Disusun Oleh:
Grup : F
FAKULTAS HUKUM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Keberadaan
Bank Tanah Di Indonesia" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................7
1. Dasar Hukum Bank Tanah di Indonesia............................................................7
2. Pengertian dan Konsep Bank Tanah..................................................................8
3. Fungsi dan Tugas Bank Tanah..........................................................................13
4. Kewenangan Bank Tanah..................................................................................27
5. Aset Bank Tanah................................................................................................29
6. Struktur Bank Tanah.........................................................................................31
7. Penyelenggaraan Bank Tanah...........................................................................33
8. Hak Atas Tanah Bank Tanah............................................................................34
9. Pengelolaan Keuangan pada Bank Tanah........................................................39
10. Pertanggungjawaban Keuangan pada Bank Tanah......................................42
11. Bank Tanah dalam Undang – Undang Cipta Kerja......................................43
BAB III PENUTUP........................................................................................................48
A. Kesimpulan............................................................................................................48
B. Saran.......................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................51
ii
BAB I
PENDAHULUAN
membutuhkan lahan di satu sisi dan pesatnya pertumbuhan penduduk di sisi lain
lahan terus meningkat. Jika tanah tidak tersedia untuk pembangunan yang
diinginkan, jika ditelisik lebih lanjut bukan berarti tidak ada tanah, tetapi tanah
yang dibutuhkan untuk pembangunan sudah diikat dengan hak atas tanah
ekonomi politik ekonomi populis dengan ekonomi kapitalis neoliberal abad ini.
tanah dan harga tanah menjadi moneter karena tindakan spekulan terestrial, hasil
dari kelanjutan perkembangan fisik di semua wilayah yang stagnan, tanah akuisisi
dalam mendapatkan tanah dan semakin rumit dalam pelepasan hak atas tanah oleh
pemegang hak atas tanah yang tanahnya dibutuhkan untuk kepentingaan umum
1
belakangan ini, apabila dikaji pada dasarnya berakar pada tiga persoalan sebagai
berikut:
1) Regulasi yang kurang memadai baik dari segi yuridis formal maupun dari segi
yuridis materiil;
2) Kompensasi (ganti kerugian) yang tidak adil yang diterima oleh masyarakat
Bahwa dalam keadaan normal, siapa pun yang diperlukan dan pada akhir
apa pun (juga untuk proyek kepentingan publik), akuisisi lahan yang dikendalikan
mereka yang membutuhkan dan pada hadiah (ganti kerugian), yang merupakan
mengatur hal-hal yang substansial dan menyangkut hajat hidup orang banyak
1
Limbong, Bernhard. Bank tanah. Indonesia: Margaretha Pustaka, 2013, hal 48.
2
Limbong, Bernhard. Pengadaan tanah untuk pembangunan: regulasi, kompensasi,
penegakan hukum. Indonesia: Margaretha Pustaka, 2011, hal 136.
2
pengembangan kepentingan publik, ini yang mensyaratkan kepentingan yang
bertentangan antara para pihak yang bertentangan dengan para pihak negara yang
sama. Bumi atau Tanah adalah media yang sangat penting untuk proses
dalam jumlah yang sangat besar. Masalah yang paling umum adalah bahwa
berkepanjangan.3
Pengadaan tanah yang berbelit kemudian menjadikan hak dari pihak lain
sehingga potensi kesejahteraan yang akan didapat menjadi tidak dapat terwujud.
3
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap
menjamin kepentingan hukum pihak pemilik lahan yang memang berhak atas
tanahnya.
pokok Agraria bahwa setiap tanah memiliki fungsi sosial 4 yang berarti
kemanfaatan penggunaan tanah tersebut tidak hanya dapat dimiliki oleh pemilik
hak atas tanah namun juga bagi masyarakat luas (kepentingan umum). Pengadaan
menyediakan tanah dengan memberikan ganti rugi yang layak dan adil kepada
pengadaan tanah tersebut pemilik tanah harus rela melepaskan tanahnya namun
tidak boleh dirugikan. Pemilik lahan berhak atas penggantian ganti rugi yang
layak sesuai yang telah diatur undang-undang. Akan tetapi, di dalam praktik kerap
terjadi warga pemilik lahan merasa jumlah ganti kerugian tidak sepadang dengan
nilai kerugian baik secara materiil maupun immateriil yang timbul akibat adanya
pembangunan yang disertai adanya pengadaan tanah akan berujung pada konflik
berlarutlarut.
4
Pasal 18 UUPA berbunyi bahwa “Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan
bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak tanah dapat dicabut
dengan memberikan ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur undang-
undang”
5
Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
4
Instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah saat ini untuk
lahan di daerah pedesaan untuk wilayah pertanian atau kehutanan yang memiliki
instrumen tersebut adalah penataan melalui pelepasan hak ataupun jual beli tanah
menyebabkan proses pengadaan tanah bisa saja berjalan tidak sesuai pada waktu
yang direncanakan. Selain kedua instrumen tersebut, bank tanah dapat digunakan
sebagai salah satu cara pengadaan tanah yang rendah konflik. Perbedaan konsep
bank tanah dengan dua instrumen yang telah adalah bank tanah ‘menyimpan’
B. Rumusan Masalah
5
1. Apa saja dasar hukum mengenai Bank Tanah di Indonesia?
11. Bagaiman konsep dan pengaturan Bank Tanah dalam Undang – Undang Cipta
Kerja?
C. Tujuan Pembahasan
6
3. Menjelaskan bagaimana fungsi dan tugas bank tanah.
11. Memaparkan konsep Bank Tanah dalam Undang – Undang Cipta Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
7
1. Dasar Hukum Bank Tanah di Indonesia
merupakan amanat yang tercantum dalam Pasal 28 H ayat (1 ) UUD NRI 1945, yang
berbunyi:
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
dalam Pasal 40 Undang - Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yang berbunyi:
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat (2) dan (3), pasal
9 ayat (2) serta pasal 10 ayat (1) dan (2) Pemerintah dalam rangka
peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan
8
d. untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan
pertambangan.
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah yang
Bank Tanah adalah salah satu sarana manajemen sumber daya yang penting
dalam bank tanah adalah kontrol pasar dan stabilisasi tanah pasar lokal. Bank
masa yang akan datang, efisiensi APBN/ APBD, mengurangi konflik dalam
tanah dalam mewujudkan tujuan bank tanah. Didukung oleh regulasi yang
memadai dan kelembagaan yang kuat, manajemen bank tanah pada akhirnya bisa
mewujudkan enam fungsi bank tanah, yaitu penghimpun tanah (land keeper);
9
penilaitanah (land appraisal); dan sebagai penyalur tanah (land distributor).
Kegiatan bank tanah secara konseptual harus memuat kebijakan dan strategi
Pada konsep bank tanah pada dasarnya menghimpun tanah dari masyarakat
terutama yang ditelantarkan dan tanah negara yang belum digunakan, kemudian
rencana penggunaan tanah. Jadi bank tanah juga merupakan sarana manajemen
tanah dalam rangka pemanfaatan dan penggunaan tanah agar lebih produktif
dengan cara memperoleh tanah sebelum adanya kebutuhan, sehingga harga tanah
masih murah.
Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah badan
khusus (sui geneis) yang merupakan badan hukum Indonesia yang dibentuk
tanah.
Berdasarkan pasal tersebut, maka Bank Tanah adalah salah satu Badan Hukum di
Indonesia.
7
Ibid
10
Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
berkeadilan, untuk:
a. kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
c. kepentinganpembangunannasional;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria.
berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk
kawasan hutan.
11
Berdasarkan pasal 2 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Dari pasal tersebut Bank Tanah bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Komite Bank Tanah. Pengertian mengenai Komite Bank Tanah diatur dalam pasal 1
Komite Bank Tanah yang selanjutnya disebut Komite adalah komite yang
Berdasarkan pasal tersebut, dapat kita ketahui bahwa kekayaan pada Bank Tanah
merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan. Hal ini sesuai dengan Sesuai dengan
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU Keuangan Negara). Pasal 2
8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
12
Berdasarkan Pasal 2 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Berdasarkan pasal tersebut, dapat kita ketahui bahwa Bank Tanah berada di Ibu Kota
Negara Indonesia, yaitu Jakarta dan dapat memiliki kantor perwakilan di seluruh
Dengan demikian bank tanah adalah akuisisi tanah (pengadaan tanah) secara
sistematis terhadap tanah yang belum dikembangkan, tanah terlantar atau yang
Pengadaan tanah oleh pemerintah yang dilakukan bank tanah diadakan untuk
penggunaan masa depan dan dalam rangka menerapkan kebijakan tanah publik.
indikator, yakni (1) regulasi, (2) jenis, (3) pihak-pihak, dan (4) mekanisme
setiap negara, karena disesuaikan dengan ideologi, sistem hukum, dan kondisi
sosial ekonomi dari masing-masing negara. Pengaturan bank tanah sebagai upaya
untuk mewujudkan aset tanah negara yang berkeadilan dapat tercapai dengan
13
(dua) alternatif yang dapat ditempuh untuk mewadahi aturantersebut, yakni diatur
tanah harus dimasukkan dalam asas dan norma hukum pada muatan rancangan
14
3. Fungsi dan Tugas Bank Tanah
a. perencanaan;
b. perolehan tanah;
c. pengadaan tanah;
d. pengelolaan tanah;
f. pendistribusian tanah.
rencana jangka menengah dan rencana tahunan. Hal ini sesuai dengan pasal 5
meliputi:
15
c. rencana tahunan.
perencanaan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun10, dan rencana tahunan
menengah nasional dan rencana tata ruang12 dan ditetapkan oleh kepala Badan
dan/atau tanah dari pihak lain. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
berasal dari:
16
Tanah hasil penetapan pemerintah sebagaimana terdiri atas tanah
d. tanah timbul;
perundang-undangan.
14
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
17
Yang dimaksud dengan "tanah yang terkena kebijakan perubahan tata
kawasan.
kota.
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah;
e. badan usaha;
g. masyarakat15
Yang dimaksud dengan "tanah yang berasal dari Pemerintah Pusat" adalah
tanah yang dikuasai atau digunakan untuk kepentingan Pemerintah Pusat baik
15
Pasal 8 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
18
Yang dimaksud dengan "tanah yang berasal dari Pemerintah Daerah"
adalah tanah yang dikuasai atau digunakan untuk kepentingan Pemerintah Daerah
a. pembelian;
c. tukar menukar;
tanah secara langsung. Hal ini sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
langsung.
16
Pasal 8 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
19
Fungsi Pengelolaan Tanah terdiri atas kegiatan pengembangan tanah,
pemeliharaan dan pengamanan tanah dan pengendalian tanah. Hal ini dapat dilihat
a. pengembangan tanah;
c. pengendalian tanah.
kehidupan dan kegiatan usaha secara optimal dari segi ekonomi, sosial, dan fisik.
b. peremajaan kota;
d. konsolidasi lahan;
e. pembangunaninfrastruktur;
20
f. pembangunan sarana dan prasarana lain;
kawasan berbasis berbagai macam fungsi yang terintegrasi dalam satu kawasan
oriented development ;
infrastruktur dasar antara lain pematangan tanah, pembuatan saluran air, listrik,
dan jalan.
17
Pasal 11 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
18
Pasal 11 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
21
Pembangunan dapat dilaksanakan oleh Bank Tanah dan/atau kerja sama
bersifat strategis dan belum termuat dalam rencana tata ruang, kegiatan
pemanfaatan ruang21 yang dikeluarkan oleh Menteri dan menjadi dasar dalam
Pemeliharaan dan pengamanan tanah terdiri atas Aspek Hukum dan Aspek Fisik23.
a. Aspek Hukum
Aspek hukum meliputi kepastian hukum hak atas tanah dan aktif dalam
b. Aspek Fisik.
19
Pasal 11 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
20
Pasal 11 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
21
Pasal 11 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
22
Pasal 11 ayat 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
23
Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
24
Pasal 12 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
22
Aspek fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
rencana tata ruang dan program prioritas yang ditetapkan oleh Bank Tanah.
terhadap harga dan nilai tanah yang ditetapkan dan dikendalikan sehingga harga
dengan pihak lain. Hal ini tercantum dalam Pasal 14 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, yang
berbunyi:
25
Pasal 12 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
26
Pasal 13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
23
Pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf
a. jual beli;
b. sewa;
d. hibah;
Yang dimaksud dengan "jual beli" adalah hasil dari kerja sama
pemanfaatan tanah kepada pihak lain yang diberikan hak atas tanah dan hak
Yang dimaksud dengan "hibah" adalah hasil dari kerja sama pemanfaatan
tanah tanpa memperoleh penggantian kepada pihak lain yang diberikan hak atas
tanah dan hak turunannya tanpa melepas atau mengurangi Hak Pengelolaan.
Bank Tanah yang memberikan manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat,
27
Pasal 14 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
28
Pasal 14 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
24
bangsa, dan negara.
a. kementerian/lembaga;
b. Pemerintah Daerah;
Yang dimaksud dengan "pembagian tanah" adalah dalam rangka redistribusi tanah
29
Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
30
Pasal 15 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
25
dilakukan oleh Bank Tanah berbeda dengan redistribusi tanah yang merupakan
pembagian tanah secara langsung kepada orang atau entitas oleh kementerian
tata ruang.
a. Kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
c. kepentinganpembangunan nasional;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria.31
b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api,
31
Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
26
c. waduk, bendungan, irigasi, saluran air clan sanitasi, dan bangunan
j. rumah sakit;
l. pemakaman umum;
r. prasarana olahraga;
27
s. pasar umum dan lapangan parkir umum;
v. kawasan industri;
w. kawasan pariwisata;
y. kawasanpengembanganteknologi.32
lainnya.33
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka
32
Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
33
Pasal 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
34
Pasal 19 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
28
wilayah, pembangunan pasar rakyat, pengembangan rumah masyarakat
pembangunan.36
redistribusi tanah37 yang paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari tanah negara
35
Pasal 20 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
36
Pasal 21 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
37
Pasal 22 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
38
Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
39
Pasal 22 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
29
a. melakukan perencanaan kegiatan jangka panjang, jangka
Bahwa Bank Tanah bersifat transparan, akuntabel dan nonprofit. Hal ini
informasi materiil dan relevan mengenai Bank Tanah secara akurat dan tepat
waktu.
30
Yang dimaksud dengan "nonprofit" adalah pendapatan yang diperoleh dari
dan dasar pemanfaatan kawasan Bank Tanah41 serta ditetapkan oleh kepala Badan
Pelaksana42.
40
Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
41
Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
42
Pasal 24 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
31
Dalam membantu memberikan kemudahan perizinan berusaha/persetujuan,
sewa beli, jual beli, dan bentuk lainnya44 ditetapkan oleh kepala Badan Pelaksana45
Pelaksana46.
dan tata cara pembayaran yang kompetitif 47. Serta Bank Tanah dapat menerima
pembayaran dalam bentuk penyertaan modal sementara pada pihak lain yang
waktu pembayaran besaran tarif dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan para
pihak.
tata cara pembayaran besaran tarif sesuai dengan kesepakatan para pihak.
43
Pasal 25 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
44
Pasal 26 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
45
Pasal 26 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
46
Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
47
Pasal 26 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
48
Pasal 26 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
32
Yang dimaksud dengan "kepentingan lainnya" adalah kepentingan
agraria. yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepentinganpembangunannasional;
d. konsolidasi lahan.
b. pendapatan sendiri;
Dari pasal diatas, dapat diketahui bahwa sumber kekayaan Bank Tanah
33
penyertaan modal Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
adalah adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
merupakan pendapatan yang diperoleh dari kerja sama usaha, kerja sama
pemanfaatan tanah, dan pendapatan lainnya yang sah50 dan digunakan langsung
dapat berupa:
49
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara
50
Pasal 30 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
51
Pasal 30 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
34
h. hasil dari imbal hasil surat berharga yang diterbitkan Negara Republik
k. hasil lainnya yang sah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan
Pelaksana.52
Yang dimaksud bunga bank antara lain berasal dari giro dan deposito.
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
Dari pasal tersebut, struktur bank tanah terdiri atas Komite, Dewan Pengawas,
Badan Pelaksana.
dan Badan Pelaksana merupakan organ Bank Tanah54 yang bertugas melakukan
52
Pasal 30 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
53
Pasal 31 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
54
Pasal 31 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
35
alankan kegiatan penyelenggaraan Bank Tanah55 dan Badan Pelaksana
tujuan Bank Tanah, serta mewakili Bank Tanah baik di dalam maupun di luar
pengadilan56.
sebagai anggota;
anggota.57
paling banyak 7 (tujuh) orang, dengan 1 (satu) orang sebagai ketua merangkap
55
Pasal 31 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
56
Pasal 31 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
57
Pasal 32 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
58
Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
59
Pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
60
Pasal 33 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
36
anggota61. Jika Dewan Pengawas berjumlah 7 (tujuh) orang, komposisinya terdiri
dari 4 (empat) orang yang berasal dari unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang
Badan Pelaksana terdiri atas kepala dan deputi63, yangmana jumlah deputi
ditetapkan oleh ketua Komite64. Kepala dan deputi diangkat dan diberhentikan
oleh ketua Komite65 serta Pengangkatan dan pemberhentian kepala dan deputi
Dari pasal tersebut, dapat diketahui bahwa Bank Tanah dapat bekerja sama
61
Pasal 33 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
62
Pasal 33 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
63
Pasal 34 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
64
Pasal 34 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
65
Pasal 34 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
66
Pasal 34 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
37
pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian tanah. Kerja sama
negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha, badan
hukum milik negara, badan hukum swasta, masyarakat, koperasi, dan/atau pihak
lain yang sah67serta Bank Tanah dapat menerima tanah titipan dan mengelola
Komite70.
sesuai dengan kesepakatan kerja sama71 yang didahului dengan pemberian teguran
67
Pasal 36 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
68
Pasal 36 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
69
Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
70
Pasal 37 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
71
Pasal 38 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
72
Pasal 38 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
38
Dan jika terjadi perubahan rencana pemanfaatan tanah oleh Bank Tanah,
memanfaatkan tanah73.
Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan Hak Pengelolaan sesuai dengan
c. Hak Pakai.
Pemberian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan hak
atas tanah diatas Hak Pengelolaan dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan
Berdasarkan pasal tersebut, ha kata tanah hak pengelolaan dapat diberi Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai, yangmana penyerahan dan/atau
73
Pasal 39 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
74
Pasal 40 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
39
penggunaan atas bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan diberikan kepada pihak
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih".
berjanji pada orang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
hukum, dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”, jadi pengertian perjanjian
adalah suatu perbuatan hukum dengan mana dua orang atau lebih saling
diberikan perpanjangan jangka waktu hak dan pembaruan hak apabila sudah
75
Pasal 40 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 Tentang
Badan Bank Tanah
76
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2007, hlm. 1
77
R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 2007, hlm. 49
78
Pasal 40 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
40
Dan Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta
diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun79 dan dapat beralih dan
setiap peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-
Agraria.
79
Pasal 35 ayat 2 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
80
Pasal 35 ayat 3 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
81
Pasal 38 ayat 1 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
41
bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-
biaya tersebut.
hapusnya hak guna-bangunan serta sahnya peralihan hak tersebut, kecuali dalam
Hak Guna Bangunan dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak
tidak dipenuhi;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna-bangunan dan tidak
lagi memenuhi syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam
jangka waktu 1 tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada
pihak lain yang memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak
82
Pasal 38 ayat 2 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
83
Pasal 39 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria
42
dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena hukum,
Bank Tanah memberikan jaminan perpanjangan dan pembaruan hak atas tanah di
atas Hak Pengelolaan sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam perjanjian84
Dalam hal tertentu, Bank Tanah dapat mengikat perjanjian perdata untuk
jangka waktu yang lebih kompetitif 86. Hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan
didasarkan pada tata kelola yang baik88 , berdasarkan prinsip kemandirian dan
intern90.
