PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
baik di wilayah perairan tawar (darat), pantai maupun perairan laut. Potensi
sumber daya perikanan meliputi keanekaragaman jenis ikan dan lahan perikanan.
Ikan Nila adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh
pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Penyebabnya
yaitu ikan nila merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang telah
terfokus pada cara agar ikan nila bisa diterima masyarakat di negara-negara
berkembang biak dan memiliki harga jual yang murah. Tampaknya konsep
tersebut meniru keberhasilan penyebar luasan ikan mujair untuk mencukupi gizi
masyarakat pada Perang Dunia II berlangsung. Hal ini dapat tercapai dengan
mudah karena tingkat produktivitas dan kemampuan berkembang biak ikan mujair
cukup tinggi. Namun, dalam hal ukuran tubuh, ikan mujair dinilai masih kurang
menguntungkan untuk diusahakan karena bobot tubuhnya relatif kecil dan tidak
dialihkan kepada ikan nila yang mampu mencapai bobot tubuh jauh lebih besar
1
dan tingkat produktivitasnya juga cukup tinggi. Dengan demikian, penilaian
tentang ikan nila sebagai ikan yang memiliki laju pertumbuhan cepat didunia
hanya menyebarluaskan ikan nila biasa atau nila lokal yang sudah terbukti
Tatelu dilakukan mulai dari Persiapan kolam sampai Panen. Tujuan dilakukan
perbenihan ini untuk memenuhi permintaan benih dari dalam daerah maupun luar
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktek pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus)
(Oreochromis niloticus)
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sugiarto (1988), Klasifikasi dan ciri-ciri ikan nila adalah sebagai
berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh nila memanjang dan
ramping, dengan sisik berukuran besar. Betuk matanya besar dan menonjol
dengan tepi berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus di bagian tengah
3
tubuh, kemudian berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan
dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi
34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari lemah,
tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung dan sirip dada berwarnahitam.
Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan nila memiliki lima
buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut
(venteral fin), sirip anal (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat
juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang
hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya
pada sirip ekor berwana merah sejumlah 6-12 buah, pada sirip pungung terdapat
garis-garis miring; dan mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih
Ikan nila merupakan ikan sungai atau danau yang cocok dipelihara di
perairan tawar yang tenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau
misalnya tambak. Kebiasaan makan ikan nila diperairan alami adalah plankton,
tumbuhan air yang lunak serta cacing. Benih ikan nila suka mengkonsumsi
yang menempel. Pada perairan umum anakan ikan nila sering terlihat mencari
makan di bagian dangkal, sedangkan Nila dewasa di tempat yang lebih dalam.
4
Ikan nila dewasa mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan
Ikan nila tergolong ikan pemakan segala atau omnivora sehingga bisa
mengomsumsi makanan berupa hewan maupun tumbuhan. Karena itulah, ikan ini
sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai Ikan
nila adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp, Moina sp,
Daphnia sp. Selain itu juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada
benda-benda dihabitat hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang
tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa
sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di dataran
tinggi yang berair tawar. Habitat hidup ikan nila cukup beragam, dari sungai,
danau, rawa, waduk, sawah, kolam hingga tambak (Sucipto dan Prihartono, 2007).
Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38ºC dan dapat
ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14ºC
atau pada suhu tinggi 38ºC. Ikan Nila akan mengalami kematian pada suhu 6ºC
5
2.5 Teknik Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menurut Amri dan Khairuman (2008), Calon induk yang akan digunakan
sebagai bakalan penghasil bibit ikan nila harus memperhatikan kualitasnya. Induk
yang akan digunakan adalah induk yang siap memijah atau bakalan induk yang
belum siap memijah. Jika menggunakan induk yang siap memijah, dana yang
bakalan induk hingga mencapai umur dan ukuran siap memijah (matang kelamin).
1. Kondisi sehat
6. Gerakan lincah
Induk ikan nila betina yang sudah matang kelamin (umur 5-6 bulan)
dengan berat 200-250 gram mengandung telur 500-1000 butir. Masa produktif
ikan nila 1,5-2 tahun. Jika sudah berumur diatas dua tahun, induk harus segera
diganti dengan induk baru. Biasanya, induk yang lama sudah tidak produktif lagi.
Namun, jika tetap dipijahkan kualitas benih yang dihasilkan akan menurun.
