Anda di halaman 1dari 16

ABSTRAK

Putra Muhammad Kurniawan; 16051102003, Adieng Datangmanis;

16051102019. “ Karakteristik Sel Sperma Dan Telur Pada Ikan Mas

(Cyprinus carpio)”

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai

upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan

reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina seperti pada ikan Mas

Cyprinus carpio. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang

selanjutnya berkembang menjadi generasi baru. Cairan sperma adalah larutan

spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan di hasilkan oleh hidrasi testis.

Sperma terdiri dari kepala yang membawa materi keturunan paternal dan ekor

yang berperan sebagai alat penggerak. Fungsi utama sperma pada individu

parental adalah sebagai pembawa sebagian materi genetik dalam proses

pembuahan untuk membentuk individu baru. Telur mengandung materi yang

sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi perkembangan embrio. Proses

pembentukan telur sudah dimulai pada fase differensiasi dan oogenesis. Sifat telur

ikan secara umum adalah bersifat totipotensi yaitu memiliki kemampuan

berkembang menjadi suatu individu. Sifat lainnya adalah sel telur yang tengelam

dan melayang. Telur ikan yang belum di buahi bagian luarnya di lapisi oleh

selaput yang di namakan selaput kapsul atau chorion. Pada chorion ini terdapat

sebuah mikrofil yaiu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma ke dalam telur

pada waktu terjadi pembuahan.

i|Page
KATA PENGANTAR

Kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya makalah dengan judul “Karakteristik Sel Sperma Dan

Telur Pada Ikan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas kuliah Reproduksi Organisme Akuatik. Penulis mengucapkan banyak-

banyak terima kasih kepada seluruh dosen mata kuliah Reproduksi Organisme

Akuatik :

1. Dr. Ir. Hengky J. Sinjal, M.Sc.

2. Prof. Dr. Ir . Winda M Mingkid, M.Mar.Sc

3. Dr. Ir. Diane J. Kusen, M.Si

4. Ir. Ockstan Kalesaran, M.Sc

5. Ir. Julian Ch. Watung, M.Si

6. Ir. Revol Monijung, M.Si

Dan seluruh teman-teman program studi Budidaya Perairan angkatan 2016 yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Untuk kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan. Terima kasih.

Manado, April 2018

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

2. KARAKTERISTIK SPERMA IKAN ..................................................... 2

2.1. Sperma Pada Ikan .................................................................................. 2

2.2. Motilitas Dan Daya Tahan Sperma ....................................................... 4

3. KARAKTERISTIK TELUR IKAN ........................................................ 6

3.1. Telur Pada Ikan ..................................................................................... 6

3.2. Sifat Telur Ikan ...................................................................................... 8

3.3. Membran Telur ...................................................................................... 9

3.4. Mikrofil ................................................................................................. 10

PENUTUP ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii | P a g e
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Morfologi Sperma .......................................................................... 3

Gambar 2. Karakteristik Telur Yang Belum Dibuahi ...................................... 8

Gambar 3. Karakteristik Telur Yang Sudah Di buahi ...................................... 8

Gambar 4. Proses Fertilisasi Atau Pembuahan ................................................ 10

iv | P a g e
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak yang belum mengetahui tentang karakteristik sel sperma dan telur

pada ikan, walaupun tidak beda sperma dan telur ikan dengan makluk yang lain.

sebagai seorang pembudidaya bukan hanya menguasai budiaya ikan akan tetapi

menguasai juga biologi dari perikanan yang kita budidayakan juga, tidak hanya

pintar dalam teknik akan tetapi pintar dalam secara fiologi ikan dan biologi ikan,

bisa saja akan menjadi dasar sebagai teknis untuk budiaya itu sendiri. jangan

menyepelekan suatu hal. langsung saja ke materi ilmiahnya. Keberhasilan suatu

spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut untuk bereproduksi dalam

kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan kemampuan untuk mempertahankan

populasinya. Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari

sistem reproduksi yang terdiri dari kelenjar kelamin atau gonad, dimana padaikan

betina disebut ovarium sedang pada ikan jantan disebut testis besrta salurannya.

Sementara beberapa kelenjar endokrin mempunyai peranan dalam mengatur

sistem reproduksi. Ovary pada ikan betina akan berfungsi untuk menghasilkan sel

telur dan testis akan berfungsi untuk menghasilkan sel sperma yang memiliki

karakteristinya masing-masing.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik dari sel sperma pada ikan?

