Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS MASALAH

Dosen Pengampu: Indah Verawati S.Psi., M,A.

Disusun Oleh :
DODI BENAMMI BARUS (6233111041)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI,REKREASI DAN


PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Menganalisis Masalah Siswa.
Tugas ini merupakan salah satu metode perkuliahan yang sangat bermanfaat untuk
mengetahui materi dalam perkuliahan. Dalam pembuatan tugas ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, arahan serta motivasi sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan
tugas ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terimakasih.

Medan, 05 September 2023

Dodi Benammi Barus

2
A. BERITA PERMASALAHAN ANAK
1. Viral Anak TK di Sulut Jadi Korban Bully, Korban 3 Pekan Tak Mau ke
Sekolah

Viral di media sosial seorang anak perempuan inisial DT (5) di Minahasa, Sulawesi
Utara (Sulut) sudah 3 pekan menolak sekolah karena menjadi korban bully. Ironisnya, korban
diduga.dibuly oleh orang dewasa. Dalam unggahan viral, bocah malang tersebut diketahui
sebagai warga Desa Koya, Kecamatan Tondano Selatan. Ibu korban, PW mengatakan DT
enggan masuk sekolah lantaran merasa takut di-bully oleh murid TK yang juga berstatus anak
guru, hingga sejumlah orang tua siswa. "Kasus perundungan kembali terjadi, DT 5 tahun
berdomisili di Koya, Tondano Selatan, di-bully habis-habisan oleh oknum orang tua di
sekolah tempat di mana dia menimba ilmu," Ibu korban, PW menjelaskan bahwa salah satu
pelaku merupakan anak salah seorang oknum guru di sekolah tersebut.
"Mirisnya oknum yang turut mem-bully adalah anak dari guru DT berinisial PEM panggilan
sehari-hari menggunakan inisial C," tambah akun tersebut. Saat dihubungi terpisah, PW
mengatakan bahwa putrinya DT di-bully saat berada di sekolah, pada Jumat (19/11) lalu.
"Di-bully habis-habisan oleh oknum orang tua di sekolah tempat di mana dia menimba ilmu,
mirisnya oknum yang turut mem-bully-nya adalah anak dari gurunya berinisial PM," kata PW
kepada detikcom, Senin (5/12/2022). Menurut PW, kasus bullying terhadap putrinya itu
berawal saat dirinya meminjam uang kepada wanita inisial MP. Namun karena pada 16
November lalu pinjaman tersebut belum dikembalikan sehingga MP membuat unggahan di
media sosial. Meski begitu kata dia, persoalan utang piutang sudah diselesaikan. Hanya saja
dia kecewa karena persoalan tersebut masih terus berlanjut hingga berdampak terhadap
anaknya. Kemudian pada 19 November lalu, anaknya pergi ke sekolah dan tanpa sengaja
korban mendengar percakapan beberapa oknum orang tua siswa. Mereka menuturkan bahwa
ibu korban adalah penipu."Anak saya sedang berjalan pulang dari sekolah menuju rumah, di
dalam sekolah dia mendengar pembicaraan oknum orang tua murid. Mereka mengeluarkan
perkataan ibu dari anak itu menipu (pinjam uang tidak kembalikan) dan lari ke Bolaang
Mongondow.

3
Anak tukang tipu sekolah di sini," ujarnya. PW mengatakan setibanya di rumah,
anaknya langsung menceritakan semua kejadian yang menimpanya."Setibanya di rumah
anak saya langsung menceritakan kejadian yang dialaminya," kata dia. Akibat dari
peristiwa tersebut, anaknya sudah tidak mau pergi ke TK Imanuel Koya, Minahasa,
karena trauma dan takut di-bully."Sampai saat ini anak saya sudah tidak masuk sekolah
selama 3 minggu," katanya.
Dia berharap masalah tersebut perlu disikapi secara serius oleh pihak sekolah. Dia
menginginkan persoalan tidak berlanjut ke ranah hukum. Tak hanya itu, supaya anaknya
bisa kembali bersekolah dengan perasaan aman, bukan karena takut di-bully.
PW melanjutkan, hal itu sangat berdampak dan mempengaruhi kejiwaan motorik dan
mental anaknya sebagai korban bully. "Akibat dari kejadian tersebut, hingga saat ini
anak saya sudah tidak mau sekolah lagi, dan hingga saat ini pihak sekolah tidak
melakukan kunjungan konseling terhadap korban," jelas dia. PW menegaskan bahwa
pihaknya masih memberikan waktu selama 3x24 jam untuk meminta maaf secara
terbuka. Namun apabila dalam waktu yang sudah ditentukan tidak ada itikad baik, maka
pihaknya akan membawa kasus ini ke ranah hukum. "Kami ingin meminta keadilan dan
ingin meminta bantuan konsul dan juga pendampingan pakar hukum yang lebih
memahami bentuk pelecehan dan perundungan secara verbal kepada anak di bawah
umur," pungkasnya.

Berdasarkan pada data KPAI di tahun 2021 setidaknya terjadi sekitar 53 kasus
bullying di sekolah dan 168 kasus bullying di dunia maya. Sedangkan, di Tahun 2022
KPAI menyatakan bahwa bullying dengan kekerasan fisik dan mental di sekolah menjadi
sekitar 226 kasus dan 18 diantaranya adalah bullying di dunia maya. Melihat fakta di
atas, maka untuk mengatasi salah satu contoh masalah sosial di lingkungan sekolah ini
harus ada koordinasi antara orang tua dan pihak sekolah.Orang tua berperan untuk
memberikan pemahaman kepada anak sejak dini bahwa membully seseorang merupakan
hal yang tidak baik. Sedangkan, pihak sekolah juga harus memberikan bimbingan
konseling yang tepat agar para pelaku. Bimbingan konseling tersebut bisa dilakukan
dengan beberapa tahapan seperti mengidentifikasi masalahnya, memberikan pelayanan

4
BK, tetapkan hukuman kedisiplinan, dan melakukan pengawasan terhadap pelaku
bullying.

2. Tawuran Antar Pelajar SMA Pecah di Tana Toraja, Polisi Turun Tangan

Sejumlah pelajar SMA terlibat tawuran di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi


Selatan (Sulsel). Polisi pun turun tangan menyelidiki aksi tawuran antar pelajar
tersebut."Iya benar. Tadi ada tawuran antar pelajar, kalau dilihat dari bajunya itu
pelajar SMA," kata Kapolsek Mengkendek, Iptu Andarias Tonapa kepada detikSulsel,
Senin (20/3/2023).Peristiwa itu terjadi di pinggir jalan wilayah Kilometer (Km) 12,
Kampung Lundan Ge'tengan, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja sekitar pukul
14.00 Wita, Senin (20/3). Namun Andarias mengungkapkan belum mengetahui motif
terjadinya tawuran antar pelajar itu. Pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan di
lapangan."Belum diketahui asal SMA mana, motifnya juga. Sementara anggota kami
di lapangan masih dalami kejadiannya, tapi benar ada kejadian itu," ungkapnya.
Pihaknya juga menunggu laporan jika ada korban terkait insiden tawuran tersebut.
Pasalnya Andarias belum tahu bisa menjelaskan lebih jauh terkait kronologi kejadian
itu."Belum (ada laporan) itu 1 sekolah atau melibatkan 2 sekolah. Belum kami ketahui
itu, anggota kami masih cek sekolah yang ada di sekitar sana," sebut Andarias.
Diketahui, aksi tawuran yang melibatkan pelajar SMA itu heboh di media sosial.
Dalam video beredar, pelajar yang mengenakan seragam putih abu-abu saling serang
hingga warga setempat dibuat geger."Tapi kalau dilihat dari video yah, ada satu
pelajar yang dikeroyok. Kita tunggu juga laporannya ini," pungkasnya.

Tawuran menjadi salah satu masalah sosial paling serius yang bahkan harus
melibatkan pihak seperti kepolisian dalam proses penanganannya. Secara umum,
kasus tawuran antar pelajar yang terjadi selama ini disebabkan oleh masalah kecil
seperti saling mengejek antar teman yang beda sekolah. Selain itu, penyebab salah
satu contoh masalah sosial di lingkungan sekolah ini juga emosi remaja yang masih

5
cukup labil, masalah kondisi keluarga yang kurang harmonis sehingga melampiaskan
kemarahan pada orang lain hingga lingkungan sekolah.

Meskipun penyebabnya terdengar sepele, namun tak jarang tawuran ini juga
menghilangkan banyak nyawa. Untuk mengatasi kasus tawuran antar pelajar ini, harus
melibatkan semua pihak, termasuk orang tua, guru hingga kepolisian. Orang tua bisa
menanamkan nilai-nilai yang baik dan membentuk karakter anak dari rumah. Guru
bisa memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang melakukan tawuran. Pihak
sekolah juga bisa memberikan hukuman yang wajar untuk memberikan efek jera.
Pihak kepolisian pun ikut berkontribusi dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
mengenai bahayanya melakukan salah satu contoh masalah sosial di lingkungan
sekolah yang dalam hal ini adalah tawuran. Ketika berhasil mengamankan pelaku
tawuran pun, polisi juga bisa memberikan pemahaman lebih kepada pelajar agar tidak
melakukannya kembali. Dengan adanya koordinasi dan kerjasama yang tepat dari
setiap pihak, maka tindakan tawuran bisa diminimalisir.

3. Warga Labuan Bajo Keluhkan Siswa Bolos-Nongkrong di Pantai

Warga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur


(NTT) mengeluhkan siswa yang kerap bolos pada jam-jam sekolah. Mereka biasanya
nongkrong di warung-warung di kawasan Pantai Pede, Labuan Bajo.
Keluhan itu disampaikan dalam kegiatan Jumat Curhat Polres Manggarai Barat di
Aula Kelurahan Labuan Bajo, Jumat (31/3/2023). "Pada saat jam sekolah banyak
anak-anak yang bolos dan nongkrong di warung sekitar kawasan Pantai Pede," kata
Ningsih, warga Kelurahan Labuan Bajo. Ia pun meminta polisi untuk melakukan razia
terhadap siswa bolos tersebut. Selain itu, warga juga mengeluhkan maraknya balap
liar di Labuan Bajo. "Mohon untuk dirazia, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti tawuran antarpelajar," kata Ningsih.

6
Kasat Binmas Polres Manggarai Barat AKP Muhammad Yakub berjanji akan
berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengatasi siswa bolos sekolah tersebut.
Nantinya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Manggarai Barat juga turut
dilibatkan untuk mengatensi keluhan warga itu.

"Kami akan berkoordinasi dengan Satpol PP agar bersama-sama menggelar razia


siswa yang bolos sekolah," kata Yakub. Terkait antisipasi balap liar, Yakub
meneruskan kepada Satlantas Polres Mabar. Sejumlah personel akan dikerahkan di
titik-titik yang kerap dijadikan arena balap liar.

4. Siswa Pelaku Kekerasan dari SMKN 56 Pernah Diberi Sanksi Sekolah

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara, Budi Sulistiono


mengatakan, RAS, siswa kelas XI dari SMKN 56 Jakarta Utara yang melakukan
kekerasan kepada lima rekannya pernah mendapat sanksi hukuman oleh sekolah
karena melakukan sebuah pelanggaran. Meski enggan menyebut pelanggaran yang
dilakukan RAS, Budi mengatakan, pelanggaran itu tidak separah dibanding kasus
baru-baru ini. Dalam rekaman video, RAS terekam melakukan kekerasan terhadap
empat orang adik kelas serta seorang rekannya sesama kelas X. Kejadian itu
berlangsung pada Kamis (27/7/2017), di tempat pelelangan Ikan Muara Baru, Jakarta
Utara. "Saya enggak tahu dia melakukan apa. Pasti ada pelanggaran juga. Tidak
separah ini. Kalau yang ini ada bukti fisiknya juga," ujar Budi saat dikonfirmasi
Kompas.com, Sabtu (29/7/2017).

Budi mengatakan, atas tindakan kekerasan yang dilakukan RAS kepada lima
rekannya, RAS dipastikan akan dikeluarkan dari sekolah. Begitu juga dengan Kartu
Jakarta Pintar (KJP) yang dia miliki juga akan dicabut. Tidak ada tuntutan yang
diajukan lima keluarga korban kekerasan terhadap RAS. Keluarga korban dan RAS

7
sepakat untuk berdamai. Selain meminta maaf secara tertulis, pihak sekolah juga
membawa RAS dan orangtuanya mendatangi satu per satu rumah korban. "RAS
sudah meminta maaf secara tertulis dan lisan kepada korban bersama orangtua, dan
pihak sekolah akan mengembalikan pelaku ke orangtua," ujar Budi.

5. Murid Bentak Guru di SMK Pustek Serpong, Kepsek: Ditegur karena


Mainkan Saklar Lampu

Kepala SMK Pustek Serpong, Masri menjelaskan, pemicu utama peristiwa


murid membentak guru di sekolah adalah karena bermain lampu. Menurut Masri,
murid di dalam video tersebut ditegur oleh gurunya bukan karena terlambat datang
ke sekolah. Murid kelas 11 SMK jurusan Teknik Jaringan Komputer (TKJ) itu sudah
berulang kali memainkan lampu di sekolah. "Sebetulnya kronologinya siswa
tersebut kelas 11 TKJ, mainan lampu dikedap-kedip seperti lampu disko, saklarnya
dikedap-kedipin," jelas Masri saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2023). Di sekolah
tersebut ada petugas keamanan yang berjaga di setiap lantai saat jam istirahat
sekolah. Menurut Masri, petugas keamanan sudah berusaha menjaga ketertiban
dengan menegur murid bersangkutan saat itu. Akan tetapi, teguran itu didiamkan
begitu saja oleh si murid di dalam video, sehingga petugas keamanan membawa
guru bimbingan penyuluhan (BP) untuk menegur si murid. "Siswa tersebut memang
ditegur, sebelumnya dipantau kok ada yang main lampu berulang," jelasnya. "Kita
berikan pengertian bahwa jangan mainin lampu takutnya korslet, akhrinya terjadi
kebakaran, pas ditegur dia tidak senang. Akhirnya keamanan merangkul bawa guru
BP," tambah dia. Saat, guru BP mendatangi si murid, murid pun emosi dan tidak
mau ikut ke ruangan guru BP. "Dia (si murid) tidak mau, emosi, namanya manusia
dikasih tahunya susah itu anak kecil, dirangkul BP, akhirnya mau juga," ucap dia.

6. Viral, Video Siswa Sekolah Swasta Merokok di Kelas Saat Belajar

8
Video berdurasi 3 menit 52 detik di mana sejumlah siswa asyik merokok di
dalam kelas saat pelajaran berlangsung viral di media sosial. Dari penelusuran
Kompas.com, tindakan tak terpuji ini terjadi di SMK Taman Madya yang berada di
Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, belum
diketahui orang yang pertama kali mengunggah video tersebut. Adegan merokok
sejumlah siswa dalam kelas itu dilakukan saat guru sedang menerangkan pelajaran.
Dalam video tersebut nampak beberapa murid terlihat duduk di bangku belakang
sambil merokok. Mereka merokok tanpa canggung dan sepertinya tidak menggubris
sang guru sedang mengajar.

Sementara, murid lainya terlihat duduk di bangku masing-masing saat


mengikuti proses belajar di kelas tersebut. Perbuatan pelajar itu mendapatkan
kecaman dari masyarakat. Warganet pun merasa geram dengan perilaku beberapa
siswa di sekolah swasta yang mempertontonkan perilaku tak sopan dan melanggar
aturan sekolah. Ketua Yayasan SMK Taman Madya M Daus membenarkan kejadian
itu dilakukan oleh peserta didiknya. Namun, ia mengatakan peristiwa itu terjadi pada
2017 silam. "Iya benar, tapi kejadian itu tahun 2017 dan sudah diproses kok. Begitu
kejadian selesai kita panggil semua orangtua siswa," kata Daus, saat dihubungi
Kompas.com, Selasa (8/1/2019). Ia menuturkan, adegan yang menggambarkan siswa
merekok itu dilakukan dalam kelas saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung. Peristiwa itu direkam oleh sesama pelajar menggunakan telepon
genggam. Video tersebut dibuat menjelang Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK). Pihak sekolah, kata dia, sudah mengambil tindakan tegas atas siswa yang
merokok dalam kelas itu. Ia menyebutkan, ada enam siswa yang telah diproses dan
diberikan sanksi oleh pihak sekolah. Sementara, sang guru yang membiar peserta
didiknya merokok dalam kelas tidak diperpanjang kontraknya. “Kita sangat
menyesalkan, sehingga segera kita ambil sikap waktu itu. Karena ada pertimbangan
mengingat siswa saat itu mau menyelesaikan studinya, ya paling dibuatkan
pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan. Bukan menoleransi ini, hukuman
juga ada dari orangtua, ada sanksi juga dari sekolah. Untuk gurunya tidak

9
diperpanjang lagi kontraknya di sekolah kita karena ditemukan ada unsur
pembiaraan," ungkap dia.

B. PERILAKU NEGATIF SISWA: BENTUK, FAKTOR


PENYEBAB, DAN SOLUSI GURU DALAM
MENGATASINYA

A. BENTUK PERILAKU-PERILAKU NEGATIF SISWA

1. Mengganggu
Bentuk perilaku negatif ini sering sekali ditemukan pada waktu pembelajaran
berlangsung maupun pada waktu istirahat. Perilaku yang dilakukan siswa ini
sangat mengganggu kegiatan proses belajar. Pada saat peneliti melakukan
wawancara dengan guru kelas, mengatakan bahwa terdapat beberapa siswa yang
suka mengganggu teman. Peneliti melihat kejadian tersebut pada saat observasi,
siswa A yang duduk paling belakang sedang asyik bermain penggaris. Siswa A
tersebut menggunakan penggaris untuk mengambil tempat pensil temannya
sehingga teman yang lain merasa terganggu oleh perlakuan siswa A. Tidak hanya
itu, siswa A mengganggu temannya dengan cara menyembunyikan penghapus,
mencoret-coret buku, bahkan siswa A tersebut berjalan-jalan untuk mengambil
barang temannya.

2. Membully
Perilaku membully yang sering sekali dilakukan siswa yaitu memangil nama
teman dengan sebutan yang tidak pantas, men menghina nama orang tua bahkan
saling mengejek. Terkadang siswa juga melakukan pengancaman terhadap
temannya dikarenakan tidak mau meminjami pensil maupun penghapus. Pada
saat peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, terdapat beberapa siswa

10
yang melakukan pembullyan terhadap temannya. Hasil observasi menunjukkan
pada saat di dalam kelas siswa B memanggil nama teman dengan sebutan nama
hewan, tidak hanya itu siswa B menghina nama orang tua temannya dan
mengejek. Siswa B tersebut terkadang juga melakukan pengancaman terhadap

temannya dankejadian tersebut dilakukan oleh siswa B pada saat jam istirahat.

3. Emosional
Siswa yang mempunyai perilaku emosional sering kali bermain tangan
terhadap temannya, entah memukul atau mencubit. Apabila siswa tersebut
merasa terganggu dan tidak bisa menahan dirinya maka ia berbuat hal negatif
terhadap temannya. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas,
menjelaskan bahwa sikap emosional yang terjadi dilakukan oleh siswa menjadi
hal yang biasa. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat jam pembelajaran
berlangsung siswa C memukul teman sebangkunya menggunakan buku tulis.
Teman sebangkunya tidak sengaja menyenggol tangan siswa C sehingga siswa
tersebut marah dan meluapkan emosinya kepada temannya.
4. Provokator
Siswa yang melakukan perbuatan tersebut sering mengajak atau menghasut
teman yang lain agar melakukan tindakan yang mengarah ke hal negatif.
Contohnya, apabila siswa tersebut tidak menyukai hal seperti tidak mau
mengerjakan tugas dari guru maka siswa tersebut menyuruh teman yang lain
agar tidak mengerjakannya juga. Pada saat peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas, bahwa terdapat salah satu siswa yang mempunyai perilaku
negatif tersebut.

5. Berkelahi
Perilaku negatif seperti ini harus diperhatikan oleh guru, kejadian yang
dialami siswa awalnya mereka saling bercanda. Tetapi pada saat bercanda ada
siswa yang tersinggung maupun di tertawakan siswa lain sehingga
mengakibatkan cekcok dan terjadilah perkelahian. Sering sekali kejadian ini
dialami oleh siswa laki-laki yang emosinya tidak stabil.Pada saat peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas, bahwa perkelahian yang dalami oleh
siswa karena saling bercanda tetapi lama kelamaan hal tersebut menjadi serius.
Hasil observasi menunjukkan pada saat jam istrahat siswa D bermain petak

11
umpet di depan kelas dengan teman-temannya, karena salah satu seorang teman
tidak mau bergantian berjaga siswa D langsung menyekik leher teman tersebut
dari belakang sehingga terjadilah pekelahian.
6. Membolos
Membolos merupakan suatu kesengajaan yang dilakukan siswa untuk tidak
masuk sekolah atau tidak mengikuti pelajaran. Membolos juga merupakan suatu
tindakan yang melanggar tata tertib di sekolah. Terdapat beberapa siswa di SDN
Keboansikep 01 Gedangan Sidoarjo yang membolos sekolah tanpa surat
keterangan, dan ada juga siswa yang membolos dikarenakan orang tua yang
bekerja dari pagi sehingga siswa tersebut kurang pengawasan dari orang tua.
Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, tedapat siswa E
yang sering membolos. Siswa E tersebut dalam seminggu masuk sekolah 2 atau
3 hari saja, menurut guru kelas siswa E sering membolos dikarenakan faktor
ekonomi keluarganya.

B. FAKTOR PENYEBAB MASALAH-MASALAH


1. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan salah satu penyebab terjadinya siswa mempunyai
perilaku negatif terutama terkait dengan hal-hal berikut:
1) Kurangnya perhatian orang tua, sering kali orang tua yang sibuk bekerja sehingga
siswa tidak dapat perhatian dan pengawasan yang lebih. Karena sama-sama sibuk
bekerja siswa menjadi kurang terurus dan terabaikan.
2) Perceraian orang tua, masalah yang ada dalam keluarga bisa jadi penyebab siswa
mempunyai perilaku negatif. Siswa mencari kesenangan sehingga melampiaskan

12
kepada temannya. Dampak percerain dari orang tua bisa mengakibatkan siswa
menjadi stress dan hasil bealajar menjadi turun.
3) Ekonomi, faktor dari ekonomi yang kurang bisa mepengaruhi siswa mempunyai
perilaku negatif. Orang tua yang sibuk bekerja dan sering terjadi cekcok keluarga
karena kebutuhan ekonominya kurang sehingga kebutuhan siswa tidak bisa terpenuhi.

2. Faktor Lingkungan atau Pergaulan


Perilaku negatif siswa SDN Keboansikep 01 Gedangan Sidoarjo juga timbul
karena faktor lingkungan atau pergaulan yang wujudnya sebagai berikut: 1) Berteman
dengan yang lebih dewasa, karena orang tua sibuk bekerja orang tua tidak bisa
mengawasi siswa berteman dengan siapa saja.
2) Kondisi lingkungan yang mengharuskan siswa tinggal di pemukiman kos, di
pemukiman ini bisa menyebabkan siswa mempunyai perilaku negatif.
3) Adanya teman yang mengajak bermain di warkop, sehingga pergaulan siswa
mengikuti pergaulan orang dewasa contoh hal kecil yaitu berkata kotor yang sering
diucapkan.
3. Faktor Individu
Perilaku negatif siswa SDN Keboansikep 01 Gedangan Sidoarjojuga berasal
dari dalam diri siswa sendiri diantaranya:
1) Orang tua sudah mengarahkan dan membimbing siswa tersebut dan mendapatkan
perhatian dengan baik, tetapi respon siswa malah menunjukkan sikap sebaliknya.
2) Tingkat kecerdasan yang berbeda, sering sekali siswa tidak bisa menyesuakian
atau tertinggal dalam pelajaran sehingga siswa mencari perhatian dari guru.
3) Siswa tidak bisa mengendalikan emosinya.

c. Solusi Guru dalam Mengatasi Perilaku Negatif Siswa


1) Sebagai calon Guru melakukan pendekatan khusus terhadap siswa yang
mempunyai perilaku negatif.
2) Sebagai calon Guru tidak akan pernah bosan memberikan nasihat ( upaya
preventif) dan motivasi sebagai dorongan siswa agar mempunyai perilaku yang baik.
3) Sebagai calon Guru memberikan teguran dan peringatan secara langsung maupun
tertulis.
4) Sebagai calon Guru memberikan sanksi atau hukuman yang mendidik,namun ada
baiknya tidak melakukan kekerasan atau pun omongan yang kasar.

13
5) Sebagai calon Guru melakukan kerja sama atau pendekatan terhadap orang tua
siswa.
6) Sebagai calon Guru hendak tidak langsung memarahi siswa,namun mendekati
siswa dengan memahami karakteristik siswa dari hal yang disukai,dan lain-lain.
7) Sebagai calon Guru hendaknya membimbing ke arah lebih baik
Contohnya:
 Melalui Hobii,
 Melalui Metode Pembelajaran yang menyenangkan,
 Melalui Bercerita.
8) upaya korektif seperti mengecek kondisi siswa dan komunikasi terhadap orang
tua,
9) menjalin kerja sama yang baik antar guru.
D. KESIMPULAN
 Bagi Sekolah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi dengan
merujuk kepada indikator siswa menunjukan perilaku menyimpang selama
proses pembelajaran. Dalam hal ini, sekolah diharapkan dapat memberikan
pelatihan kepada guru sehingga kualitas guru dapat menjadi lebih baik dan
guru dapat membuat standar pembelajaran yang lebih baik lagi.
 Bagi guru kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi dengan
merujuk kepada indikator siswa menunjukan perilaku menyimpang selama
proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat lebih memberikan
perhatian kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman dan senang selama
pembelajaran berlangsung.
 Bagi Siswa Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi dengan
merujuk kepada indikator kesulitan belajar yaitu siswa menunjukan perilaku
menyimpang selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, siswa diharapkan
meningkatkan motivasi belajar agar tidak menyimpang selama proses
pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA
Suharmono, K., Syamsul, G., & Hawa N. H. (2020). Perilaku Negatif Siswa dan Solusi
Untuk Mengatasinya di sekolah. Jurnal Elementary School, 7(2), 215-224.
https://www.academia.edu/71130501/
Perilaku_Negatif_Siswa_Bentuk_Faktor_Penyebab_Dan_Solusi_Guru_Dalam_Mengatasinya

15

Anda mungkin juga menyukai