Anda di halaman 1dari 9

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

UPAYA GURU DALAM MENANGANI PERILAKU


KENAKALAN SISWA SD

Sumani
SD Negeri 6 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin
e-mail: sumani@gmail.com

Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Bentuk-bentuk perilaku kenakalan
siswa di SD (2) Faktor penyebab kenakalan siswa di SD (3) Upaya guru dalam menangani
perilaku kenakalan siswa di SD (4) Hambatan-hambatan guru dalam menangani perilaku
kenakalan siswa di SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan: (1) bentuk-bentuk kenakalan siswa seperti; menyembunyikan
barang teman, berkelahi, ramai, membolos atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan usil,
memanggil nama temannya dengan sebutan nama orang tuanya, dan mengunggah gambar
yang tidak baik difacebook. (2) Faktor penyebab yaitu dari faktor endogendan faktor eksogen
(3) Upaya guru dalam menangani perilaku kenakalan siswa yaitu memberikan nasihat, upaya
korektif, seperti: mengontrol perilaku siswa, mengecek kondisi siswa, komunikasi dengan orang
tua, dan melakukan pendekatan secara individu (4) Hambatan yang dialami guru dalam
menangani perilaku kenakalan siswa adalah kurangnya dukungan dan perhatian orang tua
terhadap perilaku siswa.

Kata Kunci: Guru, Kenakalan Siswa, Perilaku, Upaya

Abstract- This study aims to describe (1) Forms of delinquency behavior of students in
elementary school (2) Factors causing delinquency of students in elementary school (3) Efforts
of teachers to deal with delinquent behavior in elementary school students (4) Teacher barriers
in dealing with student misbehavior at elementary school. This type of research is qualitative
research. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews and
documentation. The results of this study indicate (1) forms of student delinquency such as;
hiding friends' belongings, fighting, crowded, skipping or not going to school without nosy
information, calling his friend's name as the name of his parents, and uploading pictures that
were not good on Facebook. (2) causative factors, namely from endogenous factors and
exogenous factors (3) The teacher's efforts in dealing with student misbehavior, namely giving
advice, corrective efforts, such as: controlling the behavior of students, checking the condition of
students, communication with parents, and doing individual approaches (4) The obstacle
experienced by teachers in dealing with student misbehavior is the lack of support and attention
of parents towards student behavior.

Keywords: Teacher, Student Delinquency, Behavior, Effort

——————————  ——————————

PENDAHULUAN
Sekolah merupakan saranan untuk perkelahian, serta perilaku kenakalan siswa
mengoptimalkan pendidikan di Indonesia. di sekolah. M. Gold dan J.Petronio dalam
Sekolah berperan penting dalam Sarlito (2012) mengatakan bahwa
membentuk generasi bangsa Indonesia “kenakalan anak adalah tindakan oleh
(Kristiawan, 2016). Peran penting sekolah seseorang yang belum dewasa yang
dalam pendidikan adalah terciptanya kondisi sengaja melanggar hukum dan yang
yang nyaman di sekolah, dimana siswa diketahui oleh anak itu sendiri bahwa kalau
belajar dengan baik, tidak adanya perbuatannya itu diketahui oleh ia bisa

909
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

dikenai hukuman. Perilaku anak-anak yang menyontek, membangkang, membuang


kurang kena di hati dapat pula dikatakan sampah sembarangan, dan tidak merawat
sebagai kenakalan (Kuperand Kuper, 2008). rambut dan kuku.
Anak-anak di Sekolah Dasar Kasus lainnya terkait kenakalan siswa
merupakan asset masa depan suatu Sekolah Dasar diberitakan di media
bangsa, oleh sebab itu pola pikir, pola detik.com pada forum DetikNews dikabarkan
perilaku dan pola tindakan serta pola sikap oleh Eko Sudjarwo bahwa empat siswa SDN
mereka harus diformat secara optimal, di Kecamatan Kota Lamongan merusak dan
sehingga mereka mempunyai pola hidup membakar rapor, setelah nilainya diketahui
yang terarah dan terpadu, penuh dengan jelek. Atas sikap tak terpuji ini, 4 siswa SD
kreasi dan inovasi. Sinkronisasi pembinaan tersebut dilaporkan kepala sekolah ke
antara lingkungan keluarga, lingkungan kepolisian. Kasat Reskrim Polres Lamongan
masyarakat dan lingkungan sekolah AKP Wisnu Prasetya mengatakan, diketahui
merupakan strategi yang tepat dalam usaha tindakan ke empat siswa itu saat Kepala
membentuk kepribadian mereka, agar Sekolah SD tersebut, Wiku Handoko (57)
mereka mempunyai skemata yang jelas dihubungi Abdul Wahab. Saat itu, Wahab
untuk menapak masa depan (Kristiawan, melaporkan jika ruang kelas V(lima) SD
2015). Oleh karena itu kedudukan guru mengalami kebakaran. Lalu sekolah
memiliki peran yang sangat penting dalam mengecek kejadian tersebut. "Akibat
turut serta mengatasi terjadinya kenakalan kebakaran itu menyebabkan 21 rapor kelas
siswanya, sebab guru merupakan sosok V dan satu buku data nilai terbakar hingga
yang bertanggung jawab langsung terhadap habis, meski api sudah berhasil
pembinaan moral dan menanamkan norma dipadamkan," kata Wisnu kepada wartawan,
hukum tentang baik buruk serta tanggung Rabu (1/6/2016). Mengetahui kebakaran
jawab seseorang atas segala tindakan yang yang menimpa ruang sekolahnya tersebut,
dilakukan baiknya. pihak sekolah lantas melakukan
Cicik Rohmawati yang berjudul “Usaha penyelidikan penyebab pembakaran. Dari
Guru untuk Mengatasi kenakalan Anak kelas hasil penyelidikan, diketahui pelaku
V SD Negeri Kliwonan 2 Masaran Sragen pembakaran merupakan 4 siswa SD
Tahun Pelajaran 2011/2012” menyatakan tersebut yang seluruhnya siswa kelas V.
bahwa Bentuk kenakalan yang dilakukan Adapun cara penanganan siswa yang
oleh siswa kelas V SD Negeri Kliwonan 2 memiliki kenakalan dapat dilakukan dengan
Masaran adalah: Tidak mengikuti jamaah, pendekatan yang tepat bagi anak tersebut.
membolos, ngobrol/ramai, lari dari sekolah, Pelaksanaan layanan bimbingan terhadap
berpakaian tidak sesuai dengan yang di siswa yang mengalami gangguan dalam
tentukan, tidak mengerjakan PR, tidak perkembang-annya adalah salah satu cara
memakai ikat pinggang dan kaos kaki, penanganan yang termasuk golongan
sering terlambat datang sekolah, khusus. Artinya siswa yang termasuk dalam

910
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

golongan memiliki gangguan pada level atas Kenakalan Siswa Di SD Pulau Rimau”.
perlu diprioritaskan atau diperhatikan lebih. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
Dipilihnya pendekatan ini yang tepat oleh upaya guru dalam menangani perilaku
guru supaya gangguan yang dialami siswa kenakalan siswa adalah usaha-usaha yang
bisa ditangani secara optimal dan guru dilakukan oleh guru dalam memberikan
mengetahui dengan benar gangguan yang perhatian dan tindakan terhadap tingkah
sebenarnya dialami oleh siswa. laku atau perbuatan siswa yang melanggar
Berdasarkan pengamatan Ada norma yang berlaku di masyarakat dimana
beberapa siswa melakukan perbuatan yang perilaku tersebut membuat resah dan
seharusnya tidak dilakukan, seperti: mengganggu ketentraman orang lain
mendorong temannya saat pelajaran sehingga apabila tidak segera ditangani
berlangsung, berperilaku tidak sopan pada akan berakibat pada masalah yang akan
guru (berbicara keras dan kasar, duduk merugikan dirinya sendiri maupun orang
diatas meja), berkelahi, dan mengejek lain. Peneliti nantinya akan meneliti berbagai
temannya. Berdasarkan hasil wawancara bentuk-bentuk perilaku kenakalan siswa,
dengan guru SD Pulau Rimau pada faktor penyebab, upaya guru dalam
mengatakan bahwa memang terdapat menangani perilaku kenakalan siswas, serta
perilaku kenakalan siswa seperti: ada siswa hambatan yang dialami oleh guru. Guru
yang menyembunyikan sepatu temannya, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
siswa yang suka mengganggu temannya guru kelas.
(mengejek, mengambil barang temannya
tanpa izin, rebutan mainan). METODE PENELITIAN
Akar masalah yang terjadi adalah Jenis penelitian yang digunanakan
karena kurangnya perhatian orang tua yaitu penelitian kualitatif dengan desain studi
terhadap siswa, sehingga siswa berperilaku kasus. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
menyimpang atau nakal. Usulan atas Pulau Rimau. Alasan dipilihnya sekolah ini
pemecahan masalah diatas adalah guru adalah dikarenakan melihat fenomena
sebagai orang tua ke dua dari siswa perilaku siswa yang terjadi di SD Negeri
berkewajiban untuk mencegah anak didik Pulau Rimau. Nara sumber dalam penelitian
dari suatu akhlak yang tidak baik (Imam al- ini yaitu kepala sekolah, guru kelas I sampai
Ghazali dalam Ngainun Naim, 2009). Oleh VI dan siswa SD Negeri Pulau Rimau.
sebab itu maka seorang guru harus dapat Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
menangani perilaku kenakalan siswa peranan sebagai pengamat partisipatif dan
sehingga siswa tidak lagi melakukan pewawancara mendalam. Hal itu dilakukan
perbuatan yang tidak baik. peneliti untuk mengumpulkan data,
Berdasarkan penjelasan diatas maka memperoleh penngalaman, dan
perlu diadakan penelitian dengan judul memudahkan peneliti untuk memahami
“Upaya Guru dalam Menangani Perilaku situasi yang terjadi.

911
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

Teknik yang digunakan untuk dari norma dan aturan di lingkungannya.


mengumpulkan data dalam penelitian ini Perilaku kenakalan dapat membuat resah
meliputi wawancara, observasi, dan orang lain, selain itu perilaku nakal juga
dokumentasi. Keabsahan data atau dapat merugikan orang lain. Hal tersebut
informasi yang digunakan dalam melakukan sejalan dengan pendapat Sofyan (2008: 90)
penelitian adalah triangulasi. Triangulasi yang menyatakan bahwa “kenakalan remaja
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data ialah tindak perbuatan sebagian para remaja
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di yang bertentangan dengan hukum, agama
luar data, untuk keperluan mengecek atau dan norma-norma masyarakat sehingga
pembanding terhadap data atau informasi akibatnya dapat merugikan orang lain,
yang telah ada (Muhammad Mulyadi, 2016). mengganggu ketentraman umum dan juga
Setelah itu data dianalisis melalui merusak dirinya sendiri.”Murray and
lima tahap yaitu :perencanaan, permulaan Farrington (2010: 634) menyatakan bahwa
penghimpunan data. himpunan data dasar “kenakalan didefinisikan berdasarkan
dan reduksi. penutupan penghimpunan dan tindakan yang dipuji oleh hukum pidana,
penyajian data, dan penyempurnaan seperti pencurian, pencurian, perampokan,
(McMillan danSally Schumacher dalam kekerasan, vandalisme, dan penggunaan
Sutama, 2015). Dalam penelitian ini narkoba.
menggunakan instrumen pedoman
wawancara dan instrumen pedoman Bentuk-bentuk Perilaku Kenakalan Siswa
observasi. Instrumen pedoman wawancara di SD Negeri Pulau Rimau
digunakan peneliti sebagai pedoman dalam Bentuk perilaku kenakalan siswa yang ada
melaksanakan wawancara agar pertanyaan di SD Negeri Pulau Rimau seperti;
peneliti dan jawaban narasumber tidak menyembunyikan barang teman, berkelahi,
menyimpang dari fokus penelitian. ramai, suka mainan dan tidak
Sedangkan intrumen pedoman observasi memperhatikan pada saat pembelajaran,
digunakan agar observasi yang dilakukan membolos atau tidak masuk sekolah tanpa
lebih terarah karena menggunakan keterangan, susah untuk diatur, meminta
pedoman sebagai instrumen pengamatan. uang temannya, merokok, melanggar aturan
di sekolah tidak memakai seragam sesuai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan harinya, terlambat masuk sekolah,
Perilaku anak-anak yang kurang kena di hati berbohong, usil mengganggu temannya,
disebut dengan kenakalan(Kuper and Kuper, memanggil nama temannya dengan sebutan
2008: 188). Perilaku anak yang kurang kena nama orang tuanya, dan mengunggah
di hati biasanya adalah perilaku yang kurang gambar yang tidak baik difacebook. Perilaku
baik, perilaku yang susah untuk diatur kenakalan siswadi SD Negeri Pulau Rimau
sehingga membuat jengkel. Perilaku nakal dapat dikelompokkan ke dalam tiga
biasanya adalah perilaku yang menyimpang tingkatan kenakalan, yaitu sebagai berikut:

912
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

a. Kenakalan biasa, seperti: membolos Kuper and Kuper (2008: 188) yang
sekolah dan suka berkelah menyatakan bahwa kenakalan adalah
b. Kenakalan yang menjurus pada perilaku anak-anak yang kurang kena di
pelanggaran dan kejahatan, seperti: hati.
tidak memakai seragam sesuai dengan Bentuk-bentuk kenakalan yang terjadi di
harinya, terlambat masuk sekolah. SD Negeri Pulau Rimau hampir sama
c. Kenakalan khusus, seperti: merokok, dengan hasil penelitian terdahulu oleh Cicik
mengunggah gambar yang tidak baik di Rohmawati (2012) dengan judul “Usaha
facebook. Guru untuk Mengatasi Kenakalan Anak
Pengelompokkan tersebut sesuai Kelas V SD Negeri Kliwon 2 Masaran
dengan pendapat Sunarwiyati S dalam Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.
Sarwirini (2011: 244) yang membagi Hasilnya adalah Bentuk kenakalan tersebut
kenakalan anak dan remaja ke dalam tiga meliputi:membolos, ngobrol/ramai pada jam
tingkatan, yaitu: pelajaran berlangsung, lari dari sekolah
a. Kenakalan biasa, seperti: suka pada jam pelajaran berlangsung, cara
berkelahi, suka keluyuran, membolos berpakaian/seragam tidak sesuai dengan
sekolah, pergi dari rumah tanpa izin yang ditentukan, tidak mengerjakan PR
terlebih dahulu. sekolah, sering terlambat datang ke sekolah,
b. Kenakalan yang menjurus pada menyontek, membangkah/membantah.
pelanggaran dan kejahatan, seperti: Selain itu, juga tidak jauh berbeda
mengambil barang orang tua tanpa izin. dengan hasil penelitian terdahulu yang
c. Kenakalan khusus, seperti: dilakukan oleh Asep Sukenda Egok (2014)
penyalahgunaan narkotika. Perilaku dengan judul “Studi Deskriptif Bentuk-bentuk
siswa seperti; menyembunyikan barang Kenakalan Siswa dan Cara Guru
teman, ramai, suka mainan dan tidak Mengatasinya di Kelas IV SD Negeri 53
memperhatikan pada saat Kota Bengkulu. Hasil yang diperoleh dari
pembelajaran, susah untuk diatur, penelitian tersebut yaitu: Kenakalan-
melanggar aturan di sekolah tidak kenakalan yang muncul, seperti: mencuri,
memakai seragam sesuai dengan mengganggu, berdusta, mempergunakan
harinya, terlambat masuk sekolah, kata-kata yang kasar dan kotor, merusak
berbohong, usil mengganggu temannya, benda-benda milik sekolah, membolos,
meminta uang temannya, memanggil membaca komik di dalam kelas, makan
nama temannya dengan sebutan nama disaat pelajaran sedang berlangsung,
orang tuanya juga dikatakan sebagai mengobrol dengan teman pada saat guru
bentuk perilaku kenakalan. menjelaskan materi, membuat kegaduhan
Hal itu dikarenakan bahwa perilaku dan bertengkar dengan teman saat
tersebut sudah melampaui batas kesebaran pelajaran berlangsung.
seorang guru. Sejalan dengan pendapat

913
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

sudah bercerai. Rahman Taufiqrianto,


(2012: 4) menjelaskan bahwa keluarga yang
tidak harmonis akan menyebabkan anak-
Faktor Penyebab Perilaku Kenakalan
anak menjadi labil. Orang tua merupakan
Siswa di SD Negeri Pulau Rimau
panutan bagi seorang anak. Apabila
Dari hasil wawancara, observasi,
keluarga kurang harmonis karena orang tua
dan dokumentasi kenakalan siswa di SD
bercerai maka anak akan kehilangan
Negeri Pulau Rimau dapat diketahui temuan
panutan yang menjadi pedoman dalam
penelitian tentang faktor penyebab
menghadapi kehidupannya. Anak akan sulit
kenakalan siswa yaitu dari faktor individu
membedakan mana yang baik dan mana
atau diri siswa sendiri, faktor keluarga, faktor
yang bertentangan dengan norma yang ada
teman sebaya, dan faktor lingkungan
dalam masyarkat.
masyarakat yang kurang baik. Faktor
Faktor lain penyebab kenakalan
penyebab kenakalan siswa yang bersumber
siswa yang bersumber dari keluarga adalah
pada diri siswa itu sendiri, seperti tidak
kurangnya perhatian dari orang tua, kurang
dapat mengendalikan emosinya, kurang
terurus karena orang tua sibuk bekerja
disiplinnya diri sehingga terlambat masuk
sehingga siswa membolos atau tidak masuk
sekolah, malas untuk mengerjakan tugas
sekolah, orang tua yang terlalu memanjakan
atau PR, lama dalam mengerjakan tugas
anaknya, ekonomi yang minim, jauh dari
yang diberikan guru, tidak memperhatikan
orang tua karena tinggal di pondok, kurang
saat pelajaran seperti tidur-tiduran di lantai,
kasih sayang dari orang tua, dan
ramai, susah untuk diatur, usil tidak bisa
pengawasan dari orang tua kurang. Lidya
diam saat pembelajaran, tidak memakai
Sayidatun (2012: 564) menjelaskan bahwa
seragam sekolah sesuai harinya, meminta
kurangnya perhatian dan pengawasan dari
uang pada temannya, dan konflik batin
orang tua, serta kondisi ekonomi keluarga
sendiri.
yang masuk kelompok pra-sejahtera
Sofyan (2008: 93-120) menyatakan
merupakan faktor penyebab kenakalan.
bahwa kenakalan dapat disebabkan dari
Sofyan (2008: 93-120) menyatakan bahwa
faktor dalam diri anak itu sendiri, seperti:
kenakalan juga dapat disebabkan oleh faktor
lemahnya pertahan diri, kurang kemampuan
di rumah tangga atau lingkungan keluarga,
penyesuain diri, kurangnya dasar-dasar
seperti: anak kurang mendapatkan kasih
keimanan di dalam diri anak. Lidya
sayang dan perhatian orang tua, dan
Sayidatun (2012: 564) juga mengungkapkan
kehidupan keluarga yang tidak harmonis.
bahwa rendahnya kecerdasan emosional
Keluarga memiliki peranan yang
anak dapat menyebabkan anak berperilaku
sangat penting dalam membentuk dan
nakal. Faktor kedua yang menyebabkan
mengembangkan perilaku anak.
kenakalan siswa adalah dari lingkungan
Pengasuhan orang tua yang penuh kasih
keluarga (orangtua) seperti: kurang
sayang dan memberikan pendidikan tentang
harmonisnya keluarga karena orangtua yang

914
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

nilai-nilai kehidupan, baik tentang agama 22) menjelaskan bahwa lingkungan


ataupun sosial budaya yang diberikan orang pertemanan memiliki andil yang cukup besar
tua kepada anaknya merupakan faktor yang dalam memicu timbulnya kenakalan selain
utama untuk mempersiapkan anak menjadi faktor keluarga.Hal tersebut sejalan dengan
pribadi dan anggota masyarakat yang sehat hasil penelitian Hans Sebald dalam Syamsu
dan baik. Namun sebaliknya apabila kondisi Yusuf LN (2011: 60) menyatakan bahwa
keluarga kurang kondusif maka akan “teman sebaya lebih memberikan pengaruh
menjadikan anak berperilaku menyimpang. dalam memilih: cara berpakaian, hobi,
Syamsu Yusuf LN (2011: 38) menyatakan perkumpulan (club), dan kegiatan-kegiatan
bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi sosial lainnya. Pada halaman selanjutnya
diantaranya pemberi rasa aman pada anak, Syamsu Yusuf LN (2011: 61) juga
sumber kasih sayang, sumber pemenuhan menjelaskan bahwa pengaruh kelompok
kebutuhan, model pola perilaku yang tepat teman sebaya itu berkaitan dengan dengan
bagi anak, pemberi bimbingan bagi iklim keluarga. Anak yang berada pada
pengembangan perilaku yang secara sosial hubungan yang baik dengan orangtuanya
dianggap tepat, pembentuk anak dalam cenderung dapat menghindarkan diri dari
memecahkan masalah yang dihadapinya pengaruh negatif dari teman sebayanya,
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap dibanding dengan anak yang hubungan
kehidupan. Hal tersebut ditekankan lagi oleh dengan orang tuanya kurang baik. Sigelman
Syamsu Yusuf LN (2011: 43) bahwa apabila & Shaffer dalam Syamsu Yusuf LN (2011:
suatu keluarga tidak mampu menerapkan 61) juga mengatakan bahwa hubungan
atau melaksanakan fungsi-fungsi tersebut orangtua dengan anak yang baik dapat
akan merusak kekokohan konstelasi melindungi anak dari pengaruh teman
keluarga (khususnya pada perkembangan sebaya yang tidak sehat.
kepribadian anak).
Dari hasil penelitian danpembahasan di atas
Faktor penyebab kenakalan siswa
maka dapat disimpulkan bahwa faktor
dari lingkungan sosial (pergaulan) di sekolah
penyebab kenakalan siswa disebabkan oleh
seperti berkelahi saat pembelajaran karena
dua faktor utama, yaitu:
dipicu oleh teman yang usil,
a) faktor endogen yaitu faktor yang berasal
menyembunyikan sepatu teman karena
dari diri siswa itu sendiri, dan
diajak oleh teman sesama siswa, merokok
b) faktor eksogen yaitu faktor yang berasal
disebabkan karena dikasih temannya,
dari luar diri anak dalam hal ini faktor
mengunggah gambar yang tidak baik di
lingkungan keluarga, dan faktor
facebook karena sering bermain di warnet,
lingkungan sosial (pergaulan) di sekolah
sering bermain PS an karena
dan di masyarakat.
lingkungannya, tidak bisa memilih teman
Menurut Sarwirini (2011: 245) bahwa
pergaulan yang baik. Hal tersebut sejalan
timbulnya kejahatan atau kenakalan anak
dengan pendapat Elly Malihah, dkk (2014:
dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

915
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor kurangnya dukungan dan perhatian orang
endogen tersebut merupakan faktor-faktor tua terhadap perilaku siswa. Rahman
yang berasal dari dalam diri anak-anak itu Taufiqrianto (2012: 2) menjelaskan bahwa
sendiri yang bisa mempengaruhi tingkah Keluarga tempat anak dilahirkan dan
lakunya, antara lain: dibesarkan, memegang peranan yang
1) Cacat yang bersifat biologis dan psikis; sangat penting dalam proses pembentukan
2) Perkembangan kepribadian dan sebuah karakter ndividu. Keluarga yang
intelegensi yang terhambat sehingga tidak harmonis akan menyebabkan anak-
tidak bisa menghayati normanorma anak menjadi labil. Anak tidak memiliki
yang berlaku. panutan yang menjadi pedoman dalam
Sedangkan faktor-faktor eksogen menghadapi kehidupannya. Ia akan sulit
merupakan faktor berasal dari luar diri anak- membedakan mana yang baik dan mana
anak yang bisa mempengaruhi tingkah yang bertentangan dengan norma yang ada
lakunya. dalam masyarkat. Bila ini terjadi, anak
Upaya Guru dalam Menangani Perilaku menjadi nakal, dan bila berkembang akan
Kenakalan Siswa di SDNegeri Pulau menjurus kepada kejahatan. Seharusnya
Rimau sebuah keluarga dapat menanamkan nilai-
Upaya guru dalam menangani nilai pendidikan yang tepat untuk individu itu.
perilaku kenakalan siswa di SD Negeri Sehingga pada tahap tertentu, ia mampu
Pulau Rimau dapat dikelompokkan menjadi mengontrol diri dengan bantuan pihak yang
tiga bagian, yaitu: mengelilinginya. Ia akan mampu
a. Upaya preventif, seperti: memberikan membedakan nilai-nilai mana yang
nasihat kepada semua siswa pada saat semestinya ia ikuti.
jam pelajaran.
b. Upaya korektif, seperti: mengontrol KESIMPULAN
perilaku siswa, mengecek kondisi siswa, Berdasarkan hasil dari penelitian dan
komunikasi dengan orang tua, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan dari
melakukan pendekatan secara individu penelitian ini sebagai berikut: Bentuk-bentuk
c. Upaya pembinaan, seperti: memberikan kenakalan siswa yang ada di SD Negeri
nasihat siswa yang mengalami Pulau Rimau seperti; menyembunyikan
kenakalan. barang teman, berkelahi, ramai, suka
mainan dan tidak memperhatikan pada saat
Hambatan Guru dalam Menangani pembelajaran, membolos atau tidak masuk
Perilaku Kenakalan Siswa di SD Negeri sekolah tanpa keterangan, susah untuk
Pulau Rimau diatur, meminta uang temannya, merokok,
Hambatan yang dialami guru dalam melanggar aturan di sekolah tidak memakai
menangani kenakalan siswa di SD Negeri seragam sesuai dengan harinya, terlambat
Pulau Rimau secara umum terjadi karena masuk sekolah, berbohong, usil

916
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

mengganggu temannya, memanggil nama Pasaman, West Sumatera. Research


temannya dengan sebutan nama orang Journal of Education, 1(2), 15-20.
tuanya, dan mengunggah gambar yang tidak 6. Kuper, Adam and Jessica Kuper.
baik difacebook. Faktor-faktor penyebab (2008). Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial.
kenakalan siswa di SD Negeri Pulau Rimau Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
disebabkan atau ditimbulkan oleh dua faktor 7. Mulyadi, Muhammad. (2016). Metode
utama, yaitu: (a) faktor endogen, dan (b) Penelitian Praktis Kuantitatif & Kualitatif.
faktor eksogen . Upaya guru dalam Jakarta: Publica Press
menangani perilaku kenakalan siswa di SD 8. Rohmawati, Cicik. (2012). Usaha Guru
Negeri Pulau Rimau ada upaya preventif, untuk Mengatasi Kenakalan Anak Kelas
upaya kuratif, dan upaya pembinaan. V SD Negeri Kliwon 2 Masaran Sragen
Secara umum hambatan yang dialami guru Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi.
dalam menangani kenakalan siswa di SD Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Negeri Pulau Rimau adalah kurangnya Surakarta
dukungan dan perhatian orang tua terhadap 9. Sarwirini. (2011). Kenakalan Anak
perilaku (Juvenile Deliquency): Kausalitas Dan
Upaya Penanggulangannya. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Perspektif. Volume XVI No. 4 Tahun
1. Dako, Rahman Taufiqrianto. (2012). 2011 Edisi September
Kenakalan Remaja.Jurnal Inovasi. 10. Sarwono, Sarlito W. (2012). Psikologi
Volume 9, No.2, Juni 2012 Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
2. Egok, Asep Sukenda. (2014). Studi Persada
Deskriptif Bentuk-Bentuk Kenakalan 11. Sutama. (2015). Metode Penelitian
Siswa dan Cara Guru Mengatasinya di Pendidikan Kuantitatif, Kualitati, PTK,
Kelas IV SD Negeri 53 Kota Bengkulu. dan R&D. Kartasura: Fairuz Media
Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu 12. Willis, Sofyan S. (2008). Remaja dan
3. Elly Malihah, Wilodati, at al. (2014). Masalahnya Mengupas Nerbagai
Kenakalan Remaja Akibat Kelompok Bentuk Kenakalan Remaja Narkoba,
Pertemanan Siswa. Forum Ilmu Sosial, Free Sex dan Pemecahannya.
Vol. 41 No. 1 Juni 2014 Bandung: Alfabeta
4. Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi 13. Yusuf LN, Syamsu. (2011). Psikologi
Mental dan Pendidikan Karakter dalam Perkembangan Anak & Remaja .
Pembentukkan Sumber Daya Manusia Bandung: PT Remaja Rosda
Indonesia Yang Pandai dan Berakhlak
Mulia. Ta'dib, 18(1), 13-25.
5. Kristiawan, M. (2015). A Model of
Educational Character in High School
Al-Istiqamah Simpang Empat, West

917

Anda mungkin juga menyukai