2. Bagaimana karakteristik dari sel telur pada ikan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui Bagaimana karakteristik dari sel sperma pada ikan

2. Agar dapat mengetahui Bagaimana karakteristik dari sel telur pada ikan

1|Page
2. KARAKTERISTIK SPERMA IKAN

2.1. Sperma Pada ikan

Sperma adalah game jantan yang di hasilkan oleh testis dan merupakan suatu

sel kecil, kompak yang tidak bertumbuh dan tersimpan dalam cairan sperma

dalam testis. Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan

seminal dan di hasilkan oleh hidrasi testis. Campuran antara seminal plasma

dengan spermatozoa di sebut semen. Dalam setiap testis semen terdapat jutaan

spermatozoa (Hoar 1969). Sperma terdiri dari kepala yang membawa materi

keturunan paternal dan ekor yang berperan sebagai alat penggerak. Fungsi utama

sperma pada individu parental adalah sebagai pembawa sebagian materi genetik

dalam proses pembuahan untuk membentuk individu baru (effendi 1997).

Morfologi sperma Struktur spermatozoa secara umum pada ikan yang sudah

matang terdiri dari kepala, leher, dan ekor flagella. Inti spermatozoa terdapat pada

bagian kepala (Lagler 1977). Midle piece merupakan penghubung atau

penyambung antara leher dan ekor yang mengandung mitokondria dan berfungsi

dalam metabolisme sperma. Spermatozoa merupakan struktur yang sederhana dan

ukuran yang hampie sama. Umumnya ukuran panjang kepala sperma antara (2-3

mikron) dan panjang total dari panjang spermatozoa adalah 40-60 mikron. Kepala

spermatozoa bervariasi sesuai spesiesnya secara umum berbentuk bulat atau oval,

sedangkan sperma ikan sidat berbentuk sabit. Pada sperma ikan mas, nilem, tawes

dan barbir kepala sperma berbentuk oval sedikit memanjang dimana perbandingan

panjang kepala sedikit lebih besar dari pada leher kepala.

2|Page
Gambar 1.Morfologi Sperma (Sumber: https://www.academia.edu)

a. Kepala

kepala spermatozoa secara umum berbentuk bulat atau oval. Bagian tengah mengikuti

pola struktur umum, terdiri dari sebuah flagel tengah dan selubang mitokondria yang

sedikit tidak termodifikasi dan terletak di dalam sebuah low collar ( lengkung bawah )

agak jauh di belakang nukleus bulat. Kepala sperma berisi materi inti, berupa cromosom

yang terdiri dari DNA. Informasi genetika yang di bawah oleh spermatozoa di

terjemahkan dan di simpan di dalam molekul DNA.

b. Bagian Tengah Sperma

Bagian tengah terdiri atas mitokondria yang mana sistem enzim yang

berhubungan dengan aktivitas metabolic ditemukan mereka menyediakan energi

untuk motilitas sperma.

c. Ekor sperma

ekor sperma dapat di bagi atas tiga bagian, bagian tengah, bagian utama dan bagian

ujung berasal dari sentriol spermatid selama spermiogenesis. Ekor sperma berfungsi

memberi gerak maju kepada spermatozoa dan gelombang-gelombang yang di mulai di

daerah implantasi ekor kepala dan berjalan ke arah distal sepanjang ekor seperti pukulan

cambuk. Selubung mitokondria berasal dari pangkal kepala membentuk dua struktur

spiral ke arah berlawanan dengan arah jarum jam. Bagian tengan ekor merupakan

3|Page
gudang energi untuk kehidupan dan pergerakan spermatozoa oleh proses-proses

metabolik yang berlangsung di dalam helix miktokondria. Mitokondria mengandung

enzim-enzim yang berhubungan dengan metabolisme eksudatif spermatozoa. Bagian ini

kaya akan fosfolipid, lecitin dan plasmalogen. Plasmalogen mengandung satu aldehid

lemak dan satu asam lemak yang berhubungan dengan gliserol maupun cholin. Asam-

asam lemak dapat di oksidasi dan merupakan sumber energi endogen untuk aktifitas

sperma.

2.2. Motilitas Dan Daya Tahan Sperma Ikan

Menurut Hora (1991), sperma ikan tidak langsung aktif bergerak setelah

keluar dari testis, sperma akan aktif bergerak apabila terkena air. Pola pergerakan

sperma biasanya bergerak maju terus ke depan berbentuk spiral. Menurut Cosson

dalam Billard (2008), kemampuan sperma bertahan setelah keluar dari testis

hanya mampu bertahan selama 0,5-2 menit. Ketika ada rangsangan dari luar,

sperma akan keluar (ejakulasi) dengan volume dan jumlah tertentu.

Munkittrick dan Moccia dalam Gusrina (2008) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara volume semen dengan motilitas spermatozoa, yaitu semakin

encer semen ikan maka motilitas sperma semakin tinggi karena spermatozoa

memperoleh zat makanan yang cukup dari plasma semen. Selanjutnya dijelaskan

semakin encer semen ikan, maka kadar sodium yang terdapat dalam semen

semakin tinggi sehingga motilitas dan derajat pembuahan spermatozoa akan

semakin tinggi.

Menurut Hora (1991), konsentrasi spermatozoa yang tinggi dapat

menghambat aktifitas spermatozoa, karena berkurangnya daya gerak, sehingga

spermatozoa sukar menemukan atau menembus mikrofil sel telur yang

mengakibatkan rendahnya derajat pembuahan spermatozoa. Konsentrasi

4|Page
spermatoza yang lebih tinggi kurang memberikan peluang kepada spermatozoa

untuk membuahi sel telur, karena spermatozoa secara bersama-sama bersaing

memasuki mikrofil sel telur.

Kemudian Nurman (1998) menyatakan bahwa semen yang encer dengan

konsentrasi rendah mempunyai motilitas lebih tinggi dan selalu diikuti oleh

derajat pembuahan yang lebih tinggi. Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi

oleh pH, tekanan osmotik, elektrolit, non elektrolit, suhu dan cahaya. Pada

umumnya, sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada pH sekitar 7,0.

Motilitas partial dapat dipertahankan pada pH antara 5-10 (Hora, 1991).

Penyimpanan spermatozoa di dalam in- vitro paling baik kelangsungan hidup

apabila disimpan di dalam medium isotonik dengan pH netral yang mengandung

fruktosa atau glukosa sebagai sumber energinya. Pada kondisi anaerobik,

fruktolisis menghasilkan banyak asam laktat, sehingga perlu adanya pengenceran

yang mengandung buffer, tetapi dalam kondisi anaerobik dengan adanya O2 asam

laktat dapat dioksidasi. Kandungan fosfat pengencer memiliki pengaruh nyata

pada jumlah asam laktat yang dapat dioksidasi (Bagnara dan Turner, 1971).

Kualitas sperma sangat berperan penting untuk menentukan keberhasilan

pembuahan telur. Kualitas sperma adalah ukuran dari kemampuan sperma dapat

berhasil membuahi telur. Kualitas sperma dapat dioptimalkan melalui

pemeliharaan dan seleksi induk yang baik, sehingga dapat menghasilkan kualitas

sperma yang baik dan dapat membuahi telur (Taborsky dalam Rurangwa dkk,

2003).

5|Page
3. KARAKTERISTIK TELUR IKAN

3.1. Telur Pada Ikan

Sel Telur Merupakan asal mula suatu makhluk hidup. Telur mengandung

materi yang sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi perkembangan embrio. Proses

pembentukan telur sudah dimulai pada fase differensiasi dan oogenesis. Yaitu

terjadinya akumulasi vitelogenin ke dalam folikel yang lebih dikenal dengan

vitelogenesis. Telur juga akan dipersiapkan untuk dapat menerima spermatozoa

sebagai awal perkembangan embrio. Sehingga anatomi telur sangat berkaitan

dengan anatomi spermatozoa.

Golongan telur ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul pada salah

satu kutubnya. Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut. Pada

umumnya ukuran telur ikan air laut dan ikan air tawar adalah sekitar 1,0 mm.

Telur ikan pelagis bersikar dari 0,5 – 5,5 mm contohnya (Muranidae sp). Telur

demersal dapat berkisar lebih tinggi dalam ukuran (sampai 7,0 – 8,0 mm)

misalnya Salmonidae sp. Sedangkan ikan yang mengerami telur pada mulutnya

biasanya telur beukuran 14 – 26 mm.

Telur ikan umumnya berbentuk bulat hingga lonjong, dengan berbagai

variasi tekstur permukaan kadang-kadang licin dan di sertai tonjolan. Di dalam

telur terdapat kuning telur (yolk) yang berfungsi sebagai cadangan makanan.

Telur yang memiliki kuning telur besar pertumbuhannya menjadi larva lebih lama

dari pada yang memiliki sedikit kuning telur.

Telur ikan yang belum di buahi bagian luarnya di lapisi oleh selaput yang

di namakan selaput kapsul atau chorion. Pada chorion ini terdapat sebuah mikropil

6|Page
yaiu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma ke dalam telur pada waktu

terjadi pembuahan. Di bawah Chorion terdapat selaput yang kedua di namakan

selaput viteline. Selaput yang ke tiga mengelilingi plasma telur di namakan selapit

plasma. Ke tiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak ada

ruang di antaranya.

Bagian telur yang terdapat sitoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur

bagian atas yang di namakan kutub anima, sedangkan bagian kutub yang

berlawanan terdapat banyak kuning telur yang di namakan kutub vegetaitf.

Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat dari pada kuning

telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya sitoplasma yang banyak

terdapat di sekeliling inti telur.

Chorion telur yang masih baru bersifat lunak dan memiliki sebuah mikrofil

yaitu suatu lubang kecil tempat masukknya sperma ke dalam telur pada waktu

terjadi pembuahan. Ketika telur di lepaskan ke dalam air dan di buahi, alveoli

kortek yang ada di bawah korion pecah dan melepaskan material koloid-

mukoprotein ke dalam ruang periviteline, yang terletak antara membran telur dan

chorion. Air tersedot akibat pembengkakan mucoprotein ini. Chorion mula-mula

mejadi kaku dan licin, kemudian mengeras dan mikrofil tertutup. Sitoplasma

menebal pada kutub telur yang terdapat inti, ini merupakan titik di mana embrio

berkembang.

Pengerasan chorion akan mencegah terjadinya pembuahan polisperma.

Dengan adanya ruang perivitaline di bawah chorion yang mengeras, maka telur

dapat bergerak selama perkembangannya.

7|Page
Gambar 2. Karakteristik Telur yang belum di buahi (Sumber :

https://id.scribd.com)

Gambar 3. karakteristik telur yang sudah di buahi (Sumber :

https://id.scribd.com)

3.2. Sifat Telur Ikan

Sifat telur ikan secara umum adalah bersifat totipotensi yaitu memiliki

kemampuan berkembang menjadi suatu individu. Sifat lainnya adalah sel telur

yang tengelam dan melayang. Serta memiliki polaritas yaitu ada dua kutub

berlawanan yang berbeda (Effendi, 2009). Stadia telur (yang dibuahi) adalah

output dari aktivitas pemijahan ikan ketika menetas berubah manjadi stadia larva.

Telur ikan setelah keluar dari tubuh induk bersipat melekat (adesif) dan tidak

8|Page
melekat (non adesif). Telur yang melekat memiliki lapisan pelekat pada dinding

cangkang dan menjadi aktif ketika terjadi kontak dengan air. Sifat pelekat telur

dibagi menjadi tiga macam, yaitu pada obyek (substrat), mengapung di

permukaan air atau melayang dan telur yang lepaskan di dasar perairan sehingga

membentuk rumpun atau masa telur. Telur melekat kuat pada substrat sehingga

menjadi rusak koyak ketika dicoba untuk dicabut atau diangkat dan kekuatan

pelekat tersebut menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan telur

(embryogenesis) hingga menetas (Effendi, 2009).

3.3. Membran telur

Selama oogenesis pada teleostei, salah satu yang paling mencolok adalah

pembentukan sebuah zona tebal yang sangat berdiferensiasi (membran telur,

membran vitelin, zona radiata dan zona pelusida) yang terletak diantara

lapisanlapisan granulosa dan oosit. Bergantung pada spesies maupun tahap

pertumbuhan oosit, membran telur bervariasi dalam hal ketebalan, tebalnya 7-8

mikron pada oosit telur ikan mas koki dan sekitar 30 mikron pada rainbow trout.

