Anda di halaman 1dari 31

Regulasi ion dan air

Regulasi ion dan air pada ikan terjadi hipertonik, hipotonik atau isotonik tergantung
pada perbedaan (lebih tinggi, lebih rendah atau sama) konsentrasi cairan tubuh dengan
konsentrasi media hidupnya. Perbedaan tersebut dapat dijadikan sebagai strategi
dalam menangani komposisi cairan ekstraselular dalam tubuh ikan. Untuk ikan-ikan
potadrom

yang

bersifat

hiperosmotik

terhadap

lingkungannya

dalam

proses

osmoregulasi, air bergerak ke dalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan
cara difusi. Keseimbangan cairan tubuhnya dapat terjadi dengan cara meminum sedikit
air atau bahkan tidak minum sama sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat
dikurangi dengan membuangnya dalam bentuk urin. Untuk ikan-ikan oseanodrom yang
bersifat hipoosmotik terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmose dari dalam
tubuhnya melalui ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke
dalam tubuhnya secara difusi. Sedangkan untuk ikan-ikan eurihalin, memiliki
kemampuan untuk dengan cepat menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuhnya
dengan media (isoosmotik), namun karana kondisi lingkungan perairan tidak selalu
tetap, maka proses ormoregulasi seperti halnya ikan potadrom dan oseanodrom tetap
terjadi (Kaneko, dkk., 2002).
Karena tekanan osmosis air laut lebih tinggi daripada cairan tubuh ikan maka air akan
mengalir dari dalam tubuh ikan ke lingkungannya melalui difusi melewati ginjal dan
mungkin juga kulit, sebaliknya garam-garam akan masuk ke dalam tubuh juga melalui
proses difusi, karenanya ikan melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan
keseimbangan konsentrasi garam antara tubuh dan lingkungan dengan cara
memperbanyak minum air laut (Fujaya, 1999).
Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhya
tidak mudah bocor ke dalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan
air adalah insang. Air secara terus-menerus masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang.
Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu terjadi sebagai
akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
lingkungannya. Sebaliknya, garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal

proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam
tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi
adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak
mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati,
karena akan terjadi ketidakseimbangan konsentrasi larutan tubuh yang akan berada di
luar batas toleransinya (Takeuchi, dkk., 2003).
Ada tiga pola regulasi ion dan air, yakni : (1) Regulasi hipertonik atau hiperosmotik,
yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi
media, misalnya pada potadrom (ikan air tawar). (2) Regulasi hipotonik atau
hipoosmotik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah
dari konsentrasi media, misalnya pada oseandrom (ikan air laut).; (3) Regulasi isotonik
atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media,
misalnya ikan-ikan yang hidup pada daerah estuari.
Organ-organ yang berperan dan berfungsi pada proses osmoregulasi yaitu : (1) Insang,
pada insang sel-sel yang berperan dalam osmoregulasi adalah sel-sel chloride yang
terletak pada dasar lembaran-lembaran insang; (2) Ginjal, melakukan dua fungsi utama:
pertama, mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh, dan
kedua, mengatur konsentrasi cairan tubuh; (3) Usus, Meminum air laut adalah sumber
utama air pada teleostei oseanodrom untuk mengembalikan air yang hilang melalui
difusi insang, ginjal, dan mungkin pula melalui kulit (Fujaya, 2004).
C. Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi
kehidupan ikan sehingga proses-proses fisiologis berjalan normal. Ikan mempunyai
tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu ikan harus
mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis di dalam
tubuhnya dapat berlangsung dengan normal. Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh
pada ikan ini disebut osmoregulasi (Rahardjo, 1980).

Proses osmoregulasi yang terjadi adalah pengaturan konsentrasi ion-ion bukan


konsentrasi cairan tubuh, dimana proses ini juga membutuhkan energi. Bila ikan air
tawar dimasukkan dalam medium air laut maka yang akan terjadi adalah pemasukan air
dalam tubuh ikan dari medium dan juga berusaha mengeluarkan sebagian garamgaram dari dalam tubuhnya. Bila ikan tidak dapat melakukan proses ini, maka sel-sel
ikan akan pecah (turgor) dan jika terjadi sebaliknya ikan akan kekurangan cairan atau
biasa disebut dehidrasi (Soeseno, 1997).
Proses osmosis terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika
terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka
volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang
sama. Banyak hewan-hewan laut cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya.
Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan
banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi
(pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel
banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan
kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau
hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses
osmoregulasi (Marshall dan Grosell, 2006).

Mikirbae

Home

Isi Blog

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

Kelas X

Kelas XI

Kelas XII

Home Kelas X Struktur dan Fungsi Tubuh Echinodermata

Struktur dan Fungsi Tubuh Echinodermata


Posted by Nanang Ajim | Posted on 2:31 PM | with No comments | Print
Berasal dari kata Echinos yang berarti duri dan dermal yang berarti kulit, jadi Echinodermata
adalah hewan berkulit duri.Semua anggota Echinodermata ini hidup di laut, seperti bintang laut,
bulu babi, dan mentimun laut.Lebih dari 7.000 spesies Echinodermata hidup di laut.Dalam
ekosistem laut, hewanhewan anggota filum ini berkedudukan sebagai konsumen dalam berbagai
tingkatan, yang berperan menjaga keseimbangan rantai makanan.Ciri khas pada filum ini adalah
struktur pembuluh air (water vascular system), yaitu suatu jaringan hidrolik yang bercabang
menjadi penjuluran, disebut kaki tabung yang berfungsi untuk lokomosi (pergerakan), makan dan
pertukaran gas.
1. Ciri-ciri Umum Echinodermata
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki habitat di laut, serta tubuhnya memiliki simetri
radial. Bentuk tubuh Echinodermata bermacam-macam seperti bintang, tumbuhan, bunga, ular,
sosis, dan bola. Hewan ini sudah memiliki sistem pencernaan yang sempurna di mana mulut
sebagai jalan masuknya makanan berada di bagian bawah dan anus sebagai jalan keluarnya sisa
pencernaan
berada
di
sebelah
atas.
Sistem gerak dengan menggunakan kaki ambulakral, selain itu kaki juga digunakan untuk
menangkap mangsa.Kaki ini dapat dijulurkan keluar ke arah bawah.Ujung kakinya membesar
dan mengandung otot yang disebut ampula. Jadi, bila ada air akan dipompakan ke dalam kaki
amburakal, mengakibatkan kaki terjulur ke luar sehingga ampula dapat menyentuh benda,
Secara umum Echinodermata memiliki 5 lengan, hewan ini memiliki kemampuan autotomi,
yaitu kemampuan untuk membentuk kembali organ tubuhnya yang terputus. Seperti halnya
dengan hewan akuatik yang lain, Echinodermata juga bernapas dengan insang. Echinodermata
termasuk hewan triplobastik selomata.Mulutnya terletak di bawah dan anus berada di atas.
Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi mulut, lalu bercabang 5 menuju masingmasing lengan yang dimiliki. Reproduksi secara generatif, yaitu dengan peleburan antara sperma
dan
ovum
sehingga
akan
dihasilkan
zigot.
Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air. Sistem saluran air ini terdiri atas:

Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.

Saluran batu.

Saluran cincin.

Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.

Saluran lateral yang bermuara ke ampula,

Ampula.

Kaki tabung.

Mekanisme gerak melalui sistem kaki ambulakral adalah sebagai berikut: air masuk melalui
madreporit kemudian turun ke saluran batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang
mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral.
Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung
berotot atau disebut juga ampula.Dari saluran lateral, air masuk ke ampula.Jika ampula
berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Jika air disemprotkan sehingga
dalam kaki tabung muncul tekanan hidrolik dari air dan akhirnya kaki tabung menjulur ke luar,
akibatnya ampula melekat pada benda lain sehingga bisa berpindah tempat.
2. Perkembangbiakan Echinodermata
Secara umum jenis kelamin pada hewan ini sudah terpisah, fertilisasi terjadi secara eksternal.
Bila kemudian terbentuk zigot akan berkembang menjadi larva bersilia (bipinnaria) yang dapat
berenang. Apabila berada di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi dewasa. Hewan ini juga
mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi, yaitu kemampuan untuk memulihkan bagian
tubuh yang rusak, hilang, atau putus. Misalnya, jika lengan terpotong, maka akan terbentuk
lengan lagi.
3. Klasifikasi Echinodermata
Bentuk tubuh anggota hewan ini bermacam-macam.Berdasarkan hal tersebut Echinodermata
dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Holothuroidea, dan
Echinoidea.
a. Asteroidea (bintang laut)
Asteroidea sering disebut sebagai bintang laut, hewan ini memiliki bentuk seperti bintang dengan
lima lengan pada tubuhnya. Pada permukaan tubuhnya dilengkapi dengan duri.Organ tubuh yang
dimiliki bercabang kelima buah lengannya.Pada permukaan bawah tubuhnya (permukaan oral)
terdapat mulut dan kaki tabung yang digunakan untuk bergerak.Pada bagian atas atau aboral

terdapat anus dan madreporit yang merupakan saluran penghubung air laut dengan sistem
pembuluh air yang ada dalam tubuh.

Pada bagian ujung lengan terdapat bintik mata yang peka terhadap sinar.Warna tubuh asteroidea
ada yang hitam, biru kecokelatan, dan merah menyala, misalnya Asteria forbesi (bintang laut),
Linkia laevigata (bintang laut biru), Pentaceros (bintang laut bertanduk), Culcita (bintang laut
berkulit).
Pencernaan sempurna terdapat di sekujur tubuh, memiliki mulut dan anus, urutannya: mulut
kerongkongan pendek lambung kardiak (muka) dan pilorus (belakang) usus
anus. Sistem Reproduksi bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak di
lengan.Larva yang dihasilkan disebut larva bipinaria.
b. Ophiuroidea (bintang ular laut)
Hewan ini disebut juga sebagai bintang ular laut karena tubuhnya memiliki lima lengan yang
apabila digerak-gerakkan menyerupai gerakan ular. Hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa
pencernaannya dikeluarkan lewat mulutnya.Hewan ini biasa hidup di laut yang dalam ataupun
laut dangkal.Banyak dijumpai di balik batu karang ataupun mengubur dirinya dalam pasir.Hewan
ini makanannya adalah udang, kerang, ataupun sampah dari organisme lain, contohnya adalah
Ophioplocus.

Pada siang hari, hewan ini bersembunyi di balik bebatuan, lumpur, atau tempat terlindung dan
malam hari melakukan aktivitas.Makanannya berupa Mollusca, udang-udangan, dan sisa

organisme.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak di lengan.Larva
yang dihasilkan disebut pluteus.Sistem pencernaan tidak memiliki anus, terletak di cakram bola.
c. Crinoidea (lili laut)
Secara sepintas hewan ini sangat mirip dengan tumbuhan yang hidup di laut.Hidupnya
menempel pada substrat yang ada di laut. Memiliki lima buah lengan dan sering disebut sebagai
lili laut. Paling primitif dibandingkan yang lain dan memiliki bentuk tubuh seperti piala,
contohnya adalah Antedon sp, Holopus sp.

