Disusun Oleh:
Grup : F
FAKULTAS HUKUM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Keberadaan Bank
Tanah Di Indonesia" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Agraria
Lanjutan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang keberadaan
Bank Tanah di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ferry Susanto
Limbong SH., Sp.N.,M.Hum selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Agraria
Lanjutan . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat. Jika tanah tidak tersedia untuk pembangunan yang diinginkan, jika
ditelisik lebih lanjut bukan berarti tidak ada tanah, tetapi tanah yang dibutuhkan
untuk pembangunan sudah diikat dengan hak atas tanah sehingga diperlukan
ekonomi politik ekonomi populis dengan ekonomi kapitalis neoliberal abad ini.
tanah dan harga tanah menjadi moneter karena tindakan spekulan terestrial, hasil
dari kelanjutan perkembangan fisik di semua wilayah yang stagnan, tanah akuisisi
dalam mendapatkan tanah dan semakin rumit dalam pelepasan hak atas tanah oleh
pemegang hak atas tanah yang tanahnya dibutuhkan untuk kepentingaan umum
belakangan ini, apabila dikaji pada dasarnya berakar pada tiga persoalan sebagai
berikut:
1
1) Regulasi yang kurang memadai baik dari segi yuridis formal maupun dari segi
yuridis materiil;
2) Kompensasi (ganti kerugian) yang tidak adil yang diterima oleh masyarakat
Bahwa dalam keadaan normal, siapa pun yang diperlukan dan pada akhir
apa pun (juga untuk proyek kepentingan publik), akuisisi lahan yang dikendalikan
yang membutuhkan dan pada hadiah (ganti kerugian), yang merupakan hak pemilik
hal-hal yang substansial dan menyangkut hajat hidup orang banyak seharusnya
bertentangan antara para pihak yang bertentangan dengan para pihak negara yang
sama. Bumi atau Tanah adalah media yang sangat penting untuk proses
1
Limbong, Bernhard. Bank tanah. Indonesia: Margaretha Pustaka, 2013, hal 48.
2
Limbong, Bernhard. Pengadaan tanah untuk pembangunan: regulasi, kompensasi,
penegakan hukum. Indonesia: Margaretha Pustaka, 2011, hal 136.
2
dalam jumlah yang sangat besar. Masalah yang paling umum adalah bahwa
berkepanjangan.3
Pengadaan tanah yang berbelit kemudian menjadikan hak dari pihak lain
sehingga potensi kesejahteraan yang akan didapat menjadi tidak dapat terwujud.
menjamin kepentingan hukum pihak pemilik lahan yang memang berhak atas
tanahnya.
3
Raffli Noor, “Manajemen Bank Tanah”, Jurnal Direktorat dan Tata Ruang BAPPENAS
Vol. I, (Maret 2014): 19.
3
Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Agraria bahwa setiap tanah memiliki fungsi sosial4 yang berarti kemanfaatan
penggunaan tanah tersebut tidak hanya dapat dimiliki oleh pemilik hak atas tanah
namun juga bagi masyarakat luas (kepentingan umum). Pengadaan tanah bagi
dengan memberikan ganti rugi yang layak dan adil kepada yang berhak.5 Prinsip
undang nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
tersebut pemilik tanah harus rela melepaskan tanahnya namun tidak boleh
dirugikan. Pemilik lahan berhak atas penggantian ganti rugi yang layak sesuai yang
telah diatur undang-undang. Akan tetapi, di dalam praktik kerap terjadi warga
pemilik lahan merasa jumlah ganti kerugian tidak sepadang dengan nilai kerugian
baik secara materiil maupun immateriil yang timbul akibat adanya pelepasan hak
Instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah saat ini untuk penyediaan
lahan untuk pembangunan adalah untuk melintasi mekanisme konsolidasi tanah dan
untuk wilayah pertanian atau kehutanan yang memiliki struktur properti yang
4
Pasal 18 UUPA berbunyi bahwa “Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan
bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak tanah dapat dicabut
dengan memberikan ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur undang-
undang”
5
Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
4
terbagi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, sementara rehabilitasi
ada pengaturan tersendiri mengenai hal tersebut. Kekurangan dari kedua instrumen
tersebut adalah penataan melalui pelepasan hak ataupun jual beli tanah baru
proses pengadaan tanah bisa saja berjalan tidak sesuai pada waktu yang
direncanakan. Selain kedua instrumen tersebut, bank tanah dapat digunakan sebagai
salah satu cara pengadaan tanah yang rendah konflik. Perbedaan konsep bank tanah
dengan dua instrumen yang telah adalah bank tanah ‘menyimpan’ tanah sebelum
B. Rumusan Masalah
5
7. Bagaimana penyelenggaraan Bank Tanah?
11. Bagaiman konsep dan pengaturan Bank Tanah dalam Undang – Undang Cipta
Kerja?
C. Tujuan Pembahasan
11. Memaparkan konsep Bank Tanah dalam Undang – Undang Cipta Kerja
6
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan amanat yang tercantum dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI 1945, yang
berbunyi:
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
Selain itu, pembentukan Bank Tanah merupakan amanat yang tercantum dalam
Pasal 40 Undang - Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang
berbunyi:
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.
Hal ini diperkuat dengan pada Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Pokok Agraria
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat (2) dan (3), pasal
9 ayat (2) serta pasal 10 ayat (1) dan (2) Pemerintah dalam rangka sosialisme
dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya:
7
b. untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, sesuai dengan
pertambangan.
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah yang
merupakan peraturan pelaksanaan Pasal 135 Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020
Bank Tanah adalah salah satu sarana manajemen sumber daya yang penting
bank tanah adalah kontrol pasar dan stabilisasi tanah pasar lokal. Bank tanah
mewujudkan tujuan bank tanah. Didukung oleh regulasi yang memadai dan
6
Bernhard Limbong, Bank Tanah, (Jakarta: Margaretha Pustaka, 2013), hal 45.
8
kelembagaan yang kuat, manajemen bank tanah pada akhirnya bisa mewujudkan
enam fungsi bank tanah, yaitu penghimpun tanah (land keeper); sebagai pengaman
dan sebagai penyalur tanah (land distributor). Kegiatan bank tanah secara
penggunaan tanah.7
Pada konsep bank tanah pada dasarnya menghimpun tanah dari masyarakat
terutama yang ditelantarkan dan tanah negara yang belum digunakan, kemudian
rencana penggunaan tanah. Jadi bank tanah juga merupakan sarana manajemen
tanah dalam rangka pemanfaatan dan penggunaan tanah agar lebih produktif
dengan cara memperoleh tanah sebelum adanya kebutuhan, sehingga harga tanah
masih murah.
Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah badan
khusus (sui geneis) yang merupakan badan hukum Indonesia yang dibentuk
tanah.
7
Ibid
9
Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dibentuk Bank Tanah yang
Berdasarkan pasal tersebut, maka Bank Tanah adalah salah satu Badan Hukum di
Indonesia.
Bank Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi kewenangan khusus
untuk:
a. kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
c. kepentinganpembangunannasional;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria.
melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk kemakmuran rakyat
Indonesia.
kawasan hutan.
10
Berdasarkan pasal 2 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Dari pasal tersebut Bank Tanah bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Komite Bank Tanah. Pengertian mengenai Komite Bank Tanah diatur dalam pasal 1
Komite Bank Tanah yang selanjutnya disebut Komite adalah komite yang
Berdasarkan pasal tersebut, dapat kita ketahui bahwa kekayaan pada Bank Tanah
merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan. Hal ini sesuai dengan Sesuai dengan
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara). Pasal 2 Undang –
Undang Keuangan Negara menentukan ruang lingkup keuangan negara yang antara
lain meliputi kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah dan
kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
Pemerintah. 8
8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
11
Berdasarkan pasal tersebut, dapat kita ketahui bahwa Bank Tanah berada di Ibu Kota
Negara Indonesia, yaitu Jakarta dan dapat memiliki kantor perwakilan di seluruh
Dengan demikian bank tanah adalah akuisisi tanah (pengadaan tanah) secara
sistematis terhadap tanah yang belum dikembangkan, tanah terlantar atau yang
Pengadaan tanah oleh pemerintah yang dilakukan bank tanah diadakan untuk
penggunaan masa depan dan dalam rangka menerapkan kebijakan tanah publik.
indikator, yakni (1) regulasi, (2) jenis, (3) pihak-pihak, dan (4) mekanisme
setiap negara, karena disesuaikan dengan ideologi, sistem hukum, dan kondisi
sosial ekonomi dari masing-masing negara. Pengaturan bank tanah sebagai upaya
untuk mewujudkan aset tanah negara yang berkeadilan dapat tercapai dengan
12
tanah harus dimasukkan dalam asas dan norma hukum pada muatan rancangan
a. perencanaan;
b. perolehan tanah;
c. pengadaan tanah;
13
d. pengelolaan tanah;
f. pendistribusian tanah.
rencana jangka menengah dan rencana tahunan. Hal ini sesuai dengan pasal 5
meliputi:
c. rencana tahunan.
perencanaan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun10, dan rencana tahunan
menengah nasional dan rencana tata ruang12 dan ditetapkan oleh kepala Badan
9
Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
10
Pasal 5 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
11
Pasal 5 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
12
Pasal 5 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
14
Pelaksana setelah mendapat persetujuan dari Komite13 dalam menetapkan
dan/atau tanah dari pihak lain. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
berasal dari:
d. tanah timbul;
13
Pasal 5 ayat 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
14
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan
Bank Tanah
15
Yang dimaksud dengan "tanah hasil reklamasi" adalah tanah hasil reklamasi
peraturan perundangundangan.
Yang dimaksud dengan "tanah bekas tambang" adalah lahan pasca tambang
undangan.
kawasan.
kota.
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah;
e. badan usaha;
g. masyarakat15
Yang dimaksud dengan "tanah yang berasal dari Pemerintah Pusat" adalah
tanah yang dikuasai atau digunakan untuk kepentingan Pemerintah Pusat baik yang
15
Pasal 8 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
16
Yang dimaksud dengan "tanah yang berasal dari Pemerintah Daerah" adalah
a. pembelian;
c. tukar menukar;
tanah secara langsung. Hal ini sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
langsung.
pemeliharaan dan pengamanan tanah dan pengendalian tanah. Hal ini dapat dilihat
16
Pasal 8 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
17
Pengelolaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf
a. pengembangan tanah;
c. pengendalian tanah.
peningkatan kemanfaatan dan penggunaan tanah hasil perolehan Bank Tanah untuk
kegiatan usaha secara optimal dari segi ekonomi, sosial, dan fisik.
b. peremajaan kota;
d. konsolidasi lahan;
e. pembangunaninfrastruktur;
kawasan berbasis berbagai macam fungsi yang terintegrasi dalam satu kawasan
17
Pasal 11 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
18
1. pengembangan kawasan terpadu dengan sistem transportasi/ transit
oriented development ;
infrastruktur dasar antara lain pematangan tanah, pembuatan saluran air, listrik, dan
jalan.
strategis dan belum termuat dalam rencana tata ruang, kegiatan pengembangan
18
Pasal 11 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
19
Pasal 11 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
20
Pasal 11 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
19
ruang21 yang dikeluarkan oleh Menteri dan menjadi dasar dalam pelaksanaan
Pemeliharaan dan pengamanan tanah terdiri atas Aspek Hukum dan Aspek Fisik23.
a. Aspek Hukum
Aspek hukum meliputi kepastian hukum hak atas tanah dan aktif dalam
upaya hukum mempertahankan kepastian hukum hak atas tanah baik di luar
b. Aspek Fisik.
21
Pasal 11 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
22
Pasal 11 ayat 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
23
Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
24
Pasal 12 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
25
Pasal 12 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
26
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
20
Yang dimaksud dengan "pengendalian penguasaan tanah" adalah
tata ruang dan program prioritas yang ditetapkan oleh Bank Tanah.
terhadap harga dan nilai tanah yang ditetapkan dan dikendalikan sehingga harga
dengan pihak lain. Hal ini tercantum dalam Pasal 14 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
a. jual beli;
b. sewa;
d. hibah;
27
Pasal 14 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
21
Dengan memperhatikan asas kemanfaatan dan asas prioritas28.
Yang dimaksud dengan "jual beli" adalah hasil dari kerja sama pemanfaatan
tanah kepada pihak lain yang diberikan hak atas tanah dan hak turunannya tanpa
Yang dimaksud dengan "hibah" adalah hasil dari kerja sama pemanfaatan
tanah tanpa memperoleh penggantian kepada pihak lain yang diberikan hak atas
tanah dan hak turunannya tanpa melepas atau mengurangi Hak Pengelolaan.
Bank Tanah yang memberikan manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat,
a. kementerian/lembaga;
b. Pemerintah Daerah;
28
Pasal 14 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
29
Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
30
Pasal 15 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
22
kepentingan pembangunan, kepentingan konsolidasi lahan, dan reforma agraria.
Yang dimaksud dengan "pembagian tanah" adalah dalam rangka redistribusi tanah
dilakukan oleh Bank Tanah berbeda dengan redistribusi tanah yang merupakan
pembagian tanah secara langsung kepada orang atau entitas oleh kementerian yang
ruang.
a. Kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
c. kepentinganpembangunan nasional;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria.31
31
Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
23
b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan
j. rumah sakit;
l. pemakaman umum;
r. prasarana olahraga;
v. kawasan industri;
24
w. kawasan pariwisata;
y. kawasanpengembanganteknologi.32
lainnya.33
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka
32
Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
33
Pasal 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
34
Pasal 19 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
35
Pasal 20 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
25
meningkatkan kualitas lingkungan serta untuk efisiensi dan optimalisasi
pembangunan.36
redistribusi tanah37 yang paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari tanah negara
dan tahunan;
36
Pasal 21 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
37
Pasal 22 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
38
Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
39
Pasal 22 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
26
e. melakukan pemanfaatan t.anah melalui kerja sama pemanfaatan
Bahwa Bank Tanah bersifat transparan, akuntabel dan nonprofit. Hal ini
materiil dan relevan mengenai Bank Tanah secara akurat dan tepat waktu.
27
c. melakukan pengadaan tanah; dan
dan dasar pemanfaatan kawasan Bank Tanah41 serta ditetapkan oleh kepala Badan
Pelaksana42.
Tarif pelayanan merupakan tarif pemanfaatan tanah dalam bentuk sewa, sewa
beli, jual beli, dan bentuk lainnya44 ditetapkan oleh kepala Badan Pelaksana45 dan
Pelaksana46.
Kepala Badan Pelaksana dapat memberikan besaran tarif, jangka waktu, dan
tata cara pembayaran yang kompetitif47. Serta Bank Tanah dapat menerima
40
Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
41
Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
42
Pasal 24 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
43
Pasal 25 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
44
Pasal 26 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
45
Pasal 26 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
46
Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
47
Pasal 26 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
28
pembayaran dalam bentuk penyertaan modal sementara pada pihak lain yang
Yang dimaksud dengan "besaran tarif yang kompetitif" adalah besaran tarif
waktu pembayaran besaran tarif dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan para
pihak.
Yang dimaksud dengan "tata cara pembayaran yang kompetitif" adalah tata
agraria. yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepentinganpembangunannasional;
d. konsolidasi lahan.
48
Pasal 26 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
29
b. pendapatan sendiri;
Dari pasal diatas, dapat diketahui bahwa sumber kekayaan Bank Tanah
penyertaan modal Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
adalah adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
merupakan pendapatan yang diperoleh dari kerja sama usaha, kerja sama
pemanfaatan tanah, dan pendapatan lainnya yang sah50 dan digunakan langsung
dapat berupa:
49
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara
50
Pasal 30 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
51
Pasal 30 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
30
g. hasil pelepasan aset;
h. hasil dari imbal hasil surat berharga yang diterbitkan Negara Republik Indonesia;
k. hasil lainnya yang sah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan
Pelaksana.52
Yang dimaksud bunga bank antara lain berasal dari giro dan deposito.
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
Dari pasal tersebut, struktur bank tanah terdiri atas Komite, Dewan Pengawas,
Badan Pelaksana.
dan Badan Pelaksana merupakan organ Bank Tanah54 yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Badan Pelaksana dalam menj alankan
52
Pasal 30 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
53
Pasal 31 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
54
Pasal 31 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
31
kegiatan penyelenggaraan Bank Tanah55 dan Badan Pelaksana bertanggungjawab
atas penyelenggaraan Bank Tanah untuk kepentingan dan tujuan Bank Tanah, serta
sebagai anggota;
banyak 7 (tujuh) orang, dengan 1 (satu) orang sebagai ketua merangkap anggota61.
55
Pasal 31 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
56
Pasal 31 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
57
Pasal 32 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
58
Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
59
Pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
60
Pasal 33 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
61
Pasal 33 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
32
(empat) orang yang berasal dari unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang dipilih
Badan Pelaksana terdiri atas kepala dan deputi63, yangmana jumlah deputi
ditetapkan oleh ketua Komite64. Kepala dan deputi diangkat dan diberhentikan oleh
ketua Komite65 serta Pengangkatan dan pemberhentian kepala dan deputi dapat
Bank Tanah dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam menyelenggarakan
Dari pasal tersebut, dapat diketahui bahwa Bank Tanah dapat bekerja sama dengan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha, badan hukum milik
negara, badan hukum swasta, masyarakat, koperasi, dan/atau pihak lain yang
62
Pasal 33 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
63
Pasal 34 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
64
Pasal 34 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
65
Pasal 34 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
66
Pasal 34 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
33
sah67serta Bank Tanah dapat menerima tanah titipan dan mengelola dalam bentuk
menghentikan atau membatalkan kerja sama secara sepihak apabila tanah dialihkan,
kesepakatan kerja sama71 yang didahului dengan pemberian teguran tertulis dari
Dan jika terjadi perubahan rencana pemanfaatan tanah oleh Bank Tanah,
memanfaatkan tanah73.
Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan Hak Pengelolaan sesuai dengan
67
Pasal 36 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
68
Pasal 36 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
69
Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
70
Pasal 37 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
71
Pasal 38 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
72
Pasal 38 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
73
Pasal 39 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
74
Pasal 40 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
34
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah,
yang berbunyi:
c. Hak Pakai.
Pemberian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan hak atas
Berdasarkan pasal tersebut, ha kata tanah hak pengelolaan dapat diberi Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai, yangmana penyerahan dan/atau
penggunaan atas bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan diberikan kepada pihak lain
dengan perjanjian75.
yang menyatakan bahwa: "Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih".
berjanji pada orang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan satu
75
Pasal 40 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
76
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2007, hlm. 1
35
dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih”, jadi pengertian perjanjian adalah suatu perbuatan
hukum dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan dirinya terhadap dua
Jangka waktu Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan dapat diberikan
perpanjangan jangka waktu hak dan pembaruan hak apabila sudah digunakan
Dan Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta
diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun79 dan dapat beralih dan dialihkan
setiap peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-
77
R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 2007, hlm. 49
78
Pasal 40 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
79
Pasal 35 ayat 2 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
80
Pasal 35 ayat 3 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
81
Pasal 38 ayat 1 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
36
(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
Agraria.
biaya tersebut.
hapusnya hak guna-bangunan serta sahnya peralihan hak tersebut, kecuali dalam
Hak Guna Bangunan dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak
82
Pasal 38 ayat 2 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria
83
Pasal 39 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
37
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat
tidak dipenuhi;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna-bangunan dan tidak lagi
memenuhi syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka
waktu 1 tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain
yang memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang
dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena hukum,
Bank Tanah memberikan jaminan perpanjangan dan pembaruan hak atas tanah di
atas Hak Pengelolaan sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam perjanjian84
84
Pasal 40 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
85
Pasal 40 ayat 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
38
Dalam hal tertentu, Bank Tanah dapat mengikat perjanjian perdata untuk
jangka waktu yang lebih kompetitif86. Hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan dapat
didasarkan pada tata kelola yang baik88 , berdasarkan prinsip kemandirian dan
intern90.
Yang dimaksud dengan "tata kelola yang baik" adalah pengelolaan anggaran
pembangunan nasional.
86
Pasal 40 ayat 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
87
Pasal 40 ayat 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
88
Pasal 42 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
89
Pasal 42 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
90
Pasal 42 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
39
berharga, dan kesesuaian terhadap rencana usaha. Hal ini diatur dalam Pasal 42 ayat
rupiah)91 dalam bentuk kas, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin
dan/atau aset tetap lainnya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 43 ayat 2 yang
berbunyi :
Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam bentuk:
a. kas;
b. tanah;
Selain itu, Bank Tanah dapat diberikan modal tambahan yang berasal dari
kapitalisasi dari akumulasi hasil usaha Bank Tanah dan/atau penyertaan modal
91
Pasal 43 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
92
Pasal 43 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
40
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan93 dan
Dari Pasal tersebut, Bank Tanah dapat melakukan pinjaman dalam rangka
rencana kerja dan anggaran Bank Tanah. Yang mana Pelaksanaan pinjaman harus
b. menerbitkan obligasi.
93
Pasal 43 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
94
Pasal 43 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
95
Pasal 44 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
41
Bank Tanah dapat melakukan penghapusan aset tetap non tanah dari
Dari pasal tersebut, Bank Tanah dapat melakukan penghapusan aset tetap non tanah
dari pembukuan atau neraca Bank Tanah. Yang dimaksud dengan "penghapusan
aset tetap non tanah" adalah penghapusan aset yang digunakan dalam kegiatan
akuntansi keuangan.
Sehingga dapat kita ketahui bahwa Penyusunan laporan keuangan Bank Tanah
laporan keuangan yang menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu
96
Penjelasan Pasal 45 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2021 Tentang Badan Bank Tanah
42
SAK berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas
Pasal 125
(2) Badan bank tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
dipisahkan,
97
Zasya, Standar Akuntansi Keuangan dan Jenisnya yang Berlaku di Indonesia, diaksed
dari https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi-keuangan , pada
tanggal 24 Mei 2021
43
Pasal 126
(1) Badan bank tanah menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi
berkeadilan, untuk:
a. kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria
ayat (1) huruf f paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari tanah negara yang
Pasal 127
Pasal 128
b. Pendapatan sendiri;
44
d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 129
(1) Tanah yang dikelola badan bank tanah diberikan hak pengelolaan.
(2) Hak atas tanah di atas hak pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberikan hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak
pakai.
(3) Jangka waktu hak guna bangunan di atas hak pengelolaan sebagaimana
pemberian haknya.
undangan.
Pasal 130
Badan bank tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 terdiri atas:
45
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
Pasal 131
(1) Komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 huruf a diketuai oleh
Pasal 132
(1) Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang terdiri dari
4 (empat) orang unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang dipilih oleh
Pemerintah Pusat.
(2) Terhadap calon unsur profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada ayat (2), paling sedikit 2 (dua) kali jumlah yang dibutuhkan.
Pasal 133
46
(2) Jumlah Deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Ketua Komite.
(3) Kepala dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Komite.
Pasal 134
Pasal 135
Pasal 125 memuat penjelasan beserta fungsi yang akan dijalankan oleh bank tanah.
Lalu, Pasal 126 menjelaskan sifat bank tanah yang menjamin ketersediaan tanah
untuk masyarakat.
Kemudian, Pasal 127 menyebutkan bahwa badan bank tanah akan melaksanakan
tugas dan wewenang yang bersifat transparan, akuntabel, dan non profit.
Pasal 128-129 memuat ketentuan sumber kekaayaan badan bank tanah, pengelolaan
Pasal 130-135 memuat penjelasan dari masing-masing organisasi pada badan bank
tanah.
47
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI 1945, Pasal 40 Undang - Undang Nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi, Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Pokok
Cipta Kerja.
Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, Badan Bank Tanah
yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah badan khusus (sui geneis) yang
dan tahunan;
48
d. melakukan pengelolaan tanah dari kegiatan pengembangan,
b. pendapatan sendiri;
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
7. Bank Tanah dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam menyelenggarakan
49
8. Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan Hak Pengelolaan sesuai dengan
Pengelolaan dapat diberi Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai.
B. Saran
berdampak kepada hak dan kewajiban pihak lain yang harus dilindungi.
50
DAFTAR PUSTAKA
51