6
Menurut Amri dan Khairuman (2008) Ciri-ciri induk jantan dan betina dapat
yang terpisah. Posisi kolam induk dibuat sedemikian rupa sehingga air buangan
dari kolam induk betina kolam induk betina tidak mengalir ke kolam induk jantan
atau sebaliknya. Jika tidak, bau tubuh induk kolam betina yang terbawa arus air ke
kolam induk jantan akan merangsang induk jantan untuk memijah sehingga terjadi
pemijahan liar. Keuntungan lain dari pemijahan induk jantan dan betina sebagai
3. Bisa dengan mudah membedakan induk yang sudah dan yang belum
dipijahkan.
tambahan harus mencukupi agar perkembangan gonad (telur dan sperma) optimal.
7
Karena itu, air kolam pemeliharaan induk harus mengalir dan makanan tambahan
yang diberikan harus mencukupi, yakni sekitar 3% dari bobot total induk yang
dipelihara dengan kandungan protein tinggi, yakni diatas 35% (Amri dan
Khairuman, 2008).
kolam. Ukuran kolam 400-600 m2, berupa kolam tanah atau kolam tembok
dengan dasar tanah. Konstruksi dasar kolam dibuat dengan kemiringan 2-5%.
Untuk tanah dasar kolam yang keras sebaiknya dibuat kubangan dengan ukuran
1,5 x 2 x 0,5 m yang akan dijadikan sebagai tempat pemijahan induk ikan nila.
setelah persiapan selesai, kolam diari setinggi 40-60 cm (Amri dan Khairuman,
2008).
bersamaan. Padat tebar induk untuk pemijhan massal adalah 1 ekor/ m2 dengan
perbandingan induk jantan dan betina 1:3 sampai 1:5. Artinya, untuk luas kolam
400-600 m2 bisa ditebarkan induk sebanyak 400-600 ekor (100 ekor induk jantan
dan 300-500 ekor induk betina). Selama berada di kolam pemijahan, induk diberi
8
makanan berupa pakan buatan (pellet) dengan dosis 3% perbobot total per hari
2.5.5. Pemijahan
yang dikeluarkan induk betina dibuahi sperma induk jantan. Selanjutnya, telur
yang sudah dibuahi tersebut dierami induk betina didalam mulutnya. Induk betina
yang sedang mengerami telurnya biasanya tidak makan alias puasa. Karena itu,
seminggu setelah induk ditebar, jumlah pakan tambahan yang diberikan dikurangi
2.5.6. Pemupukan
Pada minggu kedua perkiraan sudah banyak benih nila yang menetas.
Untuk menunjang kehidupan benih tersebut, kondisi kolam harus dalam keadaan
subur. Karena itu, pada hari kedua belas, kolam pemijahan miassal ini perlu diberi
pupuk kotoran ayam dengan dosis 500 gram/m2. Agar pupuk yang ditebar tidak
hanyut terbawa air, debit air yang masuk ke kolam dikurangi (Amri dan
Khairuman, 2008).
Larva yang baru menetas tetap berada didalam mulut induk betina. Jika
kolam ini sudah ditumbuhi pakan alami (2 - 3 hari setelah pemupukan), secara
naluri induk betina akan mengeluarkan anak-anaknya secara serempak dari dalam
mulutnya. Benih nila tersebut dengan gampang akan terlihat dipermukaan air
kolam bagian pinggir, terutama pada pagi hari (Amri dan Khairuman, 2008).
9
2.5.7. Pemanenan
Benih bisa segera dipanen setelah induk melepaskan benih dari dalam
mulutnya. Pemanenan ini harus dilakukan pada saat yang tepat (paling lambat dua
hari setelah dikeluarkan dari mulut induk). Waktu panen yang ideal dilakukan
pada pagi hari ketika kondisi oksigen (O2) dalam jumlah banyak. Hal ini ditandai
dengan banyaknya larva yang muncul kepermukaan air kolam, terutama dibagian
pinggir kolam. Jika pemanenan terlambat dilakukan, larva sudah berpindah kearah
tengah kolam sehingga sulit untuk ditangkap. Larva yang tertangkap segera
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), Jl. Pinilih, Desa
Sulawesi Utara
Alat yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapangan ini antara
11
menyaring plankton dan memisahkan ikan
dari media saat melakukan screening
15. Shipon Untuk mengangkat kotoran beserta ikan mati
di dasar bak
16 Ember Untuk membantu dalam pemindahan ikan
ikan dan pakan alami
17 Gayung Untuk membantu dalam pemberian pakan
alami pada ikan
18 Sikat Untuk membersihkan wadah pemeliharaan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapangan ini antara
Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adapun metode yang
12
1. Partisipasi langsung merupakan bagian dari kegiatan praktikum, dengan
praktikum
4. Sumber Data
Untuk sumber data yang dikumpulkan dalam praktikum ini, berupa data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber
b. Data Sekunder
13
BAB IV
4.1.1. Pembongkaran
melepas airasi guna untuk lebih mudah di bersihkan dari lumut atau
kotoran yang menempel, baik berupa sisa pakan atau feses ikan
filter (batu zeolit, karbon aktif untuk filter kimia dan bioball untuk filter
fisik dan kimia memiliki daya sebagai bahan penyerap (adsorpsi), penukar kation,
dan katalis. Aktivasi zeolit dapat dilakukan baik secara fisika maupun secara
pengayakan, dan pemanasan pada suhu tinggi, dimana fungsi dari pemanasan ini
14
proses pengasaman. Tujuannya adalah untuk menghilangkan pengotor anorganik.
aktif dengan cara memanaskannya pada suhu tinggi. Pori-pori tersebut dapat
permukaan yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yaitu sebagai
penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau, dan agen pemurni dalam
industri makanan. Selain itu juga karbon aktif banyak digunakan dalam proses
pemurnian air baik dalam proses produksi air minum maupun dalam penanganan
Media bioball merupakan salah satu bahan yang terbuat dari thermoplastik.
Bioball berfungsi sebagai filter fisiologis yang merupakan media tumbuh bagi
Bioball sebagai media bakteri tumbuh dan berkembang biak. Lendir yang melekat
meningkatkan kualitas air. Bakteri yang tumbuh pada bioball merupakan bakteri
secara maksimal pada air yang mengalir. Biobal merupakan bahan sintesis yang
permukaan spesifik yang besar, yaitu ± 210 m²/m³, Fraksi volume rongganya
besar yaitu 85%, terbuat dari bahan inert, ringan, fleksibel (Averus, dkk. , 2013).
15
4.1.2. Pembersihan
secara kasat mata dan kemungkinan dapat membersihkan kuman serta bakteri
yang dapat menempel pada media yang akan dibersihkan, adapun cara
pemeliharaan yaitu:
air bersih
2. Pembersihan filter
pemeliharaan, akan tetapi lebih lama prosesnya. Batu zeolit dan bioball
16
3. Pembersihan reservoir
perairan bak dari semua komponen yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
dan perkembangan ikan, baik secara langsung, maupun tidak langsung (Sampah,
lingkungan media bak agar mampu menciptakan ekosistem yang baik bagi ikan.
Lingkungan perairan dikatan baik apabila keadaan fisis dan chemis untuk
menjalankan pertukaran zat (metabolism), tersedia makanan yang cukup dan ada
4.1.3. Pemasangan
komponen yang dilepas sebelum pembersihan. Untuk filter biologi di isi kembali
bioballnya sedangkan untuk filter kimianya di isi kembali batu zeolit dan karbon
aktif dengan susunan karbon aktif dibagian bawah dan batu zeolit di bagian atas.
seperti batu dan selang airasi, pipa pemasukan, pipa tengah dan pipa pembuangan.
bagian reservoir menggunakan air yang berasal dari mata air. Setelah air terisi,
17
kemudian operasikan alatnya kemudian melihat lampu pada panel oksigen
generator, pompa air, heater dan UV . Apabila ada lampu yang yang tidak
apakah air sampai masuk dan keluar dengan aman (tidak bocor) di bak
pemeliharaan.
dengan panjang gelombang antara 100 nm dan 400 nm. Sinar ultraviolet
terbakar dan sering digunakan untuk penyinaran panyakit kanker, UV-C dengan
panjang gelombang antara 200 nm dan 280 nm adalah wilayah germicidal yang
efektif untuk membunuh bakteri dan virus, dan UV-vakum dengan panjang
gelombang antara 100 dan 200 nm dapat diserap oleh semua bahan dan dapat
Menurut Nugraha, dkk. (2012) fungsi dari penggunaan heater ini sangat
Seperti yang Anda ketahui, ikan berasal dari berbagai daerah, dimana
habitat asli dari ikan tersebut juga bermacam-macam dan memiliki suhu
harus menyesuaikan suhu air bak dengan suhu habitat ikan tersebut.
18
2. Mengurangi populasi jamur dan bakteri
Selain itu, heater bak juga dapat mengurangi populasi jamur dan
bakteri. Air yang lebih hangat akan membuat pertumbuhan jamur dan
bakteri kurang optimal. Dengan populasi jamur yang terbatas maka ikan
kita tidak akan mudah terserang penyakit dan jadi lebih sehat.
Ikan yang masuk adalah ikan yang masih larva berukuran 0,7 s/d 0,8 cm
dengan kepadatan 10.000 sampai 20.000 ekor/ton air. Dalam penanganan ikan
screening, yaitu merendam ikan selama 10 menit dengan menggunakan 150 ppm
dicampur dengan air bersih 120 liter, kemudian dimasukkan kedalam bak
dilakukan dengan menggunakan seser dan ember yang berisi air bersih, agar air
yang telah tercampur formalin tidak ikut terbawa mencemari dan merusak sistem
resirkulasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi bakteri, virus dan parasit
sistem resirkulasi
induk ikan nila yang masa produktifnya 1,5–2 tahun. Pada tahap pendederan
19
menghasilkan benih ukuran 5-8 cm atau biasa disebut belo, dan ukuran 8-12 cm
jangka pendek. Untuk jangka panjang seperti untuk pengobatan akibat infeksi
ektoparasit kecil penyebab kulit berlendir adalah 0.15–0,24 ml per 10 liter air.
Setelah 2 - 3 hari kembalikan ikan pada wadah budidaya dan kemudian dilakukan
liter air perendaman dilakukan selama 30 menit atau sampai ikan mengalami
Pakan adalah salah satu syarat dalam budidaya ikan, karena sumber
kebutuhan hidup ikan berasal dari pakan. Dalam kegitatan praktek kerja lapangan
ini penyusun melakukan pemberian pakan dengan frekuensi 4 kali dalam sehari,
yaitu pukul 07.00, 10.00, 13.00 dan 16.00 dengan menggunakan metode
(ad satiation).
20
Ikan diberi pakan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali
sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 17.00 WIB secara ad satiation (sekenyang-
pakan alami air pemasukan akan ditutup selama 10 menit dengan cara memutar
keran agar pakan alami tidak akan keluar pada saluran pembuangan dan
pengeluarkan airasi selama 10 menit pada pemberian pakan buatan agar pakan di
berikan tidak cepat jatuh ke datas bak dikarenakan pengadukan air oleh airasi.
Pemberian pakan diselingkan dengan pakan alami seperti alona, daphnia magna
dan tubifex.
limbah diakibatkan pakan yang tidak termanfaatkan, karena itu pemberian pakan
berbeda-beda sesuai dengan bukaan mulut ikan (Marie Roose, dkk., 2017).
kesehatan ikan
21
Sedangkan menurut Marie Roose,dkk.,2017 manfaat pemberian pakan
buatan:
perkembangan ikan
bukaan mulutnya. Semakin besar ukuran ikan, bukaan mulut akan semakin besar
dan pakan yang diberikan pun diameternya lebih besar. Sebelum pakan buatan
diberikan akan di campur dengan cairan vitamin. Cara membuat larutan vitamin
ini yaitu dengan mencampurkan 5 gr C-san aquatik, 5gr TOP-vit aquatic dan 5 gr
Progol kedalam 200 ml air. Larutan vitamin ini di campurkan pada 10 kg pakan
buatan guna mengatasi segala bentuk stres pada ikan dan meningkatkan daya
Menurut Marie Roose dkk.,2017 ukuran pakan yang tepat setiap ukuran
22
kofaktor reaksi-reaksi hidroksilasi dalam sel, agen reaksi redoks, anti oksidan,
lipolisis dan lipogenesis. Namun ikan tidak mampu mensintesis asam askorbat
Pengecekan kualitas air sangat penting dalam budidaya ikan, hal ini
dikarenakan perubahan kualitas air yang buruk dapat menyebabkan kematian pada
ikan yang dibudidayakan kerena media hidup ikan sudah tidak sesuai untuk
06.00, 12.00, 14.00 dan 22.00 menggunakan Lutron DO-5510 Oxygen Meter,
yang dapat mengukur seperti Suhu dan oksigen terlarut (DO). Pengukuran
amoniak, nitrat dan nitrit dilakukan sekali dalam seminggu di laboratorium yang
berada di BPBAT Tatelu, hasil dari pengukuran kualitas air akan dicatat sebagai
bahan pengamatan.
Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan nila yaitu 25-30oC. Nilai suhu
terendah yaitu 24oC terjadi pada pagi hari, sedangkan nilai tertinggi pada siang
dan sore hari yaitu 33oC. Nilai oksigen terlarut untuk produksi ikan nila pada
kolam air tenang adalah ≥ 3 mg/L-1 dan konsentrasi oksigen terlarut kurang dari 4
mg/L-1 dapat menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua
23
Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometer (SNI
06- 2480-1991) pada kisaran kadar 0,1 mg/L - 2,0 mg/L dengan menggunakan
metode brusin dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm,
6989.9-2004). Pada kisaran kadar 0,01 mg/L -1,0 mg/L. Dalam suasana asam (pH
2-2,5), nitrit akan bereaksi dengan Sulfanilamid (SA) dan N-(1-naphthyl) ethylene
berwarna merah keunguan yang dapat diukur pada panjang gelombang 543 nm
(Effendi, 2003),
4.3.3. Pengontrolan
lampu pada UV, oxygen generator serta saluran oksigen. Apabila ada
komponenyang tidak berfungsi maka lampunya akan mati atau mesin diam (mati).
Selain itu melihat mengecek saluran pembuangan dan pemasukan serta airasinya
pemeliharaan setiap pagi harinya dan penyiponan tandon untuk 2 hari sekali serta
backwash ini merupakan kegiatan yang penting dilakukan seminggu sekali untuk
membersihkan media filter agar filter dapat berproses baik dalam waktu yang
lama. Caranya yaitu memutar keran air bagian atas tabung filter dan tunggu
24
Penyiponan adalah hal yang harus dilakukan dan merupakan salah satu
penyiponan yg teratur, kebersihan dan kesehatan air di dalam kolam terpal dapat
terjaga serta tetap ideal untuk budidaya ikan nila, Sipon alias Shift Pond
serta kotoran lain yang terdapat di dasar kolam. Penyiponan ini wajib dilakukan
oleh para pembudidaya ikan nila. Pasalnya jika tidak dilakukan penyiponan, maka
lama-kelamaan akan terjadi penumpukan kotoran ikan nila dan sisa pakan di dasar
wadah. Penumpukan ini kemudian akan meningkatkan kadar Amonia dan Nitrit
masuknya air ke dalam tabung filter air.Pada kondisi kerja normal dimana air
masuk dari atas filter ( untuk type filter yang vertical ) kemudian menembus filter
media ( pasir atau karbon aktif ) kemudian keluar menuju proses berikutnya.
Dengan berjalanya waktu dan karena pemakain dari filter itu sendiri, media filter
akan menjadi kotor oleh polutan – polutan dalam air yang terperangkap di
perlukan pembersihan / pencucian media filter secara berkala. Proses ini yang
media filter itu sendiri dari dalam tabung filter (vesell) (Kawamura, 1991).
sebagai berikut :
25
1. Posisikan kran air agar air masuk melalui bagian bawah filter menuju
ke atas filter.
3. Tutup kran air yang menuju filter berikutnya untuk mencegah air
5. Ubah posisi kran agar air mengalir dari atas filter (seperti posisi filter
normal )
6. Kondisi kran air yang menuju filter berikutnya masih dalam keadaan
tertutup.
pembilasan.
9. Ulangi proses backwasing dan pembilasan sampai air yang keluar dari
11. kran air seperti semula untuk proses penyaringan air normal.
selama 3 minggu hingga bobot panjang ikan mencapai 2 s/d 3 cm. benih ikan
yang yang di panen akan didistribusi atau akan dilakukan pemeliharaan lanjutan
(pembesaran).
26
Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan
tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila
pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira sampai ukuran benih 10-12 cm
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pemanenan
5.2 Saran
Adapun saran dalam laporan ini agar kiranya pemeliharaan induk harus
28