Anda di halaman 1dari 25

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan media hidup organisme akuatik yang variabel lingkungannya

selalu berubah baik harian, musiman, bahkan tahunan. Kondisi lingkungan yang

selalu berubah tersebut akan mempengaruhi proses kehidupan organisme di dalamnya

khususnya ikan. Air sebagai lingkungan tempat hidup ikan harus mampu mendukung

kehidupan dan pertumbuhan ikan tersebut. Namun lingkungan tempat hidup ikan

selalu mengalami perubahan yang terjadi akibat cuaca, musim dan akibat yang

dilakukan manusia. Diantaranya perubahan suhu, PH dan kekeruhan dapat terjadi dari

waktu ke waktu. Kadar oksigen dan PH yang rendah akan berpengaruh terhadap

aktivitas respirasi ikan.

Kadar keasaman (PH) merupakan salah satu hal penting dalam menentukan

kualitas air suatu perairan. PH umumnya mengalami peningkatan akibat dari perairan

yang sudah tercemar oleh ulah manusia itu sendiri. Itu karena banyaknya limbah,

ataupun bahan organik dan anorganik yang mencemari perairan tersebut. Walaupun

ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan itu terjadi selain ulah manusia.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kadar keasaman (PH)

terhadap kelangsungan hidup ikan.

1
2

Berangkat dari rasa penasaran, akhirnya penulis memilih judul ini untuk

diteliti. Selain karena rasa penasaran, dipilihnya judul ini adalah karena ikan

merupakan makhluk hidup yang berada di sekitar kita. Terkadang orang-orang yang

memelihara ikan tidak memikirkan PH air yang menjadi habitat ikan itu sendiri.

Untuk itu sangat menarik sekali bagi penulis untuk meneliti pengaruh PH air terhadap

ikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi

permasalahannya adalah:

1. PH air

2. Ikan, hidup ikan, habitat ikan dan jenis ikan

3. Pengaruh PH air terhadap ikan

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah

yang dapat di identifikasi adalah :

1. Bagaimana kelangsungan hidup ikan?

2. Bagaimana PH air dapat berpengaruh terhadap hidup ikan?

3. Bagaimana pengaruh PH air terhadap kelangsungan hidup ikan?


3

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah pengaruh

derajat keasaman (PH) air terhadap kelangsungan hidup ikan.

1.2.3 Tujuan Penelitian

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh derajat keasaman (PH) air terhadap

kelangsungan hidup ikan.

2. Untuk mengetahui PH air yang cocok untuk kelangsungan hidup ikan.

1.3 Hipotesis

Ho : PH air berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan.

H1: PH air tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh PH air dalam kelangsungan hidup ikan

2. Mengetahui PH air yang cocok duntuk kelangsungan hidup ikan

3. Mengetahui sejauh mana ikan dapat hidup pada air dengan PH yang

berbeda
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 PH Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui

sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%

permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di

Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di

kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,

sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut

bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di

atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air

bersih penting bagi kehidupan manusia.1

Air adalah cairan yang terus-menerus bergerak dari satu tempat ke tempat yang

lain. Air adalah cairan yang unik karena cara molekulnya terikat menjadi satu (Olivia

N. Harahap, 1997:16). Air terdiri atas dua unsur, yaitu unsur Oksigen dan unsur

Hidrogen. Molekul-molekulnya bergabung dan membentuk molekul air, dengan

ikatan khusus disebut sebagai Ikatan Hidrogen. Ikatan ini menyebabkan molekul-

molekulnya bergabung bersama sehingga pada suhu kamar air akan berbentuk

tetesan, tidak tergabung sebagai gas.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Air (diakses pada 19 November 2017)

4
5

Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi, merupakan

komponen utama bagi semua makhluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang

secara konstan membentuk permukaan bumi. Air juga merupakan faktor penentu

dalam pengaturan iklim`di permukaan bumi untuk kebutuhan hidup manusia (Indarto,

2010:3).

Perairan bumi dipenuhi dengan kehidupan. Di lautan, semua ikan hidup di air.

Beberapa jenis mamalia seperti lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di air. Hewan-

hewan amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Kehidupan di daratan

yang sebagian besar bukan makhluk yang hidup di dalam air juga memerlukan air

untuk kelangsungan hidup mereka. Tanpa air, makhluk hidup di daratan tidak mampu

bertahan lama. Karena itu, kehidupan di daratan juga tidak lepas dari air (Firman

Sujadi, 2008:6).

Derajat keasaman atau popular disebut dengan PH (puisanche of the H)

merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau

basa suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi PH suatu perairan adalah konsentrasi

karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Kisaran PH adalah 1-14 dan angka 7

menunjukkan bahwa PH normal.2

2
Khairuman, Pembenihan & Pembesaran Gurami secara Intensif. (Tanggerang : Agro Media Pustaka,
2005), hlm. 26.
6

Metode yang digunakan dalam mengukur PH air dapat menggunakan metode

elektrometrik. Pada prinsipnya aktivitas ion hidrogen di dalam air diukur secara

potensiometri dengan menggunakan kombinasi elektroda gelas dan elektroda

kalomel. Penggunaan elektroda ini menghasilkan perubahan tegangan sebesar 29,1

mv/PH unit pada suhu 25°C (Syarifuddin Djalil, 1993:64). Ada pula cara lain dengan

menggunakan kertas lakmus dan kalorimeter. Kedua cara tersebut walaupun kurang

teliti namun masih dapat digunakan dengan hasil yang memadai. Nilai PH suatu

perairan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan cuaca. Fenomena

cuaca yang terkait adalah curah hujan.

M Gufran H. Kordi dan Andi Baso Tancung (2007:120) menyatakan, jika air

hujan merupakan air yang sadah dan terkandung beberapa unsur dan molekul, di

antaranya CO2, H2S, Fe, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi air,

terutama PH. Selain itu, sumber air yang dekat dengan rawa dapat menyebabkan PH

air menjadi cukup asam, mengingat pembusukkan kadar zat organik yang berasal dari

akar-akar tanaman cukup tinggi. Dalam dunia kesehatan, air PH yang asam dapat

mengakibatkan rasa iritasi pada mata.

Keseimbangan nilai PH air secara alami dapat dipengaruhi oleh nilai alkalinitas

dan kesadahan air. Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah

konsentrasi total unsur basa-basa yang terkandung di dalam air dan biasanya

dinyatakan dalam satuan mg/l yang setara dengan total CaCO3 atau total kesadahan

air. Dalam kondisi air yang basa (PH>7), ion bikarbonat akan membentuk ion
7

karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan PH air

kembali atau relatif menjadi netral. Sebaliknya, bila keadaan air terlalu asam (PH<7),

ion karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion bikaronat dan melepaskan

hidrogen oksida yang bersifat asam, sehingga PH air kembali dalam

keseimbangannya.

Air yang baik adalah air yang seimbang (PH=7), tidak bersifat basa maupun

asam. Contoh air dengan kondisi yang demikian adalah air murni. Namun, tidak

semua air dalam PH yang netral, terutama air alami. Seperti yang dikemukakan oleh

M. Ghufran H. Khordi K, (2010:73), bahwa nilai PH pada kebanyakan perairan alami

berkisar antara 4-9. Sungguhpun demikian, air yang normal memiliki kisaran nilai PH

antara 6,5-8,5. Dalam kisaran PH tersebut, air cocok dipergunakan sebagai air minum

dan air pengisian akuarium. Bahkan, Totok Sutrisno (2010:74) menyatakan bahwa

kontak antara badan dan perairan pada PH 6,5-8,5 dianggap aman.

2.2 Ikan

Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang

belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai

medium dimana tempat tinggal mereka tinggal.3

3
Andi Iqbal Burhanudin, Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya (Yogyakarta : Budi Utama,
2014), hlm. 2
8

2.2.1 Hidup Ikan

Ikan mas termasuk jenis ikan thermophil yang mampu beradaptasi atau

toleran terhadap perubahan temperature air (lingkungan) antara 4°C -30°C. Ikan

ini telah berkembang di daerah subtropis di belahan bumu utara (Eropa) sampai

daratan tropis di belahan selatan (Asia). Ikan ini juga termasuk jenis ikan yang

mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam

perairan dan tidak sensitif terhadap perlakuan fisik, misalnya seleksi,

penampungan, penimbangan, pengangkutan, dan lain-lain.4

2.2.2 Habitat Ikan

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan air tawar yang airnya

tidak terlalu dalam (kurang dari 1 meter) dan alirannya tidak terlalu deras, seperti

di pinggiran sungai atau danau. Sementara itu, larva ikan mas lebih menyukai

daerah perairan yang dangkal, tenang, dan terbuka (tidak ternaungi pohon-pohon

rindang). Setelah berukuran benih, ikan mas menyukai tingal di perairan yang

agak dalam, mengalir, dan terbuka.5

4
Abbas Siregar Djarijah, Pembenihan Ikan Mas. ( Yogyakarta : Kanisius, 2001), hlm. 11
5
Yadi Supriatna, Budidaya Ikan Mas di Kolam Air Hemat ( Jakarta : Agro Media Pustaka, 2013),
hlm.11
9

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi

Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed).

Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan

(protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam

mulut terdapat gigi kerongkongan (PHaryngeal teeth) yang tersusun dari tiga

baris gigi geraham. Hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik, kecuali

beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran relative

besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid).

Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari

keras dan bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung

berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal)

mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bagian akhirnya

bergerigi. Garis rusuknya (linea lateralisatau gurat sisi) tergolong lengkap,

berada di pertengahan permukaan tubuhdengan bentuk melintang dari tutup

insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.6

6
Khairuman dan Dodi Sudenda, Budidaya Ikan Mas secara Intensif. (Tanggerang : Agro Media
Pustaka, 2002), hlm. 7-8.
10

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Klasifikasi ikan Mas menurut Khairuman dan Sudenda (2002 : 7) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Superclass : Pisces

Class : Osteichthyes

Subclass : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidea

Family : Cypridae

Subfamily : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio


11

2.3 Pengaruh PH Air terhadap Ikan

Perubahan PH yang terjadi dapat mempengaruhi siklus kehidupan biota yang ada

di perairan termasuk ikan. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan

nilai PH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan

tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Sary, 2006).

Keadaan PH yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah PH yang terlalu

rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan

akan memperlihatkan respon yang berbeda terhadap perubahan PH dan dampak yang

ditimbulkannya pun berbeda (Deden Daelami, 2001).

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH

dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah.

PH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7

sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan

kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme dan respirasi. Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan

mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang

tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara PH

yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak

dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat

konsentrasi ammoniak yang juga sangat toksik bagi organisme.


12

Batas toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen

terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami

memiliki PH berkisar antara 6-9. sebagian besar biota perairan sensitif terhadap

perubahan PH dan menyukai nilai PHsekitar 7-8,5 (Effendi, 2003 ). Nilai PH sangat

menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai PH

netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam(PH<6).

ChrysoPHyta umumnya pada kisaran PH 4,5-8,5 dan pada umumnya diatom pada

kisaran PH yang netral akan mengandung keanekaragaman jenisnya.

Usaha budi daya ikan di perairan akan berjalan dengan baik apabila air dengan

PH 6,5 sampai 9,0 dengan kisaran maksimal 7,5 sampai 8,7. PH air sangat

mempengaruhi tingkat kebagusan air karena akan mempengaruhi kehidupan jasad

renik. Apabila perairan asam kurang produktif maka akan membunuh hewan

budidaya di dalam air.

Pada suasana basa, jika pada PH tinggi kandungan oksigen terlarut akan

bertambah akibatnya konsumsi oksigen menaik dan nafsu makan akan berkurang.

Sedangkan pada suasana asam,jika pada PH rendah kandungan oksigen akan

berkurang akibatnya konsumsi oksigen menurun dan nafsu makan akan bertambah.
13

Hubungan PH air dengan ikan budidaya yaitu:

1.Apabila PH air <4,5 akan meracuni ikan budidaya karena pada PH tersebut air

bersifat racun.

2.Apabila PH air 5 sampai 6,5 ikan akan sensitif terhadap bakteri dan parasit

akibatnya pertumbuhan ikan akan terhambat.

3.Apabila PH air 6,5 sampai 9,0 ikan mengalami pertumbuhan pesat.

4.Apabila PH air >9,0 pertumbuhan ikan akan terhambat.

Oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh kehidupan di perairan. Oksigen terlarut

yang dibutuhkan berbeda-beda menurut jenis ikan dan fase kehidupan ikan. Biasanya

pada fase dini akan membutuhkan oksigen terlarut lebih banyak dari pada fase

lanjutan yang membutuhkan oksigen terlarut lebih rendah. Batas kritis ikan

tergantung pada aklimatisasi dan faktor lingkungannya.

Oksigen terlarut sangat di butuhkan oleh semua kehidupan baik di kehidupan

perairan maupun bukan. Pada kehidupan perairan ada yang dapat hidup tanpa

oksigen,ada yang dapat hidup dengan oksigen terlarut hanya sebentar tapi

membutuhkan persediaan oksigen yang besar. Sebagian besar ikan dapat hidup
14

dengan oksigen terlarut yang rendah sekali tapi tidak dapat hidup tanpa oksigen

terlarut sama sekali. 7

2.4 Dampak PH Air terhadap Ikan

PH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi

kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh

hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman tinggi), kandungan oksigan terlarut

akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan

selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas

dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 –

9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7 (Kordi dan Andi,2009).

7
https://www.m-science.net/pengaruh-PH-air-terhadap-ikan/ (Diakses tanggal 24 November 2017)
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Praktikum dilaksanakan pada Minggu, 12 November 2017 di Rumah Annisa.

Terdapat tiga variabel yang digunakan pada praktikum ini yaitu variabel kontrol,

variabel bebas, dan variabel terikat. Variabel kontrol dalam praktikum ini adalah

volume air, ukuran dan kondisi ikan, ukuran gelas dan waktu. Variabel bebas dalam

praktikum ini adalah perlakuan terhadap air (perbedaan PH). Variabel terikat dalam

praktikum ini adalah perilaku dan kelangsungan hidup ikan. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode eksperimen. Sampel penelitian yang digunakan adalah 3

ekor ikan mas yang berukuran sedang. Alat dan bahan yang digunakan pada

praktikum ini adalah wadah, kertas lakmus, air, cuka, detergen dan ikan mas

(Cyprinus carpio). Prosedur Kerja dalam praktikum ini adalah menyiapkan tiga buah

wadah, masing-masing gelas diberi tanda A, B, dan C. Kemudian mengisi masing-

masing gelas dengan 600 mL air. Lalu mencampur air di gelas B dengan deterjen

sebanyak 5 gram dan mencampur air di gelas C dengan asam cuka 60 mL. Setelah itu

mengukur PH air. Kemudian memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing wadah

secara bersamaan lalu mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada ikan

selama 30 menit.

15
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kelangsungan Hidup Ikan

Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketingian 150-600 meter di atas

permukaan laut (dpl). Suhu ideal yang dapat membuat nyaman ikan ini yaitu antara

25-30°C. Meski demikian, ikan mas tergolong ikan yang mampu bertahan hidup

dalam air yang suhunya mengalami perubahan ekstrem, selama masih dalam kisaran

4-30°C. Walaupun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di

peraiaran payau atau muara sungai yang berkadar garam 25-30%. Ikan mas dapat

hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7.

4.2 Pengaruh PH Air terhadap Hidup Ikan

Keasaman (PH) yang tidak optimal berakibat buruk karena dapat menyebabkan

ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Batas

toleransi ikan terhadap PH adalah bervariasi tergantung suhu, kadar oksigen terlarut,

alkalinitas, adanya ion dan kation, serta siklus hidup organisme tersebut. Selain itu

PH memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan dengan

kemampuan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi. Nilai PH yang baik untuk benih

ikan mas berkisar antara 6 sampai 9. Pengaruh fluktuasi PH terhadap ikan tergantung

pada spesies, ukuran ikan, suhu, konsentrasi CO2 dan keberadaan logam berat seperti

besi. Selain itu, nilai PH mempengaruhi daya racun faktor kimia lain seperti amonia

16
17

meningkat bila PH meningkat. Selain itu, nilai PH juga akan menyebabkan

pertumbuhan ikan terganggu karena pada PH rendah kandungan oksigen terlarut akan

berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun,aktivitas pernapasan naik

dan selera makan ikan berkurang .

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH

dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah.

Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7. Kondisi perairan yang

bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme

karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai

senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan

mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara PH yang tinggi akan

menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan

terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat konsentrasi ammoniak

yang juga sangat toksik bagi organisme.

4.3 Pengaruh PH Air terhadap Kelangsungan Hidup Ikan

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai PH

dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Pengaruh pH

terhadap air adalah sangat besar, pH air terlalu rendah akan berasa pahit /asam,

sedangkan jika terlalu tinggi maka air akan berasa tidak enak (kental/licin). Untuk

ikan mas pH yang terlalu rendah atau tinggi akan menyebabkan ikan tersebut mati.
18

PH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara

7 sampai 8,5. Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7. Kondisi

perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup

organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi,

seperti :

- Ikan mengalami stres

- Tidak memiliki nafsu makan

- Cara berenangnya tidak stabil dan gelisah

- Tidak mampu berkembang biak atau bertelur

- Pertumbuhan terhambat

Dengan melihat kondisi ikan yang terganggu tersebut maka organisme pathogen

penyebab penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, dan virus mempunyai kesempatan

untuk masuk dan menyerang ikan tersebut. Jika serangan organisme pathogen

tersebut tidak ditanggulangi atau tidak dicegah dengan baik maka ikan yang terkena

serangan tersebut akan mengalami kematian.


19

4.4 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Gelas A Gelas B Gelas C


Waktu
PH : 6 PH : 9 PH : 4

10 menit Kondisi ikan stabil. Insang pada ikan Kondisi ikan tidak

Ikan bergerak dan terbuka lebar. stabil. Ikan bergerak

bernapas secara Ikan sudah mulai aktif kemudian pingsan.

normal. melemah dan tidak Sisik ikan mengelupas

bergerak aktif. dan warnanya

memudar.

20 menit Kondisi ikan stabil. Insang pada ikan mulai Ikan mati pada menit

mengeluarkan darah ke-12 dengan keadaan

dan lendir. Ikan tidak tubuh miring.

bergerak tetapi masih

bernapas. Sisik ikan

mengelupas.
20

30 menit Kondisi ikan stabil Insang ikan tetap

(ikan hidup). mengeluarkan darah

dan ikan masih tidak

bergerak.

Ikan mati pada menit

ke-44.

Berdasarkan data yang kami peroleh, gelas A ( air biasa), gelas B ( Air +

detergen 5 gram) dan gelas C ( air + asam cuka 60mL) mempunyai PH yang berbeda

yaitu secara berurutan 6 ; 9 ; dan 4. Keadaan tersebut ternyata berpengaruh pada

kelangsungan hidup ikan. Dalam percobaan ini kami mengamati perubahan yang

terjadi selama 30 menit.

Pada 10 menit pertama, keadaan ikan pada gelas A (air biasa) masih

normal(insang terbuka normal), pada gelas B( air + detergen 5 gram) kondisi insang

pada ikan terbuka lebar, sudah mulai melemah, warna kulit pudar, tidak bergerak

aktif. Sedangkan pada ikan yang ada di gelas C( air + asam cuka 60 mL), Kondisi

ikan tidak stabil, ikan bergerak aktif kemudian pingsan, sisik ikan mengelupas dan

warnanya memudar.
21

Untuk 10 menit kedua (waktu 20 menit), ikan pada gelas A masih bergerak

normal, kondisi ikan dalam gelas B semakin melemah, yaitu insang pada ikan mulai

mengeluarkan darah dan lendir, ikan tidak bergerak tetapi masih bernapas dan sisik

ikan mengelupas. Sedangkan ikan di gelas C pada menit ke-12 ikan mati dengan

posisi tubuh miring.

Sedangkan untuk 10 menit terakhir, ikan di gelas A masih dalam kondisi

normal seperti saat pertama kali di masukkan ke dalam gelas. Untuk ikan di gelas B

semakin parah, yaitu ikan sudah tidak bergerak lagi tetapi masih bernafas dan

insangnya masih mengeluarkan darah dan lendir. Kemudian pada menit ke-44 ikan di

gelas B mati.

Gambar 4.1 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air detergen

(Insangnya mengeluarkan darah)


22

Gambar 4.2. Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air cuka


(Warnanya memudar)

Gambar 4.3 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air cuka


(Sisiknya mengelupas)
23

Gambar 4.4. Posisi mati ikan mas yang dimasukan ke dalam air cuka
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Air sebagai lingkungan tempat hidup ikan harus mampu mendukung kehidupan

dan pertumbuhan ikan tersebut. Namun lingkungan tempat hidup ikan selalu

mengalami perubahan yang terjadi akibat cuaca, musim dan akibat yang dilakukan

manusia. Salah satunya adalah perubahan PH. Perubahan PH yang terjadi dapat

mempengaruhi kehidupan biota yang ada di perairan termasuk ikan. Kondisi perairan

yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme

karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketingian 150-600 meter di atas

permukaan laut (dpl). Suhu ideal untuk ikan ini yaitu antara 25-30°C. Ikan mas dapat

hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7.

PH memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan

dengan kemampuan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi Keasaman (PH) yang tidak

optimal berakibat buruk karena dapat menyebabkan ikan stress, mudah terserang

penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah.

24
25

5.2 Saran

Sebaiknya melakukan percobaan ke lebih dari satu ikan. Menggunakan alat

PH meter untuk mengukur PH air agar data yang dihasilkan lebih akurat. Melakukan

percobaan di macam-macam air yang memiliki PH yang berbeda agar data yang

dihasilkan lebih lengkap.

Anda mungkin juga menyukai