Anda di halaman 1dari 14

Kelompok X

1. Sri wahyuni ruslan rani 05220190065


2. Ahmad assegaf 05220190105
3. ikbal ismail 05220190096
Pemikiran Ekonomi Islam Abad X-XI
H/16-17 M (Pemikiran Ekonomi Islam
Wali Sembilan)
A. Pengertian Wali Sembilan (Songo)

Ungkapan ‘Wali’ dalam bahasa Arab bisa berarti ‘orang yang mencintai atau
orang yang dicintai’. Kata ‘Wali’ dalam konteks ini sebenarnya kependekan dari
Waliyullah artinya orang yang mencintai dan dicintai Allah. Ada pula yang
mengartikan ‘Wali’ dengan ‘kedekatan’. Sehingga Waliyullah berarti pula ‘orang
yang kedudukannya dekat dengan Allah swt’. Sedangkan Kata ‘Songo’ adalah
bahasa Jawa yang berarti ‘Sembilan’.
Maka Wali Sembilan secara umum diartikan
sebagai sembilan wali yang dianggap telah
dekat dengan Allah swt, terus menerus
beribadah kepada-Nya, serta memiliki
kekeramatan dan kemampuan-kemampuan
lain di luar kebiasaan manusia.
B. Pemikiran Ekonomi Islam Wali Songo (Sembilan)
1. Sunan Gresik ( Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Magribi datang ke Jawa tahun 1404 M. Beberapa versi menyatakan bahwa
kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa
Sembalo, saat itu masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pertama, pendekatan
teologis. Maulana Malik Ibrahim berdakwah mengajarkan Masyarakat tentang nilai-nilai
Islam, perbedaan antara pandangan hidup Islam dengan yang lainnya, dan menanamkan
dasar-dasar Islam.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengenalkan metodologi ekonomi islam,
konsep homo islamicus (pandagan bahwa segenap tindakan ekonomi tidak hanya menuruti
hasrat hasrat alamiah manusia tetapi haru didasarkan pada kebenaran dan kebajikan),
maqashid shariah ( tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum), konsep
maslahah, dan konsep-konsep dasar keislaman lainnya yang mendorong masyarakat dari
berbagai kalangan untuk setidaknya berpikir kembali tentang orientasi akan nilai-nilai Islam
dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
2.Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat
sebagai sesepuh Wali Songo Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuangan
Maulana Malik Ibrahim. Mendirikan pesantren di Ampel Denta untuk mempersiapkan
para ulama, Dai dan para pemimpin Islam, kemudiaan Mencetuskan ide untuk
mendirikan kerajaan Islam Demak, Membuat rumusan istilah “emoh limo” yaitu
ungkapan singkat untuk menentang lima perbuatan yang diharamkan dalam Islam,
yaitu:
1) main (judi)
2) mendem (minuman keras)
3) maling (mencuri)
4) madat (menghisap candu)
5) madon (berbuat zina).
3. Sunan Giri ( Raden Paku)

Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu


fikih.Orang- orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Pertama Sunan Giri
melakukan pendekatan ilmiah dengan cara membangun pesantren, membuat pelatihan
dan pengkaderan, serta menugaskan muridnya untuk berdakwah ke berbagai wilayah di
Nusantara seperti, Nusa Tenggara, Flores, Martapura, Buton, Goa, hingga
Maluku.Terdapat juga beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap
berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan- permainan anak
seperti Jelungan, dan Cublak Suweng serta Sunan Giri juga melakukan penyebaran
Islam secara sistematis melalui sistem pendidikan.
4. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)
Masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber
air di tempat-tempat yang sulit air. Sunan Bonang dan para wali lainnya dalam menyebarkan
agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat
menggemari wayang serta musik gamelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu
sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan napas Islam ke dalamnya. Syair lagu gamelan
ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah SWT. dan tidak
menyekutukannya.
Mereka juga sadar bahwa budaya adalah sesuatu yang sudah mendarah daging di
masyarakat. Jika langsung ditolak, maka masyarakat tidak akan mengikutinya. Solusinya, sunan
bonang juga melakukan islamisasi budaya. Contoh seperti perbankan syariah ingin menerapkan
hal yang sama, langkah sederhana dapat dimulai dari melakukan lokalisasi istilah keuangan
perbankan syariah yang selama ini menggunakan bahasa arab. Seperti mengubah istilah tabungan
Mudhrabah menjadi tabungan bagi hasil dan tabungan wadiah menjadi tabungan amanah. Selain
mempermudah pemahaman masyarakat Indonesia yang masih memiliki tingkat literasi finansial
rendah, metode lokalisasi istilah ini juga berguna untuk menarik konsumen-konsumen diluar
segmen Islam dan meningkatkan inklusifitas perbankan syariah.
5. Sunan Drajat (Raden Syarifuddin)
Sunan Drajat dikenal sebagai penyebar Islam yang berjiwa sosial tinggi dan sangat memerhatikan nasib kaum
fakir miskin serta lebih mengutamakan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Setelah memberi perhatian penuh,
kemudian Sunan Drajat memberikan pemahaman ajaran Islam antara lain :
1. Menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmura masyarakat sebagai pengamalan ajaran Islam,
2. Karyanya tembang “Macapat pangkur”, Gamelan Singomengkok,
3. Mengajarkan tata cara membangun rumah, dan membuat alat-alat untuk memikul orang, seperti tandu dan joli.
4. Berdakwah menggunakan tujuh dasar ajaran dalam kehidupan yaitu :
 1) Selalu membuat senang hati orang
 2) Dalam suasana gembira hendaknya tetap ingat Allah dan selalu waspada
 3) Dalam upaya mencapai cita-cita luhur jangan menghiraukan halangan dan
 rintangan
 4) Senantiasa berjuang menekan gejolak nafsu-nafsu inderawi
 5) Dalam diam dicapai keheningan dan di dalam hening akan mencapai jalan kebebasan mulia
 6) Pencapaian kemuliaan lahir bathin dicapai dengan menjalani salat lima waktu
 7) Berikan tongkat kepada orang buta!
Berikan makan kepada orang lapar!
Berikan pakaian kepada orang yang tidak memiliki pakaian!
Berikan tempat berteduh kepada orang yang kehujanan!
6. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Gerakan dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kalijaga memiliki cakupan sangat luas.
Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh wali yang mengembangkan dakwah Islam melalui
seni dan budaya. Sunan Kalijaga juga suka menyamar dan bertindak menampilkan
kelemahan diri untuk menyembunyikan kelebihan yang dimilikinya. Bidang dakwahnya
terkenal paling luas cakupannya dan paling besar pengaruhnya di kalangan masyarakat.
Diantara usaha dakwahnya antara lain:
a. Berdakwah melalui kesenian wayang atau mengenalkan Islam melalui pertunjukan
wayang dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat
b. Masyarakat yang ingin nanggap wayang, bayarannya bukan berupa uang melainkan
cukup membaca dua kalimat syahadat sehingga dengan cara itu Islam berkembang
dengan pesat,
7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
Sunan Kudus dikenal sebagai Wali Sanga yang tegas dalam menegakkan syariat
Islam. Namun seperti wali yang lain, beliau berusaha mendekati masyarakat untuk menyelami serta
memahami apa yang diharapkan masyarakat. Selain itu Sunan Kudus
juga melakukan metode dakwah antara lain:

a. Menggunakan jalur seni, budaya, dan teknologi terapan yang bersifat tepat guna,
seperti menyempurnakam alat-alat pertukangan, menyempurnakan perkakas
pandai besi, serta membuat keris pusaka dan sejenisnya,
b. Memadukan antara bentuk bangunan yang berciri khas arsitektur Islam dan Hindu
yang dibuktikan melalui bangunan Menara Kudus dan lawang kembar Masjid
Kudus,
c. Memadukan unsur Islam dan unsur lokal. Tampak pada cerita legenda yang
mengaitkan tokoh Sunan Kudus dengan pelarangan masyarakat untuk
menyembelih dan memakan daging sapi, hewan yang di hormati oleh orangorang Hindu,
d. Dalam dakwahnya diberi tugas memberi bimbingan dan keteladanan kepada
masyarakat.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal


dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-
tradisi lama, dan praktik- praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan Muria berhasil
mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.

Sunan Muria lebih memilih untuk berdakwah pada masyarakat kecil di desa-desa atau kampung-
kampung. Mereka mengajarkan masyarakat kecil untuk meningkatkan pemahaman keagamaannya.
Mereka juga membina masyarakat agar kehidupan sosialnya meningkat. Pendekatan ini persis seperti
apa yang dilakukan oleh mayoritas pemain industri perbankan islam dalam melakukan penetrasi pasar,
gencar dalam mengincar pasar UMKM, underbanked, dan unbanked menjadi strategi dakwah ekonomi
Islam di daerah tersebut, selain meningkatkan dan memperluas pangsa pasar serta aksesibilitas fasilitas
keuangan.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Syarif Hidayatullah menyebarkan Islam melalui peperangan pada saat memperjuangkan
Kasultanan Cirebon. Metode penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Raden Syarif
dikenal cukup unik . Strategi dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati adalah memperkuat
kedudukan politis sekaligus memperluas hubungan denga tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon,
Banten dan Demak. Usaha dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati antara lain:

a. Mendirikan pondok pesantren dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk


sekitar,
b. Melalui pernikahan, memperkuat kedudukan dan memperluas hubungan dengan
tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon,
c. Menggalang kekuatan para tokoh yang dikenal memiliki kesaktian dan kekuatan
politik serta kekuatan senjata.
Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Gunung Jati
adalah Kerja sama
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai