Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kasus Guru Pukul Siswa SMP di Surabaya

Deskripsi Kasus

Kasus ini bermula ketika seorang murid pada SMPN 49 Kota Surabaya dihukum untuk
maju ke depan kelas oleh guru olahraga berinisial JS untuk menjawab sebuah pertanyaan, namun
murid tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pada saat guru olahraga tersebut
memberikan pertanyaan, sang murid menjawab pertanyaan tersebut dengan kalimat “sudah tau
jawabannya kok masih tanya.” Setelah mendengar jawaban tersebut, sang guru memukul murid
tersebut dan membenturkan kepalanya ke arah papan tulis. JS mengungkapkan bahwa hal
tersebut ia lakukan karena tidak dapat menahan emosinya, atas kalimat yang diucapkan murid
tersebut yang ia rasa tidak pantas untuk diucapkan kepada seorang guru.

Kejadian ini diketahui oleh orang tua murid melalui video kejadian yang tersebar di
media sosial. Orang tua murid tersebut kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes
Surabaya. JS mengakui bahwa perbuatannya adalah salah dan tidak dapat dibenarkan, JS
mengaku menyesal atas perbuatannya dan meminta maaf kepada korban dan keluarganya. Kasus
ini mendapatkan perhatian Walikota Surabaya yaitu Eri Cahyadi hingga DPRD Kota Surabaya.

Waktu dan Tempat

Waktu : 29 Januari 2022

Tempat : SMPN 49 Surabaya.

Solusi Kasus

Terhadap kasus pemukulan guru terhadap murid ini, diperlukan adanya pembelajaran
baik bagi guru dan juga murid terkait pola pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak
pada saat itu. Hal ini diperlukan agar dalam proses belajar mengajar dapat terjalin komunikasi
yang baik antara guru dengan siswa, dan juga agar nilai-nilai moral dapat diterapkan dengan baik
dalam proses belajar mengajar. Kemudian, pengaplikasian pendidikan penguatan karakter bagi
siswa juga dapat menjadi langkah untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di sekolah,
dengan adanya pendidikan karakter yang meliputi, Religiositas, Nasionalisme, Mandiri, Gotong
Royong dan Integritas, siswa akan dilatih untuk memiliki sifat saling menghargai terhadap
sesama, serta memiliki sikap jujur, bertanggungjawab, dan sopan santun baik kepada guru
maupun teman sesama muridnya.

Tersedianya layanan konseling sekolah juga sangat membantu upaya penanganan


terjadinya tindak kekerasan di sekolah, tidak hanya kesediaannya saja namun layanan konseling
sekolah juga harus berjalan dengan baik dan berlaku adil dan tidak memihak pihak manapun.
Selain itu tim pada layanan konseling sekolah juga bertugas untuk mengawasi dan memantau
perilaku siswa dan juga guru-guru yang ada untuk mencegah tindak kekerasan di sekolah.
Selanjutnya, diperlukan pula untuk diadakan pembinaan secara rutin untuk guru dan murid
terkait pentingnya menjaga dan menahan diri dari perilaku dengan kekerasan, pembinaan
tersebut dapat dilakukan oleh instansi diluar lingkungan sekolah seperti, Dinas pendidikan,
Polisi, maupun Dinas Perlindungan Anak.

Dalam dunia pendidikan, tugas seorang guru tidak hanya sebatas memberikan ilmu
(transfer of knowledge) saja, melainkan juga memberikan contoh kepada murid-muridnya atas
penerapan nilai-nilai moral dan budi pekerti yang baik yang berlaku di masyarakat, salah satunya
dengan tidak melakukan kekerasan sebagai upaya penyelesaian masalah, karena hal tersebut
akan menjadi contoh bagi siswa dalam berperilaku. Seorang guru memiliki tanggung jawab
untuk memberikan pengarahan kepada siswa yaitu ketika siswa melakukan kesalahan guru dapat
menggunakan cara-cara yang sesuai dengan norma pendidikan yang berlaku di Indonesia untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai