.
8. Hasil pengamatan dicatat dan dibahas.
Pengamatan setelah 1 minggu
1. Media kultur yang telah didiamkan selama 7 hari
dihomogenkan.
2. Sampel diambil sebanyak 1 tetes dan amati dibawah
mikroskop.
3. Pengulangan dilakukan sebanyak 3x.
4. Hasil pengamatan dicatat dan dibahas.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil Kelompok
Pengamatan hari ke-0 Pengamatan hari ke-7
Foto sampling ke- Jenis Foto sampling Jenis
1 Mikroorganisme ke-1 Mikroorganisme
Paramaecium sp. Colpoda sp.
Euglena sp. Spirogyra sp.
Colpoda sp. Paramaecium sp.
Amoeba sp.
Sampling Oscillatoria sp. Sampling Oscillatoria sp.
ke-1 ke-1
15
Pandorina sp.
Air
1 Sampling Sampling
Bayam Euglena sp. Paramecium sp.
ke-2 ke-2
Sampling Sampling
Pandorina sp. Nitzschia sp.
ke-3 ke-1
Glenodium sp.
Diatom
Rotifera
Spirogila
Volvok
Sampling Sampling
Spirulina sp. Paramecium sp,
ke-1 ke-1
Navicula
Nitzchia sp.
Ploesoma
Asplanchrlopus
Branchiopus
Glenodium sp.
Diatom
Rotifera
Spirogila
Air
2 Volvok
Bayam Sampling Spirulina sp. Sampling
Paramecium sp,
ke-2 Euglena sp. ke-2
Navicula
Nitzchia sp.
Ploesoma
Asplanchrlopus
Branchiopus
Glenodium sp.
Diatom
Rotifera
Spirogila
Sampling Spirulina sp. Sampling
Volvok
ke-3 Chorella sp. ke-3
Paramecium sp,
Navicula
Nitzchia sp.
Ploesoma
Kel Perlak. Pengamatan Jenis Pengamatan Jenis
hari ke-0 Mikroorganisme hari ke-7 Mikroorganisme
16
Asplanchrlopus
Branchiopus
Sampling Paramecium sp. Sampling Paramecium sp.
ke-1 ke-1 Chilomonas sp.
Air Sampling Paramecium sp. Sampling Paramecium sp.
3 Euglena sp.
Bayam ke-2 Euglena sp. ke-2
Chilomonas sp.
Chlamydomos sp.
Paramecium sp. Paramecium sp.
Sampling Spirulina sp. Sampling Spirulina sp.
10 Air Sawi Syrogira sp. Syrogira sp.
ke-2 ke-2
Euglena sp. Branchionus sp.
Chlamydomos sp.
Paramecium sp. Paramecium sp.
Sampling Spirulina sp. Sampling Spirulina sp.
Syrogira sp. Syrogira sp.
ke-3 ke-3
Euglena sp. Branchionus sp.
18
Chlamydomos sp.
Sampling Paramecium sp. Sampling Colpoda sp.
Euglena sp. Spirogyra sp.
ke-1 ke-1
Colpoda sp. Paramecium sp.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini pemberian bayam dengan dosis 200 ml yang dicampur
dengan air genangan kolam sebanyak 800 ml merupakan dosis terbaik untuk
pertumbuhan infusoria. Media bayam yang digunakan pada penelitian ini, dapat
menumbuhkan bakteri sebagai makanan bagi infusoria, media bayam yang
digunakan dalam penelitian ini mengandung unsur hara nitrat, fosfat, zat besi,
vitamin A, C, dan K (Kusmiati et al., 2014).
Kandungan dari bayam tersebut nantinya yang akan menjadi bahan
organik yang dimanfaatkan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Salah
satu bakteri yang dapat dijadikan makanan bagi infusoria adalah bakteri
Pseudomonas fluorescens (Vitalocha 2012). Selain bakteri yang dijadikan sebagai
sumber makanan, media bayam yang telah hancur akibat adanya perebusan dan
penguraian oleh bakteri menjadi serasah halus (detritus), juga dimanfaatkan oleh
infusoria sebagai sumber makanannya. Selanjutnya bakteri dan bahan organik
tersebut dimanfaatkan oleh infusoria untuk proses pertumbuhannya (Mujiman,
1992).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2015), mengenai kultur
pakan alami infusoria pada media yang berbeda, bahwa media bayam dengan
dosis 100 gr/L merupakan dosis yang dapat meningkatkan pertumbuhan infusoria.
Laju pertumbuhan dan kepadatan populasi infusoria memberikan hasil yang
berbeda mulai dari fase adaptasi hingga fase kematian. Berdasarkan hasil
pengamatan selama penelitian, laju pertumbuhan infusoria mengalami
peningkatan selama waktu pengamatan. Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada
perlakuan B dengan jumlah rata-rata 9,154 ind/ml/hari. Laju pertumbuhan
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Infusoria dapat digunaskan untuk pakan ikan, terutama pada ikan yang
masih dalam fase larva. Hal ini dikarenakan Infusoria memiliki kandungan protein
yang dapat memenuhi kebutuhan protein larva untuk bertumbuh kembang. Selain
itu, Infusoria memiliki ukuran yang pas dengan bukaan mulut larva ikan. Ditemui
pula dalam kegiatan praktikum kultur Infusoria bahwa jenis Infusoria yang paling
banyak ditemukan adalah Paramecium sp.
5.2 Saran
Penelitian, percobaan, riset, mengenai aspek – aspek infusoria harus lebih
banyak dilakukan oleh seluruh elemen – elemen yang bergelut di bidang
perikanan ataupun bidang lainnya yang berhubungan dengan infusoria mulai dari
petani, peternak, pemerintah, ataupun akademisi seperti mahasiswa agar dapat
memberikan kebermanfaatan bagi kemajuan sektor perikanan Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA
Gelas plastik
Diamkan selama seminggu lalu amati Diamkan selama seminggu lalu amati
jenis infusoria ulangan ke-1 jenis infusoria ulangan ke-2
Diamkan selama seminggu lalu amati
jenis infusoria ulangan ke-3
Lampiran 4. Prosedur bagan alir
Setelah 7 hari lakukan kembali pengamatan pada hari ke-0, lakukan pengulangan
sebanyak 3x,