Ungkapan ‘Wali’ dalam bahasa Arab bisa berarti ‘orang yang mencintai atau
orang yang dicintai’. Kata ‘Wali’ dalam konteks ini sebenarnya kependekan dari
Waliyullah artinya orang yang mencintai dan dicintai Allah. Ada pula yang
mengartikan ‘Wali’ dengan ‘kedekatan’. Sehingga Waliyullah berarti pula ‘orang
yang kedudukannya dekat dengan Allah swt’. Sedangkan Kata ‘Songo’ adalah
bahasa Jawa yang berarti ‘Sembilan’.
Maka Wali Sembilan secara umum diartikan
sebagai sembilan wali yang dianggap telah
dekat dengan Allah swt, terus menerus
beribadah kepada-Nya, serta memiliki
kekeramatan dan kemampuan-kemampuan
lain di luar kebiasaan manusia.
B. Pemikiran Ekonomi Islam Wali Songo (Sembilan)
1. Sunan Gresik ( Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Magribi datang ke Jawa tahun 1404 M. Beberapa versi menyatakan bahwa
kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa
Sembalo, saat itu masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pertama, pendekatan
teologis. Maulana Malik Ibrahim berdakwah mengajarkan Masyarakat tentang nilai-nilai
Islam, perbedaan antara pandangan hidup Islam dengan yang lainnya, dan menanamkan
dasar-dasar Islam.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengenalkan metodologi ekonomi islam,
konsep homo islamicus (pandagan bahwa segenap tindakan ekonomi tidak hanya menuruti
hasrat hasrat alamiah manusia tetapi haru didasarkan pada kebenaran dan kebajikan),
maqashid shariah ( tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum), konsep
maslahah, dan konsep-konsep dasar keislaman lainnya yang mendorong masyarakat dari
berbagai kalangan untuk setidaknya berpikir kembali tentang orientasi akan nilai-nilai Islam
dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
2.Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat
sebagai sesepuh Wali Songo Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuangan
Maulana Malik Ibrahim. Mendirikan pesantren di Ampel Denta untuk mempersiapkan
para ulama, Dai dan para pemimpin Islam, kemudiaan Mencetuskan ide untuk
mendirikan kerajaan Islam Demak, Membuat rumusan istilah “emoh limo” yaitu
ungkapan singkat untuk menentang lima perbuatan yang diharamkan dalam Islam,
yaitu:
1) main (judi)
2) mendem (minuman keras)
3) maling (mencuri)
4) madat (menghisap candu)
5) madon (berbuat zina).
3. Sunan Giri ( Raden Paku)
a. Menggunakan jalur seni, budaya, dan teknologi terapan yang bersifat tepat guna,
seperti menyempurnakam alat-alat pertukangan, menyempurnakan perkakas
pandai besi, serta membuat keris pusaka dan sejenisnya,
b. Memadukan antara bentuk bangunan yang berciri khas arsitektur Islam dan Hindu
yang dibuktikan melalui bangunan Menara Kudus dan lawang kembar Masjid
Kudus,
c. Memadukan unsur Islam dan unsur lokal. Tampak pada cerita legenda yang
mengaitkan tokoh Sunan Kudus dengan pelarangan masyarakat untuk
menyembelih dan memakan daging sapi, hewan yang di hormati oleh orangorang Hindu,
d. Dalam dakwahnya diberi tugas memberi bimbingan dan keteladanan kepada
masyarakat.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria lebih memilih untuk berdakwah pada masyarakat kecil di desa-desa atau kampung-
kampung. Mereka mengajarkan masyarakat kecil untuk meningkatkan pemahaman keagamaannya.
Mereka juga membina masyarakat agar kehidupan sosialnya meningkat. Pendekatan ini persis seperti
apa yang dilakukan oleh mayoritas pemain industri perbankan islam dalam melakukan penetrasi pasar,
gencar dalam mengincar pasar UMKM, underbanked, dan unbanked menjadi strategi dakwah ekonomi
Islam di daerah tersebut, selain meningkatkan dan memperluas pangsa pasar serta aksesibilitas fasilitas
keuangan.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Syarif Hidayatullah menyebarkan Islam melalui peperangan pada saat memperjuangkan
Kasultanan Cirebon. Metode penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Raden Syarif
dikenal cukup unik . Strategi dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati adalah memperkuat
kedudukan politis sekaligus memperluas hubungan denga tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon,
Banten dan Demak. Usaha dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati antara lain: