PENDAHULUAN
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara komponen biotik dan
abiotik yang ada didalamnya baik itu di perairan darat yang tergenang maupun perairan
darat yang mengalir.Ilmu ini mengungkap struktur dan fungsi hubungan antara organisme
perairan darat kaitannya dengan dinamika fisika, kimia dan biologi lingkungannya.
ekosistem perairan, karakteristik air, cahaya dan pengaruhnya di perairan, keadaan suhu
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi
agar tetap termanfaatkan dengan baik oleh manusia. Pemanfaatan air untuk berbagai
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumberdaya hayati air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain
kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air
(EFFENDI, 2003).
1
Kualitas suatu perairan ditentukan oleh sifat fisik, kimia, dan biologis dari perairan
Habitat air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan
dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti
dibandingkan dengan luas daerahnya, sedangkan sifat fisik, kimia, dan biologi perairan
seperti suhu, kecerahan, kedalaman, konduktivitas, pH, alkalinitas, kadar oksigen terlarut
(DO), sangat mudah berubah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara tertentu untuk
2010)
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air
diantaranya yaitu uji kimia, fisika, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Parameter kualitas air yang sangat mempengaruhi terhadap kehidupan ikan antara
lain suhu, oksigen terlarut (DO), keasaman (pH) dan kesadahan (SUSANTO, 1992).
Tujuan yang akan dicapai dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas air
yang bersumber dari sungai Siak bagian hulu (sungai Duku) dan memperhatikan
kehidupan organisme yang ada didalamnya. Praktikum ini juga bertujuan untuk
menerapkan ilmu Limnologi yaitu dengan melakukan observasi dalam aspek pemanfaatan
sumber daya.
2
1.3.1 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui keadaan perairan
secara khusus di sungai siak dan masalah yang dihadapi masyarakat sekitar terutama bagi
nelayan, serta mengetahui faktor fisika, kimia, dan biologi. Praktikum ini akan dijadikan
sebagai acuan Mata Kuliah Limnologi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.Suhu
kelangsungan suatu organisme ditentukan oleh volume atau tingkat tinggi rendahnya
kadar suhu. Apabila tingkat kadar suhu dalam suatu perairan berlebihan, maka itu sangat
membahayakan organisme yang ada didalamnya begitu pun sebaliknya jika suhu terlalu
Alkalinitas sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana apabila suhu tinggi konsentrasi
Pengaruh suhu sangat penting dalam kasus oksigen. Kelarutan oksigen dalam air
pada berbagai suhu berpengaruh terhadap kelarutan gas-gas dalam air. Dengan kenaikan
suhu air, terjadi penurunan kelarutan oksigen (O2) yang dibarengi dengan naiknya
keadaan naiknya kebutuhan oksigen diikuti oleh turunnya kelarutan gas tersebut dalam air
(ACHMAD, 2004).
cenderung menjadi lebih cepat panas dibanding air di bawahnya. Diantara kedua lapisan
ini terdapat wilayah peralihan yang tipis yang dinamakan Termoklim.Air di atas termoklin
dinamakan epilimnion, sedangkan yang lebih dingin yaitu yang berada di bawahnya
disebut Hipolimnion. Dalam setiap badan air yang besar dan dalam seperti danau atau
waduk, kedua lapisan suhu ini dapat berfungsi sebagai sistem-sistem yang benar-benar
berbeda, sehingga sangat penting untuk menggambarkan secara hati-hati wilayah suhu ini
di danau, waduk atau kolam yang besar dan dalam. Sesuai dengan anggapan bahwa setiap
4
kajian mengenai sistem air tawar harus melibatkan pengukuran suhu pada berbagai
tetapi, proses dekomposisi biasanya terjadi pada kondisi udara yang hangat. Kecepatan
dekomposisi meningkat pada kisaran suhu 5oC 35oC. Pada kisaran suhu ini, setiap
peningkatan suhu sebesar 10oC akan meningkatkan proses dekomposisi dan konsumsi
Kecepatan arus (velocity/flow rate) suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan pencemar.
pencemar akan mencapai suatu lokasi tertentu,apabila bagian hulu suatu badan air
arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan organisme kecil.
Arus akan di pengaruhi oleh topografi dasar perairan, oleh karena itu distribusi fraksi
sedimen sangat tergantung dari bentuk dasar perairan terutama keadaan kedalaman
karena akan mempengaruhi bentuk dan pola arus. Air cukup padat, maka arah arus
amat penting sebagai faktor pembatas, terutama pada aliran air.di samping itu, arus air
sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan organisme kecil
(SULFI, 2007).
Kecepatan aliran air yang mengalir berseragam dari permukaan ke dasar, meskipun
berada dalam saluran buatan yang dasarnya halus tanpa rintangan apapun. Arus akan
paling lambat bila dekat ke dasar. Perubahan kecepatan air seperti itu tercermin dalam
modifikasi yang diperlihatkan oleh organisme yang hidup dalam air mengalir, yang
5
tidak sama pada setiap titik dari irisan melintang, karena pergeseran antara air dan dasar
menjadi faktor pembatas. Dalam sungai yang jernih dan deras kecepatan oksigen
mencapai kejenuhan. Jika air berjalan lambat atau ada pencemar maka oksigen terlarut
ODUM (1998) menyatakan bahwa pada daerah dangkal seperti sungai, kecepatan
arusnya cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi
2.1.3. Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan dalam air dan dinyatakan
dengan persen (%) dari beberapa panjang gelombang di daerah spectrum yang terlihat
cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh agak lurus pada permukaan air
Kecerahan air berkisar antara 40-85 cm. tidak menunjukkan perbedaan yang
besar.Kecerahan air pada musim kemarau (Juli September 2000) adalah 40-85 cm dan
pada musim hujan (November dan Desember 2000) antara 60-80 cm. kecerahan air di
bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah (AKROMI dan SUBROTO, 2002).
misal pernafasan dan daya lihat organisme akuatik serta dapat menghambat penetrasi
cahaya kedalaman air, tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha
2008).
6
Aktifitas organisme sangat tergantung dari lamanya penyinaran di daerah-daerah
perubahan perbedaan bujur dan lintang disetiap bagian bumi ini dan perubahan musim.
Radiasi matahari juga penting dalam melengkapi cahaya yang dibutuhkan oleh
tanaman hijau untuk dipakai dalam proses fotosintesis. Tumbuhan-tumbuhan ini tidak
penyebaran mereka di lautan dibatasi pada daerah kedalaman dimana cahaya matahari
dan berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman lautan
(HUTABATRAT, 1985).
fotosintesis dalam lingkup perairan terutama pada tumbuhan. Kecerahan yang tinggi
2008).
organisme. Kedalaman akan memberikan implikasi langsung dan tidak langsung terhadap
1. Zona littoral
sampai ke dasar perairan. Secara alami zona ini biasanya dihuni oleh tumbuh-tumbuhan
7
Zygnema, Navicula, Pinnularia, Anabaena, Oedogonium, Hydrodictyon, Cladophora,
Konsumen zona ini hampir mencakup semua filum hewan perairan seperti
ditemukan pada zona ini antara lain adalah beberapa Cladocera, Copepoda, Ostracoda,
2. Zona limnetik
Zona perairan terbukan dan cahaya matahari menembus sampai dasar perairan.
Pada zona ini terdapat batas akhir cahaya matahari efektif dimanfaatkan oleh organisme
atau lebih dikenal sebagai ligh compensation level atau batas kompensasi cahaya. Pada
zona ini terdapat keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi artinya jumlah olsigen
yang dihasilkan dari proses fotosintesis juga pas habis dipergunakan untuk respirasi.
Komunitas pada zona ini sebagian sama dengan zona littoral. Phytoplankton terdiri
dari Euglena, Dinoflagellata dan Volvox dan beberapa genera sama dengan pada zona
littoral. Pada bagian perairan yang dalam pada kondisi tertentu sering terjadi adanya
perubahan dan perbedaan suhu yang ekstrim.Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya
turbulensi (pergerakan arus aii ke atas) yang membantu phytoplankton tetap berada
3. Zona profundal
Berupa zona yang sangat dalam dan gelap gulita, karena cahaya matahari efektif
tidak sampai pada zona ini.Komunitas biota terdiri dari saprotrof atau pengurai yang
hidup dalam lumpur dan terdiri dari bakteri dan jamur.Sumber makanan dan oksigen zona
Kedalaman menentukan zonasi secara vertikal badan air, yang dipengaruhi oleh
intensitas cahaya matahari dan suhu. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang masuk
8
ke perairan lentik dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (1) Lapisan eutrofik, yaitu lapisan
yang masih mendapat cukup cahaya matahari; (2) Lapisan kompensasi yaitu lapisan
dengan intensitas cahaya 1% dari intensitas cahaya permukaan; (3) Lapisan profundal
yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi, dengan intensitas cahaya yang sangat kecil
atau bahkan tidak ada cahaya (afotik). Berdasarkan perbedaan panas pada setiap
kedalaman (dalam bentuk perbedaan suhu), stratifikasi vertikal kolom air (thermal
stratification) pada perairan dibagi menjadi tiga, yaitu: ((1) epilimnion, yaitu lapisan atas
perairan yang hangat dengan suhu relatif konstan; (2) termoklin atau metalimnion, yaitu
lapisan dengan perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar; dan (3)
Hipolimnoin, yaitu lapisan di bawah metalimnion yang lebih dingin, ditandai oleh
perbedaan suhu secara vertikal yang relatif kecil. Sedangkan pada perairan lotik yang
mengalir biasanya terjadi percampuran masa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk
stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan lentik (EFFENDI, 2003).
2.2.Parameter Kimia
2.2.1.pH
ditunjukkan oleh keberadaan ion hidrogen. Sebagian besar biota akuatik sensitive
terhadap adanya perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 - 8,5. Nilai pH juga
sebagian besar tumbuhan air mati, namun algae Chlamydomonas acidophila masih dapat
bertahan hidup pada pH yang sangat rendah, yaitu 1, dan algae Euglena masih dapat
dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang
dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik yang ada dalam perairan menjadi
9
mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh fitoplankton. Namun menurut
negatif te H), yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam
satu cairan. Derajat keasaman atau pH air menunjukkan aktifitas ion hydrogen dalam
larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hydrogen (dalam nol per lter)
pada suhu tertentu atau dapat ditulis pH = - log (H+) (KORDI, 2007).
pH di bawah 7 dikatakn asam. Kisaran pH yang baik dalam perairan untuk proses
budidaya yaitu berkisar antara 7 8. Dengan kondisi kisaran tersebut akan dapat
membantu pertumbuhan yang baik pada organisme perairan. Tetapi apabila dalam
perairan mengalami kisaran dibawah dan di atas nilai kisaran pH yang baik maka akan
2.3.1. Plankton
ambing oleh arus.Mereka terdiri dari makhluk hidup yang hidupnya sebagai hewan
plaktonik sedangkan fitoplankton terdiri atas tumbuhan laut yang bebas melayang dan
hanya dalam laut serta kemampuan berfotosintesis sebagai produsen adalah organisme
yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahri sebagai sumber energy
10
Plankton adalah tumbuhan (fitoplankton) atau hewan (zooplankton) renik air tawar
atau air laut yang posisi dan pesebarannya bergantung yang ditentukan oleh gerakan air
atau arus air serta masa udara disekitarnya, meskipun mampu untuk bergerak sendiri
Plankton netadalah plankton yang tertangkap di dalam jaringan yang amat halus
yang ditarik dengan perlahan-lahan di dalam air; nanoplankton terlalu kecil untuk dapat
ditangkap dengan jaring dan harus disarikan dengan air yang diambil dengan botol atau
makhluk mikroskopik, tidak bergerak (pasif) dan bergantung pada gerakan air, misalnya
arus. Secara garis besar plankton terdiri dari dua kelompok besar yaitu phytoplankton dan
perairan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal dan juga dari musim ke musim.
Variasi ini juga tergantung pada berbagai faktor antara lain: kedalaman, suhu, pH,
koleksi dan pendataan jenis. Fluktuasi musim dan juga fluktuasi harian atau dapat juga
antara pasang dan surut terutama di daerah estuarin.Kajian komunitas plankton meliputi
1983).
2.3.2.Ekologi Perairan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara suatu jasad dengan
lingkungannya.Dengan jasad dapat diartikan sebagai benda hidup, karena suatu benda
hidup mewakili suatu spesies, maka biasanya sebagai satuan dasarnya ialah spesies atau
11
populasi.Dengan lingkungan diartikan sifat-sifat fisik kimia dan biologi dari suatu habitat,
Air sebagai media tempat hidup ikan yang dibudidayakanharus memenuhi berbagai
persyaratan dari segi fisika, kimia maupun biologi.Dari segi fisika, air merupakan tempat
dari segi kimia, air sebagai pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin, gas-gas terlarut
dan sebagainya.Dari segi biologi, air merupakan media untuk pembiakan biologi dalam
2.3.3.Fisika Perairan
ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan sechi
disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter yang sangat dipengaruhi oleh
keadaan cuaca yaitu kemampuan sinar matahari menembus keperairan. Adapun yang
mempengaruhi kecerahan yaitu zat-zat terlarut dalam air, dan lain sebagainya.
Warna air merupakan salah satu faktor fisika dan biologi yang dapat
mempengaruhi kesuburan suatu perairan itu sendiri, seperti jasad-jasad renik yang dapat
Suhu memiliki peran penting terhadap kehidupan organisme dalam air. Kelarutan
berbagai jenis gas dalam air serta semua aktivitas biologis sangat dipengaruhi oleh suhu.
Menurut MAHYUDDIN (2010), suhu merupakan faktor kontrol dari proses kimia dan
12
biologi di dalam perairan, sehingga perubahan suhu bisa membuat semua proses dalam
perairan berubah.
ekosistem. Semakin dalam suatu perairan maka terdapat zona yang memiliki khas
tersendiri seperti suhu, kelarutan gas, kecepatan arus, penetrasi cahaya matahari, dan
tekanan.
atau kebasaan yang dimiliki oleh perairan. Kondisi perairan bersifat asam yang terlalu
Oksigen terlarut (DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan
Menurut SUIN 2002 dalam TARIGAN (2012) oksigen terlarut merupakan suatu
faktor yang sangat penting dalam ekosistem akuatik, terutama sekali dibutuhkan untuk
Karbondioksida dalam air dapat berasal dari pengikatan langsung udara bebas
Nitrogen terlarut dalam ekosistem perairan dapat berasal dari pengikatan molekul
nitrogen oleh pengikatan molekul oleh bakteri, penguraian sisa organisme yang mati, dan
13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Bahan
(sebagai media praktikum), Formalin (sebagai bahan pengawet), Alkohol, Tissu, Kertas
pH
3.2.2 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam peraktikum ini diantaranya: Ember, Botol
Tetes.
3.3.1.Sumber data
Sumber data dari praktikum ini yaitu data primer. Data primer diperolehdari
pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar sungai
Siak tepatnya pada lokasi praktikum dilaksanakan. Dari hasil perolehan data primer,
maka didapatlah keterangan data yang nantinya diolah, disusun dan dibahas menjadi
laporan praktikum.
Berdasarkan dari data primer pengukuran kualitas air meliputi: Pengukuran suhu
14
airyang telah diambil sebelumnya, selanjutnya melihat kisaran suhu yang tertera pada
thermometer.
lakmus ke dalam sampel air yang telah diambil sebelumnya, selanjutnya mencocokan
perubahan warna kertas lakmus dengan warna yang telah ditetapkan pada wadah kertas
lakmus.Pengamatan warna air dengan cara melihat secara langsung pada lokasi praktikum
dilaksanakan.
pengukuran kecerahan dilakukan dengan dua tahap yaitu: tahap pertama, mengukur
bagian warna hitam yang ada pada sechidisk dengan cara memasukannya ke dalam
perairan hingga batas maksimum warna hitam tersebut tidak kelihatan. Tahap kedua,
mengukur bagian warna putih yang ada pada sechidisk dengan cara memasukannya ke
dalam periran hingga batas maksimum warna putih tidak kelihatan. Selanjutnya hasil dari
Keterangan:
K: Kecerahan
Pengukuran amoniak yaitu dengan cara mengambil sampel air kemudian diukur
cuaca dilakukan dengan melihat secara langsung pada lokasi praktikum dilaksanakan.
15
pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan cara menyiapkan sebuah kayu yang
berukuran 1meter dan sebuah bola pingpong.Selanjutnya diletakkan pada permukaan air
Pada pengambilan air sampel tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan, selanjutnya mengambil air di permukaan, tengah
dan dasar dengan tabung sampel air berkapasitas + 5 liter, kemudian suhu diukur dengan
kedalam planktonnet, dilakukan dengan tiga perlakuan, air yang telah disaring dengan
sampel dengan pipet tetes,kemudian menutup objek glass dengan cover glass kemudian
menggunakan dua jenis mikroskop guna untuk dapat membandingkan kebenaran dan
melatih mahasiswa.
menyiapkan buku identifikasi plankton, selanjutnya mencari jenis plankton yang diamati
pada mikroskop pada buku panduan, mencari gambar yang sesuai dengan buku
identifikasi plankton dan mencari taksonomi plankton dari phylum hingga spesiesnya.
16
BAB IV
didapatkan data kecerahan tertinggi pada jam 08.00 yang jika dirata-ratakan
berkisar 57,5 (cm) dan yang terendah jam 14.00 & 17.00 jika dirata-ratakan juga,
17
4.1.2. Tabel Pengamatan di Pabrik (Stasiun Kedua)
Pengamatan
Kedalaman
Waktu Kecerahan Warna Kecepatan
(M) pH Suhu Cuaca
Hitam Putih Air Arus
0 4,5 27 Cerah
Cokelat
08:00 5 34 40 4,5 27 02:60 beraw
keruh
10 4,5 27 - an
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
0 4 28
Cokelat
11:00 5 45 53 4 29 03:01 Panas
keruh
10 4 29
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
0 4, 3 30
Cokelat
14:00 5 41 49 4 29 02:04 Cerah
keruh
10 4 29
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
17:00 0 4 29
Cokelat Beraw
5 44 49 4 29 11:69
keruh -an
10 4 28,5
Berdasarkan tabel 4.1.2. pada titik kedua yaitu daerah pabrik didapatkan
data kecerahan tertinggi pada jam 11.00 dan 17.00 yang jika dirata-ratakan
berkisar 49 (cm) dan 45 (cm), kemudian terendah jam 08.00 & 14.00 jika dirata-
18
4.1.3. Tabel Pengamatan di Pelabuhan (Stasiun Ketiga)
Pengamatan
Kedalaman
Waktu Kecerahan Warna Kecepatan
(M) pH Suhu Cuaca
Hitam Putih Air Arus
0 4 28 Cokelat Cerah
08:00 5 42 58 4 27 kemerah- 04:59 beraw-
10 4 28,5 merahan an
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
0 4 30 Cokelat
11:00 5 48 58 4 29 kemerah- 03: 38 Panas
10 4 29 merahan
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
0 4 29 Cokelat
14:00 5 35,5 45 4,5 28 kemerah- 01:05 Panas
10 4 30 merahan
Kedalaman Kecerahan Warna Kecepatan
Waktu pH Suhu Cuaca
(M) Hitam Putih Air Arus
0 4 29 Cokelat
Beraw
17:00 5 44 60 4 29 kemerah- 03:12
-an
10 4 29 merahan
didapatkan data kecerahan tertinggi pada jam 11.00 dan 17.00 yang jika dirata-
ratakan berkisar 53 (cm) dan 52 (cm) yang terendah pada 14.00 & 08.00 jika
19
4.4. Tabel Pengamatan Plankton Pada Tiga Titik Dengan Waktu Berbeda
Perlakuan
No Waktu Jenis Plankton Jumlah Spesies
0 m 5 m 10 m
Diatomae Air
1. Amphora commutata - - 1
Tawar
2. Calontrix 4 Cyanophyta
Diatomae Air
3. Tebellaria fenostrata - 5
Tawar
08:00
Diatomae Air
4. Synedrus acus - - 2
Tawar
Cylindrospermum
5. - - 1 Cyanophyta
trichostospremum
6. Oscillatoria limnosa - - 1 Cyanophyta
7. Tolypothrix - 2 Cyanophyta
Diatomae Air
8. Tebellaria fenostrata - 7
Tawar
Lyngbya
9. - 2 Cyanophyta
spirulinoides Gom
10. Colpidium Sp - - 1 Ciliata
Diatomae Air
11. Synedra acus - - 2
Tawar
Nostoo planctonicum
12. - 3 Cyanophyta
P. & T.
11:00
13. Synchacta kitina - - 1 Rotatoria
14. Floscularia - - 1 Rotatoria
Asplanchaa
15. - - 1 Rotatoria
brightwelli
Pleurotaenium
16. - - 1 Desmidiacae
undulatum
Mero-
17. Nauplius (sacculina) - - 1
plankton
Closterium poroctum
18. - - 1 Desmidiacae
Nordst
Nitzschia Diatomae Air
19. 14:00 10
vermicularis Tawar
Spondylosum
20. - - 1 Desmidiacae
planum
Closterium poroctum
21. - - 1 Desmidiacae
Nordst
Gyrosigma Diatomae Air
22. - - 1
acuminatum Tawar
Hyalotheca undulate
23. 5 Desmidiacae
(Gronbl)
20
24. Synedra ulna - 3 Cyanophyta
Diatomae Air
25. Nitzschia closterium - - 1
Tawar
Xanthidium
26. - - 1 Desmidiacae
armatum. Rab
Closterium
27. - - 1 Desmidicae
kuetzingii
28. Aphippium - - 1 Entomostraca
29. Calontrix - 2 Cyanophyta
30. Synedra ulna 3 Cyanophyta
Diatomae Air
31. Ephitemia argus - - 1
tawar
16:00 Amphiprora Diatomae
32. - - 1
paludosa Air Tawar
Philodina
33. - - 1 Rotatoria
macrostyla
34. Rotifer neptunivs - - 1 Rotatoria
35. Synopia ultramarine - - 1 Entomostraca
Total 72
Perlakuan
No Waktu Jenis Plankton Jumlah Spesies
0 m 5 m 10 m
Nitzschia Diatomae Air
1. 11
closterium Tawar
Diatomae Air
2. Synedra ulna - 3
Tawar
08:00 Diatomae Air
3. Synedra acus - - 2
Tawar
Tebellaria Diatomae air
4. - - 3
fenostrata Tawar
5. Colpidium sp - - 1 Ciliata
Lyngbya
6. spirulinoides - 12 Cyanophyta
Gom
7. Tolypothrix - - 1 Cyanophyta
Diatomae Ait
8. Synedra acus - - 2
Tawar
11:00 Geotrichum sp
9. - - 1 Cyanophyta
(koloni)
Gonatozygon
10. monotaenium De - 2 Desmidiacae
Bary
11. Synchacta kitina - - 1 Rotatoria
21
12. Anguillula sp. - - 1 Mero-
plankton
Euchaeta
13. - - 1 Entomostraca
concinna (jantan)
Nitzschia Diatomae Air
14. - - 1
closterium Tawar
15. Floscularia - - 1 Rotatoria
Nitzschia Diatomae Air
16. 9
vermicularis Tawar
Nitzschia Diatomae Air
17. - - 1
closterium Tawar
Tebellaria Diatomae Air
18. - - 1
fenostrata Tawar
Sphaorozosma
19. granulatum (Roy - - 1 Desmidiacae
& West)
Stauratrum
20. - - 1 Demidiacae
formos. Bern
14:00
Closterium
21. - - 1 Desmidiacae
poroctum Nordst
Diatomae Air
22. Nitzschia curvula - - 1
Tawar
23. Spirulina sp. - - 1 Cyanophyta
Hyalotheca
24. - - 1 Desmidiacae
undulate (Gronbl)
Oscillatoria
25. - - 1 Cyanophyta
limnosa
Geotrichum sp
26. - - 1 Cyanophyta
(koloni)
Anabaena
27. spiroides - - 1 Cyanophyta
Klebahn
Tebellaria Diatomae
28. - 2
fenostrata larva Air Tawar
16:00
Surirella Diatomae
29. - - 1
biseriata Air Tawar
30. Euglena sprogyra - 2 Euglenophyta
Diaphanosoma
31. - - 1 Entomostraca
brachyura
Total 72
22
4.4.3. Tabel Pengamatan Plankton Di Perumahan
Perlakuan
No Waktu Jenis Plankton Jumlah Spesies
0 m 5 m 10 m
1. Rotifer citrinus - - 1 Rotatoria
Oscillatoria
2. 3 Cyanophyta
limnosa
3. Calontrix - 7 Cyanophyta
Nitzschia Diatomae
4. 08:00 - - 2
closterium Air Tawar
Geotrichum sp
5. - - 2 Cyanophyta
(koloni)
Tebellaria Diatomae
6. - - 4
fenostrata Air Tawar
Oscillatoria
7. - - 1 Cyanophyta
sanota (KG)
Nostoo
8. planctonicum P. - - 1 Cyanophyta
& T.
9. Tolypothrix 4 Cyanophyta
Tebellaria Diatomae
10. 6
fenostrata Air Tawar
Diatomae
11. Synedra ulna - - 2
Air Tawar
Diatomae
12. Synedra acus - 5
Air Tawar
11:00 Asterionella Diatomae
13. - - 1
formosh Air Tawar
Euchaeta
14. - - 1 Entomostraca
concinna (jantan)
Lyngbya
15. spirulinoides - - 1 Cyanophyta
Gom
Nitzschia Diatomae
16. - - 2
vermicularis Air Tawar
Microcystus
17. - - 1 Cyanophyta
airugonisa (kutz)
Geotrichum sp
18. - - 1 Cyanophyta
(koloni)
Nitzschia Diatomae
19. 8
vermicularis Air Tawar
Diatomae
20. Synedra ulna - 2
14:00 Air Tawar
Geotrichum sp
21. - - 1 Cyanophyta
(koloni)
23
Hyalotheca - 4 Desmidiacae
22. undulate
(Gronbl)
Sphaorozosma
23. granulatum (Roy - - 1 Desmidiacae
& West)
Stauratrum
24. - - 1 Desmidiacae
formos. Bern
Spondylosum
25. - - 2 Desmidiacae
planum
Closterium
26. - - 1 Desmidiacae
poroctum Nordst
27. Calonthrix - 2 Cyanophyta
Rotifera
28. 3 Rotatoria
neptunivs
Eudorina
29. - - 1 Cyanophyta
wallichii
Nitzschia Diatomae
30. - - 1
vermicularis Air Tawar
Gyrosigma Diatomae
31. - - 1
kuetzingii Air Tawar
Trachelomonas
32. - 2 Euglenophyta
16:00 sp
Phacus
33. pleurinoctus - - 1 Euglenophyta
(OFM)
34. Floscularia - - 1 Rotatoria
Navicula Diatomae
35. - - 1
brachysira Air Tawar
Diatomae
36. Melosira salina - - 1
Air Tawar
Mero-
37. Pterotrachea sp - - 1
plankton
Total 80
24
4.5.Tabel Perbandingan Plankton
Lokasi
No Kelompok Spesies
Pabrik Pemukiman Pelabuhan
Cyanophyta xx xx xx
Diatomae Air
xx xx xx
Tawar
1. Phytoplankton
Desmidiacae x x xx
Euglenophyta x x o
Ciliata x o x
Mero-Plankton x x x
2. Zooplankton Entomostraca x x x
Rotatoria x x xx
Keterangan :
o : Tidak Ditemukan
x : Sedikit
xx : Sangat Banyak
PABRIK
14
12
10
8
6
4
2
PABRIK
0
25
4.6.2. Grafik Plankton Dipelabuhan
PELABUHAN
12
10
8
6
4
2
PELABUHAN
0
Perumahan
14
12
10
8
6
4
2 Perumahan
0
14
12
10
8
6
PERUMAHAN
4
PABRIK
2
PELABUHAN
0
26
4.7.Pembahasan
Dalam melakukan praktikum ini kami lakukan di PELABUHAN SUNGAI
DUKU SUNGAI SIAK. Praktikum ini di bimbing oleh Bapak Ir. H. Rosyadi,
M.Si dan di asistensi oleh senior kami yaitu Viktor Manjaya dan Suprayitno
Hamdan, di tempat praktikum kami dibantu oleh dua bapak nelayan yang
mendayung sampan membawa kami menuju tempat yang kami inginkan untuk
mengambil sampel.
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap termanfaatkan dengan baik oleh manusia. Pemanfaatan
sumber daya air yang mengakibatkan penurunan pada kualitas dan kuantitas air.
Selain itu juga berdampak negatif terhadap organisme yang ada didalamnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air agar
kualitas dan kuantitasnya terjaga dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan
27
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap termanfaatkan dengan baik oleh manusia. Pemanfaatan air untuk
1. Nilai kecerahan tertinggi terdapat di pelabuhan pada jam 11.00 yaitu 37 (cm)dan
2. Suhu yang tertinggi terdapat Pada jam 17.00 dengan memiliki jumlah rata-rata
yang teringgi yaitu 31.00 0C, selanjutnya jam 11.00 yaitu 30,33 0C, kemudian
diikuti jam 14.00 yaitu 29,67 0C dan yang terendah yaitu jam 08.00 yaitu 29,33 0C.
3. Tidak terjadi perubahan pH pada awal Prakrikum sampai akhir prkatikum dengan
Dari hasil pengamatan perairan sungai siak, maka dapat disimpukan bahwa kualitas
air disungai Siak sudah mulai tercemar oleh limbah, baik limbah domestik maupun
limbah pabrik yang dapat berpengaruh besar terhadap ekosistem di perairan tersebut.
5.2. Saran
Demi menjaga kualitas air disungai siak yang telah tercmar, maka penulis
menyarankan diharapkan pada semua masyarakat yang ada disekitar sungai Siak agar
28
tidak lagi membuang sampah runah tangga kesungai serta tidak membuang limbah
pabrik sembarangan. Hal ini dilakukan agar pencemaran pada sungai tersebut tidak
semakin parah. Kualitas sungai Siak saat ini sudah tercemar, namun apabila ada
kesadaran untuk menjaga kualitas air tersebut, maka perlahan-lahan kualitas air tersebut
29
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Peraiaran. Universitas
Brawijaya. Malang
Andri, dkk. 2009. Makalah Faktor-faktor Penting Dalam proses Pembesaran Ikan Di
Fasilitas Nursery dan Pembesaran. http:google.com Diakses pada tanggal 11
November 2009 pukul 20.00 WIB
Brotowidjoyo, dkk. 1996. Pengantar Lingkungan dan Perairan dan Budidaya Laut.
Liberty. Yogyakarta
Efriyeldi, 1999. Sebaran Spasial Karakteristik Sedimen dan Kualitas Air Muara Sungai
Bantan Tengah, Bengkalis Kaitannya dengan Budidaya KJA (Keramba Jaring
Apung) : http: /e journal.ac.id Diakses pada tanggal 11 November 2009 pukul
20.00 WIB
Kordi, K, M. Ghufran dan Andi Baso Tanjung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Budidaya Perairan. Jakarta : Rineka Cipta
Pappo, Ari dkk. 2009. Studi Kualitas Perairan Pantai Dikawasan Industri Perikanan Desa
Rembangan Kecamatan Naegara, Kabupaten Jembaran, Ude.Journal/pappo.paf
http:akademikunsri.ac.id Diakses pada tanggal 11 November 2009 pukul 20.00
WIB
Pirzan Andi M dan Petrus Rani D. 2008. Hubungan Keragaman Fitoplankton Dengan
Kualitas Air Dipulau Gaululuang Kabupaten Takalar,Sulawesi Selatan
www.uhud.ac.id. Diakses pada tanggal 11 November 2009 pukul 20.00 WIB
Sari, Sam gendro. 2007 Kualitas Air Sungai Manon Dengan Perlakuan Keramba
30
Susanto, 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan.Penebar Swadaya; Jakarta.
Sydney
WIB
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1. Gambar Alat Praktikum
SECHIDISK THERMOMETER
PLANKTONNET
33
34