Anda di halaman 1dari 11

Simulasi Kasus:

Semenjak munculnya virus Covid-19 di Indonesia pada tahun 2020 lalu, seluruh rumah sakit di
penjuru wilayah Indonesia ikut terdampak karena melimpahnya jumlah pasien yang terpapar
Covid-19. Karena jumlah pasien yang terus meningkat beberapa rumah sakit kekurangan gedung
rawat inap. Hal ini terjadi pula pada Airlangga Hospitals salah satu rumah sakit swasta yang
terletak di Kota Surabaya, sehingga dengan anggaran yang ada Airlangga Hospitals harus
melakukan pembangunan gedung rawat inap baru sehingga rumah sakit dapat menampung pasien
dengan jumlah sebanyak mungkin. Atas rencana pembangunan ini, Airlangga Hospitals yang
diwakili oleh Yoso Suherman selaku direktur Airlangga Hospitals menggaet PT Bangun Indah
yang diwakili oleh Budi Hartono dimana PT Bangun Indah merupakan perusahaan yang bergerak
pada bidang jasa pekerjaanan konstrunksi dalam perancangan dan pembuatan gedung rawat inap
mulai dari penyediaan desain, pembangunan, hingga maintenance pembangunan. Karena gedung
rawat inap untuk segera digunakan, Airlangga Hospitals memberi waktu 9 Bulan bagi PT Bangun
Indah untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jumlah yang harus dibayarkan oleh Airlangga Hospitals
atas Kontrak Konstruksi ini sebesar Rp. 4.000.000.000 (empat milyar rupiah) yang akan
dibayarkan melalui 3 Termin pembayarkan yakni Termin 1 sebesar 30%, Termin 2 sebesar 30%,
dan Termin 3 sebesar 40%

4. Pelunasan Pembayaran

1. Negosiasi & Persyaratan dalam Kontrak

PT Bangun Indah
Airlangga
(Perusahaan
Hospitals 2. Bayar DP Konstruksi)
3. Pembangunan Gedung Rawat Inap

5. Penyerahan Bangunan Gedung


Subjek - Airlangga Hospitals diwakili oleh Yoso Suherman sebagai
Pengguna Jasa Konstruksi
- PT Bangun Indah diwakili oleh Budi Hartono sebagai
Penyedia Jasa Konstruksi
Objek Gedung Rawat Inap Airlangga Hospitals
SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI

PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP
DI AIRLANGGA HOSPITALS KOTA SURABAYA
TAHUN 2020
Nomor : 01/09/PJ.KL/2020

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Kostruksi
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di Surabaya pada hari Senin tanggal dua puluh lima bulan Maret tahun
dua ribu dua puluh, berdasarkan Peraturan Perusahaan 2020 – 2022 PT Airlangga
Medika Group dan Surat Keputusan Direksi Nomor 001/16/06/KSIAID/TLA/2020
tanggal 22 Februari 2020, antara:

Nama : dr. Yoso Suherman, MARS, QIA.


Jabatan : Direktur Airlangga Hospitals
Berkedudukan di : Jl Kertajaya Indah 103C, Kertajaya, Kota Surabaya.

yang bertindak untuk dan atas nama Airlangga Hospitals berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Airlangga Hospitals Nomor 001/16/06/KSIAID/TLA/2020, tanggal 22 Februari
2020 selanjutnya disebut “Pihak Pertama”, dengan:

Nama : Ir. Budi Hartono


Jabatan : Direktur PT Bangun Indah
Berkedudukan di : Jl Basuki Rahmat 111, Kec. Genteng, Kota Surabaya.
Akta Notaris Nomor : 15
Tanggal : 15 Juli 2009
Notaris : Johannes Tanidjojo, SH.

yang bertindak untuk dan atas nama PT Bangun Indah selanjutnya disebut “Pihak
Kedua”.

Kedua belah pihak telah bersepakat mengadakan Perjanjian Pekerjaan Konstruksi


Pembangunan Gedung Rawat Inap di Airlangga Hospitals Jalan Kertajaya Indah 103C
Surabaya, dengan syarat-syarat serta ketentuan yang tertulis dalam 16 (enam belas)
pasal, sebagai berikut:
Pasal 1
PENUNJUKKAN

1. PIHAK PERTAMA telah menunjuk PIHAK KEDUA untuk melaksanakan


pemborongan pekerjaan pembangunan Gedung Rawat Inap di Airlangga Hospitals
Jalan Kertajaya Indah 103C Surabaya, berdasarkan Surat Perintah Kerja No.
13/SK.AH/2020 tertanggal dua belas Maret dua ribu dua puluh.
2. PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima penunjukkan tersebut dan bersedia
melaksanakan pemborongan pekerjaan tersebut di atas sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan yang terlampir.

Pasal 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan pekerjaan tersebut pada pasal 1 perjanjian ini harus mulai


dilaksanakan selambat-lambatnya lima belas hari setelah ditandatanganinya Surat
Perjanjian ini dan PIHAK KEDUA harus sudah menyelesaikan pekerjaan tersebut
secara keseluruhan serta menyerahkannya kepada PIHAK PERTAMA dalam
keadaan baik selambat-lambatnya pada hari Sabtu tanggal dua puluh lima
Desember dua ribu dua puluh.
2. Jangka waktu penyerahan sesuai pasal 2 ayat 1 tersebut dapat diperpanjang apabila
ada permintaan secara tertulis dari PIHAK KEDUA dengan mengemukakan
alasan-alasan yang dapat diterima dan dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA.
3. Untuk menindaklanjuti perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut
PIHAK PERTAMA akan membuat Surat Perpanjangan Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Masa pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
terhitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan.

Pasal 3
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA megerjakan pembangunan proyek sesuai dengan apa yang telah
disepakati dalam Kontrak ini.
2. PIHAK KEDUA bertugasmembuat laporan atas perkembangan pekerjaan yang
dilakukan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA melakukan penjagaan pada lokasi pembangunan dan memastikan
bahwa lokasi pembangunan aman dan nyaman sehingga pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
4. PIHAK KEDUA melakukan evaluasi terhadap bangunan yang sedang dikerjakan.
Pasal 4
HARGA KONTRAK DAN PEMBAYARAN

1. Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh


berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga adalah sebesar Rp. 4.000.000.000 (empat
milyar rupiah);
2. Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank BRI rekening nomor :
03191133051 atas nama PIHAK KEDUA : PT Bangun Indah dengan rincian:
a. PEMBAYARAN UANG MUKA
Uang muka pembayaran ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh) persen dari harga
kontrak borongan seperti yang tercantum dalam ayat 1.
Besarnya pembayaran tersebut adalah: 30% X Rp 4.000.000.000,00 = Rp.
1.200.000.000,00 (satu milyar dua ratus juta rupiah) yang akan dibayarkan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah penandatanganan Surat
Perjanjian ini.

b. PEMBAYARAN LANJUTAN
Uang pembayaran lanjutan ditetapkan sebesar 30 % (tiga puluh) persen dari
harga kontrak.
Besarnya pembayaran tersebut adalah: 30% X Rp 4.000.000.000,00 = Rp.
1.200.000.000,00 (satu milyar dua ratus juta rupiah) yang akan dibayarkan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila tahapan pekerjaan telah
selesai sekitar ( ----- )% dari keseluruhan pekerjaan.

c. PEMBAYARAN PELUNASAN
Uang pembayaran pelunasan sebesar 40% (empat puluh) persen dari harga
kontrak.
Besarnya pembayaran tersebut adalah: 40% X Rp 4.000.000.000,00 = Rp.
1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) yang akan dibayarkan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila pekerjaan telah selesai
dilaksanakan PIHAK KEDUA dengan baik.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh


PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. menerima laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan dan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh PIHAK
KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak.

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia dalam melaksanakan Kontrak, meliputi :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga dan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PIHAK
PERTAMA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
e. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam rangka memberi perlindungan
kepada setiap orang yang berada di tempat kerja maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi dan proses produksi;
f. melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini;

Pasal 7
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN),
PENYALAHGUNAAN WEWENANG SERTA PENIPUAN
1. Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa, para pihak dilarang untuk :
a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk
mempengaruhi siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan
dengan pengadaan ini; menambah atau mengurangi volume yang tercantum
dalam Kontrak;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat; dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen dan/atau
keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak
ini.
2. Penyedia yang menurut penilaian PIHAK PERTAMA terbukti melakukan
larangan-larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PIHAK
PERTAMA sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA;
c. pengenaan Sanksi Daftar Hitam
3. PIHAK PERTAMA yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
PERUBAHAN PEKERJAAN
4. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
Kontrak, PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA dapat melakukan
perubahan pekerjaan, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
5. Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi lapangan seperti yang dimaksud pada
ayat 1 namun ada perintah perubahan dari PIHAK PERTAMA, PIHAK
PERTAMA bersama PIHAK KEDUA dapat menyepakati perubahan pekerjaan
yang meliputi:
d. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
e. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan/pekerjaan;
f. mengubah spesifikasi teknis dan/atau gambar pekerjaan; dan/atau
g. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
6. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.

Pasal 9
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA menetapkan Pengawas Pekerjaan (Direksi Teknis) untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak ini. Pengawas Pekerjaan dapat berasal
dari personel PIHAK PERTAMA atau Penyedia Jasa Pengawasan (Konsultan Pengawas).
2. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan bertindak profesional. Pengawas
Pekerjaan yang berasal dari Personel PIHAK PERTAMA dapat bertindak sebagai Wakil
Sah PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan
Tenaga Kerja Konstruksinya pada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Tenaga Kerja
Konstruksinya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia beserta Tenaga Kerja Konstruksinya dianggap
telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan kepada setiap Tenaga Kerja
Konstruksinya (termasuk Tenaga Kerja Konstruksi Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
4. Tanpa mengurangi kewajiban PIHAK KEDUA untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada
PIHAK PERTAMA mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

Pasal 11
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada: bencana alam, bencana non alam,
bencana sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca ekstrem, dan gangguan
industri lainnya.
2. Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah halhal merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
3. Dalam hal terjadi keadaan kahar, PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA
memberitahukan tentang terjadinya Keadaan Kahar kepada salah satu pihak secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak menyadari
atau seharusnya menyadari atas kejadian atau terjadinya Keadaan Kahar, dengan
menyertakan bukti serta hasil identifikasi kewajiban dan kinerja pelaksanaan yang
terhambat dan/atau akan terhambat akibat Keadaan Kahar tersebut.
4. Dalam Keadaan Kahar, kegagalan salah satu Pihak untuk memenuhi kewajibannya
yang ditentukan dalam Kontrak bukan merupakan cidera janji atau wanprestasi
apabila telah dilakukan sesuai pada ayat 1 dan 2. Kewajiban yang dimaksud adalah
hanya kewajiban dan kinerja pelaksanaan terhadap pekerjaan/bagian pekerjaan
yang terdampak dan/atau akan terdampak akibat dari Keadaan Kahar.

Pasal 12
PENGHENTIAN KONTRAK
Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena terjadi Keadaan Kahar sebagaimana
dimaksud pada pasal 11.
Pasal 13
PEMUTUSAN KONTRAK

1. Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK


KEDUA.
2. Pemutusan kontrak dilakukan sekurangkurangnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah PIHAK PERTAMA/PIHAK KEDUA menyampaikan pemberitahuan
rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA/PIHAK
KEDUA.
3. Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak oleh salah satu pihak maka PIHAK
PERTAMA membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dikurangi denda yang harus
dibayar PIHAK KEDUA (apabila ada), serta PIHAK KEDUA menyerahkan semua
hasil pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA dan selanjutnya menjadi hak milik
PIHAK PERTAMA.

Pasal 14
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk


melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 15
PEMBAYARAN DENDA

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa denda sebagai
akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA
dalam Kontrak ini. PIHAK PERTAMA mengenakan denda dengan memotong angsuran
pembayaran prestasi pekerjaan PIHAK PERTAMA. Pembayaran denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual PIHAK KEDUA.

Pasal 16
PENYELESAIAN SENGKETA

Apabila terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka akan ditempuh cara-cara
sebagai berikut:
1. Melalui jalur musyawarah untuk mufakat.
2. Melalui Panitia Arbitrase apabila perselisihan tersebut tidak bisa dilakukan melalui
jalur musyawarah untuk mufakat. Panitia Arbitrase tersebut terdiri dari:
a. Seorang wakil yang ditunjuk PIHAK PERTAMA,
b. Seorang wakil yang ditunjuk PIHAK KEDUA, dan
c. Seorang wakil yang ditunjuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
3. Melalui jalur hukum apabila perselisihan tersebut tidak bisa dilakukan melalui jalur
musyawarah untuk mufakat dan juga melalui Panitia Arbitrase. Kedua belah pihak
sepakat menyelesaikan perselisihannya menurut hukum yang berlaku dengan
memilih tempat pada Pengadilan Negeri Surabaya.

Pasal 17
PENUTUP

Surat Perjanjian ini mulai berlaku terhitung sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak
di Bandung pada hari, tanggal, bulan, dan tahun seperti tersebut di atas, yang dibuat
rangkap 3 (tiga) yang berkekuatan hukum yang sama, dimana lembar pertama (asli) dan
lembar kedua dibubuhi materei secukupnya.

Dibuat di : Surabaya
Tanggal : 25 Maret 2020

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

[ dr. Yoso Suherman, MARS, QIA] [ Ir. Budi Hartono ]


Analisis Kontrak

Kontrak Bisnis Jasa Konstruksi diatas telah dibuat secara cermat dengan memperhatikan unsur-
unsur yang harus ada dalam suatu kontrak jasa konstruksi dengan memperhatikan ketentuan Pasal
22 ayat (1) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Unsur tersebut meliputi:

1. Identitas para pihak


2. Rumusan pekerjaan
3. Masa pemeliharaan
4. Gambaran tenaga ahli (pengawas)
5. Hak dan kewajiban para pihak
6. Cara pembayaran
7. Aturan tentang wanprestasi
8. Klausula tentang penyelesaian sengketa
9. Pemutusan kontrak kerja konstruksi
10. Force majeure
11. Perlindungan pekerja
12. Klausula mengenai pemenuhan kewajiban yang berkenaan dengan lingkungan.

Kontrak jasa kontriksi diatas dibuat dengan memperhatikan berbagai kondisi dari para pihak,
sehingga isi kontrak tersebut dapat memberikan perlindungan hukum bagi para pihak yang
menyetujuinya.

Anda mungkin juga menyukai