EKOLOGI PERAIRAN
Disusun Oleh:
TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN
NIM : 195080507113005
KELOMPOK : 51
ASISTEN
ASISTEN :: RENDY DWI PANGESTU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Panduan Praktikum Ekologi
Perairan ini dapat disusun.
Memahami akan kekurangan dan keterbatasan referensi dalam
pelaksanaan praktikum Ekologi Perairan, maka kami menyajikan suatu pedoman
pelaksanaan praktikum yang pada dasarnya dirangkum dari berbagai referensi
untuk menuntun praktikan. Metode-metode praktis diutamakan untuk
memudahkan dalam pengukuran (pengambilan data di lapang). Buku Panduan
Praktikum ini terbatas pada pengukuran parameter-parameter utama yang penting
dan dilakukan di lapang.
Buku ini merupakan revisi dan pembakuan dari penuntun-penuntun
praktikum Ekologi Perairan terdahulu (non-publicated). Besar harapan bahwa
Buku Penuntun Praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan berbagai pihak.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnyakepada
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
penyelesaian buku ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki, maka kami
sangat mengharapkan saran atau kritik konstruktif bagi penyempurnaan buku ini
dilainwaktu.
Malang,1September2019
TimPenyusun
1. PENDAHULUAN
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
membawa material-material organik maupun anorganik dan mengantarkannya
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
utama pada aliran sungai yaitu:
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi
untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang
lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang beradaptasi
khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan
kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini
umumnya terdapat pada hulu sungai didaerah pegunungan.
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai
yangdalamdimanakecepatanarussudahberkurang,makalumpurdanmaterilep
ascenderungmengendapdidasarsehingga dasarnya lunak. Zona ini
umumnya terdapat padabagianhilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar yang
keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang
bersifat lunak dan terus-menerus berubah umumnya membatasi organisme bentik,
tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat, lebih
sesuai untuk plankton dan neuston.
b. KecepatanArus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen serta
membantu distribusi bahan organikdannutrien.
2.2.2 Kimia
a. Potential ofHydrogen(pH)
pH (potential of Hydrogen) adalah negatif logaritma dari ion H+. Menurut Kordi
dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion
H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH air
menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai
konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau dapat ditulis
pH = - log (H+). Manik (2003), menyatakan bahwa peningkatan keasaman air (pH
rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral
bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah) juga dapat disebabkan
adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion Fe2+ (larut dalamair).
c. Biological OxygenDemand(BOD)
Menurut Utami (2001) dalam Andriani (2007), Biological Oxygen Demand
(BOD) atau kebutuhan oksigen bilogis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi)
bahan buang organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Reaksi oksidasi
selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dan reaksi yang
berlangsung dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Bahan organik yang
terdiri dari karbohidrat (selulosa, pati, gula), protein, minyak hidrokarbon dan bahan
organik yang lain masuk ke dalam badan air berasal dari sumber alam maupun
dari sumber pencemar. Sumber bahan organik alami di dalam air permukaan
berasal dari pembusukan tanaman dan kotoran hewan, sedangkan sumber BOD
dari kegiatan manusia berasal dari feses, urin, detergen, minyak dan lemak.
Parameter BOD, secara umum banyak digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran air buangan.
d. CarbonDioxide(CO2)
Menurut Susana (1988), karbondioksida adalah senyawa yang terbentuk
dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO2), mudah larut dalam air, tidak berbau
dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan banyak
terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya berasal dari
udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu karbondioksida
juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari hasil penguraian
zat-zat organik oleh mikroorganisme.
f. Amonia
Menurut Umroh (2007), amonia merupakan hasil katabolisme protein yang
diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat
organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi
(NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion ammonium.
Sumber amonia di perairan adalah dari sisa metabolism dan
pemecahannitrogenorganik.
g. Nitrat
-
Menurut Hendrawati, et al. (2007), nitrat (NO 3) adalah bentuk utama
Nitrogen di perairan dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan
alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat merupakan
unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting termasuk DNA dan
RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat dipengaruhi
oleh tingkat pencemaran dan pemupukan, kotoran hewan dan manusia. Peran
nitrat dalam perairan adalah sebagai nutrien utama bagi alga dan
mengklasifikasikesuburanperairan.
h. Orthofosfat
Orthofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tanaman air. Sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk orthofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
b. Perifiton
Perifiton adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme
yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman, kayu,
batu dan sebagainya. Meskipun perifiton umumnya diperlakukan sebagai bentos,
ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir sangat banyak
pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam air beberapa
centimeterdaridasar.
Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan
air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah atau substrat
lainnya. Menurut Wetzel (1982), perifiton berdasarkan substrat menempelnya
dibedakan atas epifitik (menempel pada permukaan tumbuhan), epipelik
(menempel pada permukaan sedimen), epilitik (menempel pada permukaan
batuan), epizooik (menempel pada permukaan hewan), dan epipsammik (hidup
dan bergerak di antara butir-butir pasir).
Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai
produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akanselalu
terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya. Alga
perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan ikan
(Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak bergerak, maka
kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh kualitas air
sungaitempathidupnya.
Thermometer Hg
Hasil
b. KecepatanArus
Current Meter
Hasil
pH Paper
Hasil
b. DissolvedOxygen(DO)
Botol DO
Dicatatvolume botol DO
Dimasukkan ke dalam perairan dengan kemiringan 450
Ditutupbotol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi
gelembung udara.
Ditambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI.
Dihomogenkan dan ditunggu sampai terbentuk endapan.
Dibuanga r bening di atas endapan
Ditambahkan 2 ml H2SO4 (1:1) dan dihomogenkan sampai
endapanla rut
Ditambahkan 4 tetes amilum dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
sampaibe rubah menjadi tidak berwarna (bening) pertama kali
Dicatatml titran dan dihitung menggunakan rumus:
Hasil
Botol BOD
Hasil
d. Carbondioxide(CO2)
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
f. Amonia
g. Air Sampel
Air sampel
h. Orthofosfat
Air Sampel
Diambil25air sampel
Dimasukkanke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 1 ml ammonium molybdat dan
Ditambahkan dihomogenkan3 tetes SnCl2 dan
Dimasukkankdihomogenkan
Dihitungkada( e dalam tabung reaksi kecil
panjanggelor orthofosfat menggunakan spektrofotometer
Dicatathasiln mbang 690 nm dan nomor program 490 nm)
ya
Hasil
Spektrofotometer
Hasil
Biologi
a. Benthos
Pengambilansampelbenthos
Jaring Kicking
Hasil
Sampel Benthos
Hasil
b. Perifiton
PengambilanSampelPerifiton
Substrat Perairan
Hasil
PerhitunganKelimpahanPerifiton
Sampel Perifiton
Hasil