NIM : 031911133051
Pada tahun 1992 diadakan sebuah negosisasi oleh Vladmir Mečia perwakilan dari
Slovakia dan Václav Klaus dari Ceko untuk menegosiasikan permasalahan yang timbul dari
perbedaan pendapat antara Ceko dan Slovakia. Perbedaan pendapat ini bermula dari terjadinya
demonstrasi dari rakyat untuk melakukan reformasi politik pada tahun 1989. Akhirnya,
pemerintah Cekoslovakia akhirnya melunak dan mengizinkan pembentukan pemerintahan koalisi
dengan kubu oposisi nonkomunis. Hingga pada tahun 1990, Cekoslovakia menjalani pemilu
multipartai untuk pertama kalinya dan membawa Havel kembali terpilih sebagai presiden.
Sistem ekonomi terpusat ala komunis tak lagi dijalankan, dan perusahaan swasta bermunculan.
Media diberi hak seluas-luasnya dalam hal pemberitaan. Embel-embel "sosialis" dalam nama
negara dihilangkan. Revolusi ini yang kemudian menimbulkan perdebatan dalam parlemen
Ceko dan Slovakia. Slovakia menginginkan adanya Desentralisasi, sementara Ceko berpendapat
tidak perlu adanya Desentralisasi, Ceko lebih memilih agar Praha (Pusat) yang mengontrol.
Selain itu, terdapat persaingan dalam industry senjata antara Ceko dan Slovakia.
Lalu akhirnya, pada 1 Januari 1993 Ceko dan Slovakia memutuskan untuk terjadinya
pemecahan Cekoslovakia menjadi Republik Ceko dan Republik Slovakia. Pemisahan antara
kedua negara ini berlangsung dengan baik dan damai, karena pemisahan ini disetujui oleh kedua
belah pihak, sehingga tidak ada konflik yang menyelimutinya. Pemisahan ini dikenal dengan
Revolusi Velvet atau Revolusi Bludru, yaitu suatu bentuk pemisahan diri yang terjadi melalui
jalan damai (tapa perang). Pada kasus Cekoslovakia ini, pemisahan suatu negara dalam Hukum
Internasional dikenal dengan istilah Eksesi, yaitu Hilangnya seluruh atau sebagiankedaulatan
wilayah dari negara lama dan sekaligus perolehan kedaulatan wilayah atas wilayah itu.