EKOLOGI PERAIRAN
NIM : 175080600111008
KELOMPOK : 6
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
ANALISIS PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI SEBAGAI
MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN
ILMU KELAUTAN
Oleh :
175080600111008
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iv
v
DAFTAR ISI
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
DAFTAR TABEL
1. PENDAHULUAN
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
membawa material-material organik maupun anorganik dan mengantarkannya
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
utama pada aliran sungai yaitu:
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi
untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang
lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang beradaptasi
khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan
kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini
umumnya terdapat pada hulu sungai didaerah pegunungan.
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus
sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di
dasar sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagian hilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar yang
keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang
bersifat lunak dan terus-menerus berubah umumnya membatasi organisme
bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat,
lebih sesuai untuk plankton dan neuston.
2.2.1 Fisika
a. Suhu
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Kisaran suhu pada
perairan Indonesia antara 23-32oC. Mahida (1986), menyatakan bahwa tingkat
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
rendah. Clark (1974), menjelaskan bahwa keadaan suhu alami memberikan
kesempatan bagi ekosistem untuk berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan
hewan air dikontrol oleh suhu, misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan
berenang, perkembangan embrio dan kecepatan proses metabolisme. Oleh
sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap
merugikan (Clark, 1974). Sedangkan menurut Handjojo dan Setianto (2005)
dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan berkembang biak.
b. Kecepatan Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
4
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen
serta membantu distribusi bahan organik dan nutrien.
2.2.2 Kimia
f. Nitrat
g. Orthofosfat
2.2.3 Biologi
a. Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang
sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau
karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola
penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan benthos.
6
b. Perifiton
Perifiton adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme
yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman,
kayu, batu dan sebagainya. Meskipun perifiton umumnya diperlakukan sebagai
bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir
sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam
air beberapa centimeter dari dasar. Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan
yang hidup di bawah permukaan air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-
batu, ranting, tanah atau substrat lainnya. Menurut Wetzel (1982), perifiton
berdasarkan substrat menempelnya dibedakan atas epifitik (menempel pada
permukaan tumbuhan), epipelik (menempel pada permukaan sedimen), epilitik
(menempel pada permukaan batuan), epizooik (menempel pada permukaan
hewan), dan epipsammik (hidup dan bergerak di antara butir-butir pasir).
Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai
produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akan
selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya.
Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan
ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak bergerak, maka
7
kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh kualitas air sungai
tempat hidupnya.
3. METODE
a. Suhu
praktikum
tangan pengukur
b. Kecepatan Arus
praktikum
arusnya
pH
pHnya
praktikum
(327 ml)
dan larutan
- diatas endapan
praktikum
digunakan
endapan coklat
endapan coklat
pengondisian basa
kecil
buret/wadah lain
11
praktikum
volume
wadah lain
12
praktikum
e. Amonia
larutan kecil
sampel
13
praktikum
amonianya
erlenmeyer
f. Nitrat
digunakan
spektrofotometer
praktikum
g. Orthofosfat
digunakan
dengan spektrofotometer
praktikum
orthofosfatnya
pengukuran orthofosfat
a. Benthos
kecil
klasifikasi benthos
b. Perifiton
batu
skala kecil
mengandung perifiton
diamati
film
a. Suhu
harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan
b. Kecepatan Arus
yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan
adalah mengisi salah satu botol dengan air sebagai pemberat, dan botol
dan bahan yang dibutuhkan adalah air sampel, pH paper, dan kotak standart
dalam air sampel sekitar 1 menit. Kemudia angkat dan kibas – kibaskan
sampai kering. Setelah itu lihat pH paper dan cocokkan warnanya dengan
kotak standart pH. Lalu catat hasil yang diperoleh dalam kegiatan praktikum
pH ini.
dan bahan yang dibutuhkan adalah botol DO, pipet tetes, buret, statif,
corong, air sampel, MnSO4, NaOH + KI, H2SO4, Amilum, Na2S2O3, tisu,
mencatat volume botol DO. Lalu memasukkan botol DO kedalam air sungai
secara perlahan dengan kemiringan 450. Kemudian tutup botol DO dalam air
dan cek apakah ada gelembung atau tidak di dalam botol tersebut. Jika
19
air menjadi tidak berwarna (bening) pertama kali. Kemudian catat Na2S2O3
dan bahan yang dibutuhkan adalah erlenmeyer, buret, statif, botol air, gelas
ukur, pipet tetes, corong, nampan, air sungai, indikator pp, Na2CO3, tisu dan
maka air tersebut tidak mengandung CO2, apabila tetap tidak berwarna,
maka air tersebut mengandung CO2 dan harus di titrasi dengan Na2CO3,
hingga berwarna pink pertama kali. Catat V titran dan hitung dengan rumus:
Bumi Bedengan materi TOM, hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
alat dan bahan. Alat uang digunakan berupa Erlenmeyer, pipet volume, dan
hot plate. Sedangkan bahan yang digunakan adalah KMNO4, H2SO4, Na-
oxalate, dan aquades. Pertama diambil air sampel sebanyak 12,5 ml dan
sampai suhu mencapai 750C, suhu ini merupakan suhu optimum kerja dari
merupakan suhu optimum kerja dari Na-oxalate, selain itu Na-oxalate sendiri
KMNO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu, dan dicatat sebagai (x
lakukan prosedur yang telah dilakukan tadi dengan bahan aquades dan
dicatat titran yang digunakan sebagai (y ml). Terakhir hitung kadar TOM
menggunakan rumus:
e. Amonia
Bumi Bedengan materi Ammonia, hal pertama yang harus dilakukan untuk uji
kuning. Setelah itu masukkan ke dalma tabung reaksi kecil dengn hati-hati.
panjang gelombang 425 nmdan nomor program 380 nm. Cara menggunakan
21
sumber arus listrik. Lalu tekan tombol on/off di bagian belakang dan diamkan
gelombang dan programnya kemudian lap tabung reaksi kecil dengan tissue.
f. Nitrat
Bumi Bedengan materi Nitrat, hal pertama yang harus dilakukan untuk uji
mengambil air sampel dengan botol 600 mL. Kemudian masukkan ke dalam
cawan porselen dengan 42,5 mL air sampel. Lalu panaskan diatas hot plate
sebanyak 6-7 tetes dan aduk dengan spatula, tujuannya untuk melarutkan
12,5 mL. Lalu masukkan sampel kedalam tabung reaksi kecil dan tutup
spektrofotometer pada sumber arus listrik. Lalu tekan tombol on/off di bagian
reaksi kecil dengan tissue. Setelah itu masukkan tabung reaksi ke dalam
g. Orthofosfat
Bumi Bedengan materi Orthofosfat, hal pertama yang harus dilakukan untuk
uji orhofosfat adalah menyiapkan alat dan bahan. Langkah selanjutnya yaitu
biru muda dan dihomogenkan. Lalu dimasukkan larutan pada tabung reaksi
sumber arus listrik. Lalu tekan tombol on/off di bagian belakang dan diamkan
gelombang dan programnya kemudian lap tabung reaksi kecil dengan tissue.
a. Benthos
sampel benthos. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Alat yang digunakan adalah jaring kicking, penjepit, botol filum,
buku identifikasi, dan kamera. Sampel bahan yang digunakan adalah air
Keterangan :
b. Perifiton
filum, penggaris. Cutter, sikat gigi, pipet tetes, cool box, mikroskop, object
glass, cover glass, washing bottle, buku identifikasi perifiton, larutan lugol,
menggunakan cutter. Setelah itu disikat dengan sikat gigi pada bagian yang
dalam botol filum dan dibilas dengan aquades. Kemudian tetesi dengan lugol
object glass, setelah itu tutup menggunakan cover glass. Diusahakan jangan
sampai ada udara yang masuk dalam penutupan menggunakan cover glass.
Keterangan :
dan dimulai pada pukul 08.30 WIB. Lingkungan sekitar pengambilan sampel benthos
adalah di aliran sungai dimana banyak sekali di tumbuhi tumbuhan liar dan terdapat
lapang ekologi perairan kemarin ditemukan sampah rumahan yang dibuang kesungai.
Pada stasiun benthos bentuk kondisi perairannya air di sungai jernih meskipun
terdapat sampah rumahan. Di sekitar sungai banyak ditemukan tumbuhan atau vegetasi
dan substratnya adalah bebatuan dan pasir. Berdasarkan praktikum ekologi perairan
yang telah dilakukan masih dijumpai benthos berpa insekta yang menandakan perairan
perairan lotik. Di daerah sekitar aliran sungai banyak ditumbuhi vegetasi berupa
pohon dan rumput. Didalam sungai banyak dijumpai batu-batu besar dan kecil.
substrat batu dan pasi, terdapat juga tumbuhan liar disekitar aliran sungau
sehingga substrat terlihat jelas dan ditemukan cukup banyak perifiton yang
menempel disubstrat.
26
a. Suhu
yang dibagi menjadi pos perifiton dan pos benthos. Data yang didapatkan di
pada pos perifiton 1 sebesar 190C, pos perifiton 2 sebesar 200C, pos perifiton 3
sebesar 190C, pos perifiton 4 sebesar 190C, pos perifiton 5 sebesar 220C, pos
perifiton 6 sebesar 200C. Sedangkan data hasil yang didapatkan pada pos
benthos 1 sebesar 200C, pos benthos 2 sebesar 220C, pos benthos 3 sebesar
190C , pos benthos 5 sebesar 190C, pos benthos 6 sebesar 200C. Suhu tertinggi
terdapat pada pos dan terendah terdapat pada pos. Perbedaan suhu tersebut
b. Kecepatan Arus
sungai Bedengan dilakukan pengukuran arus pada pos perifiton maupun pos
benthos. Data hasil yang didapatkan pada pos perifiton 1 sebesar 1,25m/s, pos
data hasil yang didapatkan pada pos benthos 1 sebesar 0,83m/s, pos benthos 2
sebesar 0,13m/s, pos benthos 3 sebesar 0,38m/s, pos benthos 4 sebesar, pos
benthos 5 sebesar 1m/s, pos benthos 6 sebesar 1m/s. Kecepatan arus tertinggi
terdapat pada pos dan terendah terdapat pada pos. Perbedaan kecepatan arus
27
ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain topografi, kemiringan, dan
kelandaian.
mempengaruhi tingkat kehidupan jasad renik. Perairan yang asam akan kurang
produktif karena kandungan DO-nya rendah. Hal ini akan berakibat aktivitas
pernafasan ikan yang meningkat dan nafsu makan ikan yang menurun. pH
optimal pada perairan berkisar 7-8. Kisaran pH optimal untuk organisme hidup
Kisaran pH yang baik dan optimal adalah 7-8. Tinggi rendahnya pH akan
menafsirkan perairan tersebut memiliki kualitas yang bagus dan baik. Sebaliknya,
jika nilai DO rendah dapat diketahui bahwa perairan tersebut telah tercemar.
Salah satu bahan pencemaran masuk ke dalam perairan adalah logam berat.
kontaminan. Tingginya kecepatan arus dan turbensi akibat kemiringan DAS akan
11,55 mg/L. Perairan yang baik diperuntukkan bagi perikanan yaitu dengan
kadar CO2 sebesar 25 mg/L. Kadar CO2 yang terlalu tinggi akan meracuni
Menurut Yumame, et al. (2013), naiknya kadar karbondioksida seallu diiringi oleh
kadar oksigen terlarut. Apabila kadar CO2 tinggi maka akan mematikan
penting bagi organisme. Pada air tanah, kadar CO2 berkisar 10 mg/L dan nilai
Amonia
Nitrat
29
Orthofosfat
a. Benthos
organisme yang hidup menetap (sessile) dan memiliki daya adaptasi yang bervariasi
bioindikator lingkungan perairan karena habiat hidupnya yang menetap dan sangat
sangat baik dijadikan sebagai bioindikator. Hal ini dikarenakan tiap spesies memiliki
Perifiton
menentukan pertumbuhan ikan yang dibudidaya, kisaran yang baik untuk menunjang
pertumbuhan optimal adalah 28⁰C – 32⁰C. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan suhu air
di Kelurahan Paleloan masih layak dan memenuhi syarat untuk dilakukan kegiatan usaha
30
budidaya ikan. Secara umum kecerahan di Kelurahan Paleloan masih berada dalam
kondisi alami karena perairan dengan tingkat kecerahan 2 m sangat baik untuk lokasi
budidaya ikan. Penelitian sebelumnya oleh Arifin (2003), kecerahan air untuk Kelurahan
Paleloan 1,34 m pada saat cuara cerah. Hasil ini menunjukkan telah terjadi peningkatan
kecerahan pada lokasi tersebut. pH yang ideal bagi kehidupan biota air tawar adalah
antara 6,8 - 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air
makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat
meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme
air. Kisaran DO dengan nilai 7,41 – 7,77 mg/L masih sangat menunjang untuk
kelangsungan kegiatan budidaya ikan. Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di
perairan alami dan merupakan sumber nutrisi utama bagi pertumbuhan fitoplankton
dan tumbuhan air lainnya. Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/L menggambarkan telah
terjadinya pencemaran.Kadar amoniak yang baik bagi kehidupan ikan air tawar kurang
dari 1 ppm. Apabila kadar amoniak telah melebihi 1,5 ppm, maka perairan tersebut
telah terjadi pencemaran. BOD tinggi menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang
tersebut tinggi, hal berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen. Banyaknya
tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan
pencemaran
dioksida di udara
Pada praktikum Ekologi Perairan di Bedengan,, Dau dapat diambil manfaat yaitu:
- Praktikan dapat mengetahui parameter fisika, kimia, dan biologi yaitu suhu,
kecepatan arus, pH, DO, CO2, TOM, Amonia, Nitrat, Orthofosfat, Benthos dan
- Selain itu juga praktikan dapat mengetahui kadar optimum tiap parameter
penyamplingan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Diharapkan pada praktikum ekologi perairan menggunakan alat
pengeras suara dikarenakan suara asisten tidak terlalu terdengar oleh
seluruh praktikan. Untuk transportasi harap lebih teliti lagi supaya tidak
terdapat kendala seperti mogok di tengah jalan. Pada praktikum
laboratorium harap lebih diteliti lagi alat alat sebelum praktikum dimulai.
34
DAFTAR PUSTAKA
Barus, S. L., Yunasfi, dan A. Suryanti. 2014. Keanekaragaman dan Kelimpahan Perifiton di
149.
Khatimah, K. 2016. Analisis Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Cacilepra racemosa yang
Latuconsina, K., M. N. Neosa dan R. A. Rappe. 2012. Komposisi Spesies dan Struktur
Prabowo., R. Purwanto dan H. R. Sunoko. 2016. Akumulasi Kadmium (Cd) pada Ikan
3(9): 1-10.
Rukmini, M., D. Arfiati dan A. Mursyid. 2012. Karakteristik Ekologis Habitat Larva Ikan
1(2): 8-19.
Yumame, Y., R. Rompas., R. Pangemanan dan P. L Nasution. 2013. Kelayakan Kualitas Air
Skema Kerja
Fisika
a. Suhu
Thermometer Hg
Hasil
b. Kecepatan Arus
Current Meter
Hasil
Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
pH Paper
Hasil
38
Botol DO
Hasil
c. Carbondioxide (CO2)
Air Sampel
Hasil
39
Hasil
e. Amonia
Air Sampel
Air Sampel
40
f. Nitrat
Air Sampel
Air Sampel
g. Orthofosfat
Air Sampel
Hasil
41
h. Spektofotometer
Spektofotometer
- PenggunaanMemasang kabel alat ke sumber listrik
- Tekan “Power” dan ditunggu hingga selftest menjadi 0 (nol)
- Ditekan “Method” atau diatur nomor program sesuai
parameter yang diukur
- Diatur nomer gelombang sesuai dengan parameter
yang diukur
- Tekan “Enter”
- Diatur panjang gelombang sesuai dengan parameter
yang diukur
- Tekan “Enter”
- Masukkan sampel blangko
- Tekan “Zero” hingga muncul angka 0,00 mg/l
Air Sampel
42
Biologi
a. Benthos
Pengambilan sampel benthos
Jaring Kicking
Hasil
Sampel Benthos
Hasil
43
b. Perifiton
Pengambilan Sampel Perifiton
Substrat Perairan
- Ditandai dengan cutter pada permukaan sunstrat deluas 3x3
cm
hasil
Sampel Perifiton
Hasil
44
Hirudinea = 2.4
Family :
Piscicolidae
2. 1 Ordo : n
N=A
Crustacea
Class : 3
=
2.5𝑋0.5
Schopoda
= 2.4
Family :
Asellidae
45
Perhitungan:
46
Perhitungan:
𝑠 5
Kecepatan Arus : V= 𝑡 = 5 = 1 m/s
Perhitungan:
𝑠
Kecepatan Arus : V= = = 0.71 m/s
𝑡