DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Perumusan Masalah.......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. Definisi Sewa Menyewa Tanah Pertanian ....................................................................... 6
B. Ketentuan Dalam Sewa Menyewa ................................................................................... 6
C. Hukum Sewa Menyewa Tanah Pertanian ........................................................................ 7
D. Hubungan Landreform Dalam Sewa Tanah Pertanian ..................................................... 8
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................... 9
A. Analisis Data .................................................................................................................... 9
B. Kesimpulan...................................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan MAKALAH “SEWA
MENYEWA TANAH PERTANIAN” yang insya allah kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas
tanpa adanya bimbingan dari bunda. . Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
menyadari bahwa makalah ini , masih terdapat banyak kekurangan. Kami sangat
mengharapkan adanya kritik, saran, dan masukan yang membangun. Dan kami
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Amiin.
Kelompok 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah yaitu permukaan bumi yang paling atas, tanah sebagai sumber daya
alam merupakan karunia dari Allah SWT yang di berikan kepada manusia untuk
diambil manfaatnya.Peranan tanah sangatlah penting bagi kehidupan manusia, dari
segi apapun tanah adalah kebutuhan paling pokok selain air, tanah sebagai tempat
tinggal, gedung, kantor dan lainnya,dan itu semua untuk kelangsungan kehidupan
manusia, bahwa tanah sebagai tempat tinggal manusia untuk menjalani dan
melanjutkan kehidupannya.,tanah yang memberi makan mereka, tanah di mana
mereka dimakamkan dan menjadi tempat kediaman orang-orang halus pelindungnya
serta arwah leluhurnya, selain penting bagi kehidupan manusia tanah juga penting
bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Bagi tumbuhan tanah merupakan sarana
bercocok tanam, sebagian besar tanaman memerlukan tanah sebagai media tumbuh
bagi tanaman, sebagai tempat penyokong tegaktumbuhnya bagian atas tanaman selain
itu juga sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Manfaat tanah bagi
hewan yaitu sebagai tempat berpijaknya dan untuk tumbuh kembang mencari sumber
makanan yang dibutuhkan hewan.
Bagi orang Indonesia, tanah adalah masalah yang paling pokok dari
banyaknya perkara perdata maupun pidana yang diajukan kepengadilan yaitu berkisar
sengketa mengenai tanah.Asas nasionalisme yang dianut Indonesia terhadap tanahnya
telah tercermin dalam UUPA. Negara Indonesia sebagai Negara berkembang yang
masih mengandalkan pertanian dan tanah yang menjadi dasar dari pertanian yang
menjadi sarana pokok dalam pertanian, hal ini telah diatur dalam dalam Undang-
Undang Dasar tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) yaitu “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.1
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa poin yang
penulis rumuskan sebagai berikut:
1
http://repository.unissula.ac.id/11568/5/4.%20BAB%20I.pdf
1. Apa definisi sewa menyewa tanah pertanian ?
2. Apa ketentuan sewa menyewa tanah pertanian ?
3. Bagaimana hukum sewa menyewa tanah pertanian?
4. Bagaimana Hubungan Landreform dalam sewa menyewa tanah pertanian?
C. Tujuan Penelitian
Disesuaikan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi sewa menyewa tanah pertanian
2. Untuk mengetahui ketentuan dalam sewa menyewa tanah pertanian
3. Untuk mengetahui hukum sewa menyewa tanah pertanian
4. Untuk mengetahui hubungan landreform dalam sewa menyewa tanah pertanian
BAB 2 PEMBAHASAN
Yang pertama mengenai definisi sewa menyewa yang disebutkan dalam kitab
undang undang hukum perdata pada buku ke III tentang perikatan pada bab ke VII
tentang sewa menyewa bagian ke satu ketentuan umum diartikan sebagai suatu
perjanjian yang dilakukan oleh satu pihak dengan cara mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya suatu kenikmatan atau manfaat barang
maupun jasa, selama waktu tertentu dengan kesanggupan suatu pembayaran.2
Sewa menyewa didefinisikan juga suatu kegiatan pemindahan hak guna atas
barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut3. Lahan pertanian merupakan bagian daratan dari
permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah dan segenap
faktor yang mempengaruhi penggunaanya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan
hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia yang
digunakan untuk usaha pertanian.
Sedangkan definisi sewa menyewa tanah pertanian itu sendiri diartikan suatu
transaksi yang mengizinkan orang lain mengerjakan atau mengelola tanah pertanian
untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan si penyewa dengan membayar uang sewa yang
tetap setiap sesudah panen atau tiap bulan, atau di tiap tahunnya4
Sebagaimana dalam hukum Islam, dalam bab ini akan disebutkan beberapa
syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus terpenuhi dalam sewa menyewa
khususnya dalam perjanjian sewa menyewa. Yang pertama beberapa syarat:
2
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Pradnya
Paramita, 2008), 381.
3
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Depok: Gema Insani, 2001),
58.
4
Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, (Bandung: PT Refika Aditanma,
2009), 93.
1. Syarat Subjektif (para pihak), yang dapat dibatalkan akad sewa menyewa tersebut
jika tidak memenuhi syarat subjektif, antara lain:
a. Kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum, maksudnya kedua belah pihak
harus cakap menurut hukum untuk melakukan atau bertindak sendiri.
b. Bersepakat saling mengikat antara kedua belah pihak, yaitu mempunyai kemauan
bebas untuk mengikat diri disertai dengan pernyataan, yang dapat dilakukan secara
tegas maupun diam-diam. Jika suatu perjanjian yang sah telah terjadi namun
terjadinya dikarenakan suatu dwang (paksaan), dwaling (kekhilafan) atau
bedrog(penipuan), maka perjanjian tersebut dianggap tidak ada.
2. Syarat Objektif (sesuatu yang disewakan), yang menyebabkan batalnya akad demi
hukum jika tidak memenuhi syarat objek dibawah ini:
a. Suatu objek tertentu yang akan dijadikan objek akad, misalnya tanah.
b.Dan sebab yang halal, tidak termasuk suatu yang terlarang.5
Indonesia merupakan negara yang dijuluki negara agraris yang memiliki lahan
pertanian yang sangat luas serta memiliki iklim yang tropis sehingga sangat cocok
untuk bercocok tanam. Dengan adanya hal ini, Indonesia memiliki regulasi yang
mengatur mengenai lahan pertanian, selain bertujuan menghindari diskriminasi juga
bertujuan untuk terselenggaranya peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya
petani, dan tujuan-tujuan lainnya.
5
Sri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia, (Malang: Bayumedia, 2007), 138-140.
6
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan..., 552
7
5 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1995), 94.
“Hak sewa adalah hak mempergunakan tanah milik orang lain oleh seseorang atau
suatu badan hukum untuk keperluan bangunan, dengan membayar pada pemiliknya
sejumlah uang sebagai sewa”.
Definisi tersebut sangat relevan dengan isi pasal 10 yang berisi asas kewajiban
mengerjakan atau mengusahakannya sendiri. Dalam definisi tersebut tanah hanya
disewakan untuk keperluan bangunan bukan untuk pertanian. Asas inilah yang
menjadi dasar daripada perubahan-perubahan dalam struktur pertanahan bahkan di
seluruh dunia yang sedang menyelenggarakan agrarian reform atau landreform.8
Selain menjadikan perubahan dalam struktur pertanahan landreform juga menjadikan
munculnya ketentuan-ketentuan batas minimum yang harus dimiliki seorang tani
sehingga para tani mendapatkan penghasilan yang cukup untuk hidup layak bagi
dirinya dan keluarga. Berdasarkan pasal 7 UUPA mengenai larangan penguasaan
tanah yang melampaui batas, dikarenakan akan merugikan kepentingan umum.9
Tujuan landreform sendiri ingin membuat masyarakat berlaku adil dan makmur
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya para petani. Berikut tujuan
lain landreform di Indonesia:11
8
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan..., 579.
9
Ibid., 551.
10
Ibid., 364.
11
Ibid., 367.
BAB 3 PENUTUP
A. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
Mereduksi data bisa berarti merangkum ,memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal- hal yang penting. Data yang dipilih di peroleh dari hasil yang di peroleh
berbagai artikel di internet .
3. Penyajian Data
B. Kesimpulan
Sewa menyewa tanah pertanian itu sendiri diartikan suatu transaksi yang
mengizinkan orang lain mengerjakan atau mengelola tanah pertanian untuk
dimanfaatkan sesuai kebutuhan si penyewa dengan membayar uang sewa yang tetap
setiap sesudah panen atau tiap bulan, atau di tiap tahunnya. Ketentuan dalam sewa
12
Ibid., 385.
menyewa terdiri dari dua shyarat yaitu syarat subjektif (para pihak) dan syarat
objektif ( sesuatu yang disewakan).