A. Kasus Posisi
Rudy (Penggugat) merupakan pemilik salah satu Unit Usaha Jasa Hiburan yang
bernama Blue Eyes Café dan Karaoke yang berada di Jl. By Pass Ngurah Rai Nomor
888, Sanur Bali. Dalam rangka merayakan acara ulang tahun ke-2 dari unit usahanya
tersebut Rudy menggunakan jasa penyanyi profesional utuk memeriahkan acaranya.
Maka dari itu, Rudy memakali Jasa Syahrini (Tergugat II) yang berprofesi sebagai
artis/penyanyi dan kemudian dibuatlah kesepakatan antara Rudy dengan Syahrini yang
diwakili oleh Managernya (Tergugat I) yang tertuang dalam Kontrak Kerja Sama
tertanggal 14 Januari 2011. Pasal 3 dan Pasal 9 dalam kontrak tersebut berisi bahwa
Rudy telah memenuhi kewajibannya kepada Tergugat I dan Tergugat II beserta
CREW/Pegawainya, antara lain telah membayar penuh honorarium, biaya
transportasi, akomodasi, uang makan termasuk konsumsi pada saat acara. Bahwa
dengan pembayaran honorarium dari Rudy kepada Syahrini sebesar Rp. 60.000.000
(enam puluh juta rupiah), dengan rincian Tahap 1 down payment sebesar 50% atau Rp.
30.000.000 (tiga puluh juta) telahdibayarkan saat penandatanganan kontrak kerjasama
dan Tahap 2 pelunasan sebesar 50% Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta) telah dibayarkan
selambat-lambatnya h-7 tanggal 20 Januari 2011. Atas pembayaran honorarium
tersebut, maka Penggugat telah menjalankan kewajibannya selalu pengguna jasa.
Pada hari H tepatnya 6 jam sebeluma acara dimulai sebagaimana yang telah
disepakati dalam kontrak kerjasama yaitu pada tanggal 27 Januari 2011, Tergugat I
dan Tergugat II tidak memeuhi kewajibannya untuk menjadi pengisi acara dalam
acaraPenggugat dengan alasan bahwa ayah Tergugat I dan Tergugat II sedang sakit.
Akibat tidak dipenuhinya kewajiban para Tergugat tersebut, maka mengakibatkan
kerugian terhadap Penggugat, karena Penggugat telah melakukan kewajibannya secara
penuh kepada Tergugat I dan Tergugat II yaitu dengan membayar honorarium sebesar
Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti
biaya promosi, akomodasi, tiket dan lain-lain sebesar Rp. 28.096.800,- (dua puluh
delapan juta Sembilan puluh enam ribu delapan ratus rupiah). Selain itu, Penggugat
juga harus mencari penyanyi pengganti dan mengeluarkan uang sebesar Rp.
124.225.000,- (seratus dua puluh empat juta dua ratus dua puluh lima ribu rupiah).
B. Analisis
Perjanjian tersebut dilakukan berdasarkan kehendak dan persetujuan dari para pihak
yakni Penggugat dan Para Tergugat dengan sukarela dan tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun. Dalam membuat suatu perjanjian setiap pihak harus memiliki
kemauan yang bebas (sukarela) untuk mengikatkan diri, di mana kesepakatan tersebut
dapat dinyatakan secara tegas maupun diam-diam. Adapun makna dari bebas adalah
lepas dari kekhilafan, paksaan, dan penipuan. Apabila adanya unsur kekhilafan,
paksaan, atau penipuan hal ini berarti melanggar syarat sah perjanjian. Ketentuan
tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 1321 KUH Perdata yang menerangkan
bahwa tiada suatu persetujuan pun mempunyai kekuatan jika diberikan karena
kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (3) tentang Pembatalan Acara dan Sanksi
kontrak kerjasama antara Penggugat dengan Para Tergugat diatur bahwa, “Apabila
PIHAK KEDUA (ic. PENGGUGAT) maupun SYAHRINI (ic. TERGUGAT I dan
TERGUGAT II) membatalkan acara dikarenakan perang, huru hara atau bencana
alam, maka PIHAK KEDUA dan SYAHRINI akan menyelesaikan kerugian yang
timbul secara kekeluargaan untuk memperoleh penyelesaian yang terbaik.” Dalam
pasal tersebut diatur bahwa pembatalan acara hanya dapat ditoleransi apabila ada
alasan force majeure (overmacht) dan alasan ketidakhadiran Para Tergugat tidak
termasuk kedalam katagori force majeure sebagaimana diatur dalam kontrak
kerjasama tersebut, maka dengan ini Para Tergugat terbukti telah melakukan
perbuatan ingkat janji atau wanprestasi.