43
Yang dimaksud dengan "prinsip kemandirian" adalah pola keuangan yang
pembangunan nasional.
berharga, dan kesesuaian terhadap rencana usaha. Hal ini diatur dalam Pasal 42
rupiah)91 dalam bentuk kas, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin
dan/atau aset tetap lainnya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 43 ayat 2 yang
berbunyi :
91
Pasal 43 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
44
Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam
bentuk:
a. kas;
b. tanah;
Selain itu, Bank Tanah dapat diberikan modal tambahan yang berasal dari
kapitalisasi dari akumulasi hasil usaha Bank Tanah dan/atau penyertaan modal
92
Pasal 43 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
93
Pasal 43 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
94
Pasal 43 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021
Tentang Badan Bank Tanah
45
Dari Pasal tersebut, Bank Tanah dapat melakukan pinjaman dalam rangka
rencana kerja dan anggaran Bank Tanah. Yang mana Pelaksanaan pinjaman harus
b. menerbitkan obligasi.
Bank Tanah dapat melakukan penghapusan aset tetap non tanah dari
Dari pasal tersebut, Bank Tanah dapat melakukan penghapusan aset tetap non
tanah dari pembukuan atau neraca Bank Tanah. Yang dimaksud dengan
"penghapusan aset tetap non tanah" adalah penghapusan aset yang digunakan
46
b. peralatan dan mesin96.
akuntansi keuangan.
Sehingga dapat kita ketahui bahwa Penyusunan laporan keuangan Bank Tanah
Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta peraturan regulator pasar modal untuk
97
Zasya, Standar Akuntansi Keuangan dan Jenisnya yang Berlaku di Indonesia, diaksed
dari https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi-keuangan , pada
47
Badan Pelaksana wajib menyusun laporan tahunan Bank Tanah dan
Pasal 125
(2) Badan bank tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
dipisahkan,
Pasal 126
48
(1) Badan bank tanah menjamin ketersediaan tanah dalam rangka
a. kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
d. pemerataan ekonomi;
f. reforma agraria
pada ayat (1) huruf f paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari tanah
Pasal 127
Pasal 128
49
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Pendapatan sendiri;
undangan.
Pasal 129
(1) Tanah yang dikelola badan bank tanah diberikan hak pengelolaan.
(2) Hak atas tanah di atas hak pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberikan hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak
pakai.
50
c. melakukan pengadaan tanah; dan
undangan.
Pasal 130
Badan bank tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 terdiri atas:
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
Pasal 131
(1) Komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 huruf a diketuai oleh
51
Pasal 132
(1) Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang terdiri dari
4 (empat) orang unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang dipilih oleh
Pemerintah Pusat.
dimaksud pada ayat (2), paling sedikit 2 (dua) kali jumlah yang
dibutuhkan.
Pasal 133
(2) Jumlah Deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Ketua Komite.
(3) Kepala dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Komite.
52
Pasal 134
Pasal 135
Pasal 125 memuat penjelasan beserta fungsi yang akan dijalankan oleh bank
tanah.
Lalu, Pasal 126 menjelaskan sifat bank tanah yang menjamin ketersediaan tanah
untuk masyarakat.
Kemudian, Pasal 127 menyebutkan bahwa badan bank tanah akan melaksanakan
tugas dan wewenang yang bersifat transparan, akuntabel, dan non profit.
bank tanah.
53
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI 1945, Pasal 40 Undang - Undang Nomor
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi, Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Pokok
Cipta Kerja.
Nomor 64 Tahun 2021 Tentang Badan Bank Tanah, Badan Bank Tanah
yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah badan khusus (sui geneis)
54
d. melakukan pengelolaan tanah dari kegiatan pengembangan,
b. pendapatan sendiri;
undangan.
a. Komite;
c. Badan Pelaksana.
55
8. Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan Hak Pengelolaan sesuai dengan
Pengelolaan dapat diberi Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai.
B. Saran
berdampak kepada hak dan kewajiban pihak lain yang harus dilindungi.
56
DAFTAR PUSTAKA
57