Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PLANKTONOLOGI FITOPLANKTON AIR LAUT DAN PAYAU

Disusun oleh anggota kelompok 3 : Rizanty Avianisa (230210120020) Dian Fitri Utami (230110120006) Cita Sacita Dewi (230110120011) Elvira Avianty (230110120015) Novel Firdaus (230110120021) Muhammad Asyari (230110120029) Krishna Listiyandra (230110120043)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah Planktonologi tentang Fitoplankton Air Tawar. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya yang dimuliakan, para sahabatnya yang diagungkan, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Salah satu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Planktonoogi. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah turut serta memberikan bantuannya dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Jatinangor, Maret 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

Hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material detritus lainnya.(Thurman, H. V., 1997). Karakteristik yang khas dari phytoplankton adalah memiliki pigmen-pigmen fotosintesis yang menyebabkan timbulnya kenampakan warna yang berbeda dari setiap jenisnya. Adanya perbedaan dalam zat warna/pigmen fotosintesis ini dijadikan sebagai dasar dari klasifikasi phytoplankton. Berikut adalah klasifikasi phytoplankton menurut Philips Sze (1993). Divisi Chlorophyta (Green Algae) Cyanophyta Algae) Chrysophyta/ Bacillariophyta Pyrrophyta/Dinoflagellata Cryptophyta Klorofil-a, C1 dan C2, fucoxanthin, Klorofil-a, C2 dan peridinin klorofil-a, C2, phycocianobilin atau (Blue Pigmen (zat warna) klorofil-a dan klorofil-b

Green klorofil-a, phycocianobilin, phycoerythrobilin

phycoerythrobilin Euglenophyta Rhodophyta (Red Alge) klorofil-a dan klorofil-b klorofil-a, phycoerythrobilin

Beberapa pigmen yang dimiliki masing-masing divisi tersebut menampakkan warna yang berbeda. Klorofil menimbulkan kenampakan warna hijau, phycocianobilin

menampakkan warna biru, phycoerythrobilin menampakkan warna kemerahan dan fucoxanthin menampakkan warna kekuningan. Perkembang biakan alga mengalami pergantian keturunan (metagenesis) dengan cara pembentukan sporofit yang diploid dan ada juga dengan pembentukan keturunan yang haploid (gametofir), selain itu juga banyak cara perkembang biakan lainnya misalnya, membelah, pembentukan gamet (oogami), pembentukan auksospora, pembentukan zoospora dan lain sebagainya

BAB II PEMBAHASAN

1. Chrysophyta A. Taksonomi Contoh spesies: Phylum Class Order Family Genus Ciri-ciri : : : : : : Ochrophyta Bacillariophyceae Naviculales Pleurosigmataceae Pleurosigma
-

Berukuran 5-10 m Dinding sel silika

Habitat

Air Laut

Phylum Class Order Family Genus Ciri-ciri

: : : : : :

Ochrophyta Coscinodiscophyceae Coscinodiscales Hemidiscaceae Actinocyclus


-

Katup melingkar . Auxospore dinding tanpa atau

bersisik, properizonium perizonium. Habitat :

Air Laut, payau, muara

Divisi

chrysophyta

memiliki

kelas

yang

didasarkan

pada

persediaan

karbohidrat,struktur kloroplast,dan heterokontous flagella. Dalam Chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan c 1 serta c 2. dan karotenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunnjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamena).

Karakteristik pengelompokan divisi chrysophyta: Kelompok (nama umum) Chrysophyceae (alga keemasan) Fukosantin Tribophyceae/ xantophycea (alga hijau kekuningan) Bacillariophyceae (diatomophyceae) Fukosantin Klorofil A, C1 dan C2 Chrysolaminarin (lukasin) Silica frustula Gamet jantan dengan flagel satu dan Klorofil A, C1 dan C2 Chrysolaminarin (lukasin) Pektin/dinding selulosa heterokontous coklat Mayor synthetic pigmen Klorofil A, C1 dan C2 Chrysolaminarin (lukasin) Skala, loriceae heterokontous photo Persediaan karbohidrat Dinding sel flagella

mastigonema

Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu: Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae) Kelas alga keemasan (Chrysophyceae) Kelas Diatom (Bacillariophyceae)

Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae) Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah.

Susunan

tubuhnya

mempunyai

bentuk

yaitu

berbentuk

sel

tunggal

(contohnya Botrydiopsis), berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnyavaucheria). Umumnya ganggang ini tidak mempunyaid inding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi, seperti halnya pada tribonema,sp. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan

bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin yaitu lutein. Algae jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunungkuningan. Contohnya adalah Vaucgeria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan menyebar yang disebut dengan Coenocytic.

Kelas alga coklat keemasan (Chrysophyceae) Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya

ada yang berbentuk sel tunggal (contohnyaochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga. Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas. Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus.

Kelas Diatom (Bacillariophyceae) Diatomae banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got

atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrals).

Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin. Kelas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid. Kelas Bacillariophyceae ini disebut juga kelas diatom. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Contoh: Navicula,sp. Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak atau hipoteka dan tutup atau epiteka. Diantara bagian kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe.

B. Ciri Morfologi

Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat. Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).

Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin, diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning keemasan sehingga sering disebut alga keemasan.

Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin (karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.

Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang).

Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.

Anggota kelompok ini ditemukan hampir di setiap habitat air (air tawar, laut, atau payau) sebagai bentos, plankton, dan juga hidup di tanah. Anggota Chrysophyta yang paling dikenal adalah diatom, merupakan organisme bersel satu, berflagel atau tidak, hidup sendiri atau berkoloni, bentuk filamen (sederhana/bercabang), perenkimatous, ada juga yang berstruktur taloid. Chrysophyta mengandung pigmen karoten dan xantovil yang melimpah dan menutupi klorofilnya, menyebabkan warna hijau kekuningan sampai coklat keemasan.

Pigmen terdapat dalam plastida yang dikelilingi reticulum endoplasma. Cadangan makanan berupa -glucan, chrysolaminaran yang disebut leucocin. Umumnya sel vegetatif berbentuk simetris bilateral atau radial. Sel dikelilingi oleh dinding yang kuat, terdiri atas dua bagian yang menyerupai kotak dengan wadah (hipoteka) dan tutupnya (epiteka). Tiap teka terdiri atas valva (bagian datar dari tiap teka). Kedua teka dihubungkan oleh pita yang menyerupai ikat pinggang (girdle). Pada diatom, perkembangbiakan dapat terjadi secara aseksual dengan pembelahan diri, pembentukan aukspora dan secara seksual ogami. Produk yang dihasilkan dari alga ini adalah berupa kanji (amilose dan amilopektin), beberapa dapat menghasilkan produk berupa minyak. Alga ini sangat penting sebagai sumber makanan bagi protozoa dan hewan air (Kimball, 1996). Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

C. Reproduksi Chrysophyta Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.

a. Vegetatif: Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu:
-

Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru).

Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin). b. Generatif:

Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.(belum dapat dibedakan mana jantan dan betina).

Anisogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama).

Oogami yaitu jenis peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur). Contoh reproduksi setiap spesies dari masing-masing kelas: Vaucheria (Kelas alga Hijau-Kuning / Xanthophyceae)

Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.

Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkanspora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan kemudiantumbuh menjadi ganggang yang baru.

Ochromonas (Kelas alga coklat keemasan / Chrysophyceae)

Ochromonas berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi. Fragmentasi ada dua macam, yaitu:
-

Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.

Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada Chryaophyta, khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin.

Navicula (Kelas Diatom / Bacillariophyceae)

Perkembang biakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatom membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjtnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.

Perkembang biakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.

D. Kegunaan alga pirang dalam kehidupan manusia, yaitu:


-

Sebagai bahan penggosok. Contoh: diatomea Sebagai isolasi dinamit. Contoh: diatomae

Sebagai campuran semen Sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya

menguntungkan, kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air tersebut. Selain akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air. Hal ini disebabkan karena:
-

Alga dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak Alga dapat menurunkan PH Menyebabkan warna dan kekeuhan Beberepa jenis alga dapat mengeluarkan racun Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat. Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan kekeruhan pada air.

2. Pyyrophyta A. Taksonomi , Phylum Class Order Family Genus Ciri-ciri Phylum Class Order Family Genus Ciri-ciri : : : : : : Ochrophyta Coscinodiscophyceae Thalassiosirales Skeletonemataceae Skeletonema
-

: : : : : :

Myzozoa Dinophyceae Gonyaulacales Ceratiaceae Ceratium


-

Memiliki

flagel

sebagai alat geraknya Bersifat uniseluler Bahan penyusun autotrof

dinding sel Selulosa mempunyai membentuk silica Habitat :


-

Sel kemampuan skeleton (frustule)

Cadangan berupa pati

makanan

eksternal

Air Laut dan Air Payau

Bahan

utama

penyusun

dinding sel adalah silicat dan dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan jenis diatom lain.
-

Berukuran meter.

4-15

mikron

Sel terdiri dari dua bagian yaitu tutup epitike yang berukuran lebih besar dan wadah hipotike yang

ukurannya lebih kecil Habitat : Air Laut

Klasifikasi Dinoflagellata, dibagi menjadi 2 kelas:

1. Kelas Desmophyceac Sel telanjang, tidak memiliki pelindung, memiliki 2 flagel dan motil. a. Bangsa Procentrales Sel motil , soliter, terbagi 2 bagian yoang pipih. Contoh : Prorocentrum, Exuviella. b. Bangsa Desmocapsales Sel immobile, berwarna / memiliki pigmen. Contoh : Desmocapsa c. Bangsa Protospidales Sel tidak berwarna, memiliki theca (sel penutup) 2. Kelas Dinophyceae Thallus / sel memiliki sel pelindung, 2 flagel yang satu melingkar pada alur, dari kelas ini dapat kita sebut: a. Gymnodiniales Sel-sel telanjang, tanpa perubahan bentuk yang berkaitan dengan metabolisme, kadang-kadang memiliki kulit tipis yang terdiri dari sellulosa. Contoh : Gymnodinium. b. Peridiniales Memiliki panser/dinding dari sellulosa. Papan-papan tersebut dipenuhi dengan pori yang menjadi jalan keluarnya plasma. Pada bagian tersebut ada bagian yang menyerupai plasma yang memudahkan dalam mengatur gerakan melayang. Contoh : Peridinium , Protoperidinium. c. Nocticuales Organisme soliter, bebas tidak berwarna. Contoh : Noctiluca.

B. Ciri Morfologi Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal, memiliki 2 flagel heterocontac (tidak sama panjang) keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Khloroplast berbentuk cakram, pigmen fotosintesis berupa khlorofil-a, khlorophyl-c, bcarotene, xantophylls, peridinin, dinoxanin. Tubuh terbagi dua bagian

(Epicone dan Hipocone), beberapa genera mengalami reduksi pada bagian epicone (Amphidinium sp). Alat gerak berupa flagel, sebanya 2 (dua) buah, satu buah melingkar sedangkan satu bagian lainnya berada di posterior. Ada juga falgel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju.

C. Reproduksi 1. Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing-masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang. 2. Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain. 3. Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)

Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu:


-

Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu oleh kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi memungkinkan, mereka daapt melakukan proses perkecambahan.

Jika suhu hangat dan banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh pembelahan sederhana dalam beberapa hari pengeraman.

Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu.

Pada saat nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet. Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya. D. Akibat yang ditimbulkan dinoflagellata

Red Tide Dinoflagelata yang memiliki sistem fotosntesis dan membutuhkan vitamin disebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyeliabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan. Pertumbuhan yang cepat dari pyrrophyta akan menghasilkan gamet coklat atau merah pada air sehingga disebut red tides. Red tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara, bebrapara pyrrophyta yang mengakibatkan red tides adalah luminescen. Jumlah fitoplankton berlebih di sebuah perairan berpotensi membunuh berbagai jenis biota laut secara massal. Pasalnya, keberadaan fitoplankton mengurangi jumlah oksigen terlarut. Insang ikan penuh dengan fitoplankton. Akibatnya, lendir pembersihnya menggumpal karena fitoplanktonnya berlebih dan ikan pun sulit bernapas. Spesies lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Penyebab dari berkembangnya dinoflagelata dan umunya berhubungan dengan kondisi lokal.

Dinoflagellata beracun Biasanya masing-masing spesies membentuk campuran racun yang berbeda, racun yang utama adalah saxitoxin dan yang dihasilkan oleh Alexandrium, brevetoxin dihasilkan oleh ptyahodiscus, dan ciaduatoxin dihasilkan oleh bambierdiscus. Keracunan manusia biasanya terjadi setelah memakan ikan atau molusca yang megakumulasi racun dari pyrrophyta. Tidak semua biota laut yang mati karena fitoplankton berbahaya bila dikonsumsi, di antaranya bergantung pada jenis fitoplankton. Secara umum terbagi dua, yakni jenis harmful algae bloom (HAB) dan non-HAB. Bila berlebih, keduanya berbahaya bagi ikan.

BAB II KESIMPULAN

Fitoplankton yang hidup di air payau disebut hipalmiroplankton, sedangkan yang hidup di laut disebut haliplankton. Fitoplankton air laut dan air payau di dominasi oleh chrysophyta dan pyrrophyta. Selain memiliki keuntungan, kedua filum ini juga mendatangkan kerugian bagi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://rinaagustinapanjaitan.blogspot.com/2009/04/chrysophyta_30.html http://alvin53.blogspot.com/2009/02/divisi-pyrrophyta.html http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta/

Anda mungkin juga menyukai