Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK KULTUR THALASSIOSIRA SP.

SKALA INTERMEDIET DAN


MASSAL (PT.Esaputli prakarsa utama (benur kita) ) Jl.poros Makassar-parepare
KM.138,Desa JalangaE,kelurahan mallawa,kec.mollusetasi kab.barru

Nirma(105941102719)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadiran ALLAH SWT. Yang selalu memberikan
rahmat dan hidayanya serta nikmat terhadap hambah-hambanya,dan tak lupa
kita kirimkan salam dan salawat kepada nabi Muhammad SWT.nabi sebagai suri
tauladan ,petunjut untuk parah pengikutnya,serta orang-orang yang turut
mendukung penyelesaian laporan tugas akhir ini antara lain:

1. Terima kasih kedapa kedua orang tua serta keluarga yang telah
memberikan doa dan dukungan
2. Kepada Ibunda Dr.Ir. Andi khaeriyah M.pd. Selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan mulai penyusunan laporan hingga
selesai
3. Ketua prodi studi budidaya perairan ibunda Asni Anwar , S.P., M.Si.,
4. Kepala pembimbing lapangan terima kasih telah memberikan Arahan
5. PT. Esaputlii Prakarsa utama ( benur kita), yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan magang

Tentunya dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari kesalahan dan
kekurangan.oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dan sangat
diharapkan agar dalam penyusunan laporan berikutnya menjadi lebih
baik.semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis,dan berguna kepada yang
memerlukanya

makassar, mei 2022

penulis

2
DAFTAS ISI

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan panti benih(hatchery) cenderung semakin meningkat
dalam rangka pemenuhan benih udang vaname untuk usaha
budidaya .namun demikian ,budidaya udang vaname tersebut dihadapkan
pada masalh rendahnya kualitas larva karena pemberian pakan yang tidak
sesuai ,baik jenis ukuran maupun kandungan nutrisinya.
Fitoplankton merupakan pakan alami yang memegang peranan sangat
penting sebagai dasar pemenuhan nutrisi pada awal kehidupan larva udang
vaname.salah satu jenis fitoplankton adalah mikroalga (thalassiosira sp. )
berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan alami.pada budidaya udang vaname
diperlukan kestersediaan pakan alami yang berkesinambungan,sehingga perlu
di;akukan kultur pakan alami.
Kandungan nutrisi pakan alami sangat menentukan perkembangan larva
udang yang dipelihara .oleh karena itu thalassiosira sp.sebagai pakan alami
harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi larva (isnansetyo dan
kurniastuty,1995). Kualitas nutrisi microalgae tergantung pada kandungan
protein ,karbohidrat ,lipid,dan asam lemak.polyunsaturated fatty Acid( PUFA)
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kebanyakan
organisme ( Nalley et al.,2006).lebih lanjut Elovarara (2001) menyatakan
bahawa nutrisi tersebut sangat dibutuhkan oleh larva udang vaname
terutama pada vase-vase transisi seperti dari stadia nauplius ke stadi zoea
lemah dengan ciri-ciri larva kelihatan lemah,bentuk orgam tubuh tidak normal
dan ditempeli oleh jazad mikro yang dapat menyebabkan mortalitas hingga
90%. Berdasarkan pentingnya pengelolaan pakan alami pada kegiatan
pembenihan udang vaname ,maka diperlukan informasi tentang teknik kultur
pakan alami Thalassiosira sp.

4
2.1.Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan


teknik kultur pakan alami (thalassiosira sp.) skala intermediate dan massal di
PT.Esaputli prakarsa utama.kabupaten barru

Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai bahan informasi untuk
memperluas wawasan dan kompotensi keakhilian dalam berkaya dimasyarakat
kelak khususnya pada bidang teknik kultur pakan alami ( thalassiosira sp).

5
BAB II

Gambar Umum Lokasi Magang

6
BAB III

METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat

Tugas akhir ini disusun berdasarkan kegiatan pengalaman kerja praktik


mahasiswa (unismuh) yang dilaksanakaan selama dua bulan ,mulai tanggal 25
maret sampai 25 mei 2022 di PT. Esaputlii prakarsa utama ,kabupaten
Barru,provinsi Sulawesi selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan di PT. Esaputlii prakarsa utama untuk kultur


thalassiosira sp. Skala laboratorium dapat dilihat pada tabe 3.2. sedangkan alat-alat
yang digunakan utuk kultur Thalassiosira sp.sekala intermediet dan massal dan
dilihat pada tabel 3.2.bahan yang digunakan pada kultur Thalassiosira sp.dapat
dilihat pada tabel 3.3.adapun jenisdan dosisi pupuk yang digunakan pada kultur
Thalassiosira sp. Skala laboratorium dapat dilihat pada lampiran 1, untuk skala 5
dan 10 liter dapat dilihat lampiran 2,dan untuk skala intermediet dan massal
dapat dilihat pada lampiran 3.2

Tabel 3.2 Alat-alat yang digunakan untuk kultur Thalassiosira sp. skala
Laboratorium

NO. Nama Alat spesifikasi Kegunaan

1. 1. Oven Memmert UN55 Sterilisasi kering Alat,seperti


2. Hand refraktometer Erlenmeyer,cawan petri dll.
Atago Master S/MillM Untuk mengukur salinitas air

4. Timbangan Analitik Digital Acis 600i Menimbang bahan-bahan


kimia,termasuk thiosulfate
4. Mesin Autoclave All Americal Sterilisasi basah media laut.
75x-240V erlectric neubaur
Neubaur

7
1) 5.Haemocytometer Improved Untuk mengamati kepadatan
Assistant plankton Thalassiosira sp
2) 6.Counter Joy-Art Alat untuk menghitung
kepadatan plankton
3) 7.kulkas - Tempat Bahan Kimia Tempat
Tempat stok murni Plankton
4) 8.Lemari Kaca Tempat MenyimpanAlat Dan
Bahan kimia
5) 9.kertas Filter O,OI µm Alat saringan Air laut Media
kultur
6) 10.Erlenmeyer 500 ml Sebagai wadah kultur
1000 ml Thalassiosira sp.
7) 1000 ml Alat Mengukur air media dan
8) 11. Gelas ukur 2000 ml aquades
9) Bulat datar Wadah media agar
10) 12.cawan petri thalassiosira sp.
11) 13. mikroskop Olympus CH-2 Mengamati kondisi plankton
dan mengamati kondisi
plankton baik/jelek,mati.
12) 14.Hot plate,magnetic Biosan Untuk
stirrer Msh-300 mengaduk ,menghomogenka
n sampel dalam membuat
pupuk
13) 15.Aerator 1 set Alat untuk mensuplai oksigen
dalam wadah kultur
14) 16. mikropipet dan tip 500 dan 1000µl Untuk mempipet clorin dan
tio sulfat
15) 17.lemari kulkas Kayu 3 tingkat Tempat untuk menyimpan
plankton yang dikultur
16) 18.termometer Pyrex Untuk mengukur suhu

17) 19.pH meter Ct -6022 Untuk mengukur ph

18) 20.AC(Air Coditioner) LG Utuk menurunkan suhu


ruangan dalam
mempertahankan kehidupan
plankton
19) 21.Blawer Hiblow HP 250 Untuk mensuplai
oksigen/udara
20) 22.toplek 5 dan 10 liter Wadah kultur Thalassiosira
sp.
21) 23.botol sampel 5 ml Sebagai wadah clorin

8
22) 24.lampu 2000-5000 lux Sebagai sumber cahaya
Sumber: PT. Esaputlii prakarsa Utama,2022

Tabel 3.2. Alat-Alat Yang Digunakanuntuk kultur Thalassiosira sp.Skala


Intermediet dan massal

No Nama alat Spesifikasi kegunaan


1. Bak fiber 5 dan 20 ton Wadah kultur intermediet
2. Bak beton 20 ton Wadah kultur untuk massal

3. Emper 20 liter Wadah pengenceran pupuk


dan transfer algae dari skala
10 liter ke intermediet
4. Selang spiral 2 dan 3 inci Menyalurkan air tawar dan
air laut
5. Pompa celup Wasser Transfer air laut dan algae
dari massa ke produksi
6. Aerator 1 set Penyaluran oksigen

7. Gayung 1,5 liter Membagi pupuk

8. Botol sampel 5 ml Untuk mengambil sampel


dan sebagai wadah klorin
9. Sikat - Sterilisasi bak

10. Serokan air - Sterilisasi bak

11. Lampu 2000-5000 lux Sebagai sumber cahaya

12. pipa pvc 3 inci Sebagai penutup saluran


pengeluaran air
13. blower HP 200 Suplai oksigen

Sumber : Analisis Data Primer,2022

Tabe 3.3. Bahan yang digunakan untuk kultur Thalassiosira sp.


Skala intermediet dan massal

9
No. Nama Alat Spesifikasi Kegunaan

1. Bacto agar - Sebagai media kultur

2. Air laut Salinitas 29-300 ppt Media kultur Thalassiosira sp.

3. Air tawar Salinitas 0 ppt Untuk menurunkan air laut


sebagai
4. Aquades - Sebagai pengenceran pupuk

5. Alkohor 70% Sterilisasi tangan

6. Tissue Paseo Untuk lap tangan

7. Aluminium foil diamond Untuk menutup Erlenmeyer


yang akan di autoclave
8. Parafilm M Untuk menutup dan merekat
cawan dalam menumbuhkan
thalassiosira sp dimedia aga
9. klorin Cair Untuk mematikan
mikrorganisme bersifat
pathogen dalam media air
laut dan air tawar
10. tio sulfat Cair Untuk menetralkan air laut
dan air tawar yang sudah
diclorin
11. kapas putih lembut Aerasi air udara tidak
terkontiminasi dengan algae
yang sedang dikultur
12. sunlight Anti bakteri Untuk alat penunjang bibit
untuk dikultur
Sumber : analisis data primer ,2022

.Persiapan pupuk

Adapun langka yang dilakukan dalam persiapan pupuk intermediate yaitu pupuk
EDTA 20 gr, silicat 100 gr, NPK 16 gr ,SB 10 gr,KNO3 20 gr untuk pupuk
intermediet

10
Dan untuk pupuk massal EDTA 100 gr,BS 100 gr, KNO3 100 gr, NPK100 gr,silicate
200 gr.Setelah itu larutkan pupuk selama satu malam,dan pupuk siap digunakan

3.3. Metode pelaksanaan

3.3.1. Persiapan wadah kultur Thalassiosira sp.

Persiapan wadah dan peralatan dengan pencucian peralatan ,pengeringan ,dan


sterilisasi menggunakan autoclave. Wadah kultur dan peralatan skala
( laboratorium seperti micropipet.erlenmeyer,toples,Bunsen,aluminium
foil,parafilm,aerasi direndam dengan air tawar dan beri vixal dan sunlight kurang
lebih 5 menit selanjutnya wadah di gosok/ disikat kemudian dibilas dengan air
tawar yang mengalir sampai bersih dan dikeringkan.Glasware (Erlenmeyer ,gelas
ukur,tes tube,petridiks) dan selang aerasi lalu sudah dibungkus dengan plastic
yang tahan panas kemudian dimasukkan di autoclave dan untuk aerasi
dimasukkan di dalam oven untuk di sterirkan pada

suhu autoclave 121◦c selama 15 menit sama dengan oven.

Persiapan wadah kultur skala intermediate dan skala massal dilakukan dengan
cara bak di seprot dengan air laut untuk pembersihan kotoran yang menempel
pada dinding dan lantai dasar bak .bak yang telah diseprot kedalam larutan
deterjen hingga kotoran yang menempel pada dinding sel dan lantai dasar bak

11
hilang.selain itu selang aerasi dan batu aerasi yang digunakan juga selanjutnya
bak tersebut dibilas dengan menyemprot kembali air laut kedalam bak hingga
sisa-sisa deterjen hilang .setelah proses tersebut selesai,maka bak dikeringkan
selama 3-10 hari ,bak-bak tersebut diberikan clorin secukupnya untuk mencengah
pertumbuhan bakteri dan menghilangkan sisa –sisa kotoran yang sulit dibersihkan
.Bak yang telah diberi clorin harus dibilas terlebih dahulu pada keesokan hariya
sebelum digunakan untuk kultur.

3.3.2. persiapan Air media kultur Thalassiosira sp.

Air yang digunakan untuk kultur thalassiosira sp. berasa dari laut.air laut
dipompo menggunakan pompo sumersibel yang berdiameter 5 inch dengan
power 24 PKZZ. Air tersebut kemudian dialirkan dengan gaya grafitasi dan disaring
pada bak sand filter, selanjutnya air dialirkan kedalam bak Treatment yang
berkapasitas 40 tong.air laut ditreatment pada bak treatmen dengan
menggunakan kaporit sebanyak 10 ppm diaeras selama 2 jam sebelum digunakan
.Air dari bak treatmen tersebut dialirkan melalui pipi paralon ke bak
penampungan untuk kultur laboratorium terlebih dahulu salinitas dicek dengan
menggunakan

Hand refraktometer.Air yang digunakan untuk kultur algae salinitasnya sampai


medapatkan 29 ppt.

Apabila salinitas air laut pada pengukuran refraktometer melebihi 29 ppt maka
harus dilakukan perlakuan yaitu dengan menambah air tawar.sebelum digunakan
air dilewatkan di cadritge filter lalu dimasukkan ke dalam laboratorium

Sedangkan air yang digunakan untuk skala intermediate dan skala massal berasal
dari bak penampungan yang dialirkan melelui pipa langsung dimasukkan kedalam
bak kultur tanpa harus dilewatkan cetridge filter salinitas yang digunakan untuk
kultur skala intermediate dan skala massal yaitu salinitas 29-30 ppt.bak-bak yang
terisi air diaerasi selama satu malam dan pada

12
BAB IV

HASIL PELAKSANAAN MAGANG

4.1. kultur Thalassiosira sp. Skala laboratorium

Kultur skala 500 ml dikerjakan didalam laboratorium sebelum melakukan kultur


tangan terlebih dahulu disemprot dengan alcohol 96 % kemudian Bunsen
dinyalakan .erlenmeyer yang telah di autoclave diisi dengan air media quillard
yang telah diisterilkan sebanyak 450 ml.selanjutnya bibit dituang kedalam
Erlenmeyer sebanyak 200 ml .lalu Erlenmeyer dipanaskan dibunsen kemudian
ditutup menggunakan aluminium foil dan parafilm untuk menutup mulut
Erlenmeyer .Kultur,algae dipelihara selama 2 hari pada suhu 18-24 ◦c dan
dilakukan pengocokan setiap kultur lalu disimpan di lampu neon lalu di Kultur
Erlenmeyer 1000 ml Mengisi air dengan volume 950 lalu diberikan pupuk dan
tuangkan alge sampai mencapai 1000 ml dikasih aerasi lalu ditutup mulut
Erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil dan parafilm setelah 2 hari lalu
di kultur skala 5 liter (toples) air yang digunakan untuk kultur pada wadah toples
terlebih dahulu diisetrilkan .air yang dialirkan dari bak penampung lalu
dimasukkan kedalam toples sebanyak kurang lebih 4,5 liter lalu air di beri pupuk,
pupuk yang diberikan epizym 1 ml thiamin 1 ml fecl 1 ml silkate 10 ml gelas takar
dan untuk vitamin 10 ml gelas takar dan dikasih diaerasi selama 2 hari,lalu
dikultur ketoples 10 liter terelebih dahulu dikasih pupuk lalu dipindahkan toples
yang 5 liter kitam kultur ke toples 10 liter habis itu di aerasi setelah 2 hari algae
sudah padat lalu dikultur ke

13
4.2. kultur thalassiosira sp. Skala intermediet

kultul skala intermediate dilakukan diluar ruangan pada tong, tong yang diisi
dengan air laut 4 ton ,setelah itu dicampur air tawar sampai mendapatkan
salinitas 29 ppt.sudah itu ,dilakukan pemberian pupuk sudah dikasih pupuk
dikasih aerasi. selanjutnya bibit dari toples 10 liter dimasukkan kedalam tong
sebanyak 50 liter (5 toplek) dan dipelihara selama 2 hari . setelah itu ,dipindahkan
ke bak dengan volume air di bak 20 tong. Selanjutnya di

4.3. Kultul Thalassiosira sp. Skala massal

Kultur skala massal dilakukan dengan cara mengisi bak dengan air yang dialirkan
langsung dari bak penampungan sebanyak 18-20 ton dan diaerasi selama 1
mlm.selanjutnya bibit ditransfer dari tong intermediate ke bak massal sebanyak 5
tong.bibit diberi pupuk dan dipelihara selama 10-12 hari sebelum diberikan pada
larva

4.4. Pengukuran kualitas Air

Pengukuran kualitas air di PT.Esaputlii prakarsa utama dilakukan setiap hari


berupa suhu,salinitas ,dan pH.

Suhu

Pengukuran suhu dilakukan secara langsung dibak kultur Thalassiosira


sp.thermometer air raksa dengan satuan ◦c yang dilakukan satu kali dalam sehari
yaitu dimulai pada pukul 06.00 pagi..pengukuran suhu dapat dilihat pada gambar
3.6.

14
Salinitas

Pengukuran salinitas dikakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dimulai
pukul 07.00. pengukuran salinitas untuk kultur skala intermediet dan massal
dilakukan didalam laboratorium Quality Control (QC) dengan menggunkan hand
refraktometer yang dinyatakan dalam satuan g/1 atau ppm. cara mengukur
dilakukan dengan cara mengambil 25 ml sampel pada masing-masing bak kultur
Thalassiosira sp.kedalam gelas sampel .pengukuran salinitas dapat diliat pada

Gambar 3.7.

15
4.5. Pemanenan Thalassiosira sp.

Pamanenan Thalassiosira sp.dilakukan setelah dua hari proses


pengkulturan.hal ini dilakukan pada saat tersebut di asumsikan bahwa isi sel algae
hamper penuh dalam dinding sel sudah kokoh,jelas, serta kepadatan Thalassiosira
sp.dalam bak kultur massal sudah mencukupi kebutuhan larva.

Dosis pemberian Algae diberikan tergantung dari jumlah kepadatan algae


yang tersisa dalam bal pemeliharaan ,dimana pada setiap stadi terdapat standar
pemberian pakan algae .standar pemberian pakan algae pada setiap stadi di
PT.Esaputlii prakarsa utama dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.4. standar pemberian pakan algae

No. stadia Standar pemberian algae (sel/ml


1 NOUPLI (N5-N6) 50.000
2 Zoea 1 75.000
3. Zoea 2 100.000
4. Zoea 3 100.000
5. mysis 1 50.000

Sumber : Data sekunder,2022

4.6.Parameter yang diamati

Parameter yang diamati berupa kualitas dan kuantitas Thalassiosira sp.serta


kualitas air media kultur Thalassiosira sp.kepadatan thalassiosira sp.dapat
dihitung berdasarkan persamaan rumus ( PT. Esaputlii prakarsa utama )sebagai
berikut:

Kepadatan = jumlah sel yang dihitung(N) x 104 sel/ml

Habitat thalassiosira sp.

Thalassiosira sp. Merupakan diatom yang bersifat eutermal yaitu mampu


tumbuh pada kisaran suhu 10-30◦c dan temperatur otimal sekitar 21◦c. daerah
penyebaran meliputi perairan tawar dan payau habitat pesisir (kipp.2007).

16
Menurut Barajas et al. (2006), thalassiosira sp. Merupakan jenis diatom
laut dari kelas Bacillariophyta yang dapat tumbuh pada perairan dengan PH yang
relative tinggi,berkisaran 8,0 dan 9,4. Thalassiosira sp.dapat ditemukan dibanyak
tempat yaitu perairan laut mulai dari belahan bumi utara antartika sampai
be;ahan bumi selatan cape town .oleh karena itu banyak skalai sepsis
thalassiosira.yang sudah dikenal hingga saat ini,spesies- spesies tersebut antara
lain adalah T.pseudonana,T. weissflogii,T. Antarctica,dan T.hylina.

Fase pertumbuhan plankton

Pertumbuhan plankton pada saat budidaya secara visual ditandai dengan


adanya perubahan warna air dari awalnya bening dan menjadi berwarna (hijau
mudah/coklat mudah dan kemudian menjadi hijau /coklat dan seterusnya).
Perubahan ini disertai dengan menurunya transparansi.terjadi tersebut
merupakan indikasi dari meningkatnya ukuran sel dan bertambah banyaknya
jumlah sel yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kepadatan
plankton.terhadap 4 fase dalam pertumbuhan yaitu:

.fase log( istirahat)

Fase dimana populasi tidak mengalami perubahan ,tetap ukuran sel pada
fase ini meningkat.

. fase logaritmik(pertumbuhan eksponensial)

Fase yang diawali dengan pembelan sel dengan laju pertumbuhan pada
fase ini mencapai maksimal .

. fase stasioner ( pertumbuhan stabil)

Fase dengan pertumbuhan yang mulai mengalami penurunan dibanding


dengan fase logaritmik.pada fase ini laju reproduksi /pembelahan sel sama
dengan laju kematian dalam arti penambahan dan pengurangan plankton relative
sama sehingga kepadatan plankton cenderung tetap.

. fase diklinasi( kematian)


17
Fase dimana terjadi penurunan jumlah /kepadatan plankton,pada fase ini
laju kematian lebih cepat dibanding laju reproduksi.laju kematian plankton
dipengaruhi oleh ketersed aan nutrient,cahaya ,temperature dan umur plankton
itu sendiri.

. kandungan Gizi

Pakan alami thalassiosira sp weissflogii memiliki kandung nutrisi yaitu


protein sekitar44,5% karbohidrat 26,1% dan lipid sekitar 11,8% dari berat
keringnya (Getha et at., 1998;diekman et al., 2009).

18
BAB V.PENUTUP
Kesimpulan

saran

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai