Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MINI RISET DAN REKAYASA IDE

DOSEN PENGAMPU : GITA NOVERI EZA,S.Pd.,M.Pd.

FILSAFAT PENDIDIKAN

“VIDEO DAN ARTIKEL TENTANG KASUS PENDIDIKAN

DAN KAITANNYA DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN”

OLEH :

KELOMPOK 3

1. DESIMA SAMOSIR NIM : 4191131009


2. RISA AD’DHALIA NIM : 4191131011
3. ELVA DAMAYANTI LUBIS NIM : 4191131023
4. DAHLAN VERONIKA HASUGIAN NIM : 4192431002
5. DEFI ELFRIDA NIM : 4193131026

KIMIA DIK A 19

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
IDENTITAS ARTIKEL DAN VIDEO

 Artikel

Nama Penulis : Suki

Waktu terbit : Senin, 11 Februari 2019, 07:26 WIB

Judul Artikel : Kisah Bocah SMP di Gresik Tantang Guru Hingga

Bersujud Minta Maaf

Sumber Artikel : detiknews

Link Artikel :
https://news.detik.com/read/2019/02/11/064518/4422329/475/kisah-bocah-smp-
di-gresik-tantang-guru-hingga-bersujud-minta-maaf

 Video

Nama Pengupload : LastTeacher

Waktu Upload : 12 Oktober 2017

Sumber : Youtube

Link Video : https://youtu.be/_JPx8-qvpXM


RINGKASAN ISI ARTIKEL DAN VIDEO

 Artikel

Kisah ini terjadi di SMP PGRI Wringinanom Gresik yang dimulai ketika
seorang siswa SMP menantang gurunya dengan memegang kepala guru tersebut
dan kemudian mendorong si guru dan mencengkram kerah bajunya seakan-akan
hendak memukul si guru sambil memakinya. Sang guru hanya diam membisu
melihat tingkah laku anak didiknya tersebut. Sedangkan si murid meneruskan aksi
kurang ajarnya dengan merokok di dalam kelas.

Sebagai tindak lanjut penyelidikan, polisi akhirnya memanggil pihak-


pihak yang terkait dengan video tersebut. Mediasi digelar di Polsek Wringinanom
yang dihadiri oleh sang guru dan siswa yang didampingi oleh kedua orang tuanya.
Mediasi tersebut juga dihadiri pihak dari Perlindungan Perempuan Anak Jatim,
pegawai Kementerian Sosial, Yayasan PGRI, dan tuan rumah Kapolsek
Wringinanom AKP Supiyan.

Sebelum dilakukan perjanjian damai, sang guru mengaku sudah ikhlas


memaafkan sikap siswanya. Menurutnya, terlepas dari sikap siswanya yang
kurang terpuji, ia menganggap siswanya adalah anak didiknya sendiri. Meski
begitu, si siswa tetap meminta maaf dan memeluk sang guru.Tak cukup
bersalaman dan berpelukan, siswa tersebut langsung bersujud mencium kaki sang
guru untuk lebih dalam meminta maaf. Guru tersebut pun terkejut dan langsung
mengangkat tubuh siswanya tersebut.

Meski sudah berdamai, orang tua siswa yang menantang guru hingga viral
di media sosial mengaku takut akan masa depan anaknya. Mereka takut anaknya
akan diperlakukan berbeda di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Gresik mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini, namun pihaknya tidak akan
melakukan punisment yang berlebihan.

 Video

Fenomena siswa yang kurang menghormati gurunya sejak beberapa tahun


terakhir membuat resah para guru, dan masyarakat. Bagaimana tidak, guru yang
seharusnya menjadi contoh dan sebagai orang tua kedua di sekolah justru menjadi
bahan olok-olokan oleh siswa.
Pada video tersebut terlihat perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan
perilaku seorang siswa yang sebenarnya ,dimana siswa tersebut berani melakukan
pelanggaran di depan guru secara langsung tanpa ada rasa segan dan bersalah.
Dalam video, seorang siswa berani melawan guru saat proses pembelajaran
sehingga membuat guru marah kepada siwa yang tidak sopan tersebut, selain itu
ada juga siswa yang berani mengangkat kaki ke atas meja saat guru sedang
mengajar di depan kelas,lalu ada juga seorang siswa yang melakukan aksi yang
tidak pantas dan sepatutnya dilakukan oleh seorang siswa kepada gurunya,selain
itu terdapat seorang anak di warnet yang menjadi korban dari perkembangan
teknologi, dimana anak tersebut menonton tayangan orang dewasa (video porno)
sehingga menyebabkan halusinasi yang tinggi sampai anak tersebut menjilati layar
komputer dimana terdapat gambar wanita seksi ,selain itu juga terdapat seorang
siswa SD yang merokok.
PEMBAHASAN

Dalam menganalisis kasus ini, materi hakekat pendidikan adalah yang paling
berhubungan. Dalam pendidikan nasional dan pembinaan karakter menjelaskan
bahwa tujuan filosofis pendidikan nasional secara garis besar sebagai upaya
membentuk anak didik yang memiliki pengetahuan, berakhlak mulia, dan
berkepribadian dan berkarakter. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional, menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangjan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara”.