Pada daerah oral terdapat mulut dan anus, tetapi tidak memiliki madreporit.Pada dasar tubuh
permukaan adoral terdapat kaliks, yaitu lempeng kapur berbentuk cangkir. Apabila kondisi tidak
memungkinkan, maka Crinoidea akan melepaskan diri dari dasar tempat melekatnya, kemudian
pindah
pada
tempat
yang
sesuai.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal atau internal, gonad terletak di
pinula.Setelah beberapa hari, larva dilepas dan menempel di dasar laut menjadi kaliks dan
lengan.Sistem Pencernaan pencernaan tidak memiliki anus, terletak di dalam teka/mahkota.
d. Echinoidea
Bentuk tubuh bulat dan diliputi duri yang banyak bentuknya oval/setengah bola, contoh Diadema
(bulu babi) dan Echinus (landak laut).Echinoidea ini hidup di pasir, batu-batuan.Mulut terletak di
bagian oral dan dilengkapi dengan 5 buah gigi, sedangkan madreporit, anus, dan lubang kelamin
terletak di bagian aboral.

Hewan ini tidak mempunyai lengan seperti Asteroidea.Tubuhnya tertutup cangkok tipis saling
berhubungan, dan muncul duri-duri panjang yang dapat digerak-gerakkan.Mulutnya terletak
pada permukaan oral dilengkapi dengan alat untuk mengambil makanan yang dinamakan Lantera
aristoteles.Adapun anus, madreporit, dan lubang kelamin terdapat pada permukaan adoral.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak dibawah
permukaan aboral. Sistem Pencernaan Pencernaan sempurna terdapat pada cangkang, memiliki
mulut dan anus, urutannya: mulut faring kerongkongan usus yang dikelilingi lentera
Aristoteles anus.
e. Holothuroidea
Berperan sebagai pembersih di laut karena merupakan pemakan kotoran dan sisa makhluk hidup
yang lain, contohnya Holothuria Sp. (teripang). Hewan ini memiliki duri yang halus sehingga
berbeda dengan Echinodermata yang lain. Bentuk tubuhnya menyerupai mentimun sehingga
disebut juga sebagai mentimun laut atau teripang.Mulut terletak pada bagian anterior dan anus
terletak pada bagian posterior.Tiga baris kaki di daerah ventral untuk bergerak dan dua baris di
bagian dorsal digunakan untuk bernapas.

Warna tubuhnya kehitaman, kecokelatan, dan agak putih. Susunan tubuhnya lima lipat, tubuhnya
lunak, dan tidak berlengan. Di sekitar mulutnya terdapat tentakel bercabang yang dihubungkan
dengan sistem pembuluh air.Di daerah anus terdapat kaki amburakal untuk bergerak atau
pengerutan otot tubuh.Respirasi dengan dua baris kaki pembuluh dorsal dan alat napas yang
disebut paru-paru air.Hewan ini hidup di dalam pasir atau kapur, makanannya berupa zat organik
yang
ada
dalam
lumpur
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, dibuahi secara eksternal, gonad terletak didekat
tentakel.Larva yang dihasilkan disebut larva aurikula. Sistem pencernaan sempurna berada di
rongga tubuh, memiliki mulut dan anus, urutannya: mulut kerongkongan pendek lambung
usus kloaka anus
4. Manfaat Echinodermata
Echinodermata merupakan hewan pemakan bangkai dan kotoran hewan di laut sehingga ia
mempunyai peran sebagai pembersih lingkungan laut terutama pantai. Secara ekonomis ia hanya
sedikit sekali manfaatnya bagi manusia. Beberapa jenis dapat digunakan sebagai bahan makanan,
misalnya teripang, dan kerangka dari beberapa jenis Echinodermata dapat digunakan sebagai
bahan hiasan.
Label:Kelas X
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif. Silahkan tulis url Anda dengan tanda koma (,). Jika saya
sempat akan kunbal....
Newer PostOlder PostHome

Pencarian

Custom Search

Popular Posts

Gerak Dasar Lokomotor Nonlokomotor dan Manipulasi

Salah satu ruang lingkup pendidikan jasmani adalah pembentukan gerak, yang meliputi
keinginan untuk bergerak, menghayati ruang waktu dan ben...

Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah


Luasnya daerah-daerah di negara kita yang terbagi-bagi atas beberapa provinsi,
kabupaten serta kota maka daerah-daerah tersebut memiliki pe...

Pola Lantai Tarian Daerah


Setiap daerah memiliki tari tradisional yang dilakukan perseorangan, berpasangan,
maupun secara kelompok. Penyajian tari perseorangan atau ...

Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Prosedur


Teks prosedur adalah jenis teks yang banyak dijumpai di sekitar kita. Dalam berbagai
konteks jenis teks ini dapat kita jumpai dalam kehidup...

Menganalisis Teks Iklan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia iklan adalah (1) berita pesanan mendorong,
membujuk khalayak agar tertarik pada barang dan jasa yang ...


Tangkisan dalam Pencak Silat
Pencaksilat atau silat adalah suatu seni beladiri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Pencaksilat adalah olahraga beladiri yang memerl...

Jenis-jenis Konjungsi dan Fungsinya


Dalam kegiatan berbahasa seperti menulis sebuah paragraf, cerpen atau novel pastilah
anda harus menguasai konjungsi sebagai penunjangnya. K...

Sikap Kepahlawanan Balaputradewa


Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara pertama karena wilayah Kerajaan Sriwijaya, yaitu
hampir seluruh pulau Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan...

Labels
Kelas IVKelas IXKelas VKelas VIKelas VIIKelas VIIIKelas XKelas XIKelas
XIIPengetahuanSMK

About Me

Nanang Ajim
View my complete profile

Follow by Email

Google+ Followers
Copyright 2016. | Mikirbae - All Rights Reserved | Privacy Policy | Hubungi Kami |
Disclaimer |
Powered by Blogger | Back to Top

DAFTAR ISI BLOG

TENTANG BLOG

BIOLOGI SMA

BIOLOGI UMUM

ADMIN BLOG

LABEL

BIOLOGI SMA

BIOLOGI UMUM

DAFTAR ARTIKEL

ARSIP BLOG

2016 ( 1 )

2015 ( 55 )

2014 ( 13 )
o

September ( 13 )

REPTILIA

CHLOROPHYTA

PROTOZOA

SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

TUMBUHAN PAKU (PTERYDOPHYTA)

LUMUT (BRYOPHYTA)

GANGGANG (ALGA)

JARINGAN OTOT

ANATOMI DAN FISIOLOGI AKAR

ECHINODERMATA

COELENTERATA

PASANG IKLAN

IKLAN BLOG

2013 ( 27 )

2012 ( 4 )

IKLAN SPONSOR

Ads Powered
by:KumpulBlogger.com

BIOLOGI TOPI BIRU.Diberdayakan oleh Blogger.


Jumat, 19 September 2014
ECHINODERMATA

Echinodermata berasal dari bahasa yunani echin yang berarti berduri dan derma yang berarti
kulit. Echinodermata merupakan nama yang diberikan kepada kelompok hewan yang berkulit

duri yang seluruh jenisnya memiliki habitat di laut dan pantai. Echinodermata merupakan filum
hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar dan di darat, hewan-hewan
ini juga mudah dikenali dari bentuknya yang seperti dari golongan bintang laut, golongan bulu
babi, dan golongan timun laut (teripang).

Filum echinodermata diperkirakan muncul pada periode kambrium awal dan memiliki kurang
lebih 7000 spesies, dimana 80 spesies diantaranya bersifat sessil atau bergerak sangat lambat.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan hewan-hewan dari filum echinodermata yang telah
punah dan diketahui dari fosilnya, dan diperkirakan terdapat beberapa kelas yang terdiri dari
ribuan spesies yang telah punah.Kelas-kelas dari filum echinodermata yang telah punah antara
lain Blastoidea, Edrioasteroidea, Cechinoderystoidea, serta Helicoplacus.

Berbagai jenis hewan yang tergolong pada filum Echinodermata

Walaupun terlihat primitif, echinodermata diketahui berkerabat dekat dengan filum chordata
yang didalamnya tercakup Subfilum vertebrata, dengan simetri radialnya berevolusi secara
sekunder.Larva Bintang Laut misalnya menunjukan kesamaan yang cukup besar dengan larva
hemichordata.

Echinodermata memiliki kemampuan regenerasi yang cepat pada bagian tubuhnya yang hilang,
contohnya seperti timun laut, apabila timun laut merasa dirinya terancam maka dia akan
memutuskan bagian tubuhnya agar mendapat kesempatan untuk melarikan diri.

Ciri-ciri Anatomi dan Struktur tubuh Echinodermata


Umumnya Echinodermata memiliki bentuk tubuh simetri radial, dan sebagian khususnya
berbentuk simetri pentaradial (terbagi 5 bagian), contohnya pada golongan Bintang Laut dan
Bintang Ular Laut.Pada larva berbentuk simetri bilateral.Echinodermata umumnya tidak memiliki
kepala dan berdasarkan lapisan tubuhnya merupakan hewan tripoblastik yaitu lapisan tubuh
terdiri dari 3 lapisan.Rangka tubuh hewan ini terdiri dari lempeng-lempeng kapur, hal ini
dikarenakan epidermisnya diperkuat oleh kepingan kapur (osikula).Epidermis dilengkapi dengan
tonjolan duri-duri halus dari kapur.Mesodermisnya umumnya mengandung endoskeleton yang
dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus.

Sistem Gerak
Pada sebagian hewan dari filum Echinodermata bergerak dengan menggunakan kaki
ambulakral (kaki pembuluh).Gerakan pada kaki ambulakral dapat terjadi akibat perbedaan
tekanan air.Kaki ambulakral memiliki rongga dan merupakan kelanjutan dari sistem pembuluh
air yang berfungsi untuk bergerak atau bahkan bernapas dan membuka cangkang mangsa
buruannya.

Sistem pembuluh air terdiri dari bagian-bagian berikut.


1)
2)
3)
4)
5)

Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat masuknya air
laut kedalam sistem pembuluh air.
Madreporikus (saluran batu), yaitu saluran penghubung antara madreporit dengan saluran
cincin.
Sirkomolaris (saluran cincin), merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut.
Saluran radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan berujung
pada kaki ambulakral.
Setiap kaki ambulakral (kaki tabung) berhubungan dengan gelembung otot yang disebut
ampula.

Pada sebagian hewan echinodermata yang pergerakannya tergantung pada kaki ambulakral
seperti bintang laut jika ampulanya berkontraksi, maka air akan tertekan masuk kedalam kaki
ambulakral, yang berakibat kaki ambulakral berubah menjulur panjang, dan apabila bintang laut
akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki ambulakral di sebelah kanan akan memegang
benda di bawahnya sementara kaki lain bebas. Selanjutnya ampula akan mengembang kembali

dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk sehingga kaki ambulakral yang
memegang benda tadi memendek dan menyeret tubuh hewan ini kearahnya. Disamping kaki
ambulakral pergerakan bintang laut dalam air dibantu oleh lengan-lengannya.

Sistem Ambulakral pada Echinodermata

Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf


Sistem peredaran darah pada echinodermata umumnya tereduksi dan sukar diamati. Sistem
peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan
lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali
saraf pada bagian-bagian lengannya.Selain itu echinodermata tidak memiliki otak.

Sistem Pencernaan Makanan


Sistem pencernaan makanan pada echinodermata dimulai dari mulut yang berada di bagian
ventral atau oral (menghadap ke bawah), kemudian selanjutnya adalah faring, kerongkongan,
lambung, usus, dan anus. Pada sebagian echinodermata lambung ini bercabang lima dan
masing-masing menuju ke arah lengan.

Anus terletak di bagian dorsal (permukaan aboral) dan pada sebagian hewan echinodermata
tidak berfungsi sehingga bahan-bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan lagi melalui
mulut.Makanan echinodermata beragam mulai dari kerang, plankton, sampai organisme yang
mati.Dengan ini bisa dikatakan sistem pencernaan rata-rata hewan echinodermata cukup
berkembang.

Sistem Pernapasan dan Ekskresi


Pada umumnya echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit yang
merupakan penonjolan pada dinding rongga tubuh (selom) yang tipis dan dilindungi oleh silia
dan pediselaria, pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida, sementara
sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkat oleh sel-sel ameboid
ke paru-paru kulit dan selanjutnya akan dilepaskan keluar tubuh.

Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin yang terpisah yaitu terdapat jantan dan
betina.Dengan saluran reproduksi yang sederhana, terdapat juga hewan-hewan echinodermata
yang bersifat hermafrodit.Pada echinodermata fertilisasi (pembuahan) berlangsung secara
eksternal atau terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan cepat
membelah sehingga menghasilkan blastula yang selanjutnya akan berkembang menjadi
gastrula lalu menjadi larva yang berbentuk simetri bilateral. Larva ini pada umumnya bersilia
dan memiliki ukuran mikroskopis, larva ini kemudian berenang bebas dan mengalami
metamorfosis menjadi bentuk dewasa yang berbentuk simetri radial.

Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan bentuk tubuhnya echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinodea, Crinodea, dan Holothuroidea.

1.

Kelas Asteroidea
Anggota kelas Asteroidea mempunyai bentuk tubuh simetri radial dan terlihat seperti bintang,
golongan hewan asteroidea juga dikenal sebagai golongan bintang laut.Asteroidea mencakup
kurang lebih 1600 spesies yang memiliki habitat di daerah pantai ataupun dasar laut yang tidak
terlalu dalam. Umumnya permukaan tubuh asteroidea ditutupi oleh kulit yang memiliki duri yang
pendek dan tumpul yang tersusun dari zat kapur, dari duri tersebut ada yang termodifikasi
menjadi bentuk seperti catut yang disebut pediselaria yang berfungsi antara lain untuk
menangkap mangsa dan melindungi pappila (paru-paru kulit).

Beberapa anggota kelas Asteroidea

Pada asteroidea terdapat mulut yang terletak di bagian ventral atau permukaan oral
(menghadap ke bawah) yang berfungsi untuk makan dan dilengkapi dengan gigi catut
(pediselaria), mulutnya dikelilingi oleh membran peristom dengan alur ambulakral pada setiap
lengan, sedangkan di bagian dorsal atau permukaan aboral (menghadap ke atas) terdapat
madreporit dan anus yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak
tercerna

Pada asteroidea organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan dan memiliki pusat, struktur
tubuh ini disebut discus sentralis dengan jumlah lengan 5 atau lebih.Dalam bergerak asteroidea
menggunakan sistem pembuluh air dan kaki ambulakral (kaki tabung), kaki ambulakral terletak
di bagian ventral (oral).Pada hewan ini kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan
alat penghisap untuk dapat melekat kuat pada suatu substrat.Anggota asteroidea memiliki
kemampuan regenerasi tubuh yang tinggi, dan setiap lengan serta cakram pusat yang rusak
dapat diganti.

Pada umumnya anggota hewan asteroidea memiliki organ kelaminnya berpasangan (dioseus)
yang terdapat pada setiap lengan dengan fertilisasi terjadi secara eksternal atau diluar
tubuh.Respirasi umumnya dengan paru-paru kulit (dermal branchiae) atau dikenal juga dengan
pappula dan kaki ambulakral.Di dekat saluran cincin mulut terdapat badan tiadmen yang
membentuk sel ameobosit yang berfungsi membawa sisa-sisa metabolisme keluar tubuh
melalui dermal branchiae, sedangkan sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali-tali saraf yang
menuju ke setiap lengan.Contoh spesies asteroidea yang berada di lautan seperti Astropecten
duplicatus, Culcita sp (bintang laut merah), Crossaster papposus, Panteros sp, serta Solanaster
sp.

2.

Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea berasal dari bahasa yunani Ophio yang berarti ular.Kelompok hewan yang
tergolong pada kelas ini berbentuk bintang seperti pada kelas Asteroidea namun lengannya
lebih panjang, bisa bergerak fleksibel dan seringkali memiliki ruas. Ophiuroidea memiliki lenganlengan yang berjumlah 5 yang berukuran sama besar dan bisa digerak-gerakan sehingga
menyerupai ular, dengan lengan-lengan inilah hewan ini bergerak dan tidak tergantung pada
kaki ambulakral seperti pada hewan-hewan kelas asteroidea.

Ophiuroidea secara fisik merupakan echinodermata terbesar yang hidup di laut dan
diperkirakan terdapat kurang lebih 1.500 spesies yang hidup di laut dan dapat ditemukan di laut
dangkal sampai kedalaman lebih dari 500 meter, biasanya hewan-hewan ini bersembunyi di
sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir. Selain itu sangat
aktif di malam hari.Seperti kebanyakan filum echinodermata lainnya ophiuroidea memiliki
rangka dari kalsium karbonat.

Bagian tengah dari ophiuroidea adalah cakram pusat (lempeng pusat) yang berbentuk pipih
yang tampak seperti segi lima atau bulat (discus sentralis), dengan permukaan aboral atau
bagian dorsal (menghadap keatas) yang halus atau memiliki duri yang tumpul. Ophiuroidea
tidak memiliki pediselaria dan cakram pusatnya berbatasan langsung dengan lenganlengannya.Terdapat juga kaki ambulakral yang termodifikasi menjadi tentekel yang dilengkapi
dengan ampula (alat isap) serta alat-alat sensoris, ophiuroidea tidak memiliki mata tapi memiliki
kemampuan untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis.Alat-alat ini berguna
untuk berburu dan memasukan mangsa ke dalam mulut.Hewan-hewan di kelas ini juga
mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi.

Pada ophiuroidea terdapat mulut dan lima rahang yang dibelakangnya terdapat kerongkongan
pendek dan perut, pencernaannya terjadi di perut serta tidak memiliki usus dan anus sehingga
makanan yang tidak tercerna serta kotoran dikeluarkan melalui mulutnya. Hewan-hewan pada
kelas ini memiliki jenis makanan yang beragam yang terdapat di laut seperti kerang, udang,
serpihan organisme lain, bangkai hewan yang mati dan sebagainya.Pertukaran udara dan
ekskresi terjadi pada kantong yang disebut bursae yang biasanya terdiri dari beberapa
kantong.Sistem saraf terdiri dari cincin saraf utama yang terletak pada cakram pusat.

Sistem reproduksi pada ophiuroidea yaitu bersifat terpisah antara jantan dan betina dengan
metode fertilisasi (pembuahan) eksternal atau terjadi diuar tubuh. Hewan ini melepaskan sel
kelamin ke air dan hasil pembuahan akan tumbuh menjadi larva makroskopik yang bersilia yang
disebut plateus yang kemudian akan mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang

lalu berkembang menjadi bintang ular. Contoh spesies ophiuroidea adalah ophiothrix fragilis
(bintang ular), Astroporpa sp, Asteronyx sp.

Struktur tubuh Ophiuroidea

3.

Kelas Echinoidea
tubuh Echinoidea berbentuk bola atau pipih, serta tanpa lengan dan termasuk simetri radial.
Echinoidea terkenal dengan golongan hewan yang akrab disebut bulu babi, dan landak
laut.Echinoidea hidup di daerah pantai, diatas batu karang, di dasar laut, dalam lumpur, serta di
muara sungai.Diperkirakan di dunia terdapat kurang lebih 1000 spesies hewan yang termasuk
pada kelas ini.Tubuh ophiuroidea ditutupi oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus
yang rapat dan umumnya seluruh permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Duri-duri pada
tubuhnya dapat digerakan oleh otot dan digunakan untuk bergerak, menggali, dan melindungi
tubuh dari benda asing.Terdapat juga kaki ambulakral yang pendek yang biasanya terletak di
sisi oral (bawah) yang berfungsi untuk mengangkut makanan.

Anggota Kelas Echinoidea

Echinoidea memiliki alat pencernaan yang khas yaitu tembolok kompleks yang disebut Lentera
aristoteles.Tembolok kompleks ini digerakan oleh otot-otot dan berfungsi untuk menggiling
makanannya seperti ganggang, hewan-hewan kecil, serta sisa-sisa organisme yang telah
mati.Mulut echinoidea terdapat di permukaan oral (ventral) yang dilengkapi dengan gigi yang
berfungsi sebagai alat untuk mengambil makanan, sedangkan anus terletak pada permukaan
aboral (dorsal).

Hewan-hewan yang tergolong pada kelas echinoidea pada umumnya bernapas dengan insang,
namun ada pula yang bernapas dengan memodifikasi kaki ambulakral pada permukaan aboral
yang disebut podia. Hewan-hewan echinoidea yang bernapas dengan menggunakan insang
tergolong echinoidea regular seperti golongan bulu babi yang pada umumnya memiliki 5
pasang insang, sedangkan echinodermata yang bernapas dengan menggunakan organ podia
(modifikasi kaki ambulakral) tergolong echinoidea iregular, contohnya sand dollars, dimana kaki
ambulakral akan berhubungan dengan petaloids dan membentuk sistem pernapasan. Kaki
ambulakral akan mendorong air sehingga akan terjadi pertukaran gas yang berlawanan dengan
arah sistem vaskular air. Bentuk kaki ambulakral untuk bernapas ini panjang, rendah, datar, dan
terletak pada alur konjugasi yang membentang dari satu pori ke pori lain. Tabung memanjang
jauh dari permukaan tubuh dan dilengkapi dengan bulu-bulu atau rambut yang teratur.

Pada echonoidea reproduksinya dengan cara fertilisasi eksternal dan bersifat hermafrodit. Telur
echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang disebut echinoploteus. Contoh
spesies echinoidea adalah Diadema saxtile (Bulu babi berduri panjang), Echinos esculeta (Bulu
babi berbulu pendek), Strongilocentrotus sp (Landak laut merah), Echinarachnius parma (Dolllar
pasir), Phormosoma sp, Cidaris sp, dan Laganum sp.

4.

Kelas Crinoidea
Tubuh Crinoidea berbentuk simetris bilateral dan seperti bunga lili, oleh karena itu anggota
kelas ini dikenal dengan sebutan lili laut.Crinoidea memiliki lengan panjang yang berbentuk
mirip daun dan dinamakan pinula.Lengan pinula ini biasanya berjumlah 5 atau
kelipatannya.Anggota kelas ini juga tidak memiliki kaki ambulakral, ampula, serta
madreporit.Tapi di sekitar mulut terdapat tentekel yang disebut cirri.Tentekel (cirri) ini digunakan
sebagai alat untuk menempel pada sustrat misalnya di bebatuan atau koral.Di dunia terdapat
kurang lebih 600 spesies yang tergolong pada kelas ini.

Pada Crinoidea mulut dan anus terletak bersebelahan, crinoidea menyaring makanan dalam air
seperti plankton dengan lengan pinula. Hewan ini juga bisa berenang bebas, sehingga jika
lingkungannya sudah tidak mendukung ia akan pindah dan menempel pada tempat lain.
Reproduksi pada crinoidea bersifat terpisah antara jantan dan betina dengan cara fertilisasi
eksternal dan menghasilkan larva. Contoh spesies crinoidea adalah Holopus (Lili laut tidak
bertangkai), Antedon (Lili laut bertangkai), Metacrinus sp, dan Oxycomantus benneffit.

Anggota kelas Crinoidea

5.

Kelas Holothuroidea
Holothuroidea merupakan golongan hewan yang lebih sering dikenal dengan Mentimun laut
atau Teripang. Di dunia diperkirakan terdapat kurang lebih 1200 spesies yang termasuk dalam
kelas ini, dan 30 spesies diantarannya merupakan kelompok yang dikenal dengan nama
Teripang. Kelas holothuroidea pada umumnya memiliki bentuk simetri radial dengan tubuh yang
tidak memiliki duri dan endoskeletonnya telah tereduksi menjadi butir-butir kapur di dalam kulit,
tubuh ketimun laut memanjang dari sepanjang sumbu dari bagian oral (ventral) sampai ke
bagian aboral (dorsal), sehingga memberikan bentuk ketimun seperti namanya.Gerakan hewan
ini tidak kaku, fleksibel, lembut serta tidak memiliki lengan.Pada Holothuroidea mulut terletak
pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang lainnya.

Salah satu anggota kelas Holothuroidea

Apabila diperhatikan secara sepintas maka hewan-hewan dari kelas holothuroidea tidak
menampakan kemiripan dengan kelas-kelas lain pada filum echinodermata sebab anggota
kelas ini tidak memiliki duri dan endoskeletonnya tak nampak karena telah tereduksi, Namun
setelah diteliti ternyata pada tubuhnya terdapat lima baris kaki ambulakral (kaki tabung) yang
merupakan bagian dari sistem pembuluh air yang hanya terdapat pada filum echinodermata.
Kaki ambulakral yang terdapat di sekitar mulut dikembangkan menjadi tentekel yang digunakan
untuk makan yang biasanya berjumlah 10 30 buah.Sementara itu terdapat dua baris kaki
ambulakral di bagian dorsal yang digunakan untuk bernapas dan tiga baris kaki ambulakral di
bagian ventral yang digunakan untuk bergerak, alur kaki ambulakral ini tertutup dan
madreporitnya terdapat pada rongga tubuhnya.

Holothuroidea merupakan golongan hewan yang terkenal karena dapat digunakan sebagai
bahan makanan untuk sup atau dibuat kerupuk, dengan kata lain hewan ini bisa dimakan.
Holothuroidea tersebar luas di seluruh dunia dan dapat ditemukan mulai dari zona pasang surut
sampai di kedalaman laut, hewan ini biasanya mengubur diri di dalam lumpur atau pasir dengan
menampakan bagian akhir dari tubuhnya dan saat tersentuh tubuhnya akan mengkerut.

Beberapa jenis dari kelas ini mempunyai alat pertahanan tubuh yang disebut cuverian,
hohothuroidea juga memiliki daya regenerasi yang tinggi.Sistem respirasinya disebut pohon
respirasi, dinamakan demikian karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang
bercabang pada rongga tubuhnya dimana keluar masuknya air melalui anus.Saluran
pencernaan pada holothuroidea panjang dan berliku-liku, reproduksinya yaitu dengan kelamin
terpisah.Contoh spesies holothuroidea adalah Holothuria atra (Teripang hitam), Cucumaria sp,
Thyone sp, Holothuaria scabra (Teripang putih).

Peranan Echinodermata
Echinodermata memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia maupun ekosistem laut
sekitarnya. Berukut beberapa manfaatnya :

Sebagai bahan makanan, misalnya telur landak yang banyak dikomsumsi di jepang, keripik
dari timun laut, mentimun laut sebagai bahan yang dikomsumsi dengan sup, dan lain
sebagainya.
Sebagai bahan penelitian, seperti mengenai fertilisasi dan perkembangan awal dimana pada
ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut.
Echinodermata memakan bangkai-bangkai yang ada di daerah pantai sehingga pantai menjadi
bersih.

Adapun hewan-hewan echinodermata seringkali menimbulkan kerugian bagi manusia. Berikut


contohnya :

Dapat merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena echinoderamata
merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati
olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.
Beberapa jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.

Selain ini masih banyak manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dari hewan-hewan yang
termasuk dalam filum echinodermata bagi kehidupan manusia maupun ekosistem laut.

Diposkan oleh Irawan Oktavian di 15.05


Label: BIOLOGI UMUM
0 komentar :

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar ( Atom )
ARTIKEL BLOG SAHABAT

IKLAN SPONSOR

TINGGALKAN PESAN

Template by :kendhin x-template.blogspot.com

Pengertian Osmoregulasi Hubungannya dengan Ekskresi Manusia - Berikut ini Pengertian


Osmoregulasi yang merupakan satu hal yang berhubungan dengan Alat Ekskresi pada Manusia.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Zat sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh.Oleh karena itu kerusakan pada alat
ekskresi dapat menyebabkan berbagai penyakit di dalam tubuh.Alat ekskresi juga berfungsi
membuang zat-zat yang jumlahnya berlebihan di dalam tubuh.
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta
pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena
adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel

menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air,
maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup. Pada manusia, proses
Osmoregulasi terjadi di Ginjal. Maka ginjal disebut Osmoregulator.
Hal ini berkaitan dengan sistem osmoregulasi, yaitu pengaturan keseimbangan konsentrasi cairan
dalam tubuh.Sistem osmoregulasi menjaga tekanan osmotik cairan tubuh selalu
tetap.Osmoregulasi biasanya berkaitan dengan pengaturan jumlah air dan garam mineral dalam
tubuh.Organ ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
Semua sistem dalam tubuh manusia saling bekerjasama dan membentuk satu kesatuan untuk
mendukung kehidupan setiap individu. Oleh karena itu gangguan terhadap salah satu sistem atau
bagian dari suatu sistem akan berpengaruh terhadap mekanisme kerja sistem yang lain.
http://manisnyadunia.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-osmoregulasihubungannya.html

http://www.mikirbae.com/2016/02/struktur-dan-fungsi-tubuhechinodermata.htmlhttp://biologitopibiru.blogspot.co.id/2014/09/echinodermata.htm
l

TP Fisbiola Osmoregulasi
Minggu, 19 April 2015
pengertian osmoregulasi

Soal :
1.
2.
3.
4.

Jelaskan pengertian dari osmoregulasi...!


Ada dua macam regulasi osmotik, sebut dan jelaskan...!
Dalam osmoregulasi dikenal 3 pola regulasi, sebut dan jelaskan...!
Sebutkan 3 perbedaan sistem osmoregulasi pada ikan air tawar dan air laut...!
Jawaban :

1.

Osmoregulasi

adalah

proses

mengatur

konsentrasi

cairan

dan

menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau


organisme hidup.
Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan
tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air
maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan
mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
Sumber :
http://asepramdanh.blogspot.com/2011/01/osmoregulasi.html

2.

Ada dua macam regulasi osmotik, yaitu regulasi hipoosmotik dan regulasi

hiperosmotik.
Pada regulator

hipoosmotik

misalnya

ikan

laut,

hewan

ini

selalu

mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih rendah dari mediumnya (air


laut).

Pada regulator hiperosmotik, misalnya ikan air tawar, hewan ini selalu
mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada mediumnya (air
tawar).
Sumber :
http://sriatinrahayu.blogspot.com/2014_01_01_archive.html
3.
a.

Ada tiga pola regulasi, yaitu :


Regulasi hipertonik atau hiperosmotik, yaitu pengaturan secara aktif

konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media, misal: pada
potadrom (ikan air tawar) Potadrom mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya
dengan

mengurangi

minum

danmemperbanyak

urineOsmoregulasi

beberapa

golongan ikan (Telesostei).


b.
Regulasi hipotonik atau hipoosmotik, yaitu pengaturan secara aktif
konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media, misal: pada

oseandrom (ikan air laut), Oseanodrom memperbanyak minum dan mengurangi


volume urine. Diadrom, melakukan aktivitas osmoregulasi seperti petadrom bila
berada di air tawar dan seperti oseanodrom bila berada di air laut.
c.

Regulasi isotonik atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh

sama dengan konsentrasi media, misalnya ikan-ikan pada daerah estuarine (ikan
eurihaline) contohnya Ikan eurihalin, konsentrasi cairan tubuhnya hampir sama
dengan lingkungannya, sehingga hanya sedikit melakukan osmoregulasi.
Sumber :
http://sriatinrahayu.blogspot.com/2014_01_01_archive.html

4.

Perbedaan sistem osmoregulasi pada ikan air tawar dan air laut :

Ikan air tawar


Sedikit minum air
Pengeluaran urine banyak
dan encer
Mempertahan garam dalam
tubuhnya

Ikan air laut


Banyak minum air
Pengeluaran urine sedikit dan
pekat
Aktif mengeluarkan garam
dalam tubuhnya

Sumber :
http://youll-knowit.blogspot.com/2012/03/sistem-osmoregulasi-ikan-air-tawardan.html

Diposkan oleh Muh. Rizal Siding di 05.49


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Lokasi: Makassar City, Makassar City, South Sulawesi, Indonesia
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Muh. Rizal Siding


Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

2015 (2)
o

April (2)

pengertian osmoregulasi

Fisbiola Osmoregulasi

Template PT Keren Sekali.Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai