Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK :

NAMA NIM JURUSAN


TAUFIQ RUSYADI 18157970 TEKNIK ELEKTRO
RUDI HERMAWAN 18157975 TEKNIK ELEKTRO
DWI MARTANTO 18157980 TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA


BEKASI
2019
BAB I

1
PENDAHULUAN
Dalam fisika, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam
mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Mengapa demikian?
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu
sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
disepakati. Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan
meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut.
Sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur besaran
panjang yang satuannya telah disepakati. Dengan demikian jika nilai hasil perbandingan
kedua besaran tersebut menunjukkan bahwa panjang kabel itu ternyata 1,5 kali lebih panjang
dari ukuran satu meteran dapat dikatakan bahwa panjang kabel yang terukur adalah 1,5
meter.
Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai
usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran
menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang
menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau
permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang
bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.
Dengan salah satu argumentasi di atas, sudah dapat kita ketahui betapa penting dan
dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika. Maka tidak ada alasan bagi para fisikawan
bahkan mahasiswa untuk mengabaikannya dalam setiap riset-riset mereka.

1.1. TUJUAN PERCOBAAN

a. Bandul Matematis

1. Mahasiswa dapat Memahami cara kerja dari bandul matematis.


2. Mahasiswa dapat menghitung gravitasi bumi
3. Mengetahui hubungan antara periode bandul matematis dengan panjang tali
gantungan.

2
b. Panas jenis zat padat / Kalorimeter

1. Mengetahui prinsip dan cara kerja kalorimeter.


2. Menentukan panas jenis dari zat padat.
3. Mengetahui cara perpindahan panas/kalor.
4. Mahasiswa mampu menggunakan kalorimeter dengan benar.

c. Pesawat Atwood

1. Mengenal hukum Newton dan penerapannya.


2. Gerak beraturan dan berubah beraturan.
3. Menentukan momen inersia roda/katrol.
4. Menghitung percepatan gravitasi.

d. Gerak benda pada bidang miring

1. Mengetahui kemiringan
2. Mengetahui besarnya gaya gesekan (Friction Force)
3. Mahasiswa mampu menerapkan hukum gerak jatuh bebas dan menentukan
keofisien gaya gesek pada bidang miring.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang gerak pada bidang miring dan dapat
menghitung koefisien gesekan antara benda dengan bidang miring.

3
BAB II

DASAR TEORI

A. Bandul Matematis

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas
dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai
ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602
oleh GalileoGalilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh
panjang tali dan percepatan gravitasi. (Tripler, 1991: 21).
Dimana adalah panjang tali dan adalah percepatan gravitasi. Pada mulanya,
dibuat tiga asumsi tentang bandul. Pertama, tali di mana massa beban berayun adalah
tidak bermassa, tidak meregang, dan selalu tetap tegang. Kedua, massa beban adalah
massa titik. Ketiga, gerak terjadi dalam bidang dua dimensi, yaitu pendulum tidak
berayun masuk dan keluar dari bidang. (Sihono, 2007: 18)
Perlu diketahui bahwa lintasan bandul membentuk sebuah lingkaran dan
sudut θ diukur dalam radian. Pertimbangkan hukum kedua Newton, F = ma, di
mana F adalah jumlah gaya-gaya pada benda, m adalah massa, dan a adalah percepatan
sesaat. Karena hanya berkepentingan dengan perubahan kecepatan dan karena massa
beban dalam lintasan melingkar, maka diterapkan persamaan Newton untuk sumbu
tangensial saja. Sehingga,
F = -mg sin θ = ma
a = -g sin θ
Dimana g adalah percepatan gravitasi di dekat permukaan bumi. Tanda negatif
pada sisi kanan menunjukkan bahwa θ dan a selalu dalam arah yang berlawanan. Ini
masuk akal karena ketika bandul berayun lebih jauh ke kiri, diharapkan untuk kembali
lebih cepat ke kanan.(Sears dan Zemansky, 1962: 10)
Periode gerak, yaitu waktu untuk osilasi lengkap (bolak-balik) adalah:
T0 = 2π
Yang merupakan hukum Huygens untuk periode di atas. Perhatikan bahwa di
bawah pendekatan sudut kecil, periode tidak bergantung pada amplitudo θ 0; ini adalah
perangkatisochronism yang ditemukan Galileo. Jika satuan SI digunakan (yaitu ukuran
dalam meter dan detik), dan dengan asumsi pengukuran adalah mengambil tempat di
permukaan bumi, maka g ≈ 9.81 m/s2, dan g/π2 ≈ 1 (nilainya yang pasti 0,994 sampai 3

4
desimal belakang koma). Jadi atau dalam kata-kata : di permukaan bumi, panjang bandul
(dalam meter) adalah sekitar seperempat dari kuadrat periode waktu (dalam detik).
(Prasetio, 1992: 76)
Bandul matematis, gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada
selang waktu yang tetap. Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang
bergantung pada seutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena
pengaruh gaya gesekan yang membuang energi gerak.
Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik
terhadap udara, air, dan benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara sehingga
terjadi gesekan antara dua benda tersebut dengan udara.
Gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan ketika benda
tersebut belum bergerak di sebut gaya gesek statik( f ). Gaya gesek statis yang maksimum
sama dengan gaya terkecil yang di butuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda
telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga di
perlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah
bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan
tersebut. Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak di sebut gaya gesekan
kinetik ( f1 ). Ketika benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
permukaan benda yang kering tanpa pelumas besar gaya gesekan sebanding dengan gaya
normal.
Percepatan gravitasi adalah percepatan yang di alami oleh benda karena beratnya
sendiri.Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut. Gaya ini adalah gaya
tarik meanarik antara dua benda atau massa.
Hukum gravitasi menurut Newton di rumuskan seperti :
F =G mm’r2
Keterangan :
F =gaya tarik menarik antara massa m dan m’
m =massa benda pertama
m’ =massa benda kedua
r = jarak antara kedua pusat massanya
G =tetapan grafitasi

5
Benda berayun lama akan berhenti bergetar. Ini merupakan periodik teredam.
Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonik sederhana.
Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran frekuensi
gerak f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T = 1/f posisi saat dimana resultan gaya
pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua benda mencapai titik nol
(setimbang) selalu pada saat yang sama.
Secara eksperimen besarnya percepatan gravitasi bumi dapat di tentukan dengan
metode ayunan matematis seperti berikut ini. Suatu benda di gantungkan pada suatu titik
tetap dengan seutas tali yang di anggap tidak bermassa, kemudian di simpangkan sebesar
sudut q terhadap garis vertikal maka gaya yang mengembalikan adalah:
F = -mg sinq
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang maka
partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke (1635-1703)
menyatakan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka benda itu akan melawan
perubahan bentuk dengan gaya yang seimbang/sebanding dengan besar deformasi,
asalkan deformasi ini tidak terlalu besar, F = -kx. Dan dalam batas elastisitas gaya pada
pegas adalah sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Sedangkan pertambahan
panjang pegas adalah sama dengan simpangan osilasi atau getaran. F = + k ∆x
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai arah
yang berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator harmonik
teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.a dimana F adalah jumlah
dari gaya balik –kx dan gaya redam yaitu –b dx/dt, b adalah suatu tetapan positif.
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya. Periode T suatu gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah dari geraknya yaitu satu putaran
penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah V = 1/T .
Satuan SI untuk frekwensi adalah putaran periodik hert. posisi pada saat tidak ada
gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi setimbang. partikel
yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga
potensialnya minimum (setimbang). contoh bandul berayun.
Chritian Haygens (1629-1690) menciptakan : Dalam bandul jam, tenaga
dinerikan secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan untuk menutupi hilangnya
tenaga karena gesekan.

6
Berat adalah gaya tarik bumi terhadap benda. Percepatan gravitasi (g) adalah
percepatan yang dialami oleh benda kerena beratnya sendiri. Menurut hukum Dalton II
gaya F = ma Dalam hal ini gaya berat benda F=mg.

Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut
bandul. BandulMatematis adalah salah satu matematis yangbergerak mengikuti gerak
harmonik sederhana. bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah
titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. jika bandul
disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu dilepaskan maka bandul akan
berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya grafitasinya.

Bandul matematis atau sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik
massa yang digantung pada tali ringan yang tidak dapat mulur,jika bandul ditarik
kesamping maka berayun dalam bidang vertikal karena pengaruh gravitasi bumi.

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yan sama disebut gerak periodik.
pergesaran partikel yang bergerak periodik selu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus dam
cosinus,karena pernyataan yang memuat fungsi ini diberi istilah harmonik.

Dalam gerak harmonik, gaya dan percepatan berubah arah maupun besarnya.
Osilasi atau Vibrasi (getaran) adalah satu bentuk gerak harmonik jika suatu partikel
bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama.banyak benda berosilasi yang gerak
bolak-baliknya tidak tepat sama karena pengaruh gaya gesekan yang menghambat energi
geraknya,sehingga gerak benda berhenti berangsur-angsur.

Salah satu sistem fisis yang bergerak mengikuti gerak harmonik sederhana adalah
bandul matematis (simple Pendulum). Gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik
yang energi potensialnya minimum (titik seimbang).selai pada titik seimbang nilai
potensial partikel berubah-ubah menurut

Gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang energi potensialnya


minimum (titik seimbang) seperti ayunan. Jika suatu massa digantungkan secara vertikal
dengan seutas tali sepanjang l, lalu bandul disampingkan kurang dari 15o, maka bandul
akan berosilasi dengan frekuensi :

2𝜋
Keterangan : 𝜔= √𝑔/𝑙
𝑇
7
𝜔 adalah frekuensi bandul matematis

T adalah periode bandul matematis

g adalah tetapan percepatan gravitasi

l adalah panjang tali

Prinsip ayunan yaitu jika sebuah benda yang digantungkan pada seutas tali,
diberikan simpangan, lalu dilepaskan, maka benda itu akan berayun ke kanan dan ke kiri.
Berarti ketika benda berada disebelah kiri akan dipercepat ke kanan, dan ketika benda
sudah berada disebelah kanan akan diperlambat dan berhenti, lalu dipercepat ke kiri dan
seterusnya. Dari gerakan ini dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama
geraknya. Menurut hukum Newton ( F = m.a) percepatan hanya akan timbul ketika ada
gaya, arah pecepatan adana arah gaya selalu sama.

(Gambar Bandul Matematis)


Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka benda akan
bergerak ke B, C lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan diatas melakukan gerak harmonik
sederhana.
Pada contoh diatas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B titik C dan
kembali lagi ke titik B dan A. Urutaya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda
dilepaskan dari titik C maka urutan gerakanya adalah C-B-A-B-C.

8
Jika sebuah titik bermassa m tergantung pada seutas tali ringan di titik o dan m
disimpangkan sehinnga membentuk sudut 𝜃 terhadap sumbu vertikal dititik o tersebut.
Setelagh m dilepas akan bergerak ke titik setimbanganya oleh gaya balik (F) yang
merupakan kompoonen dari gaya berat pada m, jika panjang tali tersebut i, dan
percepatan gravitasi bumi g, maka F dapat ditulis sebagai :
F = -mg sin 𝜃
Jika simpangan tersebut kecil sehingga busur lintasan bola (S) juga kecil, makan : sin𝜃
= 0 dan gaya balik dapat dilihat sebagai :
F = -S
Untuk ayunan tersebut bersifat sebagai getaran selaras sederhana maka gaya gesekan
udara dan gaya putaran pada tali diabaikan sehingga persamaan gaya resultannya
adalah
m = -S
Persamaan diatas merupakan persamaan deferensiasi getaran selaras sederhana dan g
merupakan fungsii periodik dengan periode T yang memenuhi persamaan :
T = 2𝜋

𝐹 = −𝑚 𝑔 sin 𝜃

F=ma

Maka

m a = −𝑚 𝑔 sin 𝜃

a = − 𝑔 sin 𝜃

Persamaan inilah yang digunakan sebagai dasar percobaan ini. Persamaan itu
bermakna, pada ayunan matematis tanpa puntiran, tanpa gesekan udara, pada
simpangan kecil maka pada panjang tali ayunan akan berayun dengan periode ayunan
T. Beban ditarik kesatu sisi, kemudian dilepaskan maka beban akan berayun melalui
titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Bila amplitudo ayunan kecil, maka bandul
sederhana itu akan melakukan getaran harmonik. Bandul dengan massa m digantung
pada seutas tali yang panjangnya I. Ayunan mempunyai simpangan anguler 0 dari
kedudukan seimbang. Gaya pemulih adalah komponen gaya tegak lurus tali.

9
Untuk getaran selaras 𝜃 kecil sekali sehingga sin 𝜃 = 𝜃. Simpangan busur s = 1 𝜃atau 𝜃
= s/1 , maka persamaan menjadi a = gs/l . Dengan persamaan periode getaran
harmonik:

(Gambar 2.2 Periode dan Frekuensi Bandul)

4𝜋 2 𝐿
𝐺= 2
𝑇
𝑡
𝑇=
𝑛

Dimana :

l = panjang tali (meter)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

T = periode bandul sederhana (s)

10
Dari rumus di atas diketahul bahwa periode bandul sederhana tidak bergantung
pada massa dan simpangan bandul, melaikan hanya bergantung pada panjang dan
percepatan gravitasi.

Osilasi adalah jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak balik
melalui lintasan yang sama, dimana suatu periodik adalah setiap gerak yang berulang-
ulang dalam selang waktu yang sama. Banyak benda yang berisolasi yang bergerak bolak-
baliknya tidak tepat sama karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Bandul
matematis bergerak mengikuti gerak harmonik. Bandul sederhana (matematis) adalah
benda ideal yang terdini dan sebuah titik massa, yang digantung pada tali ringan yang
tidak dapat muju. Jika bandul ditarik keseamping dan posisi seimbangnya.(David, 1985:
12)

Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya.

Syarat untuk mendapat osilasi atau ayunan:

a. Gaya yang selalu melawan arah simpangan dan suatu posisi seimbang. Dalam
hal ini gaya yang melawan simpangan adalah gaya tangensial.
b. Kelembaman yang membuat benda tak berhenti ketika dalam posisi yang
seimbangan (tanpa gaya). Dalam contoh ini massa yang berayun tidak berhenti
tetapi pada posisi bawah (posisi tengah. gaya nol), tetapi bergerak terus karena
kelembaman massanya .

Periode T suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk


rnenempuh suatu lintasan langkah dan geraknya yaitu satu putaran penuh atau satu
putar frekuensi gerak adalah V=1/T.

Satuan SI untuk frekuensi adalah putaran periodik hertz. Posisi pada saat tidak
ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi setimbang.
partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga
potensialnya minimum (setimbang).

Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dan titik di mana
benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah
sekon atau detik. Contoh: bandul berayun.

11
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non negatif dan besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjatuh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoida yang kita pelajari pada mata pelajaran
fisika dan matematika.

Pada Bandul Matematis, periode dan frekuensi pada bandul sederhana tidak
tergantung pada massa bandul, tetapi bergantung pada panjang tali dan percepatan
gravitasi setempat.

Jika L dan T diukur, maka harga g dapat dihitung. Ketelitian harga g dapat terpenuhi
jika:

1. Massa tali lebih kecil dibandingkan massa benda.


2. Simpangan harus lebih kecil.
3. Gerakan-gerakan dengan udara luar kecil, sehingga dapat diabaikan.
4. Gaya torsi (putaran) harus tidak ada, benda berayun dalam satu bidang.

Bandul Matematis adalah salah satu matematis yangbergerak mengikuti gerak


harmonik sederhana. bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari
sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. jika
bandul disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu dilepaskan maka
bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya grafitasinya.

berdasarkan penurunan hukum-hukum newton disebutkan bahwa periode


ayunan bandul sederhana dapat di hitung sbb :

T = 2π √(l/g)

Dimana:

T = Periode ayunan (detik)

l = Panjang tali (m)

g = Konstanta percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )

Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu yang
tetap. Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang brgantung pada

12
sutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena pengaruh gaya
gesekan yang membuang energi gerak.

Benda berayun lama akan berhenti bergetar. ini merupakan periodik teredam.
Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonik
sederhana.(Sutresna, 2006: 12)

Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran frekwensi
gerak f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T = 1/f posisi saat dimana resultan
gaya pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua benda mencapai
titik nol (setimbang) selalu pada saat yang sama

Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang
maka partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke
(1635-1703) menyatkan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka benda itu
akan melawan perubahan bentuk dengan gaya yang seimbang/sebanding dengan besar
deformasi, asalkan deformasi ini tidak terlalu besar, F = -kx. Dan dalam batas
elastisitas gaya pada pegas adalah sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
sedangkan pertambahan panjang pegas adalah sama dengan simpangan osilasi atau
getaran. F = + k ∆x

Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai arah
yang berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator harmonik
teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.adimana F adalah jumlah
dari gaya balik –kx dan gaya redam yaitu –b dx/dt, b adalah suatu tetapan
positif.(Giancoli, 2001: 45)

B. Panas Jenis Zat Padat / Kalorimeter

Panas jenis suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara kapasitas


panas jenis bahan itu dengan kapasitas panas jenis air. Untuk menentukan atau mengukur
kapasitas panas suatu bahan (susu) digunakan kalorimeter. Pada umumnya kapasitas
panas dinyatakan dengan kalori per derajat celcius, jika dalam persamaan kapasitas panas
t = 1, maka kapasitas panas suatu benda secara numerik = jumlah panas yang harus
diberikan pada sebuah benda tersebut agar suhunya naik 1OC. (Anaonim, 2012)

13
Sebelum mengukur panas jenis suatu bahan yang perlu diperhatikan adalahdua
atau lebih benda yang berbeda suhunya apabila bersentuhan cukup lama akan
membentuk suhu akhir yang sama. Benda bersuhu tinggi memberikan kalor kepada
benda bersuhu rendah. Kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima.
Pernyataan ini sesuai disebut dengan asas black. Alat yang sering digunakan dalam
menghitung jumlah kalor disebut kalorimeter. Pada prinsipnya alat itu mempunyai dua
dinding yang diantaranya dibatasi dengan bahan yang tidak mudah dilalui kalor
(Soeparmo, 1994).
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda
yangmenyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalorberbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Sebelum abad ke 17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi kebenda yang suhunya lebih rendah
jika kedua benda tersebut bersentuhan atau tercampur. Jika kalor merupakan suatu zat
tertentu akan memiliki massa dan ternyata benda yang di panaskan masanya tidak
bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu
besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedangkan satuan lainya adalah
kalori (kal).
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap
maupundilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata
caloricditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser
(1743– 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal
samadengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1derajat
celcius (Akbar, 2010).

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu bendayaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kaloryang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunyarendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang seringdilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantungpada 3 faktor, yaitu :
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu

14
Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q)yang
dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak ∆T
dinamakan kapasitaskalor (C) dari benda tersebut yakni:
C = Q:T
Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis
(c)adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut.
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atautubuh ke
benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuhtersebut. Kalor
dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI.
Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori
adalahjumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak
1derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010).

Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yangdinamakan
kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yangdibenamkan dalam sebuah
bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat denganbaik sekali di sebelah luar
untukmenghalangi lubang kamar mencapai air.

Sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantarkalor
yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antarawadah itu dan air
(Cromer, 1994).

Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatureaksi kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu
reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan dataperubahan entalpi pembentukan standar,energi
ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu
tidak ada energyyang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
Kalor berpindah dari benda yang bersuh tinggi kebenda yang bersuhu rendah. Ada
tiga macam perpindahan kalor, yaitu:
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak diikiuti
dengan perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan menghantarkan
kalor, zat dibagi menjadi 2 golongan yaitu isolator dan konduktor. Konduktor adalah
15
zat yag mudah menghantarkankalor dengan baik. Namun, isolator adalah zat yang
sukar menghantarkan kalor. Banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama selang
waktu t, dinyatakan sebagai berikut:

Q= K.A.t.T:L

Keterangan:

Q = kalor (J) atau (kal)


K = konduktivitas termal (W/mk)
A = luas penampang (m2)
T = perubahan suhu (K)
L = panjang (m)
t = waktu (sekon)

contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah peristiwa dua batang logam yang
dipanaskan.

2. Perpindahan kalor secara konveksi.


Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian fluida lain
oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan
massa jenis. Adapun konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan
ketujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Contoh konveksi paksa antara
lain system pendingin mobil dan pengering rambut (hairdryer).
Pemanfaatan konveksi terjadi [ada cerobong asap, system suplai air panas dan lemari
es. Laju kalor Q:t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara
konveksi sebanding dengan luas permukaan benda bersentuhan dengan fluida dan
beda suhu diantara benda dan fluida. Hal tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
H=h.A.T4
Keterangan :
H = laju kalor (kal/s atau J/s)
16
Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentuk dan
kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap kebawah, atau
menghada[ keatas. Konveksi dalam kehidupan sehari hari antara lain terlihat pada
peristiwa angina darat dan angina laut.

3. Perpindahan kalor secara radiasi.


Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total
yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak nya. Hubungan ini dinamakn sebagai
hokum Stefan-boltzman yang berbunyi “energy yang dipancarkan oleh suhu
permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu”.
Q:t= ∂.A.T4.e
Dengan ∂ dikenal sebagai tetapan Stefan-boltzman yang memiliki nilai 5,67x10-
8
W/m2K4. Dengan e adalah koefisien yang disebut emivisitas, nilai nya diantara 0-1
serta tergantung pada jenis zat dan kedaan permukaan. Untuk benda hitam sempurna
e=1.

System calorimeter bekerja berdasarkam azas black, yaitu “apabila pada kondisi
adiabatic dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka pada
saat kesetimbangan banyak kaor yang dilepas oleh zat yang temperaturnya mula-mula
tinggi sama dengan banyak nya kalor yang diserap oleh zat yang temperaturnya
rendah.
Qlepas = Qterima
m.c.T = m.c.T

17
Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran
kalor. Kalorimeter pada umumnya digunakan untuk menetukan kalor jenis suatu zat.
Kalor jenis zat padat dapat dihitung dengan menggunakan massa air dingin, massa
bahan contoh massa kalorimeter, dan mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum
dan sesudahpercobaan.

(Gambar Kalorimeter)

Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau
perubahan fisik dari suatu jenis zat. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap
atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa
latin yaitu calor, yang berarti panas, dan metri yang berarti mengukur. Kalorimetri
tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang
memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme
perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen.

Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi
oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi
dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter
untuk dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter

18
untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka
temperatur harus tetap konstan.

Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan
berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas dan kalorimetri
mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas dengan panasnya,
untuk menghitung perpindahan panas.

Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu:

1. Kalorimeter Alumunium.
2. Kalorimeter Elektrik.

Prinsip Kerja Kalorimeter

Panas jenis air jauh lebih besar dari pada panas jenis zat lain. Sebagai contoh,
panas jenis air sepuluh kali lebih besar dari pada panas jenis aluminium.Karena
kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk
menyimpan energi termis, seperti misalnya dalam sistem pemanasan solar/matahari.
Air juga merupakan pendingin yang baik. Air dalamjumlah banyak, seperti danau atau
lautan, cenderung membuat variasi temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air
dapat menyerap atau melepas energi termis dalam jumlah yang besar sementara
mengalami perubahan temperatur sangat kecil. Karena panas jenis air praktis konstan
meliputi jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah
dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang
mudah diukur, dengan menempatkanya dalam bejana air yang massa dan
temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika
seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari benda sama
dengan panas yang masuk ke ai dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri,
dan wadah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter. (Tipler, 1998).

Tidak ada usaha dikerjakan oleh sistem atau lingkungan. Sebagai akibatnya
perubahan suhu lingkungan (air) hanyalah karena kalor yang dipertukarkan antara air
dan sistem. Perubahan suhu ini diukur dengan sebuahtermometer, dan kalor yang
dipertukarkan dihitung dari massa dan kalor jenis air yang diketahui. Dari kekekalan
tenaga, kalor yang diperoleh oleh sistem adalah harga negatif dari kalor yang hilang

19
dari lingkungan dan sebaliknya. Dengandemikian kalorimeter mengukur kalor yang
dipertukarkan oleh sistem dibawah syarat-syarat tertentu (Cromer, 1994).

Bila dua buah benda yang suhunya berbeda digabungkan, maka akan terjadi
perpindahan kalor dari benda yang bersuhu lebih tinggi kepada benda yang bersuhu
lebih rendah. Menurut azas Black, jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda yang
bersuhu lebih tinggi kepada benda yang bersuhu lebih rendah sama dengan jumlah
kalor yang diserap oleh benda yang bersuhu lebih rendah dari benda yang bersuhu
lebih tinggi tersebut.

Qi = Qo

Dengan :

Qi = jumlah kalor yang dilepas oleh benda yang bertemperatur lebih tinggi

Qo = jumlah kalor yang diterima oleh benda yang bertemperatur lebihrendah

Bila kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sebuah benda hanya
menyebabkan perubahan suhu benda itu, maka jumlah kalor tersebut adalah :

Q = m.c.∆t

Dengan :

Q = jumlah kalor ( kalori )

m = massa benda ( gram )

c = kalor jenis ( kalori/gr . °C )

∆t = perubahan suhu (°C )

Bila kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sebuah benda hanya
menyebabkan perubahan wujud benda itu, maka jumlah kalor itu adalah :

Q = m.L

Dengan :

L (kalori/gram) adalah kalor laten perubahan wujud tersebut.

20
Dengan menggunakan sebuah kalorimeter yang dicari terlebih dahulu
kapasitas kalornya, dalam percobaan ini akan ditentukan kalor jenis kalor zat padat
dan kalor lebur es.

Hubungan antara kalor meter dengan energi listrik:

Kalor merupakan sebuah bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Berdasarkan Hukum Kekelalan Energi: Maka energi listrik dapat
berubah menjadi energi kalor dan dapat sebaliknya energi kalor dapat berubah
menjadi energi listrik.

Alat yang digunakan untuk merubah energi listrik menjadi energi kalor adalah
ketel listrik, pemanas listrik dan lain-lain. Sendangkan yang digunakan untuk
merubah energi kalor menjadi energi listrik adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi dan teknologi ini dinamakan teknologi Termoelektrik.

Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi


listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik
menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik, material
termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang
menghubungkan sumber panas dan dingin.

Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan
yang dipakai. Kerja pendingin termoelektrik pun tidak jauh berbeda. Jika material
termoelektrik dialiri listrik, panas yang ada di sekitarnya akan terserap. Dengan
demikian, untuk mendinginkan udara, tidak diperlukan kompresor pendingin seperti
halnya di mesin-mesin pendingin konvensional.

Energi mekanik yang diakibatkan gerakan partikel materi, dan dapat dipindah
dari satu tempat ke tempaat yang lainnya disebut kalor.

Kalor dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu
benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan
oleh suatu benda.

21
Dengan menggunakan Hukum Hess Kalor reaksi suatu reaksi dapat ditentukan
berdasarkan data entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam Kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang
lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.

Kalor pada Kalorimeter

Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu Kalorimeter sebesar 10C pada air
dengan massa 1gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam proses ini berlaku Azas
Black, yaitu:

Qlepas =Qterima

Qair panas= Qair dingin= Qkalorimeter

Sedangkan hubungan kuantitif antara kalor dan bentuk energi lain disebut
Termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor , kerja dan bentuk energi lain dengan keseimbangan dalam
reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan suhu.

Hukum pertama Termodinamika adalah menghubungkan perubahan energi


dalam suatu proses Termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem
dan jumlah kalor yang dipindahkan ke dalam sistem (Keenan,1980)
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan, maka zat (m), kalor jenis zat (c)
dan perubahan suhu (∆𝑇) yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

Q = m.C.∆𝑡

Keterangan:

Q = Jumlah kalor (joule)

m = Massa Zat (gram)

∆𝑇 = Perubahan Suhu (TAKHIR – TAWAL)

22
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor maka zat itu akan mengalami kenaikan suhu hingga
tingkat tertentu zat tersebut akan mengalami perubahan wujud.
Dalam sistem internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan
kalori (kal) kilokalori (kkal) atau joule (J) dan kilo joule (kj).
1 kilokalori = 1000 kalori

1 kilojoule = 1000 joule

1 kalori = 4,18 joule

1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram


air sehingga suhunya naik sebesar 10C atau 1K. Jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu 10C atau 1K 1 gram zat disebut Kalor Jenis, yaitu Joule per gram
perdrajat Celcius atau joule pergram perdrajat Kelvin.
Pada Kalorimeter yang terisolasi secara baik maka akan berlaku Azas Black,
yaitu: jumlah panas yang diberikan oleh logam sama dengan jumlah panas yang
diterima oleh sistem Kalorimeter. Sistem Kalorimeter yang dimaksud pada percobaan
ini adalah: Kalorimeter, Pengaduk, Air, dan Termometer.
Jika suhu logam mula-mula adalah Ta dan suhu keseimbangan antara logam
dengan sistem Kalorimeter adalah T, maka yang dibebaskan logam adalah:

Q1 = mc (Ta – T)

Dengan m menyatakan massa logam dan c adalah kapasitas panas jenis logam.

Jumlah panas yang diterima oleh sistem Kalorimeter adalah:

Q2 = mkck + mpcp + maca (T-T1)

Dengan mk, mp, dan ma secara berturut-turut adalah massa Kalorimeter, massa
pengaduk dan massa air. Besaran ck, cp dan ca secara berturut-turut adalah panas jenis
Kalorimeter, panas jenis pengaduk dan kapasitas panas jenis air. T1 menyatakan suhu
awal sistem Kalorimeter.

23
Bertolak dari persamaan diatas, dengan Azas Black dapat ditentukan panas jenis (c)
logam sebagai berikut:

(𝑚𝑘𝑐𝑘 + 𝑚𝑝𝑐𝑝 + 𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇 − 𝑇1)


𝐶=
𝑚(𝑇𝑎 − 𝑇)

Berikut adalah tabel kalor jenis dari berbagai bahan:

Tabel Kalor Jenis Berbagai Bahan


Nama Zat Kalor Jenis (kal/gr C)
Air 1
Merkuri 0.033
Alkohol 0.55
Alumunium 0.21
Besi 0.11
Emas 0.031
Gliserin 0.58
Kaca 0.16
Kuningan 0.09
Minyak Tanah 0.52
Perak 0.056
Seng 0.093
Tembaga 0.093
Timbal 0.031

(Tabel 2.5 Kalor Jenis Berbagai Bahan)

Kalorimeter sesungguhnya “hanyalah” sebuah wadah dimana pencampuran


dua zat atau lebih dapat berlangsung pada keadaan yang mendekati keadaan ideal,
yaitu keadaan yang tidak mungkin zat (lingkungan) berinteraksi ke dalam sistem
pencampuran tersebut, sehingga menjamin pertukaran. Kalor mendekati sempurna,
dimana kalor yang dilepas seluruhnya (mendekati 100%) bisa diserap oleh benda lain
yang diharapkan. Hal ini agar Azas Black dapat digunakan dalam perhitungan nanti.

24
Untuk menjamin kondisi ideal. Dimana lingkungan (udara) tidak berinteraksi
ke dalam sistem diperlukan suatu isolator temperatur supaya kalor sistem tidak keluar,
dimikian juga kalor yang mungkin ada di luar sistem tidak masuk ke dalam. Selain itu
temperatur yang ada di dalam sistem harus bisa teramati dengan baik. Untuk
keperluan inilah Kalorimeter dirancang.

(Gambar Skema Kalorimeter)

Perhatikan gambar kalorimeter di atas, isolator berbentuk silinder yang


biasanya terbuat dari logam berfungsi supaya udara luar tidak mempengaruhi
campuran zat (sistem) dalam ruang pencampuran, sehingga kalor di dalam sistem
dapat danggap konstan. Begitu pula fungsi dari gabus isolator dan penutup plastik.
Dengan cara seperti ini diharapkan untuk waktu yang relatif singkat tidak ada kalor
yang masuk atau keluar sistem (wadah/ruang pencampur). Termometer pada
Kalorimeter digunakan untuk mengamati perubahan temperatur selama proses serah –
terima kalor antara zat berlangsung dalam ruang/wadah pencampuran. Pengaduk
berfungsi untuk meratakan campuran.

25
C. Pesawat Atwood

Pesawat Atwood adalah seperangkat alat yang memungkinkan kita untuk


mengamati bagaimana sebuah benda bergerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus yang
dipercepat (GLBB). Secara struktur pesawat Atwood dapat digambarkan seperti dibawah
ini :

Pesawat atwood adalah alat yang digunakan pada eksperimen untuk mengamati
hukum mekanika Pada gerak yang di percepat secara beraturan sederhananya pesawat
atwood tersusun dari dua buah benda yang terhubung dengan seutas tali yang tergantung
pada sebuah katrol. Bila massa kedua benda sama maka keadaan kedua benda tersebut
akan diam,namun jika salah satunya memiliki massa yang berbeda,misalkan m1>m2,maka
akan bergerak menuju m1 dengan di percepat. (Resnick,1983)
Gerak lurus adalah gerak objek yang lintasannya berupa garis lurus dapat pula
gerak jenis ini disebut gerak translasi beraturan.Pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama.Gerak lurus dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :

 Gerak Lurus Beraturan (GLB)

26
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu objek,dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan,sehingga jarak yang di tempuh dalam
gerak lurus beraturan adalah kelajuan dikali waktu.

𝑠 = 𝑣. 𝑡

 Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB)


Gerak lurus berubah beratuan (GLBB) adalah gerak lurus suatu objek,dimana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya yang tetap. Akibt adanya
Percepatan,rumus jarak yang di tempuh tidak lagi linier melainan kuadratik.Dengan kata
lain benda yang melakuakan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=+) atau perlambatan (a=-) pada
umumnya GLBB didasari oleh hukum newton II.

𝑉𝑡 = 𝑣𝑜 + 𝑎𝑡

𝑉𝑡 2 = 𝑣𝑜 + 2𝑎𝑠
1 2
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑎𝑡
2
Hukum II newton berbunyi “jika gaya resuktan F yang bekerja pad suatu benda
dengan massa m tidak sama dengan nol,maka benda tersebut mengalami percepatan
kearah sama dengan arah gaya”.
Jika masssa katrol yang berjari-jari R tidak diabaikan,sehinggag mengakibatkan
kontribusi terhadap pergerakan system,maka percepatan termodifikasi menjad :
𝑚1− 𝑚2
𝑎= 𝐼
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑅2

Gerak melingkar atau geak rotasimerupakan gerak melingkar suatu benda pada
porosnya pada suatu lintasan melingkar.Bila suatu benda mengalami gerak rotasi melalui
porosnya,ternyata pada pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen
dengan persamaan gerak linier.Momen inersia merupakan representasi dari tingkat
kelembaban benda yang bergeak rotasi,semakin besar momen inersia suatu
benda,semakin malas dia berputar dari keadaan diam,dan semakin malas pula ia untuk
mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar.
Momen inersia pada gerak rotasi dapat dianalogikan dengan massa pada gerak
tanslasi,sedangkan gaya pada gerak transkasi dapat di analoigkan dengan momen gaya
pada rotasi. Jika gaya menyebabkan timbulnya percepatan pada gerak translasi maka

27
momen gaya itulah yang menyebabkan timbulnya percepatan sudut pada gerak
rotasi.Dengan memanfaatkan momen gaya,kita dapat mengadaptasi hukum II Newton
untuk di terpakan pada gerak rotasi.Dengan menganalogikan gaya dengan momen
gaya,massa dengan momen inersia,dan percepatan dengan percepatan sudut.akan kita
temukan hasil adaptasi dari Hukum II Newton dalam gerak rotasi sebagai berikut :
τ= 𝐼 ·𝑎

Adapun pengertian dari hukum newton tersebut adalah:

 HUKUM GERAK NEWTON


Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda
dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang
berbeda-beda selama hampir 3 abad,dan dapat dirangkum sebagai berikut:
Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada
gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya
nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan
konstan (tidak mengalami percepatan). Hal ini berlaku jika dilihat dari kerangka acuan
inersial.
Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F
akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga
diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari
momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama,
dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F
pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F
memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai
hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.

Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya
Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.
Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-

28
macam benda fisik maupun sistem. Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut,
Newton menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum
gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.
Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai partikel, dalam
evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda tidak dihiraukan, karena objek yang
dihitung dapat dianggap kecil, relatif terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan bentuk
(deformasi) dan rotasi dari suatu objek juga tidak diperhitungkan dalam analisisnya.
Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai suatu titik atau partikel untuk dianalisa
gerakan orbitnya mengelilingi sebuah bintang.
Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk menghitung
gerakan dari objek yang bisa berubah bentuk (benda tidak padat). Leonard Euler pada
tahun 1750 memperkenalkan generalisasi hukum gerak Newton untuk benda padat yang
disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga dapat digunakan untuk
benda tidak padat. Jika setiap benda dapat direpresentasikan sebagai sekumpulan partikel-
partikel yang berbeda, dan tiap-tiap partikel mengikuti hukum gerak Newton, maka
hukum-hukum Euler dapat diturunkan dari hukum-hukum Newton. Hukum Euler dapat
dianggap sebagai aksioma dalam menjelaskan gerakan dari benda yang memiliki dimensi.
Ketika kecepatan mendekati kecepatan cahaya, efek dari relativitas khusus harus
diperhitungkan.

 HUKUM PERTAMA NEWTON


Hukum: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.
Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.
Dirumuskan secara matematis menjadi:

Artinya :
Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang
tidak nol bekerja padanya.
Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan
gaya yang tidak nol bekerja padanya.

29
Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari hukum inersia yang sudah
pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada
Galileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik tempat asal di
alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan seperti
asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah
benda sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk satu benda
bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan diperlukan sesuatu dari luar benda
tersebut yang terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi
Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda tersebut
(percepatan), tetapi untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya. Sama dengan
hukum pertama Newton : Tanpa gaya berarti tidak ada percepatan, maka benda berada pada
kecepatan konstan.

 HUKUM KEDUA NEWTON


Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama dengan
banyaknya perubahan momentum linier p terhadap waktu :

Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan, variabel massa
(sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator diferensial dengan menggunakan aturan
diferensiasi. Maka,

Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah
percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan
yang berbanding lurus.
Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem akan mengakibatkan
perubahan dalam momentum. Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari gaya. Untuk
menghitung sistem dengan massa yang bisa berubah-ubah, diperlukan persamaan yang
berbeda.
Sesuai dengan hukum pertama, turunan momentum terhadap waktu tidak nol ketika
terjadi perubahan arah, walaupun tidak terjadi perubahan besaran. Contohnya adalah gerak
melingkar beraturan. Hubungan ini juga secara tidak langsung menyatakan kekekalan

30
momentum: Ketika resultan gaya yang bekerja pada benda nol, momentum benda tersebut
konstan. Setiap perubahan gaya berbanding lurus dengan perubahan momentum tiap satuan
waktu.
Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas khusus diperhitungkan, karena
dalam kecepatan sangat tinggi hasil kali massa dengan kecepatan tidak mendekati momentum
sebenarnya.

Impuls
Impuls J muncul ketika sebuah gaya F bekerja pada suatu interval waktu Δt, dan
dirumuskan sebagai:

Impuls adalah suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis tumbukan.

Sistem dengan massa berubah


Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang bahan bakarnya digunakan dan
mengeluarkan gas sisa, tidak termasuk dalam sistem tertutup dan tidak dapat dihitung dengan
hanya mengubah massa menjadi sebuah fungsi dari waktu di hukum kedua. Alasannya,
seperti yang tertulis dalam An Introduction to Mechanics karya Kleppner dan Kolenkow,
adalah bahwa hukum kedua Newton berlaku terhadap partikel-partikel secara mendasar.[15]
Pada mekanika klasik, partikel memiliki massa yang konstant. Dalam kasus partikel-partikel
dalam suatu sistem yang terdefinisikan dengan jelas, hukum Newton dapat digunakan dengan
menjumlahkan semua partikel dalam sistem:

dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada sistem, M adalah total massa dari
sistem, dan apm adalah percepatan dari pusat massa sistem.

Sistem dengan massa yang berubah-ubah seperti roket atau ember yang berlubang
biasanya tidak dapat dihitung seperti sistem partikel, maka hukum kedua Newton tidak dapat
digunakan langsung. Persamaan baru digunakan untuk menyelesaikan soal seperti itu dengan

31
cara menata ulang hukum kedua dan menghitung momentum yang dibawa oleh massa yang
masuk atau keluar dari sistem:

dengan u adalah kecepatan dari massa yang masuk atau keluar relatif terhadap pusat
massa dari objek utama. Dalam beberapa konvensi, besar (u dm/dt) di sebelah kiri persamaan,
yang juga disebut dorongan, didefinisikan sebagai gaya (gaya yang dikeluarkan oleh suatu
benda sesuai dengan berubahnya massa, seperti dorongan roket) dan dimasukan dalam
besarnya F. Maka dengan mengubah definisi percepatan, persamaan tadi menjadi
F=ma.

Yang dalam Bahasa Indonesia berarti:

Hukum Kedua: Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung
gaya dan benda.

 HUKUM KETIGA NEWTON


Hukum Ketiga Newton. Para pemain sepatu luncur es memberikan gaya pada satu sama-lain
dengan besar yang sama tetapi berlawanan arah.
Penjelasan hukum ketiga Newton.
Hukum ketiga : Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan
arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.
Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain mengalami tekanan atau tarikan
yang sama dari benda yang ditekan atau ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu dengan jari
anda, jari anda juga ditekan oleh batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu dengan
menggunakan tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang
digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang batu ke arah
kuda.
Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi antara benda-
benda yang berbeda, maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A
mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan

32
besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Seperti yang ditunjukan di diagram,
para peluncur es (Ice skater) memberikan gaya satu sama lain dengan besar yang sama, tetapi
arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak
sama. Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih besar karena
hukum kedua Newton. Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang
bertipe sama. Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek.
Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak
pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap
ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah
cerminan dari ujung lainnya.

Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vektor satu dimensi, yang bisa
dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda A dan benda B memberikan gaya terhadap satu
sama lain.

Dengan
Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan
Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.

Newton menggunakan hukum ketiga untuk menurunkan hukum kekekalan


momentum, namun dengan pengamatan yang lebih dalam, kekekalan momentum adalah ide
yang lebih mendasar (diturunkan melalui teorema Noether dari relativitas Galileo
dibandingkan hukum ketiga, dan tetap berlaku pada kasus yang membuat hukum ketiga
newton seakan-akan tidak berlaku. Misalnya ketika medan gaya memiliki momentum, dan
dalam mekanika kuantum.

a. Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya.


Hukum-hukum Newton sudah diverifikasi dengan eksperimen dan pengamatan
selama lebih dari 200 tahun, dan hukum-hukum ini adalah pendekatan yang sangat baik untuk
perhitungan dalam skala dan kecepatan yang dialami oleh manusia sehari-hari. Hukum gerak

33
Newton dan hukum gravitasi umum dan kalkulus, (untuk pertama kalinya) dapat
memfasilitasi penjelasan kuantitatif tentang berbagai fenomena-fenomena fisis.
Ketiga hukum ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk benda-benda
makroskopis dalam kondisi sehari-hari. Namun hukum newton (digabungkan dengan hukum
gravitasi umum dan elektrodinamika klasik) tidak tepat untuk digunakan dalam kondisi
tertentu, terutama dalam skala yang amat kecil, kecepatan yang sangat tinggi (dalam
relativitas khususs, faktor Lorentz, massa diam, dan kecepatan harus diperhitungkan dalam
perumusan momentum) atau medan gravitasi yang sangat kuat. Maka hukum-hukum ini tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti konduksi listrik pada sebuah
semikonduktor, sifat-sifat optik dari sebuah bahan, kesalahan pada GPS sistem yang tidak
diperbaiki secara relativistik, dan superkonduktivitas. Penjelasan dari fenomena-fenomena ini
membutuhkan teori fisika yang lebih kompleks, termasuk relativitas umum dan teori medan
kuantum.
Dalam mekanika kuantum konsep seperti gaya, momentum, dan posisi didefinsikan
oleh operator-operator linier yang beroperasi dalam kondisi kuantum, pada kecepatan yang
jauh lebih rendah dari kecepatan cahaya, hukum-hukum Newton sama tepatnya dengan
operator-operator ini bekerja pada benda-benda klasik. Pada kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya, hukum kedua tetap berlaku seperti bentuk aslinya F = dpdt, yang
menjelaskan bahwa gaya adalah turunan dari momentum suatu benda terhadap waktu, namun
beberapa versi terbaru dari hukum kedua tidak berlaku pada kecepatan relativistik.

b. Hubungan dengan hukum kekekalan.


Di fisika modern, hukum kekekalan dari momentum, energi, dan momentum sudut
berlaku lebih umum daripada hukum-hukum Newton, karena mereka berlaku pada cahaya
maupun materi, dan juga pada fisika klasik maupun fisika non-klasik.
Secara sederhana, "Momen, energi, dan momentum angular tidak dapat diciptakan atau
dihilangkan." Karena gaya adalah turunan dari momen, dalam teori-teori dasar (seperti
mekanika kuantum, elektrodinamika kuantum, relativitas umum, dsb.), konsep gaya tidak
penting dan berada dibawah kekekalan momentum.
Model standar dapat menjelaskan secara terperinci bagaimana tiga gaya-gaya
fundamental yang dikenal sebagai gaya-gaya gauge, berasal dari pertukaran partikel virtual.
Gaya-gaya lain seperti gravitasi dan tekanan degenerasi fermionic juga muncul dari
kekekalan momentum. Kekekalan dari 4-momentum dalam gerak inersia melalui ruang-
34
waktu terkurva menghasilkan yang kita sebut sebagai gaya gravitasi dalam teori relativitas
umum.
Kekekalan energi baru ditemukan setelah hampir dua abad setelah kehidupan Newton,
adanya jeda yang cukup panjang ini disebabkan oleh adanya kesulitan dalam memahami
peran dari energi mikroskopik dan tak terlihat seperti panas dan cahaya infra-merah.

c. Sistem Katrol

Gambar katrol sederhana dengan 2 massa


Katrol adalah suatu roda dengan bagian berongga di sepanjang sisinya untuk tempat
tali atau kabel. Katrol biasanyanya digunakan dalam suatu rangkaian yang dirancang untuk
mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu membuat beban tersebut
mencapai tinggi yang sama adalah sama dengan yang diperlukan tanpa menggunakan katrol.
Besarnya gaya memang dikurangi, tapi gaya tersebut harus bekerja atas jarak yang lebih jauh.
Usaha yang diperlukan untuk mengangkat suatu beban secara kasar sama dengan berat beban
dibagi jumlah roda. Semakin banyak roda yang ada, sistem semakin tidak efisien karena akan
timbul lebih banyak gesekan antara tali dan roda. Katrol adalah salah satu dari enam jenis
pesawat sederhana.

Katrol yang digunakan dalam pesawat ini adalah katrol tetap, dimana katrol tetap adalah
Katrol tetap adalah katrol yang dipasang tetap pada suatu titik. Biasanya digunakan untuk
mengubah arah gaya yang kita keluarkan.

Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada gambar dibawah,


maka berlaku persamaan seperti berikut, Bila dianggap M1 = M2 = M

35
Momen Inersia pada Katrol

Pada gambar katrol di atas dilukiskan sebuah sistem yang terdiri dari dua buah
silinder yang massanya dibuat sama M1 dan M2 dihubungan dengan tali melalui sebuah
katrol. Pada sistem ini gesekan katrol dan massa tali diabaikan, tali dianggap tidak mulur dan
tidak pernah slip terhadap katrol. Sistem yang demikian ini kemudian disebut sebagai
pesawat Atwood. Pada M1 diberikan massa tambahan m agar sistem bergerak lurus berubah
beraturan. Karena (M1+m) > M2 maka (M1+m) dan M2 kedua-duanya akan bergerak
dipercepat beraturan sesuai dengan hukum II Newton. (M1+m) bergerak turun, M2 bergerak
naik dan katrol berotasi. Karena tali dianggap tidak mulur, maka percepatan (M1+m) akan
sama besarnya dengan percepatan M2. Dengan menerapkan hukum II Newton, dapat
diperoleh besar resultan gaya pada masing-masing silinder sesuai dengan persamaan berikut
ini. Pada (M1+m) bekerja resultan gaya sebesar :

W1 – T1 = (M1 + m) a
sedangkan pada benda M2 bekerja resultan gaya sebesar :
W2 – T2 = M2 a

Jika kedua persamaan di atas dijumlahkan maka dapat diperoleh :

( W1 – W2 ) – ( T1 – T2 ) = ( M1 + M2 + m ) a
yang dapat diubah menjadi
( T1 – T2 ) = ( W1 – W2 ) – ( M1 + M2 + m ) a

Pada katrol, selisih tegangan tali (T1-T2) akan menyebabkan momen gaya terhadap
sumbu katrol sehingga katrol berotasi dengan percepatan sudut α yang besarnya memenuhi
persamaan :

( T1 – T2 ) R = I.α

( T1 – T2 ) = I.α / R

Dengan I adalah momen inersia katrol

Bila kita hubungkan gerak translasi dengan (M1+m) dan M2 dengan gerak rotasi
katrol, maka terdapat hubungan a = α . artinya percepatan tali atau percepatan kedua silinder
sama dengan percepatan tangensial pinggirak katrol. Dengan demikian, maka persamaan di
atas dapat diubah menjadi :

36
Dari persamaan diatas diubah menjadi :

Karena gaya berat = m . g, maka persamaannya menjadi

Dengan demikian, momen inersia dalam pesawat atwood adalah

d. Rumus-Rumus Hukum Newton


1. Rumus hukum newton 1 yaitu ∑F = 0 yaitu resultan gaya (Kg m/s2)

 Ketika mobil bergerak cepat dan di rem mendadak maka penumpang akan merasa
terdorong ke depan
 Mobil yang dalam kondisi berhenti, kemudian bergerak cepat ke depan maka
penumpang akan terdorong ke belakang
 Koin diatas kertas di atas meja akan tetap diam jika kertas ditarik dengan cepat

2. Rumus hukum newton II yaitu ∑F = m.a

Keterangan:
∑F = Resultan Gaya (kg m/s2)

37
m = Massa Benda (kg)
a = Percepatan (m/s2)

Contoh hukum newton 2 dalam kehidupan sehari-hari:

 Mobil kiri lebih cepat melaju daripada mobil yang sebelah kanan karena bermassa
kecil (sesuai dengan bunyi hukum 2 newton)
 Mobil yang berjalan di jalan raya akan memperoleh percepatan yang sebanding
dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa mobil itu sendiri.

3. Rumus hukum Newton III Yaitu hukum(f)aksi-hukum(f)reaksi

Contoh hukum newton 3 dalam kehidupan sehari-hari

 Bola basket yang dipantulkan ke tanah akan memantul kembali


 Seseorang yang duduk di atas kursi berat badan mendorong kursi ke bawah sedangkan
kursi mendorong (menahan) badan ke atas.
 Seseorang yang memakai sepatu roda dan mendorong tubuhnya ke dinding, maka
dingin akan mendorong balik sebesar gaya dorong yang dikeluarkan, sehingga
menjauhi dinding.
 Adanya gaya magnet, gaya listrik, dan gaya gravitasi juga termasuk contoh hukum
newton 3

e. Gerak benda pada bidang miring

Dinamika Partikel adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gaya yang
menyebabkan sebuah benda bergerak. Pada modul ini, benda benda masih dianggap
sebagai partikel, artinya benda hanya dilihat sebagai satu titik pusat massa saja. Untuk itu
gerak translasi saja yang akan diperhatikan. Dengan demikian massa katrol diabaikan,

38
karena katrol bergerak melingkar. Karena massa katrol diabaikan, masa memen inersia
katrol juga diabaikan, sehingga katrol mengalami kesetimbangan momen. Tangangan tali
sebelum dan sesudah lewat katrol sama.
Dasar untuk menyelesaikan persoalan dinamika partikel diatas adalah Hukum
Newton I, II dan III, yaitu:
Hukum Newton I : ∑𝐹 = 0
Hukum Newton II : ∑𝐹 = 𝑚. 𝑎
Hukum Newton III : Faksi =Freaksi
Ada beberapa gaya yang harus dikenali di bab ini, antara lain gaya normal (N)
gaya gesek (f) tegangan tali (T) dan gaya berat (w = m.g) dll.

f. Gaya Gesek
gaya gesek adalah gaya yang berarah berlawanan gerak benda atau arah
kecenderungan bendaakan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat
melainkan dapat pula berbentuk cairan maupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat adalah misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetic, sedangkan gaya
antara benda padat dengan cairan atau gas adalah gaya stokes dimana suku pertama
adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis sedangkan suku
pertama dan kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada benda dan fluida
(giancoli,2001).
Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada poros putar,
engsel pada pintu, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh
gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat
karena gerakan kakinya hanya akan tergelincir diatas permukaan tanah. Tanpa adanya
gaya gesek antara ban mobil dan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat
mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut
(giancoli,2001).
Bila suatu benda begerak pada suatu bidang, dimana bidang tersebut tidak
licin maka akan timbul gaya gesek, gaya gesek timbul karena permukaan dua bidang
yang bersentuhan. Arah gaya gesekan pada benda berlawanan dengan arah gerak
benda. Besar gaya gesek dipengaruhi oleh benda dan koefisien gesek. Gaya gesekan
terdiri dari:

39
1. Gaya gesekan statis (fs) yaitu gaya gesekan yang terjadi pada benda diam.
fs = μs . N
2. Gaya gesekan kinetik (fk) yaitu gaya gesek yang terjadi pada benda bergerak.
fk = μk . N

(Gambar Sudut 00)


(𝑚1 + 𝑚2)𝑎
𝜇𝑘 = 𝑚1. 𝑔 −
𝑚2 𝑔

(Gambar Sudut 𝜃)

𝑚1𝑔 − 𝑚2𝑔. 𝑠𝑖𝑛𝜃 − (𝑚1 + 𝑚2)𝑎


𝜇𝑘 =
𝑚2𝑔𝑐𝑜𝑠𝜃

40
Keterangan:

Fs = gaya gesek statis (N)


Fk = gaya gesek kinestis (N)
𝜇𝑠 = Koefisien gesek statis
𝜇𝑘 = Koefisien gesek kinetis
N = Gaya Normal
G = percepatan grafitasi = 9,81 m/s2
a = Percepatan gerak benda (m/s2)

1
Untuk persamaan geraknya yaitu s = vot + 2 at2

Keterangan :
s = Jarak tempuh (m)
vo = Kecepatan awal (m/s)
t = Percepatan gerak benda (m/s2)
Adapun dalam Hukun newton pada gerak benda dibidang miring dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu:

1. Hukum Newton pada gerak benda di bidang miring Licin


Penerapan hukum Newton pada bidang miring khususnya bidang miring licin
dimana tidak ada gesekan antara permukaan benda dengan permukaan bidang. Pada gaya
berat pada bidang miring memiliki komponen pada sumbu-X dan sumbu-Y.

(Gambar Benda Dibidang Miring Licin)

41
Dari gambar di atas, yang menjadi patokan sumbu-X adalah garis yang sejajar
bidang miring, sehingga gaya-gaya yang bekerja pada arah ini merupakan gaya pada
sumbu-X (FX) sedangkan sumbu-Y adalah garis yang tegak lurus dengan bidang miring
sehingga gaya pada arah ini disebut gaya pada sumbu-Y (FY).

1.1 Benda Pada Bidang Miring Licin Tanpa Gaya Luar

(Gambar benda Pada Bidang Miring Licin Tanpa Gaya Luar)

Sebuah benda terletak pada bidang miring licin tanpa gaya luar diperlihatkan
pada gambar di atas. Gaya-gaya yang bekerja adalah gaya normal N dan gaya berat w.
Karena bentuk bidang adalah miring, maka gaya berat w memiliki komponen pada
sumbu-X dan sumbu-Y yaitu w sin α dan w cos α. Dari gambar garis-garis gaya di atas,
gaya yang bekerja pada sumbu-X hanyalah w sin α sehingga benda akan bergerak ke
bawah. Dalam hal ini berlaku Hukum Newton sebagai berikut.

a. Resultan gaya pada sumbu-Y

ΣFY = ma

N – w cos α = ma

karena benda tidak bergerak pada sumbu-Y maka a = 0, sehingga

N – w cos α = 0

N = w cos α

42
Dengan demikian besar gaya normal akan sama dengan komponen gaya berat benda
pada sumbu-Y, sehingga persamaannya dapat kita tuliskan sebagai berikut.

N = mg cos α

b. Resultan gaya pada sumbu-X

ΣFX = ma

w sin α = ma

mg sin α = ma

a = g sin α

Dengan demikian, rumus percepatan benda yang bergerak pada bidang miring licin
tanpa gaya luar adalah sebagai berikut.

a = g sin α

43
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 08.00-14.00 WIB pada hari Minggu, 10
Desember 2017 di Fakultas TehnikSTT Duta Bangsa Bekasi.

3.2. ALAT DAN BAHAN

a. Bandul Matematis

No. ALAT DAN BAHAN JUMLAH FUNGSI


1. Seperangkat bandul Matematis 1 Set Alat Utama untuk bahan praktikum
2. Stopwatch 1 buah Untuk menghitung waktu
3. Penggaris Logam 60 cm 1 buah Untuk mengukur panjang tali
4. Penggaris Busur 1 buah Untuk mengukur sudut
5. Bandul 1 buah Beban pemberat
6. Tali Seperlunya Penggantung Bandul

b. Panas jenis zat padat / Kalorimeter

No. ALAT DAN BAHAN JUMLAH FUNGSI


1. Kalorimeter 1 buah Wadah proses kalorimeter
2. Termometer 1 buah Pengukur suhu
3. Gelas kimia 1 buah Tempat memanaskan air
4. Stopwatch 1 buah Pengukur waktu
5. Bunsen 1 buah Alat pemanas
6. Zat padat (uang logam) 2 buah Media penghantar panas
7. Pengaduk 1 buah Mengaduk
8. Korek gas 1 buah Menyalakan api
9. Kaki tiga 1 buah Tungku/ tempat panas
10. Air Secukupnya Media pemanasan
11. Penjepit 1 buah mengambil logam panas
12. Spirtus Secukupnya Bahan bakar bunsen

44
c. Pesawat Atwood

No. ALAT DAN BAHAN JUMLAH FUNGSI


1. Seperangkat pesawat Atwood 1 set Alat utama untuk bahan praktikum
2. Beban 3 buah Penambah berat
3. Bandul 3 buah Pemberat
4. Tali Secukupnya Penggantung beban
5. Stopwatch 1 buah Pengukur Waktu

d. Gerak benda pada bidang miring

No. ALAT DAN BAHAN JUMLAH FUNGSI


1. Seperangkat peralatan Bidang 1 set Alat utama untuk praktikum
miring
2. Busur 1 buah Pengukur sudut
3. Neraca 1 buah Pengukur gaya
4. Stopwatch 1 buah Pengukur waktu
5. Roda beban 1 buah Sebagai beban percobaan

45
3.2. PROSEDUR PERCOBAAN DAN FLOWCHART

A. Bandul matematis.

 Rangkailah alat percobaan.


 Tempatkan rangkaian di pinggir meja/di pinggir buku.
 Siapkan busur.
 Siapkan stopwatch.
 Siapkan buku catatan.
 Setting ketinggian tali hingga 40cm.
 Arahkan tali kearah kanan atur sampai dengan 60 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan.
 Setelah itu baru mulai mencatat waktu yang diperlukan untuk 50
ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama sperti yang di
atas, tetapi dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap
percobaan
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 40 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Siapkan stopwatch
 Arahkan tali kearah kiri atur sampai dengan 60 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit. dan lakukan hal yang sama sperti
yang di atas, Tetapi dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan. dan
catatlah setiap percobaan.
 Lalu, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya menjadi
40 cm. Panjang diukur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kanan atur sampai dengan 60 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 40 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kanan atur sampai dengan 40 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 40 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kiri atur sampai dengan 40 derajat.
46
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 50 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kiri atur sampai dengan 40 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 50 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kanan atur sampai dengan 40 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 50 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kanan atur sampai dengan 60 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 Kemudian, ikat tali tepat pada lubang gantung sehingga panjangnya
menjadi 50 cm. Panjang dikur dari pusat massa bola.
 Arahkan tali kearah kiri atur sampai dengan 60 derajat.
 Lepaskan bandul dan hidupkan stopwatch secara bersamaan. Mulai
hitung sebanyak 50 ayunan, dan perhatikan waktu yang diperlukan
untuk 50 ayunan dalam berapa menit.dan lakukan hal yang sama ,tetapi
dihitung dari 1 menit dapat berapa ayunan.dan catat setiap percobaan.
 selesai.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


a). Simpangan sudut ayun jangan terlalu besar
b). Ayunan harus stabil (jangan oleng)
c). Perhatikan perhitungan 1 periode

47
START
Jarak E-F
1. 40cm
2. 50cm

Ukur jarak E-F sesuai


keinginan
Sudut ayun

1. 40cm
2. 60cm

Ukur sudut ayun (jarak a-d)


sesuai keinginan

Lepas bandul secara bersamaan


dengan menekan tombol stop
watch

no no
Ayunan stabil

Tarik bandul ke
sisi C, samakan
besar sudut C-D
= A-D
yes Satu ayunan
Catatlah waktu saat A-B-C-B-A
Atau
mencapai 50 ayunan
C-B-A-B-C

Catatlah berapa jumlah ayunan


dalam 60 detik

yes
Sudah percobaan
dan sisi berlawanan

yes

48
Sudah ganti sudut
dari jarak
Garis jarak E-F

yes

Finish

Gambar flowchart percobaan bandul matematis

49
B. Panas Jenis zat padat / Kalorimeter

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Isi kalorimeter dengan air kira-kira 1/3 bagian volumenya.
3. Ukurlah dengan termometer suhu awal air pada kalorimeter
4. Ambilah gelas kimia dan isi dengan air 1/3 bagian, selanjutnya masukkan zat padat ke
dalam gelas panaskan dengan bunsen sampai mendidih.
5. Ukurlah suhu zat padat mula-mula dengan memasukan termometer ke dalam gelas
dan catat suhunya setiap 15 detik sampai mencapai suhu maksimal.
6. Dengan menggunakan penjepit ambillah zat padat (uang logam) dari gelas kimia dan
segera masukkan ke dalam kalorimeter
7. Catatlah suhu air dalam kalorimeter setiap 15detik sampai mencapai suhu
keseimbangannya.
8. Dengan cara yang sama lakukan langkah 1 s.d 8 untuk logam yang berbeda.

50
51
C. Pesawat Atwood

Alat yang kita gunakan adalah pesawat atwood sederhana dengan 2 massa.
1. Dirikan pesawat atwood dengan posisi horizontal,jangan
Sampai miring.
2. Pasangkan Tali dan beban pada pesawat atwood
3. Setelah tali dan beban terpasang ,lalu jepitkan salah satu
beban dengan penjepit yng ada di pesawat atwood.
4. Berilah di atas beban yang tidak dijepit sebuah plat logam
5. Amati pergerakan 2 beban tersebut
6. Lakukan 3 kali percobaan pada satu plat logam,hitung waktu yang di butuhkan
beban untuk sampai ke batas ukur.
7. Lalu tambahkan lagi plat logamnya sehingga menjadi 2 plat logam,dan
hitung.seterusnya sampai plat logam di tambah menjadi empat buah.
8. .Lalu ganti beban dengan beban yang berbeda,dan lakukan seperti yang sudah
disebtkan di atas,lalu hitung waktunya.

52
Star
Tinggi
t bb
60 cm
Ukur jarak tinggi sesuai dengan
keinginan
Berat beban
=150 gr
Jepit beban dengan penjepit
Massa plat pesawat atwood
logam 10 gr

Pasang plat logam pada beban yang


tidak dijepit

Leapaskan penjepit pada pesawat


atwood

Beban turun no
sampai objek
dengan stabil
Yes

Catat berapa lama beban


sampai pada objek
Plat logam
ditambah menjadi
Ulang sampai empat kali 2,3,dan 4 buah

Beban Tambah lagi plat logamnya


200 gr

Ganti beban

no
Sudah ganti
beban

yes

Finish 53
D. Gerak benda pada bidang miring

1. Mengukur track sehingga membentuk bidang miring (sudut jangan terlalu besar)
2. Menimbang berat glider dan meletakkan glider pada jarak yang diinginkan
3. Menyiapkan stopwatch atau event timer untuk mengukur waktu turun saat
melepaskan glider tanpa memberikan gaya dorongan dan bersamaan dengan itu
mencatat waktu dengan stop watch sampai glider menyentuh ujung track
4. Mengulangi percobaan dengan jarak track yang berbeda.

54
(GambarFlowchart Prosedur Kerja Bidang Miring)

55
BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PERCOBAAN

A. Bandul Matematis

Percobaan 1

Jarak titik gantung Waktu untuk 50 ayunan Jumlah ayunan


dengan pusat massa (cm) (detik) dalam 60 detik (ayunan)
a₁ = 41 cm sudut 50° 01.08 44 ayunan
a₂ = 41 cm sudut 75° 01.09 43 ayunan

Percobaan 2

Jarak titik gantung Waktu untuk ayunan Jumlah ayunan


dengan pusat massa (cm) (detik) Dalam 60 detik (ayunan)
b₁ = 47 cm sudut 65° 01.12 41 ayunan
b₂ = 47 cm sudut 90° 01.15 40 ayunan

B. Panas Jenis zat padat / Kalorimeter

Pada logam 1000

Kalorimeter + 2/3 Kenaikan suhu tiap 15 detik Penurunan suhu tiap 15 detik
bagian air sampai suhu maksimum sampai suhu maksimum
Kalorimeter + 1. 15 detik 34° 1. 15 detik 36°
Almunium suhu 2. 30 detk 40° 2. 30 detik 32°
air dalam 3. 45 detik 48° 3. 45detik 31°
Kalorimeter 4. 60 detik 54° 4. 60 detik 30°
mula-mula 29° C 5. 75 detik 60° 5. 75 detik 30°
Volume 6. 90 detik 66° 6. 90 detik 30°
Thermometer 7. 105 detik 71° 7. 105 detik 30°
yang dicelupkan 8. 120 detik 77° 8. 120 detik 30°
kedalam air 30 9. 135 detik 81° 9. 135 detik 30°
cm3. 10. 150 detik 87° 10. 150 detik 29°
11. 165 detik 92°

56
Pada Logam 500

Kalorimeter + Kenaikan suhu tiap 15 detik Penurunan suhu tiap 15 detik


2/3 bagian air sampai suhu maksimun sampai suhu maksimum
Kalorimeter + 1. 15 detik 29° 1. 15 detik 62°
Logam suhu air 2. 30 deti 32° 2. 30 detik 40°
mula-mula 28° 3. 45 detik 38° 3. 45 detik 33°
C Volume 4. 60 detik 42° 4. 60 detik 32°
Thermometer 5. 75 detik 48° 5. 75 detik 31°
yang 6. 90detik 54° 6. 90 detik 30°
dicelupkan 7. 105 detik 62° 7. 105 detik 30°
kedalam air 30 8. 120 detik 68° 8. 120 detik 30°
cm3. 9. 135 detik 73° 9. 135 detik 30°
10. 150 detik 77° 10. 150 detik 29°
11. 165 detik 80° 11. 165 detik 29°
12. 180 detik 83° 12. 180 detik 28°
13. 195 detik 88°
14. 210 detik 92°

C. Pesawat Atwood

Percobaan pertama
No M1 M2 Sab t1 t2 t3 Rata-rata (t)
1 150 160 60 3,04 3,57 3,54 3,38
2 150 170 60 1,46 1,67 1,62 1,58
3 150 180 60 1,17 1,65 1,07 1,30
4 150 190 60 0,98 0,95 1,04 0,99

Percobaan ke dua
No M1 M2 Sab t1 t2 t3 Rata-rata (t)
1 200 210 60 4,74 4,37 4,01 4,37
2 200 220 60 1,97 2,02 1,84 1,94
3 200 230 60 1,37 1,49 1,45 1,44
4 200 240 60 1,15 1,45 1,09 1,23

57
D. Gerak benda pada bidang miring

Pecobaan 1

NO F t Jarak
1. 0.5 0.73 50
2. 0.5 0.60 45
3. 0.5 0.54 40
4. 0.5 0.28 35
5. 0.5 0.21 30

Percobaan 2

NO F t Jarak
1. 0.3 0.88 50
2. 0.3 0.78 45
3. 0.3 0.66 40
4. 0.3 0.63 35
5. 0.3 0.58 30

58
4.2. PEMBAHASAN

a. Bandul Matematis

Pada praktikum kali ini melakukan praktikum tentang bandul sederhana. Bandul
sederhana adalah salah satu bentuk gerka harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana
adalah benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangannya. Titik terjauh dari
kesetimbangan yang disebut amplitudo (A). Sedangkan jarak benda yang bergetar dari titik
kesetimbangan disebut simpangan (x), yang berubah secara periodik dalam besar dan
arahnya. Kecepatan (V) dan percepatan (a) benda juga berubah dalam besar dan
arah. Selama benda bergetar, ada kecenderungan untuk kembali ke posisi setimbang. Untuk
itu ada gaya yang bekerja pada benda untuk mengembalikan benda ke posisi setimbang.
Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran lengkap.
Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Gaya (F) ini disebut
gaya pemulih (restoring force) dan arahnya menuju posisi setimbang.

Ayunan sederhana atau disebut bandul melakukan gerak bolak-balik spanjang AB.
Waktu yang diperlukan benda untuk bergerak dari A sampai kembali ke A lagi disebut satu
perioda sedangkan banyaknya getaran atau gerak bolak-balik yang dapat dilakukan dalam
satu detik disebut frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan bandul disebut frekunsi
alamiah.Frekuensi alamiah adalah frekuensi yang dihasilkan oleh bandul tanpa pengaruh dari
luar. Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan
diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan maka beban akan
bergerak ke B, C lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.Amplitudo
adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.Pada contoh ayunan sederhana
sesuai dengan gambar di atas, amplitudo getaran adalah jarak AB atau BC.
Untuk bandul sederhana dengan panjang , diperoleh :

Periode sehingga,
Grafitasi dapat dihitung dengan persamaan
Keterangan:
T : periode (detik)
g : percepatan gravitasi bumi (ms-2)
l : panjang tali bandul (m)

Pada percobaan "Bandul Sederhana" statif dan klep yang sudah di siapkan
dipasangkan tali yang kemudian pada tali di gantung bola ada sebagi beban penggangtung,
kami melalukan percobaan pada setiap tali dengan panjang yang bervariasi dengan
menetapkan jumlah ayunan sebanyak 2o kali ayunan agar hasil mudah di tentukan pada
percobaan tersebut waktu yang di dapat tersebut pasti berbeda beda untuk setiap tali pada
kegiatan 1 dengan variasi tali

59
Panjang tali ( cm) Sudut/kemiringan ( Ayunan kanan Ayunan kiri
derajat )
50 40 50 ayunan ( 01.13.3 ) 50 ayunan ( 01.15.01 )
50 40 60 detik ( 41 x ) 60 detik ( 41 x )
50 60 50 ayunan ( 01.13.3) 50 ayunan ( 01.13.3)
50 60 60 detik ( 41 x) 60 detik ( 41 x)
40 40 50 ayunan ( 01.08.60) 50 ayunan ( 01.08.52)
40 40 60 detik ( 43 x ) 60 detik ( 43 x )
40 60 50 ayunan ( 01.07.08) 50 ayunan ( 01.07.23)

Sedangkan pada kegiatan ke2 dengan panjang tali yang sama yaitu 50 cm hanya masa
bandulnya saja yang bervariasi yaitu 35 gram , kedua massa bandul itu sama sama memilikii
50 ayunan dengan waktu yang berbeda .
Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut
bandul.Bandul Matematis adalah salah satu matematis yangbergerak
mengikuti gerak harmonik sederhana.bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri
dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. jika bandul
disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu dilepaskan maka bandul akan
berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya grafitasinya.
Prinsip Ayunan yaitu Jika sebuah benda yang digantungkan pada seutas tali, diberikan
simpangan, lalu dilepaskan, maka benda itu akan berauyn kekanan dan ke kiri. Berarti ketika
benda berada disebelah kiri akan dipercepat kekanan, dan ketika benda sudah ada disebelah
kanan akan diperlambat dan berhenti, lalu dipercepat kekiri dan seterusnya. Dari gerakan ini
dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama gerakan nya. Menurut hukum Newton (F
= m.a) percepan hanya timbul ketika ada gaya. Arah percepatan dan arah gaya selalu sama.

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban
akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang
secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik
sederhana. Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C
dan kembali lagi ke B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda dilepaskan
dari titik C maka urutan gerakannya adalah C-B-A-B-C.
jika beban ditarik kesatu sisi, kemudian dilepaskanmaka beban akan terayun melalui
titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Bila amplitudo ayunan kecil, maka bandul
sederhana itu akan melakukan getaran harmonik. Bandul dengan massa m digantung pada

60
seutas tali yang panjangnya l. Ayunan mempunyai simpangan anguler θ dari kedudukan
seimbang. Gaya pemulih adalah komponen gaya tegak lurus tali.

F = - m g sin θ
F = m a
maka
m a = - m g sin θ
a = - g sin θ

Untuk getaran selaras θ kecil sekali sehingga sin θ = θ. Simpangan busur s = l θ atau θ=s/l
maka persamaan menjadi: a= gs/l . Dengan persamaan periode getaran harmonic:

G = 4 π2 L / T2
T= t/n

Dimana :
l = panjang tali (meter)
G= percepatan gravitasi (ms-2)
T= periode bandul sederhana (s)
Dari rumus di atas diketahui bahwa periode bandul sederhana tidak bergantung pada
massa dan simpangan bandul, melaikan hanya bergantung pada panjang dan percepatan
gravitasi
Osilasi adalah jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak balik melalui
lintasan yang sama, dimana suatu periodik adalah setiap gerak yang berulang-ulang dalam
selang waktu yang sama. Banyak benda yang berisolasi yang bergerak bolak-baliknya tidak
tepat sama karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Bandul matematis bergerak
mengikuti gerak harmonic. Bandul sederhana (matematis) adalah benda ideal yang terdiri dari
sebuah titik massa, yang digantung pada tali ringan yang tidak dapat muju. Jika bandul ditarik
keseamping dari posisi seimbangnya (David, 1985 : 12)
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya.
syarat untuk mendapat osilasi atau ayunan :
a. Gaya yang selalu melawan arah simpangan dari suatu posisi seimbang. Dalam hal ini gaya
yang melawan simpangan adalah gaya tangensial.
b. Kelembaman yang memebuat benda tak berhenti ketika dalam posisi yang seimbangan
(tampa gaya). Dalam contoh ini massa yang berayun tidak berhenti tetapi pada posisi bawah
(posisi tengan, gaya nol), tetapi bergerak terus karena kelembaman massanya.
Dari 10 percobaan yang telah dilakukan, ternyata hanya 5 percobaan yang hasilnya
sesuai dengan teori, yaitu yang percepatan gravitasinya berkisar antara 9,8-10 m/s2.
Sedangkan yang lainnya tidak. Adanya perbedaan percepatan gravitasi tersebut dipengaruhi
oleh gaya torsi, banyak ayunan bergetar, waktu, dan faktor angin.
Percobaan ayunan ini masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak lima kali dengan
menggunakan L (panjang tali) yang berbeda-beda. Selain menggunakan panjang tali yang

61
berbeda.Hal yang diamati dalam praktikum kali ini adalah waktu yang diperlukan bandul
melakukan ayunan sebanyak 20 kali.Dari data yang diperoleh selanjutnya kita dapat
menentukan besarnya gravitasi bumi.Dalam setiap perhitungan dan pengukuran tidak ada
yang pasti. Untuk memperbaiki hasil pengambilan data maupun perhitungan data itu maka
data-data tersebut perlu diralat dengan metode ralat keraguan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, mendapatkan rataan gravitasi sebesar 9.14
m/s2. Kami menghitung besarnya gaya gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul,
menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul dan menyelidiki
pengaruh besar sudut simpangan awal terhadap periode yang dihasilkan pula. Periode
merupakan dasar atau inti untuk menentukan besarnya percepatan gravitasi di permukaan
bumi ini. Dari hasil percobaan pertama dengan menggunakan panjang tali yang sama dengan
sudut awal yang berbeda dihasilkan periode yang berbeda pula, dimana semakin besar sudut
simpangan yang diberikan pada ayunan tersebut maka semakin besar pula periode yang
dihasilkannya
Beberapa istilah dalam gelombang:

1. Simpangan adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar pada suatu saat sampai
kembali pada kedudukan seimbangnya.
2. Amplitudo adalah simpangan maksimum yang dilakukan pada peristiwa getaran.
3. Perioda adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran penuh.
4. Frekuensi adalah banyaknya getaran penuh yang dapat dilakukan dalam waktu satu detik.

Ada dua jenis jam bandul. Jenis pertama menggunakan tenaga yang berasal dari
gerakan rantai dan beban. Jenis kedua menggunakan tenaga pegas atau per. Baik jam pegas
atau jam rantai memiliki mekanisme pemutar. Pada bagian pemutar ini terdapat roda-roda
gigi yang saling bertautan.Diantaranya roda gigi penunjuk detik, menit, dan jam.Tidak
ketinggalan pula roda-roda gigi untuk bilah-bilah pada penunjuk waktu. Pada jam bandul
yang punya pasilitas lengkap, terdapat juga roda gigi penunjuk hari dan bulan. Karena tidak
menggunakan baterai, jam bandul bekerja dengan memamfaatkan tenaga gravitasi atau
pegas.bandul memiliki peranan penting. Poros bandul ini terkait dengan bagian yang
berfungsi menggerakkan roda gigipenunjuk detik, menit, jam, dan seterusnya. Tampa adanya
gerakan bandul jam tidak dapat menunjukkan waktu dengan benar.
Bila bandul atau pendulun berhenti bergerak, otomatis jam bandul akan mati. Itu
sebabnya, sebeleum bandul berhenti, rantai beban harus ditarik keposisi semula. Gerakan
rantai akibat gravitasi akan memutar roda utama yang selanjutnya menggerakkan bandul dan
memutar roda gigi. Biasanya rantai harus ditarik 2-3 hari sekali.
Bandul (eng: Pendulum) merupakan sebuah benda yang terikat oleh seutas tali dan
dapat berayun secara bebas dan periodik. Gerak pendulum merupakan gerak yang
mempunyai lintasan melengkung.Disebut gerak harmonis sederhana, karena bandul bergerak
bolak-balik disekitar titik kesetimbangan. Bandul akan berada pada titik kesetimbangan jika
tidak diberikan gaya luar (ditarik atau diberi sentuhan). Saya yakin teman-teman fisika
pernah melakukan praktikum gerak harmonis sederhana sehingga tidak sulit untuk
membayangkannya.

62
b. Panas Jenis zat padat / Kalorimeter

Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor merupakan energi yang
berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor
sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
energi tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam
dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan
yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor / panas.
Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu
bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat melihat
seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini
merupakan suatu anggapan yang salah karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu
yang digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika
perubahan suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas
listrik yang besar.

c. Pesawat Atwood

Dari hasil percobaan di atas,kita dapat mencari mencari percepatan beban yang jatuh
dengan menggunakan rumus :
1 2
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑎𝑡
2
Maka
2𝑣𝑜 𝑡 − 2𝑠
𝑎=
𝑡2
Karena beban bergerak dari keadan diam,berarti 𝑣𝑜= 0,Sehingga di peroleh

63
2𝑠
𝑎=
𝑡2
Atau bisa juga dengan menggunakan rumus :
𝑚1− 𝑚2
𝑎= 𝐼
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑅2

Karena jari jari lingkran katrol dari pesawat atwood tidak diketahui,maka kita pakai
rumus yang pertama,yaitu
2𝑠
𝑎=
𝑡2
Percobaan Pertama

No S(cm) M(gr) t(s) 2𝑠


𝑎=
𝑡2
1 160 3,38 2(60)
= 10,5 x 10-2 m/s-2
(3,38)2

2 170 1,58 2(60)


= 48,05 x 10-2 m/s-2
(1,58)2
60
3 180 1,30 2(60)
= 71 x 10-2 m/s-2
(1,30)2

4 190 0,99 2(60)


= 122,4 x 10-2 m/s-2
(0,99)2

Percobaan Kedua

No S(cm) M(gr) t(s) 2𝑠


𝑎=
𝑡2
1 210 4,37 2(60)
= 6,28 x 10-2 m/s-2
(4,37)2
60
2 220 1,94 2(60)
= 31,9 x 10-2 m/s-2
(1,94)2

3 230 1,44 2(60)


= 57,9 x 10-2 m/s-2
(1,44)2

4 240 1,23 2(60)


= 79,3 x 10-2 m/s-2
(1,23)2

Untuk mencari momen inersia dari katrol pesawat atwood,kita harus terlebih dahulu
mengetahui jari-jari lingkaran dan massa dari katrolnya,dikarenakan kita tidak di beri tahu

64
berapa jari-jari dan massa dari katrolnya ,maka kita tidak bisa melanjutkan untuk menghitung
momen inersia dari katrol tersebut.

Grafik dari percobaan

Grafik Percobaan Pertama


140
120 122.4

100
80
71
60 60 60 60 60
48.05
40
20
10.5
0 3.38 1.58 1.30 0.99
1 2 3 4

tinggi(cm) waktu(s) percepatan(m/s2)

Grafik Percobaan Kedua


90
80 79.3
70
60 60 60 60
57.9 60
50
40
30 31.9

20
10
6.28
4.37
0 1.94 1.44 1.23
1 2 3 4

tinggi(cm) waktu(s) percepatan(m/s2)

Dari grafik di atas dapat disimpulkan,bahwa semakin banyak beban di tambah dengan
pemberat,maka percepatannya akan semakin cepat dan waktunya pun akan semakin sedikit.

d. Gerak benda pada bidang miring

Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui bahwa sebuah bidang miring
menurunkan gaya yang dibutuhkan untuk menaikkan benda ke tempat tinggi dengan

65
menambah jarak pemberian gaya yang harus diberikan ke posisi tujuan. Bidang miring
biasanya digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring dalam
bentuk baji. Dalam baji, gerak maju diubah menjadi gerakan pemisahan yang tegak lurus
terhadap wajah.
Berdasarkan dari hasil praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak
benda yang meluncur pada bidang miring terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar
sudut yang dibentuk, kecepatan gerak benda yang meluncur pada bidang miring akan
semakin cepat. Karena jika sudut yang dibentuk besar, maka bidang miring yang dibentuk
semakin tinggi. Jika bidang miring yang dibentuk semakin tinggi maka kecepatan yang
dihasilkan akan semakin besar dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik acuan sudut
akan semakin cepat. Sebaliknya jika bidang miring yang dibentuk semakin rendah maka
kecepatan yang dihasilkan akan semakin kecil dan waktu yang dibutuhkan benda untuk
mencapai titik acuan sudut akan semakin lambat. Sehingga pada praktikum ini sudut yang
dibentuk pada bidang miring sangat mempengaruhi nilai kecepatan dan waktu yang
dibutuhkan benda untuk dapat mencapai titik acuan sudutnya.
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda
tersebut belum bergerak. Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang
dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua
permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda
bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan tersebut.

Benda mulai dari partikel-partikel erlementer dalam atom kegalaksian yang paling besar.
Oleh karena itu, gaya gesekan adalah terjadinya hambatan, misalnya jika suatu benda
diluncurkan atas lantai, gerakan benda ini semakin lama, semakin lambat dan akhirnya
berhenti. Gaya bekerja antara dua permukaan yang bersentuhan dan saling bergerak relatif
disebut dengan gaya gesek kinetik. Gaya arah gesekan selalu berlawan dengan arah gerak
benda, sehingga menimbulkan perlambatan.

Gaya gesek terjadi bila benda dalam keadaan setimbang digeser sedikit, maka besar
dan arah garis kerja yang bekerja pada sebuah benda bisa berubah semuanya. Bila gaya-gaya
yang bekerja sudah bergeser sedemikian rupa, sehingga mengubah benda dalam kondisi
semula, maka kesetimbangan gaya disebut stabil. Bila posisi benda diubah dari posisi
seimbang ke posisi seimbang yang lain, maka keseimbangan itu disebut netral.

66
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya gesek biasanya menyebabkan benda bergerak
menjadi pelan dan membawanya ke dalam keadaan diam. Sifat permukaan benda yang
arahnya berlawanan dengan gaya geraknya mempengaruhi terhadap gaya gesekan. Semakin
kasar permukaan benda, maka semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada benda tersebut.

Koefisien gaya gesekan () ada dua jenis, yaitu koefisien gaya statik (s) dan koefisien
gaya kinetik(k). Koefisien gaya statik dipergunakan bila benda dalam keadaan bergerak.
Selain itu gaya gesek pun ada dua jenis, gaya gesekan kinetik, karena dalam keadaan
bergerak koefisien gesekan antar benda dengan bidang tempat benda akan menjadi lebih
kecil.

Praktik gerak pada bidang miring ini melakukan suatu percobaan menggunakan alat
kompresor. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah praktikan dalam melaksanakan
praktikum ini, karena menyamakan dalam tekanan udara yang diberikan dalam setiap kali
pengulangan, sebab apabila tekanan udara yang diberikan tidak sama maka mempersulit
praktikan dalam analisis data. Walaupun keadaan alat ini dapat dibilang sudah tidak baik.
Hal ini dapat dibuktikan dari ketelitian alat tersebut yang semakin lama semakin jauh.

Gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam percobaan tersebut adalah gaya
gesekan kinetik karena terjadi pada dua permukaan yang saling bersentuhan dimana kedua
benda dalam keadaan bergerak. Besarnya koefisien yang bekerja pada benda bergantung
pada kekasaran permukaan bidang. Semakin kasar permukaan bidang, maka semakin besar
pula koefisien geseknya. Setiap massanya sama seperti dan jaraknya berbeda yang dilakukan
dengan tiga kali percobaan yang sama akan menghasilkan waktu glider sampai menyentuh
ujung track semakin lama semakin lambat. Sedangkan gaya gesek yang juga tidak berbeda
jauh. Besarnya gaya gesekan yang bekerja pada benda tersebut tergantung pada gaya normal
(N) yang terjadi pada percobaan.

Gaya bisa menyebabkan gerak atau pindahan kedudukan suatu benda, jadi apabila
ada suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda, maka benda itu akan bergerak atau
berpindah tempat. Gaya didefinisikan secara umum sebagai sesuatu yang dapat mengubah
keadaan gerak terhadap suatu benda. Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya,
gaya juga dapat dikatakan sebagai suatu tarikan atau dorongan terhadap suatu benda. Selain
itu juga dapat mempercepat atau memperlambat gerak terhadap suatu benda. Gerak dari suatu
benda dipengaruhi oleh bentuk lintasannya. Suatu gerak disebut gerak lurus, apabila
lintasannya merupakan garis lurus.

67
Gaya atau perpindahan kedudukan suatu benda biasanya disebabkan oleh gaya yang
bekerja pada sebuah benda maka benda itu akan bergerak atau berpindah tempat. Secara
umum gaya didenifisikan sebagai suatu yang dapat mengubah keadaan gerak suatu benda.

Konsep gerakan gangguan memiliki beberapa kesulitan, karena dorongan dan tarikan
yang mengakibatkannya tidak selalu terlihat. Setiap benda pada dasarnyamemiliki sifat
inersia, artinya bila tidak ada gangguan dari luar benda cenderung mempertahankan keadaan
gerak yang seperti ini disebut dengan kecepatan suatu benda. Rumus menyatakan bahwa
hukum Newton, dia mengartikan bahwa keadaan gerak yang seperti ini disebut dengan
kecepatan suatu benda. Rumus menyatakan bahwa hukum Newton juga tidak lepas dari
hukum gravitasi yang ada di bumi ini.

Penggunaan alat praktikum pada gerak bidang miring ini memerlukan ketelitian serta
kecermatan para praktikan dalam mengamati jarak yang ditempuh glider dan menekan
tombol pada Event Timer pada saat glider berhenti beberapa saat. Dan juga dalam
perhitungan untuk mencari besarnya sin α, besarnya koefisien gesek, juga dalam perhitungan
besar gaya gesek.

Gaya gesekan yang terjadi tidak konstan, hal ini disebabkan massa yang digunakan
berbeda. Bila massa benda besar, maka jarak pantul glider yang dihasilkan akan semakin
jauh. Semakin besar benda yang bergerak turun pada bidang miring maka bertambah gaya
dorong glider.

Sudut kemiringan yang relatif sama dan pada berat beban yang sama pula waktu yang
diperlukan untuk mencapai ujung track dan jarak maksimumnya akan lebih cepat pada
lintasan yang lebih pendek, tetapi jarak maksimum yang dicapai lebih kecil dari pada lintasan
yang pendek, hal ini sama dengan koefisien geseknya. Kemiringan yang sudah ditentukan
sangat mempengaruhi gerakan glider karena kemiringan itu didapatkan gaya gesekan suatu
benda yang berjalan pada kemiringan tersebut.

Saat pemberhentian glider sesudah pemantulan pada ujung track pengukuran jarak
sangat penting dan juga pencatatan waktu atau saat pemberhentian waktu berbareng dengan
pemberhentian glider yang sudah ditentukan tempat pemberhentiannya.

Menyalakan kompresor saat ingin memulai pergerakan harus berbareng dengan


pemencetan waktu pada Event Timer karena waktu tersebut sangat diperlukan untuk
perhitungan selanjutnya. Kompresor disini sangat berperan karena dengan tenaga kompresor

68
lah gerakan glider dapat berjalan sesuai tujuan disini. Mematikan kompresor harus tepat pada
waktunya karena pemberhentian kompresor diperlukan ketika glider sudah di berhentikan dan
saat itu kompresor juga dimatikan. Lalu disambung dengan pencatatan waktu dan jarak
yang sudah terlihat pada alat

F1-001 jadi tinggal pencatatan dibuku saja.

Percobaan yang berulang – ulang dilakukan karena saat melakukan perulangan


percobaan saat percobaan kedua dan seterusnya dapat dilihat perbedaan waktu dan jarak.

4.3. Pertanyaan Dan Jawab

a. Bandul Matematis

1. Hitung percepatan grafitasi pada percobaan ini untuk titik gantung A dan B.
2. Hitung berapa persen kesalahan perhitungan percepatan grafitasi dari No.1 yang
dibandingkan dengan percepatan grafitasi (978 cm/s2).
3. Faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan tersebut.

Jawab :

1. a). Diketahui: L = 41 cm = 0.41 m


t = 68 detik
n = 50 ayunan
T = t/n = 68/50 = 1.36
Ditanyakan: g = ?
Jawab: g = 4×𝜋2×L/t2
= 4 × 3.142 × 0.41 / 1.362
=4 × 9.8596 × 0.41 / 1.8496
= 16.169744/1.8496
= 8.74 m/s2

b). Diketahui : L=47 cm =0,47 m

T = 72

N= 50

T= t/n = 72 /50 =1,44

69
Ditanyakan : g = ?
Jawab : g = 4×𝜋2 ×t/t2
= 4×3.142×0.47 / 1.442
= 4 × 9.8596 × 0.47 / 1.44
= 18.536048 / 2.0736
= 8.93 m/s2
Dalam 4 kali percobaan didapat persentase kesalahan sebagai berikut :

4
× 978 = 39.12
100

1. Kesalahan Sistematis

Kesalahan Sistematis (Sistematical Error) adalah kesalahan yang terjadi


karena faktor peralatan dan kondisi alam. Peralatan yang dibuat oleh manusia
walaupun dibuat dengan tingkat akurasi tinggi tetap masih mempunyai keterbasan
pada ketelitian. Alam turut mempengaruhi hasil pengukuran dan pemetaan karena
perbedaan suhu, temperatur, dan kondisi alam dilapangan.

2. Kesalahan Acak (Random Error)

kesalahan yang terjadi karena keterbatasan pada poanca indera manusia.


Keterbatasan tersebut dapat berupa kekeliruan, kurang hati-hati, kelalaian,
ketidakmengertian pada instrument, atau belum terlatihnya petugas yang
bersangkutan. Untuk menanggulanginya diperlukan koreksi-koreksi dengan
pendekatan ilmu-ilmu statistik, pada fenomena pengukuran dan pemetaan suatu
syarat geometrik menjadi kontrol dan penyikat data yang tercakup pada titik-titik
kontrol pengukuran.

3. Kesalahan Besar (Blunder)

Kesalahan besar dapat terjadi apabila operator atau surveyor melakukan


kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi akibat dari kesalahan pada
pembacaan dan penulisan nilai-nilai yang diambil dilapangan. Dengan demikian
jika terjadi kesalahan besar maka pengukuran harus diulang atau data tersebut

70
harus dibuang dan diganti dengan data yang baru, jika memang data tersebut tidak
terlalyu berpengaruh pada pada hasil pengukuran dan pemetaan.

4. Kesalahan kerangka dasar vertical

Kesalahan dapat terjadi akibat tidak berhimpitnya sumbu vertikal theodolite


dengan arah garis vertikal. Karena kesalahan sumbu vertikal tak dapat dihilangkan
dengan merata-ratakan dari observasi dengan teleskop dalam posisi normal dan dalam
posisi kebalikan, maka pengukuran haruslah dilaksanakan dengan hati-hati, terutama
pada saat pengukuran untuk sasaran dengan elevasi yang besar.

5. Kesalahan kerangka dasar horizontal

Kesalahan ini dapat terjadi akibat sumbu horizontal tidak tegak lurus terhadap
sumbu vertikal. Untuk mengoreksi kesalahan pada pengukuran kerangka dasar
horizontal dapat dilakukan koreksi secara sistematis pada pembacaan sudut
horizontal. Kontrol koordinat dilakukan melalui empat atau dua buah titik ikat
bergantung pada kontrol sempurna atau sebagian saja.

b. Panas Jenis Zat Padat / Kalorimeter

1. Buktikan rumus percobaan pada Kalorimeter.


2. Berdasarkan pengamatan tiap 30 detik selama 5 menit sesudah suhu maksimum
hitunglah konstanta pertukaran kalor dari kalorimeter ysng dipakai (baik pada
percobaan dengan keping tembaga dan logam.
3. Dari hasil pertanyaan no 2 hitunglah koreksi temperatur (t) pada percobaan dimana
temperatur air naik sampai maksimum.

Jawab

1. Kalorimeter bekerja berdasarkan Asas Black.Kuantitas kalor yang dilepaskan oleh


butiran logam dengan massa ml dan kapasitas kalor jenis butiran cl adalah:

DQ = ml.c1. (t1 – ts)

Akan sebanding dengan kuantitas kalor yang diserap oleh air dengan massa m2:

71
DQ = m2.c2. (ts – t2)

Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa “Kalor yang diterima = kalor yang


dilepaskan “

Qterima = Qlepas

2. Diketahui: Tc = 90°c
Tr = 28°c
T = 210
t =15 s
Ditanyakan: k = ?
Jawab:
T = - k ( Tc – Tr ) t
210 = - k (90 – 28)15
210 = -k (62) 15
210 = -k 930
930
k = 210

= 4,42 j

3. Diketahui : m = 0,1 gram


∆𝑇 = 30°c
C = 120°c
Ditanyakan : q = ?
Jawab:
q = m × ∆𝑇 × C
= 0,1 × 30 × 120
=360 j

72
c. Pesawat Atwood

1. Sebutkan bunyi hukum I Newton dan tuliskan secara matematis hukum II Newton
serta sebutkan arti lambang-lambang yang digunakan? Apakah percobaan ini sesuai
dengan hukum Newton I ? berikan penjelasannya.
2. Tuliskan data hasil percobaan anda ke dalam jurnal akhir dengan menggunakan
satuan SI.
3. Hitunglah percepatan gerak sistem dari C ke A dengan menggunakan persamaan
berikut:
𝑚𝑔
𝑎=
𝑀1 + 𝑀2 + 𝑚

Jawab

1. Hukum I Newton
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda
yang mula-mula diam akan tetap diam .Benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap lurus beraturan”.
Hukum II Newton
“Percpatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus
dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda”.
Keterangan:
F = Gaya
M = Massa
A = Percepatan
Menurut pecobaan yang kelompok kami lakukan, percobaan ini sesuai dengan
hukum newton I,kenapa?karena jika kami tidak menambahkan plat logam, maka
hukum newton I berlaku dengan sifat diamnya,dan jika di tambah dengan plat
logam maka akan bergerak dengan sifat geraknya karena ada gaya yang bekerja
pada benda tesebut.

73
2.Hasil dari percobaan

Percobaan pertama
No M1 M2 Sab t1 t2 t3 Rata-rata (t)

1 150 160 60 3,04 3,57 3,54 3,38

2 150 170 60 1,46 1,67 1,62 1,58

3 150 180 60 1,17 1,65 1,07 1,30

4 150 190 60 0,98 0,95 1,04 0,99

Percobaan ke dua
No M1 M2 Sab t1 t2 t3 Rata-rata (t)
1 200 210 60 4,74 4,37 4,01 4,37
2 200 220 60 1,97 2,02 1,84 1,94
3 200 230 60 1,37 1,49 1,45 1,44
4 200 240 60 1,15 1,45 1,09 1,23

3.Kelompok kami tidak menggunakan rumus

𝒎. 𝒈
𝒂=
𝒎𝟏 + 𝒎𝟐 + 𝒎

Karena massa dan jari-jari katrolnya belum diketahui,jadi kami menggunakan rumus
1 2
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑎𝑡
2
Maka
2𝑣𝑜 𝑡 − 2𝑠
𝑎=
𝑡2
Karena beban bergerak dari keadan diam,berarti 𝑣𝑜= 0,Sehingga di peroleh
2𝑠
𝑎=
𝑡2

74
Percobaan pertama

No S(cm) M(gr) t(s) 2𝑠


𝑎=
𝑡2
1 160 3,38 2(60)
= 10,5 x 10-2 m/s-2
(3,38)2

2 170 1,58 2(60)


= 48,05 x 10-2 m/s-2
60 (1,58)2

3 180 1,30 2(60)


= 71 x 10-2 m/s-2
(1,30)2

4 190 0,99 2(60)


= 122,4 x 10-2 m/s-2
(0,99)2

Percobaan kedua

No S(cm) M(gr) t(s) 2𝑠


𝑎=
𝑡2
1 210 4,37 2(60)
= 6,28 x 10-2 m/s-2
(4,37)2
60
2 220 1,94 2(60)
= 31,9 x 10-2 m/s-2
(1,94)2

3 230 1,44 2(60)


= 57,9 x 10-2 m/s-2
(1,44)2

4 240 1,23 2(60)


= 79,3 x 10-2 m/s-2
(1,23)2

75
d.Gerak Benda Pada Bidang Miring

1. Dapatkan rumus (1) dan (2) dari hukum Newton II.


2. Hitunglah koefisien gesekan antara bidang dengan benda yang berbeda untuk setiap
sudut dengan kemiringan yaitu sudut 0° dan 30°.
3. Buat analisa dan kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan.

Jawab

1. Resultan gaya pada sumbu-Y

ΣFY = ma

N – w cos α = ma

karena benda tidak bergerak pada sumbu-Y maka a = 0, sehingga

N – w cos α = 0

N = w cos α

Dengan demikian besar gaya normal akan sama dengan komponen gayaberat benda pada
sumbu-Y, sehingga persamaannya dapat kita tuliskan sebagai berikut.

N = mg cos α

Resultan gaya pada sumbu-X

ΣFX = ma

w sin α = ma

mg sin α = ma

a = g sin α

Dengan demikian, rumus percepatan benda yang bergerak pada bidang miring licin
tanpa gaya luar adalah sebagai berikut.

a = g sin α

76
Keterangan:

N = Gaya normal (N)

W = Gaya berat (N)

M = Massa benda (kg)

Α = Sudut kemiringan bidang

A = Percepatan benda (m/s2)

G = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Benda diam hanya terjadi jika F = w sin α, persamaan hukum Newton pada keadaan
ini adalah sebagai berikut.

Resultan gaya pada sumbu-Y

ΣFY = ma

N – w cos α = ma

karena benda tidak bergerak pada sumbu-Y maka a = 0, sehingga

N – w cos α = 0

N = w cos α

Dengan demikian persamaan gaya normal pada benda yang didorong atau ditarik
sejajar bidang miring adalah sebagai berikut.

N = mg cos α

Persamaan gaya normal pada kemungkinan pertama ini juga berlaku pada dua
kemungkinan yang lain sehingga pada dua kemungkinan tersebut tidak perlu
diuraikan lagi.

Resultan gaya pada sumbu-X

ΣFX = ma

77
F – w sin α = ma

Karena benda dalam keadaan diam, maka a = 0 sehingga

F – w sin α = 0

Sehingga persamaan gerak benda yang diam setelah diberi gaya tarik atau dorong
sejajar bidang miring licin adalah sebagai berikut.

F = mg sin α

2. Sudut 0°

𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 0°−(𝑚1+𝑚2)


µ=
𝑚2𝑔 cos 0°

100.10 − 100.10.0 − (100 + 100)


=
100.10.1
1200
=
1000
= 1.2

𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 0°−(𝑚1+𝑚2)


µ=
𝑚2𝑔 cos 0°

150.10 − 150.10.0 − (150 + 150)


=
150.10.1
1800
=
1500
= 1,2

𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 0°−(𝑚1+𝑚2)


µ=
𝑚2𝑔 cos 0°

78
200.10−200.10.0−(200+200)
=
200.10.1
2400
= =1,2
2000

Sudut 30°
𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 30°−(𝑚1+𝑚2)
µ=
𝑚2𝑔 cos 30°
100.10−100.10.0,5−(100+100)
=
100.10.0,5√3
300
=
500√3

=1,03

𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 30°−(𝑚1+𝑚2)


µ=
𝑚2𝑔 cos 30°
150.10−150.10.0,5−(150+150)
=
150.10.0,5√3
450
=
750√3

=1,03

𝑚1𝑔−𝑚2 𝑔 sin 30°−(𝑚1+𝑚2)


µ=
𝑚2𝑔 cos 30°
200.10−200.10.0,5−(200+200)
=
200.10.0,5√3
600
=
1000√3

=1,03

3. Dari analisis data percobaan yang telah kami dapatkan, kami dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Sudut kemiringan sangat mempengaruhi kecepatan serta percepatan yang dialami
kereta luncur, semakin besar nilai sudut kemiringannya semakin besar pula nilai
kecepatan dan percepatan yang dialami kereta luncur.
79
2. Gaya gesekan yang diberikan kereta luncur pada rel kereta sebanding dengan massa
kereta luncur dan sudut kemiringan. Semakin besar sudut kemiringan maka semakin
kecil gaya gesekan juga semakin kecil nilai massa semakin kecil gaya geseknya.

80
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

a. Bandul Matematis

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa Bandul matematis
adalah sebuah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang digantungkan pada tali
ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke samping dari posisi seimbangnya dan
dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena pengaruh gravitasi.
Gerakannya merupakan gerak osilasi dan periodik. Sehingga dapat disebut menempuh sebuah
ayunan sederhana.
Bandul sederhana terdiri atas benda bermassa M yang diikat dengan seutas tali yang
penyangganya 1 (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali akan membentuk sudut
sebesar α terhadap arah vertikal.

b. Panas Jenis zat padat / Kalorimeter

1. Semakin mudah bahan menghantarkan panas maka kalor jenis bahan tersebut semakin
besar. Perbandingan kalor jenis dengan dua bahan berbeda hasilnya konstan. Hampir
semua suhu akhir baik pada percobaan menentukan pada kalor jenis maupun kalor
lebur menghasilkan hampir setengah dari suhu awal. Praktikum kali ini tentang kalor
dapat dibilang telah sesuai dengan Asas Black.
2. Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang bertemperatur tinggi
kebenda yang bertemperatur rendah.
3. Termometer digunakan dalam pengukuran temperatur (derajat panas dinginnya suatu
benda).

c. Pesawat Atwood

Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan " pemberat &massa
berbeda' dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. benda yang lebih berat diletakkan lebih
tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena
gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena adanya tali dan katrol. Dengan
menggunakan pesawat atwood memungkinkan kita untuk mengamati bagaimana sebuah
benda bergerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

81
d. Gerak benda pada bidang miring

Dari analisis data percobaan yang telah kami dapatkan, kami dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Sudut kemiringan sangat mempengaruhi kecepatan serta percepatan yang dialami kereta
luncur, semakin besar nilai sudut kemiringannya semakin besar pula nilai kecepatan dan
percepatan yang dialami kereta luncur.
2. Gaya gesekan yang diberikan kereta luncur pada rel kereta sebanding dengan massa kereta
luncur dan sudut kemiringan. Semakin besar sudut kemiringan maka semakin kecil gaya
gesekan juga semakin kecil nilai massa semakin kecil gaya geseknya.

82
5.2. SARAN

 Asisten praktikum pada acara kali initelah sangat baik dalam memberikan arahan
dan petunjuk terhadap prktikan. Namun, ada sedikit masalah pada sedikit
percobaan, menentukan kalor jenis bahan, kelompok kami memilikimasalah
karena kurangnya ketelitian dari praktikan, sehingga percobaan dimulai lagi dari
awal. Namun beruntungnya kesalahan tidak berakibat fatal. Untuk kedepannya
semoga praktikum bisa berjalan dengan lebih baik lagi.
 Bertitik tolakpada uraian diatas, saya sampaikan saran kepada segenap pembaca
laporan tugas praktikum Fisika ini yaitu, dengan selesainya tugas praktikum ini,
kiranya pihak terkait dapatmemahami serta memaklumi bentuk
kesederhanaannya Bila perlu tugas ini dievaluasi guna menjadi “acuan saya untuk
mengembangkan tugas ini agar lebih sempurna”.
 Dalam percobaan bandul Sebaiknya melakukan percobaan secara berulang-ulang,
karena jika hanya melakukan satu kali percobaan , tingkat ketepatannya akan
berkurang. Percobaan harus teliti dan cermat dalam mengamati waktu dan
menghitung getaran yang terjadi, karena akan berpengaruh pada periode yang
dihasilkan. Jika dalam perhitungan periode terjadi kesalahan , maka akan
berpengaruh terhadap besarnya percepatan gravitasi.
 Agar percobaan bidang miringkereta luncur berhasil, perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dalam pengukuran sudut kemiringan harus dilakukan dengan teliti dan
cermat.
2. Dalam melakukan perhitungan waktu harus tepat dan cepat.
3. Jikaterjadi kesalahan dalam pengukuran dan perhitungan dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Oleh sebab itu, sebaiknya menggunakan alat
percobaan bidang miring yang sesungguhnyasehingga saat melakukan percobaan
akan mengurangi kesalahan serta tidak terjadinya lepas rel dari alat statif.

83
DAFTAR PUSTAKA

Sutresna, Nana. 2006. Fisika Umum I. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Wibawa, I Made Satriya. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar (Farmasi). Bali : Graha
media

Purwandari, Endah.2013.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.

Purwoko dan Fendi. 2007.Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.

http://kdkray.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-fisika-dasar-pesawat.html
http://rikihidayathidayat.blogspot.com/2012/04/laporan-pratikum-fisika-pesawat
atwood.html#close

Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Graha ilmu.Yogyakarta.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Tenik. Erlangga. Jakarta.

Zemansky, Sears. 1926. Fisika Untuk Universitas 1. Bina Cipta. Jakarta.

https://www.scribd.com/document/245673470/Pesawat-
Atwoodhttps://www.scribd.com/document/361500405/7-Pesawat-Atwood

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton

http://www.yuksinau.id/hukum-newton-1-2-3/https://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-
Rumus_Fisika_Lengkap/Gerak

https://www.academia.edu/12984284/Laporan_Praktikum_Fisika_Dasar-Pesawat_Atwood

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton

http://gam.kabeh-ngerti.com/astromoiya/2913/index.html

Paduan praktikum fisika dasar 1/program studi pendidikan fisika/8/1/2014 universitas


sriwijaya. Di akses 3 desember 2015
Muzella19.2015.Percobaan
Bandul Sederhana.http://muzella19.blogspot.com/2012/05percobaan-bandul-
sederhana.html diakses 3 desember 2015
Anggria.2009. Bandul Resonansi. http://www.anggriasari.blogspot.co.id.
Diakses 3 desember 2015

84
Sastra, I Putu David .2008. Persamaan Gerak Pada Jam Bandul. Universitas
Pendidikan Ganesha. Di akses 3 desember 2015
Safitri,eka.2010. Bandul Sistematis. http://www.blogspot.materee.

85

Anda mungkin juga menyukai