Kebiasaan baik atau buruk pada diri seseorang anak didik dan generasi yang
mengindikasikan kualiatas karakter ini tidak terjadi dengan sendirinya. Selain
faktor nature,faktor nurture juga berpengaruh lebih jauh. Proses sosialisasi atau
pendidikan dalam proses pendidikan anak didik setidaknya terletak pada peranan
orang tua/ keluarga, institusi pendididkan dan masyarakat, terlebih pemerintah.

Dalam proses pembentukan dan menanamkan nilai –nilai kebajikan (moral,


karakter, akhlak) pada anak didik sangat tergantung pada jenis pola asuh yang
diterapkan keluarga/ orang tua pada anaknya.

Dalam buku filsafat pendidikan lain, materi yang mencakup adalah Fungsi
Pendidikan dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk Biologis. Makna
pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian secara
luas. Dalam arti khusus langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah
bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah.
Pendidikan sudah dimulai setelah anak lahir  dan akan berlangsung sampai
manusia meninggal. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan utama bagi
proses perkembangn seorang individu sekaligus merupakan  peletak dasar
kepribadian anak. Seperti melakukan interaksi antara orang tua dan anak,
sehingga pendidikan tidak hanya berfungsi menjadikan anak itu pandai saja tetapi
mengerti etika sopan santun dan norma-narma yang baik terhadap orang lain.

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam pendidikan di keluarga.


Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua
setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan
sosialnya. Pendidikan menjadikan manusia menyadarkan kita akan pentingnya
modal social. Modal social merupakan energy kolektif masyarakat  yang berupa
kebersamaan, solidaritas, kerjasama, toleransi, kepercayaan, dan tanggung jawab
tiap anggota  masyarakat dalam memainkan setiap peran yang diamanahkan. Bila
energy kolektif hancur maka akan hancur pula keharmonisan, keseimbangan,
keserasian, dan kelarasan dalam masyarakat.
Pendidikan dapat merubah tingkah laku akibat dari proses belajar,
Pengertian belajar sendiri dapat disimpulkan sebagai berikut :
a)Dengan belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
b Dengan belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah.
c Perubahan tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu
usaha (Anwar,Muhammad.,2015).

Bila dilihat dari kaca mata pendidikan, bahwa keadaan sekarang adalah
merupakan gambaran pelaksanaan pendidikan pada masa yang silam, puluhan
tahun yang lalu. Perbuatan dan tingkah laku warga masyarakat yang kurang
mengindahkan kaidah-kaidah kemanusiaan dan hukum, bertindak dengan
menghakimi sendiri bila ada perbuatan yang menyimpang di tengah-tengah
masyarakat, melanggar aturan dan yang lainnya. Oleh karena itu, sebenarnya perlu
dilakukan pengkajian yang mendalam tentang praktek pelaksanaan pendidikan
pada masa yang lalu untuk menemukan kesenjangan yang terjadi, agar dapat
diperbaiki pada masa kini dan hasilnya akan nampak pada masa yang akan
mendatang.

Manusia pada hakekatnya adalah baik, namun dapat berkembang ke arah yang
kurang baik bila kondisinya kurang baik, oleh karena itu contoh atau keteladanan
dari pendidik sangat diperlukan. Pengembangan dan pembentukan karaktek
diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan, keluarga,
sekolah, dan masyarakat (Purba,Edward.,2017).
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan lembaga yang
memberikan pengaruh lebih besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik terutama terhadap pertumbuhan dan
perkembangan rohani atau pribadinya. Siswa yang melakukan sikap
tersebut biasanya siswa yang terkena lingkungan negatif dari masyarakat
dan kurangnya orangtua dalam meluangkan waktu untuk mengamati
pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. SARAN
Dalam mendidik anak perlu diperhatikan pendidikan karakternya,
mulai dari yang mempengaruhi seperti teman sepergaulan dan lingkungan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Purba,Edward,Yusnadi. 2017 . Filsafat Pendidikan . Medan : Unimed


Press.
2. Anwar,Muhammad. 2015 . Filsafat Pendidikan . Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai