Anda di halaman 1dari 2

Istilah negara di terjemahkan dari kata-kata asing, yaitu:

“staat” (bahasa Belanda dan Jerman)

“state” (bahasa Inggris)

“Etat” (bahasa Prancis)

Istilah “staat” mempunyai sejarah sendiri. Istilah itu mula-mulanya dipergunakan dalam abad XV di
Eropa Barat. Anggapan umum yang diterima bahwa “staat” (state, etat) tersebut dialihkan dari kata latin
“status” atau “statum”. Kaisar Romawi, Ulpianus, dikatakan pernah memakai kata “statum” dalam
ucapannya “Publicum iusest quad ad statum rei Romanae spectat”. Menurut Jellinek,kata “statum” pada
waktu itu masih berarti “die Vervassung, die Ordunung” atau sebagaimana disebut sekarang adalah
konstitusi. Kemudian kata “status” itu juga lazim dipergunakan dalam hubungannya dengan
kesejahtraan umum.

Secara etimologis kata status itu dalam bahasa latin klasik adalah satu istilah yang abstrak yang
menujukan keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang mamiliki sifat – sifat yang tegak dan tetap
itu. Sejak cicero (104-43) kata status atau statum itu lazim diartikan sebagai standing atau station
(kedudukan) dan dihubungkan dengan kedudukan persekutukan hidup manusia sebagaimana diartikan
dalam istilah status civitatis atau status republicae dari kata latin klasik itu dialihkan beberapa istilah
lainya di samping istilah state atau staat seperti istilah estate dalam arti real estate atau personal
estate dan juga estate dalam arti dewan atau perwakilan golongan sosial dalam arti yang
belakangan inilah kata status semula diartikan dan baru dalam abad XVI kata itu dipertalikan dengan
kata Negara.

Menurut kranenburg, “lo stato” dari bahasa Italia yang juga dialihkan dari kata latin “status”itu rupa-
rupannya semula dipergunakan dalam abad XV, dalam laporan-laporan wakil persekutuan Italai, yang
mula-mula berarti:

- Pertama, dalam arti keseluruhan jabatan tetap;

- Kemudian, dalam arti pejabat-pejabat jabatan itu sendiri, penguasa beserta pengikut-pengikut
mereka;

- Lebih luas lagi, dalam arti kesatuan wilayah yang dikuasai.

Demikianlah orang berkata tentang”stato die Medici”, stato di Firenzi”, stato della Chiesa”, dan
sebagainya. Dalam abad-abad “res publica” daripada kata “stato” itu, terutama oleh orang-orang
Romawi. Maka dari itu , kata “lo stato” adalah sesuatu penemuan yang baru, baikdalam pemakaiannya
maupun dalam maknanya. Kata “lo stato” tidak lagi dipergunakan bagi ”polis” Yunani maupun bagi
negara Feodal dari abad menengah yang pada waktu itu masih yang merupakan “estate-state” atau
standen staat”. Istilah “lostato” itu tepat menunjuk negara teritorial yang muncul dalam abad
XVI,sebagai istilah yang menunjukkan sistem fungsi dan segenap organ umum yang tersusun rapi yang
mendiami sesuatu wilayah tertentu.
Jika praktik mengalihkan kata “state” itu dari kata “status”, maka doktrin mengenal untuk pertama kali
dari tulisan Niccolo Machiavellin yang lazim dianggap sebagai Bapak Ilmu Politik Modern (sesudah
Aristoteles). Dalam bukunya yang termasyur “the prince”, Machiavelli-lah yang pertama-tama
memperkenalkan istilah “lo stato” dalam pustakaan ilmu politik. Jean Bodin, sekalipun menemukan
istilah “Ilmu politik”, namun masih menggunakan kata “republique” dalam edisi bahasa prancis dari
bukunya yang termasyur itu dan kata “civitas” dalam edisi bahasa Latinnya.juga Grotius dalam ‘de Jure
belli ac pacis”(1625) masih menggunakan kata “civitas” dan Thomas Hobbes menggunakan istilah “
Commonwealth”.

Sejak kata “negara” diterima sebagai pengertian yang menunjukkan organisasi bangsa yang bersifat
territorial dan mempunyai kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan
bersama dan mencapai tujuan bersama, maka sejak itu pula “Negara” di tafsirkan dalam sebagai arti,
yaitu:

1. Perkataan “Negara” dipakai dalam arti penguasa

Jadi untuk mengatakan orang atau orang-orang yang melakukan kekuasaan yang tertinggi atas
persekutuan rakyat yang tertempat tinggi dalam sesuatu daerah.

2. Perkataan “Negara” dipakai dalam arti persekutuan rakyat

Jadi untuk menyatakan sesuatu lembaga yang hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang
tertinggi, menurut kaedah-kaedah hukum yang sama.

3. Perkataan “Negara” didefinisikan dengan pemerintah

Apabila kata itu digunakan dalam dalam pengertian kekuasaan Negara, kemauan Negara.

4. Perkataan “Negara” didefinisikan dengan suatu wilayah yang tertentu

Dalam hal ini perkataan dipakai untuk menyatakan suatu daerah, diman diam sesuatu bangsa dibawah
kekuasaan yang tertinggi.

5. Perkataan “Negara” didefinisikan dengan arti “kas Negara”

Jadi untuk harta yang dipegang oleh punguasa guna kepentingan umum.

Secara yuridis perkataan Negara selalu mempunyai ikatan dengan salah satu dari ke-5 pengertian itu.

Anda mungkin juga menyukai