Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anisya Rahmawati

NIM : 190200537
Grup :G
Tugas Hukum Ekonomi
PANDEMI GLOBAL VIRUS COVID-19
SEBUAH ISU PEREKONOMIAN

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona menyebabkan
penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-
CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya
ditularkan antara hewan dan manusia. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan
kasus COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health
Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”.
Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai saat ini terdapat 93
negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke
berbagai belahan dunia membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi
dan pariwisata. China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan
impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Adanya virus Corona
yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada
perdagangan dunia termasuk di Indonesia. Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu
bara dan kelapa sawit akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan
harga komoditas dan barang tambang. Penerimaan pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan
padahal perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami penurunan yang disebabkan karena
China merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu, penyebaran virus Corona juga
mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China menjadi pusat produksi barang dunia.
Apabila China mengalami penurunan produksi maka global supply chain akan terganggu dan dapat
mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Indonesia juga sangat
bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part
elektronik, komputer dan furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati saat
membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar. Investor bisa
menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya berubah. Di bidang
investasi, China merupakan salah satu negara yang menanamkan modal ke Indonesia. Pada 2019, realisasi
investasi langsung dari China menenpati urutan ke dua setelah Singapura. Terdapat investasi di Sulawesi
berkisar US $5 miliar yang masih dalam proses tetapi tertunda karena pegawai dari China yang terhambat
datang ke Indonesia .

Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari China
untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan
penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku
pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak yang menunda pemesanan
tiket liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus Corona. Keadaan ini menyebabkan
pemerintah bertindak dengan memberikan diskon untuk para wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam,
Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga
memberlakukan aturan dimana maskapai penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen slot
penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa agar tidak kehilangan slot ke maskapai pesaingnya.
Bukan hanya di Indonesia yang membatasi perjalanan ke China, namun negara-negara yang lain seperti
Italia, China, Singapura, Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama.

Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019 yang mencakup
12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran virus Corona menyebabkan
wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti
hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona.
Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel.
Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya
adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang
sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan
Jakarta. Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika
wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan menurun. Berdasarkan data Bank
Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro
banyak menyerap tenaga kerja.
Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus Corona ini
adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4.75%, suku bunga
Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi
5.50%. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah
tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19. Bank Indonesia
akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas
eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi .

Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan dampak
positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah terbukanya peluang pasar ekspor baru selain
China. Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah
akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada menarik keuntungan dari
luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi bisa stabil meskipun
perekonomian global sedang terguncang.

Dampak yang disebabkan oleh virus Corona bukan hanya di Indonesia saja melainkan di
beberapa negara di belahan dunia. Pada tanggal 22-23 Februari 2020 telah berlangsung pertemuan G20
yang diadakan di Arab Saudi. Anggota G20 ini terdiri dari Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil,
Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika
Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan Uni Eropa. Wabah virus Corona menjadi topik diskusi pada
pertemuan tersebut. Dalam pertemuan G20, negara-negara G20 menyampaikan simpati kepada
masyarakat dan negara yang terdampak virus Corona, khususnya China. Munculnya berbagai tekanan
global, salah satunya adalah Covid-19 mendorong negara-negara G20 untuk meningkatkan kerja sama
dengan mempererat kerja sama internasional. Negara-negara G20 juga sepakat memperkuat pemantauan
terhadap risiko global khususnya yang berasal dari Covid-19, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap
berbagai potensi risiko dan sepakat untuk mengimplementasikan kebijakan yang efektif baik dari sisi
moneter, fiskal, maupun struktural .

Arab Saudi yang menjadi Presidensi G20 pada tahun 2020 mengusung tema “Realizing The
Opportunity of The 21st Century”. Hal ini dilatarbelakangi perkembangan teknologi yang sangat pesat
sehingga mengubah tatanan perekonomian global menuju ekonomi dan keuangan digital. Namun,
partisipasi masyarakat dalam perekonomian khususnya kelompok muda, perempuan dan UMKM
dipandang belum optimal, sehingga membutuhkan upaya untuk membuka akses kepada mereka dalam
kegiatan perekonomian melalui pemanfaatan teknologi. Selain itu, agenda Presidensi G20 adalah
pengembangan pasar modal domestik dan penguatan pengaturan dan pengawasan sektor keuangan.
Di sektor keuangan, penguatan sistem keuangan melalui implementasi agenda reformasi sektor
keuangan dan pemanfaatan teknologi menjadi fokus para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral
negara-negara G20. Rencana Financial Stability Board (FSB), Committee on Payments and Market
Infrastructure dan Standard Setting Bodies (SSBs) dalam menyusun peta jalan (roadmap) penguatan
sistem pembayaran lintas negara disambut baik oleh G20. Gubernur Bank Indonesia menyampaikan
dukungan Indonesia atas agenda Presidensi G20 Arab Saudi khususnya cross borde payments dan transisi
LIBOR (London Interbank Offered Rate).

Bank Indonesia (BI) bahkan mengkaji ulang proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.
Sebelumnya pada rapat dewan gubernur (RDG) BI periode Februari 2020, bank sentral menurunkan
proyeksi ekonomi menjadi 5%-5,4% lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 5,1%-5,5%.

Masyarakat Indonesia sedang mempertimbangkan opsi alternatif, seperti belanja online atau
pengiriman rumah, sudah mulai banyak orang di Indonesia yang Menghabiskan lebih banyak untuk
pembelian online dalam 2 minggu terakhir, bahkan karena sudah banyak perusahaan yang
memberlakukan Work From Home (WFH), banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa Order makanan
seperti GRAB FOOD dan GOFOOD sebagai jasa Pengiriman makanan yang di pesan lebih sering oleh
masyarakat Indonesia dalam 2 minggu terakhir.

Di Indonesia sendiri, seiring dengan WFH juga menunjukkan terjadi peningkatan konsumsi
media pada platform seperti Facebook atau Instagram dimana lebih dari 30% mengujungi Facebook dan
36% mengunjung Instagram lebih sering dibandingkan biasanya.

Secara umum, kekhawatiran tentang orang lain lebih penting daripada orang yang terpapar virus.
Data dari Google sendiri menjabarkan juga hasil pencarian yang menjadi tertinggi adalah mengenai
perkembangan Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia. Dikarenakan tidak adanya vaksin yang ada
saat ini untuk Virus Corona (Virus Covid 19) menyebabkan masyarakat lebih takut dan mulai peduli
perihal penyabab Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia.

Sehubungan dengan itu pula, banyak masyarakat yang mulai mengurangi kegiatan diluar ruangan.
masyarakat lebih banyak beralih ke menghabiskan waktu online. Seperti yang kita ketahui, Youtube
mengalami peningkatan yang signifikan selama terjadinya Virus Corona (Virus Covid 19) dimana ada
41% pencarian youtube untuk Berita Lokal terkait perkembangan Virus Corona (Virus Covid 19). Secara
dampak diperekonomian Indonesia sendiri, salah satu faktor dari Virus Corona (Virus Covid 19)
menyebabkan kurs dollar terhadap rupiah meninggi hingga mencapat 16.000 / $US. Bahkan laporan dari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan terjadi penurunan dalam beberapa minggu terkahir.
Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa
Efek Indonesia.

Referensi :

1. https://www.academia.edu/download/62972232/UTS_Anggy_Lia_Indriani20200415-84035-
14wani2.pdf

2. Ngerinya Ramalan S&P Soal Corona ke Ekonomi, RI Bisa Selamat - Halaman 2. (n.d.). 2020

3. Sejauh Mana Virus Corona Bisa Memukul Ekonomi Dunia - Tirto. (n.d.). 2020

4. Waw, RI Disebut Paling Aman dari Dampak Ekonomi Corona. (n.d.). 2020

5. BPS Virus Corona Sebabkan Ekspor dan Impor Indonesia-Tiongkok Turun - Berita Katadata.
(n.d.). 2020
6. Sri Pudyatmoko,2009,Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, Jakarta: Grasindo,
7. Kajian Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima
Program BLT 2005 di Indonesia/Meuthia Rosfadhila et al. -- Jakarta: Lembaga Penelitian
SMERU, 2013.
8. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/13/jumlah-penduduk-indonesia-
diproyeksikan-mencapai-270-juta-pada-2020
9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
10. Sistem Perlindungan Sosial Indonesia ke Depan: Perlindungan Sosial Sepanjang Hayat bagi
Semua, Tim Kelompok Kerja Kebijakan Bantuan Sosial Kantor Sekretariat Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Jakarta: TNP2K, 2018.
11. Yanu Prasetyo, Jaminan Penghasilan Dasar untuk Darurat COVID-19 di Indonesia, IndoBIG
Network: 2020.ReferencesTabel

12. Pasardana, 2020, Penjelasan Sri Mulyani Terkait Sumber Pendanaan Untuk Penanganan Covid--
19 di Indonesia. https://pasardana.id/news/2020/4/2/penjelasan-sri-mulyani-terkait-sumber-
pendanaan-untuk-penanganan-covid-19-di-indonesia/ [Online] Tersedia: [2 April 2020].
13. cnbcindonesia.com, 2020. Sri Mulyani: Puncak Positif Covid-19 di RI Pada April-Mei
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200401093607-4-148938/sri-mulyani-puncak-positif-
covid-19-di-ri-pada-april-mei. [Online] Tersedia: [1 April 2020].

14. cnbcindonesia.com,2020. Jangan Khawatir, Ternyata Ini Tujuan Global Bond Terbesar RI!
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200413131523-4-151515/jangan-khawatir-ternyata-ini-
tujuan-global-bond-terbesar-ri. [Online] Tersedia: [13 April 2020].

Anda mungkin juga menyukai