Anda di halaman 1dari 20

EKOSISTEM AIR TAWAR

TUGAS UJI KOMPETENSI 3


EKOSISTEM AIR TAWAR
MATA KULIAH EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Dr. Sarwono, M. Pd

Disusun Oleh :
1.

Luthfiana Nur Farida

(K5412048)

2.

Mirza Amar Husna R

(K5412051)

3.

Nur Rokhis Adi N.

4.

Riyan Alaji

(K5412067)

5.

Teza Setya Adi

(K54120

6.

Veni Tusiana

(K5412076)

(K5412059)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih
kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem
air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air
rumah tangga dan industri yang murah. Perairan air tawar merupakantempat
disposal/pembuangan yang mudah dan murah . Suatu ekosistem dapat terbentuk
oleh adanya interaksi antara makhluk danlingkungannya, baik antara makhluk
hidup dengan makhluk hidup lainnya danantara makhluk hidup dengan lingkungan
abiotik (habitat). Interaksi dalamekosistem didasari adanya hubungan saling
membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan
abiotik untuk kebutuhan dasar hidupbagi makhluk hidup.
Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk
hidupumumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan
hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.
Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala
hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.

BAB 2
KAJIAN TEORI

A.

Pengertian Ekosistem Air Tawar

Secara umum, maksud ekosistem adalah suatu hubungan timbal balik yang terjadi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Disekitar kita, ada banyak sekali
ekosistem yang terjadi, mungkin itu ekosistem air tawar, ekosistem, pantai,
ekosistem darat, dan sebagainya tergantung dari lingkungan tempat hidup makhluk
tersebut.
Sedangkan yang dimaksud ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh
atau tatanan yang ada didalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk
hidup didalam air tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem air tawar
akan saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya. Komponen pembentuk ekosistem dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Komponen hidup (biotik)
Komponen tidak hidup (abiotik)

Contoh komponen hidup didalam air tawar adalah ikan, serangga dalam air, dan
segala makhluk hidup yang ada disekitar perairan tersebut. Sedangkan komponen
mati atau tidak hidup adalah benda-benda didalam telaga atau sungai itu sendiri
yang digunakan sebagai media hidup dari makhluk hidup didalamnya.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah
ekosistem didalam air tawar maupun ditempat lainnya.
B.

Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar ini memiliki ciri-ciri tertentu antara lain:


Pada wilayah tersebut tidak terdapat variasi suhu yang mencolok.
Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang dipengaruhi oleh
cuaca juga iklim.
Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini adalah jenis
ganggang.
Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah mengalami fase
adaptasi.
Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan kadar
garam pada protoplasma organisme air.
Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
Variasi suhu sangat rendah.
Penetrasi cahaya matahari kurang.
Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C.

Faktor Pembatas ekosistem Air Tawar

Tipe tipe dan faktor factor pembatas. Habitat air tawar menempati daerah yan
relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat lautan dan
daratan, teteapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan
dengan luas daerahnya. Karena alasan alasa sebagai berikut :
1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk
kepentingan domestik maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlah
lebih banyak dari laut, tetapi dengan biaya dengan biaya yang lebih tinggi yaitu
lebih banyak energi yang diperlukan dan adanya popusi garam).
2.

Komponen air tawar adalah leher botol (daerah kritis) pada daur hidrologi .

3. Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan


paling murah. Karena manusia menyalah gunakan sumber daya ini maka jelas
bahwa usaha untuk mengurangi tekanan tersebut harus dilakukan secepatnya, bila
tidak, air akan menjadi faktor pembatas bagi manusia.

Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akan
dibicarakan mendalam pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :

Suhu.

Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara
bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehina
perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari
pada udara. Sifat yang terpenting adalah :

Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dinutuhkan untuk
merubah suhu air. 1 gram kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
ml (=1 gram) air 10 C lebih tinggi (antara 15-160) hanya amonia dan beberapa
senyawa lain mempunyai nilai lebih dari satu.

Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es
menjadi air tanpa mengubah suhunya (dan sebaliknya).

Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang dapat
dikatakan berlangsun terus menerus dari permukaan vegetasi , air dan es, sebagian
besar sinar matahari digunakan untuk evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alur
energi ini mengubah iklim dan memungkinkan perkembangan kehidupan dalam
semua keanekaragaman yang menakjubkan.

Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40 C ; diatas dan dibawah titik
tersebut air akan berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan
aira danau tidak membeku seluruhnya pada musim dingin.
Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini merupakan faktor
pembatas utama, karena organisme akuatik seringkali mempunyai toleransi yang
sempit ( stenotermal ). Maka, walaupun terjadi populasi panas yang sedang oleh
manusia, akibatnya dapat amat luas. Perubahan suhu menyebabkan pola sirkulasi
yang khas dan stratifikasi, yang amat mempengaruhi kehidupan akuatik. Daerah
perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.
Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti
termistor. Pembacaan dan pencatatan langsung dari termistor memudahkan para
pemula untuk mengambil profil suhu dari habitat akuatik.

Kejernihan

Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan,
terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yangdapat mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan
oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas. Kejernihan
dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang disebut cakram secchi
(dinamakan menurut penemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang
memperkenalkannya pada tahun 1865) berupa cakram putih dengan garis tengah
kira-kira 20 cm dan dimasukkan kedalam air sampai tidak terlihat dari permukaan.
Kedalaman itu disebut kejernihan cakram secchi, yang dapat mencapai 40 m pada

air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm pada air yang amat jernih,
tidak produktif didanau yang tinggi letaknya seperti Danau Crater di Taman
Nasional Crater Lake, Oregon. Danau-danau di Wiesconsin yang telah dipelajari
dengan intensif menggunakan cakram secchi sampai kedalaman dimana penetrasi
cahaya kira-kira 5% dari radiasi yang mencapai permukaan. Sementara fotosintesa
masih terjadi pada intensitas rendah, tingkatan 5% menandai batas bawah
kebanyakan zona fotosintesa. Walaupun elas bahwa alat-alat sintesa modern akan
memberikan data yang akurat tentang penetrasi cahaya, cakram secchi masih
dianggap alat yang berguna oleh ahli limnologi yangseringkali mengunakan teknik
ini untuk mengatur tingkat fertilisasi untuk menghasilkan pertumbuhan fitoplankton
yang baik tapi tidak terlalu tinggi.

Arus

Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas,
terutama pada aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan
distribusi gas yang vital, garam dan organisme kecil.

Konsentrasi gas pernapasan

Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida sering
kali terbatas pada lingkungan air tawar. Pada zaman polusi ini konsentrasi oksigen
terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor
fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari kantong oksigen
yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku
berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan
penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida
dalam air tawar.

Konsentrasi garam biogenik

Nitrat dan pospat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hampir
pada semua ekosistem air awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan
rendah, kalsium dan garam-garam lain uga tampaknya terbatas. Kecuali pada
beberapa mata air mineral, bahkan pada air dengan kesadahan tertinggi hanya
mempunyai kadar garam atau salinitas kurang dari 0,5%, dibandingkan dengan 3037% dalam air laut.
Dua ciri lain dari air tawar dapat mempengaruhi umlah dan distribusi dari jenis yan
ada (atau kekayaan kualitas biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi
satu dari yang lain oleh daratan dan lautan, organisme dengan penyebaran rendah
melewati halangan ini mungkin telah gagal untuk mapan ditempat-tempatyang
tidak sesuai. Ikan terutama menadi subek dari pembatasan ini ; aliran air, misalnya
walaupun hanya beberapa kilometer jaraknya didaratan tetapi karena terisolasi oleh
air, mungkin daerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang berbeda. Sebaliknya,
kebanyakan organisme kecil seperti panggang, udang, protozoa dan bakteri
mempunyai kemampuan penyebaran yang tinggi. Maka seseorang mungkin akan
menemukan Daphnia dalam kolam di Amerika Serikat dan di Inggris. Buku
pegangan untuk invertebrata air tawar yang ditulis untuk pulau-pulau di Inggris,

misalnya dapat digunakan di Amerika Serikat paling tidak sampai tingkat family
atau genus, tanaman rendah dan invertebrata air tawar menunjukkan tingkat
kosmopolitan yang tinggi. Oranisme air tawar mempunyai persoalan tertentu untuk
dipecahkan dalam hubungan dengan pengaturan tekanan osmose ( osmoregulasi ).
Karena konsentrasi garam dalam cairan tubuh atau sel lebih besar daripada
lingkungan air tawar ( yaitu disebut cairan hipertonik ), maka air cenderung masuk
ke dalam tubuh secara osmosis bila selaputnya ( membran ) dapat ditembus air
( permeabel ), atau kadar aram akan menjadi tinggi bila membran relatif tidak
permeabel. Binatang air tawar, seperti protozoa dengan selaput sel yang tipis dan
ikan dengan insangnya harus mempunyai cara efisien untuk mengeluarkan air
( terlaksana dengan vakuola kontraktil pada protozoa dan ginjal pada ikan) atau
badannya akan membesar dan meletus. Kesukaran dalam osmoregulasi dapat
diterangkan ,paling tidak sebagian, mengapa sejumlah besar hewan laut dari
seluruh Phyllum, kenyataanya belum pernah berhasil memasuki lingkungan air
tawar. Sebaliknya ikan bertulang ( juga burung laut dan mamalia ) yang cairan
tubuhnya berkadar garam lebih rendah dari air laut ( yaitu hipotonik ) berhasil
masuk kembali ke laut dengan merubah osmoregulasi metabolis secara perlahanlahan yang meliputi pembuangan garam dan penanganan air.

D.

Adaptasi

Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu


hidup lebih baik di bawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang
membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup (McNaughtonWolf, 1990: 84). Apabila bicara tentang adaptasi suatu organisme maka tidak lepas
dari evolusi, yaitu perubahan pada frekuensi gen dalam suatu populasi yang
berkaitan dengan waktu. Beberapa bentuk adaptasi yang dilakukan oleh suatu
organisme, antara lain:

Mutasi : peristiwa perubahan genetis yang dipengaruhi oleh seleksi alam.

Aliran gen : adaptasi ini dapat terjadi jika organisme mengalami migrasi
masuk atau keluar dari populasi setempat. Dari migrasi itu, kemungkinan telah
terjadi perubahan frekuensi gen baik pada donor maupun resipien populasi dengan
catatan jika mereka membawa gen yang mempunyai perbedaan frekuensi dari
salah satu populasinya.

Seleksi alam : suatu proses interaksi antara fenotip (sifat-sifat organisme


yang dapat diamati dari luar) dengan lingkungannya yang menentukan kemampuan
mempertahankan kehidupan dan hasil reproduktif dari genotip individu.

E.

Klasifikasi ekologis air tawar


Danau


Danau merupakan genangan air yang terdapat pada suatu cekungan besar
baik oleh bentukan geologi maupun buatan manusia. Dalam ekosistem danau
terdapat beberapa zona, antara lain :
a.
Zona litoral: merupakan bagian danau yang merupakan pertemuan antara
bagian daratan yang tidak tergenang air dan bagian daratan yang yang tergenang
air. Dalam zona ini terdapat dua produsen yaitu tanaman berakar dan fitoplankton.
Pada zona ini merupakan daerah yang paling banyak dihuni oleh jenis binatang dari
zona yang lain.
b.
Zona limnetik : zona ini merupakan daerah dimana genangan air sudah tidak
terikat lagi dengan daratan yang tidak tergenang air. Pada zona ini sinar matahari
masih dapat menembus genangan air, hal ini memungkinkan fitoplankton untuk
hidup pada zona ini. Pada ekosistem danau fitoplankton merupakan produsen
utama yang kemudian diikuti oleh konsumen I berupa serangga air, konsumen II
berupa amphibi dan crustacea, konsumen III berupa ikan-ikan predator, konsumen
puncak berupa ikan-ikan predator yang lebih besar, dan dekomposer berupa bakteri
pengurai sehingga terbentuk suatu rantai makanan pada ekosiste danau.
c.
Zona profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai
oleh penetrasi cahaya efektif. Karena tidak ada cahaya dalam memperoleh
makanan penghuni zona ini bergantung organisme pada zona limnetik dan litoral.

Di dunia terdapat tiga kategori danau, yaitu seri oligotrofik-eutrofik, tipe danau yang
khusus, dan penggenangan.

1.

Seri oligotrofik-eutrofik

Danau oligotrofik ditandai pada zona litoral jumlah tanaman sangat sedikit serta
kerapatan plankton rendah. Karena tanaman sangat sedikit serta kerapatan
plankton yang rendah kemungkinan untuk kekurangan oksigen yang berat sangat
kecil. Danau eutrofik merupakan kebalikan dari danau oligotrofik dimana pada zona
litoral danau ini vegetasinya lebih lebat dan kerapatan plankton lebih tinggi, dengan
banyaknya bahan organik ini kemungkinan pada stagnasi panas dapat
menghilangkan beberapa organisme.
2.

Danau khusus

a)
Danau dystrophic : danau ini mengandung humic acid yang tinggi dalam
airnya dan pada bagian tepi danau terdiri dari gambut yang berkembang menjadi
pasir terapung gambut.
b)
Danau tua yang dalam dan mempunyai binatang endemik : pada kasus ini,
contohnya adalah Danau Baikal di Rusia yang terbentuk karena pergerakan bumi
sewaktu zaman Mesozoik. Pada danau ini delapan persen dari 384 jenis artropoda
merupakan binatang endemik yang tidak bisa ditemukan ditempat lain.

c)
Danau asin di gurun pasir: danau ini terbentuk karena pengairan sedimenter
di daerah dengan iklim kering dimana evaporasi lebih besar dari presipitrasi
sehingga menghasilkan konsentrasi garam yang tinggi. Pada danau ini terdapat
beberapa komunitas yang dapat bertahan pada kondisi salinitas yang tinggi salah
satunya Artemia. Contoh danau ini adalah Great Salt Lake, Utah.
d)
Danau alkali di gurun pasir : terjadi pada pengairan igneous di daerah dengan
iklim kering serta pH dan konsentrasi karbonat tinggi. Contoh danau ini Pyramid
Lake, Nevada.
e)
Danau vulkanik : danau ini dicirikan dengan daerah vulkanik yang masih aktif
dengan kondisi kimiawi yang ekstrem dan biota yang sangat terbatas. Danau ini
umumnya terdapat di Jepang dan Filipina.
f)
Danau dengan stratifikasi kimiawi : danau ini berbeda dengan danau-danau
yang ada di dunia pada umumnya dimana air permukaan dan dasar bercampur
secara berkala sehingga terstratifikasi secara permanen karena adanya rembesan
air asin atau pelepasan garam dari endapan, hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan kerapatan yang tetap antara air permukaan dan air dasar danau. Contoh
Danau Big Soda Lake, Nevada yang merupakan danau dengan stratifikasi kimiawi.
g)
Danau kutub : danau ini memiliki suhu permukaan tetap dibawah 4 C atau
naik di atas itu hanya untuk periode yang sangat pendek selama musim panas, hal
ini menyebabkan es mencair sehingga sirkulasi dapat terjadi.
3.
Penggenangan : danau ini merupakan buatan manusia yang di bangun
tergantung pada daerahnya dan pengairan alaminya. Danau ini memiliki fluktuasi
permukaan air dan turbiditas yang tinggi.

Kolam

Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan
daerah limnetik serta profundal kecil atau tidak ada. Ekosistem ini dapat ditemukan
pada daerah yang memiliki curah hujan yang cukup. Terdapat beberapa jenis kolam,
antara lain:
a.
Kolam alami : kolam ini banyak ditemukan pada daerah kapur. Kolam ini
terbetuk akibat depresi atau penurunan cairan dari strata di bawahnya.
b.
Kolam sementara : kolam yang kering untuk beberapa waktu dalam kurun
waktu setahun. Organisme pada kolam ini mampu bertahan pada stadium dorman
selama periode kering dengan bertahan hidup dalam tanah yang kering untuk
beberapa bulan atau bergerak ke dalam dan keluar kolam.
c.
Kolam galian : kolam yang di bentuk oelh manusia atau hewan dengan cara
membendung air atau melakukan penggalian.

Komunitas Lotik (Air Mengalir)

Yang membedakan ekosistem ini dengan kolam adalah aliran air atau arus. Aliran
air ini terbentuk karena adanya sumber air baik itu dari hujan, mencairnya es,
munculnya mata air, dan adanya relief dari permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh

di permukaan bumi mengalami evaporasi kemudian merembes ke dalam tanah


kemudian diserap oleh tumbuhan sehingga terjadi transpirasi dan sisanya mengalir
di permukaan sebagai surface run off (Endarto, 2007: 99). Pada ekosistem ini
beberapa organisme melakukan adaptasi untuk bertahan hidup. Bentuk adaptasi
pada air mengalir, meliputi:
a.

Melekat permanen pada substrat yang kokoh.

Bentuk adaptasi ini dilakukan oleh tanaman produsen utama seperti Cladophora
dan diatomae serta oleh hewan seperti spons air tawar dan larva lakat.
b.

Kaitan dan penghisap

Sejumlah besar hewan yang hidup di aliran air memiliki kaitan atau penghisap yang
digunakan berpegangan pada dasar sungai untuk mempertahankan posisi tubuhnya
dari aliran air yang deras. Hewan-hewan yang memiliki kaitan dan penghisap antara
lain larva Diptera, Simulium, dan Blepharocera.
c.

Permukaan bawah yang lengket

Banyak binatang yang dapat menempelkan diri pada permukaan dengan bagian
bawahnya yang lengket seperti siput dan cacing pipih.
d.

Badan yang stream line

Hampir semua jenis hewan aliran air memiliki bentuk tubuh yang stream line, hal ini
bertujuan mengurangi gaya dorong dari aliran air. bentuk tubuh yang stream line
dengan bentuk hampir seperti telur dan meruncing dibagian belakang
menyebabkan tanahan air minimum yang mengalir melewatinya.
e.

Badan yang pipih

Badan yang pipih memungkinkan hewan-hewan aliran air menemukan tempat


perlindungan di bawah batu dan celah-celah batu.
f.

Rheotaxis positif

Binatang aliran air hampir tidak bervariasi berorientasi ke arah hulu dan bila dapat
berenang terus-menerus bergerak melawan arus. Kebalikannya banyak hewan yang
hidup di air tenang ditempatkan pada air mengalir, kebanyakan dari mereka
terhanyut oleh aliran air atau tidak berusaha melawan arus.
g.

Thigmotaxis positif

Banyak binatang air mengalir mempunyai pola tingkah laku yang diturunkan untuk
melekat dekat dengan permukaan atau menjaga badannya agar dekat dengan
permukaan. Sebagai contoh sekelompok nimfa ditempatkan pada suatu cekungan,
mereka berusaha untuk berhubungan dengan bagian bawah dar cabang kayu,
reruntuhan, atau apa sajayang ada bahakan saling melekatkan diribila tidak ada
permukaan yang dapat ditempati.

F.

Komponen Ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan
organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen
penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan
komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Seluruh
komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian,
ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan
abiotiknya.
Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme
anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai
klorofil. Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak
bisa menghasilkan makanan (heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan
zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme
lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau
adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat
pertama. Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora
disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat
kedua disebut konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dan dimakan
di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah
rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) > ulat (Konsumen I) > ayam
(Konsumen II) > musang (Konsumen III) > macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam
ekosistem, banyak proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaringjaring makanan (food web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai
makanan.
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun
hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai,
organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang
kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan
menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
2.

Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem.


Komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu
lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara,
suhu, dan lain-lain.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan
tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air
diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu
saja.

Sementara itu komponen biotik mencakup beberapa hal yang dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsi komponen tersebut, maka ia akan
dibagi menjadi dua komponen dasar yakni autotrof dan juga komponen heterotrof.
Pengertian keduanya adalah sebagai berikut :


Autotrof tak lain adalah istilah yang menunjuk pada mahluk hidup yang bisa
membentuk sendiri makanannya sendiri.

Heterotrof sendiri adalah organisme konsumen yang tak bisa membentuk


makanannya sendiri sehingga ia mengambil kebutuhan tersebut dari luar dirinya.

Sementara itu jika dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen ekosistem biotik
dibagi ke dalam 3 kelompok yakni:

Produsen. Secara sederhana diartikan sebagai penghasil makanan. Ia adalah


mahluk hidup atau organisme yang menghasilkan makanannya sendiri. Organisme
yang tercakup dalam kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. Dalam
ekosistem darat, tumbuhan sangat diperlukan sebagai sumber makanan mahluk
hidup lainnya. Sementara itu dalam ekosistem perairan, organisme dengan klorofil
adalah berbagai jenis alga juga fitoplankton.
Komponen ekosistem biotik selanjutnya adalah konsumen. Ia secarasederhana
diartikan sebagai pemakai. Kelompok ini mencakup semua organisme yang tak bisa
menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri sehingga ia harus mendapatkan
makanan dari organisme lainnya untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya. Konsumen ini dibagi ke dalam 3 bagian yakni: konsumen tingkat pertama
meliputi semua organisme yang mengkonsumsi zat langsung dari tumbuhan atau
disebut herbivora. Konsumen tingkat kedia yakni semua mahluk hidpu yang
memperoleh makanan dengan memangsa herbivora tadi atau disebut karnivora.
Terakhir adalah konsumen tingkat ketiga yakni mahluk hidup yang memangsa
konsumen tingkat kedua.
Pengurai atau decomposer. Merupakan komponen ekosistem biotik yang sangat
berperan dalam hal menguraikan bahan-bahan organis yang muasalnya dari

mahluk hidup yang telah mati atau juga hasil pembuangan sistem pencernaan
mahluk hidpu. Organisme pengurai ini cukup penting sebab ia menjaga stabilitas
ekosistem dengan mengurai zat-zat buangan tersebut sehingga diserap oleh tanah
dan menjadi unsur hara bagi perkembangan tumbuhan.

G.

Jenis Ekosistem Air Tawar

Secara umum ekosistem air tawar dibagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem lentik
atau air tenang dan ekosistem air yang mengalir atau lotik.
1.

Ekosistem Lentik atau Ekosistem Air Tenang

Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di


dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena
aliran air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang
ada di dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah
pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap
lapisannya. Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari
oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral,
limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya,
perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion,
dan hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche
utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro
konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme
yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos,
plankton, perifiton, nekton dan neuston.
Contoh kosistem air tenang yaitu danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut dan
lain sebagainya:
a.

Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga
terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya
dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi empat daerah sebagai
berikut.

Daerah litoral,

Merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dengan daun ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenisjenis ganggang yang melekat (khususnya

diatom), berbagai siput dan remis, serangga, Crustacea, ikan, amfibi, reptil air dan
semiair seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia

Daerah limnetik,

Merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan
sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi
selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk
Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan
oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan
besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

Daerah profundal,

Merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik. Organisme yang ada hidup
dengan mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Organisme yang
menghuni adalah cacing dan mikroba.

Daerah bentik,

Merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati. Berdasarkan produksi materi organiknya, terdapat dua macam danau yaitu
danau oligotropik dan danau eutropik. Danau oligotropik merupakan danau yang
dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di
dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. Danau eutropik merupakan
danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton
sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam
organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik dapat
berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang
masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia,
misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya
terjadi ledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus
yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut eutrofikasi. Eutrofikasi menyebabkan air tidak
dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
b.

Kolam

Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat
umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi. Kolam dapat dibagi
atas :
Kolam berasal dari danau yang luas.
Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.
Kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :

Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)
Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)
Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrate
misalnya:
Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.
Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah
air
Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara
vegetasi.
Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

c.

Rawa air tawar

Rawa merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran. Rawa biasanya
dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa
terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh
tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat
protozoa, rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura.
Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang
tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan
(lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa
bulan.
2.

Ekosistem Lotik atau Ekosistem Air Mengalir

Perairan mengalir (lotik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya
aliran atau arus air memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air cukup
begitu besar contohnya yaitu sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir
ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.
Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir
deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton, karena akan terbawa arus.
Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang
bebas dari pusaran air.
H.

Klasifikasi Ekologis

Klasifikasi Ekologis Organisme Air Tawar : Habitat air tawar merupakan perantara
habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat
berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.

Berdasarkan aliran energi

Organisme dibagi menjadi 3 yaitu :


* Autotroph (produsen), tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik.
* Phagotroph (konsumen makro), herbivora, predator, parasit.
* Saprotroph (konsumen mikro atau pengurai), diklasifikasikan sesuai dengan
bahan organik yang diuraikan .
2.

Berdasarkan kebiasaan hidup

Organisme dibedakan sebagai berikut yaitu :


a.

Plankton

Terdiri alas fitoplankton dan zooplankton, organisme mengapung yang arah


pergerakannya kira-kira tergantung arus. Walaupun beberapa zooplankton
menunjukkan gerakan berenang yang aktif yang membantu mempertahankan
posisi vertical, plankton secara keseluruhan tidak dapat bergerak melawan arus.
b.

Nekton

Organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri, misalnya
ikan, amfibi, serangga air besar.

Neuston

Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.

Perifiton

Merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau


benda lain, misalnya keong.

Bentos

Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat
sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

I.

Manfaat Ekosistem Air Tawar

Beberapa fungsi atau manfaat ekosistem air tawar adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan
genetik
2.

Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting

3.
Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat
sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian)
4.
Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan,
aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah
5.
Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat
mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat
6.
Sebagai sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari
tempat satu ke tempat lainnya
7.

Sebagai penghasil energi melalui plta

8.

Sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.

BAB 3
CONTOH KASUS

A.

STUDI KASUS PERAIRAN AIR TAWAR

Perairan air tawar di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, yaitu untuk
memenuhi mulai dari keperluan rumah tangga, keperluan hewan, transportasi
pengairan, dan sebagainya. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami
penurunan fungsi akibat berbagai aktivitas manusia ini masih merupakan
sumberdaya perairan yang kaya akan organisme air . Kehidupan di air dijumpai
tidak hanya pada badan air tapi juga pada dasar air yang padat. Di dasar air, jumlah
kehidupan sangat terbatas karena ketersediaan nutrient yang terbatas. Oleh karena
itu, hewan yang hidup di air dalam hanyalah hewan-hewan yang mampu hidup
dengan jumlah dan jenis nutrient terbatas. Berikut kami mencoba untuk
menyajikan kasus yang merupakan gambaran dari hasil penelitian yang dilakukan
pada perairan air tawar Sungai Tambak Bayan, Yogjakarta dan perairan air tawar
Telaga Jongge, Gunung Kidul Yogjakarta. Dimana keduanya memiliki kualitas yang
berbeda.

B.

Perairan Air Tawar dengan Kualitas baik

Bersumber dari jurnal ekologi perairan yang dikeluarkan oleh Fakultas


Pertanian Universitas Gajah Mada Yogjakarta pada tahun 2011 menyatakan bahwa
Sungai Tambak Bayan yang berada di daerah Yogjakarta memiliki kualitas yang
baik, hal ini berarti tingkat pencemarannya masih tergolong rendah. Kondisi
tersebut dapat dilihat dari adanya
kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi yang
bervariasi. Sebuah perairan yang tercemar ditandai dengan kandungan CO yang
lebih besar bila dibandingkan dengan kangdungan oksigennya (O2). Terdapat

korelasi antara tingkat pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah
perairan air tawar. Semakin tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin
rendah. Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi
semakin tinggi. Dalam penelitian terdapat tiga stasiun pengamatan pada penggal
sungai yang sama. Dari ketiga stasiun pengamatan,stasiun I menunjukkan
nilai densitas terendah. Rendahnya kerapatan ini menunjukkan bahwa lingkungan
perairan pada stasiun I tidak kondusif untuk kehidupan gastropoda yang ada di
dalamnya. Hal ini disebabkan karena pada stasiun I didapatkan
kondisi sungai yang telah dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan manusia
sehingga terjadi degradasi kualitas ekosistem dan terjadi pencemaran bahan-bahan
yang tidak disukai gastropoda atau organisme lainnya. Buruknya kualitas air
jika dibandingkan dengan stasiun lain ini dibuktikan dengan tidak adanya
keragaman spesies pada stasiun ini. Pada stasiun ini hanya ditemukan satu jenis
gastropoda yaitu keong. Stasiun II indeks densitas gastropodanya merupakan
yang paling tinggi. Kerapatan populasi pada stasiun II lebih tinggi karena jenis
substrat berupa batuan, lumpur, dan pasir. Selain itu kandungan oksigen terlarut
(5,53 ppm) lebih tinggi dari kandungan CO2 bebas (4,3 ppm). Oksigen dibutuhkan
organisme dalam melakukan proses respirasi. Faktor lingkungan yang paling
berpengaruh adalah jenis subsrat dasar, kandungan oksigen terlarut, kandungan
karbondioksida, serta kedalaman dan kecerahan air. Sedang faktor yang kurang
berpengaruh adalah pH substrat, suhu air dan suhu udara. Meskipun masih
tergolong baik namun meningkatnya aktivitas manusia di bantaran sungai dalam
pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan
perairan sehingga perlu dilakukan pengelolaan terpadu untuk
menjaganya agar tetap terpelihara dengan baik dan terkontrol.

C.

Perairan Air Tawar Dengan Kualitas Kurang Baik

Kabupaten Gunung kidul sebagian besar wilayahnya merupakan bentangan karst


gunung sewu yang sangat unik. Wilayah karst ini secara alami merupakan daerah
yang tandus dan kering karena minimnya sumber air tanah dan air permukaan,
sehingga bentukan cekungan yang secara alami terbentuk di wilayah ini menjadi
sangat berarti bagi kehidupan disekitarnya. Cekungan pada daerah karst
pada saat musim penghujan akan terisi air dan kemudian dikenal sebagai telaga.
Salah satu telaga di kabupaten Gunungkidul adalah Telaga Jongge. Telaga Jongge
oleh masyarakat Gunungkidul difungsikan sebagai
sarana MCK, untuk aktivitas pertanian, perikanan, peternakan, wisata dan
ritual budaya. Kegiatan ini dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem telaga
dan perubahan keberadaan organisme air di telaga. Perubahan kondisi periaran
tersebut dapat digambarkan melalui keberadaan organisme di perairan tersebut
salah satunya zooplankton. Zooplankton adalah plankton hewani yang hidupnya
melayang-layang dalam air dan dia mempunyai kemampuan untuk berenang.
Zooplankton dalam ekosistem perairan memiliki peran yang penting karena
zooplankton merupakan konsumen pertama fitoplankton yang mempunyai peran
untuk memindahkan energi dari produsen primer yaitu fitoplankton ke tingkat
konsumen yang lebih tinggi lagi seperti larva ikan, dan ikan-ikan kecil.

Zooplankton merupakan salah satu organisme yang rentan terhadap kondisi


perubahan lingkungan. Ketika jumlah zooplankton minim,
kelimpahan konsumennya seperti larva ikan, dan ikan-ikan kecil akan mengalami
penurunan. Kondisi inilah yang terjadi pada ekosistem air tawar Telaga Jongge.

BAB 4
SIMPULAN
Kesimpulan
Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan
sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Sebuah perairan yang tercemar
ditandai dengan kandungan CO yang lebih besar bila dibandingkan dengan
kangdungan oksigennya (O2). Terdapat korelasi antara tingkat pencemaran air
dengan organisme yang hidup dalam sebuah perairan air tawar. Semakin tinggi
kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin tinggi kadar
O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi.

Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya pemeliharaan untuk
menjaga kualitas lingkungan perairan air tawar. Meningkatnya aktivitas manusia di
bantaran sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya
degradasi kualitas lingkungan perairan air tawar sehingga perlu dilakukan
pengelolaan terpadu untuk menjaganya agar tetap terpelihara dengan
baik dan terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2007. Geomorfologi Umum. Surakarta: Surakarta Maret University
Press

McNaughton, S.J. dan Wolf, Larry L. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekosistem-air-tawar.html
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Anda mungkin juga menyukai