Zaman Majapahit :
a. Pidana Pokok : 1.Pidana mati. 2.Pidana potong anggota badan dari yang bersalah. 3.Pidana denda. 4.Ganti kerugian atau patukucawa atau panglicawa. a. Pidana Tambahan : 1.Uang tebusan. 2.Penyitaan barang-barang yang digunakan untuk melakukan kejahatan. 3.Uang membeli obat (patibajampi).
Zaman Hindu:
a. Pidana yang bersifat keagamaan. 1.Perbuatan melakukan penyesalan, atau dilakukan dengan pengusiran dari kastanya yang berakibat tidak boleh bergaul dengan temas sekastanya, tidak boleh mendapat pertolongan apapun, sesudah meninggal akan tersiksa di neraka. 2.Harus melakukan perdamaian. b. Pidana yang bersifat keduniawian.
Menurut Manu (yang membuat Manawa Dharmasasta) dibagi ke dalam : 1. pidana mati, dapat diganti dengan pidana denda jika terpidana ingin hidup. 2. Pidana badan, dilakukan terhadap anggota badan terpidana sesuai dengan anggota badan korban yang mengalami penderitaan. 3. Pidana denda dikenakan perbandingan 1 : 2 : 4 (250 : 500 : 1000) disesuikan dengan harga barang yang rusak atau hilang. 4. Pidana pemberian marah dengan peringatan, dikenakan terhadap pelanggaran ringan.
Zaman Islam:
Qisas, Pidana Qisas suatu pidana berupa pembalasan yang dilakukan oleh si korban atau saudaranya yang terdekat.Qisas dilakukan terhadap dua hal : pembunuhan dan melukai dengan sengaja. Menurut qisas pelaku dapat dipotong tangannya, kaki, jari, atau merusak giginya. Qisas dapat diganti dengan pemberian kerugian (dijah). Dijah dapat dibedakan : (1) dijah berat : harus memberikan 100 ekor unta betina, dikenakan terhadap pembunuh yang dilakukan dengan sengaja, (2) dijah ringan : memberikan 80 ekor unta betina dan 20 ekor unta jantan. Jika tidak ada unta dapat diganti dengan uang. Tidak boleh dikenakan pidana apapun terhadap : (a) mereka yang membunuh karena melaksanakan tugas pemerintah, (b) mereka yang membunuh karena perang, (c) mereka yang membela diri.
Susunan Pidana Pada Masa Penjajahan atau pada masa OIC (Oost Indische Compagnie tahun 1642)
1.Dimasukan ke dalam bangunan tertutup (tapi bukan penjara) karena perjudian, mabuk, budak belian yang tidak menyenangkan tuannya). 2.Dirantai sambil dipekerjakan. 3. Dimasukkan ke dalam rumah perbaikan bagi mereka yang melacur atau berzinah.