I. PENDAHULUAN
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh:
kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan
air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara
keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi
pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2),
garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli Biologi
Jerman pada tahun 1869. Arti kata Oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal
dan logos bersifat telaah dan studi. Jadi Ekologi didefinisikan sebagai “ilmu yang
sekitar 7% permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1368 juta Km3. Air terdapat
berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama
terdapat di sungai, danau, air tanah dan gunung es.Semua badan air di daratan
dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung
secara kontinyu.
Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan segala aktivitas yang
keseimbangan ekologis sejauh sungai tidak menerima bahan-bahan asing ini dapat
2002).
1.2.Tujuan Praktikum
lingkungannya. Tujuan utama dari praktikum ini ini adalah untuk mengetahui
keadaan air di waduk FAPERIKA UR, mengetahui parameter kualitas air baik
1.3.Manfaat Praktikum
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus
biologis.
a. Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau,
dan Warna.
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan
Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter
mikrobiologis(Masduqi,2009).
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia,
4
fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
a. Suhu
a.1. Pengertian
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses
disebut proses metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air
normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan
metabolism dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat
penting di air
sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopii (penutup oleh
vegetari) dari pepohonan yang tumbuh sel tepi (Brehm dan Melfering, 1990,
dalam Barus, 2010). Disamping itu pola temperature perairan dapat dipengaruhi
air terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini terutama akan
adalah penyerapan panas (heat flux) curah hujan (prespiration) aliran sungai
b. Kecerahan
b.1. Pengertian
spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh
Kecerahan air berkisar antara 40-85 cm. tidak menunjukkan perbedaan yang
besar. Kecerahan air pada musim kemarau (Juli – September 2000) adalah
40-85 cm dan pada musim hujan (November dan Desember 2000) antara
Semakin banyak partikel atau bahan organik terlarut maka kekeruhan akan
oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel –partikel halus.
berupa lapisan permukaan tanah yang terletak oleh aliran air pada saat
hujan.
c. Kecepatan Arus
c.1.. Pengertian
Menurut Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan
yangsangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal
yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara
vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus
air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh
Menurut Husabarat dan Stewart (2008), arus merupakan gerakan air yang
sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai
arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-
kapal.
kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin
kuat dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan letik
sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena
tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan kondisi substrat yang ada.
d. Kedalaman
d.1. Pengertian
Batimetti (dari bahasa Yunani. Barus, berarti kedalam dan ukuran) adalah
ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga
(Aridianto, 2010)
e. Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau
diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air.
Faktor yang menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu
diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi
racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan
amoniak. Material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS)
f. Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam
udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang
terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi,
tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan
a. Ph
negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan
cukup, maka mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam
kolam itu kemudian kita bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang,
mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk
menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap
dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat
ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar
kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup
pH air asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam
suatu perairan akan rendah. Pada pH air netral sangat baik untuk kegiatan
juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan
b. DO (Disolved Oxigent)
faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air
terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari difusi
yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam
oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri,
didalam air.
yang masuk sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air,
dalam air, pertama suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat
air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam air.
c. Karbondioksida (CO2)
gas yang terkandung di dalam air. Gas CO2 memegang peranan sebagai
Sumber gas CO2 didalam air adalah hasil pernafasan oleh binatang-
didalam air oleh jasad renik. Bagian air yang banyak mengandung CO2
bahan organik yang cukup banyak. Untuk kegiatan asimilasi bagi tumbuh-
tumbuhan, jumlah CO2 harus cukup, tetapi bila jumlah CO2 melampaui
Pengaruh CO2 yang terlalu banyak tidak saja terhadap perubahan pH air,
tetapi juga bersifat racun. Dengan meningkatnya CO2, maka O2 dalam air
juga ikut menurun, sehingga pada level tertentu akan berbahaya bagi
kehidupan binatang air. Kadar CO2 yang bebas didalam air tidak boleh
merupakan racun bagi ikan dan mematikan ikan jika kelarutan oksigen
CO2 yang digunakan oleh organisme dalam air, mula-mula adalah CO2
bebas, bila yang bebas sudah habis, air akan melepaskan CO2 yang terikat
kecerahan.
kedalaman.
mempermudah praktikum.
a. Suhu
b. Kecerahan
dicacat berapa jarak dari permukaan perairan sampai secchi disk tidak
ukur jaraknya (jarak tampak). Kemudian nilai jarak tampak ditambah nilai
a. pH
berikut:
b. Oksigen Terlarut
diukur.
masuk. Setelah itu buka tutup botol yang berisi sampel dan tambahkan 1
buang filtrate cair bening yang terdapat yang tersisa diberi 1-2 ml H2SO4
tetes amylum untuk pengkondisian suasana basa dan dititrasi dengan Na-
16
berarti tidak ada CO2, jika tidak berwarna berarti terdapat CO2 dan
4.1. Hasil
Dari tabel 1 dapat kita simpulkan bahwa suhu dan kecerahan pada
rawa FAPERIKA UR sudah bisa dikatakan ideal, karna pada suhu suatu
No Kondisi Keterangan
1. Iklim Panas
2. Warna air Coklat teh
3. Bau Tidak berbau
4. Rasa Tidak berasa (tawar)
5. Aktivitas Orang memancing ikan
Dari tabel 2 dikatakan kondisi umum pada saat itu sangat bagus untuk
melakukan praktikum, karna jika cuaca pada saat praktikum ini tidak
4.1.Pembahasan
konstan, maka baca hasilnya. Dalam praktikum ini menghasilkan suhu permukaan
cara menurunkan secchi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni
18
warna hitam pada secchi disk tidak lagi terlihat. Kemudian ukur panjangnya dengan
meteran atau penggaris panjang, dalam praktik ini jarak hilang yang dihasilkan
adalah 72 cm. Setelah itu, secara perlahan tarik secchi disk keatas hingga warna
hitam pada secchi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya,
ini adalah batas tampak. Dalam praktikum ini menghasilkan batas tampak sebesar
63 cm. Setelah nilai batas tampak dan nilai batas tidak tamapak telah diperoleh,
= 67,5 cm
meteran yang diberi pemberat lalu dimasukkan kedalama air, namun praktikum kali
ini dilakukan dengan menggunakan tongkat Secchi Disk yang dimasukkan kedalam
perairan hingga mengenai dasar perairan tersebut, lalu tongkat ditarik kemudian
mencelupkan kertas pH kedalam perairan lalu amati perubahan yang terjadi pada
kertas tersebut dan sesuaikan dengan warna yang ada pada kotak indikator pH.
dan air didalam tabung enlemeyer dengan cara titrasi. Pada praktikum ini larutan
tiosulfat yang digunakan adalah sebanyak 3,5 ml dan volume air adalah 60 ml.
OT = ax N x 8 x 1000
V-4
60-4
= 12,5mg/L
karbondioksida, ditandai karna pada saat ditetesi indikator pnopthealin air sampel
yang berada di dalam erlemeyer tidak terjadi perubahan warna, selanjutnya hasil
60
= 28,05 mg/L
20
5.1.Kesimpulan
FAPERIKA UR, didapatkan hasil bahwa suhu dipermukaan air waduk adalah 270C,
kecerahan 67,5 cm, kedalaman 0,95 m, pH 5, DO 12,5 mg/L dan CO2 bebas 28,05
adalah baik.
5.2.Saran
semua pihak agar tidak mencemari air yang ada diwaduk tersebut dan tetap saling
menjaga kelestarian perairan waduk. Kualitas air diwaduk saat ini adalah baik,
namun apabila tidak dijaga akan berkurang kualitasnya. Maka, marilah bersama-
sama kita jaga agar air di waduk tersebut tetap sesuai dengan tingkat mutu yang
DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Rosita dan I. Torang. 2007. Hubungan Kualitas Air Dengan Populasi Bakteri
Aeromonas sp di Sungai Kahayan. Program Studi Budidaya Perairan. Faperta.
UNPAR.
ASTM, D – 1426 – 03, Standard Test Methods for A mmonia Nitrogen in Water .
Bonnin, E. P., 2006, Electrolysis of Ammonia Effluents : A Remediation Process with Co-
generation of Hydrogen,Master Thesis, College of Engineering and Technology of
Ohio University, pp. 17-26.
Bonnin, E. P., Biddinger, E. J., Botte, G. G., 2008, Effect of Catalyst on Electrolysis of
Ammonia Efflents , Journal of Power Sources, 182, 284-290.
Brett, C. M. A. and Brett, A. M. O., 1993, Electrochemistry : principles, Methods, and
Applications, Oxford University Press Inc., New York, pp. 326-328.
Brigden, K. and Stringer, R. 2000, Ammonia and Urea Production : Incidents of
Cheng, H., Scott, K., Christensen, P. A., 2005, Paired Electrolysis in a Solid Polymer
Electrolyte Reactor –Simultaneously Reduction of Nitrate and Oxidation of
Ammonia, Chemical Engineering Journal, 108, 257-268.
22
LAMPIRAN