Perubahan morfologis yang dialami membran mungkin mencerminkan adaptasi

terhadap berbagai kondisi ekologis (Nagahama dalam Gusrina, 2008). Dalam

mikrograf cahaya, membran tersebut dicirikan oleh polanya yang bergaris-garis

berkaitan dengan penembusan mikrovilli tonjolan-tonjolan dari oosit maupun dari

sel folikel. Pada spesies Cynolebias ladigest dan Cynolebias melanotaenia,

lapisan terluar membran telur dibentuk oleh sel folikel sehingga diklasifikasikan

sebagai selubung sekunder; komponen tubular yang disintesis dan disekresi oleh

sel folikel bertanggung jawab atas pembentukan lapisan ini (Nagahama dalam

Gusrina, 2008). Karena pada Chichiasoma nigrofasciata badan-badan rekat yang

9|Page
mengelilingi zona pelucida, yang terdiri dari filamen dan selubung lendir yang

kental, disentesis dalam folikel selama vitelogenesis, struktur ini nampaknya

disekresi secara langsung dari retikulum endoplasma granular. Pada Cichlasoma

dan Fundulus struktur iniberfungsi sebagai alat untuk merekatkan telur pada

substrat dan pada Cynolebias berfungsi sebagai sistem respirasi khorionik

(Nagahama 1983).

3.4. Mikrofil

Mikrofil adalah sebuah lubang kecil tempat dimana sperma bisa masukke

dalam telur yang tertutup, yang merupakan modifikasi struktural dari

membran telur. Mikrofil terletak pada kutub anima dan bervariasi dalam hal

ukuran antar spesies. Diameter luar mikrofil telur fundulus heteroclitus sekitar

2,5 mikron dan 1-5 mikron pada lubang yang di dalamnya.

Gambar 4. Proses fertilisasi atau pembuahan (digambar ulang oleh penulis


berdasarkan Nurman dalam Gusrina, 2008).

10 | P a g e
PENUTUP

 Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal

dan di hasilkan oleh hidrasi testis. Sperma terdiri dari kepala yang membawa

materi keturunan paternal dan ekor yang berperan sebagai alat penggerak.

Fungsi utama sperma pada individu parental adalah sebagai pembawa

sebagian materi genetik dalam proses pembuahan untuk membentuk individu

baru (effendi 1997).

 Berdasarkan motilitas dan daya tahan sperma Menurut Hora (1991), sperma

ikan tidak langsung aktif bergerak setelah keluar dari testis, sperma akan aktif

bergerak apabila terkena air. ), kemampuan sperma bertahan setelah keluar

dari testis hanya mampu bertahan selama 0,5-2 menit.

 Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,

elektrolit, non elektrolit, suhu dan cahaya. Pada umumnya, sperma sangat aktif

dan tahan hidup lama pada pH sekitar 7,0. Motilitas partial dapat

dipertahankan pada pH antara 5-10 (Hora, 1991).

 Telur mengandung materi yang sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi

perkembangan embrio. Proses pembentukan telur sudah dimulai pada fase

differensiasi dan oogenesis. Yaitu terjadinya akumulasi vitelogenin ke dalam

folikel yang lebih dikenal dengan vitelogenesis. Telur juga akan dipersiapkan

untuk dapat menerima spermatozoa sebagai awal perkembangan embrio.

 Tempat masuknya sperma ke dalam sel telur ikan yaitu melalui lubang

mikrofil. Mikrofil adalah sebuah lubang kecil tempat dimana sperma bisa

masukke dalam telur yang tertutup, yang merupakan modifikasi struktural dari

membran telur.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, S. (2012). FERTILISASI DAN TINGKAT PENETASAN TELUR IKAN


MAS (Cyprinus carpio L.) PADA BEBERAPA KONSENTRASI FRUKTOSA.
Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/12720/.

Punk, K. (2016). Anatomi Telur Ikan Patin. Diakses dari


https://id.scribd.com/doc/312977590/Anatomi-Telur-Ikan-Patin.
Pada 24 April 2018 pukul 16:00

Setiawan, W. (2015). Makalah Reproduksi Organisme Akuatik: Karakteristik


Ovum Dan Sperma. Diakses dari
https://www.academia.edu/29815681/MAKALAH_REPRODUKSI_ORGANISM
E_AQUATIK_KARAKTERISTIK_OVUM_DAN_SPERMA.
Pada 24 April 2018 pukul 20:00

Yunus, F. (2013). Laporan Morfologi Telur. Diakses dari


https://id.scribd.com/doc/186165814/laporan-morfologi-Telur.
Pada 24 April 2018 Pukul 22:00

Rahmatullah, J. (2010). Sperma Ikan.


Diakses dari http://jefry-bp09.blogspot.co.id/2010/12/sperma-ikan.html
Pada 24 April 2018 Pukul 22:00

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai