Anda di halaman 1dari 8

CJR AND CBR FISIKA UMUM

Dosen Pengampu : Purwanto, S.Si., M.Pd.


GERAK PELURU/ PARABOLA

Oleh :
Nama :Desima Samosir
NIM : (4191131009)
Kelas: Kimia Dik A 19

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
CRITICAL JOURNAL REVIEW

IDENTITAS JURNAL
Judul : Simulasi Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat Udara Beserta Analisisnya

Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0

Jurnal : Fisika

Volume : 2 (1)

Halaman : 01-05

Tahun : 2013

Penulis : Suci Rina Sari dan Agus Prihanto

RINGKASAN JURNAL

APA YANG DI TELITI?

keterbatasan alat dan tempat untuk mengamatinya seperti gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat
udara. Dengan keterbatasan itu maka dibuat simulai dengan software delphi 7.0. Simulasi ini tidak hanya
menampilkan gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara tetapi juga menampilkan gerak peluru
yang dipengaruhi gaya hambat udara.
Hal ini dimaksudkan, gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara digunakan sebagai acuan
analisis pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara. Dengan simulasi ini diharapkan dapat
mengamati perubahan gerak peluru terhadap bidang xy.
Simulasi ini dibuat seefisien mungkin dengan memasukkan variabel-variabel seperti
kecepatan awal, grafik, sudut, serta koefisien hambatan dan massa kemudian menjalankannya.
Dan akan dihasilkan grafik perubahan gerak peluru terhadap bidang xy.
Dari hasil percobaan diperoleh simulasi gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara dengan
trayektori parabola utuh, sedangkan pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara diperoleh
trayektori

METODE
Jenis penelitian ini berbasis fisika komputasi. Penelitian ini menggunakan ilmu komputer untuk
membuat simulasi danmenganalisis ilmu fisika serta ingin mempermudah analisis bidang fisika sesuai
teori sebelum melakukan eksperimensecara langsung di laboratorium.
HASIL YANG DITELITI
Dengan mengubah nilai konstanta dari sudut gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara maka
ddapat diketahuisemakin besar sudut yang diberikan maka semakin besar nilai ymax yang didapatkan dan
semakin besar pula nilai xmax yang didapatkan.Dan jika nilai konstanta koefisen hambatan yang di ubah,
maka didapatkan data dan ploting grafik sebagai berikut: Dengan mengubah beberapa nilai koefisien
hambatan dapat diketauhi pengaruh dari gaya gesek udara yang bekerja pada gerak peluru tersebut. Yang
dimana semakin besar nilai koefisien hambatan maka jarak tempuh peluru semakin kecil, hal ini
dikarenakan lintasan yang bekerja pada peluru tidak seutuhnya dipengaruhi oleh gaya gravitasi melainkan
juga dipengaruhioleh gaya gesek udara yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan, sehingga nilai
percepatannya tidak lagi konstan.
Dan diketahui bahwa untuk gerak dengan mengabaikan hambatan udara akan menyebabkan benda
terus bergerak secara proyektil sedangkan jika hambatan udara diperhitungkan maka mula-mula
kecepatan benda terus bertambah namun pada suatu titik benda akan mencapai kecepatan maksimum dan
kecepatan ini tidak akan bertambah lagi. Kecepatan maksimum ini disebut sebagai kecepatan terminal.
Pada saat benda mencapai kecepatan terminal maka percepatannya sama dengan nol karena pada saat ini
besarnya gaya gesek sama dengan gaya berat benda.
Dapat kita lihat pula bahwa posisi/ketinggian benda sangatlah berbeda apabila dibandingkan bila
kita memperhitungkan hambatan udara dibandingkan jika hambatan udara diabaikan. Sebagai gambaran
dengan mengabaikan hambatan udara posisi benda adalah 1000 m sedangkan jika hambatan udara
diperhitungkan ketinggian benda adalah 586,2 m.
Simpulan
1. Dihasilkan sebuah program simulasi gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara dengan gerak
peluru yang dipengaruhigaya hambat udara untuk mempermudah dalam melakukan percobaan, dengan
simulasi berupa tampilan grafiklintasan gerak peluru pada bidang (x,y) yang telah teruji kebenarannya.
2. Dari hasil simulasi program didapatkan :
a. Pada gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara dan pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya
hambat udara dengan mengubah nilai sudut yang diberikan pada peluru didapatkan grafik pada lintasan
gerak peluru pada bidang (x,y) yangmembentuk sebuah trayektori
parabola.
b. Pada gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara
dengan disimpulkan bahwa semakin besar nilai koefisien hambatan maka semakin kecil nilai
percepatannya yang
didapatkan. Karena gaya hambat udara mempengaruhi peluru yang bergerak jatuh lurus ke bawa
mengubah nilai koefisien hambatan dapat

DAFTAR PUSTAKA
Suci Rina Sari dan Agus Prihanto. 2013. : Simulasi Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat Udara
Beserta Analisisnya Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0. jurnal Fisika.
Vol 2(1):01-05
CRITICAL BOOK REPORT

IDENTITAS BUKU
Judul Buku : FISIKA UNIVERSITAS
Nama Pengarang :.Hugh D. Young dan Roger A. Freedman
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2002
Jumlah Halaman :586 + cover

RINGKASAN ISI BUKU


GERAK PELURU( PARABOLA)
Yang disebut peluru (proyektil) adalah suatu benda yang diberi kecepatan awal lalu kemudian
menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi dan hambatan udara.
Bola baseball yang dipukul, bola football yang dilempar, sebuah paket yang di jatuhkan dari pesawat,
Peluru yang di tembakkan dari larasnya adalah peluru (proyektil). Lintasan yang ditempuh sebuah peluru
disebut trayektori.
Gerak peluru selalu dibatasi pada sebuah bidang vertikal dan ditentukan oleh arah dari kecepatan
awal. Hal ini karena percepatan akibat gravitasi murni vertikal; gravitasi tidak dapat memindahkan gerak
peluru pada arah horizontal. Oleh sebab itu gerak peluru adalah gerak dua dimensi. Kita sebut bidang
gerak peluru sebagai bidang koordinat xy,dengan sumbu x horizontal dan sumbu y vertikal ke atas.
Kunci untuk menganalisis gerak peluru ini adalah kita dapat memperlakukan koordinat x dan y
secara terpisah. Percepatan pada komponen x adalah nol, dan pada komponen y adalah konstan dan sama
dengan –g. Jadi kita dapat menganalisis gerak peluru sebagai kombinasi dari gerak horizontal dengan
kecepatan konstan dan gerak vertikal sebagai perceptan konstan.
Kemudia kita dapat menyatakan seluruh hubungan vector untuk posisi, kecepatan dan percepatan
dengan persamaan terpisah untuk komponen horizontal dan vertikalnnya. Gerak peluru sesungguhnya
adalah superposisi darikedua gerak yang terpisah tersebut. Komponen a→ adalah
ax = 0, ay = -g (gerak peluru, tanpa hambatan udara )
(GLB dan GLBB) Gerak parabola adalah gerak yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang
horizontal. Pada gerak parabola, gesekannya diabaikan, dan gaya yang bekerja padanya hanyalah gaya
berat atau percepatan gravitasinya saja.
Benda-benda yang bergerak seperti gerak pearabola dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Benda tersebut bergerak karena ada gaya yang diberikan. Gaya Pada kesempatan ini,belum
menjelaskan bagaimana proses benda-benda tersebut dilemparkan, ditendang dan diberi gaya pada
umumnya. Kita hanya memandang gerakan benda tersebut setelah dilemparkan dan bergerak bebas di
udara hanya dengan pengaruh daripadah gravitasi.
2. Seperti pada Gerak Jatuh Bebas, benda-benda yang melakukan gerak parabola dipengaruhi oleh
gravitasi, yang berarah ke bawah menuju pusat bumi dengan besar g = 9,8 m/s2.
3. Hambatan atau gesekan udara. Setelah benda tersebut benda tersebut diberikan kecepatan awal hingga
bergerak, maka selanjutnya gerakannya bergantung kepada gravitasi atau gesekan pada hambatan
udara. Karena kita menggunakan model ideal, maka dalam menganalisis gerak parabola selalu
berpengaruh terhdap gravitasi.
Persamaan Khusus Gerak Parabola

Waktu Mencapai Titi Tertinggi


Pada saat benda melakukan gerak parabola sampai mencapai titik tertinggi, kecepatan benda pada
komponen vertikal (sumbu-y) vy = 0

Tinggi Maksimum (H)


Tinggi maksimum benda yang melakukan gerak parabola dapat ditentukan dari
penurunan persamaan di atas adalah sebagai berikut.

Komponen Gerak Pada Sumbu (Y)


karena dipengaruhi percepatan grafitasi maka kecepatan pada arah ini akan selalu berubah. adapun
nilai kecepatan pada arah vertikal ke atas adalah:
Rumus Gerak Parabola
Persamaan-Persamaan Gerak Peluru Kecepatan awal diuraikan menjadi komponen horizontal v0x
dan voy yang besarnya :
v0x=v0cosθ,dan
v0y = v0 sin θ
Karena komponen kecepatan horizontal konstan, maka pada setiap saat t akan diperoleh :
vtx = v0x + at = v0x + (0)t = vox = v0 cos θ dan
x = v0xt + ½at2 = voxt + ½(0)t2 = v0xt
Sementara itu, percepatan vertikal adalah –g sehingga komponen kecepatan vertikal pada saat t
adalah :
vty = voy – gt = vo sin θ – gt
y = voyt – ½gt2
v2ty =v20y – 2gy
Persamaan diatas berlaku jika peluru ditembakkan tepat pada titik awal dari sistem koordinat xy
sehingga x0 = y0 = 0. Tetapi jika peluru tidak ditembakkan tepat pada titik awal koordinat (x0 ≠ 0 dan y0
≠ 0), maka kedua persmaan tersebut menjadi :
x = x0 +v0xt = x0 + (v0 cos θ)t
y = y0 +voyt – ½gt2
Pada titik tertinggi artinya pada posisi y maksimum, maka kecepatannya adalah horizontal
sehingga vty = 0. Sehingga persamaan diatas menjadi :
vty = voy -gt
0 = voy – gt
t = Voy/g
t = VoSinO/g
Persamaan diatas menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian maksimum.
Kemudian subtitusikan ke persamaan (y) sehingga diperoleh persamaan ketinggian maksimum sebagai
berikut :
Subtitusi persamaan (t) ke persamaan (x) akan menghasilkan posisi x pada saat y maksimum, yaitu :

Sedangkan pada titik terjauh dari titik awal artinya posisi x maksimum, maka waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai x maksimum adalah :

Dan posisi terjauh atau x maksimum adalah :

Contoh soal
Sebuah peluru ditembakkan dari moncong sebuah meriam dengan kelajuan 50 m/s arah mendatar dari
atas sebuah bukit, ilustrasi seperti gambar berikut.
Diketahui
 percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2
ketinggian bukit = 100 m
Tentukan:
a. Waktu yang diperlukan untuk mencapai tanah
b. Jarak mendatar yang dicapai peluru (S)
Pembahasan
a) Waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai tanah
Tinjau gerakan sumbu Y, yang merupakan gerak jatuh bebas. Sehingga Voy = O dan ketinggian bukit
namakan Y (di soal dinamakan h)
Y = 1/2 g t2
100 = (1/2)(10) t2
t = √20 = 2√5 sekon
Jadi, waktu yang diperlukan peluru mencapai tanah yaitu 2√5 sekon

b) Jarak mendatar yang dicapai peluru (S)


Jarak mendatar gerakan berupa GLB karena sudutnya nol terhadap horizontal langsung saja pakai rumus:
S=Vt
S = (50)( 2 √5) = 100 √5 meter
Jadi,  Jarak mendatar yang dicapai peluru (S) yaitu 100 √5 meter

DAFTAR PUSTAKA
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman. 2002.FISIKA UNIVERSITAS.Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai